Anda di halaman 1dari 26

Anak Kita

OVER
DEPENDENT?

Hilman Al Madani
@hilmanalmadani
Sekitar kita…
• Perubahan dalam keluarga terjadi sangat
cepat.
• Seringkali kita berlaku tetap sama,
menganggap dan memperlakukan anak seperti
sebelumnya..
• Panggilan masih “Ade”, “dede”, “babby cinta
mama”..
• Makan masih disuapin?
• Pulang dari mana-mana yang ditanya, “udah
mamam belom?”
• Tuntutan semakin tinggi.
• Tantangan dan ancaman semakin
berbahaya.
• Perubahan: Menuntut anak melakukan
penyesuaian diri terus menerus.
• Tidak bisa hanya patuh
• Dibutuhkan Karakter & Skill yang bisa
membuat anak sanggup menghadapi
perubahan.
HATI-HATI!
Tak SANGGUP

Tak PERCAYA DIRI

Tak AJEG dengan diri

Follower sosok “OTORITAS”


Berapa banyak yang semodel
ini di sekitar kita?

Bagaimana dengan anak kita?


Kesalahan
pengasuhan..
kita dan anak kita akan
menanggung kesalahan pengasuhan
seumur hidup...
Sesungguhnya anak punya
kesempatan belajar otonomi
sejak lahir
Menghisap kolostrum:
Latihan dependensi pertama. Tapi…
Usia 8 bulan:
Belajar makan
sendiri.
Tapi…
Di atas balita:
Masih disuapin, masih dimandiin..
Sekolah:
Diantar, tas dibawain, ditungguin…
Belum lagi…
• Bangunin
• Setirin
• Ambilin baju kotor
• Memberi uang setiap saat diminta
(bukan uang saku)
• PR-nya adalah urusan Ortu
• Ortu/pembantu yg berbenah
• Tidak punya tanggung jawab urusan
rumah
• Selalu menyelamatkannya kalau
bermasalah dgn perilaku buruknya.
bagaikan helikopter

1. Mutar-mutar sekitar anak


2. Tak ada hari tanpa perlindungan
3. Begitu ada tanda SOS, bantuan datang
4. Tidak tega kasih konsekuensi
5. Selalu beri jaminan
Semua dilakukan
atas nama CINTA
Tapi, dampaknya…
• Anak merasa tidak mampu/kompeten.
• Tidak mampu menghadapi masalah
tanpa bimbingan dan arahan orang
lain.
• Ikut apa kata ortu atau sosok yang
dianggap otoritas saja.
• Menganggap orang lain lebih
kompeten, bahkan pasangan.
• Tidak punya kepentingan/ pendapat
sendiri.
• Nunggu perintah.
• Rubah Pola! Putuskan masa lalu.
• Persiapkan dan latih anak memiliki
kualitas dasar menghadapi
tantangan hidup sesuai zamannya
Penentu Kemandirian
Kunci : ORTU & GURU
1. Kesadaran:
Anak bukan MILIK KITA
2. Merumuskan & Menyepakati:
Tujuan Pengasuhan
3. Menentukan Gaya
Pengasuhan apa?
Penentu Kemandirian

4. Dual Parenting
5. Memahami prinsip-prinsip dan kiat
membuat anak mandiri
6. Pembiasaan
7. Evaluasi
Prinsip-prinsip dan kiat
membuat anak mandiri

• Sadar akan akibat anak tidak mandiri


• Stop Memanjakan - Minta maaf – Jelaskan
• TEGA - Konsisten
• Ajarkan anak Interdependent – Bekerja sama
• Tahapan Mandiri (Tahu-Bisa-Berharga)
• Ajarkan Konsekuensi
• Hargai keberhasilan kecil sekalipun
Minum sendiri 8 -12 bln
Makan sendiri 8 -14 bln
Pake baju 2 - 3 thn
Gosok gigi 2 - 3 thn
Cuci tangan 2 - 3 thn
Pake kaus kaki & sepatu 2 - 3 thn
Ngiket tali sepatu 4 - 6 thn
Nyisir 4 - 6 thn
Milih & Pake baju 4 - 6 thn
Taruh baju kotor 4 - 7 thn
Lipat cucian 5 - 7 thn
Ngelap furniture 5 - 7 thn
Nyiram tanaman 5 - 8 thn
Pilih baju untuk besok 5 - 8 thn
Ngatur meja 5 - 8 thn
Mandi bersih 6 - 7 thn
Nyuci pake mesin cuci 6 - 8 thn
Panas mknan microwave 6 - 10 thn
Keramas 7- 8 thn
Masak di kompor 7- 9 thn
Taroh belanjaan 7 - 10 thn
Berkebun 7 - 10 thn
Belanja groceries 8 - 10 thn
Nyapu + Vacuum 8 - 12 thn
Belanja baju sendiri 10 - 12 thn
Cuci sepeda motor 10 - 14 thn
Ajarkan “life skill” mulai dari hal kecil
sehari-hari, dan hargai setiap
kemajuan yang bisa dicapai.
BISNIS PENGASUHAN
Adalah bisnis membentuk kebiasaan dan
meninggalkan kenangan
Kekayaan adalah waktu: karna waktu
tak akan berulang.
Orang tua
yang berhasil:
“yang menyiapkan anaknya
bisa & sukses hidup
meski TANPA ORANG TUA-nya!”
Sebuah usaha...
Untuk generasi yang lebih baik..
• hilmanalmadani@gmail.com

• Hilman Al Madani

• www.hilmanalmadani.wordpress.com

• Hilman Al Madani

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai