Anda di halaman 1dari 11

Resume Indeks K Dan Jumlah Indeks

Di susun oleh :

Nama: Muhammad Faridh Zilvi

Nim: 4100230052

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

PRODI TEKNIK GEOLOGI

i
ABTSRAK

Indeks k dan jumlah indeks adalah konsep yang penting dalam ilmu kristalografi,
digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan tatanan dalam struktur kristal.
Makalah ini menjelaskan konsep-konsep tersebut, mengilustrasikan penggunaan mereka
dalam konteks kristalografi, dan menyajikan studi kasus untuk menggambarkan
pentingnya pemahaman ini dalam pemahaman struktur kristal yang rumit.

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i

ABSTRAK...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Tujuan...................................................................................................................

1.3 Metode...................................................................................................................

1.4 Analisis Data.........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................

2.1 Indeks Miller.........................................................................................................

2.1.1 Indeks K.............................................................................................

2.1.2 Jumlah Indeks...................................................................................

BAB III. PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indeks k dalam notasi Miller-Bravais terdiri dari tiga angka bulat (h, k, l), yang mewakili
perpotongan bidang kristal dengan sumbu kristal dalam sistem koordinat tertentu. Indeks
ini membantu menggambarkan arah dan orientasi dalam kristal. Jumlah indeks
disesuaikan dengan jumlah dimensi yang digunakan untuk menggambarkan sistem
kristal.

1.2 TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk:

 Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep indeks k dan


jumlah indeks dalam konteks kristalografi.
 Mengilustrasikan penggunaan konsep ini dalam pemahaman tatanan kristal.
 Menggambarkan bagaimana pemahaman indeks k dan jumlah indeks penting
analisis dalam struktur kristal yang rumit.

1.3 METODE
Pendekatan yang digunakan dalam makalah ini adalah analisis konsep dan penyajian
studi kasus konkret dari struktur kristal yang penyelesaiannya dengan menggunakan
notasi indeks k. Studi kasus ini akan menggambarkan bagaimana indeks k digunakan
dalam pemecahan struktur kristal yang kompleks.

1.4 ANALISIS DATA


Dalam konteks kristalografi, penggunaan indeks k dan jumlah indeks sangat penting
dalam menentukan struktur atom dalam kristal, meramalkan sifat-sifat kristal, dan
melakukan eksperimen difraksi sinar-X. Notasi indeks k memainkan peran kunci dalam
mengidentifikasi dan menafsirkan pola difraksi.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Indeks miller

Orientasi suatu permukaan atau bidang kristal dapat ditentukan dengan


mempertimbangkan bagaimana bidang tersebut (atau bidang paralel lainnya) memotong
sumbu kristalografi utama padatan. Penerapan seperangkat aturan mengarah pada
penetapan Indeks Miller ( hkl ), yang merupakan sekumpulan angka yang mengukur titik
potong dan dengan demikian dapat digunakan untuk mengidentifikasi bidang atau
permukaan secara unik.

Perlakuan berikut terhadap prosedur yang digunakan untuk menetapkan Indeks Miller
adalah yang disederhanakan dan hanya sistem kristal kubik (sistem yang memiliki sel
satuan kubik dengan dimensi axaxa ) yang akan dipertimbangkan.

Prosedurnya paling mudah diilustrasikan dengan menggunakan contoh, jadi pertama-


tama kita akan mempertimbangkan permukaan/bidang berikut:

2
Langkah 1 : Identifikasi titik potong pada sumbu x - , y - dan z -.

Dalam hal ini titik potong pada sumbu x berada di x = a ( di titik (a,0,0) ), tetapi
permukaannya sejajar dengan sumbu y dan z - oleh karena itu tidak ada titik potong pada
sumbu tersebut. dua sumbu tetapi kita akan menganggap titik potongnya berada pada tak
terhingga ( ∞ ) untuk kasus khusus dimana bidang sejajar dengan suatu
sumbu. Perpotongan pada sumbu x- , y- dan z adalah a , ∞ , ∞ .

Langkah 2 : Tentukan titik potong dalam koordinat pecahan

Koordinat diubah menjadi koordinat pecahan dengan membaginya dengan dimensi sel
yang bersangkutan - misalnya, sebuah titik (x,y,z) dalam sel satuan berdimensi axbxc
mempunyai koordinat pecahan (x/a , y /b , z/c). Dalam kasus sel satuan kubik, setiap
koordinat akan dibagi dengan konstanta sel kubik, a. Ini memberi

Perpotongan Pecahan = a/a , ∞ /a, ∞ /a yaitu 1 , ∞ , ∞ .

