Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

KALKULUS INTEGRAL

“INTEGRAL TENTU”

OLEH:

HERNAOMI SIMANJUNTAK (4193220026)

BIOLOGI NONDIK D 2019

Dosen Pengampu:

Andrea Arifsyah Nasution, S.Pd.,M.Sc.

Muhammad Badzlan Darrari, S.Pd.,M.Pd.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini. Tidak lupa juga saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak atas bantuannya dalam pemberian
saran mengenai penulisan report buku ini.

Semoga Critical Book Report ini dapat membantu para pembaca untuk dijadikan
pengetahuan ataupun sebagai pedoman untuk mencari atau sebagai pembanding materi sesuai
penulisan. Saya berharap para pembaca dapat lebih mudah untuk memahami materi
perkuliahan dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Saya menyadari terdapat kekurangan dalam tulisan ini, baik dalam bentuk penulisan
ataupun substansi. Dengan demikian, saya sangat menerima dan mengharapkan saran dari
pembaca guna memperbaiki penulisan report buku ini.

Demikianlah pengantar tugas ini dan penulis berharap semoga tugas ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN BUKU...............................................................................................4

2.1 Buku Utama......................................................................................................................4

2.2 Buku Pembanding..........................................................................................................12

BAB III KESIMPULAN BUKU.............................................................................................19

3.1 Buku Utama....................................................................................................................19

3.2 Buku Pembanding..........................................................................................................19

BAB IV IDENTITAS BUKU..................................................................................................20

1.1 Buku Utama....................................................................................................................20

1.2 Buku Pembanding..........................................................................................................21

BAB V PENUTUP ..................................................................................................................22

8.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22

8.2 Saran...............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................24

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalkulus ( Bahasa Latin : calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung)adalah


cabang ilmu matematika yang mencakup limit , turunan , integral , danderet takterhingga .
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai
bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta
aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains , ekonomi , dan
teknik ; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan
aljabarelementer

Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan
limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika. Perhitungan volume dan luas
merupakan fungsi utama dari kalkulus integral.

Definisi secara modern tentang integral dikemukakan oleh Riemann dengan


gagasan pertamanya adalah jumlah Riemann. Gagasan ini memunculkan kaitan antara
integral tentudengan luas daerah. Secara umum, integral tentu menyatakan batasan luas
daerahyang tercakup di antara kurva y = f(x) dan sumbu-xdalam selang [a,b].
Dalam perumusan definisi Georg Friedrich Bernhard Riemann ini, kita dituntun oleh gagasan
yang dibahas dalam subbab sebelumnya. Gagasan pertama adalah jumlah Riemann.

Jumlah Rieman, misalkan sebuah fungsi f didefinisika pada interval tertutup [a, b].
Fungsi ini bisa bernilai positif maupun negatif pada interval tersebut dan bahkan tidak perlu
kontinu. Misalkan suatu fungsi partisi P membagi interval [a, b] menjadi n interval-bagian
(tidak perlu sama panjang) dengan menggunakan titik-titik a = x0 < x1 <x2 <..........< xn-1 < xn =
b dan mislakan ∆ x i = xi – xi - 1

Pada tiap bagian interval-bagian [xi . xi ], ambil sebuah titik sebarang xi yang
– 1

mungkin saja sebuah titik ujung, kita sebut sebagi titik sampel untuk interval-bagianke –i.

2
1.2 Rumusan Masalah

Penulisan ini dibatasi pada analisis penggunaan jumlah Riemann di dengan


menggunakan prinsip induksi, sebagai mana telah diterapkan sebagai salah satu penyelesaian
penggunaan jumlah Riemann adalah misalkan sebuah fungsi f didefinisikan pada interval
tertutup [a, b]. Fungsi ini bisa bernilai positif ataupun negatif pada interval dan bahkan tidak
perlu kontinu.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui buku Kalkulus Integral Aplikasinya karangan Purcell layak digunakan
dari segi aspek materi, penyajian, dan bahasa untuk digunakan mahasiswa khususnya
pada prodi Kimia.
2. Mengetahui perbedaan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan masalah integral
tentu pada buku karangan Purcel dengan buku ajar Kalkulus Integral UNIMED.

3
BAB II

PEMBAHASAN BUKU

2.1 Buku Utama

Integral Tentu

Jumlah Rieman, misalkan sebuah fungsi f didefinisika pada interval tertutup [a, b].
Fungsi ini bisa bernilai positif maupun negatif pada interval tersebut dan bahkan tidak perlu
kontinu. Misalkan suatu fungsi partisi P membagi interval [a, b] menjadi n interval-bagian
(tidak perlu sama panjang) dengan menggunakan titik-titik a = x0 < x1 <x2 <..........< xn-1 < xn =
b dan mislakan ∆ x i = xi – xi - 1

Pada tiap bagian interval-bagian [xi – 1. xi ], ambil sebuah titik sebarang x i yang mungkin saja
sebuah titik ujung, kita sebut sebagi titik sampel untuk interval-bagianke –i.

CONTOH 1

Hitung jumlah Rieman untuk f(x) x2 + 1pada interval [-1, 2] dengan mengggunakann
titik-titik partisi berjarak sama -1 < -0,5 < 0 < 0.5 < 1 < 1,5 < 2 , dengan titik sampel x i
berupa titik tengah dari interval-bagian ke xi.

Penyelesaian : Perhatikan gambar 4

n
Rp=∑ f ( x́ i ¿ )∆ x i ¿
i =1

¿ [f (−0,75)+f (−0,25)+ f (0,25)+ f (0,75)+ f (1,25)+ f (1,75)](0,5)

¿ [1,5625+1,0625+1,0625+1,5625+2,5625+ 4,0625](0,5)

¿ 5,9375

Fungsi dalam Gambar 3 dan 4 adalah positif. Sebagai akibatnya jumlah Rieman
hanyalah jumlah luas segiempat-segiempat. Tetapi bagaimana jika f negatif. Dalam kasus ini
sebuah titik sampel x́ i dengan sifat bahwaf ¿ i) < 0 akan mengarah ke segiempat sepenuhnya
berada dibawah sumbu –x dan hasil kali f ¿ i)∆ x i akan negatif. Ini bermakna bahwa kontribusi

4
segiempat-segiempat yang demikian terhadap jumlah Rieman adalah negatif. Gambar 5
mengilustrasikan i

CONTOH 2

Hitung jumlah Rieman Rp untuk f(x) = (x + 1)(x -2 )(x – 4) = x3 – 5x2 + 2x + 8

Pada interval [0, 5] dengan menggunakan partisi P dengan titik-titik partisi 0 < 1, 1< 2 < 3,2
< 4 < 5 dan titik-titik sampel yang berpadanan x́ 1 = 0,5 ; x́ 2 = 1,5 ; x́ 3 = 2,5 ;x́ 4 = 3,6; dan x́ 5 = 5

Penyelesaian :

n
Rp=∑ f ( x́ i ¿ )∆ x i ¿
i =1

= f ¿ 1) ∆ x i + f(x́ 2) ∆ x 2 + f(x́ 3) ∆ x 3 + f(x́ 4) ∆ x 4 + f(x́ 5) ∆ x 5

= f(0,5)(1,1 – 0) + f(1,5)(2 – 1,1) + f(2,5)(3,2 – 2) + f(3,6)( 4 – 3,2) + f(5)(5 – 4)

= (7,785)(1,1) + (3,125)(0,9) + (-2,625)(1,2) + (-2,944)(0,8) + 18(1)

= 23,9698

Definisi Integral Tentu

Sekarang misalkan P, ∆ x i, dan x́ i memiliki makna seperti yang dibahas seperti diatas.
Tetapkan juga ‖P‖, disebut norma (norm) P, menyatakan panjang interval-bagiannyang
terpanjang dari partisi P. Misalnya, dalam contoh 1, ‖P‖ = 0,5 ; dalam contoh 2 ‖P‖ = 3,2 –
2 = 1,2

Teorema A Integral Tentu

Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Jika:

n
lim ∑ f ( x́ i) ∆ x i
‖P‖→ 0 i=1

Ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [a, b]. Lebih lanjut ∫ f ( x ) dx, disebut
a

integral tentu atau integral Riemann f dari a ke b, kemudian diberikan oleh :

5
b n

∫ f ( x ) dx=‖lim
P‖→ 0
∑ f ( x́ i) ∆ x i
a i=1

Inti dari definisi di atas adalah baris terakhir.Konsep yang ditangkap dalam persamaan itu
timbul dari pembahasankita tentang luas dalam subbab sebelumnya. Misalkan kita sekarang
membolehkan f negatif pada sebagian atau seluruh [a, b], kita menggunakan partisi dengan
interval-bagian yang mungkin panjangnya tidak sama dan kita membolehkan x́ i berupa tiitk

b
sebarang pda interval-bagian ke- i. Secara umum ∫ f ( x ) dx, menyatakan luas bertanda daerah
a

yang terkurung diantara kurva y = f(x) dan sumbu x dalam interval [a, b], yang berarti tanda
positif dikaitkan untuk luas-luas daerah yang berada dibawah sumbu x.Dalam lambang:

∫ f ( x ) dx = A atas – Abawah
a

Makna perkataan limit dalam definisi integral lebih umum ketimbang penggunaan sbelumnya
dan oleh karenanya perlu dijelaskan.Identitas :

n
lim ∑ f ( x́ i) ∆ x i=L
‖P‖→ 0 i=1

Berarti bahwa, berpadanan terhadap setiap ε > 0 , terdapat suatu δ > 0 sedemikian rupa
sehingga :

∑ f ( x́ i ¿ ) ∆ x i ¿
i=1

n
Untuk semua jumlah Rieman ∑ f ( x́ i ¿ ) ∆ x i ¿ untuk f pada [a,b] yang mememnuhi norma
i=1

‖P‖ partisi yang berhubungan adalah lebih kecil dari δ.Dalam kasus ini kita katakan bahwa
limit yang ditunjukkan itu ada dan bernilai L.

b
Dalam definisi, ∫ f ( x ) dx kita, secara implisit mengasumsikan bahwa a < b ,Kita hilangkan
a

batsan itu dengan definisi berikut :

6
a

∫ f ( x ) dx=0
a

b a

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx , a>b
a b

Jadi :

2 2 6

∫ x 3 dx=0 ∫ x 3 dx=−∫ x 3 dx
2 6 2

Akhirnya kita tunjukkan bahwa x adalah variabel boneka (dummy variable) dalam

lambang ∫ f ( x ) dx = Dengan ini kita maksudkan bahwa x dapat diganti oleh sebarang huruf
a

lain(tentu saja, asalkan diganti di setiap tempat kemunculannya).Jadi,

b b b

∫ f ( x ) dx=∫ f ( t ) dt=∫ f ( u ) du
a a a

Fungsi- fungsi apa yang dapat terintegrasikan?

Tidak setipa fungsi terintegrasikan pada interval tutup [a, b]. Misalnya fungsi tak-
terbatas.

{ x2
jika x ≠0

1 jika x =1

Teorema A Teorema keterintegrasian

Jika f terbatas pda [a, b] dan kontinu di sana kecuali pada sejumlah titik yang
berhingga, maka f terintegrasika pada [a, b].Khususnya, jika f kontinu pada seluruh interval
[a, b], mka f terintegrasikan pada [a, b].

Seabgai konsekuensi dari teorema ini,fungsi-fungsi berikut dapat terintegrasikan pada setiap
interval tertutup [a, b].

1. Fungsi Polinomial

7
2. Fungsi sinus dan kosinus
3. Fungsi rasional, asalkan [a,b] tidak mengandung titik-titik yang mengakibatkan
penyebut 0.

Perhitungan Integral Tentu

Dengan mengetahui bahwa sebuah fungsi adalah terintegrasikan kita bisa menghitung
intergralnya dengan menggunakan suatu partisi beraturan (interval-bagian sama panjang) dan
dengan mengambil titik sampel x́ i dalam cara yang mudah.

CONTOH 3

Hitung ∫ ( x +3 ) dx
−2

Penyelesaian :

Partisikan interval [-2, 3] menjadi n interval-bagian yang sama, masing-masing dengan

5
panjang ∆x = . Dalam tiap interval [ xi-1, xi] gunakan x́ i = xi sebagai titik sampel. Maka :
n

X0 = -2

+5
X1 = -2 + ∆x = -2
n

X2 = -2 + 2 ∆x = -2+2 ( 5n )

X1 = -2 + i ∆x = -2+i ( 5n )

Xn = -2 + n ∆x = -2+n ( 5n )=3

8
5
Jadi f(xi) = xi + 3 = 1 + i , sehingga
n

n n

∑ f ( x́ i ¿ )∆ x i=∑ f (x i ¿ ) ∆ xi ¿ ¿
i=1 i=1

n
¿ ∑ 1+i
i=1
[ ( 5n )] 5n
n n
5 25
¿ ∑ +1+ 2 ∫ i
n i=1 n i=1

5 25 n(n+1)
= ( n )+ 2
n n [ 2 ]
25 1
= 5 + 2 1+ n [ ]

Karena P adalah suatu partisi beraturan ‖P‖→ 0setara dengan n → ∞. Kita simpulkan bahwa

3 n

∫ ( x +3 ) dx=¿ lim ‖P‖→ 0 i=1


∑ f ( x́i ) ∆ xi ¿
−2

3
25 1 35
∫ ( x +3 ) dx=¿ ¿ nlim
−2 →∞ [ ( )]
5+
2
1+
n
=
2

CONTOH 4

3
2
Hitung ∫ (2 x ¿−8) dx ¿
−1

Penyelesaian :

