Anda di halaman 1dari 13

1

70% (16 anak). Peserta didik yang mendengarkan meningkat dari 417% (4 anak) menjadi 96%
(22 anak), sehingga peningkatannya 78% (18 anak), peserta didik yang dapat memecahkan
soal meningkat dari 11 % (2 anak) menjadi 74%, (17 anak), sehingga mengalami peningkatan
52 % (15 anak). Peserta didik yang bersemangat dan antusias mengalami peningkatan dari
13% (3 anak) menjadi 87% (20 anak), dengan peningkatan 74% (17 anak).

SIMPULAN DAN SARAN MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN


MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS VI
SD N 3 BALEREJO TAHUN AJARAN 2022/2023.

Ani Yuningsih1,Trinsawati2, Ryan Hidayat3


aniyuningsih1891@.gmail.com
1
Mahasiswa Program Studi PGSD, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pndidikan (FKIP)
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pndidikan (FKIP)
Universitas Terbuka

ABSTRAK
Permasalahan yang mendasari dilakukanya penelitian tindak kelas ini adalah kurangnya aktivitas
belajar siswa kelas VI pada Pembelajaran Tematik di SD N 3 Balerejo. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuai peningkatan aktivitas belajar siswa pada Pembelajaran Tematik kelas VI dengan
penerapan model Kooperatif tipe Jigsaw. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD N 3 Balerejo.
Sedangkan objek dalam penelitian ini penerapa model Kooperatif tipe Jigsaw. Teknik penggumpulan
data adalah observasi. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dua siklus dimana tiap siklus terdiri tiga
kali pertemuan jadi jumlah pertemuan adalah enam kali pertemuan. Pada siklus pertama aktivitas
belajar siswa rendah, sedangkan siklus ke dua aktivitas belajar siswa meningkat sesuai target. Hasil
penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penggunaan model
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajarn tematik aspek memperhatikan dari 11%
menjadi 87% sehingga peningkatanya 78%, bertanya dan menjawab dari 13% menjadi 65% sehingga
peningkatanya 52%, mengemukakan pendapat dari 11% menjadi 78% sehingga peningkatanya 70%,
mendengarkan dari 17% menjadi 96% sehingga peningkatanya 78%, memecahkan soal dari 11%
menjadi 74% sehingga peningkatanya 52%, bersemangat dan antusias13% menjadi 87% sehingga
peningkatanya 74%. Peningkatan yang ditunjukan dalam penerapan modek Kooperatif tipe Jigsaw
dapat meningkat aktivitas belajar siswa secara optimal.
.
Kata kunci: Aktivitas Belajar, Tematik, Kooperatif tipe Jigsaw

The problem that underlies this classroom action research is the lack of learning activities of class VI
students in Thematic Learning at SD N 3 Balerejo. This study aims to determine the increase in
student learning activities in class VI Thematic Learning by applying the Jigsaw Cooperative model.
The subjects of this research were the sixth grade students of SD N 3 Balerejo. Meanwhile, the object
of this study is the implementation of the Jigsaw Cooperative model. The data collection technique is
observation. The implementation of this research was carried out in two cycles where each cycle
consisted of three meetings so the number of meetings was six meetings. In the first cycle, student
learning activities were low, while in the second cycle, student learning activities increased according
to the target. The results showed that there was an increase in student learning activities through the
use of the Jigsaw Cooperative learning model in the thematic learning aspects of paying attention from
11% to 87% so that the increase was 78%, asking and answering from 13% to 65% so that the increase
3

