Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW LEARNING

TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIKIH MATERI


ZAKAT PADA SISWI KELAS VIII MTS DARUL HUDA

Syifa Nur Hanifah


Syifahaa1304@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci :

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan dianggap sebagai komponen yang sangat penting oleh berbagai negara,
tak terkecuali negara Indonesia. Salah satu alasannya karena pendidikan memiliki pengaruh
yang besar bagi kualitas kehidupan sebuah bangsa. Apabila sebuah bangsa memiliki kualitas
hidup yang baik, tentu saja akan memberikan manfaat yang besar bagi negaranya. Negara
tersebut dapat berkembang dengan cepat dan dapat bersaing dengan negara-negara lainnya,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh pendidikan yang besar bagi
sebuah bangsa menjadikannya aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan negara
di masa yang akan datang. Karena melalui pendidikan, sebuah bangsa dapat dibimbing dan
dikembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Begitu besar pengaruhnya, sehingga
pemerintah Indonesia pun memberi perhatian yang sangat besar bagi dunia pendidikan.
Dalam pembelajaran, kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini (fisik
dan emosi) harus benar-benar diperhatikan. Sehingga pengembangan potensi siswa melalui
proses pembelajaran di sekolah membutuhkan proses yang membuat mereka merasa senang
dan nyaman agar potensi mereka dapat berkembang dengan optimal. Oleh karena itu, proses
belajar mengajar perlu diatur agar kebutuhan siswa untuk merasa senang dan nyaman dapat
terpenuhi. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu melalui
penyelenggaraan pembelajaran yang menyenangkan.
Guru sebagai fasilitator di kelas dituntut untuk kreatif dalam membimbing siswa.
Kreatifitas guru dalam menyiapkan berbagai macam cara untuk membimbing siswa dalam
proses pembelajaran akan menunjang proses pembelajaran menjadi lebih baik. Kreatifitas
guru akan sangat berguna dalam menangani kondisi siswa yang sedang mengalami
penurunan. Oleh sebab itu, persiapan guru sebelum mengajar menjadi sangat penting
Terutama persiapan dalam metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajarkan
sebuah materi.
Hal ini menggambarkan bahwa persiapan yang dilakukan sebelum proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi kunci penting keberhasilan dari proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jika guru tidak mempunyai ilmu yang cukup baik
untuk membuat suatu perencanaan pembelajaran, maka sangat besar kemungkinan
pembelajaran yang akan berlangsung menjadi sangat monoton; murid menjadi pembelajar
yang pasif dan aktifitas pembelajaran hanya terpusat kepada guru. Murid hanya menjadi
pendengar ketika proses pembelajaran berlangsung Padahal pengalaman nyata yang dialami
siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, dapat memperkuat pemahaman siswa
terhadap materi yang sedang dipelajari. Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelirian terkait Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning
Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Fikih Materi Zakat Pada Siswi Kelas VIII
Mts Darul Huda
Kajian Teori 
1. Konsep Metode Jigsaw Learning
Metode Jigsaw pada awalnya dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson di
universitas Texas kemudian diadaptasi oleh Slavin di universitas John Hopkin. Arti Jigsaw
dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah
puzzle, yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model
Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu
kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Teknik yang dipakai dalam metode ini memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran
dari kelompok ke kelompok (group to group) dengan suatu perbedaan penting, setiap peserta
didik mengerjakan sesuatu Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dkombinasi dengan
materi yang telah dipeljan oleh peserta didik lain yang membuat sebuah kumpulan
pengetahuan yang berkiran. Dengan demikian setiap siswa memiliki sumbangsih untuk
memahami materi yang dipelajari secara utuh." ini termasuk ke dalam model pembelajaran
kooperaif Pemahaman metode Jigsaw tidak dapat dipisahkan dari pemahaman pembelajaran
kooperatif Karena pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mendasari
metode Jigsaw.

2. Konsep Keaktifan Siswa


Menurut Mulyono,( Kurniati, 2009: 12 ) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non
fisik. Keaktifan siswa yaitu,suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara
aktif. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari
materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasiskan apa yang di berikan oleh
guru dalam mata pelajaran yang disajikan.
Keaktifan siswa dimaksudkan untuk untuk mengoktimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping
itu, keaktifan siswa juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar
tetap tertuju pada proses pembelajaran1
3. Pembelajaran Fiqih
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
terutama dalam ibadah sehari-hari, yang kemudian menjadi dasar pedoman hidup (way of
life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007: 328). Dengan demikian
pembelajaran Fiqih tidak hanya dengan mendengarkan apa yang diuraikan oleh guru mata
pelajaran Fiqih tetapi siswa melalui kegiatan bimbingan, latihan serta pembiasaan dalam
kegiatan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan standar isi Madrasah Tsanawiyah yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama Republik Indonesia (2006: 37), bahwa materi yang diajarkan pada
tingkat Madrasah Tsanawiyah untuk mata pelajaran Fiqih meliputi: Thaharah, Wudhu, Salat,
Zakat, Puasa, Haji serta kegiatan muamalah, dengan menitik beratkan pada kemampuan
menggali nilai, makna apa yang terkandung dalam dalil dan teori dari fakta yang ada. Jadi
Fiqih tidak saja merupakan transfer of knowledge, tetapi juga merupakan pendidikan nilai
(value education).
Penelitian Yang Relevan

1
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang diangkat oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Aship pada tahun 2014 melakukan penelitian yang
berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI terhadap siswa kelas VIII di SMP
Muhammaddiyah 8 Jakarta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 siswa, terdiri dari 16
siswa putra dan 14 siswa putri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
korelasional." Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw dalam
proses belajar mengajar dalam pembelajaran PAI sudah baik atau mendekati sangat baik. Hal
ini berdasarkan jawaban responden yang sangat setuju sebanyak 256 (42,67%), responden
yang setuju sebanyak 236 (39.33"). responden yang tidak setuju sebanyak 81 (13.50%), dan
jawaban responden yang sangat tidak setuju sebanyak 8 (1.33%)2
Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun
2015 dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Learning Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
PTK (Penelitian Tindakan Kehs) dengan sampel siswa kelas X SMAN 90 Jakarta dengan
jumlah 33 orang siswa, terdin dan 13 orang siswa putra dan 20 orang putri. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar PAI siswa. Artinya metode ini terbukti memiliki pengaruh
yang besar berdasarkan peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode
tersebut."3

Rumusan Masalah
1. Bagaimana keaktifan siswi pembelajaran fikih materi zakat kelas VIII Mts “Darul
Huda”
2. Bagaimana implementasi metode pembelajaran Jigsaw Learning dalam pembelajaran
Fiqih materi zakat kelas VIII Mts “Darul Huda”
3. Bagaimana dampak penerapan metode pembelajaran Jigsaw Learning dalam
pembelajaran Fiqih materi zakat kelas VIII Mts “Darul Huda”

2
Muhammad Aship, “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta”, Skripsi Pada PAI UIN
Jakarta, Hlm. 30.
3
Dewi Puspasari, “Peningkatan Prestasi Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Siwa Kelas X SMAN 90 Jakarta”. Skripsi pada PAI UIN Jakarta, Jakrta: 2015, hlm. 34-38.
Rencana pemecahan masalah
Dari hasil wawancara dengan seorang Guru fikih di MTs “Darul Huda” siswa masih
terlalu pasif ketika pembelajaran berlangsung. Sebab Pembelajaran fiqih di kelas VIII MTs
Darul Huda masih menggunakan metode monoton, yakni metode ceramah. Metode ini
merupakan metode yang mengutamakan guru sebagai pusat atau sumber pemberi informasi
sehingga hal ini menyebabkan para peserta didik kurang aktif dan lebih cepat bosan dalam
pembelajaran sehinnga kurang memahami materi yang disampaikan. Dengan mengubah
metode pembelajaran meggunakan strategi pembelajaran Jigsaw Learning diharapkan
mampu meningkatkan keaktifan siswi kelas VIII MTs Darul Huda.
Tujuan
Adapun tujutan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw Learning pada pembelajaran fikih kelas
VIII di Mts “Darul Huda”
2. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fiqih materi zakat setelah
menggunakan metode Jigsaw Learning
3. Peningkatan pemahaman dan kompetensi siwa dalam pembelajaran fikih materi zakat
setelah menggunakan metode Jigsaw Learning
Manfaat
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Guru: Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
Fiqih
2. Siswa: Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih
3. Sekolah: Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil
kebijakan disekolah tersebut

METODE
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian adalah MTs
Darul Huda yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo.
Lokasi penelitian tersebut dipilih sebab saat ini penulis sedang bermukim di pondok
pesantren Darul Huda dan merasa memiliki tanggung jawab dalam keberhasilan proses
pembelajaran di MTs Darul Huda. Harapan penulis dengan dilakukannya penelitian ini dapat
meminimalisir permasalahan yang dihadapi oleh guru maupun siswa. Penulis juga
mendapatkan respon yang baik baik dari kepala sekolah, guru-guru, dan siswi di MTs Darul
Huda sehingga memudahkan penulis untuk melakukan penelitian.

Teknik Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Denzizn dan Lincoln (1994) menyatakan bahwa penelitian kualitati adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan kirk dan miller
(1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik
dalam kawasannya maupun peristilahannya. Dapat disimpulakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan pengumpulan data pada sutu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dimana peneliti adalah instrument kunci, pengambilan sampel, sumber data
dilakukan secara Purposive dan Snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif. Dan ahsil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generelesasi. 4
Penelitian ini termasuk dalam penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterterpretasi obyek sesuai dengan apa adanya".
Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan
penelitian-penelitian yang lain karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa
terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Ini artinya bahwa dalam penelitian, peneliti tidak
mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian.
Dan jenis dari penelitian diskriptif yang peneliti gunakan adalah penelitian korelasi sebab
akibat dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh penerapan metode jigsaw
learning terhadap pemehaman tentang materi zakat pada siswi kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Darul Huda.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
“metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterterpretasi obyek sesuai
dengan apa adanya". Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana,
dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain karena dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Ini artinya bahwa dalam
penelitian, peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek

4
Albi anggito dan Johan Setiawan, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Sukabumi:CV Jejak),2018,
Hlm. 8-9
atau wilayah penelitian. Dan jenis dari penelitian diskriptif yang peneliti gunakan adalah
penelitian korelasi sebab akibat dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh
pengaruh penerapan metode jigsaw learning terhadap pemehaman tentang materi zakat pada
siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Darul Huda.

Objek Penelitian
Ketika kita melakukan mpembahasan tentang sebuah objek penelitian, hal pertama
yang menjadi pertanyaan adalah “apa?”. Penelitian sebagai upaya akademis dan kompehersif
pasti memiliki objekn tertentu. Objek penelitian sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang
akan digunakan dalam penelitian. Jika penelitiannya kuantitatif maka objeknya berupa
deskripsi dalam bentuk rasio angka korelatif. Jika penelitiannya berupa kualitatif maka objek
penelitiannya berupa fenomena sosial yang abstrak sehinnga perlu dikaji secara mendalam
dengan melihat fakta di balik fenomena tersebut.
Objek penelitian merupakan ruang lingkup kecil yang menjadi fokus penelitian uang
nantinya dari objek ini peneliti akan memndalami berbagai kajian Pustaka, teori, data, dan
analisis objek penelitian untuk mendapatkan hasil sesuai target luaran penelitian. Objek
penelitian merupakan suatu yang diperlukan untuk mendapatkan data dan mengetahuai apa,
siapa, kapan, dan dimana penelitian tersebut dilakukan.5 Penelitian ini dilakuakan di
Madrasah Tsanawiyah Darul Huda. Dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah siswi
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Darul Huda tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 33
siswi.
Data dan Sumber Data
1. Data
Data merupaka sekumpulan informasin yang berguna dan diperoleh dari lapangan
atau secara langsung yang digunakan untuk bahan penelitian. 6 Data merupakan segala fakta
maupun angaka yang dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.7 Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. a. Data kualitatif, yaitu data
yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Yang termasuk data
kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum objek penelitian, meliputi: Sejarah

5
Andre Fernando Pakpahan dkk, “Metodologi Penelitian Ilmiah”, (Medan:Yayasan Kita Menulis),
2021, hlm. 45-46.
6
I Made Laut Mertha Jaya, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori, Penerapan, dan Riset
Nyata”, (Yogyakarta:Anak Hebat Indonesia), 2020, hlm. 7.
7
Mamik, “Medologi Kualitatif”, (Sidoarjo: Zifatama Publisher), 2014, hlm. 77.
singkat berdirinya, letak geografis objek, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru,
keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau
petugasnya) dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer
dalam penelitian ini adalah kepala madrasah, ustadzah dan siswi kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Darul Huda Mayak.
2. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan hasil wawancara
merupakan data sekunder.
Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Arikunto dalam bukunya Hardiansyah, teknik pengumpulan data yaitu cara
memperoleh data dalam melakukan kegiatan penelitian. Menurut Herdiansyah penelitian
kualitatif dikenal beberapa teknik pengumpulan data yang umum digunakan. Beberapa teknik
tersebut,antara lain wawancara,observasi, studi dokumentasi, dan diskusi. Namun, pada
penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan serta wawancara,observasi,
dan dokumentasi. Penggunaan teknik tersebut dirasa sangat cocok bagi penelitian untuk
memperoleh pandangan yang holistic (menyeluruh). Karena dapat memahamai konteks data
dalam keseluruahan lapangan dan situasi.
Dengan teknik observasi, peneliti akan menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena adanya keinginan untuk menutupi,
karena dapat merugikan nama lembaga. Dan teknik wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi. Karena dengan wawancara, peneliti dapat menggali ada
saja yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti. Teknik observasi untuk melakukan
pengmatan dan observasi pada setiap kegiatan yang berjalan pada observasi tersebut.
Sedangkan teknik studi dokumentasi diperlukan untuk bahan informasi penunjang, dan
sebagai bagian berasal dari kajian sumber data pokok yang berasal dari observasi partisipisan
dan wawancara mendalam.8
a. Observasi

8
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h.199.
Observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data ini banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Teknik pelaksanaan
observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama
obyek yang diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki. Peneliti mengadakan observasi untuk
memperoleh informasi tentang sarana dan prasarana belajar mengajar disekolah, letak
geografis sekolah juga kondisi sekolah.9 Peneliti melakukan observasi untuk memeperoleh
informasi tentang keadaan siswi, keadaan ustadzah, sarana dan prasarana yang digunakan
dalam pembelajaran fikih, keadaan siswi di dalam kelas ketika pembelajaran, metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam
tentang persepsi, pandangan, wawasan, atau aspek kepribadian para peserta didik yang
diberikan secara lesan dan spontan. Kegiatan wawancara agar lebih terarah, biasanya
dilengkapi dengan pembuatan pedoman wawancara. Wawancara yang baik adalah yang
bersifat mendalam. Artinya dengan menginterpretasi jawaban siswa akan diperoleh
banyak informasi, yang mungkin tidak bisa ditemukan pada penggunaan metode lainnya. 10
Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang jumlah siswa kelas
VIII Darul Huda Mayak, keadaan siswi Ketika pembelajaran, keadaan ustadzah Ketika
pembelajaran, metode yang digunakan ketika pembelajaran.
c. Dokumentasi
Menurut Herdiansyah, studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain berupa foto.11 Studi dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan melalui rekaman kegiatan, yaitu dengan cara melihat setiap berlangsunya
kegiatan pembelajaran di kelas yang dimasuki.
Rekaman kegiatan tersebut antara lain berupa foto proses pembelajaran pada saat
diskusi, foto evaluasi saat akhir pembelajaran, foto bersama setelah pembelajaran dan
beberapa arsip lainnya.

9
Ahmad Tanzeh, “Pengantar Metode Penelitian”. (Yogyakarta : Teras, 2009). Hal. 58
10
Bambang Hari Purnomo, Metode Teknik Pengumpulan Data Daenelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), dalam Jurnal Pengembangan Pendidikan, Vol. 8, No. 1, th. 2011. Hal. 254.
11
Bambang Hari Purnomo, Metode Teknik Pengumpulan Data Daenelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), dalam Jurnal Pengembangan Pendidikan, Vol. 8, No. 1, th. 2011. Hal. 143.
Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif seharusnya dimulai pada awal penelitian. Ketika
seseorang melakukan penelitian, maka di saat itu pula peneliti akan berhadapan dengan
data-data baik data-data dari teks atau dokumen, melalui catatan-catatan observasi ataupun
melalui wawancara. Pada saat yang sama, peneliti akan membaca data-data tersebut yang
selanjutnya akan memberikan makna terhadap data yang dibaca tersebut. Analisis data di
awal penelitian akan memudahkan peneliti dalam menerapkan strategi yang akan
digunakan dalam mengumpulkan data-data atau informasi baru selanjutnya. Dalam
penelitian ini pola analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah etnografik, yaitu ari
catatan lapangan kemudian akan dilakukan pengkodean, kategorisasi, atau klasifikasi
kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya akan disususn tema-tema berdasarkan
hasil analisis data tersebut. Sebagai bahan pijakan sekaligus pisau analisis bula perlu akan
digunakan teori-teori yang relevan dari hasil penelitian terdahulu yang mendukung.

Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisis, peneliti perlu menguji
keabsahan data. Dalam penelitian ini meneliti menguji keabsahan data dengan bebecara
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data secara terus menerus pada subjek penelitian yang sama .
2. Triangulasi pada sumber lain yang dapat dipepertanggungjawabkan, dan bila perlu
3. Pengecekan oleh subyek penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keaktifan Siswi Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah “Darul Huda”
Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan oleh penulis pada siswi kelas VIII QQ
MTs Darul Huda Ponorogo, ada beberap siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran fikih
materi zakat. Terlihat beberapa siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru
tanpa memberikan respon. Namun ada juga siswi yang aktif, menanyakan materi yang
disampaikan yang belum difahami, menyampaikan argumennya terkait materi yang tidak
terdapat di buku materi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan ustadzah fikih yakni ustadzah
Asna Minatul Afifah S.H peneliti mendapatkan informasi terkait keaktifan siswi kelas VIII
MTs Darul Huda. Dalam wawancara tersebut beliau menjelaskan bahwa ketika pembelajaran
fikih berlangsung siswi tidak begitu aktif siswi cenderung pasif. Siswi jarang sekali
merespon penjelasan yang disampaikan oleh guru. Ketika ustadzah memberikan kesempatan
kepada siswi untuk bertanya terkait materi yang belum difahami siwi juga jarang sekali
bertanya. Siswi cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru tanpa ada feedback.
Implementasi Metode Pembelajaran Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran Fiqih Kelas
VIII Mts “Darul Huda”
Materi yang dipelajari untuk pertemuan pertama adalah zakat fitrah,
Zakat mal pada pertemuan ke-dua, dan zakat profesi untuk pertemuan ke
Tiga, lalu pada peretmuan ke empat digunakan untuk evaluasi hasil belajar
siswa. Peneliti selalu memulai pembelajaran dengan dengan kegiatan
pendahuluan yakni salam dan berdoa untuk membuka pembelajaran, lalu
mengabsen siswa untuk mengetahui keaktifan dan kedisiplinan siswa selain
itu peneliti juga mengulas materi minggu lalu setelah itu peneliti menjelaskan
kepada siswa terkait materi yang akan di pelajari, tujuan pembelajaran dan
juga teknis pembelajaran pada hari itu.
Pada kegiatan inti peneliti memulai dengan membagi siswa menjadi 4
kelompok setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Kelompok pertama
mempelajari materi terkait pengertian zakat secara bahasa dan istilah,
kelomuntuk kelompok catu membahas kelotama. siswa. selainmembagi
siswa ke dalam lima ‘tim ahli’ yaitu tim akar, batang, daun, buah, dan biji.
Setelah selesai diskusi terkait materi dari masing-masing kelompok setiap
kelompok menunjuk dua rekannya untuk menginformasikan atau menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada kelompok lain. masing-masing tim
menunjuk salah satu rekannya untuk menjadi tuan rumah yang siap menerima
tamu. Ketiga, siswa dalam satu tim mendiskusikan manfaat dari bagian
tumbuhan yang menjadi nama tim mereka. Misalkan tim akar maka tim
tersebut akan menyebutkan manfaat dari akar dalam kehidupan sehari-hari
kepada tim lainnya. Keempat, apabila telah selesai melakukan diskusi siswa
melakukan kunjungan ke tim lain, misalkan tim akar maka tim mereka akan
berkunjung ke tim batang, daun, buah, dan biji dengan meninggalkan tuan
rumah sebagai perwakilan tim ahli untuk menjelaskan hasil diskusi ke rekan
yang mengunjungi tim tersebut. Kelima, apabila kunjungan ke tim lain telah
selesai, rekan yang melakukan kunjungan memberikan penjelasan hasil
kunjungan ke tim lain kepada tuan rumah. Keenam siswa memberikan hasil
kunjungan berupa laporan dari manfaat bagian tumbuhan akar, batang, daun,
buah, dan biji kepada guru

Dampak Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran Fiqih


Kelas VIII Mts “Darul Huda”
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari hasil observasi (pengamatan) yang
dilakukan peneliti pada setiap aspeknya, yang ada pada indikator keaktifan belajar antara
lain: siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, siswa terlibat dalam pemecahan
masalah, siswa sudah berani bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya, siswa berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah, siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru, siswa terlihat berani untuk menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya, siswa melatih dirinya dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
Penerapan metode Jigsawd apat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada
materi zakat siswi kelas VIII QQ Madrasah Tsanawiyah Darul Huda. Hal tersebut dapat
dilihat berdasarkan pengamatan peneliti, setelah menerapkan metode pembelajaran Jigsaw
learning siswi kelas VIII QQ turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam
pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, melatih
diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, menggunakan atau menerapkan apa
yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Pada pertrmuan pertama tingkat pencapaian keaktifan belajar siswa sudah mengalami
peningkatan meskipun belum maksimal. Pada pertrmuan kedua dari hasil obesrvasi keaktifan
belajar dalam pembelajaran fikih materi zakat dengan metode pembelajaran Jigsaw
mengalami kenaikan. Seluruh siswa telah aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
berlangsung secara optimal. Kegiatan pembelajaran berlangsung lancar dan menyenangkan.
Materi zakat dapat difahami siswa dan siswa antusias sehingga ikut aktif dalam belajar fikih
materi zakat. Dan pada pertemuan ke tiga siswa dan guru sudah mulai terbiasa dengan
metode pembelajaran jigsaw learning dan pembelajaran berjalan secara kondusif siswa turut
aktif dalam pembelajaran.
Implementasi metode pembelajaran jigsaw merupakan salah satu pembelajaran yang inovatif.
Setelah diterapkan ternyata metode tersebut dapat menjadi sebuah pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga terciptalah pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Metode pembelajaran Jigsaw ini sangat tepat untuk mendapatakan keaktifan kelas
secara keseluruhan dan secara individual. Dengan strategi ini, siswa yang selama ini tidak
mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Melalui penerapan metode
pembelajaran Jigsawdapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai