Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENDAPATAN DAERAH


Kompleks Bumi Praja Anduonohu

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor :

PENGGUNA ANGGARAN : Mujahidin, S. Pd., SH., MH


Dasar : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan No. 52 Tahun 2005
tentang Penyempurnaan Peraturan Daerah no. 2 tahun 2005
SATKER/SKPD : BADAN PENDAPATAN
tentang Pembentukan DAERAH
Susunan Organisasi dan Tata Kerja
PROVINSI SULAWESI
Perangkat Daerah Kabupaten TENGGARA
Konawe Selatan;

2. Surat Ketua DPRD Kabupaten Konawe Selatan No. 170/92/2006


NAMA PEKERJAAN : Jasa Perencanaan Pembangunan Gedung Arsip
tanggal 17 Mei 2006 perihal Peninjauan Usulan Pemekaran
UPTB Samsat Konawe Utara
Kecamatan;

MENUGASKAN :

Kepada : 1. Nama : Irawan Laliasa, SE.,Msi.

Nip : 010 228 841

Jabatan : Asisten Bidang Pemerintahan


Sekretariat Daerah Kabupaten Konawe
Selatan
TAHUN ANGGARAN 2023

2. Nama : Kurnia

Jabatan : Sopir Asisten Bidang Pemerintahan


Sekretariat Daerah Kabupaten Konawe
Selatan

Untuk : Melaksanakan peninjauan lapangan dalam rangka pemekaran


kecamatan di kecamatan Palangga, Lainea, Konda, Ranomeeto,
Landono, Andoolo, Tinanggea, Angata dan kecamatan Moramo.

Berangkat : Tanggal 22 Mei 2006

Kembali : Tanggal 29 Mei 2006


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENDAPATAN DAERAH
Jalan Haluoleo, Kompleks Perkantoran Bumi Praja Anduonohu, Kendari - 93232

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

KEGIATAN : JASA PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG ARSIP UPTB SAMSAT


KONAWE UTARA

PEKERJAAN : JASA PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG ARSIP UPTB SAMSAT


KONAWE UTARA

LOKASI : KABUPATEN KONAWE UTARA

TAHUN ANGGARAN : 2023

I. PENDAHULUAN

A. U M U M.
1. Setiap bangunan gedung Negara harus mewujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap Bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi
bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan
layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional..
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secar matang sehingga
memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek.

B. MAKSUD DAN TUJUAN.


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat
masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.
C. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
1. Sumber Dana : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P)
Prov. SultraTahun Anggaran 2023
2. Pagu Anggaran : Rp. 28.500.000,-
(Dua Puluh Delapan Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah )
3. HPS ( Harga Perkiraan : Rp. 28.500.000,-
Sendiri ) (Dua Puluh Delapan Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah )

.
D. LINGKUP KEGIATAN DAN LOKASI PEKERJAAN
1. Lingkup Kegiatan : Jasa Perencanaan Pembangunan Gedung Arsip UPTB
Samsat Konawe Utara

2. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Konawe Utara

E. JADWAL WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan Jasa Perencanaan Pembangunan Gedung Arsip UPTB
Samsat Konawe Utara selama 14 ( Empat Belas) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat
Perjanjian ( Kontrak ).

F. NAMA DAN ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


1. Provinsi : Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Satua Kerja / SKPD : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sultra
3. Pengguna Anggaran : Mujahidin, S. Pd., SH., MH

G. PERSYARATAN KUALIFIKASI
1. Akta Pendirian Perusahaan
2. SIUP yang berlaku
3. NIB (Nomor Induk Berusaha)
4. Kartu Anggota Asosiasi
5. Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi :
 Perencanaan Arsitektur : AR102 (Jasa Desain Arsitektur )
 Perencanaan Rekayasa : RE102 ( Jasa Desain Rekayasa Untuk Konstruksi Pondasi Serta
Struktur Bangunan )
6. SPT Tahun 2022
7. Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan dan iuran 3 bulan terakhir untuk perusahaan;
8. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, termasuk
pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
9. Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Pimpinan Koperasi, atau Kepala Cabang, dari seluruh anggota Kemitraan bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan
H. PERSYARATAN TEKNIS
1. Data Pengalaman Perusahaan
Menyampaikan daftar pengalaman kerja perusahaan 5 tahun terakhir, uraian pengalam kerja sejenis
5 tahun terakhir dan setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari
pengguna jasa yang bersangkutan,
2. Proposal Teknis
3. Kualifikasi Tenaga Ahli
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini. Struktur Organisasi dan daftar Tenaga
Ahli dengan kualifikasinya, sebagai berikut :

NO. JABATAN PENDIDIKAN PENGALAMAN KET.

A. TENAGA AHLI
Min. S1-Teknik
1. Team Leader ( Arsitek ) 2 Tahun 1 Orang
Arsitektur

B ASISTEN TENAGA AHLI

Min S1-Teknik
1 Asisten tenaga Ahli ( Civil / Arsitek 1 Orang
Civil/Arsitek

B. TENAGA PEMBANTU

S1 / D3 Teknik
1. Drafter CAD - 1 Orang
Arsitektur / Sipil
S1 / D3 Teknik
2 Surveyor 1 Orang
Arsitektur / Sipil

Keterangan
 Melampirkan Foto Copy Ijazah, SKA/SKT, KTP-el, Referensi Kerja, Surat Pernyataan Siap Ditugaskan, NPWP, Surat Pernyataan
Kepemilikan Sertifikat Kompetensi Kerja.

4. Penawaran Biaya
Daftar Keluaran dan Harga, Surat pernyataan telah mematuhi peraturan perundang-undangan terkait
standar remunerasi tenaga ahli Sesuai Permen PUPR Nomor: 19/PRT/M/2017 dan KEPMEN PUPR
Nomor: 897 /KPTS/M/2017

II. BIAYA
A. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat Keputusan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
1. Untuk pekerjaan standar berlaku maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel A s/d tebel D.
2. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang bulan dan biaya yang dihitung
dapat diganti dengan ketentuan biling rate yang berlaku.
3. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir 1 dan 2 diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
membuat angka dan huruf.
4. Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya yang tetap dan pasti.
5. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang
dibuat oleh Penanggung Jawab Pengguna Anggaran/ Pembuat Komitmen dan konsultan
perencana.

B. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan-tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku yang
terdiri dari :
1. Honorarium tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang.
2. Materi dan penggandaan laporan.
3. Pembelian dan atau sewa kendaraan.
4. Biaya peralatan dan kendaraan.
5. Biaya rapat-rapat.
6. Perjalanan (lokal atau luar kota)
7. Jasa dan overhead perencanaan.
8. Pajak dan iuran daerah lain.
C. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.

III. KEGIATAN PERENCANAAN


Lingkup Tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 349/KPTS/M/2004 tanggal 23 September 2004, yang dapat
meliputi tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung
negara terdiri dari :

A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi
secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai
peraturan daerah/perjanjian.

B. Penyusunan pra-rencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya.

C. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :


1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
2. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
4. Metode Pelaksanaan Konstruksi
5. Laporan akhir perencanaan secara ringkas dan jelas

D. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat Komitmen dan membantu panitia pelelangan didalam menyusun dokumen pelelangan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
E. Membantu panitia lelang pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk penyusunan berita acara,
evaluasi penawaran menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang
sama apabila terjadi lelang ulang.

F. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan
seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencana yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasan-batasan yang
telah diberikan oleh Pembuat Komitmen, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
bangunan gedung negara.

VII. KRITERIA
A. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan
yaitu :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


 Jaminan berdasarkan ketentuan tata ruang yang ditetapkan di Daerah setempat.
 Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan.


 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan
selaras dengan lingkungannya.
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
 Menjamin bangunan gedung dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan.
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia.
 Menjamin keselamatan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur
bangunan.
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan
oleh prilaku struktur.
 Menjamin perlindungan seperti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan
struktur.

4. Persyaratan sarana Jalan Masuk dan Keluar.


 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya.

B. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan
bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari bangunan gedung yang akan direncanakan,
baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainya misalnya :
1. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2. Solusi dan batasan-batasan kotekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi,
klimatologi dan lain-lain.

VI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Tahap Konsep Rencana Teknis.
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang dll
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk peyelidikan tanah sederhana, keterangan
rencana kota dll.
4. Gambar-gambar rencana tapak.
5. Gambar-gambar pra-rencana.
6. Perkiraan biaya.
7. Garis besar Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

B. Tahap Pengembangan Rencana.


1. Gambar-gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
3. Draft Rencana anggaran Biaya (RAB).
4. Draft Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
C. Tahap Rencana Detail..
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BOQ).
4. Rencana Anggaran Biaya.
5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap.

D. Tahap Pelelangan.
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
2. Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan.

E. Tahap Pengawasan Berkala.


1. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan
/perlengkapan/bangunan (bila ada).

VII. MASUKAN.
A. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
informasi yang diberikan oleh Pejabat Penanggung Jawab Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen
termasuk melalui Kerengka Acuan Kerja (KAK).
B. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Penanggung Jawab Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen,
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
C. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan topografinya.
2. Kondisi tanah.
3. Keadaan air tanah.
4. Peruntukan tanah.
5. Koefisien dasar bangunan
6. Koefisien lantai bangunan.
7. Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.

IX. PROSES PERENCANAAN.


A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran yang diminta, konsultan perencana harus
menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Teknik.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan
konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
C. Dalam melaksanakan tugas, konsultan perencana harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
XI. PROGRAM KERJA.
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
A. Jadwal kegiatan secara detail.
B. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan
perencana harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/ Pejabat Pembuat
Komitmen.
C. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/
Pejabat Pembuat Komitmen setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.

XII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima maka konsultan perencana hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pengguna Anggaran (PA) Badan Pendapatan Daerah Prov. Sultra.

Kendari, 8 November 2023


Pengguna Anggaran
Badan Pendapatan Daerah Prov. Sultra

Mujahidin, S. Pd., SH., MH.


NIP. 19710623 199803 1 008

Anda mungkin juga menyukai