Anda di halaman 1dari 25

Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada


Jil. 25, No.2 (Mei-Agustus 2023): 173-197

Meningkatkan Kepuasan Wirausaha Melalui


Kreativitas dan Resonansi Intelektual: Bukti dari
Indonesia

Roymon Panjaitana , Echan Adamb, Muhammad Hasanc


Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia
B
Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
c Universitas Negeri Makassar, Indonesia

Abstrak: Kewirausahaan merupakan atribut kepribadian yang memungkinkan seseorang


menemukan sumber daya dengan penuh semangat melalui kombinasi strategi baru untuk
menghasilkan nilai pasar yang signifikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
pentingnya resonansi intelektual agility pada dunia usaha di seluruh sektor industri di Indonesia.
Data kuantitatif dikumpulkan dari 303 usaha mikro kecil dan menengah dan dianalisis
menggunakan analisis garis SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resonansi
intelektual agility kreativitas wirausaha meningkatkan kepuasan. Selain itu, penelitian empiris
pada aspek-aspek seperti kesejahteraan psikologis, optimisme finansial, risiko pekerjaan, dan
hasil menunjukkan apa yang dapat dicapai melalui resonansi ketangkasan intelektual. Secara
teoritis, kreativitas wirausaha merupakan intelektualitas yang bersumber dari dimensi sumber
keunggulan kompetitif.

Kata Kunci: kreativitas wirausaha, kepuasan wirausaha, ketangkasan intelektual


onance
Klasifikasi JEL: L26, M13, M31

*Email penulis terkait: echanadam@ung.ac.id 173


ISSN: CETAK 1411-1128 | ONLINE 1411-1128
http://journal.ugm.ac.id/gamaijb
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

Perkenalan
Kepuasan wirausaha menjadi ukuran pertumbuhan bisnis multisektor yang diwujudkan
melalui semangat kreativitas. Sementara itu, sumber daya dinamis semakin menonjolkan kemampuan
inovatif (Cheng & Yang, 2019; Ferreira & Coelho, 2020; Lukovszki et al., 2020). Kreativitas berdampak
negatif terhadap keunggulan kompetitif (Elidemir et al., 2020).
Salah satu kelemahan kreativitas seni adalah heterogenitas pasar yang memicu kepuasan
wirausaha. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengembangan model konseptual kreatif
untuk meningkatkan kepuasan wirausaha (Miao et al., 2020).
Penelitian sebelumnya telah dilakukan mengenai kreativitas kewirausahaan. Bukti
pertumbuhan kinerja bisnis didasarkan pada peningkatan inovasi kreatif (Chang & Chen, 2020; Hong
et al., 2018; Silva et al., 2009). Selain itu, peningkatan inovasi kreatif juga dipicu oleh manajemen
pengetahuan (Wendra & Alhadar, 2020; Zahedi & Naghdi Khanachah, 2020), pemasaran intelijen
bisnis (Cacciolatti & Fearne, 2013; Khalil Al-Hyari et al., 2012; Neubert & van der Krogt, 2018),
kesiapan sumber daya manusia (Tjahjadi et al., 2020) dan kesiapan teknologi (Rivera et al., 2020;
Tortora et al., 2021). Oleh karena itu, diasumsikan bahwa ketangkasan intelektual meningkatkan
kepuasan wirausaha.
Konstruksi kreatif mengarah pada kesuksesan karir yang mendukung kepuasan
kewirausahaan (Chen et al., 2018; Ramawati & Sandroto, 2020). Penelitian yang berbeda dan inovatif

melemahkan situasi ekonomi seseorang. Sebaliknya, kepuasan pribadi dipengaruhi secara positif
oleh pendapatan (Höllen et al., 2020). Kreativitas kolaboratif dan motivasi pekerja saling melengkapi
dalam meningkatkan kepuasan (Sacchetti & Tortia, 2013). Namun Lee dan Kim (2019) menyatakan
bahwa kreativitas kewirausahaan yang diwujudkan melalui bisnis start-up yang berkualitas berpotensi
meningkatkan kepuasan. Menurut Jensen dkk. (2017), studi pendahuluan di Tiongkok melaporkan
bahwa inovasi kreatif membantu wirausaha memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sebaliknya,
terdapat kemungkinan adanya hubungan negatif antara inisiatif pribadi dan kepuasan wirausaha (Lee
& Kim, 2019).
Dawson (2017) menyatakan bahwa kekecewaan berdampak negatif terhadap optimisme finansial.
Sebaliknya, faktor-faktor seperti pendapatan, kepuasan fisik, optimisme, kepuasan bisnis, inovasi,
persepsi karyawan, dan kepercayaan mempunyai arti dalam analisis kepuasan kewirausahaan di
kalangan pebisnis digital perempuan (Chakraborty et al., 2019). Perlu adanya upaya untuk
menggemakan ketangkasan intelektual sumber daya wirausaha sejalan dengan kreativitasnya.

Penyelidikan dalam penelitian ini merupakan respon terhadap munculnya kesenjangan atau
keterbatasan pada bagian tertentu dari literatur akademis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa
kreativitas bukanlah ukuran kepuasan wirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan tentang
kelincahan intelektual oleh Cai et al. (2018) dan Dabiÿ dkk. (2021) memiliki beberapa keterbatasan
mengenai fokus pada keterampilan akademik karyawan yang dikaitkan dengan kepemimpinan kewirausahaan. Ini

174
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

menyebabkan munculnya dua pertanyaan kritis yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Pertama, bagaimana
sumber daya kreatif dan kewirausahaan meningkatkan kepuasan wirausaha? Kedua, apakah kreativitas
cukup untuk meningkatkan kepuasan mereka? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi
kesenjangan ini dengan mengembangkan model konseptual baru dari intelektual agility-resonance (IAR).
Ini adalah konsep pertama yang secara khusus membahas perusahaan mikro dan kecil dalam literatur
yang ada.

Konsep IAR berasal dari sintesis kemampuan yang menggemakan nilai


inovasi. Hiong dkk. (2020) dan Dabiÿ dkk. (2021) menyatakan bahwa sumber daya dan kelincahan
intelektual diduga dapat menjembatani inkonsistensi penelitian-penelitian sebelumnya. Konsep
resonansi kelincahan intelektual berakar pada teori RBT, dimana kreativitas memiliki nilai yang tidak
berwujud (Barney, 1991). Namun, sumber daya ini menentukan keberlanjutan strategi bisnis. IAR
dibangun berdasarkan konsep yang menggemakan kelincahan intelektual yang berasal dari bagaimana
kreativitas membantu pencapaian kepuasan wirausaha. Intellectual agility-resonance merupakan
komponen terkait keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk selalu mengeksplorasi sumber
daya untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan. Dengan kata lain, peningkatan ketangkasan
mencerminkan intelektualitas yang bersumber dari sumber daya kreatif, yang tidak diragukan lagi
memberikan kepuasan bagi wirausahawan. Kepuasan wirausaha dikaitkan dengan kebutuhan untuk
mencapai rasa percaya diri dan inovasi yang tinggi tanpa terbebani secara psikologis untuk memperoleh pendapatan setinggi
Tingginya tingkat kepuasan wirausaha didukung oleh kemampuan dan sumber daya manusia yang
kreatif yang dapat terus menerus bersumber dari pengetahuan dan keterampilan manusia. Menurut
Barney (1991), dalam teori pandangan berbasis sumber daya, perusahaan biasanya menekankan
kemampuan tertentu yang konsisten dengan strategi yang berfokus pada pengembangan produk baru.
Konsep model eksternal menyoroti pentingnya resonansi kelincahan intelektual yang diperoleh dari
sumber daya internal dan perusahaan yang mampu meningkatkan kepuasan wirausaha. Oleh karena
itu, semakin tinggi peran ketangkasan intelektual yang bergema dalam persaingan bisnis dalam
menghadapi tuntutan yang heterogen, maka semakin besar kebutuhan kreativitas wirausaha untuk
menggali potensi sumber daya yang layak dan tidak dapat ditiru oleh pesaing, sehingga meningkatkan
kepuasan wirausaha.
Seluruh sektor UMKM di Jawa Tengah diteliti dan ada dua alasan penting yang menentukan
pemilihan sektor tersebut sebagai konteks penelitian ini. Yang pertama adalah usaha mikro industri
kreatif yang berbasis pada usaha nenek moyang dan ahli waris. Kedua, faktor demografi menyebabkan

orang-orang memikirkan diri mereka sendiri untuk terus terlibat dalam bisnis tertentu daripada mencoba
pekerjaan baru dengan risiko yang mereka tanggung sendiri. Oleh karena itu, penelitian empiris ini
bertujuan untuk mengembangkan model konseptual dari sudut pandang teoritis. Ini mengeksplorasi cara
untuk menjembatani kesenjangan atau keterbatasan pengetahuan yang terkait dengan kreativitas dan
kepuasan kewirausahaan melalui resonansi ketangkasan intelektual. Relevansi praktis dari kontribusi
konseptual ini menekankan pada potensi kolaboratif dan antusiasme yang dihadapi

175
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

tantangan bersama sebagai keunggulan komparatif kreativitas wirausaha dalam menghadapi tuntutan
yang semakin heterogen.

Tinjauan Literatur
Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV) dalam Konteks Kewirausahaan
Beberapa studi pendahuluan menggunakan Resource-Based View (RBV) untuk membedakan
suatu industri dari sumber dayanya (Wernerfelt, 1984; Barney, 1991; Rumelt, 1991). Dalam studi
manajemen strategis, teori kritis ini digunakan untuk menyelidiki keunggulan kompetitif perusahaan
(D'Oria et al., 2021).
Kinerja suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya internalnya dibandingkan dengan
lingkungan eksternal sehingga menciptakan keunggulan kompetitif (Lee & Yoo, 2021). Kajian
implementasi RBV dalam kewirausahaan pertama kali dipelopori oleh Mosakowski (1998) yang lebih
lanjut melaporkan bahwa kecenderungan seseorang untuk terlibat dalam proses kreatif mempengaruhi
keputusannya dalam memanfaatkan sumber daya. Hal ini memerlukan kemampuan wirausaha untuk
mengerahkan keterampilan kreatifnya untuk menghadapi berbagai permasalahan terkait bisnis (Cho
& Linderman, 2020).

Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara RBV dan sumber daya kewirausahaan
serta menekankan peran kreativitas dalam proses perolehannya (Lin & Nabergoj, 2014; Lindblom et
al., 2020; Chen & Tseng, 2021), ketangkasan resonansi intelektual ( Dabi´, M., 2021), dan kepuasan
kewirausahaan (Song & Guo, 2020; Maaodhah et al., 2021). Beberapa penelitian ini berasumsi bahwa
proses kewirausahaan dijalankan dengan menggunakan sumber daya yang berada di bawah kendali
wirausahawan melalui kreativitas dan ketangkasan resonansi intelektual. Hal ini menunjukkan bahwa
keseluruhan prosedur melibatkan beberapa konteks konstruksi sumber daya, termasuk kreativitas dan
ketangkasan resonansi intelektual, yang sangat penting dalam menghadapi situasi yang berkontribusi
terhadap kepuasan wirausaha.

Kreativitas Wirausaha
Kreativitas digambarkan secara unik sesuai dengan berbagai aspek teoretis, berbeda dari
norma dan keadaan biasanya (Keshishyan & Boghosian, 2020; Zhou et al., 2020). Menurut Amabile
(1997), kreativitas adalah perwujudan ide-ide yang berguna untuk membangun dan mengembangkan
suatu bisnis. Selain itu, kreativitas kewirausahaan berhasil mengimplementasikan ide atau inisiatif
bisnis baru dari ide atau inisiatif bisnis sebelumnya. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut
disimpulkan bahwa kreativitas adalah pengawasan efektif terhadap kesempatan-kesempatan tetap
untuk menciptakan nilai-nilai bisnis dan kemasyarakatan. Ini adalah proses berkelanjutan yang
mengharuskan wirausahawan bekerja keras dalam meningkatkan ide dan solusinya (Lebuda et al.,
2016; Anjum et al., 2021). Chen dkk. (2014) dan Lee & Wang (2017) menyatakan bahwa orang-orang kreatif

176
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

secara bertahap mengubah dan menyempurnakan kegiatan kewirausahaan mereka.

Amabile (1997) secara eksplisit menyatakan bahwa kebaruan penelitiannya tidak hanya
ditemukan pada suatu produk, melainkan terlihat dalam mengidentifikasi pasar, jasa, produksi,
publisitas, dan cara memperoleh dan mengelola sumber daya. Amabile (1997) menemukan tiga
komponen penting kreativitas kewirausahaan, yaitu domain pengetahuan, keterampilan kreatif, dan
motivasi. Domain pengetahuan menyangkut keahlian kerja, keterampilan kreatif yang berkaitan dengan
berpikir kritis, dan inspirasi berkaitan dengan keinginan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa penelitian mengembangkan lebih lanjut ketiga komponen utama tersebut untuk
mengkaji dan menetapkan berbagai analisis terkait kreativitas wirausaha. Ko dan Butler (2007)
melakukan studi empiris dan melaporkan bahwa wirausahawan harus mampu memanfaatkan informasi
yang diperoleh untuk mengidentifikasi peluang guna meningkatkan kapasitas mereka. Kreativitas
wirausaha bukanlah suatu sifat bawaan melainkan suatu kemampuan yang berkembang dari
pengalaman berwirausaha dan hubungan sosial. Lebih lanjut Raine dan Pandya (2019) menemukan
faktor yang mereka sebut dengan tiga C yang menentukan keberhasilan dalam berwirausaha, yaitu
rasa ingin tahu, kreativitas, dan komitmen. Selain itu, temuan mereka menunjukkan bahwa aspek yang
paling dominan dan esensial dalam mempelajari kreativitas adalah optimisme terhadap keterbukaan, imajinasi, dan
kegigihan.

Penelitian yang dilakukan oleh Amabile (1997), Ko dan Butler (2007), serta Raine dan Pandya
(2019), menjadi landasan dan pijakan untuk menentukan enam dimensi utama variabel kreativitas
wirausaha, yang meliputi hubungan sosial, kewaspadaan. terhadap peluang, pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya, optimisme tentang keterbukaan, imajinasi, dan semangat ketekunan.

Kepuasan Wirausaha
Kajian mengenai kepuasan berwirausaha merupakan salah satu indikator krusial dalam
mengukur keberhasilan dan peran berbagai tahapan proses kewirausahaan karena mempengaruhi
keputusan individu. Selain itu, kebahagiaan juga menjelaskan aspek terkait sikap dan temuan
kewirausahaan, seperti kecenderungan mengambil risiko, kemauan untuk melakukan investasi,
komitmen terhadap perubahan, dan niat untuk melanjutkan bisnis (Akehurst et al., 2009; Álvarez &
Sinde-Cantorna, 2014). Kepuasan wirausaha digambarkan sebagai perilaku yang ditunjukkan seorang
wirausaha dalam menikmati manfaat atau prestasi yang diperoleh dari kegiatan wirausaha (Mahto &
Khanin, 2014; Jensen et al., 2017; Sin-gh & Onahring, 2019; Lauto et al., 2019), yang mengarah pada
kepuasan materi (Dawson, 2017), dan non materi (Carree & Verheul, 2011; Chakraborty et al., 2019).

Carree dan Verheul (2011) menyatakan bahwa beberapa dimensi digunakan untuk mengukur

kepuasan kewirausahaan, yaitu sumber daya manusia, motivasi awal, faktor kontrol individu dan
spesifik usaha. Selanjutnya, Carree dan Verheul (2011) membagi wirausaha

177
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

kepuasan praneurial menjadi tiga jenis, yaitu (1) pendapatan, (2) kesejahteraan psikologis, dan (3) waktu

luang. Faktor pertama, yaitu sumber daya manusia, dikaitkan dengan ekspektasi yang lebih realistis.

Berdasarkan hal tersebut, kepuasan wirausaha kemungkinan besar akan mengarah pada kinerja keuangan

atau utilitas non-moneter yang diperoleh dari bisnis, seperti kesejahteraan psikologis dan waktu luang.

Faktor kedua adalah motivasi memulai usaha, yang menentukan motif awal seorang wirausahawan ditinjau

dari tingkat kepuasannya karena diharapkan melakukan evaluasi kinerja dengan menghubungkan hasil yang

dicapai dengan tujuan dan harapan awal. Yang ketiga adalah faktor pengendalian individu dan usaha tertentu

yang mempengaruhi kepuasan melalui kinerja bisnis. Faktor spesifik individu mengarah pada faktor sosio-

demografis seperti usia, status keluarga, jenis kelamin, dan kepuasan hidup.

Sebaliknya, faktor spesifik usaha menghasilkan karakteristik bisnis, yaitu ukuran, kompleksitas, dan

keterlibatan bisnis (Carree & Verheul, 2011).

Setiap pengusaha menghadapi berbagai macam kendala dan tidak serta merta berkecil hati;

malahan mereka meneruskan usahanya karena masing-masing mempunyai faktor kepuasan. Chakraborty

dkk. (2019) melaporkan bahwa dimensi non-finansial seperti tingkat optimisme, inovasi, pengakuan, dan

kepercayaan diri mengarah pada kepuasan wirausaha. Perspektif tersebut tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Dawson (2017) yang menyatakan bahwa optimisme finansial merupakan dimensi yang

signifikan dalam menganalisis kebahagiaan wirausaha.

Resonansi Ketangkasan Intelektual


Kemampuan membangun suasana dengan teknik alternatif dikaitkan dengan resonansi intelektual

(Cegarra-Navarro & Martelo-Landroguez, 2020). Meskipun merupakan aspek penting dari strategi kreatif,

hanya sedikit penelitian yang fokus pada IAR, termasuk analisis hubungannya dengan proses kewirausahaan.

IAR di organisasi mana pun berkaitan dengan sumber daya manusia dan perusahaan (Dabi´, M.,

2021). Ide yang relatif baru ini dibandingkan dengan ketangkasan organisasi, yang tidak memiliki definisi
konkrit dalam literatur akademis (Dabi´, M., 2021). Istilah tersebut berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan

organisasi yang dimiliki baik oleh individu maupun kelompok (Crossan et al., 1999). Terciptanya proses

pembelajaran personal dalam hal perubahan struktur, sistem, produk, strategi, prosedur, budaya, dan umpan

balik merupakan resonansi intelektual-agility dalam konteks penelitian ini (Ravichandran, 2018).

Sementara itu, perusahaan perlu memberikan insentif yang diperlukan bagi stafnya agar mereka

dapat menyesuaikan diri dengan pengaturan yang ada dan memperbaiki rencana organisasi baru.

Menjadi penting untuk memaksimalkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh setiap karyawan di

perusahaan. Persepsi individu terhadap sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan faktor

kunci dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membangun emosi tertentu seperti rasa percaya diri.

178
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

ketekunan dan kompetensi, serta memotivasi orang untuk mengatasi hambatan dan memajukan
perusahaan. Studi empiris membuktikan bahwa perolehan dan pemanfaatan pengetahuan memiliki
manfaat nyata yang berhubungan dengan kemajuan organisasi (Caseiro & Coelho, 2019).
Dalam studi ini, IAR lebih dari sekedar menciptakan lingkungan inovatif yang kondusif karena
kemampuan individu untuk mengubah pikiran, mencari informasi dan merancang solusi baru untuk
mengatasi tantangan saat ini dan masa depan disebut ketangkasan resonansi intelektual.
Akibatnya, IAR berkaitan dengan kemampuan individu untuk belajar tentang masalah-masalah
organisasi, menghadapi dan menerapkan pengetahuan secara praktis, sehingga mengembangkan
kemampuan sebagai respons terhadap tuntutan lingkungan yang berubah (Hiong et al., 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dabi´, M., (2021), dan Hiong et al. (2020), IAR
dianalisis dari dua perspektif. Pertama, hal ini berkaitan dengan fleksibilitas dan kecepatan sumber
daya manusia organisasi dalam mengembangkan kemampuan untuk memecahkan kesulitan yang
dihadapi baru-baru ini. Kedua, IAR berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membangun
suasana yang mendorong ketangkasan intelektual sumber daya manusia. Berdasarkan hal tersebut,
dimensi ketangkasan resonansi intelektual yang diadopsi dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
secara kritis peluang, kolaborasi dan semangat menghadapi tantangan, ujian skeptis, perolehan
pengetahuan dan pengalaman baru serta menganalisisnya dari berbagai perspektif (Dabi´, M., 2021;
Hiong dkk., 2020).

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kreativitas Wirausaha Terhadap Kepuasan Berwirausaha
Schein (1978) memisahkan orientasi karir individu untuk sukses berwirausaha ke dalam lima
kategori, yaitu keamanan, otonomi, teknis, kompetensi manajerial, dan kreativitas kewirausahaan.
Menurut hal ini, wirausahawan yang berorientasi kreatif selalu berkeinginan untuk merumuskan ide-ide
baru (Schein, 1978). Andringa dkk. (2016) menyatakan bahwa pengusaha cenderung memuaskan
pelanggannya demi pertumbuhan bisnisnya. Orang dengan sikap positif terhadap kewirausahaan
biasanya menunjukkan bakat kreatifnya dan merasa puas dengan karyanya (Krueger Jr et al., 2000).

Zahra (1991), dan Bakhtiari & Jalilian (2018), melaporkan bahwa kewirausahaan yang
ditentukan melalui inovasi, proaktif, pengambilan risiko, dan kreativitas, mempunyai pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas dan pertumbuhan yang ditunjukkan oleh kepuasan wirausaha. Lee dan Kim
(2019) juga menggambarkannya sebagai ukuran kreativitas dan kepuasan kewirausahaan. Soomro
dan Shah (2019) lebih lanjut melaporkan bahwa salah satu dimensi kewirausahaan yaitu kreativitas
kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kepuasannya. Beberapa penelitian sebelumnya (Covin &
Slevin, 1991; Zahra, 1993; Bhansing et al., 2018; Lee & Kim, 2019) juga mengakui adanya pengaruh
positif antara kreativitas kewirausahaan dan

179
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

kepuasan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama (H1) dinyatakan sebagai berikut

H1: Kreativitas wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan berwirausaha.


fraksi.

Pengaruh Kreativitas Wirausaha Terhadap Kelincahan Intelektual-Resolusi


keuangan

Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis didorong oleh aspek pengetahuan

yang mengandalkan kemampuan perusahaan untuk terlibat dalam penemuan, eksperimen, dan

pengembangan teknologi inovatif, komponen, proses produksi, kapasitas serapan, dan struktur organisasi

(Dabi´, M ., 2021). Hal ini sering disebut sebagai kreativitas dalam kewirausahaan (Santos-RH et al., 2010)

dan dianggap sebagai sumber daya strategis yang menghubungkan potensi inovatif dengan keluaran

organisasi. Penemuan tersebut terletak pada pengetahuan sumber daya manusia perusahaan, yang diubah

menjadi kreativitas dengan menghasilkan produk, layanan, atau proses baru yang dibutuhkan pasar

(Demartini & Beretta, 2020).

Sebaliknya, kreativitas juga ada dalam bentuk sumber daya manusia, eksperimen faktualnya

terletak pada kemampuan organisasi menyebarkan pemahaman pribadi dan mengeksploitasinya dalam

proses penciptaan nilai (Bontis et al., 2002), yang selanjutnya mempengaruhi resonansi intelektual (Hiong et

al., 2002). al., 2020; Dabi´, M., 2021). Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kedua (H2) dinyatakan
sebagai berikut

H2: Kreativitas wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap ketangkasan intelektual-resolusi.


keuangan.

Pengaruh Intellectual Agility-Resonance terhadap Kepuasan Wirausaha


Modal manusia memegang peranan penting dalam keberhasilan wirausaha, oleh karena itu

beberapa aspek perlu dikaji, antara lain tingkat pendidikan dan pengalaman (Becker, 1995; Castanias &

Helfat, 2001; Schjoedt, 2009; Lee & Kim, 2019; Lauto et al., 2019 ;Ndofirepi, 2020). Bradley dan Roberts

(2004) melaporkan bahwa pendidikan mempunyai dampak negatif terhadap kepuasan wirausaha.

Pengusaha yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena mereka terdidik dengan baik akan kesulitan

mewujudkan harapan mereka dan mengikuti pilihan mereka dalam melakukan pekerjaan. Ferrante (2009)

menemukan bahwa orang yang berpendidikan tinggi cenderung menyesali peluang yang terlewatkan dalam

memilih pekerjaan selain menjadi wirausaha. Selain itu, masyarakat yang berpendidikan cenderung melebih-

lebihkan kemampuannya sehingga menjadi kecewa dalam menjalankan usaha dibandingkan dengan

masyarakat yang berpendidikan rendah.

Penting untuk membedakan antara pendidikan formal dan sumber daya manusia yang diperoleh

melalui pengalaman, misalnya tugas manajerial dan industri (Bhandari & Deaves,

180
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

2006; Lee & Kim, 2019; Lauto dkk., 2019; Ndofirepi, 2020). Wirausahawan yang memiliki
pengalaman serupa dalam karir masa lalunya diharapkan menjadi lebih realistis (Fraser & Greene,
2006) dan merasa lebih puas. Namun, pengetahuan tidak selalu meningkatkan kepuasan. Bradley
dan Roberts (2004) melaporkan bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap tingkat kepuasan wirausaha.

Studi terbaru tentang hubungan antara sumber daya manusia dan kepuasan
kewirausahaan menyatakan bahwa menggabungkan pengetahuan dan pengalaman membentuk
variabel baru yang disebut ketangkasan resonansi intelektual. Hasil survei yang dilakukan Dabi´,
M. (2021) menunjukkan bahwa IAR berdampak pada kepuasan berwirausaha yang ditunjukkan
dengan proses inovatif yang dilakukan wirausaha karena merasa puas dengan prestasi dan
keinginannya yang bertahan lama. untuk jangka waktu yang lama. Demikian pula hasil penelitian
menunjukkan bahwa IAR berdampak pada kepuasan wirausaha yang diwujudkan melalui proses
inovasi dan kinerja pemasaran yang dilakukan wirausaha. Perpaduan antara pendidikan dan
pengalaman terlihat dalam kelincahan resonansi intelektual dan terlihat jelas dalam identifikasi
kritis terhadap peluang, kolaborasi dan semangat terhadap tantangan, uji skeptis, mengkonfigurasi
dan menganalisis pengetahuan dan ide baru dari berbagai perspektif. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka hipotesis ketiga (H3) dinyatakan sebagai berikut

H3 : Intellectual agility-resonance mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kewirausahaan


faksi.