Gambar 10 menyarankan bahwa integralnya sama dengan –A 1 + A2, dimana A1 dan A2 adalah
luas daerah dibawah dan diatas sumbu-x

9
Misalkan P adalah suatu partisi beraturan dari [-1, 3] menjadi n interval-bagian yang sama,

4
msing-masing dengan panjang ∆ x= . Dalam setiap interval-bagian [ x i−1 , x i] pilih x́ i
n
menjadi titik ujung kanan, sehingga x́ i=x i. Maka :

x i=−1+i ∆ x=−1+i ( 4n )
Dan

4 2
f ( x i ) =2 x 2i −8=2 −1+i[ n] –8

16 i 32i 2
¿−6− + 2
n n

Akibatnya,

n n

∑ f ( x́ i ¿ )∆ x i=∑ f ( x́ i ¿ )∆ x ¿ ¿
i=1 i=1

n
16 32 2 4
¿ ∑ −6−
i=1
[ n
i+ 2 i
n n ]
n n n
24 64 128
¿− ∑ 1− 2 ∑ i+¿ 3 ∑ i 2 ¿
n i=1 n i=1 n i=1

24 64 n ( n+1 ) 128 n (n+1)(2n+ 1)


¿− ( n )− 2 + 3
n n 2 n 6

¿−24−32 1+ ( 1n )+ 1286 ( 2+ 3n + n1 ) 2

Kita simpulkan bahwa

3 n

∫ ( 2 x−8 ) dx= lim ‖P‖→ 0 i=1


∑ f ( x́ i¿ ) ∆ x i ¿
−1

[
¿ lim −24−32 1+
n→∞
( 1n )+ 1286 (2+ 3n + n1 )] 2

10
128 −40
¿−24−32+ =
3 3

Bahwa jawabannya negatif tidaklah mengherankan, karena daerah dibawah sumbu-x nampak
lebih luas daripada yang di atas sumbu-x. Jawaban kita dekat edngan estimasi yang diberikan
dalam penalaran. Ini meyakinkan kita bahwa jawaban kita benar.

Sifat Penambahan Interval

Definisi integral tentu kita dipicu oleh adanya masalah luas daerah melengkung. Pandang dua
daerah melengkung R1dan R2 .

Sehingga memperoleh bahwa :

c b c

∫ f ( x ) dx=¿ ∫ f ( x ) dx +¿∫ f ( x ) dx ¿ ¿
a a b

Dengan cepat kita dapat melihat bahwa ini bukanlah bukti dari fakta tentang integral, karena,
pertama, pembahasan kita tentang luas dalam Subbab ini agar tidak resmi dan kedua diagram
kita memisahkan bahwa f adalah positif, yang tidak harus demikian. Namun demikian,
integral tenti memenuhi sifat penambahan interval, tanpa memperdulikan susunan ketiga titik
a, b, dan c. Pembuktian ini lebih teliti dapat dipelajari dari buku-buku yang lebih lanjut.

Misalnya,

2 1 2

∫ x 2 dx=¿ ∫ x 2 dx +¿ ∫ x 2 dx ¿ ¿
0 0 1

yang langsung diyakini benar oleh kebanyakan orang. Tetapi juga benar bahwa

2 3 2
2
dx=¿ ∫ x dx +¿ ∫ x 2 dx ¿ ¿
2
∫x
0 0 3

Yang boleh jadi nampak mengejutkan. Jika anda tidak memercayai teorema tersebut, anda
boleh saja benar-benar menghitung masing-masing integral di atas untuk melihat bahwa
identitas berlaku.

Kecepatan dan Posisi

Pada subbab ini kita menjelaskan bagaimana luas dibawah kurva kecepatan adalah sama
dengan jarak tempuh, asalkan fungsi kecepatan v(t) positif. Umumnya, posisi (yang mungkin

11
positif atau negatif) adalah sama dengan integral tentu dari fungsi kecepatam (yang mungkin
positif atau negatif). Secara lebih spesifik, jika v(t) adalah kecepatan sebuah benda pada
waktu t, dengan t ≥ 0, dan jika benda berada pada posisi 0 pada waktu 0, maka posisi benda

a
pada waktu a adalah ∫ v ( t ) dt.
0

Contoh 5

Sebuah benda berada di titik asal pada waktu t = 0 mempunyai kecepatan, yang di ukur dalam
meter per detik,

{
jika 0 ≤ t ≤ 40
20
v ( t )= 2 jika 40< t ≤ 60 ,
t
5− jika t> 60
20

Sketsa kurva kecepatan. Nyatakan posisi benda pada t = 140 sebagai integral tentu dan hitung
menggunakan rumus dari geometri bidang.

PENYELESAIAN

140

Posisi pada waktu t = 140 sama dengan integral tentu ∫ v ( t ) dt, yang dapat dihitung
0

menggunakan rumus-rumus untuk luas daerah suatu segitiga dan segiempat dan
menggunakan sifat penambahan interval (Teorema B) :

140 140 20 120

∫ v ( t ) dt = ∫ 20t dt +∫ 2 dt+ ∫ 5− 20t dt


( )
0 0 40 60

¿ 40+ 40+ 40−40=80

2.2 Buku Pembanding

Integral Tentu

Definisi

12
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tutup [a,b] dan x k sebarang titik pada

n
subinterval [a,b]. Jika lim ∑ f ( xk ) ∆ xk ada,maka kita katakan f terintegralkan pada
max ∆ x →0 k=1

I
interval [a,b]. Selanjutnya ∫ f ( x ) dx,disebut integral tentu f dari ake b,diberikan oleh
k

b n

∫ f ( x ) dx=maxlim
∆ x→ 0
∑ f ( x k ) ∆ x k .......................(5)
a k=1

Catatan :

1) Perbedaan pendekatan luas di atas dengan integral tentu adalah pada pendekatan luas,nilai
fungsi f selalu positif tetapi pada integral tentu, f dapat bernilai positif dan negatif. Selain itu
panjang subsuinterval pada pendekatan luas diatas adalah sama. Sementara pada integral
tertentu panjang masing-masing subinterval dapat berbeda dan dibolehkan x k sebesar titik
pada subinterval [a,b].

2) Ada perbedaan antara penulisan nlim


→∞
dengan lim dimana n mewakili sebuah bilangan bulat
n→∞

positif, dan x bukan sebagai restriksi. Pada akhir materi analisis real akan dibahas lebih tuntas

mengenai nlim
→∞
dengan lim dimana n mewakili sebuah bilangan bulat positif,dan x bukan
n→∞

sebagai restriksi. Jika nlim


→∞
f ( x )=L maka lim f ( X )=L juga
n→∞

3) a disebut batas bawah integral

b disebut batas atas integral

x disebut variabel integrasi

CONTOH 1

Hitunglah jumlahn rieman untukf(x) = x pada selang tutup [1,2] memakai partisi dengan titik-
titik partisi 1 < 1, 25 < 1, 40 < 1, 70 < 1, 85 < 2 dan titik-titik sebarang pada subinterval x 1 =
1,20, x2 = 1,35, x3 = -1,60, x4 = 1,75, x5 = 2

Penyelesaian ;

13
n
Rp = ∑ f ( xk ) ∆ xk
k =1

= f (x1). ∆x1 + f(x2) + ∆x2 + f(x3). ∆x3 +f(x4). ∆x4 + f(x5). ∆x5

=f(1,20). (1,25 – 1) + f(1,35) . (1,40 – 1,25) + f(1,60 ). (1,70 –1,40) + f(1,75).

(1.85 – 1,70) + f(2).(2 – 1,85)

= 1,20. (0,25) + 1,35. (0,15) +1,60. (0,30) + 1,75. (0,15) + 2. (0,15)

= 0,30 + 0,2025 + 0,48 + 0,2626 + 0,30

Rp= 1,545

Teorema

Jika fungsi f kontinu pada interval tutup [a,b] maka f terintegralkan pada [a,b].

Integral pada buku ajar bernilai negatif. Ini tidak menyatakan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva f ( X )=3 x. Integral tertentu dari suatu fungsi f pada interval [a , b] harus memenuhi
kondisi.

CONTOH 2

Hitunglah ∫ 2 xdx
−2

Penyelesaian :

F(x) = 3x kontinu pada inteval[-1, 1] maka f(x) terintegralkan pada interval [-2, 1], kita bagi
interval [-2,1] menjadi n buah sub interval dengan panjang

b−a 3
∆x1 = ∆x = =
n n

Misalkan kita pilih xk pada ujung kanan dari setiap subinterval, maka diperoleh :

3k
xk = a + k. (∆x) = -2 +
n

Dengan demikian kita peroleh :

14
1 n

∫ 3 x dx =¿ n→
lim ∑ f ( x k ¿ )∆ x k ¿ ¿

−2 i=1

n
3k 3
¿ lim ∑ 3 −2+
n → ∞ k=1
( n n )
lim 9 n
¿ n→ ∞
n
∑ (−2+ 3nk )
k=1

lim 9
3 n(n+ 1)
¿ n→ ∞ −2 n+
n n 2[ ( )]
27 27
¿ lim −18+
n→∞
( +
2 2n )
9
¿−
2

Teorema

Jika f kontinu dan nonnegatif pada interval [a, b] maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva f,

b
sumbu x, garis x = a dan x = b dinyatakan sebagai : Luas = ∫ f ( x ) dx.
a

CONTOH 2

Hitunglah ∫ ( x +3 ) dx
−3

Penyelesaian :

Fungsi f(x) = x + 3 terdefinisi pada selang [-3, 3] dan harga f(x) ≥ 0, ∀ x ∈[−3 ,3 ]. Partisikan

6
selang tutup [-3, 3] menjadi n selang yang sama, masing-masing dengan panjang ∆ x= .
n
Dalam tiap subinterval ambil sekarang xk sebagai titik sampel maka x k = a + k(

6k
∆ x ¿= -3 + . Dengan demikian kita peroleh :
n

3 n

∫ ( x +3 ) dx = lim ∑ f ¿ ¿ ¿k)∆ x k
−3 n → ∞ k=1

15
n
6k
= lim ∑ (−3+ ¿ ¿+3)¿ ¿ ¿)
n → ∞ k=1 n

36 n 2+n
= lim
n→∞ n2
[( 2
])
= nlim
→∞
¿ ¿)

= 18

Teorema Fundamental Kalkulus Pertama

Jika f kontinui pada interval tutup [a, b] dan jika dapat ditentukan fungsi F yang merupakan

b
anti derivatif dari f pada [a, b], maka ∫ f ( x ) dx=F ( b )−F ( a ) .
a

CONTOH 1

Gunakan teorema pundamental untuk menentukan ∫ x 2 √ x 3+ xdx


a

Penyelesaian :

1
Misalkan u = x3 + 1, maka du = 3x2dx ,atau du = x2 dx
3

b b
2 3
∫ x √ x 3+1 dx = ∫ 13 √u du= 29 u
2 3/2
+C=
9
¿ + 1)3/2 + C
n n

2 2 2 2 52
= [ (x3 + 1)3/2] = ( 27 )− =
9 0 9 9 9

Teorema

Jika fungsi f konrinu pada interval [a,b] , maka terdapat bilangan x* dalam interval (a,b)

Sehingga berlaku ∫ f ( x ) dx=¿ f(x)*(b – a).


a

16
CONTOH 2

Tentukan nilai x sedemikian hingga : ∫ f ( x ) dx=¿f(x)*(2 – 0).


a

Penyelesaian:

∫ xdx = 2
0

Dengan demikian kita peroleh 2 = 2d(x*). Maka, f(x*) = 1 atau x* = 1 (karena f(x) = x)

Definisi

a) jika a di dalam domain f, maka didefinisikan ∫ f ( x ) dx=0


a

b) jika b < a dan f terintegralkan pada interval tutup [b, a], maka didefinisikan

b a

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx
a b

CONTOH 3

3
3
a) ∫ x dx = 0
3

Teorema

Jika f terintegralkan pada interval tutup [a, b] yang memuat tiga titik a, b, c maka

b c b

∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx
a a c

Teorema

Jika f1, f2 ,f3,........................fn fungsi-fungsi yang terintegralkan pada interval tutup [a,b] dan c
konstanta, maka berlaku :

b b
I. ∫ c f ( x ) dx=¿ c ∫ f ( x ) dx ¿
a a

17
b b b b
II. ∫ f (x) ± f (x) ± f (x)....... f (x)dx =∫ f (x) dx ± ∫ f (x)dx ..........± ∫ f (x)dx
1 2 3 n 1 2 n
a a a a

Teorema

Jika g kontinui pada [a, b], dan f kontiniu dan terintegralkan pada interval yang memuat nilai

b g (b)

u = g(x), untuk a ≤ x ≤ b, maka ∫ f(g(x))g’(x)dx = ∫ f(u) du.


a g (a)

Teorema Fundamental Kalkulus Kedua

Misalkan f suatu fungsi yang kontinu pada interval buka I dan misalkan a sebuah titik

pada I. Jika f(x) didefinisikan dengan F(x) = ∫ f(t) dt maka F’(x) = f(x) padasetiap titik pada
a

interval I.

CONTOH 5

x
d
Tentukan ∫ √ t+1 dt
dx 0

Penyelesaian :

Dapat anda periksa bahwa f(t) = √ t+1 kontinu pada interval [-1,∞ ¿ .Jadi dpat digunakan
teorema fundamental kedua :

 Misalkan F(x) = ∫ f(t) dt


a

x
d
F(x) = ∫ f(t) dt→ [F ( x )] = [f(t)] = √ x+1
a
dx

18
x
d
Dengan demikian, ∫ √ t+1dt =√ x+1 .
dx a

CONTOH 6
3
x
Carilah F’(x) jika F(x) =∫ ln t dt
0

Penyelesaian :

Misalkan u = x3 dan f(t) = ln t

du = 3x
U = x3 → 2
dx
3
x x

F(x) = ∫ f ( t ) dt → F(u) = ∫ f ( t ) dt
0 a

Maka, F’(u) = f(u) = ln u

dF du
F’(x) = . =3x2 ln u = 3x2 ln |x3| .
du dx

CONTOH 7

x
d sint
Tentukan ∫ dt
dx 1 t

Penyelesaian:

x x
sin t d sint
F(x) =∫ dt → F’(x) = ∫ dt
1 t dx 1 t

sin t
→ F’(x) =
t

19
BAB III

KESIMPULAN BUKU

3.1 Buku Utama


Inti dari definisi di atas adalah baris terakhir.Konsep yang ditangkap dalam persamaan
itu timbul dari pembahasankita tentang luas dalam subbab sebelumnya. Secara umum

∫ f ( x ) dx, menyatakan luas bertanda daerah yang terkurung diantara kurva y = f(x) dan
a

sumbu x dalam interval [a, b], yang berarti tanda positif dikaitkan untuk luas-luas daerah
yang berada dibawah sumbu x. Dengan mengetahui bahwa sebuah fungsi adalah
terintegrasikan kita bisa menghitung intergralnya dengan menggunakan suatu partisi
beraturan (interval-bagian sama panjang) dan dengan mengambil titik sampel x́ i dalam cara
yang mudah. Jumlah Rieman hanyalah jumlah luas segiempat-segiempat. Tetapi bagaimana
jika f negatif. Dalam kasus ini sebuah titik sampel x́ i dengan sifat bahwaf ¿ i) < 0 akan
mengarah ke segiempat sepenuhnya berada dibawah sumbu –x dan hasil kali f ¿ i)∆ x i akan
negatif. Ini bermakna bahwa kontribusi segiempat-segiempat yang demikian terhadap jumlah
Rieman adalah negatif

20
3.2 Buku Pembanding

Perbedaan pendekatan luas di atas dengan integral tentu adalah pada pendekatan
luas,nilai fungsi f selalu positif tetapi pada integral tentu, f dapat bernilai positif dan negatif.
Selain itu panjang subsuinterval pada pendekatan luas diatas adalah sama. Sementara pada
integral tertentu panjang masing-masing subinterval dapat berbeda dan dibolehkan x k sebesar

titik pada subinterval [a,b]. Ada perbedaan antara penulisan nlim


→∞
dengan lim dimana n
n→∞

mewakili sebuah bilangan bulat positif, dan x bukan sebagai restriksi. Pada akhir materi

analisis real dibahas lebih tuntas mengenai nlim


→∞
dengan lim dimana n mewakili sebuah
n→∞

bilangan bulat positif,dan x bukan sebagai restriksi. Jika nlim


→∞
f ( x )=L maka lim f ( X )=L, a
n→∞

disebut batas bawah integral, b disebut batas atas integral, dan x disebut variabel integrasi.

BAB IV

IDENTITAS BUKU

4.1 Buku Utama

21
 Judul Buku : Kalkulus Edisi Kesembilan
 Nama Penulis : Dale Varberg, Edwin J. Purcell, dan Steven E. Rigdon
 Nama Penerbit : Erlangga
 Tahun Terbit : 2008
 Kota Terbit : Jakarta
 Edisi :9
 Jilid :1

4.2 Buku Pembanding

22
 Judul Buku : Buku Ajar Kalkulus Integral
 Nama Penulis : Tim Dosen Kalkulus Diferensial
 Nama Penerbit : FMIPA UNIMED
 Tahun Terbit : 2020
 Kota Terbit : Medan
 Edisi :1
 Jilid :1

BAB V

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Kedua buku Kalkulus Integral ini memuat materi yang lengkap dan ringkas. Untuk
buku pembanding termasuk buku up to date dikarenakan terbit pada tahun 2020. Lain
halnya dengan buku utama yang merupakan buku lama karena diterbitkan pada tahun 2007.
Namun, buku utama masih bisa digunakan sebagai panduan pemahaman materi kalkulus
karena memiliki penyajian yang lengkap dan ringkas dengan disertai adanya grafik dan
gambar. Kedua buku ini sebagai buku kuliah yang terfokus pada sekitar huruf-huruf, rumus-
rumus, dan grafik-grafik. Dikalkulus ini banyak kumpulan soal-soal beserta cara
penyelesaian, selain ada soal dan contoh penyelesaian buku ini terdapat materi-materi di
setiap bab-babnya, sehingga para mahasiswa dapat memahami kalkulus dengan baik. Buku

23
utama dan buku pembanding sudah sesuai dengan kriteria buku teks yang baik dengan
memenuhi faktor penentu kualitas buku kalkulus.
Keunggulan pada buku utama yaitu dilengkapi dengan grafik dan terdapat contoh-
contoh soal yang dapat memudahkan pembaca untuk memahami materi yang disajikan.
Selain itu, penulis juga menyajikan soal-soal latihan untuk menguji seberapa jauh kepahaman
pembaca akan materi yang disajikan. Desain sampul buku bagian depan, punggung dan
belakang merupakan suatu kesatuan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi
ditampilkan secara sederhana. Dalam buku kalkulus ini, buku ini menggunakan beberapa
jenis huruf agar lebih komunikatif dalam menyampaikan infomasi yang disampaikan. Untuk
membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf dalam buku teks ini sudah
menggunakan variasi dan beberapa seni huruf yang berbeda sehingga lebih terlihat rapi.
Namun, selain memiliki Keunggulan buku ini juga measih memiliki kekurangan yaitu
terdapat beberapa gambar grafik yang kurang jelas serta tulisan yang terlalu kecil sehingga
dapat membuat pembaca sulit untuk mengidentifikasi informasi yang disajikan.
Pada buku pembanding memiliki keunggulan yang hampir menyerupai buku utama.
Buku pembanding dapat digunakan sebagai bahan ajar mahasiswa karena buku kalkulus ini
ringkas dibandingkan buku-buku yang sejenis, dan topiknya telah disajikan dengan baik.
Buku kalkulus ini dilengkapi soal-soal yang sangat banyak beserta contohnya. Bahasa yang
digunakan dalam buku kalkulus ini sudah menjelaskan konsep sampai dengan contoh yang
abstrak sesuai dengan tingkat pemahaman mahasiswa. Tetapi masih saja sulit dipahami tanpa
ada tentor/pembimbing yang dapat menjelaskan secara lebih rinci, sehingga buku ini
dikhususkan untuk sebagai bahan pembelajaran dikelas, bukan untuk kalangan pribadi. Untuk
kelemahan pada buku pembanding yaitu covernya terlalu sederhana dan kurang menarik,
terdapat beberapa kesalahan pengetikkan pada penyelesaian contoh soal yang disajikan.
Jika dibandingkan dari kedua buku yang lebih mudah di pahami yaitu pada buku
utama karena selain disajikannya rumus dan contoh soal, penulis juga menyajikan grafik
untuk lebih memudahkan pembaca memahami buku. Untuk buku utama dapat dijadikan
menjadi buku pribadi atau sebagai literatur lain untuk melengkapi kekurangan pada buku
pembanding.

3.4 Saran

24
Berdasarkan pada kekurangan buku yang ditemukan selama melakukan analisis, ada
beberapa saran yang dapat diajukan adalah pelajari kriteria-kriteria buku teks yang baik,
yaitu sebagai berikut:
1. Pada saat menulis buku teks, jadikan kurikulum terbaru sebagai pola, materi
apa saja yang akan dimuat di dalam buku.
2. Pelajari dan pahami dengan baik standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang ada di dalam kurikulum.
3. Tuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, juga indikator kedalam buku
teks bukan hanya tujuan pembelajaran.
4. Persiapkan dengan matang bahan-bahan atau data yang akan dijadikan materi
di dalam buku teks.
5. Dalam mendefinisikan sesuatu carilah referensi yang dapat dipercaya.
6. Gunakan ilustrasi dan warna yang mampu menarik minat pembaca dan bisa
memotivasi pembaca.
7. Pengajar harus cerdas memilih buku teks yang baik manakah yang layak
digunakan oleh mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Varberg, D., Edwin, J, P., dan Steven, E, R. (2008). Kalkulus Edisi Kesembilan. Jakarta :

Erlangga

Tim Dosen Kalkulus Diferensial. (2020). Buku Ajar Kalkulus Integral. Medan : FMIPA

UNIMED

25

Anda mungkin juga menyukai