Langkah 3 : Ambil kebalikan dari perpotongan pecahan

Manipulasi terakhir ini menghasilkan Indeks Miller yang (menurut konvensi) kemudian
harus ditentukan tanpa dipisahkan dengan koma atau simbol lainnya. Indeks Miller juga

3
diapit dalam tanda kurung standar (….) ketika seseorang menentukan permukaan unik
seperti yang dibahas di sini.

Kebalikan dari 1 dan ∞ masing-masing adalah 1 dan 0, sehingga menghasilkan Indeks


Miller (100) .

Jadi permukaan/bidang yang diilustrasikan adalah bidang (100) kristal kubik.

Contoh Lainnya

1. Permukaan (110).

2. Permukaan (111).

Permukaan (100), (110) dan (111) yang dibahas di atas disebut permukaan indeks
rendah dari sistem kristal kubik ("rendah" mengacu pada indeks Miller sebagai angka
kecil - 0 atau 1 dalam kasus ini). Permukaan-permukaan ini mempunyai kepentingan
tertentu tetapi terdapat bidang-bidang lain yang jumlahnya tak terhingga yang dapat

4
ditentukan dengan menggunakan notasi indeks Miller. Kita hanya akan melihat satu
lagi…

3. Permukaan (210).

2.1.1 Indeks k:

Indeks k adalah indeks tertentu yang digunakan untuk mengidentifikasi elemen ke-k
dalam suatu urutan atau struktur data tertentu. Ini berfungsi sebagai alat untuk
mengakses elemen pada posisi atau urutan tertentu.

Dalam banyak bahasa pemrograman, indeks dimulai dari 0. Ini berarti elemen pertama
dalam urutan memiliki indeks 0, elemen kedua memiliki indeks 1, dan seterusnya.
Dengan kata lain, elemen ke-k dalam urutan memiliki indeks k-1.

Indeks k sangat berguna dalam pemrograman, terutama saat Anda perlu mengakses atau
memanipulasi elemen-elemen dalam array, daftar, atau struktur data serupa.

2.1.2 Jumlah Indeks:

Jumlah indeks mengacu pada seberapa banyak indeks yang tersedia dalam suatu struktur
data atau urutan tertentu. Ini mewakili jumlah elemen yang dapat diakses atau
diidentifikasi dalam urutan tersebut.

5
Jika Anda memiliki urutan dengan n elemen, jumlah indeks yang valid adalah 0 hingga
n-1. Dalam hal ini, n adalah jumlah elemen dalam urutan.

Jumlah indeks sangat penting karena menentukan sejauh mana Anda dapat mengakses,
mengelola, dan memanipulasi data dalam suatu struktur. Semakin besar jumlah indeks,
semakin banyak elemen yang dapat diakses.

Contoh penggunaan indeks k dan jumlah indeks: Misalkan Anda memiliki array berisi
angka [10, 20, 30, 40, 50]. Untuk mengakses elemen pertama, Anda akan menggunakan
indeks 0 (indeks k = 0), sedangkan untuk mengakses elemen ketiga, Anda akan
menggunakan indeks 2 (indeks k = 2). Jumlah indeks yang valid dalam kasus ini adalah
0 hingga 4 karena ada lima elemen dalam array tersebut.

Pemahaman yang baik tentang indeks k dan jumlah indeks sangat penting dalam
pengembangan perangkat lunak, analisis data, dan pengolahan informasi, karena
memungkinkan pengguna untuk mengakses dan memanipulasi data dengan cara yang
akurat dan efisien.

6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Indeks k dan jumlah indeks adalah konsep kunci dalam analisis data dan pemrograman.
Memahami konsep ini adalah langkah penting untuk menjadi seorang profesional yang
kompeten dalam pengelolaan data dan pengembangan perangkat lunak. Konsep-konsep ini
menguntungkan pemrogram, menganalisis data, dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu.

7
DAFTAR PUSTAKA

“4.3: Miller Indices (Hkl).” Chemistry LibreTexts, 16 Jan. 2022,


chem.libretexts.org/Courses/Lafayette_College/CHEM_440%3A_Structure_Determination
/04%3A_X-ray_Crystallography/4.03%3A_Miller_Indices_(hkl). Accessed 1 Nov. 2023.
Darmawan, Waloeyo Loeksmanto, The Houw Liong, Fisika Zat Padat, 1987, Penerbit
Karanika Jakarta, Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai