Anda di halaman 1dari 11

Indeks Miller Indeks K Dan Jumlah Indeks

Di susun oleh :

Nama: Kepin Jhon Napitupulu

Nim: 4100230068

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

PRODI TEKNIK GEOLOGI

i
ABTSRAK

Indeks adalah konsep fundamental dalam berbagai disiplin ilmu. Mereka memungkinkan
kita untuk mengakses, mengidentifikasi, dan mengelola elemen-elemen dalam struktur
data atau urutan. Tiga aspek penting dalam konteks ini adalah Indeks Miler, Indeks k,
dan Jumlah Indeks. Indeks Miler adalah konsep yang sering digunakan dalam
pemrograman, terutama dalam bahasa pemrograman yang mengindeks elemen dari 0.
Indeks k adalah indeks tertentu yang digunakan untuk mengidentifikasi elemen ke-k
dalam urutan. Jumlah indeks menunjukkan seberapa banyak elemen yang dapat diakses
dalam struktur data atau urutan tertentu.

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i

ABSTRAK...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Tujuan...................................................................................................................

1.3 Metode...................................................................................................................

1.4 Analisis Data.........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................

2.1 Indeks Miller.........................................................................................................

2.1.1 Indeks K.............................................................................................

2.1.2 Jumlah Indeks...................................................................................

BAB III. PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep simetri lipat telah memainkan peran penting dalam matematika, seni, dan sains
sepanjang sejarah. Dalam matematika, simetri lipat terkait dengan simetri grup dan
transformasi geometri. Dalam seninya, seniman telah menggunakan simetri lipat untuk
menciptakan karya-karya indah yang mempengaruhi budaya manusia. Dalam sains,
simetri lipat hadir dalam struktur molekuler dan pola alam, memberikan wawasan
tentang dasar-dasar alam semesta.

1.2 TUJUAN

 Dalam bagian tujuan, penelitian mungkin mengoptimalkan indeks k yang akan


digunakan dalam penelitian. Misalnya, penelitian eksperimental mungkin
mengukur penggunaan indeks untuk mengukur variabel-variabel tertentu.
 Jumlah indeks dalam bagian tujuan akan tergantung pada penggunaan indeks
dalam metodologi penelitian.

1.3 METODE
Bagian metode adalah tempat di mana indeks sering kali ditemukan. Ini adalah bagian
yang menjelaskan langkah-langkah dan teknik yang digunakan dalam penelitian.
Jumlah indeks dalam bagian metode akan tergantung pada kompleksitas penelitian dan
seberapa banyak variabel yang perlu diukur atau dianalisis.

1.4 ANALISIS DATA


Dalam konteks analisis data, penggunaan indeks sangat penting dalam identifikasi dan
ekstraksi subset data yang relevan. Misalnya, dalam pengolahan data geospasial, indeks
k dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi geografis tertentu dalam kumpulan data
geospasial.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Indeks miller

Indeks miller adalah sistem notasi (h,k,l) yang digunakan untuk menentukan
orientasi sebuah kristal. Indeks miller dituliskan dalam kurung ( ). Biasa dipakai tiga
bilangan bulat, h, k dan l sehingga dituliskan (h k l). Satu set bidang yang paralel dengan
jarak yang seragam memiliki indeks yang sama. Jika sebuah bidang sejajar dengan suatu
aksis maka indeks millernya adalah 0. Jika arah dari suatu bidang bernilai negatif, maka
indeks diberi tanda garis diatasnya.
Cara menentukan indeks miller :
1. Menentukan nilai intersep bidang atau titik pada masing-masing sumbu, intersep
merupakan posisi dari bidang atau titik yang akan ditentukan indeks millernya.
2. Menentukan ketiga bilangan resiproknya. Bilangan resiprok merupakan
1
.
nilai intersep
3. Mengalikan ketiga bilangan resiprok dengan kpk dari ketiga bilangan tersebut.
4. Indeks miller merupakan bilangan bulat hasil perkalian tersebut.
Contoh:

Tentukan indeks millernya!


1. Intersep: x = 1
y=~
z=~
2. Bilangan resiprok :
1 1 1
, ,
1
3. Setelah dikalikan 1, hasilnya :
1, 0, 0
4. Indeks miller (h, k, l) = (1 0 0)
Rumusan: bagaimana cara menentukan indeks miller pada kristal?
Tujuan: menentukan indeks miller dari suatu kristal
Kesimpulan : Indeks miller adalah sistem notasi (h,k,l) yang digunakan untuk
menentukan orientasi sebuah kristal.
2
Inti dari sebagian besar proses pemesinan mikro massal adalah penggunaan
etsa anisotropik . Dalam proses ini, bidang-bidang atom yang berbeda di dalam sebagian
besar silikon disingkapkan dengan kecepatan yang berbeda-beda, menghasilkan sudut yang
jelas di antara bidang-bidang yang disingkapkan. Untuk menentukan bidang-bidang ini
secara jelas, kami menggunakan sistem koordinat yang dikenal sebagai indeks Miller.
Indeks Miller didasarkan pada sistem koordinat kartesius kubik atau heksagonal . Karena
silikon memiliki kisi kristal yang mudah dideskripsikan dengan koordinat kartesius , kita
menggunakan yang pertama (1) Indeks Miller suatu bidang, ditetapkan sebagai barisan
( hkl ) dari tiga bilangan yang diapit tanda kurung, mengidentifikasi bidang tersebut dengan
perpotongan sumbu dari

dimana h, k, dan l adalah bilangan bulat. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan
menganggap bidang sejajar sebagai bidang yang ekuivalen. Jadi, bidang yang berpotongan
di 1,1,1 sejajar dengan bidang yang berpotongan di 2,2,2; keduanya akan ditentukan
dengan indeks (111). Jika sebuah bidang sejajar dengan salah satu sumbunya, maka
dianggap memotongnya di tak terhingga, sehingga indeks yang bersesuaian adalah 1/∞,
atau nol. Selain itu, jika sebuah bidang memiliki titik potong negatif, hal ini dilambangkan
dalam indeks dengan sebuah batang: yaitu, sebuah bidang dengan titik potong sebesar -1,
∞, 1/2 akan memiliki indeks Miller sebesar1¯02.
Arah dalam ruang ditentukan menggunakan tanda kurung siku: [ hkl ]. Hal ini sesuai
dengan vektor arah normal terhadap bidang ( hkl ) , dimana ekor vektor berada di titik asal.
Karena kisi silikon terlihat sama di sepanjang ketiga sumbu kubik, banyak di
antaranyapesawat setara. Misalnya, bidang (100), (010), dan (001), yang ortogonal
terhadap sumbu koordinat x, y, dan z , adalah ekuivalen dalam arti fisis. Kami
mengelompokkan pesawat-pesawat ini bersama dengan1¯00,01¯0, Dan001¯bidang, ke
dalam kelompok bidang yang ditentukan dengan tanda kurung kurawal : {100}. Bidang
penting dalam pemesinan mikro adalah kelompok bidang {100}, {111} (2) , dan
{110} (3) ; lihat Gambar 6 . Demikian pula , arah kristal dikelompokkan ke dalam kelompok
arah, ditentukan oleh tanda kurung sudut (misalnya, <100> ).

3
2.1.1 Indeks K

Indeks K adalah konsep yang sering muncul dalam konteks materi indeks Miller dalam
ilmu material. Indeks Miller digunakan untuk mengidentifikasi arah dan orientasi bidang
kristal dalam bahan padat berstruktur kristal. Dalam hal ini, indeks k Merujuk pada
bilangan bulat yang digunakan untuk mendefinisikan bidang kristal dalam tiga dimensi.

4
Penjelasan mengenai indeks k dalam indeks Miller adalah sebagai berikut:

 Bidang Kristal: Dalam bahan padat dengan struktur kristal, kristal tersebut
tersusun atas lapisan-lapisan atom atau ion yang tersusun dalam susunan teratur.
Bidang kristal adalah potongan bidang yang melewati atom-atom atau ion-atom
tersebut.

 Indeks Miller: Indeks Miller adalah cara untuk mengidentifikasi dan


menggambarkan bidang kristal dalam bahan padat. Indeks Miller dinyatakan
dalam tiga angka bulat, biasanya dilambangkan sebagai (hkl). Setiap angka dalam
indeks ini mengacu pada arah bidang kristal yang bersesuaian dalam tiga sumbu
berbeda (x, y, z) dalam koordinat kristal.

 Indeks K (k): Dalam indeks Miller (hkl), "k" Merujuk pada angka ketiga dalam
notasi ini. Angka ini mewakili orientasi bidang kristal dalam sumbu kristal z.
Bidang kristal yang memiliki indeks k yang sama akan sejajar dengan sumbu z.

Contoh: Misalnya, jika Anda memiliki bidang kristal dengan indeks Miller (210), maka:

 "2" Merujuk pada arah sepanjang sumbu x.


 "1" Merujuk pada arah sepanjang sumbu y.
 "0" Merujuk pada arah sepanjang sumbu z (k).

Dengan menggunakan indeks Miller, para ilmuwan dan ahli material dapat
menggambarkan dan memahami struktur kristal bahan padat, yang merupakan informasi
penting untuk memahami sifat-sifat mekanik, termal, optik, dan elektrik bahan-bahan
tersebut. Indeks k (k) adalah salah satu komponen penting dari notasi ini untuk
mengidentifikasi bidang kristal yang berkaitan dengan sumbu kristal z.

5
2.1.2 Jumlah Indeks

Jumlah indeks dalam sistem kristal berkaitan dengan jumlah sumbu dan dimensi dalam
kristal tersebut. Dalam kristal tiga dimensi, biasanya menggunakan tiga indeks, seperti
(h, k, l) dalam notasi Miller-Bravais.

Namun, dalam sistem kristal dengan lebih dari tiga dimensi, jumlah indeks akan
disesuaikan dengan jumlah dimensi yang ada. Misalnya, dalam kristal satu dimensi,
hanya satu indeks yang digunakan (h), sedangkan dalam kristal dua dimensi, dua indeks
digunakan (h, k).

Jumlah indeks ini mencerminkan jumlah arah atau dimensi yang digunakan untuk
menggambarkan tatanan dalam kristal.

Dengan menggunakan indeks k dan jumlah indeks dalam sistem kristal, para ilmuwan
dan ahli kristalografi dapat mengidentifikasi dan memahami struktur kristal yang sangat
beragam dalam berbagai jenis bahan dan senyawa. Konsep ini sangat penting dalam ilmu
kristalografi dan bahan analisis untuk mengekstraksi informasi tentang sifat-sifat kristal
seperti orientasi, tatanan, dan refleksi sinar-X dalam percobaan difraksi.

6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Indeks k dan jumlah indeks adalah konsep kunci dalam analisis data dan pemrograman.
Memahami konsep ini adalah langkah penting untuk menjadi seorang profesional yang
kompeten dalam pengelolaan data dan pengembangan perangkat lunak. Konsep-konsep ini
menguntungkan pemrogram, menganalisis data, dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu.

7
DAFTAR PUSTAKA

“Miller Index - an Overview | ScienceDirect Topics.” Www.sciencedirect.com,


www.sciencedirect.com/topics/engineering/miller-index.
Ali Omar, M, Elementary Solid State Physics, 1975, Addison Wesley Publishing
Company. Aschcroft Mermin, Solid State Physics, 1975, International Edition, Printed in
the United States of America.

Anda mungkin juga menyukai