Anda di halaman 1dari 6

Tugas

BESTEK DAN DOKUMEN TENDER

“KAK Perencanaan Kantor Bupati Kabupaten


Konawe Kepulauan ”

Dosen :
Sutrisno, S.T., M.P.W.K

Oleh :
Mohammad Aldin (21802009)

Kelas A

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2021
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUANAN PERENCANAAN KANTOR BUPATI
KONAWE KEPULAUAN.

1. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan wilayah yang terbagi atas daerah provinsi, yang
kemudian dibagi lagi menjadi daerah kabupaten dan daerah kota. Konawe kepulauan
(wawonii) adalah salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi SULAWESI TENGGARA,
setiap kabupaten memiliki pemerintahan daerah yang diatur dalam undang-undang dengan
pimpinan Bupati dibantu oleh Wakil Bupati beserta perangkat daerah lainnya. Sebagai
daerah otomom, kabupaten mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya dan
berkewajiban menyediakan sarana sosial dan sarana umum yang layak. Dalam melaksanakan
pemerintahannya Kabupaten konawe kepulauan memerlukan sarana dan prasarana sesuai
dengan ketetapan pemerintah untuk mendukung terlaksananya penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di daerah.
Salah satu sarana dan prasarana pemerintah kabupaten adalah kantor
pemerintahan berupa kantor Bupati sebagai wadah aktivitas pemerintahan dalam
melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat dan kepentingan umum lainnya di
wilayah kabupaten. Kantor Pemerintahan Kabupaten sebagai wadah dari aktivitas/kegiatan
pemerintahan daerah setempat dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat
dan melayani kepentingan umum di wilayah Kabupaten.
Untuk meningkatkan peran serta pemerintah dalam pembangunan khususnya
Kabupaten Konawe Kepulauan diperlukan sarana dan prasarana yang memadai yang salah
satunya adalah kantor pemerintahan yang representatif. Sebagai kantor pemerintahan,
bangunan perkantoran harus memiliki karakteristik bentuk yang spesifik.
Bangunan Kantor Pemerintah berupa kantor Bupati ini ditujukan untuk mewadahi
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan program pembangunan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan kepada masyarakat. Bangunan kantor yang memadai diharapkan dapat
menciptakan sistem atau mekanisme kinerja instansi pemerintah yang lebih terintegrasi dan
menyeluruh, mewujudkan pola layanan pada masyarakat yang lebih efektif dan efisien,
mengembangkan dan meningkatkan pembangunan fisik, ekonomi maupun sosial. Secara
visual, kantor pemerintah harus mampu mencerminkan suatu lambang kedudukan pusat
pemerintahan.
Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kompleks kantor
Pemerintahan Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan salah satu wujud untuk
melaksanakan fungsi pemerintahan yang berkualitas dan professional. Dengan adanya
perkembangan fungsi-fungsi di dalam tubuh Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan dan
dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan antar fungsi-fungsi dalam tubuh Pemda serta
pelayanan masyarakat umum dibutuhkan Kantor Pemerintahan dengan kebutuhan ruang
dan tempat yang lebih luas dan memadai.
Selain itu lokasi instansiinstansi pemerintahan yang tersebar serta tidak terletak
pada satu lingkungan sehingga menyulitkan koordinasi dan hubungan antar instansi serta
menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan umum. Sebagai solusi atas
permasalahan diatas penulis bermaksud merencanakan dan merancang sebuah Kantor
Bupati Kabupaten KonaweKepulauan yang representatif, dapat mewadahi stuktur organisasi
yang baru juga dapat menciptakan kesan mengayomi dan dekat dengan masyarakat serta
kontekstual dengan masyarakat disekitarnya.

2. DASAR HUKUM

1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.


2. Peraturan Pemeerintah N0. 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI
No. 28 Tahun 2002.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
6. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Ijin Mendirikan Bangunan.
7. Peraturan Menteri PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Sertifikat Laik Fungsi.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara (dan Draf revisinya)
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

3. SASARAN / OUT PUT YANG DIHASILAKAN


Kegiatan yang akan dihasilkan adalah Perencanaan Pembangunan Kantor Bupati Konawe
Kepulauan.
4. NAMA DAN PEMBERIAN ORGANISASI TUGAS
Pemberi Tugas Kegiatan Ini Adalah Dinas Pekerjaan Umum Sulawesi Tenggara.
5. LOKASI KEGIATAN

Proyek perencanaan pembangunan kantor bupati Konawe Kepulauan ini berada di


jalan Poros Langara-Lampeapi yang merupakan kawasan yang diperuntukan sebagai
kawasan perkantoran yang telah dihibahkan masyarakat setempat sejak pada pengajuan
pembentukan daerah otonomi baru oleh Panitia Pemekaran, luasan kawasan mencapai
136 ha. Dari jumlah yang sangat luas tersebut, 13 ha.di peruntukan sebagai tapak kantor
bupati.

6. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini diperlukan biaya pengawasan dengan nilai
HPS (Harga Perkiraan Sendiri) sebesar Rp.1.000.000.000,- (Satu miliyar rupiah). dan
mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2007
Tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.

7. RUANG LIGKUP
Lingkup Kegiatan yaitu meliputi pengawasan pembangunan kantor bupati konawe kepulauan
yang melalui proses tahap tahap dalam perencanaannya.

8. JANGKA WAKTU KEGIATAN


Jangka waktu pelaksaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini diperkirakan 6-7 bulan sejak
SMPK ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara Kontraktural.

9. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif,partisipatif, dan konsultatif
yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan aspirasi yang tepat dan logis
dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai pekerjaan ini dapat menghasilkan
suatu rencana yang implementatif yang disepakati bersama oleh berbagai pihak (birokrat,
akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari komunitas dan lain lain).

Pendekatan dan metodologi ini berkaitan dengan alur/Proses/tahapan dalam lingkup


kegiatan yang telah diuraikan diatas.

10. TENAGA AHLI


Untuk melaksanakan tugas penyedia jasa harus menyediakan tenaga ahli yang
kompoten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerrjaan yang terikat selama pelaksanaan
pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melakasankan pekerjaan ini adalah :

NO JABATAN KEAHLIAN JM PENDI PENGALAM


L DIKAN AN
A TENAGA AHLI Teknik arsitektur 1 S1 5 Tahun
1.Site Engineer (ahli
arsitektur) Teknik sipil 1 S1 4 Tahun
2.Ahli sipil/Quality Enginner
B PEMBANTU PENGAWAS
1.Sipil D3 Teknik sipil 2 D3 5 Tahun
2.Arsitektur D3 Teknik Arsitektur 2 D3 5Tahun
C TENAGA PENDUKUNG
1.Operator Komputer 1 D3/SM
2.Administrator Kantor 3 U
D3/SM
U
11. KEWENANGAN PENYEDIA
a. Memeriksa dan mempelajari kondisi lahan dan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan, tenaga kerja, dan
metode, dan produk pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, mutu,
dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat
lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
f. Menyusun Berita Acara Kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, serah
terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
g. Menyetujui program kerja harian/mingguan dan gambar-gambar pelaksanaan
(Shop Drawings) yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana.
h. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (as-
builtdrawings) sebelum serah terima pertama.
i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan dan laporan akhir pelaksanaan
pengawasan.
j. Menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
k. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun dokumen untuk kelengkapan
pendaftaran gedung sebagai bangunan gedung negara.

12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pejabat Pelaksanan Teknis
Kegiatan

Kendari Mei 2021

Disusun Oleh :

PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PEKERJAAN UMUM
SULAWESI TENGGARA

Mohammad Aldin, S.Ars., M.Ars.


NIP. 19670206 199602 1 005

Anda mungkin juga menyukai