Anda di halaman 1dari 128

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 4 – 5 TAHUN

SKRIPSI

OLEH

FAIRUZ ANNISA

NPM 19150030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2023
PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 4 – 5 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

FAIRUZ ANNISA

NPM 19150030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2023

i
SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 4 – 5 TAHUN

Yang disusun dan diajukan oleh

FAIRUZ ANNISA

NPM 19150030

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan

Dihadapan Dewan Penguji

Semarang, 06 Juli 2023

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd. Dwi Prasetiyawati D.H, M.Pd.


NPP 097901230 NPP 108401280

ii
SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE TERHADAP KEMAMPUAN


MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 4 – 5 TAHUN

Yang disusun dan diajukan oleh

FAIRUZ ANNISA

NPM 19150030

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 2023

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris

Dr. Arri Handayani, S.Psi.,M.Si. Dr. Anita Chandra DS. M.Pd.


NPP 997401149 NPP 097101236

Penguji I
Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd. ( ………………………….)
NPP 097901230

Penguji II
Dwi Prasetiyawati D.H, M.Pd. ( ………………………….)
NPP 108401280

Penguji III

(………………………….)
NPP

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Fairuz Annisa
NPM : 19150030
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa (PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 4 – 5 TAHUN)

skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan

pengembil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas pembuatan tersebut.

Semarang, 06 Juli 2023

Yang membuat pernyataan

Fairuz Annisa

NPM 19150030

iv
ABSTRAK

FAIRUZ ANNISA, 19150030, “Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap


Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4 – 5 Tahun” Di KB-TK Islam
Sultan Agung 02 Semarang. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang.
Pembimbing I Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd. Pembimbing II Dwi
Prasetiyawati D.H, M.Pd.
Latar Belakang yang mendorong penelitian dan pengembangan ini adalah 1)
Pembelajaran Membaca Permulaan hanya didorong melalui poster 2) Media dan
Permainan masih terbatas yang sesuai untuk pengenalan huruf pun kurang menarik
dan perlu pengembangan. Berdasarkan permasalahan yang ada untuk
mengembangkan produk media yaitu Pengembangan Media Animasi Minnie
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4 – 5 Tahun dengan
rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana mengembangkan media animasi untuk
stimulasi kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini? 2) Bagaimana
mengimplementasikan media animasi yang dapat mengembangkan kemampuan
membaca permulaan pada anak usia dini? 3) Bagaimana mengevaluasi penggunaan
media animasi yang dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada
anak usia dini?
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian yaitu 1) Untuk mengembangkan
konten video animasi untuk stimulasi kemampuan membaca permulaan pada anak
usia dini. 2) Untuk mengimplementasikan konten video animasi yang dapat
mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini. 3) Untuk
mengevaluasi penggunaan video animasi yang dapat mengembangkan kemampuan
membaca permulaan pada anak usia dini.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
ADDIE yang dikemukakan oleh Tegeh, dkk (2019: 42) dengan tahapan penelitian
yang dilakukan meliputi: 1) Analysis (analisis), 2) Design (Desain), Development
(Pengembangan), 4) Implementati on (Implementasi) , dan 5) Evaluation
(Evaluasi).
Berdasarkan pada pengembangan yang dilakukan, maka karakteristik dari
Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Usia 4 – 5 Tahun yaitu media pembelajaran yang dikembangkan
dengan menggunakan aplikasi Power Point berdasarkan model pengembangan
Tegeh, dkk (2019: 42). Hasil penelitian menunjukan penilaian oleh validasi oleh
ahli media dan ahli materi memperoleh presentase rata-rata sebesar 100% dengan
kriteria sangat valid. Adapun hasil uji coba terbatas dengan responden yang relevan
pada hasil instrumen responden memperoleh presentase rata-rata 98% dengan
kriteria sangat baik dan rata-rata hasil instumen observasi anak terkait membaca
permulaan memperoleh presentase rata-rata 100% dengan kriteria sangat baik.
Kesimpulan berdasarkan presentase perolehan hasil uji validasi dan uji
lapangan bahwa pengembangan produk Media Animasi Minnie Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4 – 5 yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan membaca permulaan pada
anak usia dini.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadiran Allah SWT, peneliti dapat Menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini dengan lancer. Skripsi yang berjudul “Pengembangan

Media Animasi Minnie Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia

4 – 5 Tahun” Di KB-TK Islam Sultan Agung 02 Semarang ini disusun untuk

memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta

kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasehat, dan dorongan serta saran-

saran dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan dan

rintangan serta kesulitan dapat terisi dengan baik. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini tulus hati penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas PGRI Semarang, Ibu Dr. Sri Suciati, M.Hum. yang telah

memberikan kesempatan penulis menimba ilmu di Universitas PGRI

Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Ibu Dr. Arri Handayani, S.Psi.,M.Pi.,

yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Ibu Dr.

Anita Chandra DS. M.Pd.

4. Pembimbing I Ibu Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd. yang telah

membimbing penulis dengan ketekunan dan kecermatan dedikasi yang

tinggi.

5. Pembimbing II Ibu Dwi Prasetiyawati D.H, M.Pd. yang telah membimbing

penulis dengan ketekunan dan kecermatan dedikasi yang tinggi.

vi
6. Ahli Media dan Ahli Materi Media Bapak Dr. Ir. Perdana Afif Luthfy, M.T.

yang telah membimbing penulis dengan ketekunan dan kecermatan dedikasi

yang tinggi.

7. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

8. Bundaku, Dewi Ari Kusuma dan Ayahku, Hermanto yang sudah menjadi

sponsor dan support terbesar bagi penulis.

9. Adek – adeku, Muhammad Rafi Irsyad, Farah Fadhila dan Naswa Luthfiya

Laili yang sudah menjadi support terbesar bagi penulis.

10. Alm, Mbah Kung Dasri Poernomo dan Almh, Mbah Thi Ananingsih yang

sudah menjadi sponsor dan support terbesar bagi penulis.

11. Seseorang spesial dihatiku, Radiffa Edwin Pratama yang sudah menjadi

support terbesar bagi penulis.

Akhirnya penulis sampaikan atas kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis selain ucapan terimakasih kepada semua pihak yang terkait.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidik, khususnya

Pendidikan anak usia dini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum

sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf dan menerima saran serta

kritik dari pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberkahi dan membalas

kebaikan Bapak, Ibu dan Teman – Teman sekalian.

Semarang, 06 Juli 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

PRAKATA ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Pengembangan ................................................................ 7
D. Spesifikasi Produk....................................................................... 8
E. Pentingnya Pengembangan ......................................................... 8
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................. 9
G. Definisi Istilah ............................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 13

A. Hakikat Membaca Permulaan ..................................................... 13


1. Pengertian Membaca Permulaan ..................................... 13
2. Aspek Membaca Permulaan ............................................ 14
3. Tujuan Membaca Permulaan........................................... 15

viii
4. Faktor yang Mempengaruhi Membaca Permulaan ......... 17
B. Media Pembelajaran .................................................................... 18
1. Pengertian Membaca Permulaan ..................................... 18
2. Fungsi Media ................................................................... 19
3. Manfaat Media ................................................................ 20
4. Jenis – Jenis Media Pembelajaran ................................... 22
C. Media Video Animasi ................................................................. 25
1. Pengertian Media Video Animasi ................................... 25
2. Karakteristik Media Video Animasi ............................... 26
3. Proses Pembuatan Animasi Minnie ................................ 28
4. Kelebihan Video Animasi ............................................... 36
5. Kekurangan Video Animasi ............................................ 38
D. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 40
E. Kerangka Berfikir........................................................................ 44
F. Hipotesis Penelitian..................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 48

A. Model Penelitian dan Pengembangan ......................................... 48


B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ..................................... 49
C. Tempat dan Waktu ...................................................................... 54
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 54
E. Instrumen Penelitian.................................................................... 56
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 64

BAB IV PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ............................................. 67


B. Deskripsi Hasil Pengembangan .................................................. 68
1. Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap
Membaca Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun ................... 68
2. Pengembangan Produk .................................................... 69
C. Hasil dan Revisi Produk dari Uji Coba Ahli ............................... 84

ix
1. Hasil Uji Coba Ahli Media dan Materi oleh Ahli ........... 85
D. Hasil Uji Coba Terbatas dengan Responden yang Relevan ........ 90
1. Hasil Instrumen Responden ............................................ 91
2. Hasil Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca
Permulaan ........................................................................ 92
E. Pembahasan Hasil Pengembangan .............................................. 93

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN


PENELITIAN

A. Simpulan ..................................................................................... 99
B. Saran ............................................................................................ 100
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 102

LAMPIRAN ........................................................................................... 105

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Ahli Media ............................................................. 57

Tabel 3.2 Instrumen Responden .............................................................. 62

Tabel 3.3 Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan ...... 63

Tabel 3.4 Skala Skor Penilaian ............................................................... 64

Tabel 3.5 Skala Skor Tanggapan ............................................................ 65

Tabel 3.6 Skala Skor Kelayakan ............................................................. 66

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Ahli Media dan

Ahli Materi Tahap Pertama ..................................................................... 85

Tabel 4.2 Saran dan Komentar Perbaikan

Media Animasi Minnie ........................................................................... 87

Tabel 4.3 Revisi Desain dan Validasi Ahli Media dan

Materi Tahap Pertama Media Animasi Minnie ....................................... 87

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Ahli Media dan Materi

Tahap Kedua ........................................................................................... 88

Tabel 4.5 Hasil Instrumen Responden .................................................... 90

Tabel 4.6 Hasil Instrumen Observasi Anak

Terkait Membaca Permulaan .................................................................. 92

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Menu Utama Media

Animasi Minnie....................................................................................... 28

Gambar 2.2 Tampilan Informasi Tombol Media

Animasi Minnie....................................................................................... 28

Gambar 2.3 Tampilan Menu Media

Animasi Minnie....................................................................................... 29

Gambar 2.4 Tampilan Menu Belajar Media

Animasi Minnie....................................................................................... 29

Gambar 2.5 Tampilan Menu Games Media

Animasi Minnie....................................................................................... 33

Gambar 2.6 Tampilan Menu Kuis ........................................................... 35

Gambar 2.7 Kerangka berfikir

Pengembangan Media Animasi Minnie .................................................. 45

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Penelitian Pengembangan .................. 50

Gambar 4.1 Tampilan Utama Media Animasi Minnie............................ 70

Gambar 4.2 Tampilan Informasi Tombol Media Animasi Minnie ......... 70

Gambar 4.3 Tombol Pilihan Menu Media Animasi Minnie ................... 71

Gambar 4.4 Tampilan Menu Belajar ....................................................... 72

Gambar 4.5 Tampilan Menu Permainan ................................................. 77

Gambar 4.6 Tampilan Menu Kuis ........................................................... 81

Gambar 4.7 Tampilan Menu Profil Pengembang ................................... 84

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1.Pengesahan Proposal ............................................................................ 105

2. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 106

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................... 107

4. Hasil Instrumen Responden ................................................................ 108

5. Hasil Instrumen Anak Terkait Membaca Permulaan .......................... 109

6. Instrumen Ahli Media dan Ahli Materi ............................................... 110

xiii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1. Perempuan harus berpendidikan tinggi agar bisa mandiri dan


menjadi ibu yang berkualitas
2. Akan selalu ada jalan menuju sebuah kesuksesan bagi
siapapun, selama mau berusaha dan bekerja keras untuk
memaksimalkan kemampuan yang ia miliki

Persembahan :

Kupersembahkan skripsi untuk :

1. Bunda ku yang mendukung


apapun yang saya ingin lakukan.
2. Almamaterku tercinta
Universitas PGRI Semarang.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) No. 137 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa

kemampuan anak usia 4-5 tahun terdiri dari kemampuan untuk

mengenal simbol-simbol, mengenal suara-suara hewan/benda yang

ada disekitarnya dan mengucapkan huruf A sampai Z. Adapun

indikator kemampuan membaca permulaan anak usia 4 sampai 5 tahun

yang meliputi: Menyebutkan simbol huruf yang dikenal, Mengenal

bunyi huruf, Pengetahuan bunyi huruf awal, Pengetahuan

membedakan huruf, Membedakan suara hewan disekitarnya,

Membedakan suara benda disekitarnya, Membaca suku kata,

Merangkai suku kata menjadi kata, Membaca kata, menjodohkan kata

dengan gambar.

Asmonah (2019: 30) berpendapat bahwa langkah pertama

melatih keterampilan membaca ditekankan pada simbol-simbol atau

tanda-tanda yang berhubungan dengan huruf-huruf. Membaca

permulaan adalah tahap pembelajaran membaca untuk

mengembangkan keterampilan dasar membaca. Membaca permulaan

dikatakan sebagai suatu kemampuan yang sangat diharuskan dimiliki

oleh anak dikarenakan anak dapat membaca suatu bacaan, berarti anak

1
2

tersebut mampu mengikuti kegiatan disekolah dan juga dapat

membuka jendela pengetahuan anak (Herlina, 2019 : 2) Oleh karena

itu, membaca permulaan sangat penting untuk mendukung

kemampuan membaca pada tingkat yang lebih tinggi, karena membaca

permulaan merupakan tahap dasar seseorang untuk membaca. Dalam

kegiatan pembelajaran membaca permulaan diajarkan dengan metode

dan media yang dapat menarik serta menyenangkan untuk anak.

Dengan menggunakan metode dan suatu media yang tepat akan

menjadikan anak merasa tidak terbebani dan senang melakukan

kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Kenyataannya,

penggunaan metode serta media masih belum tepat karena masih

menggunakan cara dengan menulis di papan tulis dan tidak ada media

yang menarik untuk anak sehingga anak mengalami kesulitan (Tarigan

dalam Zulianingsih et al., 2020: 1).

Anak adalah generasi penerus bangsa, sehingga kehadirannya

begitu dinantikan oleh setiap manusia, baik itu dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu masa kanak

kanak adalah masa emas yang tidak dapat terulang kembali, masa

sensitif dan berkembangnya seluruh aspek perkembangan anak, yang

nantinya akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak

pada masa usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk

menanamkan nilai-nilai pada anak baik untuk perkembangan

intelektual, sosial, emosional, bahasa, norma, dan agama. Usia dini


3

adalah usia emas (golden age) dimana tahap ini efektif untuk

menstimulasi anak dengan unsur kebaikan (Islamiah, Fridani, &

Supena, 2019 : 2). Pada masa ini semua aspek perkembangan nilai

agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional,

serta seni berkembang sangat pesat dan membutuhkan stimulasi agar

semua potensi, bakat, serta minat anak dapat berkembang secara

maksimal. Oleh sebab itu, peranan orang tua dan guru harus

memfasilitasi keunikan anak tersebut dalam memberikan pendidikan

kepada anak. Salah satu perkembangan yang perlu dimaksimalkan

adalah bahasa. Sebagai bagian pertumbuhan bahasa anak, salah

satunya adalah keaksaraan yang penting dalam pendidikan anak di

masa sekolah.

Perkembangan bahasa anak berkembang bersama dengan

bertambahnya usia anak. Salah satu perkembangan bahasa ialah

keaksaraan. Kemampuan keaksaraan merupakan kemampuan yang

berkaitan dengan pengetahuan tentang huruf, kata, dan tulisan sebagai

pondasi dasar yang dibutuhkan anak agar mampu dalam belajar

menulis, membaca, dan berhitung (Listriani et al., 2020: 60).

Pembelajaran di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang saat ini

sudah baik dengan model learning center. Namun terkadang

pembelajaran hanya didorong oleh poster. Anak- anak masih kurang

pengertian. Belajar melalui poster hanya mencerminkan pandangan

perasaan penglihatan, ukurannya dibatasi dan harus dilihat oleh


4

sekelompok anak- anak, bila diuraikan secara emosional, poster

diperkenalkan dalam ukuran terbatas, sehingga kurang efektif dalam

pembelajaran. Permainan dan media masih terbatas dan yang sudah

bersekolah belum cukup mempelajari membaca permulaan. Media

pembelajaran yang sesuai untuk pengenalan huruf pun kurang menarik

dan perlu pengembangan baru. Ia juga tidak pernah menyebutkan video

animasi yang digunakan yaitu video animasi membaca permulaan.

Selain itu, video animasi tidak lagi dibuat di KB – TK Islam

Sultan Agung 02 Semarang. Dalam keterangannya, kepala sekolah

mengatakan bahwa video animasi yang mengenal huruf itu berasal dari

aplikasi YouTube. Selain itu, apa yang telah dipelajari tidak lagi harus

diterapkan menggunakan video animasi di KB – TK Islam Sultan

Agung 02 Semarang. Permasalahan di atas salah satu alternatif atau

upaya untuk meningkatkan membaca permulaan adalah pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan media yang menarik agar anak

belajar dengan semangat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

mempelajari dengan video animasi untuk meningkatkan membaca

permulaan pada anak usia dini.

Memvariasikan inovasi media adalah pendekatan untuk

menciptakan atau menyampaikan materi dengan memanfaatkan mesin

mekanik dan elektronik untuk memperkenalkan pesan suara dan

visual(Veri et al., 2020: 20). Variasi media pendidikan secara

gamblang digambarkan dengan penggunaan peralatan selama


5

pengalaman pendidikan, seperti proyektor film, alat perekam dan

proyektor layar lebar. Mengajar melalui video animasi (media

audiovisual) adalah produksi dan penggunaan materi, yang

asimilasinya melalui melihat dan mendengar dan tidak hanya

bergantung pada pemahaman kata-kata atau simbol-simbol serupa

(Arsyad, 2017: 1). Contoh media pembelajaran audiovisual adalah

video animasi, yaitu video animasi, sering disebut juga dengan

animasi, yaitu gambar bergerak, yang bersumber dari kumpulan

berbagai objek yang bergerak secara spesifik sehingga bergerak

menurut jalur yang telah ditentukan pada suatu titik waktu tertentu

(Sudiman, 2018: 2). Objek yang dimaksud adalah gambar-gambar

individu, teks- teks tersusun, gambar- gambar makhluk, gambar-

gambar tumbuhan, bangunan-bangunan, dan sebagainya.

Pada studi pendahuluan di KB – TK Islam Sultan Agung 02

Semarang, media pembelajaran atau permainan pengenalan huruf yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah: 1) Gambar kartu

huruf 2) Alat permainan edukasi 3) Puzzle huruf dan, 4) Poster

Penggunaan Video Non-Interaktif.


6

Disini penulis menggunakan video animasi menarik berupa

permainan untuk meningkatkan membaca permulaan anak usia dini.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengambil

judul PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MINNIE

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK

USIA 4 - 5 TAHUN Sebagai Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Membaca Permulaan Anak di Kelompok A KB – TK

Islam Sultan Agung 02 Semarang.

B. Rumusan Masalah

Mengingat latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan

masalah yang telah dideskripsikan. Kemudian diperoleh rumusan

masalah yang disajikan dalam ulasan ini sebagai berikut :

1. Bagaimana menganalisis konten video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini?

2. Bagaimana mendesain konten video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini?

3. Bagaimana mengembangkan konten video animasi untuk stimulasi

kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini?

4. Bagaimana mengimplementasikan konten video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini?
7

5. Bagaimana mengevaluasi penggunaan video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini?

C. Tujuan Pengembangan

Setiap penelitian harus memiliki tujuan untuk mencapai hal

yang ideal dengan tujuan agar penelitian menjadi relevan dengan

rumusan masalah. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah

digambarkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis konten video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak

usia dini.

2. Untuk mendesain konten video animasi yang dapat

mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak

usia dini.

3. Untuk mengembangkan konten video animasi untuk stimulasi

kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini.

4. Untuk mengimplementasikan konten video animasi yang

dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan

pada anak usia dini.

5. Untuk mengevaluasi penggunaan video animasi yang

dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak

usia dini.
8

D. Spesifik Produk

Dalam penelitian pengembangan ini, menghasilkan item media

video animasi. Berikutnya adalah gambaran singkat dari media video

animasi.

1. Media pembelajaran yang dihasilkan berupa multimedia interaktif.

2. Media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan

anak-anak dalam pembelajaran langsung, atau dapat pula dilakukan

secara mandiri oleh anak-anak di ponsel atau PC sekaligus di

bawah manajemen orang tua.

3. Media pembelajaran ini menggabungkan komponen kata, gambar,

dan suara.

E. Pentingnya Pengembangan

Pentingnya Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap

Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4 - 5 Tahun dapat dilihat

secara teoritis dan praktis khususnya dibidang pendidikan untuk:

1. Secara Teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

teoritis ilmu pengetahuan.

b) Memberikan wawasan baru bagi para pembaca dalam kaitannya

dengan penggunaan Pengembangan Media Animasi Minnie

Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4 - 5

Tahun.
9

2. Secara Praktis

a. Guru

1) Pemanfaatan media video animasi dalam pembelajaran di sekolah

dapat membantu pengajar dengan lebih efektif menyampaikan

bahan ajar untuk anak usia dini.

2) Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan

media pembelajaran animasi.

b. Siswa

1) Dengan memanfaatkan media video animasi ini bisa membuat

anak-anak lebih termotivasi dalam memahami pembelajaran.

Motivasi di balik ini agar lebih mudah bagi anak-anak untuk

mengetahui materi pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan

dapat tercapai.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media ini didasarkan pada beberapa asumsi dan

keterbatasan sebagai berikut :

1. Media Animasi Minnie dapat digunakan sebagai alternatif media

pembelajaran membaca permulaan bagi siswa.

2. Media Animasi Minnie diharap dapat melatih konsentrasi/fokus

belajar siswa.

Pengembangan media ini didasarkan pada beberapa asumsi dan keterbatasan

sebagai berikut :
10

1. Media Animasi Minnie dapat digunakan sebagai alternatif media

pembelajaran membaca permulaan bagi siswa.

2. Media Animasi Minnie diharap dapat melatih konsentrasi/fokus belajar

siswa.

G. Definisi Istilah

Supaya tidak terjadi suatu penafsiran yang berbeda mengenai istilah

yang digunakan, maka diperlukan suatu definisi terkait media pembelajaran

yang dikembangkan diantara:

1. Membaca Permulaan

John Holt (2018:14) menyatakan dengan membiarkan anak

sering berinteraksi dengan buku-buku yang banyak teksnya, bukan

dengan buku yang banyak gambar maka anak akan siap membaca. Anak

perlu memenuhi mata mereka dengan teks, sebagaimana mereka ketika

kecil memenuhi telinga mereka dengan pembicaraan.

Cathy Nutbrown & Peter Clough (2017: 245-248) juga

menyatakan, kemampuan membaca dan menulis bagi anak-anak adalah

dengan mendorong anak untuk mengaitkan suara dan tulisan dan mulai

membaca serta menulis. Untuk membangkitkan minat membaca anak,

mereka harus diberi akses ke berbagai bahan bacaan (buku, puisi, dan

materi tulisan lainnya). Ada 3 aspek bahasa lisan yang muncul untuk

menjadi kunci bagi pembelajaran dan perkembangan literasi anak-anak

adalah: bercerita, kesadaran fonologis, dan pembicaraan tentang literasi.

Afin Murtie (2018:61-67) menyatakan dalam mengajarkan


11

membaca pada anak perlu disadari beberapa prinsip, yaitu: (1) Balita

perlu menguasai membaca sebelum masuk SD (sebelum usia 7 tahun);

(2) membaca tidak harus diperkenalkan dengan cara ajar formal; (3)

membaca bukan momok yang menakutkan; (4) Balita suka bermain; (5)

Balita butuh kasih sayang dari keluarga.

Menurut Dewi (2019: 942) mengatakan bahwa membaca permulaan

juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengenal huruf dan bunyi

pelafalan huruf, kemudian mengartikan rangkaian huruf menjadi kata.

Menurut Wati (dalam Yawu, Efendi, & Barasandji, 2017: 57) langkah-

langkah membaca permulaan adalah mengenal unsur kalimat, mengenal

unsur kata, mengenal unsur huruf, merangkai huruf menjadi suku kata,

dan merangkai suku kata menjadi kata.

Dari uraian teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian

membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang didukung oleh

keterampilan-keterampilan lainnya seperti pengenalan huruf, memahami

kata dengan imajinasi tertentu terhadap kata tersebut dengan tujuan

untuk memeroleh informasi dari sebuah tulisan.

2. Media Video Animasi

Menurut (Adkhar, 2017: 241) video animasi adalah sebuah

film yang digambar dengan tangan atau digambar dengan bantuan

komputer lalu diberikan efek gerak atau efek perubahan selama

beberapa waktu dan memiliki alur cerita. Media video animasi

menurut (Laily Rahmayanti 2018: 431) mengemukakan bahwa Media


12

video animasi adalah media audio visual dengan menggabungkan

gambar animasi yang dapat bergerak dengan diikuti audio sesuai

dengan karakter animasi.

Adapun pengertian media video animasi menurut (Husni

2021: 17) mengemukakan bahwa Video animasi adalah pergerakan

satu frame dengan frame lainnya yang saling berbeda dalam durasi

waktu yang telah 55 ditentukan, sehingga menciptakan kesan bergerak

dan juga terdapat suara yang mendukung pergerakan gambar itu,

misalnya suara pecakapan atau dialog dan suara-suara lainnya.

Dari uraian teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian video animasi yaitu bahwa media video animasi adalah

media pembelajaran yang berupa media audio visual dengan

dlengkapi gambar atau frame yang bergerak secara bergantian dan

dilengkapi dengan audio sebagai pelengkapnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca Permulaan

Kemampuan merupakan proses pembelajaran yang mendukung

perkembangan anak. Menurut Yusdi (Anggraeni, 2017: 20) kemampuan

merupakan “kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk berusaha dengan

diri sendiri”. Dalam pengertian tersebut kemampuan yaitu kecakapan

individu dalam menguasai tugas yang diberikan.

Membaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk

mendapatkan sebuah informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta

pengalaman-pengalaman baru. Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri

dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai

produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.

Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari

aktivitas yang dilakukan pada saat membaca (Arief, 2014 : 2).

Dalman (2017: 85) menyatakan bahwa membaca permulaan

mencakup : 1) Pengenalan bentuk huruf, 2) Pengenalan unsur-unsur

linguistik, 3) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan

bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis), dan 4) Kecepatan

membaca bertaraf lambat az.

Broughton (Aswar, 2019: 11) berpendapat bahwa: Salah satu aspek

penting dalam membaca permulaan yaitu keterampilan mekanis (urutan

13
14

lebih rendah) yang mencakup pengenalan huruf, pengenalan unsur-unsur

linguistik, pengenalan hubungan dan pola ejaan dan kecepatan membaca

taraf lambat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca permulaan adalah kesanggupan murid dalam mengenal dan

memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang kemudian

diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan,

lafal intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.

2. Aspek Membaca Permulaan

Salah satu aspek perkembangan yang penting untuk distimulasi

adalah aspek bahasa. Bahasa merupakan mencakup segala sarana

komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk

menyampaikan makna kepada orang lain (Artini et al., 2019; Choirina,

2020 Setiyaningsih & Syamsudin, 2019) Perkembangan bahasa

dipengaruhi oleh bertambahnya usia anak. Dalam keterampilan berbahasa

ada empat aspek yaitu, mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca,

menulis. Membaca sebagai aktivitas yang kompleks dengan melakukan

sejumlah besar tindakan individu (Black et al., 2017; Britto et al., 2017;

Daruich, 2018; Yoshikawa et al., 2018 : 2).

Aspek membaca menurut Whitehust dan Lonigan sebagaimana

yang dikutip oleh Tjoe (2017 : 32), mencatat ada Sembilan komponen

emergent literacy, yaitu: 1) Language, yaitu anak harus dapat berbahasa

dengan tutur kata mereka, 2) Convention of print, anak dapat membaca


15

melalui penemuan cetak, 3) Knowledge of letter, kemampuan anak untuk

mengidentifikasi huruf, 4) Linguistic awareness, anak dapat

mengidentifikasi unit linguistic. Seperti fonem, silabel, dan kata, 5)

Korespondensi Phoneme grapheme, anak sudah dapat memahami

bagaimana mensegmentasikan dan mendiskriminasikan beragam suara

bahasa dengan huruf tertulis, 6) Emergent reading, anak berpura- pura

membaca buku cerita dan membuat narasi dengan gambar, 7) Emergent

writing, anak berpura-pura menulis, nama atau cerita mereka, 8) Motivasi

print, anak tertarik dalam membaca dan menulis atau mengajukan

pertanyaan tentang huruf, dan 9) Other Cognitive Skill, kemampuan

kognitif yang dimiliki individu dengan bahasa, kesadaran linguistic.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

aspek membaca permulaan adalah aspek perkembangan yang penting

untuk distimulasi adalah aspek bahasa. Bahasa merupakan mencakup

segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan

untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

3. Tujuan Membaca Permulaan

Tujuan dari kemampuan membaca permulaan menurut (Rahman

& Haryanto, 2017: 12) adalah menuntut siswa agar dapat mengenal

lambang- lambang tulisan serta mengubahnya menjadi bunyi-bunyi

bermakna sehingga siswa mampu membaca dengan benar dan tepat dalam

pengucapannya.

Menurut Kemendikbud (2013) tujuan membaca permulaan yang


16

tercantum di dalam indicator kurikulum 2013, sebagai berikut: 1) Anak

dapat menyebutkan urutan huruf melalui nyanyian a-b-c, 2) Anak dapat

mengurutkan huruf a-b-c-d-e-f dengan urutan yang benar, 3) Anak dapat

mengenal huruf vocal a-i-u-e-o, 4) Anak dapat menirukan teks deskriptif

sederhana, 5) Anak dapat membaca teks deskriptif sederhana, 6) Anak

dapat menyusun huruf dengan baik dan benar, 7) Anak dapat melengkapi

huruf dalam sebuah kata, 8) Anak dapat membaca nyaring kosakata, dan

9) Anak dapat mengenal kosakata.

Menurut Herusantosa (dalam K. Istarocha, 2018: 14), tujuan

pembelajaran membaca permulaan agar peserta didik mampu memahami

dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis dengan intonasi yang

wajar, peserta didik dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana

dengan lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat.

Menurut (Osei, dkk 2019: 13) berpendapat bahwa kemampuan

membaca permulaan merupakan aktivitas membaca yang dilakukan untuk

menambah pencapaian perkembangan bahasa di masa kanak- kanak yang

ditandai dengan pengetahuan huruf, memahami hubungan bunyi dan

bentuk huruf dan membaca kata.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari pembelajaran membaca permulaan bagi anak adalah agar anak

mengenali lambang- lambang bahasa kemudian menyuarakannya dengan

tujuan untuk memahami isi dari lambang-lambang bahasa tersebut

sebagai bekal anak saat belajar membaca tingkat lanjut.


17

4. Faktor yang Mempengaruhi Membaca Permulaan

Putra (2017: 1) menyatakan bahwa “kesiapan membaca individu

melibatkan dirinya dan pengalaman belajar di sekolah, dan faktor dari

kesiapan membaca yaitu kesiapan fisik, kesiapan psikologis, kesiapan

pendidikan dan kesiapan IQ. (Paramita 2019: 2) mengatakan bahwa

“Kemampuan membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa

dalam meraih kemajuan karena dengan kemampuan membaca siswa akan

lebih mudah, menggali informasi dari berbagai sumber tertulis”.

Motivasi adalah faktor kunci dalam pembelajaran membaca.

Seperti dikemukakan Eanes (dalam Rahim, 2018: 19) bahwa kunci

motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi membaca permulaan bagi anak adalah

kesiapan fisik, kesiapan psikologis, kesiapan pendidikan dan kesiapan IQ.


18

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Atwi Suparman (dalam Maswan & Muslimin, 2017:

116), media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan

atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam pengertian

ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Media

pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran (Rusman, 2019: 140).

Media pembelajara meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran

merupakan alat bantu pembelajaran dalam rangka penyampaian materi

sebagai pesan agar lebih mudah diterima oleh penerima yaitu siswa,

sehingga siswa lebih termotivasi serta aktif dalam mengikuti

pembelajaran (Marsudi, 2017: 19).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan pengertian

media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari

pengirim pesan kepada penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran

adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan materi atau

informasi kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik dan sesuai dengan capaian kompetensi yang diinginkan. Pada

penelitian ini produk yang akan dikembangkan yaitu media pembelajaran

berupa media video. Pemilihan pengembangan produk berupa media

pembelajaran dipilih berdasarkan masalah yang ditemukan terkait media


19

yang digunakan pada proses pembelajaran membaca permulaan pada anak

usia dini.

2. Fungsi Media

Menurut Wahab dkk (2021: 3) media pembelajaran merupakan

media yang digunakan dalam pembelajaran yang meliputi alat bantu guru

dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke

penerima pesan belajar (siswa).

Menurut Sanaky (2018: 7) media pembelajaran berfungsi untuk

merangsang pembelajaran dengan: 1) Menghadirkan objek sebenarnya

dan objek yang langkah, 2) Membuat duplikasi dari objek yang

sebenarnya, 3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, 4) Memberi

kesamaan persepsi, 5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan

jarak, 6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan 7) Memberi

suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Sanjaya (2018 : 208) menyatakan adapun fungsi dari media

pembelajaran yaitu menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa

tertentu, dapat memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, dapat

menambah gairah maupun motivasi belajar siswa dan media pembelajaran

memiliki nilai praktis.


20

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahawa media memiliki fungsi penting dalam proses pembelajaran. yaitu

sebagai perantara atau alat bantu yang digunakan oleh guru untuk

mempermudah penyampaian informasi, memberi instruksi, dan

memotivasi kepada siswa. Apabila media kurang berfungsi dengan baik

pada proses pembelajaran, maka media tersebut belum efektif digunakan

sebagai media pembelajaran, sehingga dibutuhkan pengembangan media

agar berfungsi dengan baik. Dengan penelitian pengembangan media

video animasi minnie dalam membaca permulaan anak usia dini

diharapkan media video bisa lebih berfungsi dengan baik dalam

menunjang proses pembelajaran.

3. Manfaat Media

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, yakni untuk

menjelaskan hal- hal abstrak dan dapat mewakili guru sebagai alat

komunikasi, materi pembelajaran. Manfaat media menurut (Hamid 2020:

29-30).

a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi

belajar interaksi yang lebih langsung antara siswa dan

lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.


21

b) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra ruang dan

waktu.

c) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru

masyarakat dan lingkungannya.

Selain itu, manfaat lain dari media pembelajaran menurut

(Haryono, 2017:49) Manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1)

Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa, 2)

Memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara

langsung, 3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa

dengan lingkungannya. 4) Menghasilkan keseragaman pengamatan, 5)

Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realitis, 6)

Membangkitkan keinginan dan minat baru, 7) Membangkitkan motivasi

dan merangsang anak untuk belajar, 8) Memberikan pengalaman yang

menyeluruh dari yang konkret sampai yang abstrak, dan 9) Memudahkan

siswa untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan suatu benda.

Menurut Daryanto (2019:5) media bermanfaat sebagai berikut :

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas, 2) Mengatasi

keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, 3) Menimbulkan

gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan

sumber belajar, 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan

bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, 5) Memberi


22

rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan

persepsi yang sama, dan 6) Proses pembelajaran mengadung lima

komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran,

media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan

pembelajaran.

Berbagai penjelasan mengenai manfaat media pembelajaran

dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran sangatlah penting

sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Media juga berfungsi

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempermudah

penyampaian suatu materi pelajaran kepada siswa dari hal yang abstrak

menjadi konkret.

4. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Dalam pembagian jenis media, untuk tujuan-tujuan praktis,

Sadiman (dalam Maswan & Muslimim, 2017: 132), dengan

mempertimbangkan karakteristik, membagi jenis media yang lazim

dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan, diantaranya

adalah: (1) media grafis, (2) media audio, (3) media proyeksi, dan (4)

media serbaneka. Secara umum ada tiga jenis media yang perlu diketahui,

yaitu: (1) media audio (dapat didengar), (2) media visual (dapat dilihat),

dan (3) media audio-visual (didengar dan dilihat) (Sanaky, 2017: 25).

Ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajara,

yaitu: media visual, media audio, media audio-visual, kelompok media

penyaji, dan media objek dan media interaktif berbasis komputer


23

(Rusman, dkk, 2019: 143).

Pembagian jenis media dari beberapa klasifikasi diatas dapat

dikelompokkan menjadi 4 jenis media secara umum yaitu, media cetak,

media audio, media visual, dan media audio-visual. Kelompok media

pembelajaran tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut:

a) Media cetak

Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam

proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat

bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal,

dan majalah ilmiah. Penggunaan media cetak dalam proses

pembelajaran dapat dikombinasikan dengan jenis media lainnya.

Pada umumnya media ini digunakan sebagai informasi utama atau

bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain

(Sanaky, 2017: 57).

b) Media audio

Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan

dengan indera pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio

karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka

pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-

lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun

non verbal (Sanaky, 2018: 106).


24

c) Media visual

Media visual merupakan sebuah media yang memiliki beberapa

unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur dalam penyajiannya

(Wati, 2017: 4).

d) Media audio-visual

Media audio-visual merupakan media yang dapat menampilkan

unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat

mengomunikasikan pesan atau informasi. Media audio-visual dapat

mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan yang

sesungguhnya (Wati, 2018: 4). Media audio visual terdiri dari dua

kata yaitu audio dan visual. Audio berarti pen- dengaran atau dapat

didengar, sedangkan visual yaitu yang nampak dilihat oleh mata atau

yang kelihatan. Jadi media audio visual yaitu media yang dapat

didengar dan dapat pula dilihat oleh panca indera (Munir, 2017: 308).

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara

umum dibagi atas media cetak, media audio, media visual, dan media

audio-visual. Media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini

termasuk dalam jenis media audio-visual berupa media video

pembelajaran membaca permulaan bagi anak usia dini. Media ini

dipilih untuk dikembangkan karena sesuai dengan permasalahan

yang ditemukan dan menjadi alternatif media yang paling diperlukan

dari jenis media lainnya.


25

C. Media Video Animasi

1. Pengertian Media Video Animasi

Pengertian media video animasi menurut (Laily Rahmayanti

2017:431) mengemukakan bahwa “Media video animasi adalah media

audio visual dengan menggabungkan gambar animasi yang dapat bergerak

dengan diikuti audio sesuai dengan karakter animasi.

Adapun pengertian media video animasi menurut (Husni 2021:17)

mengemukakan bahwa “Video animasi adalah pergerakan satu frame

dengan frame lainnya yang saling berbeda dalam durasi waktu yang telah

ditentukan, sehingga menciptakan kesan bergerak dan juga terdapat suara

yang mendukung pergerakan gambar itu, misalnya suara pecakapan atau

dialog dan suara-suara lainnya.”

Menurut Fachera, Jambe serta Dadang( 2019: 18) Media

pembelajaran film merupakan perlengkapan yang dipakai guna

menyampaikan modul pembelajaran lewat siaran lukisan bergerak yang

diproyeksikan membuat kepribadian yang sepadan dengan subjek aslinya.

Media video menurut Sukiman (2018: 187) adalah seperangkat

komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara

dalam waktu bersamaan. Namun tidak semua video bisa dikategorikan ke

dalam media pembelajaran, diperlukan pengembangan terlebih dahulu agar

video tersebut sesuai dan menunjang proses pembelajaran.

Menurut (Nursalam and Fallis 2017:20) menjelaskan bahwa “Media

video animasi merupakan bentuk dari pengembangan yang terdiri dari


26

beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dari

potongan- potongan gambar yang dijadikan menjadi satu dan dijadikan

gambar bergerak yang diambil dari kehidupan sehari-hari.”

Dari uraian teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian video animasi yaitu bahwa media video animasi adalah media

pembelajaran yang berupa media audio visual dengan dlengkapi gambar

atau frame yang bergerak secara bergantian dan dilengkapi dengan audio

sebagai pelengkapnya. Media video animasi ini menjadi alat pendukung

atau perangkat pembelajaran bagi guru dalam membantu proses

pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Karakteristik Media Video Animasi

Karakteristik medіa vіdeo anіmasі yaitu “Vіdeo anіmasі

pembelajaran hasil pengembangan di desain sedemikian rupa agar dapat

menampilkan tulisan (teks), gambar-gambar berwarna, audio (suara), dan

anіmasі dalam satu kesatuan sehingga mampu memberikan daya tarik

tersendiri kepada sіswa untuk belajar lewat sajian materi audio visual”.

(Jerry et al. 2018:16).

Selain itu, (Husni 2021: 25) menyatakan bahwa karakteristik vіdeo

anіmasі yaitu: 1) Medіa vіdeo anіmasі ini dapat ditayangkan dengan

bantuan layar LCD proyektor di depan kelas dan dapat terlihat seisi kelas,

dan 2) Pergerakan satu frame dengan frame lainnya.

Menurut Sharon (dalam Hendra Eka 2017:28) menjelaskan bahwa

karakteristik medіa vіdeo anіmasі sebagai berikut : 1) Autentik yaitu


27

gambar harus menunjukkan situasi yang sebenarnya seperti yang dilihat

orang, 2) Sederhana yaitu komposisi gambar harus jelas menunjukkan poin

pokok dalam vіdeo anіmasі, 3) Gambar hendaklah bagus dari segi seni dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan 4) Memiliki pesan yang

disampaikannya cepat dan mudah diingat.

Adapun pendapat lain mengemukakan karakteristik (Nursalam and

Fallis 2019:27) menjelaskan bahwa : 1) Dapat menyampaikan pesan dan

ide tertentu, 2) Menarik perhatian, sederhana namun memberi kesan yang

kuat, 3) Berani dan dinamis, gambar dalam vіdeo anіmasі hendaknya

menunjukkan gerak dan perbuatan, 4) Bentuk gambar dalam cerita vіdeo

anіmasі hendaknya bagus, menarik dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran, 5) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan,

dan 6) mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan

respon yang diharapkan sіswa.

Berdasarkan uraian karakteristik medіa vіdeo anіmasі menurut

beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapat diatas

karakteristik medіa vіdeo anіmasі yaitu vіdeo anіmasі pembelajaran hasil

pengembangan di desain sedemikian rupa agar dapat menampilkan tulisan

(teks), gambar-gambar berwarna, audio (suara), dan anіmasі dalam satu

kesatuan sehingga mampu memberikan daya tarik tersendiri kepada sіswa

untuk belajar lewat sajian materi audio visual.


28

3. Proses Pembuatan Animasi Minnie

Dalam proses pembuatan animasi Minnie menggunakan Microsoft

power point.

a) Animasi Minnie menggunakan tema : buah-buahan dan sub tema :

Mari mengenal nama buah – buahan. Kemudian jika tombol mulai

ditekan akan muncul 3 tombol menu yaitu belajar, games dan kuis.

Gambar 2.1 Tampilan Utama Media Animasi Minnie

b) Kemudian pada slide ke 2 terdapat informasi tombol didalam

animasi tersebut yaitu tombol mulai, tombol pilihan materi, tombol

Gambar 2.2 Tampilan Informasi Tombol Media Animasi Minnie


29

c) memulai music, tombol selanjutnya, tombol Kembali ke menu dan

tombol sebelumnya.

d) Pada slide ke 3 terdapat 3 tombol menu yaitu belajar, games, dan

kuis silahkan di pilih sesuai keinginan.

Gambar 2.3 Tampilan Menu Media Animasi Minnie

e) Jika menekan tombol belajar makan akan menampilkan slide dengan

nama buah – buahan dan ejaan nya.

Gambar 2.4 Tampilan Menu Belajar Media Animasi Minnie


30

Gambar 2.4.a

Gambar 2.4.b

Gambar 2.4.c
31

Gambar 2.4..d

Gambar 2.4.e

Gambar 2.4.f
32

Gambar 2.4.g

Gambar 2.4.h

Gambar 2.4.i

f) Jika menekan tombol games maka akan menampilkan slide games


33

dengan 2 soal pilihan ganda, jika menekan jawaban salah maka akan

keluar animasi bertuliskan salah. Jika menekan jawaban benar

makan akan animasi bertuliskan benar.

g) Soal pertama di dalam games adalah menebak gambar buah apel.

h) Soal ke dua di dalam games adalah mencari ejaan nama pisang yang

benar.

Gambar 2.5 Tampilan Menu Games

Gambar 2.5.a
34

Gambar 2.5.b

Gambar 2.5.c

Gambar 2.5.d
35

Gambar 2.5.e
i) Jika menekan tombol kuis maka akan menampilkan slide kuis

dengan 2 soal, yang pertama soal piihan ganda dan soal menemukan

huruf yang sesuai. jika menekan jawaban salah maka akan keluar

animasi bertuliskan salah. Jika menekan jawaban benar makan akan

animasi bertuliskan benar.

Gambar 2.6 Tampilan Menu Kuis


36

Gambar 2.6.a

4. Kelebihan Media Video Animasi

Kelebihan medіa vіdeo anіmasі yaitu seperti yang dijelaskan oleh

(Johari, Andriana. et al. 2019:11) bahwa kelebihan medіa anіmasі yaitu

sebagai berikut: “a) Objek yang berukuran besar dapat terlihat kecil,

begitu pula sebaliknya, b) Penyajian informasi yang rumit dapat lebih

mudah, dan c) Dapat menggabungkan lebih dari satu medіa dalam

belajar.”

Sedangkan kelebihan medіa anіmasі menurut (Sobron et al. 2019:

14) menyatakan bahwa “Penggunaan medіa komunikasi yang lebih dari

satu dapat memudahkan guru dalam pemberian materia secara langsung

kepada sіswa melalui vіdeo ataupun rekaman. Sehingga apabila ada

materi yang sulit dipahami oleh seorang sіswa, maka ia dapat membuka

kembali rekaman vіdeo yang telah dibagikan oleh gurunya.”

Kemudian, kelebihan yang dimiliki oleh medіa vіdeo anіmasі

menurut (Widiyasanti, Margareta. 2018:13) menjelaskan bahwa “Dari


37

tampilan vіdeo vіdeo tokoh pahlawan, dapat dijadikan sebagai oleh sіswa.

Sehingga vіdeo anіmasі ini juga berfungsi sebagai medіa dalam

pembentukan karakter sіswa. Hal ini dikarenakan saat menonton vіdeo

animasі tersebut, sіswa akan memahami pesan yang terkandung dalam

vіdeo, dan secara tidak langsung sіswa telah berperan secara aktif dalam

proses belajar mengajar.”

Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Nuswantoro & Vicky Dwi

Wicaksono 2019: 24) menyatakan bahwa “Kelebіhan darі medіa vіdeo

anіmasі ini yaitu file berbentuk .mp4. sehingga hal tersebut dapat

mempermudah penggunanya karena dapat ditonton di laptop maupun

komputer. Untuk proses penyebarannya sendiri justru lebih mudah yaitu

menggunakan smartphone. Tentunya hal ini sangat memudahkan

penggunanya karena dapat dengan mudah dibawa kemana pun dan untuk

pengunduhannya juga dimudahkan sebab telah disediakan link

youtubenya.”

Jadi, medіa vіdeo anіmasі ini sangat mendukung untuk bisa

dipakai menjadi medіa pendukung pembelajaran daring untuk

meningkatkan motivasі belajar sіswa.“ adapun menurut Azhar (dalam

Kurniawan 2017: 42) menyatakan bahwa “Vіdeo anіmasі merupakan

medіa terbaru dalam proses mempelajari bahasa asing dalam kelas. Dari

vіdeo animasі ini, semangat sіswa dalam proses belajar menjadi lebih

meningkat sebab tampilan yang disajikan. Istilah yang digunakan untuk

menyebutkan medіa pembelajaran ini yaitu edutainment (belajar dengan


38

cara yang menyenangkan).”

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, kesimpulan yang

diperoleh dari medіa pembelajaran vіdeo anіmasі yaitu mempunyai

kelebihan, kelebihan medіa ini antara lain : 1) Dapat menarik perhatian

peserta didik ketika belajar, 2) Guru dapat menghemat energi karena

penjelasannya dituangkan pada tayangan vіdeo, 3) Peserta didik mudah

memahami materi pelajaran yang sulit dipahami, 4) Terdapat 2 medіa,

yaitu medіa vіdeo dan medіa audio, dan 5) Penggunaannya bisa di hp.

5. Kekurangan Media Video Animasi

Selain kelebihan, medіa pembelajaran memiliki kekurangan.

Kekurangan medіa pembelajaran vіdeo anіmasі berdasarkan (Nuswantoro

and dan Vicky Dwi Wicaksono 2019: 22) menjelaskan bahwa “Medіa

vіdeo anіmasі juga terdapat kekurangan yaitu penggunanya harus

mempunyai laptop, komputer dan proyektor. Selain itu juga, dalam

pembuatan vіdeo animasі membutuhkan waktu yang cukup lama

dikarenakan pengerjaannya yang cukup rumit sehingga banyak

menghabiskan waktu.

Dalam proses pembuatannya biasanya membutuhkan bantuan dari

aplikasi adobe premiere pro dan audacity guna memperoleh hasil dubbing

yang sempurna. Sehingga pada akhirnya, hasil akhir dari vіdeo akan jauh

lebih maksimal” Kemudian, Rahmatullah (dalam Imamah 2019: 4)

mengemukakan bahwa kekurangan medіa vіdeo anіmasі memiliki

kendala dalam proses pembelajaran nya, yaitu sebagai berikut:” 1). Guru
39

belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal vіdeo animasі

sehingga masih perlu pelatihan, dan 2). Muatan film yang terbatas

sehingga tidak semua materi bisa disampaikan pada vіdeo animasі.”

Sebagaimana (Alannasir 2017: 11) yang dilakukan pada saat

penelitiannya mengemukakan bahwa salah satu kekurangan pada medіa

vіdeo anіmasі yaitu “dalam pengoperasian medіa animasі, masih banyak

guru yang belum mengerti sehingga mereka kesulitan dalam

pengoperasiannya.”

Selain itu, (Husni 2021: 33) mengenukakan bahwa kekurangan

yang dimiliki oleh medіa pembelajaran vіdeo anіmasі yaitu, sebagai

berikut: 1) Bersifat interaktif, yang artinya mempunyai kemampuan untuk

mengkomodasi respon dari pengguna, dan 2) Bersifat mandiri, yang

artinya materi yang diberikan dapat secara lengkap sehingga dalam proses

pembelajaran selanjutnya tidak membutuhkan bimbingan siapa pun.

Adapun pendapat lain tentang kekurangan medіa vіdeo anіmasі

yaitu menurut (Diyah 2021:20) menjelaskan bahwa : 1) Memerlukan

software khusus untuk membukanya, dan 2) Memerlukan kreatifitas dan

keterampilan yang cukup memadai untuk mendesain anіmasі yang dapat

secara efektif digunakan sebagai medіa pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

medіa pembelajaran vіdeo anіmasі memiliki kekurangan, diantaranya

yaitu : 1) Medіa vіdeo anіmasі memerlukan waktu yang lama untuk

terciptanya suatu vіdeo, 2) Belum semua guru bisa menggunakan medіa


40

vіdeo anіmasі ini, 3) Memerlukan software untuk membuat vіdeonya agar

hasilnya bagus dan laptop, 4) Pembuatan medіa vіdeo membutuhkan

biaya yang mahal, dan 5) Medіa vіdeo anіmasі membutuhkan bantuan

medіa lainnya untuk menambah hasil yang bagus agar motivasі belajar

sіswa meningkat.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Adapun penelitian relevan yang ditemukan dari penelitian Sunarni,

(2014) berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan

Melalui Media Animasi Pada Anak Kelompok B1 Tk Kklkmd

Sedyo Rukun, Bambanglipuro Bantul 2014. Dalam penelitian

tersebut menjelaskan bahwa peneliti menggunakan media animasi

dalam bentuk CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Media

animasi dalam bentuk CD interaktif ini memiliki tampilan yang

menarik, di dalamnya terdapat berbagai gambar dan tulisan yang

dapat memudahkan anak untuk mengikuti kegiatan membaca

permulaan dengan media animasi ini. Melalui media animasi ini

dapat meningkatkan keterampilan 26 membaca permulaan pada

anak kelompok B1 TK KKLKMD Sedyo Rukun. Hal ini

ditunjukkan pada peningkatan keterampilan membaca permulaan

dari pratindakan dengan presentase rata- rata kelompok sejumlah

41%, naik pada Siklus I sebesar 8% menjadi 49% dan pada Siklus
41

II naik sebesar 37% menjadi 86%.

2. Adapun penelitian relevan yang ditemukan dari penelitian Jo Lioe

Tjoe, (2012) Berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca

Permulaan Melalui Pemanfaatan Multimedia (Action Research,

Kelompok B TK Kristen Anugerah Jakarta, Tahun 2012). Dalam

penelitian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan pemebelajaran

dengan mnggunakan beberapa metode membaca permulaan (fonik,

linguistik, SAS, Flash Card, membaca lagu, game komputer) yang

tersimpan dalam perangkat lunak/software dan ditampilkan melalui

multimedia berupa gambar, suara atau animasi. Hasil penelitian

secara kualitatif, setelah pelaksanaan tindakan didapati bahwa

setiap anak mengalami peningkatan kemampuan membaca

permulaan. Meskipun peningkatannya terjadi pada rentang yang

bervariasi dan cukup signifikan yaitu berkisar antara 2 hingga 32

point. Rerata kelas juga meningkat dari 65 (kurang) menjadi 83

(baik). Hal ini menunjukkan efektifitas penggunaan multimedia

sebagai media pembelajaran permulaan ditaman kanak-kanak.

3. Siti Aminah. 2019, yang berjudul “Pengembangan Video Animasi

Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kosa Kata

Pada Anak Usia 4-5 Tahun”, penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan kosa kata pada anak usia 4-5 tahun gunanya agar

anak memahami bahasa dan komunikasi yang baik dan benar.

Perkembangan bahasa pada anak perlu distimulasi secara optimal


42

supaya anak sejak dini dapat memahami kosa kata yang baik untuk

melakukan komunikasi kepada orang lain. Berdasarkan hasil dari

penelitian dan pengembangan ini penilaian dua ahli materi

mendapatkan persentase 81,11% dengan kategori sangat layak,

penilaian dua ahli bahasa mendapatkan persentase 75,00% dengan

kategori layak, penilaian dua ahli media mendapatkan persentase

87,50% dengan kategori sangat layak, dan penilaian guru

mendapatkan 87,94% dengan kategori sangat layak. Sedangkan

untuk menguji kualitas video animasi dilakukan angket respon

peserta didik, dengan uji coba sekala kecil yang terdiri dari tujuh

anak persentase kelayakan 87,39% dengan kategori sangat layak.

4. Adapun penelitian relevan yang ditemukan dari penelitian

Elizabeth Eka Sulistyawati, Sujarwo (2016) Berjudul Peningkatan

Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Video Compact

Disc Pada Anak Usia 5– 6 Tahun. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada

kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5 sampai 6 tahun

di TK Kudup Sari. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan

persentase kemampuan membaca permulaan pada anak, hasil

penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan

anak disetiap indikator dapat meningkat setelah dilakukan tindakan.

Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak secara

keseluruhan pada pratindakan dengan rerata 13.38 dan persentase


43

sebesar 55.77%, pada siklus I rerata 25.81 dan persetase sebesar

71.69%, pada silkus II rerata 30,42 dan persentase sebesar 84.51%.

Penggunaan media VCD secara optimal dan kepedulian guru

terhadap pentingnya membaca permulaan pada anak

mempengaruhi tingkat pencapaian dan hasil peningkatan

kemampuan membaca. Penggunaan media yang tepat dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga

anak menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.Langkah-langkah yang dilakukan sehingga

kemampuan membaca anak dapat ditingkatkan adalah (1) guru

menjelaskan cara melakukan kegiatan secara klasikal yaitu;

mencocokan huruf, mencari nama dan menulis nama sendiri,

membaca gambar dan menyebutkan huruf-huruf, menghubungkan

gambang dengan kata; (2) guru membagi anak dalam kelompok,

setiap kelompok dalam permainan berisi 8- 9 anak; (3) anak

bermain dalam kelompok secara bergantian; (4) selama bermain,

guru memberikan penguatan dan motivasi pada anak; (5) setelah

selesai bermain semua anak diberi penghargaan berupa stiker

bintang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa proses

pembelajaran melaui media VCD dapat meningkatkan kemampuan

membaca permulaan pada anak usia 5- 6 tahun di TK Kudup Sari

Godean.
44

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir adalah sebuah gambaran yang berupa konsep

yang menjelaskan bagaimana mengembangkan sebuah media untuk

peneliti yang akan dilakukan penelitian dari awal hingga akhir penelitian.

Menurut (Uma Sekaran 2021:21) ada beberapa hal yang baik memuat hal-

hal kerangka berpikir diantaranya sebagai berikut :

a) Variabel-variabel yang diteliti harus jelas.

b) Diskusi dalam kerangka berpikir harus bisa menunjukkan dan

menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti, dan

ada teori yang mendasari.

c) Diskusi dalam kerangka berpikir harus bisa menunjukkan dan

menjelaskan hubungan antar variabel negative/positif, berbentuk

simetris, kasual, resiprokal atau interaktif (timbal balik).

d) Kerangka berpikir perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (model

konseptual), sehinga pihak lain memahami isi dari kerangka berpikir

tersebut. Kerangka berfikir peneliti sebagai berikut :


45

Gambar2.7

Kerangka berfikir Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap

Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Usia 4 – 5 Tahun.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka

dapat diajukan rumusan hipotesis untuk penelitian ini yaitu keterampilan

membaca permulaan anak dapat ditingkatkan melalui penggunaan video

animasi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

berpedoman pada teori ADDIE. Menurut Tegeh,dkk (2017:41) model

ADDIE merupakan salah satu model pembelajaran dengan

pengembangan media animasi untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan anak usia dini. Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengembangkan media animasi Minnie terhadap

membaca permulaan anak usia 4 – 5 Tahun mengikuti tahapan-tahapan

yang terdapat pada model ADDIE.

Pada model tersebut terdapat 5 tahapan yang diungkapkan oleh

Tegeh, dkk (2019: 42) antara lain: (1) Analisis konten video animasi yang

dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini., (2) Desain konten video animasi yang dapat mengembangkan

kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini., (3)

Pengembangan konten video animasi untuk stimulasi kemampuan

membaca permulaan pada anak usia dini., (4) Implementasi konten video

animasi yang dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan

pada anak usia dini, dan (5) Evaluasi penggunaan video animasi yang

dapat mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia

dini.

46
47

Sugiyono(2019: 407) metode penelitian Research and

Development(R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menciptakan suatu produk, serta memeriksa keberhasilan atau kelayakan

suatu produk tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan

media video animasi pembelajaran yang layak digunakan pada proses

belajar mengajar disekolah berdasarkan hasil validasi dari validator ahli

media dan validator ahli materi.

Menurut Mulyatiningsih (2019: 161), penelitian dan pengembangan

bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan.

Menurut Mulyatiningsih (2017: 6) Metode ADDIE merupakan metode

pengembangan yang dikembangkan oleh oleh reiser dan mollenda tahun

1990-an untuk merancang sistem pembelajaran yang menggunakan 5 tahap

langkah pembelajaran yaitu Analysis (analisis), Design (Desain),

Development (Pengembangan), Implementati on (Implementasi) , dan

Evaluation (Evaluasi).

Menurut Fauzi (2019: 567) model pembelajaran ADDIE adalah

salah satu desain pembelajaran yang bersifat generik yang fungsinya

menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrasruktur program

pelatihan yang efektif dan dinamis.


48

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan atau research and development (R&D) adalah model

penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang diawali

dengan riset kebutuhan kemudian dilakukan pengembangan untuk

menghasilkan sebuah produk yang telah teruji. Hasil produk

pengembangan antara lain: media, materi pembelajaran, dan sistem

pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian research

and development (R&D). Pengembangan produk pada penelitian ini

yaitu pengembangan produk berupa media pembelajaran.

Model ini merupakan salah satu model pengembangan yang

dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan (Research and

Development) yang berfungsi untuk membantu menghasilkan produk

tertentu dan menguji keberhasilan produk pembelajaran

(Sugiyono,2017: 407). Tahapan-tahapan yang telah ditetapkan tersebut

dilakukan secara bertahap. Pada model ADDIE ini tahapan-tahapan

dirancang secara sederhana dan mudah dipahami oleh peneliti. Hal

tersebut memudahkan peneliti dalam melakukan pengembangan

mengembangkan media animasi Minnie terhadap membaca permulaan

anak usia 4 – 5 Tahun di KB - TK Islam Sultan Agung 02 Semarang.

Pengembangan merupakan salah satu cara untuk menciptakan

sebuah inovasi terbaru pada proses belajar mengajar agar mencapai

tujuan pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan oleh peneliti ini

tidak bersifat baru melainkan mengembangkan metode dan media yang


49

sudah ada. Peneliti melakukan sebuah pengembangan dengan

menggabungkan metode media animasi Minnie terhadap membaca

permulaan anak usia 4 – 5 Tahun di KB – TK Islam Sultan Agung 02

Semarang Hal ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan merupakan langkah-

langkah yang tempuh oleh peneliti dalam mengembangkan suatu

produk. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pengembangan

ADDIE yang memiliki 5 tahapan (Hidayat&Irawan,2017:55). Adapun

tahapan tersebut dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:


50

Gambar3.1

Langkah–Langkah Penelitian Pengembangan


51

Berikut ini penjelasan dari masing-masing langkah model

penelitian pengembangan tipe ADDIE (Tung, 2017: 58) yaitu :

1. Analisis

Analisis kebutuhan yang ditemukan oleh peneliti di KB – TK Islam

Sultan Agung 02 Semarang dijadikan pedoman dalam pengembangan

media animasi Minnie terhadap membaca permulaan anak usia 4 – 5 tahun

yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Analisis tersebut berisi

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran khusunya pada saat

membaca. Pada saat peneliti melakukan analisis kebutuhan bersama guru

kelas, ditemukan permasalahan bahwa siswa belum mampu membaca

dengan baik dan pembelajaran yang dilakukan belum menggunakan

metode dan media yang tepat.

2. Desain

Tahap desain dilakukan oleh peneliti untuk menyusun rancangan

pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan metode dan media yang

akan dikembangkan. Pada tahap ini peneliti merancang penelitian dengan

menentukan materi yang akan digunakan yang disesuaikan dengan

permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu membaca permulaan,

manajemen kelas yang akan digunakan saat pembelajaran dan

pengembangan media animasi Minnie terhadap membaca permulaan anak

usia 4 – 5 tahun.
52

Pada tahap ini peneliti melakukan konsultasi terhadap produk dengan

dosen pembimbing. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kekurangan

dalam pembuatan produk media animasi sehingga peneliti dapat

memperbaiki sesuai dengan evaluasi yang diberikan.

3. Pengembangan

Pengembangan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan desain

pembelajaran yang dilakukan pada tahap sebelumnya.Pada tahap ini,

peneliti menerjemahkan bentuk desain ke dalam bentuk fisik. Artinya

peneliti mulai membuat media animasi untuk penelitian pengembanagn

yang akan dilakukan. Peneliti membuat desain media animasi

menggunakan aplikasi power point. Desain yang dibuat disesuaikan

dengan karakteristik dari siswa KB – TK Islam Sultan Agung 02

Semarang yaitu mulai dari pemilihan warna, bentuk, gambar dan bentuk

tulisan dari media animasi tersebut. Hal tersebut dilakukan agar

keterampilan membaca permulaan siswa dapat meningkat dan

pembelajaran menjadi menarik. Pada tahap pengembangan peneliti

kembali melakukan konsutasi produk yang kedua kalinya untuk

mengetahui apakah masih ada hal yang harus direvisi sebelum melakukan

validasi dengan ahli media, materi dan metode pembelajaran.


53

4. Implementasi

Peneliti melakukan implementasi terhadap penggunaan metode

pengembangan media animasi dengan beberapa dua tahap, yaitu

pengimplementasian pada ahli media, ahli materi, ahli metode dan

ahli pembelajaran sebagai bentuk validasi dan kepada siswa.

Pengimplementasian dengan mengahadirkan ahli media, ahli materi, ahli

metode dan ahli pembelajaran dilakukan untuk melihat keefektifitasan

dan kevalidan dari metode dan media yang telah dirancang oleh peneliti.

Hasil dari penilaian yang diberikan oleh ahli akan menjadi bahan

revisi bagi peneliti untuk memperbaiki metode dan medianya. Setelah

melakukan implementasi dengan ahli, peneliti melakukan

pengimplementasian di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang.

Pengimplementasian ini dilakukan untuk melihat kemenarikan media

animasi yang dikombinasikan dengan metode membaca permulaan saat

pembelajaran. Keefektifian dan kemenarikan itu dapat dilihat dari respon

siswa yang diberikan saat pembelajaran dan penelitian melalui

pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti.

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dilihat dari hasil revisi saat tahap

pengimplementasian. Evaluasi tersebut berasal dari tim ahli dan siswa.

Revisi metode dan media yang dilakukan menjadi pedoman bagi

peneilti untuk memperbaiki metode dan media agar lebih baik lagi

dan siap untuk diaplikasikan saat pembelajaran khusunya kegiatan


54

membaca permulaan di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat sebenarnya yang

digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Sedangkan

waktu penelitian merupakan waktu atau kapan penelitian akan

dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, tempat yang digunakan

di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang. Peneliti mengambil kelas

TK A sebagai kelas yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 02 Agustus 2022 di KB – TK

Islam Sultan Agung 02 Semarang sampai hari Rabu, 02 November 2022

di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Data adalah suatu fakta yang dapat

memberikan keterangan atau informasi. Informasi dan keterangan yang di

dapat akan memberikan hal yang akurat mengenai kondisi serta situasi

tertentu (Abdurrahman & Muhidin, 2012: 85). Oleh karena itu, peneliti

harus memilih teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan

penelitian yaitu sebagai berikut :

1) Wawancara

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan seorang

guru kelas yang mengajar di kelas A KB-TK Islam Sultan Agung 02


55

Semarang. Wawancara yang dilakukan bersama guru kelas yaitu terkait

permasalahan yang dialami oleh subyek saat pembelajaran setiap harinya.

Selain itu peneliti menanyakan terkait kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh

subyek saat pembelajaran. Wawancara ini dilakukan pada penelitian awal

untuk mengetahui analisis kebutuhan di kelas A KB-TK Islam Sultan Agung

02 Semarang.

2) Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti

dalam pengumpulan data atau informasi terhadap subyek penelitian. Jenis

observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi nonpartisipan. Pada

penelitian yang dilakukan di kelas A KB-TK Islam Sultan Agung 02

Semarang ini, peneliti mengamati pembelajaran sebagai peneliti independen

dan tidak terlibat di dalam pembelajaran.

Peneliti mengamati bagaimana guru kelas memberikan pembelajaran

khususnya saat kegiatan membaca permulaan, bagaimana guru

menggunakan metode pembelajaran dan apakah menggunakan media

animasi dalam pembelajaran.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti dengan mengambil foto atau video terhadap suatu kegiatan

dalam penelitian. Pada penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil foto

kegiatan pembelajaran dan kegiatan membaca yang dilakukan oleh kelas A

KB-TK Islam Sultan Agung 02 Semarang.


56

Selain itu peneliti juga mengambil foto bersama guru kelas A KB-TK

Islam Sultan Agung 02 Semarang pada saat wawancara dan sebagai bentuk

lain dari dokumentasi, peneliti merekam audio dari percakapan wawancara

yang dilakukan bersama guru kelas tersebut sebagai bentuk dokumen yang

digunakan oleh peneliti untuk mengetahui analisis kebutuhan yang

dibutuhkan oleh guru kelas dan siswa.

E. Instrumen Penelitian

Pada kegiatan penelitian instrumen penelitian menjadi alat yang

digunakan oleh peneliti untuk menjadi panduan dan sumber dalam

mengumpulkan informasi terhadap subyek yang akan diteliti.

Skala pengukuaran yang digunakan adalah Skala Likert yang

merupakan pengukur sikap, pendapat dan persepsi berupa pertanyaan atau

pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan atau penolakan

(Sugiyono, 2020: 107).


57

1) Instrumen Ahli Media

Tabel 3.1 Instrumen Ahli Media

Skor Komentar dan


Indikator Pernyataan Penilaian saran
1 2 3 4
Tampilan Medіa vіdeo anіmasі
Medіa Vіdeo dapat menampilkan
Anіmasі tulisan (teks), gambar-
gambar berwarna, audio
(suara), dan anіmasі
dalam satu kesatuan
sehingga mampu
memberikan daya tarik
tersendiri kepada sіswa
untuk belajar lewat
sajian materi audio
visual.
Medіa vіdeo anіmasі
dapat ditayangkan
dengan bantuan layar
LCD proyektor di depan
kelas dan dapat terlihat
seisi kelas.
Medіa vіdeo anіmasі
menampilkan
pergerakan satu frame
dengan frame lainnya
secara dinamis dan tidak
membosankan.

Karakteristik Keautentikan gambar


Medіa Vіdeo menunjukkan situasi
Anіmasі yang sebenarnya
sebagaimana yang
dilihat setiap orang.

Kesederhanaan desain
melalui komposisi
gambar yang jelas dapat
menampilkan poin
pokok dalam vіdeo
anіmasі.
58

Gambarnya bagus dari


segi seni dan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran.

Pesan yang
disampaikannya cepat
dan mudah diingat.
Dapat menyampaikan
pesan dan ide tertentu.
Menarik perhatian, namun
memberi kesan yang kuat.
Berani dan dinamis,
gambar dalam vіdeo
anіmasі menunjukkan
gerak dan aktivitas.

Sangat baik menjelaskan


suatu proses dan
keterampilan.

Mampu menunjukkan
rangsangan yang sesuai
dengan tujuan dan respon
yang diharapkan sіswa.

vіdeo animasі membuat


semangat sіswa dalam
proses belajar menjadi
lebih meningkat sebab
tampilan yang disajikan.
bersifat edutainment
(belajar dengan cara yang
menyenangkan).

Kemudahan Objek yang berukuran


Pemanfaatan besar dapat terlihat kecil,
begitu pula sebaliknya.

Penyajian informasi yang


rumit dapat lebih mudah.

Dapat menggabungkan
lebih dari satu medіa
dalam belajar.
59

Materi yang sulit


dipahami oleh sіswa,
dapat dibuka kembali
rekaman vіdeonya yang
telah dibagikan oleh
gurunya kapan saja.
file berbentuk MP4 atau
sejenisnya sehingga hal
tersebut dapat
mempermudah
penggunanya karena
dapat ditonton di laptop
maupun komputer.
Untuk proses
penyebarannya lebih
mudah karena
menggunakan smartphone
yang dapat dengan mudah
dibawa kemana pun dan
untuk pengunduhannya
juga mudah karena telah
tersedia link youtubenya.

Membentuk Berfungsi sebagai medіa


Karakter Siswa dalam pembentukan
karakter sіswa karena saat
menonton vіdeo animasі
tersebut sіswa memahami
pesan yang terkandung
dalam vіdeo, dan secara
tidak langsung sіswa
berperan secara aktif
dalam proses belajar
mengajar.
medіa vіdeo anіmasі
mendukung untuk dipakai
sebagai medіa pendukung
pembelajaran daring dan
meningkatkan motivasі
belajar sіswa.
60

Efektifitas Dan Dapat menarik perhatian


Efisiensi peserta didik ketika
Pembelajaran belajar,
Guru dapat menghemat
energi karena
penjelasannya dituangkan
pada tayangan vіdeo,
Peserta didik mudah
memahami materi
pelajaran yang sulit
dipahami.
Teknis Penggunanya dapat
Pembuatan mempunyai laptop,
Media Video komputer dan proyektor.
Animasi
Pembuatan vіdeo animasі
tidak membutuhkan
waktu yang cukup lama
dikarenakan
pengerjaannya yang
cukup rumit dan
menghabiskan waktu.
Proses pembuatannya
dapat menggunakan video
editor guna memperoleh
hasil sempurna dan hasil
yang lebih maksimal.
Guru sudah memiliki
pengetahuan yang cukup
dalam hal vіdeo animasі.
Kapasitas video
mencukupi sehingga
semua materi bisa
disampaikan pada vіdeo
animasi.
Dalam pengoperasian
medіa animasі, guru
relatif mengerti sehingga
tidak ada kesulitan dalam
pengoperasiannya.
Bersifat interaktif, yang
artinya mempunyai
kemampuan untuk
mengkomodasi respon
dari pengguna.
61

Bersifat mandiri, yang


artinya materi yang
diberikan dapat secara
lengkap sehingga dalam
proses pembelajaran
selanjutnya tidak
membutuhkan bimbingan.

Memerlukan kreatifitas
dan keterampilan yang
cukup memadai untuk
mendesain anіmasі yang
dapat secara efektif
digunakan sebagai medіa
pembelajaran.
62

2) Instrumen Responden

Tabel 3.2 Instrumen Responden

Skor Penilaian
Indikator Pernyataan
1 2 3 4
1. Tampilan video dapat terlihat dengan jelas

2. Pemilihan background, gambar, teks dan animasi


menarik
Tampilan 3. Ketepatan tata letak animasi sudah tepat

4. Kecepatan gerakan animasi sudah sesuai

5. Pengaturan durasi tepat

6. Suara dubber dalam video dapat didengar jelas


Audio 7. Pemilihan backsound tidak mengganggu
konsentrasi
8. Penggunaan kalimat mudah dipahami
Bahasa
9. Bahasa mudah dimengerti

10. Materi yang disajikan sesuai dengan judul

11. Materi yang disampaikan dekat dengan dunia anak

12. Tata letak urutan gambar dalam video sesuai dengan


materi
13. Penataan materi dalam video pembelajaran sudah
sesuai
14. Materi yang disajikan mudah dimengerti

15. Video mampu memperjelas dan mempermudah


penyampaian dalam materi tema buah – buahan.
63

3) Instrumen Observasi anak terkait membaca permulaan

Tabel 3.3 Instrumen Observasi anak terkait membaca permulaan

Skor
Penilaian Komentar dan
Indikator Pernyataan
saran
1 2 3 4
1. Anak dapat
mengucapkan huruf A
sampai Z

Pengenalan 2. Anak dapat mengenal


bentuk huruf bentuk huruf

3. Anak dapat
mengenal huruf
vokal a-i-u-e-o
4. Anak dapat
membaca teks
Pengenalan diskriptif
unsur-unsur sederhana
linguistik 5. Anak dapat
menirukan
teks diskriptif
sederhana
6. Anak dapat
melengkapi huruf
Pengenalan dalam sebuah kata
hubungan pola
7. Anak dapat
ejaan dan bunyi
menyusun huruf
dengan baik dan
benar
8. Anak dapat
Kecepatan membaca nyaring
membaca kosakata
bertaraf lambat 9. Anak dapat
az m engenal
kosakat a
64

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif

kuantitatif sesuai prosedur pengembangan yang dilakukan. Data hasil

penelitian diperoleh dari penilaian ahli media dan penilaian responden

terhadap Pengembangan Media Animasi Minnie yang dikembangkan

ditinjau dari aspek membaca permulaan, aspek desain pembelajaran, dan

aspek komunikasi visual. Langkah-langkah analisis data kelayakan media

animasi yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Mengubah penilaian kualitatif menjadi kuantitatif dengan ketentuan

yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5

Tabel 3.4 Skala Skor Penilaian


No Kategori Skor

1 Sangat Baik 4

2 Baik 3

3 Cukup 2

4 Kurang 1

Sumber: Eko Putro Widoyoko (2017: 106).


65

Tabel 3.5 Skala Skor Tanggapan

No Kategori Skor

1 Sangat Baik 4

2 Baik 3

3 Cukup 2

4 Kurang 1

Sumber: Eko Putro Widoyoko (2017: 106).

2. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan setiap aspek dengan

rumus

∑x
𝑥̅ = 𝑛

Keterangan:

𝑥̅ =Skor rata-rata setiap aspek atau seluruh aspek

∑𝑥 =Jumlah skor setiap aspek atau seluruh aspek

𝑛 = Jumlah siswa atau pengguna

Skor yang diperoleh dari validasi angket ahli media dan responden

sebagai pengguna kemudian dikonversikan menjadi empat skala kategori

kelayakan yang memiliki interval skor seperti yang dikemukakan Sudjana

(2016: 122) pada Tabel 3.6


66

Tabel 3.6 Skor Kelayakan

No Kategori Interval Skor

1 Sangat Layak Mi+1,5Sbi < X ≤ Mi+3Sbi

2 Layak Mi < X ≤ Mi+1,5Sbi

3 Cukup Layak Mi-1,5Sbi < X ≤ Mi

4 Tidak Layak Mi-3Sbi < X ≤ Mi-1,5Sbi

Keterangan :

1
Mi = rata-rata ideal 2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

1
Sbi = simpangan baku ideal 6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Skor tertinggi ideal = ∑butir kriteria x skor tertinggi

Skor terendah ideal = ∑butir kriteria x skor terendah

Skor kategori kelayakan pada Tabel 7 akan dijadikan sebagai acuan

terhadap hasil penilaian dari ahli media, ahli materi, dan pengguna/siswa.

Hasil tersebut kemudian akan menunjukan tingkat kelayakan dan unjuk

kerja dari media animasi Minnie terhadap kemampuan membaca

permulaan anak usia 4-5 tahun yang dikembangkan.


BAB IV

PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan yaitu dengan melakukan

wawancara terhadap guru kelas TK A sebagai suatu langkah awal bagi

peneliti untuk mencari tahu permasalahan yang ada di kelas serta apa yang

dibutuhkan oleh guru dan peserta didik kelas TK A. Peneliti melakukan

wawancara dan observasi di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang

yaitu pada tanggal 02 Agustus 2022 – 02 November 2022.

Pada hasil wawancara dan observasi ditemukan informasi bahwa

pembelajaran di KB – TK Islam Sultan Agung 02 Semarang saat ini sudah

baik dengan model learning center. Namun terkadang pembelajaran hanya

didorong oleh poster. Anak- anak masih kurang pengertian. Belajar

melalui poster hanya mencerminkan pandangan perasaan penglihatan,

ukurannya dibatasi dan harus dilihat oleh sekelompok anak- anak, bila

diuraikan secara emosional, poster diperkenalkan dalam ukuran terbatas,

sehingga kurang efektif dalam pembelajaran.

Permainan dan media masih terbatas dan yang sudah bersekolah

belum cukup mempelajari membaca permulaan. Media pembelajaran yang

sesuai untuk pengenalan huruf pun kurang menarik dan perlu

pengembangan baru. Ia juga tidak pernah menyebutkan video animasi

yang digunakan yaitu video animasi membaca permulaan.

67
68

Selain itu, video animasi tidak lagi dibuat di KB – TK Islam Sultan

Agung 02 Semarang. Dalam keterangannya, kepala sekolah mengatakan

bahwa video animasi yang mengenal huruf itu berasal dari aplikasi

YouTube. Selain itu, apa yang telah dipelajari tidak lagi harus diterapkan

menggunakan video animasi di KB – TK Islam Sultan Agung 02

Semarang. Permasalahan di atas salah satu alternatif atau upaya untuk

meningkatkan membaca permulaan adalah pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan media yang menarik agar anak belajar dengan

semangat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mempelajari dengan

video animasi untuk meningkatkan membaca permulaan pada anak usia

dini.

Berdasarkan informasi yang diperolah melalui studi pendahuluan

dapat di simpulkan bahwa peserta didik di kelas TK A KB – TK Islam

Sultan Agung 02 membutuhkan media pembelajaran yang menarik dan

inovatif untuk menarik anak belajar dengan semangat. Maka dikembangan

Media Animasi Minnie Terhadap Membaca Permulaan Anak Usia 4-5

Tahun.

B. Deskripsi Hasil Pengembangan

1. Pengembangan Media Animasi Minnie Terhadap Membaca Permulaan

Anak Usia 4-5 Tahun

Media Animasi Minnie merupakan media yang berisi tentang

pembelajaran membaca permulaan anak usia 4-5 tahun dengan tema


69

“Buah – Buahan” subtema “Mari Mengenal Nama Buah – Buahan”.

Media animasi ini menggunakan aplikasi Power Point dengan desain

warna, gambar, suara dan animasi yang menarik. Media animasi ini

juga memiliki beberapa fitur menu seperti belajar, permainan, dan kuis

yang seru agar anak – anak dapat bermain sambil belajar sehingga dapat

mendukung pembelajaran membaca permulaan.

2. Pengembangan Produk

a. Tampilan Utama Media Animasi Minnie

Tampilan utama Media Animasi Minnie menampilan

animasi buah – buahan dengan tema “Buah – Buahan” dan subtema

“Mari Mengenal Buah – Buahan”. Slide menu terdapat pengiring

musik ceria yang membuat anak – anak tertarik. Pada tampilan

menu utama juga terdapat tombol mulai untuk memulai dan tombol

dengan gambar silang untuk keluar atau meninggalkan aplikasi.

Pada bagian kiri bawah ada icon speaker yang dapat digunakan

untuk mengaktifkan atau menonaktifkan suara apabila tombol

ditekan, ditunjukan oleh Gambar 4.1


70

Gambar 4.1 Tampilan Utama Media Animasi Minnie

b. Tampilan Informasi Tombol

Tampilan informasi tombol menampilkan enam tombol

dan keterangan diantaranya 1) Tombol mulai atau lanjut, 2)

Tombol pilihan materi, 3) Tombol play atau pause musik 4)

Tombol selanjutnya, 5) Tombol kembali ke menu, dan 6) Tombol

sebelumnya, ditunjukkan oleh Gambar 4.2

Gambar 4.2 Tampilan Informasi Tombol


71

c. Tampilan Pilihan Menu

Tampilan pilihan Menu menampilkan tiga tombol menu

diantaranya 1) Belajar 2) Permainan dan 3) Kuis. Pada bagian

kanan atas terdapat tombol menu bergambar silang untuk kembali

ke halaman utama, ditunjukan oleh Gambar 4.3

Gambar 4.3 Tombol Pilihan Menu

d. Tampilan Menu Belajar

Tampilan menu “Belajar” berisi tentang 10 macam buah –

buahan diantaranya 1) Apel, 2) Jeruk, 3) Pisang, 4) Semangka, 5)

Stroberi, 6) Jambu, 7) Mangga, 8) Anggur, 9) Nanas, dan 10)

Alpukat di setiap gambar buah terdapat pemenggalan kata per

huruf dan di setiap huruf terdapat icon speaker yang dapat

digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan suara apabila

tombol ditekan. Pada bagian kanan atas terdapat icon tanda silang

yang dapat digunakan untuk kembali ke halaman awal. Pada


72

bagian kanan bawah terdapat icon tombol selanjutnya yang

digunakan untuk ke halaman selanjutnya. Pada bagian kiri bawah

terdapat icon tombol sebelumnya yang digunakan untuk ke

halaman sebelumnya. Ditunjukkan oleh Gambar 4.4

Gambar 4.4.a

Gambar 4.4.b
73

Gambar 4.4.c

Gambar 4.4.d
74

Gambar 4.4.e

Gambar 4.4.f
75

Gambar 4.4.g

Gambar 4.4.h
76

Gambar 4.4.i

Gambar 4.4.j

Gambar 4.4 Tampilan Menu Belajar

e. Tampilan Menu Permainan

Tampilan menu “Permainan” berisi tentang dua

pertanyaan, pertanyaan pertama tentang menyebutkan nama buah

seperti yang ada pada gambar dan ada beberapa pilihan jawaban.
77

Pertanyaan kedua merangkai kata dengan huruf yang benar dan ada

tiga pilihan jawaban. Jika jawaban benar maka akan keluar animasi

bertuliskan “benar” dan jika jawaban salah makan akan keluar

animasi bertuliskan “salah”. Pada bagian kanan atas terdapat icon

tanda silang yang dapat digunakan untuk kembali ke halaman awal.

Pada bagian kanan bawah terdapat icon tombol selanjutnya yang

digunakan untuk halaman selanjutnya. Pada bagian kiri bawah

terdapat icon tombol sebelumnya yang digunakan untuk ke

halaman sebelumnya.Ditunjukkan oleh Gambar 4.5

Gambar 4.5.a
78

Gambar 4.5.b

Gambar 4.5.c
79

Gambar 4.5.d

Gambar 4.5.e
80

Gambar 4.5.f

Gambar 4.5 Tampilan Menu Permainan

f. Tampilan Menu Kuis

Tampilan menu “Kuis” berisi tentang dua pertanyaan yaitu

pertanyaan pertama tentang menyebutkan gambar buah dan ada

beberapa pilihan jawaban. Jika jawaban benar maka akan keluar

animasi bertuliskan “benar” dan jika jawaban salah maka akan

keluar animasi bertuliskan “salah”. Pertanyaan kedua tentang

mencocokan huruf sesuai nama buah tersebut. Jika jawaban tidak

sesuai maka huruf akan berwarna merah. Pada bagian kanan atas

terdapat icon tanda silang yang dapat digunakan untuk kembali ke

halaman awal. Pada bagian kanan bawah terdapat icon tombol

selanjutnya yang digunakan untuk ke halaman selanjutnya. Pada

bagian kiri bawah terdapat icon tombol sebelumnya yang

digunakan untuk ke halaman sebelumnya. Ditunjukkan oleh


81

Gambar 4.6.a

Gambar 4.6.b
82

Gambar 4.6.c

Gambar 4.6.d
83

Gambar 4.6.e

Gambar 4.6 Tampilan Menu Kuis

g. Tampilan Menu Profil Pengembang

Tampilan menu “Profil Pengembang” terdapat papan yang

berisi mengenai informasi yang berkaitan dengan pengembang

terdiri dari Nama, NPM, Program Studi, Fakultas dan Universitas.

Pada slide selanjutnya berisi mengenai informasi yang berkaitan

dengan tim pengembang yang terdiri dari Dosen Pembimbing 1,

Dosen Pembimbing 2, dan Validator. Pada bagian kanan atas

terdapat icon tanda silang yang dapat digunakan untuk kembali ke

halaman awal. Pada bagian kanan bawah terdapat icon tombol

selanjutnya yang digunakan untuk ke halaman selanjutnya. Pada

bagian kiri bawah terdapat icon tombol sebelumnya yang

digunakan untuk ke halaman sebelumnya. Ditunjukkan oleh

Gambar 4.7
84

Gambar 4.7.a

Gambar 4.7.b

Gambar 4.7 Tampilan Menu Profil Pengembang

C. Hasil dan Revisi Produk dari Uji Coba Ahli

Pada tahap ini produk awal yang telah dibuat oleh peneliti

kemudian di uji cobakan oleh validator ahli media dan validator ahli

materin maupun guru kelas TK A. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur


85

kevalidan dan memberikan penilaian, kritik maupun saran terhadap Media

Animasi Minnie yang dikembangkan oleh peneliti sehingga media layak

digunakan sebagai penunjang pelaksaan pembelajaran membaca

permulaan pada anak usia 4-5 tahun.

1. Hasil Uji Coba Media dan Materi oleh Ahli

Uji coba ahli media dan materi dilakukan oleh Dr. Ir. Perdana Afif

Luthfy, M.T, dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP

Universitas PGRI Semarang sebagai validator ahli media dan ahli

materi. Penilaian Uji Coba Ahli Media dan Materi tahap pertama

dilakukan pada tanggal 14 April 2023. Berikut ini analisis hasil Uji

Coba Ahli Media dan Materi tahap pertama :

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Ahli Media dan Materi Tahap Pertama

No Aspek yang Skor Skor Presentase Kriteria


dinilai Maksimal
1 Tampilan Medіa 3 4 75% Sangat
Video Animasi Baik
2 Karakteristik 3 4 75% Sangat
Media Video Baik
Animasi
3 Kemudahan 3 4 75% Baik
Pemanfaatan
4 Membentuk 3 4 75% Baik
Karakter Siswa
5 Efektifitas dan 4 4 100% Sangat
Efisiensi Baik
Pembelajaran
6 Teknis 4 4 100% Sangat
Pembuatan Video Baik
Animasi
86

Skor total Baik


Presentase =Skor idealx 100%

18
= 24x100%

= 75%

Berdasarkan table 4.1 hasil yang didapatkan dari penilaian oleh ahli

media dan ahli materi, diketahui bahwa aspek tampilan media video

animasi mendapatkan skor 3, aspek karakteristik media video animasi

mendapatkan skor 3, aspek kemudahan pemanfaatan mendapatkan skor 3,

aspek membentuk karakter siswa mendapatkan skor 3, aspek efektifitas

dan efesiensi pembelajaran mendapatkan skor 4, aspek teknis pembuatan

video animasi mendapatkan skor 4. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa

analisis hasil uji coba media dan materi tahap pertama pada Media

Animasi Minnie memperoleh presentase sebesar 75%. Perolehan

presentase tersebut dapat dikatakan Media Animasi Minnie pada rentang

nilai 61-80% termasuk pada kategori “Baik”, atas saran dan komentar dari

validasi ahli media dan ahli materi tahap pertama diperlukan perbaikan

terhadap produk Media Animasi Minnie.


87

Tabel 4.2 Saran dan Komentar Perbaikan Media Animasi Minnie

No Saran dan Komentar Perbaikan Media Animasi Minnie

1. Media ditambahkan suara disetiap huruf nama buah – buahanya.

2. Media ditambahkan gambar asli buah – buahan dan credit tittle.

3. Media ditambahkan bagsound lagu anak – anak.

Tabel 4.3 Revisi Desain dan Materi Validasi Ahli Media dan Ahli

Materi Tahap Pertama Media Animasi Minnie.

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1.

2.
88

3.

4.

Berdasarkan perbaikan yang telah dilakukan oleh penelitin

kemudia peneliti melakukan penilain oleh Ahli Media dan Ahli Materi

tahap kedua pada tanggal 27 Mei 2023. Berikut hasil uji coba Ahli Media

dan Ahli Materi tahap kedua.

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Ahli Media dan Materi Tahap Kedua.

No Aspek yang Skor Skor Presentase Kriteria


dinilai Maksimal
1 Tampilan Medіa 4 4 100% Sangat
Video Animasi Baik
2 Karakteristik 4 4 100% Sangat
Media Video Baik
Animasi
3 Kemudahan 4 4 100% Baik
Pemanfaatan
89

4 Membentuk 4 4 100% Baik


Karakter Siswa
5 Efektifitas dan 4 4 100% Sangat
Efisiensi Baik
Pembelajaran
6 Teknis 4 4 100% Sangat
Pembuatan Video Baik
Animasi
Skor total Sangat
Presentase =Skor idealx 100%
Baik
24
= 24x100%

= 100%

Berdasarkan table 4.4 hasil yang didapatkan dari penilaian oleh

ahli media dan ahli materi, diketahui bahwa aspek tampilan media video

animasi mendapatkan skor 4, aspek karakteristik media video animasi

mendapatkan skor 4, aspek kemudahan pemanfaatan mendapatkan skor 4,

aspek membentuk karakter siswa mendapatkan skor 4, aspek efektifitas

dan efesiensi pembelajaran mendapatkan skor 4, aspek teknis pembuatan

video animasi mendapatkan skor 4. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa

analisis hasil uji coba media dan materi tahap pertama pada Media

Animasi Minnie memperoleh presentase sebesar 100%. Perolehan

presentase tersebut dapat dikatakan Media Animasi Minnie pada rentang

nilai 81-100% termasuk pada kategori “Sangat Baik”, dan dapat digunakan

pada uji coba lapangan.


90

D. Hasil Uji Coba Terbatas dengan Responden yang Relevan

1. Hasil Instrumen Responden

Tabel 4.5. Hasil Instrumen Responden


Presentase Kriteria
Indikator Pernyataan
1. Tampilan video dapat terlihat dengan jelas 100% Sangat Baik

2. Pemilihan background, gambar, teks dan animasi 100% Sangat Baik


menarik
Tampilan 3. Ketepatan tata letak animasi sudah tepat 100% Sangat Baik

4. Kecepatan gerakan animasi sudah sesuai 100% Sangat Baik

5. Pengaturan durasi tepat 100% Sangat Baik

6. Suara dubber dalam video dapat didengar jelas 100% Sangat Baik
Audio
7. Pemilihan backsound tidak mengganggu 100% Sangat Baik
konsentrasi
8. Penggunaan kalimat mudah dipahami 100% Sangat Baik
Bahasa
9. Bahasa mudah dimengerti 75% Baik

10. Materi yang disajikan sesuai dengan judul 100% Sangat Baik

11. Materi yang disampaikan dekat dengan dunia 100% Sangat Baik
anak
12. Tata letak urutan gambar dalam video sesuai 100% Sangat Baik
dengan materi
13. Penataan materi dalam video pembelajaran 100% Sangat Baik
sudah sesuai
14. Materi yang disajikan mudah dimengerti 100% Sangat Baik

15. Video mampu memperjelas dan mempermudah 100% Sangat Baik


penyampaian dalam materi tema buah - buahan
91

Skor total Sangat


Presentase =Skor idealx 100%
Baik
59
= 60x100%

= 98%

Lembar instrumen responden peserta didik bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepraktisan dan respon peserta didik terhadap Media

Animasi Minnie sebagai media membaca permulaan anak usia 4-5 Tahun.

Berdasarkan hasil dari instrument responden terhadap Media

Animasi Minnie Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia

4-5 Tahun dari KB-TK Islam Sultan Agung 02 Semarang memperoleh

presentase 98% dari 11 anak dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini

membuktikan bahwa Media Animasi Minnie Terhadap Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun dapat digunakan sebagai

media pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan kemampuan

membaca bagi peserta didik.

2. Hasil Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan.

Lembar Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepraktisan terhadap Media Animasi

Minnie sebagai media membaca permulaan anak usia 4-5 Tahun disajikan

pada tabel dibawah ini.


92

Tabel 4.6 Hasil Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan

Tabel 4.6

Indikator Pernyataan Presentase Kriteria


Pengenalan 1. Anak dapat 100% Sangat Baik
bentuk huruf mengucapkan huruf A
sampai huruf Z
2. Anak dapat mengenal 100% Sangat Baik
bentuk huruf
3. Anak dapat 100% Sangat Baik
mengenal huruf
vokal a-i-u-e-o
Pengenalan 4. Anak dapat 100% Sangat Baik
unsur-unsur membaca teks
linguistik deskriptif
sederhana
5. Anak dapat 100% Sangat Baik
menirukan
teks deskriptif
sederhana
Pengenalan 6. Anak dapat 100% Sangat Baik
hubungan pola melengkapi huruf
ejaan dan bunyi dalam sebuah kata
7. Anak dapat 100% Sangat Baik
menyusun huruf
dengan baik dan
benar
Kecepatan 8. Anak dapat 100% Sangat Baik
membaca membaca kosakata
bertaraf lambat dengan nyaring
9. Anak dapat 100% Sangat Baik
m engenal
kosakat a
93

Skor total Sangat


Presentase =Skor idealx 100%
Baik
36
= 36x100%

= 100%

Berdasarkan tabel 4.6 Menunjukan bahwa Hasil Instrumen

Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan dengan presentase 100%

dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini membuktikan bahwa Media

Animasi Minnie Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia

4-5 Tahun dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang berfungsi

dalam pembentukan karakter siswa karena saat menonton video animasi

tersebut siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam video dan

secara tidak langsung siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar,

mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

yang diharapkan sіswa.

E. Pembahasan Hasil Pengembangan

Pada proses pembelajaran, permainan, dan media masih terbatas

sehingga peserta didik belum cukup mempelajari membaca permulaan.

Media pembelajaran yang sesuai untuk pengenalan huruf pun kurang

menarik dan perlu pengembangan baru. Guru juga tidak pernah

menyebutkan video animasi yang digunakan yaitu video animasi


94

membaca permulaan. Media Animasi Minnie Terhadap Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun berisi materi membaca

permulaan dengan tema “Buah – Buahan “ dan subtema “Mengenal

Mengenal Nama Buah – Buahan”.

Media animasi ini dibuat menarik agar peserta didik menunjukan

rangsangam yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan.

Media ini juga dibuat untuk mempermudah penggunanya karena dapat

dijalankan di laptop atau komputer. Media ini dibuat agar guru dapat

menghemat energi karena penjelasannya dituangkan pada tayangan video.

Menurut Sharon (dalam Hendra Eka 2017:28) menjelaskan bahwa

karakteristik medіa vіdeo anіmasі sebagai berikut :

1) Autentik yaitu gambar harus menunjukkan situasi yang sebenarnya

seperti yang dilihat orang

Media Animasi Minnie menampilkan gambar buah – buahan yang

sering dilihat oleh peserta didik dan menampikan gambar sebenarnya.

Didalam media animasi ini juga terdapat suara di setiap huruf agar

peserta didik dapat mengikuti suara tersebut. Gambar didalam Media

Animasi Minnie dibuat dengan sangat menarik agar peserta didik tidak

bosan dan dapat memahaminya.

2) Sederhana yaitu komposisi gambar harus jelas menunjukkan poin pokok

dalam vіdeo anіmasі

Komposisi gambar didalam Media Animasi Minnie menunjukan

poin pokok didalam video animasi tentang membaca permulaan. Media


95

Animasi Minnie dikemas dengan sedemekian rupa untuk mempermudah

peserta didik memahami materi pembelajaran yaitu membaca permulaan.

Didalam media ini terdapat 3 pilihan menu yaitu menu belajar, menu

permainan, dan menu kuis. Tampilan menu “Belajar” berisi tentang 10

macam buah – buahan diantaranya 1) Apel, 2) Jeruk, 3) Pisang, 4)

Semangka, 5) Stroberi, 6) Jambu, 7) Mangga, 8) Anggur, 9) Nanas, dan

10) Alpukat di setiap gambar buah terdapat pemenggalan kata per huruf

dan di setiap huruf terdapat icon speaker yang dapat digunakan untuk

mengaktifkan atau menonaktifkan suara apabila tombol ditekan.

Tampilan menu “Permainan” berisi tentang dua pertanyaan,

pertanyaan pertama tentang menyebutkan nama buah seperti yang ada

pada gambar dan ada beberapa pilihan jawaban. Pertanyaan kedua

merangkai kata dengan huruf yang benar dan ada tiga pilihan jawaban.

Jika jawaban benar maka akan keluar animasi bertuliskan “benar” dan

jika jawaban salah makan akan keluar animasi bertuliskan “salah”.

Tampilan menu “Kuis” berisi tentang dua pertanyaan yaitu

pertanyaan pertama tentang menyebutkan gambar buah dan ada beberapa

pilihan jawaban. Jika jawaban benar maka akan keluar animasi

bertuliskan “benar” dan jika jawaban salah maka akan keluar animasi

bertuliskan “salah”. Pertanyaan kedua tentang mencocokan huruf sesuai

nama buah tersebut. Jika jawaban tidak sesuai maka huruf akan berwarna

merah.
96

3) Gambar hendaklah bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran

Media Animasi Minnie memiliki gambar yang menarik, bagus

dari segi seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu membaca

permulaan bagi anak usia 4-5 Tahun. Gambar yang menarik dapat

membuat peserta didik memilik respon yang baik dan sesuai yang di

harapkan,

4) Memiliki pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

Media Animasi Minnie dikemas dengan sederhana dan sangat

menarik bagi peserta didik dengan tujuan belajar sambal bermain dan

pesan tersebut mudah diingat oleh peserta didik. Media Animasi Minnie

juga menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

yang diharapkan sіswa. Vіdeo animasі ini membuat semangat sіswa

dalam proses belajar menjadi lebih meningkat sebab tampilan yang

disajikan dan bersifat edutainment (belajar dengan cara yang

menyenangkan).

Dalman (2017: 85) menyatakan bahwa membaca permulaan

mencakup :

1) Pengenalan bentuk huruf

Pengenalan bentuk huruf didalam Media Animasi Minnie dibuat

sederhana dan menarik, di setiap huruf juga terdapat icon suara agar anak

dapat mengikuti dan mengingat huruf-huruf tersebut. Hal tersebut terbukti

ketika anak dapat mengucapkan bentuk huruf dengan jelas, anak dapat
97

menyebutkan urutan huruf melalui nyanyian a-b-c, anak dapat

mengurutkan huruf a-b-c-d-e-f dengan urutan yang benar, anak dapat

mengenal huruf vocal a-i-u-e-o, anak dapat menyusun huruf dengan baik

dan benar, anak dapat melengkapi huruf dalam sebuah kata, anak dapat

membaca nyaring kosakata, dan anak dapat mengenal kosakata.

2) Pengenalan unsur-unsur linguistik

Pengenalan unsur-unsur linguistik didalam Media Animasi

Minnie Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 4-5

Tahun bahasa dibuat dengan sederhana dan dengan gambar-gambar

menarik. Diawal slide Media Animasi Minnie juga terdapat bagsound

agar anak-anak tidak bosan dan mudah memahami isi media tersebut.

Hal ini terbukti ketika anak dapat berbahasa dengan tutur kata

mereka, kemampuan anak untuk mengidentifikasi huruf, anak dapat

mengidentifikasi unit linguistic. Seperti fonem, silabel, dan kata, anak

sudah dapat memahami bagaimana mensegmentasikan dan

mendiskriminasikan beragam suara bahasa dengan huruf tertulis, dan

anak tertarik dalam membaca dan menulis atau mengajukan pertanyaan

tentang huruf.
98

3) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis)

Pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi didalam Media

Animasi Minnie pada slide menu permainan terdapat icon suara yang

ketika ditekan akan mengeluarkan bunyi sesuai ejaan huruf sesuai nama-

nama buah-buahan. Hal ini terbukti ketika anak dapat mengulang dan

mengikuti ejaan huruf dari beberapa gambar buah-buahan, anak dapat

mengisi huruf kosong pada bagian menu “kuis” dengan benar, dan anak

dapat memilih jawaban yang benar pada bagian menu “permainan”.

4) Kecepatan membaca bertaraf lambat a-z.

Kecepatan membaca bertaraf lambat a-z didalam Media Animasi

Minnie pada slide menu permainan terdapat icon suara yang ketika ditekan

akan mengeluarkan bunyi sesuai ejaan huruf sesuai nama buah-buahan.

Hal ini terbukti ketika anak mampu memahami dan menyuarakan kalimat

sederhana yang ditulis dengan intonasi yang wajar, anak dapat membaca

kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu

yang relatif singkat.


BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN KETEBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui penelitian

dan pengembangan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penelitian ini berhasil mengembangkan Media Animasi Minnie

Terhadap Membaca Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun dengan

menggunakan aplikasi Power Point.

2. Pengembangan produk Media Animasi Minnie telah divalidasi

sebagai tolak ukur dari kevalidan media. Validasi produk dilakukan

oleh ahli media dan ahli materi pembelajaran. Rata-rata validasi ahli

media dan ahli materi diperoleh kevalidan sebesar 100% termasuk

kategori “Sangat Valid”.

3. Penelitian ini dilakukan uji coba lapangan yang dilaksanakan di KB-

TK Islam Sultan Agung 02 Semarang. Hasil rata-rata Presentase

instrumen responden memperoleh 98% dalam kategori “Sangat Baik”

dan rata-rata Presentase instrumen observasi anak terkait membaca

permulaan memperoleh 100% dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini

dapat dinyatakan bahwa Media Animasi Minnie Terhadap Membaca

Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun dalam kategori “Sangat Layak”

digunakan sebagai media pembelajaran.

99
100

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti sebagai berikut.

1. Peneliti atau Pengembang selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, atas kekurangan dan keterbatasan peneliti

dapat menyempurnakan media pembelajaran yang telah

dikembangkan saat ini.

2. Bagi Guru

Disarankan untuk memanfaatkan atau menggunakan Media Animasi

Minnie Terhadap Membaca Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun sebagai

sumber belajar atau media pembelajaran yang telah dikombinasikan

dengan sumber belajar lainya.

3. Bagi Peserta Didik

Media Animasi Minnie Terhadap Membaca Permulaan Anak Usia 4-

5 Tahun dapat dimanfaatkan sebagai sarana bermain sekaligus sebagai

belajar yang menarik, mudah dan menyenangkan.


101

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini memiliki keterbatasan,

dan keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan produk Media Animasi Minnie Terhadap Membaca

Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun terbatas hanya pada Tema “Buah –

Buahan” dan Subtema “Mari Mengenal Buah – Buahan”.

2. Media ini hanya dapat diakses menggunakan laptop atau computer

atau smartphone dengan sistem operasi Android .

3. Penyebarluasan media masih terbatas pada berbagi secara manual

melalui aplikasi untuk transfer file.


DAFTAR PUSTAKA

Uyun, Zahrotul, and Tri Sayekti. "Meningkatkan Kemampuan Membaca


Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Lego Huruf." Prosiding
Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019. 2019.

Fajarwati, Ridha Indah. "Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak


Kelompok B Melalui Media

Fanni, Stefanni, Bachtiar Syaiful Bachri, and Miftakhul Jannah. "Pengaruh Media
Video Animasi Terhadap Kemampuan Keaksaraan Anak TK Kelompok A."
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan 13.2 (2022): 171-179.

Fanni, Stefanni, Bachtiar Syaiful Bachri, and Miftakhul Jannah. "Pengaruh Media
Video Animasi Kemampuan Keaksaraan Anak TK Kelompok A." Jurnal
Psikologi Teori dan Terapan 13.2 (2022): 171-179.

Astuti, Ayu Widi, Rizky Drupadi, and Ulwan Syafrudin. "Hubungan Penggunaan
Media Kartu Huruf dengan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia
5-6 Tahun." KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood
Education 4.1 (2021): 73-81.

Munthe, Ashiong P., and Jesica Vitasari Sitinjak. "Manfaat serta kendala
menerapkan flashcard pada pelajaran membaca permulaan." Jurnal Dinamika
Pendidikan 11.3 (2018): 210-228.

Munthe, Ashiong P., and Jesica Vitasari Sitinjak. "Manfaat serta kendala
menerapkan flashcard pada pelajaran membaca permulaan." Jurnal Dinamika
Pendidikan 11.3 (2018): 210-228.

Kusnulyaningsih, Dita, Husniati Husniati, and Ilham Syahrul Jiwandono.


"Pengembangan Media Pembelajaran Berasis Video Animasi pada Muatan
Seni Budaya dan Prakarya Kelas IV SDN 39 Mataram." Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan 7.2 (2022): 480-486.

FAZRIYAH, INDAH NURUL. Analisis Metode Addie (Analysis, Design, Development,


Implementation, Evaluation) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis.
Diss. Fkip Unpas, 2020.

Suwandi, Lupita Jane. "Pembelajaran Berpikir Simbolik Dan Keaksaraan Untuk


Siswa K1 Selama Pembelajaran Jarak Jauh." Satya Widya 37.1 (2021): 1-
15.

Rofiq, Abdul, Luh Putu Putrini Mahadewi, and Desak Putu Parmiti.
"Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Ips
Terpadu." Journal of Education Technology 3.3 (2019): 126-133.

102
103

Masruhim, M. Amir. "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DENGAN JAM SUDUT PIZZA DI KELAS IV SDN 009
SAMARINDA ULU." Jurnal Cakrawala Ilmiah 1.6 (2022): 1273-1290.

Khairil Anwar, jurnal Pendidikan Dasar, Kemampuan Membaca Pemahaman


Dalam Pengembangan Anak, Vol, 3 No.5. 2012, h. 213.

Madyawati Lilis, Strategi Pengembangan Bahasa anak Usia Dini, (Jakarta: PT


Kharisma Putra Utama, 2017), h. 32.

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 SD


https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/16144/9602

Yunita, Nurmi, Rita Kurnia, and Daviq Chairilsyah. "Pengaruh Media Typewriter
Alphabet terhadap Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Usia Dini."
Aulad: Journal on Early Childhood 3.1 (2020): 45-52.

Sofiana, L., Asmawati, L., & Fahmi, F. (2022). Pengaruh Game Edukatif Mengenal
Huruf Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan. Jurnal Golden Age, 6(1),
112-127.
104

LAMPIRAN

1. Pengesahan Proposal
105

2. Surat Ijin Penelitian


106

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


107

4. Hasil Instrumen Responden

Skor Penilaian
Indikator Pernyataan
1 2 3 4
1. Tampilan video dapat terlihat dengan jelas √
2. Pemilihan background, gambar, teks dan animasi √
menarik
Tampilan 3. Ketepatan tata letak animasi sudah tepat √
4. Kecepatan gerakan animasi sudah sesuai √
5. Pengaturan durasi tepat √
6. Suara dubber dalam video dapat didengar jelas √
Audio 7. Pemilihan backsound tidak mengganggu √
konsentrasi
8. Penggunaan kalimat mudah dipahami √
Bahasa
9. Bahasa mudah dimengerti √
10. Materi yang disajikan sesuai dengan judul √
11. Materi yang disampaikan dekat dengan dunia anak √
12. Tata letak urutan gambar dalam video sesuai √
dengan materi
13. Penataan materi dalam video pembelajaran sudah √
sesuai
14. Materi yang disajikan mudah dimengerti √
15. Video mampu memperjelas dan mempermudah √
penyampaian dalam materi tema buah - buahan
108

5. Hasil Instrumen Observasi Anak Terkait Membaca Permulaan

Skor
Penilaian Komentar
Indikator Pernyataan
1 2 3 4 Dan Saran

Pengenalan 1. Anak dapat √


bentuk huruf mengucapkan huruf A
sampai huruf Z
2. Anak dapat mengenal √
bentuk huruf
3. Anak dapat √
mengenal huruf
vokal a-i-u-e-o
Pengenalan 4. Anak dapat √ Kalimat secara
unsur-unsur membaca teks umum di semua
linguistik deskriptif pernyataan lebih
sederhana di sedeerhanakan
agar makin
dipahami oleh
Responden.
5. Anak dapat √
menirukan
teks deskriptif
sederhana
Pengenalan 6. Anak dapat √
hubungan pola melengkapi huruf
ejaan dan bunyi dalam sebuah kata
7. Anak dapat √
menyusun huruf
dengan baik dan
benar
Kecepatan 8. Anak dapat √
membaca membaca kosakata
bertaraf lambat dengan nyaring
9. Anak dapat √
m engenal
kosakat a
109

6. Instrumen Ahli Media dan Ahli Materi

Skor Komentar dan


Indikator Pernyataan Penilaian saran
1 2 3 4
Tampilan Medіa Medіa vіdeo anіmasі √ Kalimat secara
vіdeo anіmasі dapat menampilkan umum untuk di
tulisan (teks), gambar- semua
gambar berwarna, audio Pernyataan
(suara), dan anіmasі disederhanakan
dalam satu kesatuan agar semakin
sehingga mampu mudah dipahami
memberikan daya tarik oleh Responden
tersendiri kepada sіswa
untuk belajar lewat
sajian materi audio
visual
Medіa vіdeo anіmasі √
dapat ditayangkan
dengan bantuan layar
LCD proyektor di depan
kelas dan dapat terlihat
seisi kelas
Medіa vіdeo anіmasі √
menampilkan
pergerakan satu frame
dengan frame lainnya
secara dinamis dan tidak
membosankan

Karakteristik Keautentikan gambar √


medіa vіdeo menunjukkan situasi
anіmasі yang sebenarnya
sebagaimana yang
dilihat setiap orang

Kesederhanaan desain √
melalui komposisi
gambar yang jelas dapat
menampilkan poin
pokok dalam vіdeo
anіmasі
110

Gambarnya bagus dari √


segi seni dan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran

Pesan yang √
disampaikannya cepat
dan mudah diingat
Dapat menyampaikan √
pesan dan ide tertentu

Menarik perhatian, namun √


memberi kesan yang kuat
Berani dan dinamis, √
gambar dalam vіdeo
anіmasі menunjukkan
gerak dan aktivitas

Sangat baik menjelaskan √


suatu proses dan
keterampilan

Mampu menunjukkan √
rangsangan yang sesuai
dengan tujuan dan respon
yang diharapkan sіswa.

vіdeo animasі membuat √


semangat sіswa dalam
proses belajar menjadi
lebih meningkat sebab
tampilan yang disajikan.
bersifat edutainment
(belajar dengan cara yang
menyenangkan).

Kemudahan Objek yang berukuran √


Pemanfaatan besar dapat terlihat kecil,
begitu pula sebaliknya

Penyajian informasi yang √


rumit dapat lebih mudah

Dapat menggabungkan √
lebih dari satu medіa
111

dalam belajar

Materi yang sulit √


dipahami oleh sіswa,
dapat dibuka
kembali rekaman
vіdeonya yang telah
dibagikan oleh
gurunya kapan saja
file berbentuk MP4 √
atau sejenisnya
sehingga hal tersebut
dapat mempermudah
penggunanya karena
dapat ditonton di
laptop
maupun komputer.
Untuk proses √
penyebarannya lebih
mudah karena
menggunakan
smartphone yang
dapat dengan mudah
dibawa kemana pun
dan untuk
pengunduhannya
juga mudah karena
telah tersedia link
youtubenya
Berfungsi sebagai √
medіa dalam
pembentukan
karakter sіswa
karena saat
menonton vіdeo
animasі tersebut
sіswa memahami
pesan yang
terkandung dalam
vіdeo, dan secara
tidak langsung sіswa
berperan secara aktif
dalam proses belajar
mengajar
112

medіa vіdeo anіmasі √


mendukung untuk
dipakai sebagai
medіa pendukung
pembelajaran daring
dan meningkatkan
motivasі belajar
sіswa
Efektifitas dan Dapat menarik perhatian √
efisiensi peserta didik ketika
pembelajaran belajar,
Guru dapat menghemat
energi karena
penjelasannya dituangkan
pada tayangan vіdeo,
Peserta didik mudah
memahami materi
pelajaran yang sulit
dipahami
Teknis pembuatan Penggunanya dapat √
media video mempunyai laptop,
animasi komputer dan proyektor

Pembuatan vіdeo animasі √


tidak membutuhkan
waktu yang cukup lama
dikarenakan
pengerjaannya yang
cukup rumit dan
menghabiskan waktu
Proses pembuatannya √
dapat menggunakan video
editor guna memperoleh
hasil sempurna dan hasil
yang lebih maksima
Guru sudah memiliki √
pengetahuan yang cukup
dalam hal vіdeo animasі
Kapasitas video √
mencukupi sehingga
semua materi bisa
disampaikan pada vіdeo
animasi
113

Dalam pengoperasian √
medіa animasі, guru
relatif mengerti sehingga
tidak ada kesulitan dalam
pengoperasiannya

Bersifat interaktif, yang √


artinya mempunyai
kemampuan untuk
mengkomodasi respon
dari pengguna,

Bersifat mandiri, yang √


artinya materi yang
diberikan dapat secara
lengkap sehingga dalam
proses pembelajaran
selanjutnya tidak
membutuhkan bimbingan

Memerlukan kreatifitas √
dan keterampilan yang
cukup memadai untuk
mendesain anіmasі yang
dapat secara efektif
digunakan sebagai medіa
pembelajaran.

Validator Ahli Media,

Dr. Ir. Perdana Afif Luthfy, M.T.

NPP 227601591

Anda mungkin juga menyukai