Kelompok 3
Nama Anggota :
1. Ulfyna Rochmah (E2B022500)
2. Cornelia Angel Yulianita (E2B022517)
3. Salsabila Kharisma Dini (E2B022529)
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual mencakup aset seperti properti
investasi, saham atau obligasi jangka panjang, investasi dalam perusahaan
lain, dan aset lainnya yang tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam operasi
sehari-hari perusahaan.
Aset Tidak lancar yaitu Aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar
misalnya Aset Tetap atau Aset Tak Berwujud. Dimiliki Untuk Dijual artinya
Nilai tercatat aset akan dipulihkan memalui penjualan bukan digunakan
dalam kegiatan usha. Suatu Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual yaitu Ketika
entitas berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan
operasinya namun berniat untuk menjualnya.
Diatur dalam
PSAK 58 (R
2009)
berlaku untuk
semua aset tidak
lancar,
PSAK 58 (Revisi 2009) Aset tidak lancar akan diakui sebagai aset tidak
lancar untuk dijual apabila aset tersebut tidak digunakan dalam kegiatan
operasional berkelanjutan,namun berniat untuk menjualnya dan memulihkan
nilai aset tersebut melalui penjualan.
Syarat klasifikasi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual:
Penjualannya harus
Berada dalam
sangat mungkin
keadaan dapat dijual
terjadi
C. Pengukuran
Setelah dikategorikan sebagai dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur
dengan nilai wajar yang dapat ditetapkan dengan mudah. Nilai wajar dapat
diperoleh dari pasar yang aktif atau jika pasar yang aktif tidak tersedia, suatu
perkiraan nilai wajar dapat digunakan.
Pada saat aset tersebut diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual, maka aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah
antara nilai tercatat atau nilai wajar neto.
1. Nilai Tercatat yaitu Nilai terakhir yang diakui pada Laporan Posisi
Keuangan
2. Nilai Wajar Neto yaitu Nilai Wajar dikurangi biaya untuk menjual
3. Mis: Biaya transportasi untuk mengantar aset sampai ke tempat pembeli
atau biaya untuk membuat iklan penjualan asset.
Aset tidak lancar yang telah diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
tidak didepresikan lagi. Jadi depresiasinya dihentikan sampai sesaat aset
tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual dengan demikian
tidak perlu didepresiasi lagi.
1. Apabila nilai wajar neto lebih kecil dari nilai tercatat maka entitas harus
mengakui sebagai rugi penurunan nilai
2. Apabila nilai tercatat lebih kecil dari nilai wajar neto maka entitas harus
mengakui sebagai keuntungan
Sebelum
diklasifikasikan sebagai Nilai tercatat diukur sesuai
aset tidak lancar dimiliki PSAK terkait
untuk dijual
PT Ciliwung Persada membeli mesin yang diakui sebagai aset tetap pada 1
Januari 2008 pada biaya perolehan Rp100.000.000. Nilai residu
Rp10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Januari 2011 aset tersebut
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai wajarnya Rp60.000.000
dan diperkirakan akan mengeluarkan biaya angkut ke tempat pembeli sebesar
Rp2.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2011, mesin tersebut diklasifikasikan
sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan diukur pada mana
yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar neto.
Nilai tercatat aset = Rp100 juta – ((Rp100 juta – Rp10 juta) x 3/10) = Rp73
juta Nilai wajar neto = Rp60 juta – Rp2 juta = Rp58 juta Nilai yang harus
diakui Rp58 juta (yang lebih rendah, mengacu pada PSAK 48)
Rugi penurunan nilai untuk menurunkan nilai tercatat ke nilai wajar netonya
Rp73.000.000 – Rp58.000.000 = Rp15.000.000.
D. Pengukuran Selanjutnya
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diukur ulang setiap periode
pelaporan, dan perubahan nilai wajar aset tersebut direkam dalam laporan
keuangan. Perubahan nilai wajar ini bisa memiliki konsekuensi pada laba atau
rugi perusahaan.
Apabila nilai wajar neto lebih kecil dari nilai tercatat maka entitas harus
mengakui sebagai rugi penurunan nilai. Apabila nilai tercatat lebih kecil dari
nilai wajar neto maka entitas harus mengakui sebagai keuntungan. Dalam
pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai tercatat aset dibandingkan
dengan nilai wajar netonya.
Biaya menjual
dikurangkan
Aset harus
dan diakui
Jika direvaluasi ke
sebagai rugi
menggunakan nilai wajarnya
penurunan nilai
model revaluasi sesaat sebelum
bagian laba
di reklasifikasi
rugi periode
berjalan
Ilustrasi
PT ABC mempunyai aset tetap berupa tanah dan mengukur tanahnya
menggunakan model revaluasi. Nilai tercatat tanah sebesar Rp120 jut. Pada 1
Januari 2010 diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual,
dan diketahui nilai wajarnya sebesar Rp140 juta dan estimasi biaya menjual
sebesar Rp4 juta. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2010 pada harga Rp134
juta.
1. 1 Januari 2010
a. Tanah direvaluasi ke nilai wajar sebesar Rp140 juta. Keuntungan
Rp20 juta surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain.
b. Tanah tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual.
c. Biaya menjual diakui di laba rugi periode berjalan sebagai rugi
penurunan nilai nilai tercatatnya menjadi Rp136 juta.
2. 30 Juni 2010
a. Terdapat rugi Rp2 juta diakui sebagai rugi pelepasan aset karena
harga jual lebih rendah daripada nilai tercatat.
b. Saat ini surplus revaluasi telah terealisasi dan ditransfer seluruhnya
ke saldo laba
Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual:
Rp100 juta – ((Rp100 juta – Rp10 juta) x 4/10) = Rp64 juta Nilai yang lebih
rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp57 juta digunakan sebagai nilai
aset pada 31 Desember 2011. Jurnal pada 31 Desember 2011:
Mesin Rp. 57.000.000
Mesin dimilki untuk dijual Rp. 57.000.000
PT XYZ telah mereklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi pada tanggal
2 Juli 2011 dengan harga jual Rp70 juta, nilai tercatat aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual pada 2 Juli 2011 adalah Rp70 juta.
Kas Rp.70.000.000
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Rp. 57.000.000
F. Penyajian
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual disajikan terpisah dalam
laporan posisi keuangan, biasanya sebagai bagian dari aset jangka panjang.
Penyajian terpisah ini penting untuk memberikan informasi yang relevan
kepada para pemangku kepentingan mengenai aset yang dimiliki untuk dijual.
Ketika aset tersebut berupa kelompok aset maka set dan liabilitas terkait
masing-masing harus disajikan terpisah. Aset dan liabilitas tersebut tidak
disajikan secara net-off. Kelompok aset dan liabilitas utama kelompok aset
disajikan terpisah baik di laporan posisi keuangan atau pada catatan atas
laporan keuangan.
1. Disajikan pada Laporan Posisi Keuangan
2. Terpisah dengan kelompok aset lainnya
3. Jika aset merupakan kelompok aset aset dan liabilitas terkait,
masing-masing harus disajikan terpisah (tidak di-net-off)
4. Tidak memerlukan perlakuan penyajian kembali atas informasi pada
periode komparasi.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual disajikan terpisah dalam
laporan posisi keuangan, biasanya sebagai bagian dari aset jangka panjang.
Penyajian terpisah ini penting untuk memberikan informasi yang relevan
kepada para pemangku kepentingan mengenai aset yang dimiliki untuk dijual.
(ribuan rupiah)
2011 2010
Aset Lancar:
Kas dan setara kas 20.000 24.000
Piutang usaha 150.000 135.000
Persediaan 365.000 402.000
Aset tidak lancar dimiliki untuk
56.500 -
dijual
Aset tidak lancar:
Aset tetap 670.000 740.000
Aset tak berwujud 159.000 165.000
Penting untuk dicatat bahwa perlakuan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual ini dapat berbeda-beda tergantung pada standar akuntansi yang
digunakan, seperti IFRS (Standar Pelaporan Keuangan Internasional) atau
standar akuntansi lokal yang berlaku di negara masing-masing.
Dalam konteks pengelolaan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual,
perusahaan juga harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk
memastikan pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan pengelolaan risiko
yang terkait dengan aset tersebut diselaraskan dengan prinsip-prinsip
manajemen risiko dan kepatuhan.
Sementara itu, pengukuran ulang aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual juga memerlukan penggunaan metode dan asumsi yang tepat guna
untuk menghindari bias dalam menentukan nilai wajar aset tersebut.
Penggunaan metode valuasi yang sesuai dengan karakteristik aset dan kondisi
pasar saat ini merupakan kunci dalam memastikan pengukuran aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual menjadi representatif dan informatif.
1. PT XYZ membeli mobil yang diperoleh 1 Januari 2004 pada biaya
perolehan Rp 100.000.000
2. Nilai residu aset tersebut diestimasikan sebesar Rp10.000.000 dan masa
manfaat 10 tahun dengan metode garis lurus
3. Pada 1 Januari 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki
untuk dijual”.
4. Nilai wajar diestimasikan Rp 60.000.000 dan biaya iklan untuk menjual
adalah Rp2.000.000
5. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008
G. Pengungkapan
Pengungkapan mengenai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
mencakup informasi tentang nilai wajar aset tersebut, penurunan nilai (jika
ada), perubahan rencana penjualan, serta informasi lain yang relevan untuk
memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami status dan
potensi dampak dari aset tersebut terhadap posisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
Ketika ada perubahan signifikan dalam rencana penjualan aset atau ada
indikasi penurunan nilai yang signifikan, manajemen juga memiliki
kewajiban untuk melakukan evaluasi ulang terhadap aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual. Hal ini melibatkan penilaian kembali kondisi pasar,
prospek penjualan, dan nilai wajar aset tersebut yang dapat mempengaruhi
laporan keuangan perusahaan.