Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lainnya sering dijumpai
pada banyak masalah. Misalnya hubungan antara mahasiswa dengan mata kuliah yang
diambil, hubungan antara orang dengan kerabatnya. Didalam matematika diskrit matriks
digunakan untuk merepsentasikan struktur diskrit. Struktur diskrit adalah struktur matematika
abstrak yang digunakan untuk merepsentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara
objek-objek tersebut.

Untuk itu penulis mencoba melakukan Critical Book Review dimana penulis harus
mengulas, meringkas, dan mengevaluasi, buku secara kritis. Sehingga kita dapat menguasai
dan memahami isi dari buku lebih baik.

B. Manfaat CBR.

1. Mengetahui kelemahan serta kelebihan dari kedua buku

2. Memberikan wawasan pengetahuan pembaca dari kritik kedua buku

1
BAB II
RINGKASAN BUKU

A. IDENTITAS BUKU 1

Judul Buku : Matematika Diskrit Edisi Ketiga

Penulis : Rinaldi Munir

Penerbit : INFORMATIKA

Tahun Terbit : 2007

Kota Terbit : Bandung

Jumlah Halaman : 548 Halaman

ISBN : 979-96446-3-1

BAB 1 Matriks
Definisi: Matriks adalah susunan skalar eleme-elemen dalam bentuk baris dan kolom.
Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m x n) adalah
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
. . . .
A= . . . .
. . . .
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 ]

2
Entri aij disebut elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j. Jika m = n, maka matriks
tersebut dinamakan juga matriks bujursangkar. Menuliskan matriks dalam bentuk persegi
panjang di atas adalah boros tempat, oleh karena itu kita lazim menuliskan matriks dengan
notasi ringkas A = ⌊𝑎𝑖𝑗 ⌋

Beberapa Matriks Khusus


1. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujursangkar dengan 𝑎𝑖𝑗 = 0 untuk i ≠ 𝑗. Dengan
kata lain, seluruh elemen yang tidak terdapat pada posisi i ≠ 𝑗 bernilai.
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks diagonal yang berikuran 3 × 3.
1 0 0 2 0 0
[0 2 0] , [0 0 0]
0 0 3 0 0 −1

2. Matriks Identitas
Matriks identitas, dilambangkan dengan I, adalah matriks diagonal dengan semua
elemen diagonal = 1.
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks identitas, masing-masing 3 × 3 dan 4 × 4.
1 0 0 0
1 0 0
[0 1 0] , [0 1 0 0]
0 0 1 0
0 0 1
0 0 0 1

3. Matriks Segitiga Atas / Bawah


Matriks segitiga atas/bawah adalah matriks jika elemen-elemen di atas/ di bawah
diagonal bernilai 0, yaitu 𝑎𝑖𝑗 = 0 jika 𝑖 < 𝑗 (𝑖 > 𝑗).
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks segitiga. Yang pertama matriks segitiga
atas dan yang kedua matriks segitiga bawah.
1 0 0 0 1 0 0 0
[0 1 0 0] , [0 1 0 0]
0 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1

3
4. Matriks Transpose
Matriks transpose adalah matriks yang diperoleh dengan mempertukarkan baris-baris
dan kolom-kolom. Misalkan A= ⌊𝑎𝑖𝑗 ⌋ berukuran m × 𝑛, maka transpose dari matriks
A, ditulis 𝐴𝑇 , adalah matriks n × 𝑚 yang dalam hal ini jika 𝐴𝑇 = [𝑏𝑖𝑗 ], maka 𝑏𝑖𝑗 =
𝑎𝑗𝑖 untuk i = 1, 2,..., n dan j= 1, 2,..., m.
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks A dan tranpose-nya 𝐴𝑇 .
1 4
1 2 3
A=[ ], 𝐴𝑇 = [2 5]
4 5 6 3 6

5. Matriks Setangkup
A adalah matriks setangkup atau simetri jika 𝐴𝑇 = 𝐴, yaitu jika 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑗𝑖 untuk setiap
i dan j. Dengan kata l;ain, pada matriks setangkup elemen di bawah diagonal adalah
hasil pencerminan dari lemen di atas diagonal terhadap sumbu diagonal matriks.
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks setangkup.
1 5 6 2 2 6 6 -4
[5 7 0 4], , [6 3 7 3]
6 0 3 2 6 7 0 2
2 4 2 6 -4 3 2 8

6. Matriks 0/1
Matriks 0/1 adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Matriks ini
banyak digunakan untuk merepresentasikan relasi keterhubungan.
Contoh :
Dibawah ini adalah contoh-contoh matriks 0/1
0 1 1 0
[0 1 1 1]
0 0 0 0
1 0 0 1

4
Operasi aritmatika Matriks
Operasi aritmatika yang biasa dilakukan terhadap matriks adalah operasi penjumlahan
dan perkalian dua buah matriks, serta perkalian matriks dengan sebuah skalar.

1. Penjumlahan dua buah matriks


Duah buah matriks dapat dijumlahkan jika ukuran keduianya sama. Misalkan A=
[𝑎𝑖𝑗 ] dan B = [𝑏𝑖𝑗 ] yang masing-masing berukuran m × 𝑛, jumlah A dan B,
dilambangkan dengan A + B, menghasilkan matriks C = [𝑐𝑖𝑗 ] yang berukuran m × 𝑛 ,
yang dalam hal ini 𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗 untuk setiap i dan j.

2. Perkalian dua buuah matriks


Dua buah matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks pertama sama dengan
jumlah baris matriks kedua. Misalkan A= [𝑎𝑖𝑗 ] adalh matriks m × 𝑛 dan B = [𝑏𝑖𝑗 ]
adalah matriks n × 𝑝. Maka, perkalian A dan B dilambangkan dengan AB,
menghasilkan matriks C = [𝑐𝑖𝑗 ] yang berukuran m × 𝑝, yang dalam hal ini
𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖1 𝑏1𝑗 + 𝑎𝑖2 𝑏2𝑗 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑛 𝑏𝑛𝑗 = ∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑖𝑘 𝑏𝑘𝑗

3. Perkalian matriks dengan skalar


Misalkan k adalah sebuah skalar. Perkalian matriks A dengan skalar k adalah
mengalikan setiap elemen matriks dengan k.
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛 𝑘𝑎11 𝑘𝑎12 … 𝑘𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛 𝑘𝑎21 𝑘𝑎22 … 𝑘𝑎2𝑛
. . . . . . . .
A= . . . . 𝑘A = . . . .
. . . . . . . .
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 ] [𝑘𝑎𝑚1 𝑘𝑎𝑚2 … 𝑘𝑎𝑚𝑛 ]

5
B. IDENTITAS BUKU 2

Judul Buku : Aljabar Linier Dasar dan Aplikasinya

Penulis : Ismail husein, Hari Sumardi, Riri Syafitri Lubis

Penerbit : Perdana Publishing

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Medan

Jumlah Halaman : 202 Halaman

ISBN : 978-602-6970-52-4

BAB I Matriks
Definisi: Matriks adalah kumpulan dari angka-angka (elemen atau entri yang berupa bilangan
real atau kompleks) yang disusun pada m baris dan n kolom sehingga membentuk
sebuah persegi panjang yang berukuran m × 𝑛 yang diapit oleh kurung siku.

Secara umum sebuah matriks A = ⌊𝑎𝑖𝑗 ⌋ (entri aij ) yang berukuran m × 𝑛 dengan i = 1, 2,..., n
dan j= 1, 2,..., m, dapat dinyatakan dalam bentuk:

6
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
. . . .
A= . . . .
. . . .
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 ]

Operasi Aljabar Matriks.


1. Penjumlahan Matriks
Definisi : Andaikan A dan B adalah dua buah matriks yang mempunyai ukuran yang
sama. Jumlah dari a dan b, ditulis A + B, adalah matriks yang diperolah dengan
menjumlahan entri-entri yang bersesuaian dari kedua matriks tersebut. Apabila tidak
mempunyai ukuran yang sama, maka matriks-matriks tersebut tidak dapat
dijumlahkan (tak terdefinisi).
Misalkan A = ⌊𝑎𝑖𝑗 ⌋ dan B = ⌊𝑏𝑖𝑗 ⌋ adalh dua buah matriks yang berukuran m × 𝑛,
maka:
𝑎11 + 𝑏11 𝑎12 + 𝑏12 … 𝑎1𝑛 + 𝑏1𝑛
𝑎21 + 𝑏21 𝑎22 + 𝑏22 … 𝑎2𝑛 + 𝑏2𝑛
. . . .
A+B= . . . .
. . . .
[𝑎𝑚1 + 𝑏𝑚1 𝑎𝑚2 + 𝑏𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 + 𝑏𝑚𝑛 ]

2. Perkalian Matriks
Definisi : Jika terdapat matriks A = ⌊𝑎𝑖𝑗 ⌋ dan suatu bilangan skalar k. Perkalian k.A
merupakan perkalian antara k dengan setiap entri matriks A, atau dapat ditulis 𝑘𝐴 =
⌊𝑘. 𝑎𝑖𝑗 ⌋.
Penulisan k.A bila matriks A berukuran m × 𝑛, yaitu:
𝑘𝑎11 𝑘𝑎12 … 𝑘𝑎1𝑛
𝑘𝑎21 𝑘𝑎22 … 𝑘𝑎2𝑛
. . . .
𝑘A = . . . .
. . . .
[𝑘𝑎𝑚1 𝑘𝑎𝑚2 … 𝑘𝑎𝑚𝑛 ]

Beberapa Jenis Matriks persegi


1. Matriks Diagonal
Definisi : Suatu matriks persegi D = ⌊𝑑𝑖𝑗 ⌋ dikatakan sebagai matriks diagonal, jika
entri-entri selain diagonal utamanya adalah 0.

7
2. Matriks Identitas
Definisi : Sebuah matriks identitas, dinotasikan dengan In, atau disingkat dengan I
adalah sebuah matriks persegi dimana entrinya bernilai I pada diagonal utamanya
ddan bernilai 0 pada entri yang lainya,

3. Matriks Skalar
Definisi : Matriks persegi A dikatakan matriks skalar, jika matriks A dihasilkan dari
perkalian skalar k dengan matriks identitas I, atau ditulis dengan A =kI.

4. Matriks Segitiga
Definisi : suatu matriks persegi disebut sebagai matriks segitiga atau jiak keseluruhan
entri yang berada di bawah diagonal utamanya adalah nol. Dan bila keseluruhan entri
yang berada di atas diagonal utamanya adalah nol, disebut sebagai matriks segitiga
bawah.

5. Matriks yang dapat Dibalik


Definisi : Matriks persegi a dikatakkan dapat dibalik jika terdapat sebuah matriks B
sedemikian hingga AB = BA = 1, dan matriks B dinamakan invers dari matriks A.

6. Matriks Simetris
Definisi : suatu matriks persegi A disebut sebagai matriks simetris bila AT = A. Dan
suatu matriks persegi A disebut matriks skewsimetris (simetris miring) bila AT = -A

8
BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Pembahasan
1. Buku 1
Menjelaskan materi matriks yang penulisannya sangat rapi. Tetapi pada setiap materinya
tidak dilengkapi definisi dan tidak ada teorema dalam materi matriks. Pada contoh
soalnya susah dipahami, dan hanya sedikit memberi contoh soalnya.

2. Buku 2
Menjelaskan materi matriks yang sangat mudah dipahami karena setiap materinya ada
defenisi dan dilengkapi dengan teorema dan contoh soal, sehingga pembaca lebih paham
akan materinya.

B. Kelebihan Dan Kekurangan Buku


1. Dilihat dari askpek tampilan buku (face value) buku yang di review cukup bagus dan
menarik.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font sangat bagus,
pada judul-judul di setiap bab dibuat terlihat jelas dan rapi, dan penataan huruf dan
kalimat juga rapi.
3. Dari aspek isi buku, sudah cukup bagus menurut saya karena pembahasan di dalam buku
dipaparkan dengan sangat jelas dan tentu saja dengan referensi yang terpercaya.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut juga sudah sangat bagus karena menurut saya
bahasa yang digunakan cukup mudah untuk dimengerti, tidak banyak kata ambigu yang
dijumpai.
5. Banyak menggunakann bahasa asing yang ditulis dengan cetak miring, hal dapat
memudahkan pembaca untuk memahami suatu kalimat yang telah dijelaskan.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kedua buku yang dibaca, antara buku utama dan buku pembanding masih lebih baik
buku pembanding . Dari segi cover, isi pembahasan, tata letak kalimat dan bahasa, dan juga
urutan bab per bab. Pada buku pembanding banyak ditemukan pernyataan-pernyataan yang
jelas dan fakta sehingga pembaca lebih mudah untuk mengambil referensi dan memahami isi
buku. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut juga sudah sangat bagus karena menurut saya
bahasa yang digunakan cukup mudah untuk dimengerti, tidak banyak kata ambigu yang
dijumpai. Dilihat dari banyak aspek buku 2 (pembanding) lebih baik, salah satu alasannya
adalah buku pembanding merupakan buku cetakan pertama yaitu pada tahun 2017.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ismail husein, Hari Sumardi, Riri Syafitri Lubis. 2017. Aljabar Linier Dasar dan Aplikasinya.
Medan: Perdana Publishing

Rinaldi Munir. 2007. Matematika Diskrit Edisi Ketiga. Bandung : INFORMATIKA

11

Anda mungkin juga menyukai