Anda di halaman 1dari 5

Makalah

Pasal 1

(1) Yang dikatan sebagai tempat kerja ialah suatu tempat terbuka, tertutup, bergerak atau tetap
baik yang berda didalam ruangan atau diruangan terbuka(lapangan). Dimana tempat tersebut
sering dimasuki para tenaga kerja atau tempat mereka melakukan kegiatan pekerjaan atau usaha.
Dan tempat tersebut memiliki potensi bahaya atau sumber bahaya. Jadi ditegaskan kembali yang
dimaksud tempat kerja ialah selurung tempat terbuka maupun tertutup, lapangan halaman, dan
sekelilingnya yang menjadi bagian dari tempat tersbut atau yang berhubungan dari tempat tersbut
dimasukan dalam kategori tempat kerja.

(2) Dalam pegelolaan atau tempat beroperasinya tempat kerja yang bertanggung jawab
mengurusi seluruh kegiatan dalam tempat kerja adalah pengurus. Pengurus ini dapat mengacu
pada individu yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan operasional sehari-hari dan
mengambil keputusan terkait dengan manajemen tempat kerja. Contoh pengurus yang sederhana
seperti ketua satpam, ketua obe, ketua prodi dan lain sebagainya.

(3) Yang dimaksudkan sebagai penguasaha ialah

a. Orang atau badan hukum yang menjalankan suatu usaha milik sendiri dan mempergunakan
tempat kerja untuk tujuan tersebut disebut sebagai “Pengusaha” atau “Pelaku Usaha”. Pengusaha
ini bisa berupa individu yang menjalankan usahanya sendiri atau perusahaan badan hokum yang
dimiliki oleh satu atau beberapa pemilik. Mereka memiliki kendali penuh atas operasi usaha dan
bertanggung jawab atas manajemen dan operasionalnya. Seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, pengambilan keputusan, dan manajemen sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan usaha.

b. Orang atau badan hukum yang menjalankan suatu usaha bukan milik sendiri untuk itu
mempergunakan tempat kerja yang bukan miliknya disebut sebagai “Penyewa Usaha” atau
“Penyewa Tempat Usaha” yaitu seseorang atau entitas yang menyewa tempat kerja atau fasilitas
untuk menjalankan bisnis mereka. Contohnya seperti perusahaan logistik yang menyewa gudang
untuk menyimpan dan mendistribusikan barang.

c. Orang atau badan hukum di Indonesia mewakili orang atau badan hukum yang memiliki usaha
milik sendiri ataupun tidak , jika yang diwakili berkedudukan di Indonesia

(4) "direktur" adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
Undang-undang yang menjadi rujukan dalam pernyataan tersebut. Tugas direktur ini mungkin
berkaitan dengan pengawasan, pelaksanaan, dan penegakan hukum yang terkait dengan Undang-
undang tersebut dalam sektor tenaga kerja atau ketenagakerjaan.

(5) "Pegawai pengawas" dalam konteks yang Anda sebutkan adalah pegawai teknis yang
memiliki keahlian khusus dalam bidang ketenagakerjaan dan dipekerjakan oleh Departemen
Tenaga Kerja. Tugas utama pegawai pengawas adalah mengawasi dan mengawasi kepatuhan
dengan peraturan ketenagakerjaan dan peraturan yang berlaku di suatu wilayah atau sektor
tertentu. Contohnya pegawai pengawas K3 mengawasi cakupan wiliayah yang luas sesuai
wilayah yang ditunjukan pemerintah. Pegawai pengawas ini berperan penting dalam menjaga
standar keselamatan dan kesehatan kerja, serta kepatuhan dengan peraturan ketenagakerjaan.
Mereka membantu memastikan bahwa tempat kerja aman, bahwa hak-hak karyawan dihormati,
dan bahwa pelanggaran terhadap peraturan ketenagakerjaan ditindaklanjuti.

(6) "Ahli keselamatan kerja" adalah tenaga teknis yang memiliki keahlian khusus dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dan mereka dipekerjakan di luar Departemen Tenaga Kerja.
Mereka ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi dan memastikan kepatuhan
dengan undang-undang yang mengatur masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Peran utama
ahli keselamatan kerja adalah memastikan bahwa berbagai ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja yang diatur oleh undang-undang tersebut dipatuhi dengan baik.

Pasal 2

(1) Keselamatan dan kesehatan kerja di semua jenis tempat kerja, baik yang berada di darat, dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Ini mencakup berbagai lokasi dan lingkungan kerja yang
ada dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Dengan kata lain, undang-undang ini berlaku
untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor, termasuk sektor darat (seperti
pabrik, kantor, dan tempat kerja lainnya), sektor tambang atau pertambangan (dalam tanah), sektor
perkapalan (di permukaan air), sektor kelautan (di dalam air), dan sektor penerbangan (di udara).

(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :

a. mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan, atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran, atau peledakan dibuat, dicoba, dipakai, atau
dipergunakan. Hal ini bertujuan untuk mengatur dan memastikan keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat-tempat di mana peralatan atau instalasi semacam itu dapat menimbulkan
risiko serius bagi pekerja dan lingkungan kerja.

b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu
tinggi. Tujuan dari ketentuan ini adalah untuk mengatur dan memastikan keselamatan dalam
penanganan, pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan bahan atau barang yang memiliki
karakteristik berpotensi berbahaya ini di tempat kerja. Ini termasuk standar keselamatan dan
tindakan pencegahan yang perlu diikuti untuk melindungi pekerja dan lingkungan kerja dari risiko
yang terkait dengan bahan atau barang tersebut.

c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,


gedung atau bangunan lainnya, termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah
tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan. Tujuannya adalah untuk
memastikan keselamatan pekerja dan kontraktor yang terlibat dalam berbagai aspek
pekerjaan konstruksi, termasuk persiapan, pelaksanaan, dan pemeliharaan tempat kerja
tersebut. Penerapan standar keselamatan kerja yang ketat dalam industri konstruksi adalah
penting untuk mencegah kecelakaan dan melindungi pekerja serta lingkungan kerja.

d. peraturan dan ketentuan keselamatan kerja berlaku untuk berbagai jenis usaha yang
mencakup sektor-sektor seperti pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

e. mengindikasikan bahwa peraturan dan ketentuan keselamatan kerja berlaku untuk berbagai
jenis usaha dan kegiatan, termasuk usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam
atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan
atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau
manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
Lingkungan kerja di sektor ini seringkali melibatkan risiko yang signifikan, dan peraturan
keselamatan kerja yang ketat diperlukan untuk mengurangi risiko cedera dan kecelakaan.

f. mengindikasikan bahwa peraturan dan ketentuan keselamatan kerja berlaku untuk kegiatan
bongkar-muat barang di berbagai lokasi seperti kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, atau
gudang.

g. berbagai kegiatan yang dilakukan di dalam air, termasuk penyelaman, pengambilan benda,
dan pekerjaan lainnya yang melibatkan perairan. Aktivitas ini seringkali melibatkan risiko
dan tuntutan khusus yang berkaitan dengan keselamatan kerja di lingkungan air.

h. pekerjaan yang dilakukan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
Aktivitas ini dapat mencakup berbagai jenis pekerjaan di mana pekerja harus bekerja di
ketinggian, yang melibatkan risiko jatuh yang serius jika tidak diatur dan dilakukan dengan
benar.

i. pekerjaan yang dilakukan dalam kondisi lingkungan di mana tekanan udara atau suhu
ekstrem dapat menjadi faktor risiko. Kondisi tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah
dapat menghadirkan risiko kesehatan dan keselamatan bagi pekerja jika tidak diatur dan
dijalankan dengan benar. Contohnya pekerjaan yang melibatkan eksposur terhadap suhu
yang tinggi, seperti pekerjaan di dalam ruang yang dipanaskan, pekerjaan di lingkungan
dengan suhu panas yang ekstrem, atau pekerjaan di pabrik atau oven industri.

j. pekerjaan yang melibatkan risiko tertimbun tanah, kejatuhan benda, terkena pelantingan
benda, terjatuh atau terperosok, hanyut, atau terpelanting. Ini adalah kondisi yang dapat
menghadirkan bahaya serius bagi pekerja dan memerlukan standar keselamatan kerja yang
ketat, contohnya Pekerjaan yang melibatkan penggalian atau pekerjaan di dalam trench
(parit) atau lubang yang dapat berisiko tertimbun.
k. pekerjaan yang dilakukan dalam tangki, sumur, atau lobang. Pekerjaan dalam lingkungan
seperti ini melibatkan risiko khusus yang terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas dan
memerlukan perhatian khusus terhadap keselamatan kerja. Contohnya Pekerjaan dalam
Tangki: Pekerjaan di dalam tangki penyimpanan, seperti tangki minyak atau tangki kimia,
yang melibatkan pembersihan, perbaikan, atau pemeliharaan.

l. berbagai faktor lingkungan yang dapat memengaruhi pekerjaan dan kesehatan pekerja.
Faktor-faktor ini mencakup suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, atau getaran. Contohnya pekerjaan yang melibatkan
potensi terkena asap atau uap berbahaya, seperti pekerjaan di industri kimia atau pabrik yang
menghasilkan asap.

m. Pengelolaan sampah dan limbah memerlukan pemahaman yang mendalam tentang


peraturan lingkungan, keselamatan, dan pengelolaan bahan berbahaya. Pekerja yang terlibat
dalam kegiatan ini perlu melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang ketat dan
menggunakan peralatan pelindung pribadi untuk melindungi diri mereka dari risiko yang
terkait dengan eksposur terhadap limbah dan bahan berbahaya.

n.

o.

p.

q.

r.

s.

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 5

Pasal 6

Pasal 7

Pasal 8
Pasal 9

Pasal 10

Pasal 11

Pasal 12

Pasal 13

Pasal 14

Pasal 15

Pasal 16

Pasal 17

Pasal 18

Anda mungkin juga menyukai