Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nabila Talitha Islami

NIM : 11000120140277

Mata Kuliah : Argumentasi Hukum D

Tugas Legal Opinion, disusun dalam format:

a. Kasus Posisi
b. Isu Hukum
c. Dasar Hukum
d. Analisis Hukum
e. Simpulan dan Rekomendasi.

Silakan tentukan 1 kasus hukum (ruang lingkup kasus pidana), beri pendapat hukum dalam
format LO. Tentukan posisi Sdr bebas, apakah sebagai Lawyer terhadap klien ataukah Sdr
sbg Akademisi Hukum terhadap Kasus Hukum. Tugas diketik minimal 5 halaman,
dikumpulkan sebelum perkuliahan minggu depan, dikumpulkan di MS Teams di dalam
menu FILE (saya buatkan folder Tugas LO).

LEGAL OPINION KASUS MBOK MINAH

a. Kasus posisi
Sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi di persidangan Kasus Mbok Minah
awalnya yaitu saat Mbok Minah dituduh mencuri sebanyak 3 biji kakao di
perkebunan yang pemiliknya adalah PT. Rumpun Sari Antan (RSA). Kasus
pencurian yang dilakukan Mbok Minah ini sebenarnya bisa dibicarakan dengan hati
Nurani dan diselesaikan secara kekeluargaan, namun malah kasus Mboh Minah
yang mencuri tiga biji kakao ini sampai di proses secara hukum mulai dari tingkat
penyelidikan oleh Kepolisian, penuntutan olehKejaksaan dan hingga sampai pada
proses persidangan. Terdakwa Mbok Minah pada hari minggu, tanggal 2 Agustus
Tahun 2009 sekitar pukul 13.00 WIB Mbok Minah sudah mengambil 3 (tiga) buah
kakao/ cokelat dengan cara memetik dari pohon di perkebunan PT. RSA yangmana
itu sepenuhnya bukan milik Mbok Minah, saat ditanya Mbok Minah mengatakan:
“Saya memang mengambil 3 biji buah kakao untuk benih nanti, itu juga belum saya
bawa, masih saya geletakkan di tanah” Namun belum sempat buah kakao itu dibawa
pulang malah tertangkap tangan oleh saksi mandor yang bernama Tarno Bin
Sumanto serta saksi Rajiwan, dan Mbok Minah mengatakan jika dia mengambil
bumbu masak. Sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang dikaitkan dengan
petunjuk yang diperkuat oleh keterangan terdakwa dalam persidangan maka didapat
fakta yang terjadi yang bersesuaian bahwa benar adanya jika terdakwa sudah
mengambil sebanyak 3 (tiga) buah kakao atau coklat yangmana itu seluruhnya milik
PT. RSA bukan milik terdakwa Mbok Minah. Sesuai dengan keterangan saksi-
saksi, bahwa terdakwa sudah mengambil kakao tersebut tanpa ada ijin terlebih
dahulu dan tanpa diketahui oleh pemiliknya yaitu PT. RSA dengan maksud akan
dimiliki untuk bibit tanaman, tiga buah kakao seberat tiga kilogram dengan nilai Rp
30 ribu, menurut jaksa, dan hanya Rp 2.000 per kilogram saat itu di pasaran,
membawa Mbok Minah, orang awam orang miskin ke pengadilan dan diselesaikan
secara hukum tidak dengan hati Nurani dan secara kekeluargaan. Mbok Minah lalu
divonis bersalah dan akhirnya Mbpk Minah dihukum selama 1 bulan 15 hari dengan
masa percobaan 3 bulan. Perbuatan terdakwa Mbok Minah itu menyebabkan PT.
RSA menderita kerugian sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Sebab
seluruh unsur-unsur yang ada di dalam pasal-pasal 362 KUHP tentang pencurian
itu telah terpenuhi, maka hakim berkeyakinan bahwa terdakwa Mbok Minah
dinyatakan terbukti secara sah serta meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana pada dakwaan, yangmana itu melanggar pasal 362 KUHP tentang
pencurian sebab itu terdakwa Mbok Minah wajib dihukum dengan asas kepastian
hukum berdasarkan dengan perbuatannya itu.

b. Isu Hukum
Bagaimana keadilan dalam kasus Mbok Minah?

c. Dasar Hukum
Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pencurian

d. Analisis Hukum
Meskipun dalam kasus Mbok Minah ini adalah kasus yang sepele artinya bisa
diselesaikan dengan hati nurani dan dibicarakan secara kekeluargaan namun
faktanya adalah hukum, artinya Hukum tidak ada di dalam diri hakim. Di dalam
KUHP dijelaskan dalam Pasal 362 KUHP yang mengatakan “Barang siapa
mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan
maksud untuk dimilikinya sendiri secara melawan hukum, diancam karena
pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak
enam puluh rupiah”. Ada atau tidaknya pencurian, terbukti atau tidak terbukti
pencurian itu, tidak melihat keadaan yang mencakupnya, artinya Mbok Minah
adalah orang awam yangmana dia tidak tau akan keberadaan KUHP. Mbok Minah
melakukan unsur-unsur dalam Pasal 362 KUHP yaitu:
1. Barang Siapa
Makna dari unsur barang siapa artinya yaitu orang yang melakukan
perbuatan melawan hukum, sebagai pendukung hak dan kewajiban yang
identitasnya jelas, diajukan kepersidangan karena telah didakwakan melakukan
tindak pidana dan perbuatanya dapat dipertanggungjawabkan kepadanya.
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa
dipersidangan, didapat fakta bahwa tidak ada kekeliruan orang (error in person)
yang disangka telah melakukan tindak pidana tersebut adalah benar Mbok
Minah telah melakukan pencurian tiga buah kakao seberat tiga kilogram dengan
nilai Rp 30 ribu yang seluruhnya milik PT. RSA bukan milik terdakwa Mbok
Minah sesuai dengan keterangan saksi-saksi, Maka berdasarkan pertimbangan
hukum tersebut di atas unsur kesatu ini sudah terpenuhi.
2. Mengambil Suatu Barang
Makna dari unsur mengambil sesuatu barang artinya memindahkan
barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dalam kasus ini Mbok Minah
sudah memindahkan kakao dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
3. Yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain
Sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang dikaitkan dengan petunjuk
yang dipertegas oleh keterangan terdakwa dalampersidangan maka didapat
fakta yang bersesuaian jika benar terdakwa sudah mengambil 3 (tiga) buah
kakao atau coklat yangmana semuanya itu milik PT RSA IV yangmana itu
bukanlah milik terdakwa. Maka sesuai pertimbangan hukum tersebut di atas,
unsur yang ketiga ini telah terbukti.
4. Dengan maksud memiliki barang dengan melawan hukum
Sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang dikaitkan dengan petunjuk
yang ditambah oleh keterangan terdakwa dalam persidangan maka didapat fakta
yang bersesuaian jika benar terdakwa sudah mengambil 3 (tiga) buah
kakao/cokelat seberat kurang lebih 3 kg yangmana semuanya milik PT RSA IV
dan terdakwa mengambil barang itu tanpa izin dan sepengetahuan pemiliknya
yaitu PT RSA IV dengan maksud akan dimiliki untuk bibit tanaman dan
perbuatan terdakwa tersebut mengakibatkan PT RSA IV Darmakradenan
menderita kerugian 30 ribu. Maka dari itu sesuai dengan pertimbangan hukum
tersebut di atas, unsur keempat ini terpenuhi.

Dari ke empat unsur-unsur di atas melihatkan kesalahan dari pelaku


tindak pidana yaitu Mbok Minah. Kesalahan yang diperbuat oleh Mbok Minah
yaitu dengan kesengajaan yang bersifat tujuan (constitutief gevol). Sebab semua
unsur-unsur yang ada dalam Pasal 362 KUHP sudah terpenuhi, maka terdakwa
Mbok Minah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tidak pidana pencurian sesuai dengan dakwaan, melanggar Pasal
362 KUHP maka dari itu terdakwa wajib dihukum berdasarkan dengan
perbuatannya yang sudah dilakukan. Maka dari itu sesuai fakta yang terjadi
Mbok Minah terbukti bersalah disebabkan perbuatannya yang memenuhi unsur
Pasal 362 KUHP dan Mbok Minah harus dihukum dengan KUHP.
Namun secara sosiologis pada kasus ini sebenarnya merupakan kasus
yang tidak patut untuk dilanjutkan dengan proses peradilan meskipun
kenyataannya perbuatan Mbok Minah terbukti sudah memenuhi unsur melawan
hukum pada pasal 362 mengenai pencurian dengan ancaman pidana penjara 5
tahun. Secara kemasyarakatan buah kakao yang diambil oleh Mbok Minah yang
harganya tidak sebanding dengan proses peradilan yang dijalaninya. Secara
kemasyarakatan jika kasus ini didalami maka secara mendalam kasus Mbok
Minah ini tidak memenuhi unsur keadilan pada masyarakat yangmana tidak
sebanding dengan kasus korupsi yang selama ini sering terjadi yang faktanya
hukum itu tajam kebawah dan tumpul keatas.

e. Simpulan dan Rekomendasi


Dari kasus yang terjadi pada Mbok Minah ini adalah adanya kepastian hukum,
dalam hukum memang salah satu sifatnya yaitu reduksi, maksudnya yaitu semua
masyarakat dianggap sudah mengetahui mengenai aturan hukum padahal faktanya
yang terjadi adalah tidak semua masyarakat termasuk Mbok Minah tidak pernah
mengatahui adanya Kitab Undang-Undang Perdata (KUHPerdata) hingga Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana). Maka dari itu yang masih menjadi
tugas kita yaitu untuk menegakkan keadilan dengan tidak memandang miskin
maupun kaya sehingga tujuan ataupun fungsi dari hukum yang sesungguhnya bisa
terwujud di Negara Indonesia ini, karena sebaiknya dalam kasus ini pun juga bisa
menggunakan hati nurani yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan tidak perlu
diselesaikan di pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai