Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS VI
SD N 3 BALEREJO TAHUN AJARAN 2022/2023.

Ani Yuningsih1,Trinsawati2, Ryan Hidayat3


aniyuningsih1891@.gmail.com
1
Mahasiswa Program Studi PGSD, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pndidikan (FKIP)
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pndidikan (FKIP)
Universitas Terbuka

ABSTRAK
Permasalahan yang mendasari dilakukanya penelitian tindak kelas ini adalah kurangnya aktivitas
belajar siswa kelas VI pada Pembelajaran Tematik di SD N 3 Balerejo. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuai peningkatan aktivitas belajar siswa pada Pembelajaran Tematik kelas VI dengan penerapan
model Kooperatif tipe Jigsaw. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD N 3 Balerejo. Sedangkan
objek dalam penelitian ini penerapa model Kooperatif tipe Jigsaw. Teknik penggumpulan data adalah
observasi. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dua siklus dimana tiap siklus terdiri tiga kali pertemuan
jadi jumlah pertemuan adalah enam kali pertemuan. Pada siklus pertama aktivitas belajar siswa rendah,
sedangkan siklus ke dua aktivitas belajar siswa meningkat sesuai target. Hasil penelitian menunjukan
bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw pada pembelajarn tematik aspek memperhatikan dari 11% menjadi 87% sehingga
peningkatanya 78%, bertanya dan menjawab dari 13% menjadi 65% sehingga peningkatanya 52%,
mengemukakan pendapat dari 11% menjadi 78% sehingga peningkatanya 70%, mendengarkan dari 17%
menjadi 96% sehingga peningkatanya 78%, memecahkan soal dari 11% menjadi 74% sehingga
peningkatanya 52%, bersemangat dan antusias13% menjadi 87% sehingga peningkatanya 74%.
Peningkatan yang ditunjukan dalam penerapan modek Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkat aktivitas
belajar siswa secara optimal.
.
Kata kunci: Aktivitas Belajar, Tematik, Kooperatif tipe Jigsaw

The problem that underlies this classroom action research is the lack of learning activities of class VI
students in Thematic Learning at SD N 3 Balerejo. This study aims to determine the increase in student
learning activities in class VI Thematic Learning by applying the Jigsaw Cooperative model. The subjects
of this research were the sixth grade students of SD N 3 Balerejo. Meanwhile, the object of this study is
the implementation of the Jigsaw Cooperative model. The data collection technique is observation. The
implementation of this research was carried out in two cycles where each cycle consisted of three
meetings so the number of meetings was six meetings. In the first cycle, student learning activities were
low, while in the second cycle, student learning activities increased according to the target. The results
showed that there was an increase in student learning activities through the use of the Jigsaw Cooperative
learning model in the thematic learning aspects of paying attention from 11% to 87% so that the increase
was 78%, asking and answering from 13% to 65% so that the increase was 52%, expressing opinions
from 11 % to 78% so that the increase is 70%, listening from 17% to 96% so that the increase is 78%,
solving problems from 11% to 74% so that the increase is 52%, enthusiastic and enthusiastic 13% to 87%
so that the increase is 74%. The increase shown in the application of the Jigsaw Cooperative model can
increase student learning activities optimally.
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan senjata dalam memerangi kebodohan, di era globalisasi saat ini
peran guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa sangat di butuhkan. Dalam
mewujudkan keberhasilan pendidikan perlu adanya kerjasama yang saling berkolaborasi
antara pemerintah, pendidik dan peserta didik. Peran pendidik sangat berpengaruh dalam
keberhasilan pembelajaran.Secara umum tugas pendidik dalam pembelajar adalah sebagai
fasilisator yang bertugas menciptakan aktivitas belajar yang aktif, kreativ dan inovatif.
Peningkatan Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran didasarkan kemampuan pesera
didik dalam dalam menerima pelajaran yang di sampaiakan oleh guru sebagai pendidik serta
kemampuan siswa berkolaborasi dengan rekan belajarnya didalam kegiatan belajar.
Ketrampilan proses seperti,obsevasi, memecahkan masalah, mengkomunikasikan , adalah
salah satu tujuan kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar.
Berdasarkan observasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Balerejo, pada saat proses
pembelajaran siswa kurang semangat untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru,
gejala yang terlihat adalah siswa kuarang bersemangat dalam menerima pelajaran dan
cenderung bersifat pasif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dilihat dari sebagian besar
siswa masih bermain-main di dalam kelas terutama untuk siswa yang duduk di bangku paling
jauh dari guru. Siswa kurang merespon pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa aktivitas belajar siswa mempunyai nilai yang
penting dalam proses pembelajaran. Oleh karna itu dalam proses pembelajaran perlu
menerapkan metode yang menarik, menantang serta menyenangkan sehingga siswa dapat
tertarik dan menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang sesuai dengan
permasalaha ini adalah metode kooperatif tipe jigsaw. Dimana dalam metode ini siswa
diminta untuk belajar dalam suatu kelompok, dan dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi
serta mencari solusi dari permasalahan yang di berikan.
Dengan begitu diharapkan siswa akan selalu aktif dalam proses pembelajaran.Peneliti
melakukan refleksi tentang apa yang terjadi dan yang telah peneliti laksanakan terungkap
beberapa masalah antara lain. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan, Guru
masih kurang variasi dalam menggunakan model pembelajaran, Materi yang disampaikan
kurang dikuasai oleh siswa, Guru tidak pernah memeriksa pemahaman siswa, Siswa yang
duduk di belakang sering mengobrol sendiri.
Menurut Mulyono (dalam Chaniago 2010:1) aktivitas artinya kegiatan ataupun
keaktifan. Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas yaitu segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Sedangkan menurut Sriyono (dalam Chaniago 2010:1) menyatakan bahwa aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani ataupun secara rohani. Aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar. .
Erat kaitannya dengan proses belajar, sebab aktivitas belajar berlangsung dalam proses
belajar. Susanto (2013: 18) menyatakan bahwa secara metodologis, aktivitas belajar lebih
banyak didominasi di peserta didik. intinya, segala sesuatu yang diamati, dilakukan sendiri
dan terlibat aktif terhadap hubungan yang terjadi pada suatu objek yang akan membuat
sebuah pengalaman yg berkesan dalam menyampaikan kontribusi yg sangat besar terhadap
kebermaknaan aktivitas yang akan di timbulkanUntuk meningakatkan aktivitas belajar siswa
maka, peneliti perlu menggunakan metode pembelejaran salah satu metode pembelajaran
yang cocok di gunakan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah model
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan suatu
tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas beberapa
anggota pada satu kelompok yang bertanggung jawab atas dominasi bagian materi
belajar serta bisa mengajarkan materi tersebut pada anggota yang lain pada kelompoknya
(Sudrajat, 2008:1).contoh pembelajaran kooperatif
Jigsaw ialah strategi yang menarik untuk digunakan bila materi yang akan
dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian serta materi tadi tidak mengharuskan urutan
penyampaian.
Kelebihan strategi ini adalah bisa melibatkan semua siswa pada belajar serta sekaligus
mengajarkan pada orang lain (Zaini, 2008:56).berdasarkan latar belakang di atas, maka
penelitibertujuan untuk “meningkatkan aktivitas Belajar siswa menggunakan Menerapkan m
odel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran Tematik di Kelas VI SD N 3
Balerejo”.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penggumpulan data pada Penelitian Tindak Kelas ini
yaitu dengan cara observasi. Menurut M. Ali dan M. Asrori, (2014, hal.254) observasi
atau biasa di sbut dengan dengan proses pengamatan data penelitiatau pengamat
melihart suati penelitian. Dalam mengamati kondisi atau interaksi kegiatan belajar
mengajar, tingkah laku serta interaksi denga anggota kelompok yang lain.
Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas VI SD Negeri 3
Balerejo dengan jumlah peserta dididk sebanyak 23 anak. Dimana 6 orang anak terdiri
dari perempuan serta 17 anak laki-laki. Dalam menentukan keberhasilan peserta didik
pada aktivitas belajar dengan menghitung skor dari keberhasilan yang dicapai oleh
peseta didik. Dalam prosedure penelitia ini peneliti melakukan penelitian sebanyak 2
siklus dimana masing – masing siklus terdiri dari 3 pertemuan, sehingga secara
keseluruhan ada 6 pertemuan. Ada empat tahapan yang perlu di lakuakan oleh peneliti
diantaranya ada tahap perencanaan, peaksana tindakan, pengamatan serta refleksi.
Dalam penelitian ini dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek kegiatan
penelitian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran data
kualitatif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (2014, hal.17) menyebutkan
bahwa teknik analisis data dalam peneltian kualitatif meliputi:
kesimpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data.
Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses initisari dan sajian data yang telah
terorganisasi dalam bentuyk kalimat yang singkat, padat tetapi mengandung pengertian
yang luas. Dalam analisis data ini penulis akan mengambail data tentang hasil observasi
keaktifan siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, di mana pada setiap siklusnya ada
3 kali pertemuan , jadi untuk 2 siklus ada enam kali pertemuan yang dilaksanakan
mulai tanggal 11 Oktober 2022 sampai dengan 28 Oktober 2022 dengan jumlah peserta
didik sebanyak 23 anak. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Persiapan perencanaan
dilaksanakan sebelum membuat perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
pada pra siklus yaitu membahas tentang materi makhluk hidup dengan waktu yang di
perlukan yaitu 2 x35 menit. Dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 Oktober 2022
dengan jumlah peserta didik yang hadir adlah 23 anak. Kemampuan peserta didik dalam
meningkatkan aktivitas belajar dengan mengunakan lembar observasi sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut.
Table 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pra Siklus
No Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Presentase ( % )
.
1. Memperhatikan 2 11 %
2. Bertanya dan menjawab 3 13 %
3. Mengemukakan pendapat 2 11 %
4. Mendengarkan 4 17 %
5. Memecahkan soal 2 11 %
6. Bersemangat dan antusias 3 13%
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Hasil Pelaksana Tindakan Siklus 1
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus 1
Pertemuan 1
No Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Presentase ( % )
.
1. Memperhatikan 4 17 %
2. Bertanya dan menjawab 4 17 %
3. Mengemukakan pendapat 3 13 %
4. Mendengarkan 8 35 %
5. Memecahkan soal 3 13 %
6. Bersemangat dan antusias 4 17%
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari table di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memeperhatikan
hanya 17 % dari 23 anak yaitu sebanyak 4 anak. Peserta didik yang bertanya hanya
17 % dari 23 anak atau sebanyak 4 anak, peserta didik yang megemukakan pendapat
hanya 13 % atau sebanyak 3 anak dari 23 anak. Begitu pula dengan peserta didik yang
mendengarkan sebanyak 26 % atau sebanyak 6 anak dari 23 anak, kemudian peserta
didik yang dapat memecahkan soal sebanyak 13 % atau hanya 3 anak. Dan peserta
didik yang terlihat bersemangat dan antusias hanya 17 % atau 3 anak dari 23 anak
peserta yang hadir.
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik perlahan meningkat ,
namun masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua.
Tabel 4.3. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kesimpulan 

Dari uraian di atas, dapat di ketahuan bahwa kemampuan guru belum memenuhi
syarat dalam memberikan pembelajaran masih kurang karena ada beberpa hal yang
belum didampaikan dan dibuat , maka oleh sebab itu masih perlu perbaikan di
pertyemuan kedua.
Di laksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2022 dengan jumlah peserta
didik hadir 23 anak. Kemampuan peserta didik dalam meningkatkan Aktivitas
belajar peserta didik dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus 1
Pertemuan 2
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 8 35 %
2. Bertanya dan menjawab 6 26 %
3. Mengemukakan pendapat 6 26 %
4. Mendengarkan 10 43 %
5. Memecahkan soal 8 35 %
6. Bersemangat dan antusias 6 26 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 35 % dari 23 anak yaitu 8 anak, peserta didik yang bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 26 % dari 23 anak yaitu 6 anak, peserta didik yang
mengemukakan pendapat 26 % dari 23 anak yaitu 6. Begitu pula dengan peserta
didik yang mendengarkan meningkat menjadi 43 % dari 23 anak yakni 13 anak,
pesetta didik yang dapat memecahkan soal 35 % dari 23 anak yakni 8 anak, dan
Peserta didik yang terlihat bersemangat dan antusias meningkat menjadi 26 % 10
anak dari 23 peserta didik yang hadir.
Tabel 4.5. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kesimpulan 

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru mulai memenuhi dalam
memberikan pembelajaran, namun itu masih perlu perbaikan di pertemuan ketiga.
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik
hadir 23 anak. Kemampuan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas belajar
dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I
Pertemuan 3
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 12 52 %
2. Bertanya dan menjawab 8 35%
3. Mengemukakan pendapat 8 35 %
4. Mendengarkan 16 69 %
5. Memecahkan soal 11 48 %
6. Bersemangat dan antusias 12 52 %
Sumber data : SD N 3 Balerej
Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik yang memperhatikan
meningkat menjadi 52 % dari 23 anak yaitu 12, peserta didik yang bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 35% dari 23 anak yaitu 8 anak , peserta didik yang
mengemukakan pendapat 35% dari 23 anak yakni 8 anak. Begitu pula peserta didik
yang mendengarkan meningkat menjadi 69% dari 23 anak yakni 16 pesetta didik
yang dapat memecahkan soal 48% dari 23 anak yakni 11 anak, dan Peserta didik
yang terlihat bersemangat dan antusias meningkat menjadi 52% dari 23 peserta didik
yang hadir.
Tabel 4.7. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian rangsangan/stimulus 
2. Identifikasi masalah/ pernyataan 
3. Pengumpulan data . 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/menarik kemipulan 
Dari uraian di atas, sudah mengalami peningkatan tetapi belum di atas 70%,
kemampuan guru mulai memenuhi dalam memberikan pembelajaran, namun masih
perlu perbaikan ke siklus kedua.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada


pertemuan I, II dan III.
I II III
No
Aspek F % F % F %
Memperhatikan 17 35 52
1. 4 8 12
% % %
Bertanya dan 17 26 35
2. 4 6 8
menjawab % % %
Mengemukakan 13 26 35
3. 3 6 8
pendapat % % %
4. Mendengarkan 8 35 10 43 15 69
% % %
Memecahkan soal 13 35 48
5. 3 8 11
% % %
Bersemangat dan 17 26 52
6. 4 6 12
antusias % % %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Berdasarkan tindakan yang dilakukan, hasil pengamatan pada pertemuan pertama
ketika proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw ternyata masih banyak peserta didik yang masih mengobrol dan kurang
serius dalam pembelajaran di kelas. Aktivitas belajar peserta didik yang
memperhatikan masih sedikit, begitu juga dengan bertanya dan menjawab,
mengemukakan pendapat, mendengarkan, memecahkan soal dan bersemangat dan
antuasia dalam belajar hanya beberapa anak. Pada pertemuan siklus kedua dan ketiga
sudah ada peningkatan aktivitas belajar walaupun belum mencapai target yang
diinginkan. Berdasarkan tidakan yang dilakukan di mulai pada pertemuan 1 sampai
pertemuan ke 3 peserta didik menggikuti kegiatanpembelajar ini dengan baik sesuai
dengan ketentuan yang ada. Dari hasil pengamatan data observasi dan evaluasi pada
siklus I peneliti menyimpulkan bahwa masih ada beberpa kelemahan pada siklus I.
Adapun beberapa kelemahan tersebut adalah sebagai berikut, Peserta didik belum
menyesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan yakni model kooperatif
tipe jigsaw, Beberapa siswa masih mengobrol dengan teman sebangkunya saat guru
menjelaskan, Ketika pembelajaran berlangsung peserta didik yang memperhatikan
masih sedikit, peserta didik masih malu-malu dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, Banyak peserta didik belum memiliki kemampuan
dalam mengemukakan pendapat, Masih sedikitt peserta didik yang dapat
memecahkan soal, Peserta didik belum bersemangat, belum berani, dan belum
antusias dalam pembelajaran.Dari kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan
siklus I, dilakukan refleksi mencari solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut yaitu Menjelaskan kembali kepada seluruh peserta didik tentang model
kooperatif tipe Jigsaw.Memberikan motivasi kepada seluruh peserta didik agar
memperhatikan dan mendengarkan guru saat pembelajaran.Memberikan motivasi
kepada seluruh peserta didik untuk percaya diri dalam bertanya dan mengungkapkan
jawabannya,dan memberikan motivasi dan dorongan kepada peserta didik untuk
selalu aktif dan bersungguh-sungguh dalam proses pembelajaran serta
mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan tes.Siklus kedus dilaksanakan hari Kamis
tanggal 21 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik 23 anak. Pengamatan peserta
didik dalam meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan lembar observasi
diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II


Pertemuan 1
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 14 61 %
2. Bertanya dan menjawab 10 43 %
3. Mengemukakan pendapat 10 43 %
4. Mendengarkan 17 74 %
5. Memecahkan soal 12 52 %
6. Bersemangat dan antusias 16 69 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan di semua aspek antara lain. Peserta didik yang
memperhatikan meningkat menjadi 61 % dari 23 anak yaitu 14 anak, bertanya dan
menjawab meningkat menjadi 43% dari 23 anak yakni 10 anak,yang mengemukakan
pendapat 43% dari 23 anak yaitu 10 anak, kemudian yang mendengarkan meningkat
menjadi 74 % dari 23 anak yaitu 18 anak, yang dapat memecahkan soal 52 % dari 23
anak yaitu 12 anak, dan Peserta didik yang bersemangat dan antusias meningkat
menjadi 69 % 15 anak dari 23 peserta didik yang hadir.
Tabel 4.7. Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Pemberian Rangsangan/Stimulus 
2. Identifikasi Masalah/peryataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6. Generalisasi/ menyimpulkan masalah 

Dari uraian di atas, sudah mengalami peningkatan tetapi belum di atas 70%,
kemampuan guru sudah memenuhi kriteria dalam memberikan pembelajaran, namun
masih perlu perbaikan pada pesrtemuan kedua. Pada siklus kedua ini Dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2022 dengan jumlah peserta didik 23 anak.
Pengamatan aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan lembar observasi
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II
Pertemuan 2
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 16 69 %
2. Bertanya dan menjawab 12 52 %
3. Mengemukakan pendapat 13 57 %
4. Mendengarkan 20 87 %
5. Memecahkan soal 14 61 %
6. Bersemangat dan antusias 17 74 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan di semua aspek di antranya. Peserta didik yang
memperhatikan meningkat menjadi 69 % yaitu 16 anak dari 23 anak, peserta didik
yang bertanya dan menjawab meningkat menjadi 52 % yaitu 15 anak dari 23 anak,
peserta didik yang mengemukakan pendapat 57 % yaitu 13 anak dari 23 anak.
Begitu pula peserta didik yang mendengarkan meningkat menjadi 87% (darai 23
anak yaitu 20 anak, pesetta didik yang dapat memecahkan soal 61 % dari 23 anak
yaitu ada 15 anak, dan Peserta didik yang terlihat bersemangat dan antusias
meningkat menjadi 74% atau 18 anak dari 23 peserta didik yang hadir.
Tabel 4.12 . Implementasi Pelaksanaan Tindakan

No. Aspek yang diamati Ya Tidak


1. Pemberian Rangsangan/Stimulus 
2. Identifikasi Masalah/ Pernyataan 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Generalisasi/Menyimpulkan masalah 

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru sudah memenuhi dalam
memberikan pembelajara , namun masih perlu perbaikan di pertemuan ketiga. Pada
pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2022 dengan
jumlah peserta didik hadir 23 anak. Pengamatan aktivitas belajar peserta didik
dengan menggunakan lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut .
Tabel 4.13. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II
Pertemuan 3
No. Indikator Aktivitas Belajar Jumlah Prosentase (%)
1. Memperhatikan 20 87 %
2. Bertanya dan menjawab 15 65 %
3 Mengemukakan pendapat 18 78 %
4 Mendengarkan 22 96 %
5 Memecahkan soal 17 74 %
6 Bersemangat dan antusias 20 87 %
Sumber data : SD N 3 Balerejo
Dari tabel diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan di semua aspek diantaranya. Peserta didik
yang memperhatikan meningkat dari 68 % menjadi 87 % atau sebanyak 20 anak dari
23 anak, peserta didik yang bertanya dan menjawab meningkat 65 % menjadi 65 %
atau 15 anak dari 23 anak, peserta didik yang mengemukakan pendapat 78 % atau 18
anak dari 23 anak. Begitu pula peserta didik yang mendengarkan meningkat menjadi
96% atau 22 anak dari 23 anak, pesetta didik yang dapat memecahkan soal 74 % atau
17 anak dari 23 anak, dan Peserta didik yang terlihat bersemangat dan antusias
meningkat menjadi 87% atau 20 anak dari 23 peserta didik yang hadir. Dari tabel di
atas terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar peserta didik 87 % atau sebanyak 20
anak.
Tabel 4.14 . Implementasi Pelaksanaan Tindakan
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Stimulasi/Pemberian Rangsangan, 
2. Pernyataan/Identifikasi Masalah 
3. Pengumpulan data 
4. Pengolahan Data 
5. Pembuktian 
6 Menarik kesimpulan/Generalisasi 

Berdasarkan tindakan yang dilakukan dari hasil pengamatan pada siklus II pertemuan
ketiga, proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw
banyak peserta didik yang serius dalam pembelajaran. Semua aspek indikator
aktivitas belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
padaPertemuan IV, V dan VI.
IV V VI
No
Aspek F % F % F %
Memperhatikan 61 69 87
1. 14 16 20
% % %
Bertanya dan 43 65
2. 10 12 52% 15
menjawab % %
Mengemukakan 43 57
3. 10 13 18 78%
pendapat % %
Mendengarkan 74 87 96
4. 17 20 22
% % %
Memecahkan soal 52 61 74
5. 12 14 17
% % %
Bersemangat dan 69 74 87
6. 16 17 20
antusias % % %
Sumber data : SD N 3 Balerejo

Tabel 4.16. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada


Pertemuan I, II, III, IV, V dan VI.
N I II III IV V VI
o Aspek F % F % F % F % F % F %
Memperhatik 1
1 4 17 8 35 52 14 61 16 69 20 87
an 2
Bertanya dan
2 4 17 6 26 8 35 10 43 12 52 15 65
menjawab
3 Mengemukak 3 13 6 26 8 35 10 43 13 57 18 78
an pendapat
Mendengarka 1
4 8 35 10 43 65 17 74 20 87 22 96
n 5
Memecahkan 1
5 3 13 8 35 43 12 52 14 61 17 74
soal 0
Bersemangat 1
6 4 17 6 26 52 16 69 17 74 20 87
dan antusias 2

