Anda di halaman 1dari 1

Review jurnal

Gilang Kharisma Putra dan Fitria Yuni Astuti, dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Customer centric dan Religious Framing Terhadap Keputusan Pembelian,
diterbitkan pada tahun 2023. Religious Freaming dapat diartikan sebagai penyajian dari
informasi yang menonjolkan aspek religi atau agama. Sedangakan Customer Centric
merupakan upaya perusahaan menempatkan konsumen sebagai prioritas utama melebihi
pemangku kepentingan, seluruh karyawan, manager bahkan pemilik perusahaan. Penelitian
ini bertujuan menguji pengaruh customer centris dan religious framing terhadap keputusan
pembelian dengan rumah makan hajah subagyo sebagai sampel penelitian, rumah makan
hajah subagyo dipilih karena merepresentasikan nama islam dalam nama usaha yakni
“hajah”. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui pembagian
kuesioner kepada penerima konsumen rumah makan hajah subagyo kendal secara langsung
untuk melihat persepsi responden mengenai religious framing, customer centric dan
keputusan pembelian. Hasil penelitian mengungkapkan customer centris dan religious
framing memiliki pengaruh yang signifikan berdasarkan pengujian secara statistika dengan
nilai masing-masing 0,186 dan 0,673. Sehingga dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa
pelaku usaha mikro khususnya yang bergerak dibidang kuliner terbantu dalam menarik
konsumen memutuskan membeli dengan adanya framing agama pada usaha mereka.
Sementara customer centris yang merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif
ditengah banyaknya persaingan usaha. Hasil penelitian terbukti bahwa secara statistik
customer centric dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Fokus pada kepuasan pelanggan (customer centric) yang diikuti oleh Rumah Makan
Hajah Subagyo dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah kepada
konsumen. Dari perspektif Islam, konsumsi yang diarahkan pada keberlanjutan, etika, dan
memberikan manfaat kepada pelanggan dapat dilihat sebagai praktik bisnis yang sejalan
dengan nilai-nilai Islam. Penggunaan religious framing dapat dihubungkan dengan upaya
untuk menyisipkan nilai-nilai keagamaan dalam aktivitas bisnis. Dalam Islam, etika bisnis
yang baik dan penyebutan unsur keagamaan dapat dianggap positif, selama itu dilakukan
dengan integritas dan tidak mengeksploitasi. Pemahaman dan pemenuhan kebutuhan
pelanggan (customer centric) sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan dan keberpihakan
dalam Islam. Memberikan layanan atau produk yang berkualitas adalah bentuk pemenuhan
kewajiban bisnis kepada pelanggan. Dalam perspektif Islam, konsumsi yang dipengaruhi oleh
faktor keagamaan dapat dianggap sebagai bentuk kesadaran spiritual dalam pengambilan
keputusan. Hal ini mungkin menjadi relevan dalam konteks bisnis Rumah Makan Hajah
Subagyo, yang secara eksplisit mencantumkan unsur keagamaan dalam namanya.

Anda mungkin juga menyukai