Kasus Nenek Ut Pencurian Mahasiswa Ut
Kasus Nenek Ut Pencurian Mahasiswa Ut
perlu diperhatikan berdasarkan hukum pidana Indonesia. Berikut adalah telaah unsur-unsur tindak pidana
dalam kasus ini:
3. **Tindakan (Perbuatan)**:
- Tindakan yang dilakukan oleh Nenek Minah adalah pemetikan 3 buah kakao dari perkebunan PT RSA
tanpa izin atau hak yang sah.
4. **Maksud (Sengaja)**:
- Nenek Minah melakukan tindakan ini dengan maksud untuk memilikinya. Meskipun dia tidak bermaksud
mencuri, dia mengambil buah kakao tanpa izin pemilik perkebunan dengan niat untuk menyemai sebagai
bibit di tanah garapannya.
5. **Melawan Hukum**:
- Tindakan Nenek Minah dianggap melawan hukum karena ia mengambil barang (kakao) tanpa izin atau
hak yang sah dari pemiliknya.
6. **Hasil**:
- Hasil dari tindakan tersebut adalah pemetikan 3 buah kakao yang kemudian diberikan kepada mandor
perkebunan PT RSA setelah diminta.
7. **Hubungan Sebab-Akibat**:
- Hubungan sebab-akibat jelas terlihat dalam kasus ini, di mana tindakan Nenek Minah dalam memetik
kakao dari perkebunan PT RSA mengakibatkan adanya hasil yaitu pemilikan sementara olehnya.
9. **Ketidakberesan Hak**:
- Tindakan Nenek Minah merampas hak pemilik perkebunan (PT RSA) untuk memiliki, mengendalikan, atau
mengeksploitasikan buah kakao yang ada di perkebunan mereka.
Jadi, dalam kasus ini, terdapat semua unsur-unsur tindak pidana pencurian yang diterapkan sesuai dengan
Pasal 362 KUHP, yaitu subyek aktif (Nenek Minah), subyek pasif (PT RSA), tindakan (pemetaan kakao), maksud
(untuk memilikinya), pelanggaran hukum, hasil (pemilikan sementara), hubungan sebab-akibat, objek tindak
pidana (3 buah kakao), ketidakberesan hak (perampasan hak pemilik perkebunan), dan kejahatan yang
terbukti sah dan meyakinkan. Oleh karena itu, Nenek Minah divonis bersalah dalam kasus pencurian ini.