Disusun oleh
Penyusun
2
Daftar Isi
3
Bab 1. Pendahuluan
Tanpa kita sadari setiap harinya kita selalu dikaitkan dengan sebuah
sinyal, baik yang berupa dari handphone kita , kemudian dari computer kita,
bahkan dari saat kita menggunakan alat listrik yang padahal juga terdapat
sinyal di dalamnya tanpa kita sadari.
Telah kita ketahui sendiri bahwa terdapat banyak bentuk sinyal yang
ada dalam merepresentasikan sebuah nilai suatu sinyal. Hanya saja setiap
sinyal sudah memiliki konsep atau prinsip masing-masing. Seperti halnya
sinyal yang sering kita lihat adalah sinyal yang berasal dari konsep sinus
ataupun cosinus.
Maka dari itu dengan bilangan kompleks lah kita dapat mendekati
sebuah sinyal yang mempunyai amplitude juga mempunyai frekuensi
tersebut untuk mendapatkan seperti apa nilai dari sebuah sinyal tersebut.
1.2. Tujuan
4
1.3. Manfaat
5
Bab 2. Landasan Teori
Gambar 2.1 Definisi sinus dan kosinus dari sudut θ dalam segitiga siku-
siku.
6
Gambar 2.2 Sinyal dengan konsep sinus
dan cosθ sebagai fungsi θ, seperti pada Gambar 2.3. Beberapa fitur plot1 ini
layak untuk dikomentari. Kedua fungsi ini memiliki bentuk yang persis sama.
Memang, fungsi sinus adalah fungsi justacosine yang dihilangkan oleh other /
2 (yaitu, sinθ = cos (θ − π / 2)). Kedua fungsi berosilasi antara +1 dan −1, dan
mereka mengulangi pola yang sama secara periodik dengan periode 2π.
Lebih jauh, fungsi sinus adalah fungsi aneh dari argumennya, dan cosinus
adalah fungsi genap. ( James H. McClellan, Ronald Schafer, Mark Yoder ,2015 :
12-13 )
7
2.2 Bilangan Kompleks
Z2 = -1
az2 +bz+c =0
𝑑 − 𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐
𝑧=
2𝑎
z2 +6z+25=0
8
Gambar 2.3 Representasi bilangan kompleks di bidang kompleks. (a)
Bentuk kartesius atau persegi panjang (b) bentuk kutub
𝑦
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 dan θ = arctan
𝑥
9
baik diberikan dengan menggunakan rumus Euler yang terkenal
untuk eksponensial kompleks
10
Bab 3. Metodologi
1. Komputer
2. Buku panduan materi atau bisa E-Book
3. Catatan
4. Bolpoin
5. Kalkulator
11
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
12
c. ω0 disebut frekuensi radian. Karena argumen fungsi cosinus harus
dalam radian, yang tidak berdimensi, kuantitas ω 0t juga harus tidak
berdimensi. Jadi, ω0 harus memiliki unit data / sift hasunits of second.
Demikian pula, f0 = ω0 / 2 πdisebutkan frekuensi, dan jika tidak, harus
ada beberapa unit. (James H. McClellan, Ronald Schafer, Mark Yoder .
2015)
t = ...,−0.02,0.005,0.03,...
dan minimal di
...,−0.0325,−0.0075,0.0175,...
13
Gambar 4.1 Sinyal sinusoid dengan parameter A = 20, ω 0 = 2π (40),
f0 = 40 Hz, dan ϕ = - 0,4 rad.
Jadi ada dua bilangan dalam bilangan kompleks yaitu ada bilangan
real juga ada bilangan imajiner ,maka jika terdapat bilangan real
maka dijumlah dengan bilangan real , begitu juga bilangan
imajiner, berikut adalah contohnya :
X1 = ( 6 + j5 )
X2 = ( 10 + j12 )
X3 = X1 + X2
X3 = ( 6 + j5 ) + ( 10 + j12 )
X3 = ( 6 + 10 ) + ( j5 + j12 )
X3 = 16 + j17
Z1 = 5 < 30O
Z2 = 6 < 44O
Z3 = Z 1 + Z 2
= 5 < 30 O + 6 < 44 O
Z3 = 8,65 + j6,67
X1 = 9 ( cos 80 + j.sin 80 )
= 9 ( 0,174 + j 0,985 )
= 1,562 + j 8,863
= 11 ( -0,5 + j 0,866 )
= -5,5 + j 9,526
X3 = X1 + X2
= -3,938 + j 18,389
16
Bab 5. Kesimpulan
17
Daftar Pustaka
18