Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KALKULUS INTEGRAL

Integral Tertentu: Konsep Jumlah Riemann dan Teorema Dasar Integral Tertentu

NAMA DOSEN: Sri PraViana Elina, S.Pd.I, M.Si

DISUSUN OLEH:

DEWI SYAFITRI ( 0703182077 )

ESTO FANNY MUNTHE ( 0703181059 )

HUSAINUL RIZKY DAULAY ( 0703183130 )

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA

T.A 2018/2019

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1


2. Rumusan Masalah................................................................................ 1
3. Tujuan.................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

A. INTEGRAL TENTU DENGAN KONSEP RIEMANN............................. 2


1. Konsep Jumlah Riemann.......................................................................... 2
2. Definisi Jumlah Riemann......................................................................... 3
a. Titik ujung kanan subinterval............................................................. 4
b. Titik tengah subinterval...................................................................... 5
c. Titik ujung kiri subinterval................................................................. 5
B. Integral Tertentu............................................................................................. 8
1. Rumus dan Bentuk Umum Integral Tentu.................................................
2. Integral Tertentu Luas Daerah Dibawah Sumbu x..................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atassegala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat kami susun dengan baik.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari Dosen Kalkulus Integral yang telah menmbantu kami dalam membuat makalah.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetauan dan pengalaman bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurrnaan makalah ini.

Medan, 24 April 2019

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya “batu keci”, untuk menghitung)


adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak
terhingga. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi,
dan teknik, serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
oleh aljabar elementer.

Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus


integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus
adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang
khusus mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis
matematika.

Karena kalkulus ini mempunyai dua cabang utama, tapi disini kami ingin
membahas tentang kalkulus integral tentunya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan nilai titik ujung kanan, kiri tengah pada integral
riemann dan jumlah riemann?
2. Bagaimana bentuk umum dari integral tentu dan apa yang dimaksud integral
tentu ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Integral riemann
2. Mengetahui Integral tentu
3. Memenuhi tugas mata kuliah kalkulus integral

1
Bab II

PEMBAHASAN

A. Integral Tentu Dengan Konsep Riemann


1. Konsep Jumlah Riemann
Jumlah riemann pada integral yang terkait langsung dengan luasan suatu daerah dan
bentuk integral tertentu. Sesuai dengan namanya, Riemann adalah seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman yang lahir di Breselenz, sebuah desa didekat Danneberg di Kerajaan
Hanover di Jerman dengan nama lengkap George Friedrich Bernhard Riemann. Salah satu
sumbangsihnya yang masih terkenal sampai sekarang adalah memperkenalkan secara modern
tentang definisi integral tentu yang disebut Integral Riemann.

Perhatikan daerah yang diasir pada gambar 1 berikut ini:

Untuk menghitung luas daerah yang diasir diatas, bagaimanakah caranya? Disinilah
ide si jenius Riemann keluar. Caranya, Riemann melakukan pendekatan dengan membagi
arsiran tersebut menjadi beberapa peresegi panjang tersebut dijumlahkan seperti nampak
seperti gambar 2 berikut ini.

Dengan notasi sigma, jumlah seluruh persegi panjang dapat dihitung:

Persegi panjang 1 memiliki luas A1 dengan panjang x1 dan lebar f ( x1 ) dengan
A1  p  l  f ( x1 )x1

2
Persegi panjang 2 memiliki luas A2 dengan panjang x2 dan lebar f ( x2 ) dengan
A2  p  l  f ( x2 )x2

Persegi panjang 3 memiliki luas A3 dengan panjang x3 dan lebar f ( x3 ) dengan
A3  p  l  f ( x3 )x3

Dan seterusnya

Sehingga luas total persegi panjangnya dinyatakan dalam notasi sigma:


8
A1  A2  A3  ....  A8  f ( x1 )x1  f ( x2 )x2  f ( x3 )x3  ...  f ( x8 )x8   f ( xi )xi
i 1

2. Definisi Jumlah Riemann


8

 f ( x ) x
i i
Nilai dari i 1 disebut Jumlah Riemann f ( x) dengan x1 adalah titik wakil
pada integral ke-i dan xi lebar interval ke-i dan n banyak subinterval (banyaknya

persegi panjang yang terbentuk) dari 


a, b 
. Titik wakil ( xi ) kita peroleh dengan tiga
cara yaitu titik ujung kiri subinterval, titik tengah subinterval, dan titik ujung kanan
subinterval dimana setiap jenis titik wakil memberikan hasil yang berbeda.

Contoh :
Tentukan jumlah Riemann dari fungsi yang diperhatikan gambar berikut:

Penyelesaian :
Menentukan luas persegi panjang
Persegi panjang 1 : panjang = 0,7, titik wakil xi = 0,5
Sehingga lebar = f ( x1 )  f (0,5)  (0,5)  4(0, 5)  3  1, 25
2

Luas : p  l = 0, 7 1, 25  0,875

3
Persegi panjang 2 : panjang = 1,7-0,7, titik wakil x2 =1,5
Sehingga lebar= f ( x2 )  f (1,5)  (1,5)  4(1,5)  3  0, 75  0, 75
2

Luas : p  l  1 0, 75  0, 75

Persegi panjang 3 : panjang = 2,7-1,7=1, titik wakil x3 =2


Sehingga lebar = f ( x3 )  f (2)  (2)  4(2)  3  1  1
2

Luas : L3  p  l  1 1  1

Persegi panjang 4 : panjang = 4-2,7=1,3, titik wakil x4 =3,5


Sehingga lebar = f ( x4 )  f (3, 5)  (3,5)  4(3,5)  3  1, 25
2

Luas : L4  p  l  1,3 1, 25  1, 625

Menentukan Jumlah Riemannnya:


Jumlah Riemann = L1  L2  L3  L4  0,875  0, 75  1  1  1, 625  4, 25 , maka
jumlah riemannnya adalah 4,25

Contoh 2 :

Misalkan diketahuisuatu fungsi ( x)  x pada interval   , tentukan jumlah Riemann


0,3
dengan menggunakan 6 subinterval sama panjang dan titik wakilnya :
a. Titik ujung kanan subinterval
b. Titik tengah subinterval
c. Titik ujung kiri subinterval
Penyelesaian :

a. Titik ujung kanan subinterval


Menentukan panjang setiap subinterval

Pada interval
 0,3 dibagi menjadi 6 subinterval sama panjang sehingga:
30
x1  x   0,5
6
Untuk dapat menentukan jumlah riemann fungsi f ( x )  x dengan 6 subinterval

pada selang
 0,3 perhatikan grafik f ( x)  x pada interval  0,3 dan titik ujung
kanan subinterval berikut:

4
Menentukan titik wakil ( x1 )
Karena yang diminta adalah titik ujung kanan subinterval, maka nilai x1 yang
digunakan adalah sebelah kanan setiap subintervalnya.
Menentukan lebar (tinggi) masing-masing subinterval dengan fungsi f ( x )  x
Subinterval 1 : 0 - 0,5 dengan x1  0,5  f ( x1 )  f (0,5)  0,5
Subinterval 2 : 0,5 - 1 dengan x2  1  f ( x2 )  f (1)  1
Subinterval 3 : 1 – 1,5 dengan x3  1,5  f ( x3 )  f (1,5)  1,5
Subinterval 4 : 1,5 - 2 dengan x4  2  f ( x4 )  f (2)  2
Subinterval 5 : 2 - 2,5 dengan x5  2,5  f ( x5 )  f (2,5)  2,5
Subinterval 6 : 2,5 – 3 dengan x6  3  f ( x6 )  f (3)  3

Menentukan Jumlah Riemann


6
  f ( xi )(x)
Jumlah Riemann i 1

6
  f ( xi )(x)
i 1

 f ( x1 ) x  f ( x2 ) x  f ( x3 ) x  f ( x4 )x  f ( x5 )x  f ( x6 )x


  0,5  1  1,5  2  2,5  3  0,5
 10,5  0,5
 5, 25
Jadi jumlah Riemann dengan titik ujung kanan subintervalnya adalah 5, 25

b. Titik tengah subinterval

5
Untuk dapat menentukan jumlah Riemann fungsi f ( x )  x dengan 6 subinterval

pada selang   , perhatikan grafik f ( x )  x pada interval   dan titik tengah


0,3 0,3
subinterval, berikut :

Menentukan titik wakil ( x1 )


Karena yang diminta adalah titik ujung kanan subinterval, maka nilai x1 yang
digunakan adalah nilai tengah setiap subintervalnya.
Menentukan lebar (tinggi) masing-masing subinterval dengan fungsi f ( x )  x
Subinterval 1 : 0 - 0,5 dengan x1  0, 25  f ( x1 )  f (0, 25)  0, 25
Subinterval 2 : 0,5 - 1 dengan x2  0, 75  f ( x2 )  f (0, 75)  0, 75
Subinterval 3 : 1 – 1,5 dengan x3  1, 25  f ( x3 )  f (1, 25)  1, 25
Subinterval 4 : 1,5 - 2 dengan x4  1, 75  f ( x4 )  f (1, 75)  1, 75
Subinterval 5 : 2 - 2,5 dengan x5  2, 25  f ( x5 )  f (2, 25)  2, 25
Subinterval 6 : 2,5 – 3 dengan x6  2, 75  f ( x6 )  f (2, 75)  2, 75

Menentukan Jumlah Riemann


6
  f ( xi )(x)
Jumlah Riemann i 1

6
  f ( xi )(x)
i 1

 f ( x1 ) x  f ( x2 ) x  f ( x3 ) x  f ( x4 )x  f ( x5 )x  f ( x6 )x


  0, 25  0, 75  1, 25  1,75  2, 25  2, 75  0,5
 9  0,5
 4,5
Jadi jumlah Riemann dengan titik ujung kanan subintervalnya adalah 4,5

6
c. Titik ujung kiri subinterval
Untuk dapat menentukan jumlah Riemann fungsi f ( x )  x dengan 6 subinterval

pada selang   , perhatikan grafik f ( x )  x pada interval   dan titik ujung


0,3 0,3
kiri subinterval, berikut :

Menentukan titik wakil ( x1 )


Karena yang diminta adalah titik ujung kanan subinterval, maka nilai x1 yang
digunakan adalah sebelah kitri setiap subintervalnya.
Menentukan lebar (tinggi) masing-masing subinterval dengan fungsi f ( x )  x
Subinterval 1 : 0 - 0,5 denga x1  0  f ( x1 )  f (0)  0
Subinterval 2 : 0,5 - 1 dengan x2  0,5  f ( x2 )  f (0,5)  0,5
Subinterval 3 : 1 – 1,5 dengan x3  1  f ( x3 )  f (1)  1
Subinterval 4 : 1,5 - 2 dengan x4  1,5  f ( x4 )  f (1,5)  1,5
Subinterval 5 : 2 - 2,5 dengan x5  2  f ( x5 )  f (2)  2
Subinterval 6 : 2,5 – 3 dengan x6  2,5  f ( x6 )  f (2,5)  2,5

Menentukan Jumlah Riemann


6
  f ( xi )(x)
Jumlah Riemann i 1

6
  f ( xi )(x)
i 1

 f ( x1 ) x  f ( x2 ) x  f ( x3 ) x  f ( x4 )x  f ( x5 )x  f ( x6 )x


  0  0,5  1  1,5  2  2,5  0,5
 7,5  0,5
 3, 75

7
Jadi jumlah Riemann dengan titik ujung kanan subintervalnya adalah 3, 75

Contoh 3

Misalkan diketahui suatu fungsi f ( x)  x pada interval


2
 0,3 , tentukan jumlah
Riemann dengan menggunakan 6 subinterval sama panjang dan titik ujung kanan
subinterval sebagai titik wakil tiap-tiap subinterval.
Penyelesaian :
Menentukan jumlah panjang setiap subinterval ( x1 )

Pada interval
 0,3 dibagi menjadi 6 subinterval sama panjang sehinggga
30
x1  x   0,5
6
Menentukan titik wakil ( x1 ) dengan membagi 6 subinterval
Karena yang diminta adalah titik ujung kanan subinterval, maka nilai x1 yang
digunakan adalah sebelah kanan setiap subintervalnya.

Menentukan lebar (tinggi) masing-masing subinterval dengan f ( x)  x


2

Subinterval 1 : 0 - 0,5 dengan x1  0,5  f ( x1 )  f (0,5)  0, 25


2

Subinterval 2 : 0,5 - 1 dengan x2  1  f ( x2 )  f (1)  1


2

Subinterval 3 : 1 – 1,5 dengan x3  1,5  f ( x3 )  f (1,5)  2, 25


2

Subinterval 4 : 1,5 - 2 dengan x4  2  f ( x4 )  f (2)  4


2

Subinterval 5 : 2 - 2,5 dengan x5  2,5  f ( x5 )  f (2,5)  6, 25


2

Subinterval 6 : 2,5 – 3 dengan x6  3  f ( x6 )  f (3)  9


2

Menentukan Jumlah Riemann


6
  f ( xi )(x)
Jumlah Riemann i 1

6
  f ( xi )(x)
i 1

 f ( x1 )x  f ( x2 ) x  f ( x3 ) x  f ( x4 )x  f ( x5 )x  f ( x6 )x


  0, 25  1  2, 25  4  26, 25  9   0,5
 11,375

8
B. Pengertian Integral
Integral adalah bentuk operasi matematika yang menjadi invers (kebalikan) dari
sebuah operasi turunan dan liit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu.

Integral Tertentu

Landasan dasar mengenai integral tentu pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ilmuan terkenal yaitu Newton dan Riemann.

Integral tertentu adalah nilai dari jumlah kuas dibawahsuatu kurva tertentu dalam
interval a≤x≤b , a disebut batas bawah dan b disebut batas atas integral tertentu.
b

Integral tertentu dituliskan dalam notasi ∫a f (x )dx disebut integral tertentu karena
hasilnya berupa nilai tertentu dan tidak lagi mengandung konstanta.

1. Rumus dan Bentuk umum integral tentu


b
∫a f (x )dx=F ( x )|ba=F (b )−F (a)
3

Contoh soal 1: ∫1 (4 x3 +3 x2 )dx


Penyelesaian:
3
=∫1 (4 x3 +3 x2 )dx
3
¿ [ x 4 +x 3 ]1
¿(3 4 +33 )−(1 4+1)
¿(81+27 )−(2)
¿ 108−2
¿ 106
4 2
∫1 (6 x 2− x2 )dx
Contoh soal 2:

Penyelesaian:

9
4 2
=∫1 (6 x 2 − )dx
x2
4 2 −2
¿∫1 (6 x −2 x )
4
2
[
¿ 2x + 3
x 1 ]
2
¿(2 . 43 + )−(2 .13 +2)
4
2
¿(128+ )−(4 )
4
¿ 124 , 5

2. Integral tertentu untuk menghasilkan luas Daerah Antara dua Kurva

Salah satu kegunaan integral tertentu adalah untuk menghitung luas antra dua buah kurva,
yang trntu saja berbeda dengan menghitung luas bangun datar yang sudah jelas bentuk dan
ukurannya.

Misalkan funsi f dan g adalah fungsi yang kontinu dalam interval [a,b] dan f (x )≥g( x) ,
maka luas daerah antara kurva f(x) dan g(x) dapat dihitung dengan rumus:
b
L=∫a [ f ( x)−g( x) ] dx

2
Contoh soal 3: y=x +3 x dan y=2 x+2
Penyelesain :

Tentukan terlebih dahulu titik potong antara dua kurva, untuk menentukan batas atas dan
batas bawahnya.

x 2 +3 x=2x+2
x 2 +x−2=0
( x−1)( x+2)=0
x=1 x=−2
Jadi batas-batasnya adalah x=−2 dan x=1 , maka luasnya adalah

10
1 2
L=∫−2 (2 x +2 )−( x +3 x )dx
1
¿∫−2 (−x 2 −x+2)dx
1
1 1
[
¿ − x 3 − x2 +2 x
3 2 −2
]
1 1 8
(
¿ − − +2 − −2−4
3 2 3 )( )
9
¿ satuan luas
2

3. Integral tertentu luas daerah dibawah sumbu x

Jika L adalah luas daerah yaxng dibatasi grafik f(x) dan f (x )≤0 , dalam interval
a≤x≤b maka menghitung luasnya adalah;

Luas saerah yang diarsir adalah:


b
L=−∫a f (x )dx

2
Contoh soal 4: Daerah yang dibatasi y=x +x−2 , dan sumbu x
Penyelesaian :

Tentukan terlebih dahulu titik potong dengan sumbu x,

x 2 +x−2=0
( x−1)( x+2)=0
x=1 atau x=−1
Maka luas daerah yag diarsir,
1
L=−∫−2 ( x 2 +x−2 )dx
1
1 1
3 [
¿− x 3 + x 2−2 x
2 −2
]
1 1 1 1
(
3 2 3 )(
¿ . 13 + . 12−2. 1 − .(−2 )3 + .(−2 )2 −2.(−2)
2 )
1
¿4
2

11
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Jumlah riemann
n
  f ( xi )(x)
Bentuk umum jumlah riemann i 1

2.Integral tertentu adalah nilai dari jumlah kuas dibawah suatu kurva tertentu dalam interval
a≤x≤b , a disebut batas bawah dan b disebut batas atas integral tertentu. Integral
b

tertentu dituliskan dalam notasi ∫ f (x )dx


a disebut integral tertentu karena hasilnya berupa
nilai tertentu dan tidak lagi mengandung konstanta.

Rumus dan Bentuk umum integral tentu

b
∫a f (x )dx=F ( x )|ba=F (b )−F (a) .

B. SARAN

Semoga penulis dan pembaca dapat mengatehui dan memahami materi integral ini. Dan
seharusnya dalam belajar matematika itu tidak cara menghapal tetapi dengan cara lebih sering
berlatih mengerjakan soal-soal. Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis
mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baisuni, Hasyim. 2011. Kalkulus Integral. Jakarta: UI-Press

J, Purcel Edwin, Dale Varberg. 1987. Kalulus dan Geometri Analitis. Erlangga : Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai