MENUGASKAN :
2. Nama : Kurnia
I. PENDAHULUAN
A. U M U M.
1. Setiap bangunan gedung Negara harus mewujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap Bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi
bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan
layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional..
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secar matang sehingga
memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek.
.
D. LINGKUP KEGIATAN DAN LOKASI PEKERJAAN
1. Lingkup Kegiatan : Jasa Perencanaan Pembangunan Gedung Arsip UPTB
Samsat Konawe Utara
G. PERSYARATAN KUALIFIKASI
1. Akta Pendirian Perusahaan
2. SIUP yang berlaku
3. NIB (Nomor Induk Berusaha)
4. Kartu Anggota Asosiasi
5. Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi :
Perencanaan Arsitektur : AR102 (Jasa Desain Arsitektur )
Perencanaan Rekayasa : RE102 ( Jasa Desain Rekayasa Untuk Konstruksi Pondasi Serta
Struktur Bangunan )
6. SPT Tahun 2022
7. Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan dan iuran 3 bulan terakhir untuk perusahaan;
8. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, termasuk
pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
9. Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Pimpinan Koperasi, atau Kepala Cabang, dari seluruh anggota Kemitraan bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan
H. PERSYARATAN TEKNIS
1. Data Pengalaman Perusahaan
Menyampaikan daftar pengalaman kerja perusahaan 5 tahun terakhir, uraian pengalam kerja sejenis
5 tahun terakhir dan setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari
pengguna jasa yang bersangkutan,
2. Proposal Teknis
3. Kualifikasi Tenaga Ahli
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini. Struktur Organisasi dan daftar Tenaga
Ahli dengan kualifikasinya, sebagai berikut :
A. TENAGA AHLI
Min. S1-Teknik
1. Team Leader ( Arsitek ) 2 Tahun 1 Orang
Arsitektur
Min S1-Teknik
1 Asisten tenaga Ahli ( Civil / Arsitek 1 Orang
Civil/Arsitek
B. TENAGA PEMBANTU
S1 / D3 Teknik
1. Drafter CAD - 1 Orang
Arsitektur / Sipil
S1 / D3 Teknik
2 Surveyor 1 Orang
Arsitektur / Sipil
Keterangan
Melampirkan Foto Copy Ijazah, SKA/SKT, KTP-el, Referensi Kerja, Surat Pernyataan Siap Ditugaskan, NPWP, Surat Pernyataan
Kepemilikan Sertifikat Kompetensi Kerja.
4. Penawaran Biaya
Daftar Keluaran dan Harga, Surat pernyataan telah mematuhi peraturan perundang-undangan terkait
standar remunerasi tenaga ahli Sesuai Permen PUPR Nomor: 19/PRT/M/2017 dan KEPMEN PUPR
Nomor: 897 /KPTS/M/2017
II. BIAYA
A. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat Keputusan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
1. Untuk pekerjaan standar berlaku maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel A s/d tebel D.
2. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang bulan dan biaya yang dihitung
dapat diganti dengan ketentuan biling rate yang berlaku.
3. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir 1 dan 2 diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
membuat angka dan huruf.
4. Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya yang tetap dan pasti.
5. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang
dibuat oleh Penanggung Jawab Pengguna Anggaran/ Pembuat Komitmen dan konsultan
perencana.
B. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan-tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku yang
terdiri dari :
1. Honorarium tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang.
2. Materi dan penggandaan laporan.
3. Pembelian dan atau sewa kendaraan.
4. Biaya peralatan dan kendaraan.
5. Biaya rapat-rapat.
6. Perjalanan (lokal atau luar kota)
7. Jasa dan overhead perencanaan.
8. Pajak dan iuran daerah lain.
C. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.
A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi
secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai
peraturan daerah/perjanjian.
B. Penyusunan pra-rencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya.
D. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat Komitmen dan membantu panitia pelelangan didalam menyusun dokumen pelelangan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
E. Membantu panitia lelang pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk penyusunan berita acara,
evaluasi penawaran menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang
sama apabila terjadi lelang ulang.
F. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan
seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
VII. KRITERIA
A. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan
yaitu :
B. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan
bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari bangunan gedung yang akan direncanakan,
baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainya misalnya :
1. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2. Solusi dan batasan-batasan kotekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi,
klimatologi dan lain-lain.
VI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Tahap Konsep Rencana Teknis.
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang dll
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk peyelidikan tanah sederhana, keterangan
rencana kota dll.
4. Gambar-gambar rencana tapak.
5. Gambar-gambar pra-rencana.
6. Perkiraan biaya.
7. Garis besar Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
D. Tahap Pelelangan.
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
2. Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan.
VII. MASUKAN.
A. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
informasi yang diberikan oleh Pejabat Penanggung Jawab Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen
termasuk melalui Kerengka Acuan Kerja (KAK).
B. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Penanggung Jawab Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen,
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
C. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan topografinya.
2. Kondisi tanah.
3. Keadaan air tanah.
4. Peruntukan tanah.
5. Koefisien dasar bangunan
6. Koefisien lantai bangunan.
7. Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/
Pejabat Pembuat Komitmen setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
XII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima maka konsultan perencana hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pengguna Anggaran (PA) Badan Pendapatan Daerah Prov. Sultra.