was 52%, expressing opinions from 11 % to 78% so that the increase is 70%, listening from 17% to
96% so that the increase is 78%, solving problems from 11% to 74% so that the increase is 52%,
enthusiastic and enthusiastic 13% to 87% so that the increase is 74%. The increase shown in the
application of the Jigsaw Cooperative model can increase student learning activities optimally.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan senjata dalam memerangi kebodohan, di era globalisasi saat ini peran
guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa sangat di butuhkan. Dalam mewujudkan
keberhasilan pendidikan perlu adanya kerjasama yang saling berkolaborasi antara pemerintah,
pendidik dan peserta didik. Peran pendidik sangat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran.Secara umum tugas pendidik dalam pembelajar adalah sebagai fasilisator yang
bertugas menciptakan aktivitas belajar yang aktif, kreativ dan inovatif.
Peningkatan Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran didasarkan kemampuan pesera didik
dalam dalam menerima pelajaran yang di sampaiakan oleh guru sebagai pendidik serta
kemampuan siswa berkolaborasi dengan rekan belajarnya didalam kegiatan belajar. Ketrampilan
proses seperti,obsevasi, memecahkan masalah, mengkomunikasikan , adalah salah satu tujuan
kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar.
Berdasarkan observasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Balerejo, pada saat proses pembelajaran
siswa kurang semangat untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru, gejala yang terlihat
adalah siswa kuarang bersemangat dalam menerima pelajaran dan cenderung bersifat pasif dalam
kegiatan pembelajaran. Selain itu, dilihat dari sebagian besar siswa masih bermain-main di dalam
kelas terutama untuk siswa yang duduk di bangku paling jauh dari guru. Siswa kurang merespon
pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa aktivitas belajar siswa mempunyai nilai yang
penting dalam proses pembelajaran. Oleh karna itu dalam proses pembelajaran perlu menerapkan
metode yang menarik, menantang serta menyenangkan sehingga siswa dapat tertarik dan menjadi
aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang sesuai dengan permasalaha ini adalah
metode kooperatif tipe jigsaw. Dimana dalam metode ini siswa diminta untuk belajar dalam suatu
kelompok, dan dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi serta mencari solusi dari permasalahan
yang di berikan.
Dengan begitu diharapkan siswa akan selalu aktif dalam proses pembelajaran.Peneliti
melakukan refleksi tentang apa yang terjadi dan yang telah peneliti laksanakan terungkap
beberapa masalah antara lain. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan, Guru masih
kurang variasi dalam menggunakan model pembelajaran, Materi yang disampaikan kurang
dikuasai oleh siswa, Guru tidak pernah memeriksa pemahaman siswa, Siswa yang duduk di
belakang sering mengobrol sendiri.
Menurut Mulyono (dalam Chaniago 2010:1) aktivitas artinya kegiatan ataupun keaktifan.
Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas yaitu segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Sriyono
(dalam Chaniago 2010:1) menyatakan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilakukan baik
secara jasmani ataupun secara rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. .
Erat kaitannya dengan proses belajar, sebab aktivitas belajar berlangsung dalam proses
belajar. Susanto (2013: 18) menyatakan bahwa secara metodologis, aktivitas belajar lebih banyak
didominasi di peserta didik. intinya, segala sesuatu yang diamati, dilakukan sendiri dan terlibat
aktif terhadap hubungan yang terjadi pada suatu objek yang akan membuat sebuah pengalaman yg
berkesan dalam menyampaikan kontribusi yg sangat besar terhadap kebermaknaan aktivitas
yang akan di timbulkanUntuk meningakatkan aktivitas belajar siswa maka, peneliti perlu
menggunakan metode pembelejaran salah satu metode pembelajaran yang cocok di gunakan
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri atas beberapa anggota pada satu kelompok yang bertanggung jawab
4

atas dominasi bagian materi belajar serta bisa mengajarkan materi tersebut pada anggota yang
lain pada kelompoknya (Sudrajat, 2008:1).contoh pembelajaran kooperatif
Jigsaw ialah strategi yang menarik untuk digunakan bila materi yang akan
dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian serta materi tadi tidak mengharuskan urutan
penyampaian.
Kelebihan strategi ini adalah bisa melibatkan semua siswa pada belajar serta sekaligus
mengajarkan pada orang lain (Zaini, 2008:56).berdasarkan latar belakang di atas, maka
penelitibertujuan untuk “meningkatkan aktivitas Belajar siswa menggunakan Menerapkan model P
embelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran Tematik di Kelas VI SD N 3 Balerejo”.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penggumpulan data pada Penelitian Tindak Kelas ini
yaitu dengan cara observasi. Menurut M. Ali dan M. Asrori, (2014, hal.254) observasi atau biasa di
sbut dengan dengan proses pengamatan data penelitiatau pengamat melihart suati penelitian. Dalam
mengamati kondisi atau interaksi kegiatan belajar mengajar, tingkah laku serta interaksi denga
anggota kelompok yang lain.
Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas VI SD Negeri 3 Balerejo
dengan jumlah peserta dididk sebanyak 23 anak. Dimana 6 orang anak terdiri dari
perempuan serta 17 anak laki-laki. Dalam menentukan keberhasilan peserta didik pada
aktivitas belajar dengan menghitung skor dari keberhasilan yang dicapai oleh peseta didik.
Dalam prosedure penelitia ini peneliti melakukan penelitian sebanyak 2 siklus dimana
masing – masing siklus terdiri dari 3 pertemuan, sehingga secara keseluruhan ada 6
pertemuan. Ada empat tahapan yang perlu di lakuakan oleh peneliti diantaranya ada tahap
perencanaan, peaksana tindakan, pengamatan serta refleksi.
Dalam penelitian ini dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek kegiatan penelitian.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran data kualitatif yang
dikembangkan oleh Miles & Huberman (2014, hal.17) menyebutkan bahwa teknik analisis
data dalam peneltian kualitatif meliputi:
kesimpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan
simpulan dilakukan sebagai proses initisari dan sajian data yang telah terorganisasi dalam
bentuyk kalimat yang singkat, padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Dalam analisis
data ini penulis akan mengambail data tentang hasil observasi keaktifan siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, di mana pada setiap siklusnya ada 3 kali
pertemuan , jadi untuk 2 siklus ada enam kali pertemuan yang dilaksanakan mulai tanggal
11 Oktober 2022 sampai dengan 28 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik sebanyak 23
anak. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Persiapan perencanaan dilaksanakan sebelum membuat perangkat
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus yaitu membahas tentang materi
makhluk hidup dengan waktu yang di perlukan yaitu 2 x35 menit. Dilaksanakan pada hari
senin tanggal 10 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik yang hadir adlah 23 anak.
Kemampuan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas belajar dengan mengunakan lembar
observasi sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Table 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pra Siklus
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Presentase ( % )
1. Memperhatikan 2 11 %
2. Bertanya dan menjawab 3 13 %
3. Mengemukakan pendapat 2 11 %
4. Mendengarkan 4 17 %
5

5. Memecahkan soal 2 11 %
6. Bersemangat dan antusias 3 13%
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Hasil Pelaksana Tindakan Siklus 1
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 1
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Presentase ( % )
1. Memperhatikan 4 17 %
2. Bertanya dan menjawab 4 17 %
3. Mengemukakan pendapat 3 13 %
4. Mendengarkan 8 35 %
5. Memecahkan soal 3 13 %
6. Bersemangat dan antusias 4 17%
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari table di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memeperhatikan hanya
17 % dari 23 anak yaitu sebanyak 4 anak. Peserta didik yang bertanya hanya 17 % dari 23
anak atau sebanyak 4 anak, peserta didik yang megemukakan pendapat hanya 13 % atau
sebanyak 3 anak dari 23 anak. Begitu pula dengan peserta didik yang mendengarkan
sebanyak 26 % atau sebanyak 6 anak dari 23 anak, kemudian peserta didik yang dapat
memecahkan soal sebanyak 13 % atau hanya 3 anak. Dan peserta didik yang terlihat
bersemangat dan antusias hanya 17 % atau 3 anak dari 23 anak peserta yang hadir.
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik perlahan meningkat , namun
masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua.
Tabel 4.3. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kesimpulan 

Dari uraian di atas, dapat di ketahuan bahwa kemampuan guru belum memenuhi syarat
dalam memberikan pembelajaran masih kurang karena ada beberpa hal yang belum
didampaikan dan dibuat , maka oleh sebab itu masih perlu perbaikan di pertyemuan
kedua.
Di laksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik
hadir 23 anak. Kemampuan peserta didik dalam meningkatkan Aktivitas belajar peserta
didik dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus 1 Pertemuan 2
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 8 35 %
2. Bertanya dan menjawab 6 26 %
3. Mengemukakan pendapat 6 26 %
4. Mendengarkan 10 43 %
5. Memecahkan soal 8 35 %
6. Bersemangat dan antusias 6 26 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 35 % dari 23 anak yaitu 8 anak, peserta didik yang bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 26 % dari 23 anak yaitu 6 anak, peserta didik yang
mengemukakan pendapat 26 % dari 23 anak yaitu 6. Begitu pula dengan peserta didik
yang mendengarkan meningkat menjadi 43 % dari 23 anak yakni 13 anak, pesetta didik
yang dapat memecahkan soal 35 % dari 23 anak yakni 8 anak, dan Peserta didik yang
6

terlihat bersemangat dan antusias meningkat menjadi 26 % 10 anak dari 23 peserta didik
yang hadir.
Tabel 4.5. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kesimpulan 

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru mulai memenuhi dalam
memberikan pembelajaran, namun itu masih perlu perbaikan di pertemuan ketiga.
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik
hadir 23 anak. Kemampuan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas belajar dengan
menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I Pertemuan 3
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 12 52 %
2. Bertanya dan menjawab 8 35%
3. Mengemukakan pendapat 8 35 %
4. Mendengarkan 16 69 %
5. Memecahkan soal 11 48 %
6. Bersemangat dan antusias 12 52 %
Sumber data : SD N 3 Balerej
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 52 % dari 23 anak yaitu 12, peserta didik yang bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 35% dari 23 anak yaitu 8 anak , peserta didik yang
mengemukakan pendapat 35% dari 23 anak yakni 8 anak. Begitu pula peserta didik yang
mendengarkan meningkat menjadi 69% dari 23 anak yakni 16 pesetta didik yang dapat
memecahkan soal 48% dari 23 anak yakni 11 anak, dan Peserta didik yang terlihat
bersemangat dan antusias meningkat menjadi 52% dari 23 peserta didik yang hadir.
Tabel 4.7. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/ pernyataan 
3. Pengumpulan data . 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kemipulan 
Dari uraian di atas, sudah mengalami peningkatan tetapi belum di atas 70%, kemampuan
guru mulai memenuhi dalam memberikan pembelajaran, namun masih perlu perbaikan ke
siklus kedua.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada


pertemuan I, II dan III.
I II III
No
Aspek F % F % F %
1. Memperhatikan 4 17 % 8 35 % 12 52 %
Bertanya dan
2. 4 17 % 6 26 % 8 35 %
menjawab
3. Mengemukakan 3 13 % 6 26 % 8 35 %
7

pendapat
4. Mendengarkan 8 35 % 10 43 % 15 69 %
5. Memecahkan soal 3 13 % 8 35 % 11 48 %
Bersemangat dan
6. 4 17 % 6 26 % 12 52 %
antusias
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Berdasarkan tindakan yang dilakukan, hasil pengamatan pada pertemuan pertama ketika
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
ternyata masih banyak peserta didik yang masih mengobrol dan kurang serius dalam
pembelajaran di kelas. Aktivitas belajar peserta didik yang memperhatikan masih sedikit,
begitu juga dengan bertanya dan menjawab, mengemukakan pendapat, mendengarkan,
memecahkan soal dan bersemangat dan antuasia dalam belajar hanya beberapa anak.
Pada pertemuan siklus kedua dan ketiga sudah ada peningkatan aktivitas belajar
walaupun belum mencapai target yang diinginkan. Berdasarkan tidakan yang dilakukan
di mulai pada pertemuan 1 sampai pertemuan ke 3 peserta didik menggikuti
kegiatanpembelajar ini dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada. Dari hasil
pengamatan data observasi dan evaluasi pada siklus I peneliti menyimpulkan bahwa
masih ada beberpa kelemahan pada siklus I. Adapun beberapa kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut, Peserta didik belum menyesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan yakni model kooperatif tipe jigsaw, Beberapa siswa masih mengobrol dengan
teman sebangkunya saat guru menjelaskan, Ketika pembelajaran berlangsung peserta
didik yang memperhatikan masih sedikit, peserta didik masih malu-malu dalam bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, Banyak peserta didik belum memiliki
kemampuan dalam mengemukakan pendapat, Masih sedikitt peserta didik yang dapat
memecahkan soal, Peserta didik belum bersemangat, belum berani, dan belum antusias
dalam pembelajaran.Dari kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I,
dilakukan refleksi mencari solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut yaitu
Menjelaskan kembali kepada seluruh peserta didik tentang model kooperatif tipe
Jigsaw.Memberikan motivasi kepada seluruh peserta didik agar memperhatikan dan
mendengarkan guru saat pembelajaran.Memberikan motivasi kepada seluruh peserta
didik untuk percaya diri dalam bertanya dan mengungkapkan jawabannya,dan
memberikan motivasi dan dorongan kepada peserta didik untuk selalu aktif dan
bersungguh-sungguh dalam proses pembelajaran serta mempersiapkan diri sebelum
pelaksanaan tes.Siklus kedus dilaksanakan hari Kamis tanggal 21 Oktober 2022 dengan
jumlah peserta didik 23 anak. Pengamatan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas
belajar dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 14 61 %
2. Bertanya dan menjawab 10 43 %
3. Mengemukakan pendapat 10 43 %
4. Mendengarkan 17 74 %
5. Memecahkan soal 12 52 %
6. Bersemangat dan antusias 16 69 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan di semua aspek antara lain. Peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 61 % dari 23 anak yaitu 14 anak, bertanya dan menjawab meningkat
menjadi 43% dari 23 anak yakni 10 anak,yang mengemukakan pendapat 43% dari 23
anak yaitu 10 anak, kemudian yang mendengarkan meningkat menjadi 74 % dari 23 anak
yaitu 18 anak, yang dapat memecahkan soal 52 % dari 23 anak yaitu 12 anak, dan
Peserta didik yang bersemangat dan antusias meningkat menjadi 69 % 15 anak dari 23
peserta didik yang hadir.
8

Tabel 4.7. Implementasi Pelaksanaan Tindakan


No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian Rangsangan/Stimulus 
2. Identifikasi Masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/ menyimpulkan masalah 

Dari uraian di atas, sudah mengalami peningkatan tetapi belum di atas 70%, kemampuan
guru sudah memenuhi kriteria dalam memberikan pembelajaran, namun masih perlu
perbaikan pada pesrtemuan kedua. Pada siklus kedua ini Dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 25 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik 23 anak. Pengamatan aktivitas
belajar peserta didik dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II Pertemuan
2
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 16 69 %
2. Bertanya dan menjawab 12 52 %
3. Mengemukakan pendapat 13 57 %
4. Mendengarkan 20 87 %
5. Memecahkan soal 14 61 %
6. Bersemangat dan antusias 17 74 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan di semua aspek di antranya. Peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 69 % yaitu 16 anak dari 23 anak, peserta didik yang bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 52 % yaitu 15 anak dari 23 anak, peserta didik yang
mengemukakan pendapat 57 % yaitu 13 anak dari 23 anak. Begitu pula peserta didik
yang mendengarkan meningkat menjadi 87% (darai 23 anak yaitu 20 anak, pesetta didik
yang dapat memecahkan soal 61 % dari 23 anak yaitu ada 15 anak, dan Peserta didik
yang terlihat bersemangat dan antusias meningkat menjadi 74% atau 18 anak dari 23
peserta didik yang hadir.
Tabel 4.12 . Implementasi Pelaksanaan Tindakan

No. Aspek yang diamati Ya Tidak


1. Pemberian Rangsangan/Stimulus 
2. Identifikasi Masalah/ Pernyataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/Menyimpulkan masalah 

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru sudah memenuhi dalam
memberikan pembelajara , namun masih perlu perbaikan di pertemuan ketiga. Pada
pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2022 dengan jumlah
peserta didik hadir 23 anak. Pengamatan aktivitas belajar peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut .
Tabel 4.13. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II
Pertemuan 3
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 20 87 %
9

2. Bertanya dan menjawab 15 65 %


3 Mengemukakan pendapat 18 78 %
4 Mendengarkan 22 96 %
5 Memecahkan soal 17 74 %
6 Bersemangat dan antusias 20 87 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan di semua aspek diantaranya. Peserta didik yang memperhatikan
meningkat dari 68 % menjadi 87 % atau sebanyak 20 anak dari 23 anak, peserta didik
yang bertanya dan menjawab meningkat 65 % menjadi 65 % atau 15 anak dari 23 anak,
peserta didik yang mengemukakan pendapat 78 % atau 18 anak dari 23 anak. Begitu pula
peserta didik yang mendengarkan meningkat menjadi 96% atau 22 anak dari 23 anak,
pesetta didik yang dapat memecahkan soal 74 % atau 17 anak dari 23 anak, dan Peserta
didik yang terlihat bersemangat dan antusias meningkat menjadi 87% atau 20 anak dari
23 peserta didik yang hadir. Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar
peserta didik 87 % atau sebanyak 20 anak.
Tabel 4.14 . Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Stimulasi/Pemberian Rangsangan, 
2. Pernyataan/Identifikasi Masalah 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Menarik kesimpulan/Generalisasi 

Berdasarkan tindakan yang dilakukan dari hasil pengamatan pada siklus II pertemuan
ketiga, proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw banyak
peserta didik yang serius dalam pembelajaran. Semua aspek indikator aktivitas belajar
peserta didik sudah mengalami peningkatan.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
padaPertemuan IV, V dan VI.
IV V VI
No
Aspek F % F % F %
1. Memperhatikan 14 61 % 16 69 % 20 87 %
Bertanya dan
2. 10 43 % 12 52% 15 65 %
menjawab
Mengemukakan
3. 10 43 % 13 57 % 18 78%
pendapat
4. Mendengarkan 17 74 % 20 87 % 22 96 %
5. Memecahkan soal 12 52 % 14 61 % 17 74 %
Bersemangat dan
6. 16 69 % 17 74 % 20 87 %
antusias
Sumber data : SD N 3 Balerejo

Tabel 4.16. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada


Pertemuan I, II, III, IV, V dan VI.
N I II III IV V VI
o Aspek F % F % F % F % F % F %
Memperhatika 1
1 4 17 8 35 52 14 61 16 69 20 87
n 2
Bertanya dan
2 4 17 6 26 8 35 10 43 12 52 15 65
menjawab
3 Mengemukaka 3 13 6 26 8 35 10 43 13 57 18 78
10

n pendapat
Mendengarkan 1
4 8 35 10 43 65 17 74 20 87 22 96
5
Memecahkan 1
5 3 13 8 35 43 12 52 14 61 17 74
soal 0
Bersemangat 1
6 4 17 6 26 52 16 69 17 74 20 87
dan antusias 2

Berdasarkan tindakan yang sudah dilakukan, pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga
semua siswa sudah melakukan kegiatan dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw
teryata banyakpeserta didik yang serius dan antusias dalam menggikuti kegiatan
pembelajaran. Indicator ketercapaian pembelajaran perserta didik dalam hal ini yakni aktivitas
belajar peserta didik meliputi: memperhatikan, berani bertanya dan menjawab, mengemukan
pendapat, mendengarkan, dan dapat memecahkan soal serta bersemangat dan antusias sudah
mengalami peningkatan. Pada pertemuan kedua dan ketiga peningkatan aktivitas belajar
peserta didik mencapai target yang diinginkan. Refleksi pada siklus II merupakan hasil
analisis secara keseluruhan dari penelitian yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus I
masih banyak terdapat kelemahan dan target yang diinginkan belum tercapai, sehingga perlu
diadakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II secara keseluruhan target yang diinginkan
telah tercapai, sehingga penelitian hanya sampai pada siklus II, karena aktivitas belajar peserta
didik kelas VI SD Negeri 3 Balerejo sudah mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya
perhatikan table dibawa ini
Tabel 4.17. Hasil Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Sebelum dan Sesudah di
Tindak
Sebelum Sesudah Peningkatan
No Aspek
F % F % F %
1. Memperhatikan 2 11 20 87 18 78
2. Bertanya dan menjawab 3 13 15 65 12 52
3. Mengemukakan pendapat 2 11 18 78 16 70
4. Mendengarkan 4 17 22 96 18 78
5. Memecahkan soal 2 11 17 74 15 52
6. Bersemangat dan antusias 3 13 20 87 17 74

Berdasarkan di atas, hasil peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah di
tindak peserta didik yang memperhatikan meningkat dari 11% (2 anak) menjadi 87 % (20 anak),
sehingga peningkatannya 78% (18 anak). Peserta didik yang berani bertanya dan menjawab
meningkat dari 13% (3 anak) menjadi 65% (15 anak), sehingga peningkatannya 52% (15 anak).
Peserta didik yang berani mengemukakan pendapat meningkat dari 11 % (2 anak) menjadi 78%
(18 anak), sehingga peningkatannya
Berdasarkan hasil Penelitian Tidak Kelas yang dilakukan di kelas VI SD N 3 Balerejo maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa . Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan di setiap siklus.
Pada pra siklus diketahuan 12%, kemudian pada siklus pertama terjadi peningkatan menjadi
67%, kemudian pada siklus kedua terjadi peningkatan sebanyak 8%.
2. Penggunanan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran tematik
mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model Kooperatif tipe
Jigsaw pada pembelajarn tematik aspek memperhatikan dari 11% menjadi 87% sehingga
11

peningkatanya 78%, bertanya dan menjawab dari 13% menjadi 65% sehingga peningkatanya
52%, mengemukakan pendapat dari 11% menjadi 78% sehingga peningkatanya 70%,
mendengarkan dari 17% menjadi 96% sehingga peningkatanya 78%, memecahkan soal dari
11% menjadi 74% sehingga peningkatanya 52%, bersemangat dan antusias13% menjadi 87%
sehingga peningkatanya 74%. Peningkatan yang ditunjukan dalam penerapan model
Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkat aktivitas belajar siswa secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

AH Sanaky, Hujair.(2011). Media Pembelajaran. Yogjakarta: Kaukaba Dirpantara.


Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadia Group.

Anik Pamilu, (2007) Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak, Jakarta: Buku Kita.

Anitah W, Sri, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni, H. (2012). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,


Semarang: Investidaya.

Hizbullah. (2011). Prinsip Fungsi dan Kriteri adalam Pemilihan Media


Pembelajaran. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. lfabeta:


Bandung.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Johnson D.W dan Robert T. Johnson.(2007). Cooperative Learning. Bandung: Nusa


Media.

J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta.

Oemar, Hamalik. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rochiati Wiritmadja. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk


Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Cet III, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran. Bandung: Seri Manajemen Sekolah


Bermutu.
12

as

we
13

Anda mungkin juga menyukai