Pengaruh Kreativitas Wirausaha Terhadap Kepuasan Wirausaha


Melalui Intellectual Agility-Resonance
Menurut RBV, kelangkaan, sulit untuk ditiru, dan sumber daya berharga dalam sebuah
perusahaan, seperti pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia, membedakan bisnis
yang sukses dari bisnis yang gagal (Barney, 1991). Dalam konteks RBV salah satunya ditentukan
oleh kontribusi kreativitas kewirausahaan terhadap kepuasan melalui IAR (Hiong et al., 2020; Dabi
´, M., 2021).
Penelitian ini tidak melibatkan penciptaan lingkungan yang kondusif melalui inovasi.
Kelincahan intelektual berfungsi sebagai mediator antara kreativitas kewirausahaan dan kepuasan
terkait dengan kemampuan individu dalam mengubah cara berpikir, mencari informasi baru, dan
menghasilkan solusi terhadap permasalahan saat ini dan masa depan. Oleh karena itu, IAR
berkaitan dengan pemahaman kesulitan organisasi yang dihadapi dan kemampuan untuk
menerapkan informasi tersebut dalam praktik, sehingga mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan modal sesuai dengan perubahan persyaratan lingkungan (Hiong et al., 2020; Dabi´,
M., 2021 ). Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut

181
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

H4 : Kreativitas wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan wirausaha


melalui resonansi ketangkasan intelektual.

METODE
Sampel dan Pengumpulan Data
Metode kemudahan digunakan untuk menentukan besar sampel dan pengumpulan
data dilakukan melalui kuesioner online-tertutup yang disebarkan kepada pemilik atau pengelola
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pulau Jawa pada bulan April hingga Mei 2021.
Sebanyak 334 pengusaha secara sukarela berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian
ini dan hanya 303 yang valid. Profil responden terpilih disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Informasi Demografi Responden


TIDAK. Karakteristik Jumlah %

1. Seks Pria 176 58.0


Perempuan 127 41.9
Total 303

2. Usia < 20 tahun > 20 25 8.3

hingga 30 tahun > 30 65 21.4

hingga 40 tahun > 40 120 39.6

hingga 50 tahun > 50 43 14.1

tahun 50 16.5
Total 303
3. Pendidikan SMA 155 51.1

Gelar sarjana 125 41.2

Gelar Magister 17 5.6

Gelar Doktor 6 1.9


Total 303

4. Lama usaha < 3 tahun > 3 sampai 5 tahun > 5 9 2.9

sampai 10 43 14.1

tahun > 10 tahun 67 22.1


184 60.7
Total 303
5. Pendapatan/bulan < Rp 10 Juta 169 55.7
> Rp 10 Juta hingga 25 Juta 109 35.9
> Rp 25 Juta hingga 100 Juta 22 7.2
> Rp 100 Juta hingga 200 Juta 2 0,6
> DR 200 Juta 1 0,3
Total 303

182
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

6. Sektor bisnis Industri Kreatif 197 65.0

Jual beli 47 15.5

Kuliner 30 9.9
Yang lain 29 9.5
Total 303

Variabel dan pengukuran yang tidak teramati

Variabel dan indikator pengukurannya diadopsi dari penelitian-penelitian terdahulu dan


disesuaikan dengan tujuan penelitian. Selain itu, skala Likert lima poin, mulai dari Sangat Tidak Setuju
hingga Sangat Setuju, juga digunakan. Variabel penelitian dan indikator pengukurannya disajikan pada
Tabel 2.

Tabel 2. Variabel dan indikator pengukuran


Tidak teramati Indikator Keterangan Referensi
Variabel

Wirausaha • Jejaring Sosial (X.1) • Memperluas jaringan sosial (Amabile, 1997; Ko &
Kreativitas (X) • Kewaspadaan Terhadap • Memantau dan menganalisis peluang Butler, 2007; A.
Peluang (X.2) L. Raine & Pandya, 2019)
• Pengetahuan dan Pengalaman • Fokus pada pengetahuan dan
Sebelumnya (X.3) pengalaman
• Optimisme (X.4) Keterbukaan • Mencapai tingkat optimisme yang tepat
• Daya
cipta imajinasi (X.5) • Membuat desain dari imajinasi bangsa

• Berusaha untuk selalu memiliki


• Ketekunan (X.6) gairah semangat ketekunan dalam
mencapai tujuan

Kepuasan Wirausaha (Y) • Kesejahteraan fisiologis (Y.1) • Merasa tenang secara psikologis (Abbas dkk., 2015; MA
ketika memilih kewirausahaan Carree & Verheul, 2011;
daripada menerima Chakraborty al., 2019;
upah Dawson, 2017) et
• Waktu Senggang untuk mencari • Waktu luang untuk berimprovisasi
perbaikan (Y.2) pada intelektual diri sendiri
• Untuk menentukan kebenaran seseorang
• Penerima penghasilan dengan pendapatannya identitas dari kemandirian bisnis
ketergantungan (Y.3)
• Berusaha untuk unggul, sukses dan
• Kebutuhan akan Prestasi mendapatkan pengakuan dari orang lain.
(Y.4) ers
• Memiliki sikap anti-
• Evaluasi pengambilan risiko (Y.5) memperhitungkan setiap risiko kecil
yang mengakibatkan timbulnya
risiko besar.
• Keyakinan bahwa wirausaha mempunyai
• Optimisme Finansial pendapatan yang jauh lebih baik
Sebelumnya (Y.6) dibandingkan sebelumnya

Intelektual • Kritis dalam melihat peluang • Sensitif dalam menentukan peluang (Dabiÿ dkk., 2021; Hiong
Agility-Resonansi (Z) masa depan (Z.1) bisnis baru • Terbuka untuk dkk., 2020)
• Kolaboratif & penuh semangat bekerja sama menghadapi tantangan
dalam menghadapi tantangan pasar
(Z.2)

183
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

• Skeptis terhadap yang belum • Ketidakmampuan menerima


teruji (Z.3) perubahan tanpa melalui proses
• Konfigurasikan pengetahuan dan pengecekan
pengalaman baru (Z.4) • Berusaha untuk memperbarui dan

mengkonfigurasi pengetahuan dari

• Menganalisis pengetahuan dari pengalaman untuk memenuhi tantangan masa depan.

berbagai perspektif (Z.5) panjang


• Melakukan analisis berulang terhadap
pengetahuan terkini

Untuk mengukur kreativitas wirausaha, penelitian ini menggunakan indikator berikut:


jaringan sosial, kewaspadaan terhadap peluang, pengetahuan dan pengalaman sebelumnya,
keterbukaan optimis, daya cipta imajinatif, dan ketekunan (Amabile, 1997; Ko & Butler, 2007;
dan Raine & Pandya, 2019) . Variabel yang digunakan untuk mengukur kepuasan wirausaha
meliputi kesejahteraan fisiologis, waktu luang, penghasilan mandiri, kebutuhan untuk berprestasi,
evaluasi pengambilan risiko, dan optimisme finansial awal (Carree & Verheul, 2011; Chakraborty
et al., 2019; Abbas et al., 2015;dan Dawson, 2017). Lebih lanjut, indikator resonansi ketangkasan
intelektual antara lain mengidentifikasi peluang masa depan secara kritis, kolaboratif dan
bersemangat dalam menghadapi tantangan, skeptis terhadap hal-hal yang belum teruji,
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, dan menganalisis dari berbagai perspektif
(Dabiÿ et al., 2021); dan Hiong dkk., 2020).

Hasil
Evaluasi Model Pengukuran
Model pengukuran dievaluasi dengan menggunakan validitas konvergen dan diskriminan
serta uji reliabilitas variabel. Namun validitas konvergen diukur dengan menguji loading factor
setiap item indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap item indikator pengukuran tidak
beraturan mempunyai loading factor lebih besar dari 0,5, berkisar antara 0,760 hingga 0,863,
dan nilai kritis >2,0 (Hair et al., 2014; Wong, 2013). Oleh karena itu dinyatakan sah kecuali
beberapa yang bobotnya kurang dari 0,5 (Tabel 2). Selanjutnya validitas diskriminan dilakukan
dengan menentukan akar kuadrat dari AVE dimana setiap variabel harus lebih besar dari nilai
korelasi antar konstruk dalam suatu model (Fornell & Larcker, 1981). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa akar kuadrat lebih besar dari nilai korelasi (Tabel 3) sehingga variabel tersebut dinyatakan
valid secara diskriminatif.

Tabel 3. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas


Tidak teramati Indikator FL Kr
Variabel (> 0,5) (ÿ 2.0)

Kreativitas Wirausaha (X) - Jejaring Sosial (X.1) 0,760 12.05


- Kewaspadaan Terhadap Peluang (X.2) 0,838 32.63

184
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

- Pengetahuan dan Pengalaman Sebelumnya (X.3) 0,842 29.00


AVE = 0,661 - Keterbukaan Optimis (X.4) 0,808 16.32
CA = 0,828 Dihapus -
- Daya cipta imajinasi (X.5)
CRI = 0,886 Dihapus -
- Ketekunan gairah (X.6)
Dihapus -
Kepuasan Wirausaha (Y) - Kesejahteraan fisiologis (Y.1)
- Waktu Senggang untuk mencari perbaikan (Y.2) 0,811 21.41
Dihapus -
- Penghasil Mandiri (Y.3)
AVE = 0,681 - Kebutuhan akan Prestasi (Y.4) 0,863 29.04
CA = 0,843 - Evaluasi pengambilan risiko (Y.5) 0,783 19.24
CRI = 0,895 - Optimisme Finansial Sebelumnya (Y.6) 0,842 25.60

Kelincahan Intelektual- - Secara kritis mengidentifikasi peluang masa depan (Z.1) 0,836 23.63
Resonansi (Z) - Kolaboratif & bersemangat dalam menghadapi tantangan (Z.2) 0,856 33.69
Dihapus -
- Skeptis terhadap yang belum teruji (Z.3)
AVE = 0,677 - Perolehan pengetahuan dan pengalaman baru (Z.4) 0,803 19.79
CA = 0,841 - Menganalisis pengetahuan dari berbagai perspektif (Z.5) 0,794 19.95
CRI = 0,893
Catatan: AVE = Rata-rata varians yang diekstraksi; CA = Alfa Cronbach; CRI = Indeks keandalan komposit; OL = Pemuatan faktor;
CR = Rasio kritis. Semua muatan faktor dari masing-masing indikator signifikan secara statistik (p <0,01) kecuali untuk indikator
X.5 dan X.6; Y.1 dan Y.3; Z.3; yang dihilangkan dari skala karena pembebanan rendah.

Sedangkan koefisien Cronbach’s alpha digunakan untuk mengetahui reliabilitas setiap variabel
inti dalam model pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai

diperoleh berkisar antara 0,828 hingga 0,843, lebih besar dari standar ideal 0,7 (Bagozzi & Yi, 1988;
Fornell & Larcker, 1981). Selain itu, untuk menguji konsistensi variabel, nilai indeks reliabilitas keseluruhan
berkisar antara 0,886 hingga 0,893, lebih besar dari 0,7 (Kline, 2015). Hal ini cukup menunjukkan bahwa
reliabilitas konstruk terpenuhi, seperti terlihat pada Tabel 3. Oleh karena itu, nilai Cronbach's alpha dan
nilai reliabilitas komposit untuk semua variabel konsisten dan bebas kesalahan.

Tabel 4. Hasil pengujian diskriminan


Variabel X Y Z

Kreativitas Wirausaha (X) 0,813

Kepuasan Wirausaha (Y) 0,785 0,825

Kelincahan Intelektual- Resonansi (Z) 0,799 0,823 0,848

Pengujian Hipotesis
Pemodelan persamaan struktural kuadrat terkecil parsial (SEM-PLS) diadopsi dengan bantuan
perangkat lunak PLS 3.0, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan prosedur pengujian
bootstrapping pada perangkat lunak PLS 3.0, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 5. Hasil pengujian hipotesis

Sampel
Hipotesa Efek Langsung & Tidak Langsung t-statistik nilai p
asli
H1 XÿY 0,297 12.049 ***

185
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

H2 XÿZ 0,799 32.632 ***

H3 Z ÿ kamu 0,611 28.998 ***

H4 XÿZÿY 0,488 8.219 ***

Catatan: Semua statistik-t adalah sig. pada p < 1% (***)

Uji hipotesis regresi dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (pengaruh mediasi),
seperti terlihat pada Tabel 5. Secara statistik, nilai uji t seluruh hipotesis pengaruh langsung lebih besar
dari nilai kritis 2,0. Oleh karena itu, gagasan ini diterima. Selanjutnya hasil positif dan signifikan diperoleh
dari uji pengaruh mediasi, dimana signifikansi statistik uji-t lebih besar dari nilai kritis 2,0. Selain itu,
hipotesis pengaruh mediasi yang diajukan diterima.

Gambar 1. Model Struktural Penuh Kepuasan Wirausaha


Informasi:
: Efek langsung
: Efek mediasi
: Pengukuran indikator reflektif

Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kreativitas dan intelektual agility-
resonance dalam meningkatkan kepuasan wirausaha UMKM di pulau Jawa. Hasil yang diperoleh
menyelesaikan inkonsistensi dan keterbatasan yang dilaporkan pada penelitian-penelitian sebelumnya
dan memberikan informasi yang relevan bagi UMKM, khususnya mengenai pentingnya kreativitas
wirausaha dalam meningkatkan kepuasan pemilik usaha UMKM melalui intelektual agility-resonance,
yang dijelaskan sebagai berikut.
Hipotesis pertama (H1) diterima sehingga disimpulkan bahwa kreativitas wirausaha mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan wirausaha. Ini

186
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya (Bakhtiari & Jalilian, 2018; Bhansing et al.,
2018; Covin & Slevin, 1991; Lee & Kim, 2019; Soomro & Shah, 2019; Zahra, 1991, 1993).
Pengusaha kreatif selalu berkeinginan untuk menghasilkan ide-ide baru, dan keinginan ini
memotivasi mereka untuk memulai bisnis dan merasa puas. Individu yang menunjukkan
pendekatan positif terhadap kewirausahaan biasanya percaya diri dan cenderung menunjukkan bakat kreatifnya.
Pengukuran kreativitas kewirausahaan menunjukkan pengetahuan dan pengalaman, optimisme,
kemampuan imajinatif, dan semangat ketekunan. Dalam penelitian ini terbukti bahwa sikap
berpengaruh terhadap kepuasan berwirausaha.
Selanjutnya hipotesis kedua (H2) diterima. Kreativitas kewirausahaan secara signifikan
mempengaruhi resonansi ketangkasan intelektual, dan hal ini konsisten dengan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh Dabiÿ et al. (2021) dan Hiong dkk. (2020). Pernyataan ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Bontis dkk. (2002) yang menyatakan bahwa pengetahuan dalam
bentuk kreativitas merupakan modal manusia yang dimanfaatkan dalam penciptaan nilai. Kreativitas
kewirausahaan adalah sumber daya strategis yang menghubungkan potensi inovatif dengan hasil
bisnis. Selain itu, kreativitas dan kemampuan intelektual individu mengarah pada produksi
komoditas, keterampilan, atau praktik baru yang dibutuhkan di pasar. Berdasarkan hasil tersebut
terbukti bahwa kreativitas wirausaha merupakan variabel yang mempengaruhi intelektual agility-resonansi.
Diketahui lebih lanjut bahwa intelektual agility-resonance berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan berwirausaha, sehingga hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Dabiÿ et al. (2021) dan Hiong dkk. (2020).
Lebih lanjut, IAR yang ditunjukkan pengusaha melalui proses inovatif berdampak positif terhadap
kepuasan mereka. Hal ini merupakan rutinitas yang berkesinambungan karena mereka merasa
puas dan gembira dengan pencapaiannya yang bertahan lama. Ketangkasan-resonansi intelektual
adalah atribut di mana setiap individu memahami perlunya menggabungkan pendidikan

tion dan pengalaman untuk mengidentifikasi peluang secara kritis, berkolaborasi, antusias
menghadapi tantangan, serta memperoleh dan menganalisis pengetahuan baru dari berbagai
perspektif. Berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa intelektual agility-resonance menjadi variabel
penentu kepuasan wirausaha.
Secara simultan IAR merangsang kreativitas wirausaha sehingga memicu kepuasan
wirausaha secara signifikan sehingga hipotesis keempat (H4) diterima.
Disimpulkan bahwa resonansi kelincahan intelektual memainkan peran mediasi antara kreativitas
wirausaha dan kepuasan. Hasil ini menjelaskan proses kreatif melalui implementasi teori RBV.
Kreativitas wirausaha merupakan variabel yang mengukur keinginan atau gagasan individu atau
sekelompok wirausahawan dan bermanfaat untuk membangun dan mengembangkan suatu
usaha. Namun kombinasi antara gairah produktif dan ketangkasan yang bergema memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan wirausaha. Hal ini diakui sebagai kinerja inovatif
dalam hal nilai produk dan layanan yang diberikan. Beberapa yang langka

187
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

sumber daya yang sulit ditiru, seperti pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia, membuat
suatu bisnis berkembang sehingga menyebabkan pengusaha mencapai kepuasan yang maksimal.

Kesimpulan
Penelitian ini mempunyai implikasi teoritis; pertama, pilihan karier wirausaha bergantung pada
kemauan yang dipengaruhi oleh faktor antarpribadi, bukan pada kendala ekonomi dan lingkungan (Meoli
dkk., 2020; Nyock Ilouga dkk., 2014; Osorio Tinoco dkk., 2020; Razak dkk. ., 2018). Kreativitas individu
yang dimiliki oleh efikasi diri wirausaha merupakan modal intelektual yang merangsang keteguhan logika.
Secara teoritis, implikasi yang menguntungkan adalah bahwa faktor-faktor penentu proses inovatif
dibentuk oleh sumber daya kreatif dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan sosial. Kadang-kadang,
hal ini memberikan kepuasan yang lebih rendah karena tingkat ketangkasan intelektual individu. Temuan
tersebut merupakan perspektif baru terhadap teori RBV dimana nilai kreativitas wirausaha yang diperoleh
dari keberadaan sumber daya berharga tidak tergantikan karena sulitnya menemukan pesaing. Hasil
pengujian membuktikan bahwa semakin tinggi kolaborasi dan semangat dalam menghadapi tantangan,
maka semakin besar pula potensi peningkatan prestasi dan optimisme kinerja keuangan wirausaha.
Namun penelitian ini dirancang untuk menggaungkan agility atau penyebaran sumber-sumber intelektual

diri yang cenderung lebih optimal dalam keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Beberapa poin dominan sumber daya intelektual mempunyai implikasi terkait dengan kepuasan

wirausaha. Pertama, efikasi diri dan sikap kreatif individu perlu lebih tangkas dalam menerima tantangan
di masa depan. Kedua, agility mencerminkan kemampuan internal sumber daya intelektual untuk
mengurangi terjadinya risiko bisnis. Ketiga, kreativitas individu yang semakin tangkas melalui keterampilan
dan pengalaman mempunyai implikasi positif yang mengubah temuan ilmiah baru menjadi sumber daya
yang unik, unggul, dan tidak dapat ditiru.
Keempat, sumber kreativitas melalui IAR meningkatkan kesejahteraan psikologis, peningkatan finansial,
dan pengakuan atas prestasi dalam lingkungan bisnis yang melibatkan pesaing dan pelanggan.

Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak fokus pada industri sejenis karena data diperoleh dari
beberapa responden multisektoral. Untuk itu, disarankan beberapa agenda perlu dipertimbangkan ke

depannya. Artinya, penelitian lebih lanjut harus fokus pada objek jenis bisnis yang homogen. Hal ini
cenderung lebih terukur dalam menentukan tingkat ketangkasan pelaku usaha kreatif. Penggunaan
variabel anteseden lain yang berpotensi meningkatkan kepuasan pelanggan, antara lain

188
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

seperti ketangkasan nilai finansial, sikap merek, inovasi, dan resonansi kualitas pengetahuan,
juga direkomendasikan. Penelitian di masa depan perlu menghubungkan lebih jauh logika
dominan layanan dari perspektif nilai kreasi bersama. Pengusaha masa depan diharapkan
menjadi integrator sumber daya, sehingga menghasilkan produksi yang unik, istimewa,
berdasarkan pengalaman, kontekstual, dan bermakna.

189
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

Referensi

Abbas, U., Arfeen, IU, Mothi, W., & Aslam, U. (2015). Investigasi ciri-ciri kepribadian untuk
memprediksi kepuasan wirausaha. Jurnal Penelitian Universitas Kota, 5(1), 64–79.

Akehurst, G., Comeche, JM & Galindo, MA (2009). Kepuasan kerja dan komitmen dalam UKM
kewirausahaan. Ekonomi Usaha Kecil, 32(3), 277–289. http://www.
jstor.org/stable/40344551
Álvarez, G. & Sinde-Cantorna, AI (2014). Wiraswasta dan kepuasan kerja: Sebuah analisis
empiris. Jurnal Internasional Tenaga Kerja, 35(5), 688–702. https://doi.
org/10.1108/IJM-11-2012-0169
Amabile, TM (1997). Kreativitas wirausaha melalui sinergi motivasi. Jurnal Perilaku Kreatif,
31(1), 18–26. https://doi.org/10.1002/j.2162-6057.1997.
tb00778.x

Andringa, S., Poulston, J. & Pernecky, T. (2016). Kewirausahaan perhotelan: Sebuah link
dalam rantai karir. Jurnal Internasional Manajemen Perhotelan Kontemporer, 28(4),
717–736. https://doi.org/10.1108/IJCHM-05-2014-0247
Anjum, T., Farrukh, M. & Heidler, P. (2021). Niat berwirausaha : Kreativitas, kewirausahaan,
dan dukungan universitas. Jurnal Inovasi Terbuka: Teknologi, Pasar, dan Kompleksitas,
11(7), 1. https://doi.org/10.3390/joitmc7010011
Bagozzi, RP, & Yi, Y. (1988). Tentang evaluasi model persamaan struktural. Jurnal Akademi
Ilmu Pemasaran, 16(1), 74–94. https://doi.org/10.1007/
BF02723327

Bakhtiari, P. & Jalilian, I. (2018). Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap kewirausahaan
organisasi. Jurnal Internasional Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Perkotaan,
3(2), 145–152. https://doi.org/10.22034/ijhcum.2018.02.07
Barney, J. (1991). Sumber perusahaan dan keunggulan kompetitif Berkelanjutan. Jurnal
Manajemen. https://doi.org/10.1177/014920639101700108
Becker, GS (1995). Kuliah Nobel: cara ekonomi memandang perilaku. Jurnal dari
ekonomi politik, 101(3), 385–409. http://www.jstor.org/stable/2138769
Bhandari, G. & Deaves, R. (2006). Demografi terlalu percaya diri. Jurnal Keuangan Perilaku,
7(1), 5–11. https://doi.org/10.1207/s15427579jpfm0701_2
Bhansing, PV, Hitters, E.. & Wijngaarden, Y. (2018). Semangat yang menginspirasi: Motivasi
wirausahawan kreatif di pusat bisnis kreatif di Belanda. Jurnal Kewirausahaan, 27(1),
1–24. https://doi.org/10.1177/0971355717738589
Bontis, N., Crossan, MM & Hulland, J. (2002). Mengelola sistem pembelajaran organisasi
dengan menyelaraskan stok dan arus. Jurnal Studi Manajemen, 39(4), 437–469.

190
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

https://doi.org/10.1111/1467-6486.t01-1-00299
Bradley, DE & Roberts, JA (2004). Wiraswasta dan kepuasan kerja: menyelidiki peran efikasi
diri, depresi, dan senioritas. Jurnal manajemen usaha kecil, 42(1), 37–58. https://
doi.org/10.1111/j.1540-627X.2004.00096.x
Cacciolatti, LA, & Fearne, A. (2013). Intelijen pemasaran di UKM: implikasi bagi industri dan
pembuat kebijakan. Intelijen & Perencanaan Pemasaran, 31(1). https://
doi.org/10.1108/02634501311292894
Cai, Z., Huang, Q., Liu, H., & Wang, X. (2018). Meningkatkan ketangkasan karyawan melalui
media sosial perusahaan: Peran mediasi kondisi psikologis. Jurnal Internasional
Manajemen Informasi, 38(1). https://doi.org/10.1016/j.ijinfo-mgt.2017.09.001

Carree, M. & Verheul, I. (2011). Apa yang membuat pengusaha bahagia? Penentu kepuasan
di kalangan pendiri. Jurnal Studi Kebahagiaan, 13(2), 371–387. https://doi.
org/10.1007/s10902-011-9269-3
Caseiro, N. & Coelho, A. (2019). Pengaruh kapasitas intelijen bisnis, pembelajaran jaringan
dan inovasi terhadap kinerja startup. Jurnal Inovasi dan Pengetahuan, 4(3), 139–145.
https://doi.org/10.1016/j.jik.2018.03.009
Castanias, RP & Helfat, CE 2001. Model sewa manajerial: Teori dan analisis empiris. Jurnal
Manajemen, 27(6), 661–678. https://doi.
org/10.1177/014920630102700604
Cegarra-Navarro, JG & Martelo-Landroguez, S. (2020). Pengaruh memori organisasi terhadap
ketangkasan organisasi: Menguji peran kontra-pengetahuan dan penerapan
pengetahuan. Jurnal Modal Intelektual, 21(3), 459–479. https://doi.
org/10.1108/JIC-03-2019-0048
Chakraborty, T., Ganguly, M., & Natarajan, A. (2019). Memprediksi kepuasan wirausaha:
Peran faktor insentif non-finansial dan kualitas hidup di kalangan perempuan wirausaha
digital. Jurnal Kemajuan Bisnis Global, 12(3). https://doi.
org/10.1504/JGBA.2019.101388
Chang, YY, & Chen, MH (2020). Kreativitas wirausahawan kreatif, pengenalan peluang, dan
kesuksesan karier: Apakah ketersediaan sumber daya merupakan pedang bermata
dua? Jurnal Manajemen Eropa, 38(5). https://doi.org/10.1016/j.emj.2020.03.004
Chen, MH, Chang, YY, & Pan, JY (2018). Tipologi wirausaha kreatif dan kesuksesan wirausaha.
Jurnal Komunitas Enterprising, 12(5). https://doi.
org/10.1108/JEC-07-2017-0041
Chen, M., Chang, Y. & Lo, YH (2014). Gaya kognitif kreativitas, konflik, dan kesuksesan karir
bagi wirausahawan kreatif. Jurnal Riset Bisnis, 68(4), 906–910. https://doi.org/10.1016/
j.jbusres.2014.11.050

191
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

Chen, MH & Tseng, M. (2021). Kreativitas artistik dan kewaspadaan wirausaha kreatif:
perspektif jaringan guanxi. Jurnal Internasional Perilaku dan Penelitian Wirausaha,
27(4), 1082–1102. https://doi.org/10.1108/IJE-
BR-05-2020-0306

Cheng, C., & Yang, M. (2019). Keterlibatan proses kreatif dan kinerja produk baru: Peran
kecepatan pengembangan produk baru dan dorongan kepemimpinan terhadap
kreativitas. Jurnal Riset Bisnis, 99. https://doi.org/10.1016/j.jbus-
res.2019.02.067

Cho, Y. & Linderman, K. (2020). Model inovasi produk dan proses berbasis sumber daya:
Pengembangan teori dan validasi empiris. Keberlanjutan, 12(3), 913.https://
doi.org/10.3390/su12030913
Covin, JG & Slevin, DP (1991). Model konseptual kewirausahaan sebagai perilaku perusahaan.
Teori dan Praktek Kewirausahaan, 16(1), 7–26. https://doi.
org/10.1177/104225879101600102
Crossan, MM, Lane, HW & Putih, RE (1999). Kerangka pembelajaran organisasi: Dari intuisi
hingga institusi. Tinjauan Akademi Manajemen, 24(3), 522–537. http://www.jstor.org/
stable/259140
D'Oria, L., Crook, T., Ketchen Jr, DJ, Sirmon, DG & Wright, M. (2021). Evolusi penyelidikan
berbasis sumber daya: Tinjauan dan integrasi meta-analitik dari jalur sumber daya–
tindakan–kinerja strategis. Jurnal Manajemen, 47(6), 1383–1429. https://doi.org/
10.1177/0149206321994182
Dabiÿ, M., Stojÿiÿ, N., Simiÿ, M., Potocan, V., Slavkoviÿ, M., & Nedelko, Z. (2021). Kelincahan
intelektual dan inovasi dalam usaha mikro dan kecil: Peran mediasi kepemimpinan
kewirausahaan. Jurnal Riset Bisnis, 123. https://doi.
org/10.1016/j.jbusres.2020.10.013
Dawson, C. (2017). Optimisme Finansial dan Kepuasan Wirausaha. Jurnal Kewirausahaan
Strategis, 11(2). https://doi.org/10.1002/sej.1244
Demartini, MC & Beretta, V. (2020). Modal intelektual dan kinerja UKM: Tinjauan literatur
terstruktur. Jurnal Manajemen Usaha Kecil, 58(2), 288–
332. https://doi.org/10.1080/00472778.2019.1659680
Elidemir, SN, Ozturen, A., & Bayighomog, SW (2020). Perilaku inovatif, kreativitas karyawan,
dan keunggulan kompetitif berkelanjutan: Sebuah mediasi yang dimoderasi.
Keberlanjutan (Swiss), 12(8). https://doi.org/10.3390/SU12083295
Ferrante, F. (2009). Pendidikan, cita-cita dan kepuasan hidup. Kyklos, 62(4), 542–562. https://
doi.org/10.1111/j.1467-6435.2009.00450.x
Ferreira, J., & Coelho, A. (2020). Kapabilitas dinamis, inovasi dan kapabilitas branding serta
dampaknya terhadap keunggulan kompetitif dan kinerja UKM di Portu-

192
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

gal: efek moderasi dari orientasi kewirausahaan. Jurnal Internasional Ilmu Inovasi, 12(3).
https://doi.org/10.1108/IJIS-10-2018-0108
Fornell, C., & Larcker, DF (1981). Mengevaluasi Model Persamaan Struktural dengan Variabel
yang Tidak Dapat Diobservasi dan Kesalahan Pengukuran. Jurnal Riset Pemasaran, 18(1),
39. https://doi.org/10.2307/3151312
Fraser, S. & Greene, FJ (2006). Pengaruh pengalaman terhadap optimisme dan ketidakpastian
kewirausahaan. Ekonomi, 73(290), 169–192. https://doi.org/10.1111/j.1468-
0335.2006.00488.x

Rambut, JF, Hitam, WC, Babin, BJ, & MERAH (2014). Analisis Data Multivariat. Edisi ke-7-
tion (Edisi ke-7). AS: Pearson Education Limited.
Hiong, LS, Ferdinand, AT, & Listiana, E. (2020). Kemampuan inovasi resonansi teknologi untuk
meningkatkan kinerja pemasaran: perspektif teori RA. Bisnis: Teori dan Praktek. https://
journals.vgtu.lt/index.php/BTP/article/view/12117
Höllen, M., Lengfeld, C., & Konrad, ED (2020). Keberhasilan bisnis bagi pengusaha kreatif dan
budaya: Pengaruh faktor yang berhubungan dengan individu dan perusahaan terhadap
pendapatan dan kepuasan. Jurnal Internasional Manajemen Seni, 22(2).
Hong, J., Hou, B., Zhu, K., & Marinova, D. (2018). Inovasi eksplorasi, inovasi eksploitatif dan
kreativitas karyawan. Studi Manajemen Cina, 12(2). https://
doi.org/10.1108/cms-11-2016-0228
Jensen, KW, Liu, Y., & Schøtt, T. (2017). Inovasi wirausaha menghadirkan kepuasan kerja,
keseimbangan pekerjaan-keluarga, dan kepuasan hidup: Di Tiongkok dan di seluruh dunia.
Jurnal Internasional Studi Inovasi, 1(4). https://doi.org/10.1016/j.
ijis.2017.11.002
Khalil Al-Hyari, J., Al-Weshah, G., Alnsour, M., Hinson, R., Owusu, N., Musa, R., Pal-lister, J.,
Robson, M., Daud, NM , & Al-Hyari, K. (2012). Intelijen & Perencanaan Pemasaran”Penerapan
analisis kinerja penting (IPA) untuk merumuskan strategi kepuasan pelanggan dalam
industri penjualan langsung di Hambatan internasionalisasi di UKM: bukti dari Yordania.
Intelijen Pemasaran & Perencanaan Jurnal Internasional Pemasaran Farmasi dan
Kesehatan Julius Dasah Seri Strategi Bisnis Intelijen Pemasaran & Perencanaan, 30(5).

Keshishyan, E. & Boghosian, MH (2020). Kreativitas dan dampak kewirausahaan startup di


Armenia: Studi Kasus (2015–2018). Jurnal Usaha Bisnis Baru, 1(1–2), 157–165. https://
doi.org/10.1177/2632962X20964419
Klein, RB (2015). Prinsip dan praktik pemodelan persamaan struktural. New York: Rasa Bersalah-
ford Tekan.

Ko, S. & Butler, JE (2007). Kreativitas: Tautan kunci ke perilaku kewirausahaan. Cakrawala Bisnis,
50(5), 365–372. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/

193
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

S000768130700033X.

Krueger Jr, NF, Reilly, MD & Carsrud, AL (2000). Model niat kewirausahaan yang bersaing. Jurnal
penjelajahan bisnis, 15(5–6), 411–432. https://doi.
org/10.1016/S0883-9026(98)00033-0
Lauto, G., Pittino, D. & Visintin, F. (2019). Kepuasan pengusaha: Perbandingan antara pendiri dan
penerus bisnis keluarga. Jurnal Manajemen Usaha Kecil, 58(3), 474–510. https://doi.org/
10.1080/00472778.2019.1660937
Lebuda, I., Zabelina, DL & Karwowski, M. (2016). Pikiran penuh ide: Sebuah meta-analisis dari
hubungan kesadaran-kreativitas. Kepribadian dan Perbedaan Individu, 93, 22–26. https://
doi.org/10.1016/j.paid.2015.09.040
Lee, J. & Wang, J. (2017). Mengembangkan ketahanan kewirausahaan: implikasi terhadap
pengembangan sumber daya manusia. Jurnal Pelatihan dan Pengembangan Eropa, 41(6), 519–
539. https://doi.org/10.1108/EJTD-12-2016-0090
Lee, S. & Yoo, J. (2021). Faktor penentu keunggulan kompetitif berkelanjutan suatu perusahaan:
Berfokus pada perusahaan kecil Korea. Keberlanjutan, 13(1), 1–16. https://doi.
org/10.3390/su13010346
Lee, W. & Kim, B. (2019a). Keberlanjutan bisnis startup berdasarkan dukungan pemerintah:
Sebuah studi empiris terhadap startup Korea. Keberlanjutan, 11(18), 4851.https://
doi.org/10.3390/su11184851
Lee, WS, & Kim, OLEH (2019b). Pengaruh orientasi karir terhadap kepuasan wirausaha dan
keberlanjutan usaha. Jurnal Keuangan Asia, Ekonomi dan Bisnis, 6(4). https://doi.org/
10.13106/jafeb.2019.vol6.no4.235
Lin, J. & Nabergoj, AS (2014). Pandangan berbasis sumber daya tentang kreativitas kewirausahaan
dan Implikasinya dalam pendidikan kewirausahaan. Dalam konferensi internasional ke-2
tentang inovasi dan kewirausahaan, 307–313.
Lindblom, A., Lindblom, T. & Wechtler, H. 2020. Optimisme disposisional, wirausaha-
kesuksesan awal dan niat keluar: Efek mediasi dari kepuasan hidup. Jurnal Riset Bisnis,
120, 230–240. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.08.012
Lukovszki, L., Rideg, A., & Sipos, N. (2020). Pandangan berbasis sumber daya tentang aktivitas
inovasi di UKM: analisis empiris berdasarkan proyek daya saing global. Tinjauan Daya
Saing. https://doi.org/10.1108/CR-01-2020-0018
Maaodhah, ASA, Singh, H., Alwan, ZM, Al-Juboori, ALBA & Pitchy, IE (2021). Dampak orientasi
pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja perusahaan UKM grosir dan pengecer
di Malaysia. Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 11(6),
729-743. https://doi.org/10.6007/
IJARBSS/v11-i6/10019
Mahto, R. & Khanin, D. (2014). Kepuasan dengan kinerja keuangan masa lalu, pengambilan risiko,

194
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

dan ekspektasi kinerja masa depan dalam bisnis keluarga. Jurnal Manajemen Usaha
Kecil, 53(3), 801–818. https://doi.org/10.1111/jsbm.2015.53.issue-3
Meoli, A., Fini, R., Sobrero, M., & Wiklund, J. (2020). Bagaimana niat kewirausahaan
mempengaruhi pilihan karir kewirausahaan: Pengaruh moderasi dari konteks sosial.
Jurnal Usaha Mengawali, 35(3). https://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2019.105982
Miao, S., Fayzullaev, AK, & Dedahanov, AT (2020). Karakteristik manajemen sebagai penentu
kreativitas karyawan: Peran mediasi kepuasan kerja karyawan.
Keberlanjutan (Swiss), 12(5). https://doi.org/10.3390/su12051948
Mosakowski, E. (1998). Sumber Daya Kewirausahaan, Pilihan Organisasi, dan Hasil Kompetitif.
Ilmu Organisasi, 9(6), 625–643. https://doi.org/10.1287/
orsc.9.6.625

Ndofirepi, TM (2020). Hubungan antara pendidikan kewirausahaan dan niat tujuan


kewirausahaan: ciri-ciri psikologis sebagai mediator. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
9(1), 1–20. https://doi.org/10.1186/s13731-020-0115-x
Neubert, M., & van der Krogt, A. (2018). Dampak Intelijen Bisnis terhadap Ekspor Perusahaan
Perangkat Lunak. Prosiding Konferensi Internasional Manajemen Inovasi,
Kewirausahaan dan Keberlanjutan ke-6 (Imes 2018).
Nyock Ilouga, S., Nyock Mooulungni, AC, & Sahut, JM (2014). kewirausahaan di-
pilihan karir dan pilihan karir: Peran kemauan. Ekonomi Usaha Kecil, 42(4). https://
doi.org/10.1007/s11187-013-9524-6
Osorio Tinoco, F., Bayon, MC, & Murillo Vargas, G. (2020). Niat memilih karir kewirausahaan
di kalangan siswa sekolah menengah di Kolombia: peran paparan kewirausahaan.
Jurnal Internasional Pasar Berkembang. https://doi.org/10.1108/
IJOEM-10-2019-0872
Raine, AL & Pandya, M. (2019). Tiga kunci kesuksesan wirausaha: rasa ingin tahu, kreativitas,
dan komitmen. Pendidikan Kewirausahaan, 2(3–4), 189–198. https://doi.
org/10.1007/s41959-019-00019-y
Ramawati, Y., & Sandroto, CW (2020). Niat Berwirausaha: Kasus Wirausahawan di Ekonomi
Kreatif. https://doi.org/10.5220/0008430803190328
Ravichandran, T. (2018). Menjelajahi hubungan antara kompetensi TI, kapasitas inovasi dan
ketangkasan organisasi. Jurnal Sistem Informasi Strategis, 27(1), 22–42. https://doi.org/
10.1016/j.jsis.2017.07.002.
Razak, NSNBA, Kosnin, H.Bin, & Buang, NAB (2018). Pengaruh kreativitas terhadap niat
berwirausaha dan perilaku pilihan karier wirausaha dalam pembelajaran abad 21. Jurnal
Penelitian Ilmu Sosial, 2018 (Edisi Khusus 6). https://doi.org/10.32861/jssr.spi6.45.51

Rivera, MJS, Hadji Yassin, NA, Queddeng, JD, & Robielos, RAC (2020). Dampak

195
Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada - Mei-Agustus, Vol. 25, Nomor 2, 2023

penilaian terhadap sebagian besar program peningkatan teknologi usaha kecil (Setup) – UMKM
binaan dengan menggunakan model analitik hierarki (ahp). Prosiding Konferensi Internasional
Teknik Industri dan Manajemen Operasi, Agustus.
Rumelt, RP (1991). Seberapa pentingkah industri? Jurnal Manajemen Strategis,
12(3), 167–185. http://www.jstor.org/stable/2486591
Sacchetti, S., & Tortia, EC (2013). Kepuasan dengan Kreativitas: Studi Karakteristik Organisasi dan
Motivasi Individu. Jurnal Studi Kebahagiaan, 14(6). https://doi.org/10.1007/s10902-012-9410-y

Santos-RH, Dorrego, PF & Jardon, CF (2010). Pengaruh sumber daya manusia terhadap perekonomian
kebaruan perusahaan. Jurnal Penelitian Bisnis & Ekonomi Internasional (IBER), 9(9), 53-63.

https://doi.org/10.19030/iber.v9i9.625
Schein, EH 1978. Dinamika karir: Mencocokkan kebutuhan individu dan organisasi. Bos-
ton: MA: Addison-Wesley.
Schjoedt, L. (2009). Karakteristik pekerjaan wirausaha: Pemeriksaan pengaruhnya terhadap kepuasan
wirausaha. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, 33(3), 619–
644.https://doi.org/10.1111/j.1540-6520.2009.00319.x
Singh, KD & Onahring, BD (2019). Niat berwirausaha, kepuasan kerja dan komitmen organisasi -
membangun model penelitian melalui tinjauan literatur.
Jurnal Penelitian Kewirausahaan Global, 9(1), 1–18. https://doi.org/10.1186/
s40497-018-0134-2

Silva, A., Henriques, E., & Carvalho, A. (2009). Peningkatan kreativitas pada mata kuliah pengembangan
produk melalui pembelajaran kewirausahaan dan kesadaran kekayaan intelektual. Jurnal
Pendidikan Teknik Eropa, 34(1). https://doi.
org/10.1080/03043790802710201
Lagu, L. & Guo, C. (2020). Pengaruh kepuasan wirausaha terhadap inisiatif pribadi: Peran kepercayaan
institusional dan daya tarik industri. Perilaku Sosial dan Kepribadian: jurnal internasional, 48(9),
1–17. https://doi.org/10.2224/sbp.8970
Soomro, BA & Shah, N. (2019). Mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan dan budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja pegawai. Jurnal Studi Bisnis Asia
Selatan, 8(3), 266–282. https://doi.org/10.1108/SAJBS-12-2018-0142

Tjahjadi, B., Soewarno, N., Nadyaningrum, V., & Aminy, A. (2020). Kesiapan sumber daya manusia dan
orientasi pasar global dalam kinerja bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia.
Jurnal Internasional Produktivitas dan Manajemen Kinerja. https://doi.org/10.1108/
IJPPM-04-2020-0181
Tortora, AMR, Maria, A., Valentina, DP, Iannone, R., & Pianese, C. (2021). Sebuah studi survei tentang
tingkat kesiapan Industri 4.0 pada usaha kecil dan menengah Italia. Pro-

196
Machine Translated by Google

Panjaitan dkk

cedia Ilmu Komputer, 180. https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.01.321


Wendra, W., & Alhadar, FM (2020). Pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Modal
Intelektual dan Kinerja Inovasi. Jurnal Tinjauan Manajemen dan Pemasaran GATR, 5(3).
https://doi.org/10.35609/jmmr.2020.5.3(6)
Wernerfelt, B. (1984). Pandangan perusahaan yang berbasis sumber daya. Jurnal Manajemen
Strategis, 5(2), 171–180. http://www.jstor.org/stable/2486175
Wong, KKK-K. (2013). Pemodelan Persamaan Struktural Partial Least Squares (PLS-SEM)
Zahedi, MR, & Naghdi Khanachah, S. (2020). Pengaruh proses manajemen pengetahuan terhadap
inovasi organisasi melalui pengembangan modal intelektual di organisasi industri Iran.
Jurnal Manajemen Kebijakan Sains dan Teknologi, 12(1). https://doi.org/10.1108/
JSTPM-11-2019-0113
Zahra, SA (1991). Prediktor dan hasil keuangan dari kewirausahaan perusahaan: Sebuah studi
eksplorasi. Jurnal penjelajahan bisnis, 6(4), 259–285. https://doi.
org/10.1016/0883-9026(91)90019-A
Zahra, SA (1993). Lingkungan, kewirausahaan perusahaan, dan kinerja keuangan: Pendekatan
taksonomi. Jurnal Usaha Mengawali, 8(4), 319–340. https://doi.
org/10.1016/0883-9026(93)90003-N
Zhou, J., Xu, X., Li, Y. & Liu, C. (2020). Cukup kreatif untuk menjadi wirausaha: Sebuah studi multi-
gelombang tentang kepribadian kreatif, pendidikan, identitas kewirausahaan, dan inovasi.
Keberlanjutan, 12(10), 4043. https://doi.org/10.3390/su12104043

197

Anda mungkin juga menyukai