Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KASUS DISPEPSIA DENGAN KEBUTUHAN

RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANGAN RAJAWALI


BAWAH RSUD ANUTAPURA PALU

DISUSUN OLEH :
INTAN ANGELINA DOMBO

CI LAHAN CI INSTITUSI

Widyarti , S.Kep.,NS Ns.Sri Marnianti Irnawan, S.Kep.,M.Kep


NIP: 1985122020100112012 NIK: 20220901144

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Kebutuhan Dasar
1. Definisi
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik, psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram , pemenuhan kebutuhan keamanan di
lakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien,
perawat, atau petugas lainnya. Nyaman merupakan suatu keadaan
seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik
maupun social (Klieat Windarwati,dkk 2020)
Kebutuhan rasa nyaman adalah adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Klieat
Windarwati,dkk 2020).
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang merasa nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas
dari rasa sakit terutama nyeri. Kebutuhan rasa nyaman meliputi
kebutuhan keamanan dan keselamatan baik fisik (perlindungan dari
cedera tubuh) dan psikologis (kegelisahan, keamanan dan stabilitas)
serta kebutuhan akan tempat tinggal dan bebas dari bahaya.

2. Anatomi fisiologi
Respirator nyeri (Nosireceptor) adalah orang tuuh yang berfungsi
menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung
saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat
yang secara potensial merusak
a. Mekanik (mekano sensitif): kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan
b. Thermis (termo sensitif): rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan
c. Kimia (khemo sensitif): ragsangan zat kimia berupa bradykinin,
serotonin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetikolon, dan enzim
proteolitik
Mekanisme penghantar implus nyeri
1) Serabut delta A (menusuk dan tajam): pada kulit dan otot, tidak
bermielin, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30m/detik
2) Serabut delta C (panas dan terbakar): dalam otot, tidak bermielin,
garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0m/detik

3. Perubahan fungsi
a. Perubahan emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
b. Perubahan Status mobilisasi
Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,
dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera
c. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensori yang akan mempengaruhi
adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihatan
d. Perubahan Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan respon
terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
e. Perubahan Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.

4. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah
a. Menutup mata rapat-rapat
b. Membuka mata lebar-lebar
c. Menggit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernapasan
Ekstremitas
Amati gerakan tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman

5. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
misalnya diabdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tulang yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik
lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak.
6. Tindakan penanganan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi dan ajarkan tehnik relaksasi
4) Kompres hangat
b. Penatalaksanaan medis
1) Pemberian analgetik
Obat Pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada
dalam keadaan sadar
2) Pemberian obat ANS (anti inflamasi non seteroid)
Aspirin dan ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja
di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan
tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka

B. Konsep Keperawatan Teori


1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan
psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada
dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan
nyaman pasien
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan
iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyaman pasien.
3) Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat ini bisa dapat
menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan
adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena
penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti
nyeri.
b. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
c. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan
nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri
mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri,
kapan nyeri terakhir timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri T (time) : lama/waktu
serangan/frekuensi nyeri Pengkajian Skala Nyeri
1) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
2) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
3) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas
secara mandiri).
h. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman

2. Diagnosa keperawatan (Nanda Noc, Nic 2021-2023)


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan kesulitan menelan
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan lingkungan
3. Intervensi

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional


1. Domain 12. Kelas 1 Setelah dilakukan tindakan Menejemen nyeri 1. Mengetahui
(00132) keparawatan selama 3x24 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi nyeri. karakteristik nyeri
Nyeri akut berhubungan jam diharapkan nyeri dapat 2. Identifikasi respon nyeri nonverbal secara menyeluruh
dengan agen cedera teratasi dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri untuk menentukan
biologis 1. Keluhan nyeri menurun 4. Monitor TTV intervensi
2. Meringgis menurun 5. Fasilitasi istrahat dan tidur selanjutnya
Batasan karakteristik: 6. Anjurkan tehnik non farmakologi untuk menguranggi nyeri 2. Untuk mengetahui
a. Perubahan parameter 7. Kolaborasi pemberian analgetik. perkembangan
fisiologis respon nyeri
b. Perubahan selera 3. Mengurangi
makan peningkatan nyeri
c. Diaphoresis 4. Mengetahuai
d. Perilaku distraksi keadaan pasien
e. Bukti nyeri dengan 5. Terapi farmakologi
menggunakan untuk menguranggi
standar periksa nyeri rasa nyeri
dengan 6. Merilekskan tubuh
menggunakan untuk menguranggi
standar daftar periksa nyeri
nyeri untuk pasien 7. Pemberian
yang tidak dapat analgetik dapat
berkomunikai verbal mengurangi rasa
f. Perilaku ekspresif nyeri
g. Ekspresi wajah nyeri
h. Sikap tubuh
melindungi
i. Putus asa
j. Focus menyempit
k. Sikap melindungi
area nyeri

2. Domain 2, kelas 1 1. Nutritional status: Monitor nutrisi: 1. Monitor tanda –


(00002) adequacy of nutrient 1. Monitor tanda-tanda kelelahan selama makan, minum, dan tanda kelelahan
Ketidakseimbangan 2. Nutrional status: food menelan selama makan dan
nutrisi kurang dari and fluid intake 2. Monitor berat badan minum dapat
kebutuhan tubuh 3. Weight control 3. Monitor tanda dan gejala aspirasi mengetahui
berhubungan dengan 4. Monitor pergerakan lidah pasien selama makan seberapa
kesulitan menelan Setelah dilakuka tindakan 5. Periksa mulut apakah ada makanan yang terkumpul disatu kemampuan klien
Batasan Karakteristik: keperawatan selama …x… tempat setelah makan dalam menelan
a. kram abdomen normal 6. Bantu pasien untuk dalam posisi duduk 30 menit 2. Membantu BB
b. nyeri abdomen Asupan makanan tidak 7. Tempatkan rak makanan sedemikian rupah sehingga pasien dapat memberi
c. BB dibawah rentang menyimpang dengan rentang dapat melihat dan mendengar saat anda bicara informasi apakah
ideal BB untuk usia normal 8. Konsultasikan dengan terapi atau tim dokter meningkatkan terdapat penurunan
dan gender konsentrasi makanan pasien secara bertahap nutrisi dalam tubuh
d. Kerapuhan kapiler 3. Memantau ada
atau tidaknya
e. Konstipasi motivasi klien
f. Diare untuk amkan
g. Penyembuhan luka 4. Lidah memiliki
lambat fungsi dalan sistem
h. Kehilangan rambut pencernaan
berlebihan 5. Memonitor apakah
i. Asupan makan ada hambatan pada
kurang dari RDA proses mengunyah
j. Hipoglikemia 6. Posisi duduk dapat
meningkatkan
keingiinan untuk
amkan
7. Pengaturan makan
dapat
mempermudah
klien dalam
mengambil
makanan sehingga
klien tidak merasa
malas untuk makan
8. Konsultasikan
dengan ahli gizi
agar membantu
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

3. Domain 4. Kelas 1 Setelah dilakukan tindakan Peningkatan kualitas tidur: 1 Memaksimalkan


(00198) keperawatan selama ..x… 1. bantu pasien untuk menjadwalkan periode istirahat jam istirahat klien
Ganggua pola tidur diharapkan status nutrisi 2. anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian 2 Memaksimalkan
berhubungan dengan klien baik dengan kriteria 3. anjurkan tidue siang bila perlu waktu untuk
gangguan lingkungan hasil: 4. batasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan tepat istirahat
1. Jam tidur tidak 3 Memenuhi
Batasan karakteristik: terganggu kebutuhan istirahat
a. Kesulitan berfungsi 2. Pola tidak terganggu 4 Meminimalkan
sehari-hari 3. Kualitas tidur tidak pengunjung agar
b. Kesulitan memulai terganggu istirahat tidur
tertidur 4. Tempat tidur yang tercukupi
c. Kesulitan nyaman tidak
mempertahankan terganggu
ketidakpuasan tidur 5. Kesulitan tidur tidak
d. Megungkapkan terganggu
kelelahan 6. Ketergantungan pola
e. Siklus tidur bangun bantuan tidur tidak
nonrestorative ada
f. Terjaga tanpa
sengaja
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Howard K. Et al. 2021. Nursing Interventions Classification (NIC). Ed


7. Jakarta. Elsevier

Herdman, T. Hether. 2020. Dignosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2021-


2023. Ed 12. Jakarta. EGC

Khaira, Fathmi. (2020). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke


Hemoragik Di Bangsal Saraf RSUP Dr M. Djamil Padang’. Karya Tulis
Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI
Padang.

Moorhead, Sue. Et al. 2021. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed 6.


Jakarta. Elsevier.

Munir, B. 2022. NEUROLOGI DASAR. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto.


Nugraha, Alan Yudha. (2021). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr.M.Djamil Padang’.
Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes
Kemenkes RI Padang.

Klieat Windarwati, dkk 2020. Asuhan Keperawatan Ny. S Di Ruang Teratai


RSUD Banyumas.Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.

Rahmayanti, Destia. (2022). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke


Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang’.
Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes
Kemenkes RI Padang.

Wati, Eno Apriliya. (2021). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny. B
dan Ny. M Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di
Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2022’. Study Literatur,
Prodi D-III Keperawatan. Lumajang : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai