3) 9945-22351-1-SM Tahun2020
3) 9945-22351-1-SM Tahun2020
Anisya Widya1*, Eka Yulianti2, Masita Oktapiani3, Miftahul Jannah4, Eka Rima Prasetya5
12345
Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
*E-mail: anisyawidya36@gmail.com1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intensitas modal, intensitas persediaan,
terhadap penghindaran pajak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
populasi dalam penelitian ini adalah perusahan sektor barang konsumsi (sub sektor makanan
dan minuman, rokok, dan farmasi) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2014-2018. Pemilihan sampel data menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria
yang telah ditentukan. Jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 16 perusahaan. Dengan
adanya data outlers sebanyak 8 perusahaan. Maka sampel menjadi 8 perusahaan sehingga
didapat 40 unit sampel dalam penelitian ini. Data yang telah ditentukan dianalisis
menggunakan analisis data yaitu dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik, sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis regresi berganda, dengan uji koefisien determinasi, uji f, dan uji t. Berdasarkan
hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa secara simultan intensitas modal dan intensias
persedian berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan secara parsial intensitas
modal berpengaruh terhadap penghindaran pajak, dan intensitas persediaan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Kata kunci : intensitas modal, intensitas persediaan, penghindaran pajak
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of capital intensity, inventory intensity, on tax
avoidance. This type of research is quantitative by using the population in this study are
companies in the consumer goods sector (food and beverage, cigarette and pharmaceutical
sub-sectors) which are listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the 2014-2018
period. Selection of data samples using purposive sampling technique according to
predetermined criteria. The number of samples collected was 16 companies. With the outlers
data as many as 8 companies. Then the sample becomes 8 companies in order to get 40
sample units in this study. The data that has been determined are analyzed using data
analysis, namely the classical assumption test is carried out first, before testing the
hypothesis. Hypothesis testing used in this research is multiple regression analysis, with the
coefficient of determination, f test, and t test. Based on the results of this study, the results
show that simultaneously capital intensity and supply intensity have an effect on tax
avoidance, while partially capital intensity has an effect on tax avoidance, and inventory
intensity partially has no effect on tax avoidance.
Keyword: capital intensity, inventory intensity, tax avoidance
89
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
90
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
91
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
92
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
93
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
94
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah terdapat hubungan antar
variabel independen dalam model regresi
(Ghozali, 2013; Oktavian, 2017). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi,
dapat dilihat dari nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan nilai Tolerance.
Berikut merupakan hasil uji
multikolinearitas: Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Grafik Scatterplot
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics Berdasarkan gambar dapat dilihat
Tolerance VIF bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
1.Capital .864 1.158 tersebar baik diatas maupun dibawah angka
Intensity 0 pada sumbu regression studentized
Inventory .864 1.158 residual. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
Intensity model regresi tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel diatas hasil
perhitungan nilai tolerance menunjukkan Uji Autokorelasi
tidak ada variabel independen yang memiliki Uji autokorelasi bertujuan menguji
nilai tolerance kurang dari 0,10, yaitu 0,864 apakah dalam model regresi linear ada
untuk capital intensity dan inventory korelasi antara kesalahan pengganggu pada
intensity. Hasil perhitungan VIF juga periode t dengan kesalahan pengganggu
menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada pada periode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2013;
variabel independen yang memiliki nilai VIF Oktavian, 2017). Uji Autokorelasi dilakukan
lebih dari 10, yaitu 1,158 untuk capital dengan menggunakan uji runs-test. Berikut
intensity dan inventory intensity. Hal ini hasil uji runs-test:
menunjukkan bahwa semua variabel
independen dalam model persamaan regresi Tabel 3. Hasil Uji Runs-Test
tidak terdapat gejala multikolinieritas. Unstandardized
Residual
Uji Heteroskedastisitas Test Valuea -.00025
Cases < Test Value 20
Uji heteroskedastisitas bertujuan
Cases >= Test Value 20
menguji apakah dalam model regresi terjadi Total Cases 40
ketidaksamaan variance dari residual satu Number of Runs 20
pengamatan ke pengamatan yang lain Z -.160
(Ghozali, 2016:134) dalam Zahra (2017). Asymp. Sig. (2-tailed) .873
Uji heteroskedastisitas yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan grafik Berdasarkan hasil tabel diatas
scatterplot. Berikut merupakan hasil uji diketahui bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)
heteroskedastisitas: sebesar 0,873 lebih besar > dari 0,05, maka
dapat disimpulakan bahwa tidak terdapat
gejala atau masalah autokorelasi.
95
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
96
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
intensity dan inventory intensity secara regresi sebesar -0,388, dan signifikasi
simultan atau secara bersamaan berpengaruh sebesar 0,021 yaitu lebih kecil dari 0,05.
terhadap tax avoidance. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel
capital intensity berpengaruh terhadap tax
Uji Statistik T avoidance sehingga H1 diterima.
Uji statistik T digunakan untuk Hasil penelitian ini konsisten dengan
mengetahui seberapa jauh Uji statistik T penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh (2017) dan Oktavian (2019) yang
pengaruh satu variabel independen secara menyatakan bahwa capital intensity
individual dalam menerangkan variasi berpengaruh terhadap tax avoidance.
variabel independen. Berikut merupakan Menurut Sandra dan Anwar 2018
hasil uji statistik T: menyatakan bahwa aset tetap perusahaan
setiap tahunnya akan menumbulkan beban
Tabel 7. Hasil Uji Statistik T penyusutan yang secara langsung dapat
Model Unstan Standar t Sig. mengurangi laba perusahaan yang menjadi
Dardized dized dasar perhitungan pajak perusahaan,
Coefficients Coeffissien sehingga semakin tinggi capital intensity
perusahaan maka akan semakin tinggi
B Std.
penghindaran pajak perusahaan.
Error Beta
1(Con .283 .017 16.212 .000
stant) Pengaruh Inventory Intensity Terhadap
Capital -.126 .052 -.388 -2.408 .021 Tax Avoidance
Intensity Hipotesis kedua dalam penelitian ini
Inventory .008 .025 .054 .334 .740 menyatakan bahwa diduga inventory
Intensity intensity berpengaruh terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur
Dari tabel dapat simpulkan bahwa
sektor indutri barang konsumsi (sub sektor
variabel X1 (Capital Intensity) memiliki
makanan dan minuman, rokok, dan farmasi)
nilai signifikasi sebesar 0,021 atau < 0,05
pada tahun 2014-2018. Hasil Analisis regresi
hal tersebut menunjukkan bahwa X1
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
(Capital Intensity) secara parcial
variabel inventory intensity memiliki
berpengaruh terhadap tax avoidance.
koefisien regresi sebesar 0,054, dan
Variabel X2 (Inventory Intensity) memiliki
signifikasi sebesar 0,740 yaitu lebih besar
nilai signifikasi sebesar 0,740 atau > 0,05
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
hal tersebut menunjukkan bahwa X2
inventory intensity tidak berpengaruh
(Inventory Intensity) secara parcial tidak
terhadap tax avoidance sehingga H2 ditolak.
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengaruh Capital Intensity Terhadap Tax
dilakukan Dwiyanti dan Jati (2019) yang
Avoidance
menyatakan bahwa inventory intensity
Hipotesis pertama dalam penelitian
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini
ini menyatakan bahwa diduga capital
dapat dijelaskan oleh Anindyka., dkk, (2018)
intensity berpengaruh terhadap tax
yang menyatakan bahwa perusahaan yang
avoidance pada perusahaan manufaktur
memiliki persediaan yang tinggi akan
sektor industri barang konsumsi (sub sektor
memiliki biaya-biaya tambahan sehingga
makanan dan minuman, rokok, dan farmasi)
dapat mengurangi laba perusahaan, dengan
pada tahun 2014-2018. Hasil analisis regresi
besarnya biaya tambahan persediaan maka
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
laba perusahaan akan rendah dan pajak pun
variabel capital intensity memiliki koefisien
97
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
akan sesuai dengan situasi perusahaan, Sedangkan secara parcial capital intensity
sehingga dapat diartikan biaya tambahan berpengaruh terhadap tax avoidance pada
yang timbul akibat persediaan yang tinggi perusahaan manufaktur sektor industri
tidak dapat dimanfaatkan untuk mengurangi barang konsumsi (sub sektor makanan dan
pajak. minuman, rokok, dan farmasi). Sementara
inventory Intensity secara parcial tidak
Pengaruh Capital Intensity dan Inventory berpengaruh terhadap tax avoidance pada
Intensity Terhadap Tax Avoidance perusahaan manufaktur sektor industri
Hipotesis ketiga dalam penelitian barang konsumsi (sub sektor makanan dan
ini menyatakan bahwa diduga capital minuman, rokok, dan farmasi). Dalam
intensity dan inventory intensity secara adanya penelitian ini diharapkan sebaiknya
bersamaan berpengaruh terhadap tax pemerintah dapat memperbaiki celah-celah
avoidance pada perusahaan manufaktur perpajakan yang berlaku saat ini agar
sektor indusri barang konsumsi (sub sektor nantinya target perpajakan yang diterima
makanan dan minuman, rokok, dan farmasi). pemerintah dapat tercapai. Bagi akademisi
Dari hasil uji hipotesis ketiga yang telah hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
dilakukan dapat disimpulkan bahwa capital untuk penelitian selanjutnya.
intensity dan inventory intensity secara
simultan atau secara bersamaan berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
terhadap tax avoidance. Hal ini dapat dilihat [1]Anindyka, D., Pratomo, D., & Kurnia.
dari nilai F hitung sebesar 3,764 dengan Sig. (2015). Pengaruh Leverage (DAR),
0,033. Nilai signifikasi < 0,05 (0,033 < Capital Intensity dan Inventory
Intensity Terhadap Tax Avoidance.
0,05), sehingga menunjukkan bahwa capital
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
intensity dan inventory intensity secara Universitas Telkom. 5(1), 2355-9357.
simultan atau secara bersamaan berpengaruh [2]Azizah, A. P. N. 2018. Pengaruh
terhadap tax avoidance. sehingga H3 Hubungan Istimewa, Capital
diterima. Intensity, dan Inventory Intensity
Hasil penelitian ini konsisten dengan Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada
penelitian yang dilakukan oleh Anindyka., Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
dkk (2018) yang menyatakan bahwa capital
Tesis. Universitas Diponegoro.
intensity dan inventory intensity secara Semarang.
simultan atau secara bersamaan berpengaruh [3]Dwiyanti, I. A. I., & Jati, I. K. (2019).
terhadap tax avoidance. Hal ini dapat Pengaruh Profitabilitas, Capital
dijelaskan oleh Putri dan Lautania (2016) Intensity, dan Inventory Intensity
dalam penelitiannya menyatakan Pada Penghindaran Pajak. Jurnal
dikarenakan dengan kedua variabel Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. 27(3), 2302-8556.
independen ini perusahaan dapat mengambil
[4]Muzakki, M. R. 2015. Pengaruh
keputusan untuk membuat beban pajak yang
Corporate Social Responsibility dan
dibayar lebih rendah. Capital Intensity Terhadap
Penghindaran Pajak. Skripsi.
KESIMPULAN
Universitas Diponegoro. Semarang.
Dalam Penelitian ini dapat [5]Nugraha, N. B. 2015. Pengaruh Corporate
disimpulkan bahwa secara simultan atau Social Responsibility, Ukuran
secara bersamaan capital intensity dan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
inventory intensity berpengaruh terhadap tax dan Capital Intenity Terhadap
avoidance pada perusahaan manufaktur Agresiviatas Pajak. Skripsi.
sektor industry barang konsumsi (sub sektor Universitas Diponegoro. Semarang.
[6]Nurjannah, 2017. Pengaruh
makanan dan minuman, rokok, dan farmasi).
Konservatisme Akuntansi dan
98
PROSIDING WEBINAR “Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Covid-19”
Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang
99