Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE 2

Nama : SITI YUNINGSIH


NIM : 857465781
MATKUL : PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
KODE : PDGK4406
DOSEN Totok Dwi Raharjo, M.Pd.

JAWABAN TUTORIAL KE-2

NO.1
Mari kita tentukan bilangan mulamula tersebut.
Kita tahu bahwa jumlah angka-angka bilangan yang terdiri dari 3 angka adalah 21. Kita juga tahu
bahwa angka satuan lebih besar dari angka puluhannya. Misalnya, kita bisa menyusun bilangan
tersebut sebagai ABC, di mana A, B, dan C adalah digit-digit bilangan itu.
1. A + B + C = 21 (karena jumlah digitnya 21)
2. C > B (karena angka satuan lebih besar dari angka puluhan)
Selanjutnya, kita tahu bahwa nilai bilangan baru yang diperoleh dengan menukarkan angka satuan
dengan angka ratusan adalah 198.
Jika kita mengganti A dengan C, B dengan B, dan C dengan A, kita dapat menyusun bilangan baru,
yaitu CAB. Dengan asumsi bilangan baru ini 198 lebih besar dari bilangan awal, kita bisa menuliskan
persamaan berikut:
1. 100A + 10B + C + 198 = 100C + 10B + A
Sekarang, kita bisa menyelesaikan sistem persamaan tersebut untuk menemukan nilai A, B, dan C.
Setelah itu, kita dapat menyusun bilangan awal ABC. Mari kita selesaikan persamaan tersebut.

NO 2
Anak kecil (SD) merasa heran karena umurnya sama dengan jumlah angka-angka pada tahun
kelahirannya. Misalnya, jika tahun kelahirannya adalah ABCD, maka umurnya adalah A + B + C + D.
Kakaknya, yang kuliah di Bandung, juga merasa heran karena jumlah angka-angka tahun
kelahirannya juga sama dengan umurnya. Misalnya, jika tahun kelahirannya adalah PQRS, maka
umurnya adalah P + Q + R + S.
Kita perlu mencari kombinasi angka-angka yang memenuhi kedua kondisi tersebut. Kombinasi
angka-angka yang mungkin terbatas pada rentang umur yang masuk akal, misalnya 1 hingga 99
tahun.
Sebagai contoh, kita bisa mencoba beberapa kombinasi:
1. Jika anak kecil lahir pada tahun 1998, maka umurnya adalah 1 + 9 + 9 + 8 = 27.
2. Jika kakaknya lahir pada tahun 1980, maka umurnya adalah 1 + 9 + 8 + 0 = 18.
Namun, kita perlu mencari kombinasi yang memenuhi kedua kondisi. Seiring dengan percobaan, kita
dapat menemukan bahwa:
1. Anak kecil (SD) lahir pada tahun 1980, dan umurnya adalah 1 + 9 + 8 + 0 = 18.
2. Kakaknya lahir pada tahun 1998, dan umurnya adalah 1 + 9 + 9 + 8 = 27.
Jadi, jumlah umur kedua anak tersebut adalah 18 + 27 = 45 tahun.
NO.3
Buktikan bahwa jumlah besar sudut dalam sebuah segitiga adalah 180° bisa dilakukan dengan
menggunakan sifat-sifat geometri dasar. Ada beberapa cara untuk membuktikannya, salah satunya
menggunakan sifat-sifat segitiga pada bidang datar. Berikut adalah salah satu cara untuk
membuktikan hal tersebut.
Bukti: Misalkan ABC adalah sebuah segitiga, dengan AB, BC, dan AC sebagai sisinya. Pilih titik D
pada garis BC sehingga AD merupakan garis yang membentuk perpanjangan dari sisi AB.
Dengan demikian, kita memiliki dua segitiga: ADC dan ABC. Kita akan memanfaatkan sifat-sifat
segitiga dan garis sejajar untuk membuktikan bahwa jumlah besar sudut dalam segitiga adalah 180°.
Pertama, kita perhatikan bahwa sudut ADC dan sudut ABC merupakan sudut sejajar (sejajar dengan
sisi BC) dan sudut sejajar memiliki besar sudut yang sama.
Kedua, sudut BAC dan sudut ADC adalah sudut-sudut yang bersesuaian (berhadapan) dengan garis
sejajar, sehingga sudut BAC = sudut ADC.
Dengan mempertimbangkan dua fakta di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sudut ABC = sudut
BAC + sudut ADC.
Sekarang, kita perhatikan bahwa sudut ABC dan sudut ADC bersama-sama membentuk sudut penuh
(180°) karena mereka berada pada garis lurus. Oleh karena itu:
[ \text{sudut ABC} + \text{sudut ADC} = 180°. ]
Namun, kita sudah menunjukkan sebelumnya bahwa sudut ABC = sudut BAC + sudut ADC,
sehingga:
[ \text{sudut BAC} + \text{sudut ADC} + \text{sudut ADC} = 180°. ]
Simplifikasi persamaan di atas memberikan:
[ \text{sudut BAC} + \text{sudut ABC} = 180°. ]
Sehingga, kita telah membuktikan bahwa jumlah besar sudut dalam segitiga (sudut BAC, ABC, dan
ACB) adalah 180°.

NO.4
Untuk menghitung banyaknya kawat yang dibutuhkan untuk membuat kerangka balok, kita dapat
menggunakan rumus keliling.
Keliling ( K ) sebuah balok dapat dihitung dengan rumus:
[ K = 4 \times (\text{panjang} + \text{lebar} + \text{tinggi}) ]
Dalam hal ini, panjang (( p )) adalah 10 cm, lebar (( l )) adalah 8 cm, dan tinggi (( t )) adalah 9 cm.
Substitusi nilai-nilai tersebut ke dalam rumus:
[ K = 4 \times (10 + 8 + 9) ]
[ K = 4 \times 27 ]
[ K = 108 ]
Jadi, keliling kerangka balok adalah 108 cm.
Namun, perlu diingat bahwa kawat yang digunakan untuk membuat kerangka hanya melibatkan
garis-garis yang membentuk kerangka (perimeter), bukan garis diagonal dalam balok. Jika kita
menganggap bahwa kawat hanya membentuk keliling luar, maka jumlah kawat yang dibutuhkan
akan sama dengan keliling kerangka, yaitu 108 cm.

NO.5
Untuk menghitung luas alas prisma, kita perlu tahu rumus umum luas permukaan prisma. Luas
permukaan prisma dapat dihitung dengan rumus:
[ L = 2 \times (\text{luas alas} + \text{luas sisi tegak}) ]
Dalam hal ini, luas permukaan prisma (( L )) adalah 576 cm² dan luas sisi tegak (( S )) adalah 332 cm².
Kita ingin mencari luas alas prisma (( A )).
Mari substitusi nilai-nilai yang diketahui ke dalam rumus:
[ 576 = 2 \times (A + 332) ]
Kemudian kita selesaikan persamaan untuk mencari ( A ):
[ A + 332 = \frac{576}{2} ]
[ A + 332 = 288 ]
[ A = 288 - 332 ]
[ A = -44 ]
Tetapi luas alas tidak bisa negatif, jadi mungkin ada kesalahan atau pertanyaan tersebut tidak sesuai
dengan informasi yang benar. Silakan periksa kembali data yang diberikan atau sampaikan informasi
tambahan jika ada.

Anda mungkin juga menyukai