Berdasarkan tindakan yang sudah dilakukan, pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga
semua siswa sudah melakukan kegiatan dengan menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw teryata banyakpeserta didik yang serius dan antusias dalam menggikuti kegiatan
pembelajaran. Indicator ketercapaian pembelajaran perserta didik dalam hal ini yakni
aktivitas belajar peserta didik meliputi: memperhatikan, berani bertanya dan menjawab,
mengemukan pendapat, mendengarkan, dan dapat memecahkan soal serta bersemangat
dan antusias sudah mengalami peningkatan. Pada pertemuan kedua dan ketiga
peningkatan aktivitas belajar peserta didik mencapai target yang diinginkan. Refleksi
pada siklus II merupakan hasil analisis secara keseluruhan dari penelitian yang telah
dilakukan. Pada pelaksanaan siklus I masih banyak terdapat kelemahan dan target yang
diinginkan belum tercapai, sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus
II secara keseluruhan target yang diinginkan telah tercapai, sehingga penelitian hanya
sampai pada siklus II, karena aktivitas belajar peserta didik kelas VI SD Negeri 3
Balerejo sudah mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya perhatikan table dibawa ini
Tabel 4.17. Hasil Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Sebelum dan
Sesudah di Tindak
Peningkata
Sebelum Sesudah
No Aspek n
F % F % F %
1. Memperhatikan 2 11 20 87 18 78
2. Bertanya dan menjawab 3 13 15 65 12 52
3. Mengemukakan pendapat 2 11 18 78 16 70
4. Mendengarkan 4 17 22 96 18 78
5. Memecahkan soal 2 11 17 74 15 52
6. Bersemangat dan
3 13 20 87 17 74
antusias

Berdasarkan di atas, hasil peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah
di tindak peserta didik yang memperhatikan meningkat dari 11% (2 anak) menjadi 87 %
(20 anak), sehingga peningkatannya 78% (18 anak). Peserta didik yang berani bertanya
dan menjawab meningkat dari 13% (3 anak) menjadi 65% (15 anak), sehingga
peningkatannya 52% (15 anak). Peserta didik yang berani mengemukakan pendapat
meningkat dari 11 % (2 anak) menjadi 78% (18 anak), sehingga peningkatannya 70% (16
anak). Peserta didik yang mendengarkan meningkat dari 417% (4 anak) menjadi 96% (22
anak), sehingga peningkatannya 78% (18 anak), peserta didik yang dapat memecahkan
soal meningkat dari 11 % (2 anak) menjadi 74%, (17 anak), sehingga mengalami
peningkatan 52 % (15 anak). Peserta didik yang bersemangat dan antusias mengalami
peningkatan dari 13% (3 anak) menjadi 87% (20 anak), dengan peningkatan 74% (17
anak).

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil Penelitian Tidak Kelas yang dilakukan di kelas VI SD N 3 Balerejo
maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa . Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan di setiap
siklus. Pada pra siklus diketahuan 12%, kemudian pada siklus pertama terjadi
peningkatan menjadi 67%, kemudian pada siklus kedua terjadi peningkatan sebanyak 8%.
2. Penggunanan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran tematik
mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model Kooperatif
tipe Jigsaw pada pembelajarn tematik aspek memperhatikan dari 11% menjadi 87%
sehingga peningkatanya 78%, bertanya dan menjawab dari 13% menjadi 65% sehingga
peningkatanya 52%, mengemukakan pendapat dari 11% menjadi 78% sehingga
peningkatanya 70%, mendengarkan dari 17% menjadi 96% sehingga peningkatanya 78%,
memecahkan soal dari 11% menjadi 74% sehingga peningkatanya 52%, bersemangat dan
antusias13% menjadi 87% sehingga peningkatanya 74%. Peningkatan yang ditunjukan
dalam penerapan model Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkat aktivitas belajar siswa
secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

AH Sanaky, Hujair.(2011). Media Pembelajaran. Yogjakarta: Kaukaba Dirpantara.


Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadia Group.

Anik Pamilu, (2007) Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak, Jakarta: Buku.

Anitah W, Sri, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni, H. (2012). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,


Semarang: Investidaya.

Hizbullah. (2011). Prinsip Fungsi dan Kriteri adalam Pemilihan Media


Pembelajaran. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. lfabeta:


Bandung.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Johnson D.W dan Robert T. Johnson.(2007). Cooperative Learning. Bandung: Nusa


Media.

J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta.

Oemar, Hamalik. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rochiati Wiritmadja. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk


Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Cet III, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran. Bandung: Seri Manajemen Sekolah


Bermutu.

Anda mungkin juga menyukai