TUJUAN STUDI P. I.

• HAKEKAT STUDI ILMU HUKUM ADL KAEDAH YG DIARTIKAN SBG

PERATURAN BAIK TERTULIS MAUPUN TDK TERTULIS YG MENGTUR
BAGAIMANA SEYOGYANYA BERBUAT ATAU TDK BERBUAT AGAR
KEPENTINGAN MANUSIA TERLINDUNGI

• P.I.H ADL BASIS KEILMUAN HUKUM YG MERUPAKAN FUNDAMEN

PENGETAHUAN HUKUM YG MENGANTARKAN DAN MENUNJUKKAN JALAN
KEARAH STUDI ILMU HUKUM

• DIHARAPAKAN PENSTUDI MEMAHAMI ILMU HUKUM SECARA RUNTUT

(KOHEREN) SHG MAMPU BERFIKIR HUKUM SECARA SISTEMATIS,
OBYEKTIF, TEPAT DAN BENAR

• MEMILIKI DASAR-DASAR DISIPLIN ILMU HUKUM UNTUK MENUJU STUDI

PENGEMBANGAN ILMU HUKUM SELANJUTNYA
 I. HUKUM DAN MASYARAKAT

Mengapa hukum harus ada ?

• EKSISTENSI INDIVIDU MANUSIA SYARAT DENGAN

KEPENTINGAN, KEBUTUHAN PANGGILAN HIDUP DLL

• DALAM MEMENUHI KEPENTINGAN MEMERLUKAN

INDIVIDU YG LAIN SHG HIDUP BERSAMA
KEPENTINGAN AKAN TERPENUHI

• MANUSIA HANYA AKAN HIDUP DLM MASYARAKAT

KRN ITU MANUSIA DIKATAKAN SBG “ZOON
POLITIKON” (MACHLUK SOSIAL)
• DENGAN TATANAN SEIMBANG AKAN MENCIPTAKAN TERTIB
DAMAI DAN AMAN YG MERUPAKAN JAMINAN
KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA

• KESIMBANGAN TATANAN MASYARAKAT TERGANGGU

HARUS DIPULIHKAN KEDALAM KEADAAN SEMULA
(RETITUTION IN INTEGRUM)

• KARENA ITU DIPERLUKAN PERLINDUNGAN KEPENTINGAN

DLM BENTUK PEDOMAN PERATURAN HIDUP BERUPA
NORMA ATAU KAIDAH SOSIAL YG MERUPAKAN SUATU
PERUMUSAN PANDANGAN MENGENAI PERILAKU
SEYOGYANYA DILAKUKAN ATAU TIDAK DILAKUKAN,
DILARANG UTK DIJALANKAN DAN DIANJURKAN UTK
DIJALANKAN

• KAIDAH SOSIAL TIDAK TERTULIS BERUPA KEBIASAAN

 II. KAIDAH-KAIDAH SOSIAL

BEBERAPA KAIDAH SOSIAL DALAM KEHIDUPAN

KITA ADA 4 KAIDAH :

1. KAIDAH KEAGAMAAN/ KEPERCAYAAN

2. KAIDAH KESUSILAAN
3. KAIDAH SOPAN SANTUN
4. KAIDAH HUKUM
A. KAIDAH AGAMA
• DITUJUKAN PADA KEHIDUPAN BERIMAN DAN KEWAJIBAN
MANUSIA KPD TUHAN SERTA DIRINYA SENDIRI

• SANKSI DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEPADA TUHAN

• TUJUANNYA SEBAGAI PENYEMPURNAAN MANUSIA DAN

TIDAK DITUJUKAN PADA SIKAP LAHIR TETAPI PADA SIKAP
BATIN MANUSIA

• KAIDAH AGAMA MEMBEBANI MANUSIA KEWAJIBAN-

KEWAJIBAN SEMATA TETAPI TIDAK MEMBERI HAK
B. KAIDAH KESUSILAAN

• HUBUNGAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU KRN MENYANGKUT

KEHIDUPAN PRIBADI MANUSIA

• DITUJUKAN KPD MANUSIA MEMILIKI PRIBADI YG BAIK

• MEMBEBANI MANUSIA DG KEWAJIBAN-KEWAJIBAN

• BERSUMBER DARI MANUSIA SENDIRI, BERSIFAT OTONOM

• DITUJUKAN KEPADA SIKAP BATIN, KRN ITU PELANGGARAN

DIANCAM SANKSI OLEH BATINNYA SENDIRI DLM BENTUK
PENYESALAN, RASA MALU, TAKUT, MERASA BERSALAH
C. KAIDAH SOPAN SANTUN, TATAKRAMA ATAU ADAT

• DIDASARKAN ATAS KEBIASAAN, KEPANTASAN ATAU KEPATUTAN

• DITUJUKAN KEPADA SIKAP LAHIR MANUSIA YG KONKRIT DEMI

PENYEMPURNAAN DAN KETERTIBAN MANUSIA SENDIRI
(MASYARAKAT)

• BERTUJUAN MENCIPTAKAN PERDAMAIAN, TATA TERTIB ATAU

MEMBUAT PANTAS INTERAKSI MANUSIA

• LEBIH MEMENTINGKAN SIFAT LAHIR ATAU FORMAL ,

MSL : PAKAIAN, BAHASA, PERGAULAN, DLL
• TIDAK HANYA MENYENTUH MANUSIA SBG INDIVIDU TETAPI
SEBAGAI “MAKHLUK SOSIAL)

• MEMBEBANI MANUSIA DG KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SAJA

• KEKUASAAN MASYARAKAT YG MENGANCAM SANKSI ATAS

PELANGGARAN, BERUPA : TEGURAN, CEMOOHAN, CELAAN,
PENGUCILAN DSB

• DAERAH BERLAKUNYA SEMPIT TERBATAS SECARA LOKAL ATAU

PRIBADI, LAIN DAERAH LAIN NORMANYA
D. KAIDAH HUKUM

• KAIDAH INI MELLINDUNGI KEPENTINGAN MANUSIA YG SUDAH

MAUPUN YG BLM MENDAPAT PERLINDUNGAN DARI KAIDAH AGAMA,
KESUSILAAN, DAN KAIDAH SOPAN SANTUN

• DITUJUKAN KPD PELAKU YG KONKRIT YAKNI PELAKU YG NYATA-NYATA

BERBUAT

• TUJUAN BUKAN UTK PENYEMPURNAAN MANUSIA TETAPI UTK

KETERTIBAN MASYARAKAT AGAR TIDAK ADA KORBAN ATAU YG
DIRUGIKAN

• DITUJUKAN PADA SIKAP LAHIR MANUSIA, APA YG ADA DLM PIKIRAN

ATAU BATINNYA TIDAK DPT DIJATUHI SANKSI (COGITATIONIS POENAM
NEMO PATITUT)
• KAIDAH YG BERASAL DARI LUAR DIRI MANUSIA YAKNI DARI
KEKUASAAN YG MEMAKSA MANUSIA (HETERONOM)

• MASYARAKAT SECARA RESMI DIBERI KEKUASAAN UTK

MENJATUHKAN SANKSI BAGI PELANGGAR DLM HAL INI
LEMBAGA PENGADILAN YG DITUNJUK MEWAKILI MASYARAKAT
UTK MENJATUHKAN SANKSI

• DISAMPING MEMBEBANI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN JUGA

MEMBERI HAK

• KAIDAH HUKUM BERSIFAT NORMATIF DAN ATRIBUTF

• HAKIKAT KAIDAH HUKUM MRPKN PERUMUSAN PENDAPAT/ PANDANGAN
BAGAIMANA SEHARUSNYA ATAU SEYOGYANYA SESEORANG BERTINGKAH
LAKU

• KAIDAH HUKUM BERSIFAT UMUM DAN PASIF

• ISI KAIDAH HUKUM BERUPA NORMATIF (DAS SOOLEN) BKN KENYATAAN/

PERISTIWA KONKRIT (DAS SEIN), KRN ITU KAIDAH HUKUM SBG PEDOMAN
PASIF

• KARENA KAIDAH HUKUMLAH PERISTIWA KONKRIT MENJADI PERISTIWA

HUKUM

• DAS SOLLEN MEMBUTUHKAN DAS SEIN

• SANSKI KAIDAH HUKUM BERSIFAT MEMAKSA, TETAPI TIDAK SEMUA

KAIDAH HUKUM MEMILIKI SANKSI, KAIDAH HUKUM TANPA MEMILIKI
SANKSI DISEBUT :
“LEX IMPERFECTA” (BERSIFAT ANJURAN)
 III. HUKUM DAN KEKUASAAN

• KEKUASAAN ADL KEMAMPUAN SESEORANG UTK

MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA KPD ORANG LAIN
• PENGUSALAH YG DPT MEMAKSAKAN SANKSI KPD
PELANGGAR, KRN ITU PENEGAKAN HUKUM MRPKN
MONOPOLI PENGUASA KRN TDK SEMUA SANKSI BERISIKAN
HUKUM
• HUKUM ADA DAN DICIPTAKAN OLEH KEKUASAAN YG SAH,KRN
ITU DIKATAKAN BHW HUKUM BERSUMBER DARI KEKUASAAN
YG SAH
• HUKUM PADA HAKEKATNYA KEKUSAAN YG MENGATUR,
MENGUSAHAKAN, KETERTIBAN, TAPI BKN BERARTI
KEKUASAAN ITU HUKUM
• KEKUASAAN ADA PADA PENGUASA, PENGUASA ADALAH
ORANG YG BERKUASA
• HUKUM DPT BERSUMBER DR KEKUATAN FISIK
APABILA MENDAPAT PENGSAHAN DARI RAKYAT (
MASYARAKAT), REVOLUSI (COUP DE’ETAT) SBG
KEKUASAAN YG TDK SAH APABILA GAGAL TETAPI
APABILA DIDUKUNG RAKYAT MENJADI SAH

• WALAUPUN HUKUM ITU KEKUASAAN NAMUN

HENDAKNYA DIBATASI JANGAN SAMPAI TERJADI
HUKUM KEKUASAAN ATAU HUKUM BAGI YG
BERKUASA, DIMANA HUKUM DICIPTAKAN HANYA
UTK KEPENTINGAN PENGUASA PRIBADI DAN
MENGESAMPINGKAN HUKUM
• MAKA KEMUDIAN LAHIR NEGARA HUKUM DAN ADANYA SUPREMASI
HUKUM, ARTINYA HUKUM YG MEMERINTAH DAN BERKUASA, BUKAN
MANUSIANYA (GOVERNANCE NOT BY MAN BUT BY LAW)

• ISTILAH NEGARA HUKUM DI ANGLO SAXON DISEBUT “RULE OF LAW”

DI EROPA KONTINENTAL DISEBUT “RECHSTAAT”
 PERBEDAAN “ RULE OF LAW” DAN “RECHTSTAAT”
NEGARA HUKUM DI ANGLO SAXON DISEBUT “RULE
OF LAW
UNSUR-UNSUR “RULE OF LAW” :
1. HAM DIJAMIN LEWAT ITU
2. PERSAMAAN KEDUDUKAN DIMUKA HUKUM
(EQUALITY BEFORE THE LAW)
3. SUPREMASI ATURAN HUKUM DAN TDK ADA
KESEWENANG-WENANGAN TANPA ATURAN YG
JELAS
NEGARA HUKUM,DI EROPA KONTINENTAL
DISEBUT “RECHSTAAT”
UNSUR-UNSUR “RECHSTAAT”
1. ADANYA PENGAKUAN HAM
2. ADANYA PEMISAHAN KEKUASAAN UTK
MENJAMIN HAK-HAK TERSEBUT (DEVITION OF
POWER)
3. PEMERINTAHAN BERDASARKAN PERATURAN
PER-UU (VETMATIGHEID VAN BESTUUR)
4. ADANYA PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)
 PERBEDAAN “AKSI SEPIHAK” DAN “MONOPOLI PENGUASA”

• AKSI SEPIHAK ADL MRPKN TINDAKAN MAIN HAKIM

SENDIRI (EIGENRICHTING) YG DILAKUKAN OLEH
PERORANGAN, ARTINYA MELAKSANAKAN HAK MENURUT
KEHENDAK SENDIRI YG BERSIFAT SEWENANG-WENANG
TANPA PERSETUJUAN PIHAK LAIN. TINDAKAN
“EIGENRICHTING” PRINSIPNYA DILARANG.

BEBERAPA “EIGENRICHTING”YG DIPEROLEHKAN SEPERTI :

• DLM HUKUM PERDATA ; MENEBANG POHON TETANGGA YG

MENJULUR KEPEKARANGAN.
• DLM HUKUM PIDANA ; KARENA MELAKUKAN PEMBELAAN
TERPAKSA, KEADAAN DARURAT,
MELAKSANAKAN KETENTUAN
UNDANG-UNDANG
• MONOPOLI PENGUASA ADALAH TINDAKAN DILAKUKAN OLEH
PENGUASA BERDASARKAN WEWENANG, SEPERTI MENJATUHKAN
SANKSI DLM PENEGAKAN HUKUM, TINDAKAN INI TIDAK BOLEH
DILAKSANAKAN OLEH PERORANGAN, KARENA ITU MONOPOLI
KEKUASAAN BUKANLAH “EIGENRICHTING”
 BEBERAPA PERTANYAAN YG TIMBUL

1. KAPAN HUKUM ITU ADA ?

2. APA YG MENYEBABKAN TIMBULNYA HUKUM?
3. APAKAH RAISON D’ETRENYA HUKUM ?
• PADA HAKEKATNYA HUKUM ITU BARU ADA
APABILA TERJADI KONFLIK. KONFLIK
KEPENTINGAN ITU TERJADI APABILA DLM
MELAKSANAKAN KEPENTINGAN ATAU MEMENUHI
KEBUTUHAN MANUSIA MERUGIKAN ORANG LAIN

• HUKUM BARU TIMBUL KALAU ADA PELANGGARAN

KAIDAH HUKUM, KONFLIK ATAU KEBATILAN.
KALAU SEGALA SESUATUNYA TERTIB TANPA
TERJADI KONFLIK ATAU PELANGGARAN HUKUM,
MAKA TIDAK AKAN ADA YG MEMPERMASALAKAN
HUKUM
• RAISON D’ENTRENYA HUKUM ADL KONFLIK KEPENTINGAN MANUSIA,
CONFLICT OF HUMAN INTEREST
 IV. ISI, SIFAT DAN BENTUK KAIDAH HUKUM

ISI KAIDAH HUKUKM DIBAGI MENJADI 3 :

1. BERISI PERINTAH (GEBOND)
2. LARANGAN (VERBOND)
3. BERISI PERKENAAN
MENGIKAT PARA PIHAK SEPANJANG TIDAK MENETUKAN
LAIN DLM PERJANJIAN (DISPENSASI DAN IJIN)

SIFAT KAIDAH HUKUM ADA 2 :

1. IMPERATIF, YAKNI APABILA SECARA APRIORI BERSIFAT
MENGIKAT ATAU MEMAKSA, HARUS DITAATI
2. FAKULTATIF, YAKNI APABILA TIDAK SECARA APRIORI
MENGIKAT. KAIDAH INI BERSIFAT MELENGKAPI,
SUBSIDER ATAU DISPOSITIF (BISA MENGGUNAKAN
ATAU TIDAK, KALAU MENGGUNAKAN TERIKAT)

• KAIDAH HUKUM YG BERISI PERINTAH DAN

LARARNGAN BERSIFAT “IMPERATIF”. DAN YG BERISI
PERKENAAN BERSIFAT “FAKULTATIF”
• KAIDAH HUKUM YG BERBENTUK TERTULIS DAN ADA
YG TDK TERTULIS, KAIDAH HUKUM DLM BENTUK
TERTULIS PERTAMA DIKENAL MANUSIA ADL UU.
RAJA HAMURABI (CODEX HAMURABI) DARI
BABILONIA YG HIDUP PADA TAHUN
1955-1913 SM

• KAIDAH HUKUM MENGATUR TENTANG PERILAKU YG

PADA HAKEKATNYA ADL NILAI, KRN BERISI APA YG
SEYOGYANYA HRS DILAKUKAN
 V. ASAS HUKUM
BEBERAPA PENDAPAT :
1. BELLEFROID, ASAS HUKUM UMUM ADL NORMA
DASAR YG DIJABARKAN DR HUKUM POSITIF,
ASAS HUKUM MERUPAKAN PENGENDAPAN DARI
HUKUM POSITIF DLM SUATU MASYARAKAT

2. ELKEMA HOMMES, ASAS HUKUM TDK DIANGGAP

SBG NORMA-NORMA HUKUM YG KONKRIT,
AKAN TETAPI DIPANDANG SBG DASAR-DASAR
UMUM ATAU PETUNJUK-PETUNJUK BAGI
HUKUM YG BERLAKU DG KATA LAIN PETUNJUK
ARAH PEMBENTUKAN HUKUM POSITIF
3. PAUL SCHOLTEN, ASAS HUKUM ADL
KECENDRUNGAN-KECENDRUNGAN YG
DISYARATKAN OLEH PANDANGAN KESUSILAAN
KITA PADA HUKUM, MERUPAKAN SIFAT-SIFAT
UMUM DG SEGALA KETERBATASANNYA SBG
PEMBAWAAN YG UMUM ITU, TETAPI TDK BOLEH
TIDAK HARUS ADA

4. SUDIKNO MERTOKUSUMO, ASAS HUKUM

DISEBUT JUGA PRINSIP HUKUM BUKANLAH
PERATURAN HUKUM KONKRIT, MELAINKAN
MERUPAKAN PIKIRAN DASAR YG UMUM SIFATNYA
ATAU MERUPAKAN LATARBELAKANG DR
PERATURAN YG KONKRIT YG TERDAPAT DLM SISTEM HUKUM
• PERATURAN HUKUM KONKRIT DPT DITERAPKAN
SECARA LANGSUNG, TETAPI ASAL HUKUM TIDAK
BISA DITERAPKAN SECARA LANGSUNG

• UTK MENEMUKAN ASAS HUKUM DICARILAH SIFAT-

SIFAT UMUM DLM KAIDAH ATAU PERATURAN
KONKRIT BERARTI MENUNJUK PADA KESAMAAN-
KESAMAAN YG TERDAPAT DLM KETETNTUAN-
KETENTUAN YG KONKRIT TSB
• ASAS HUKUM MERUPAKAN SEBAGIAN DR
KEJIWAAN SUATU CITA-CITA YG HENDAK
DICAPAI MAKA TUJUAN HUKUM SECARA
UMUM ADALAH UTK KESEMPURNAAN
MASYARAKAT

• ASAS HUKUM BERUBAH MENGIKUTI KAIDAH

HUKUMNYA, KAIDAH HUKUM AKAN BERUBAH
MENGIKUTI PERKEMBANGAN MASYARAKAT
ARTINYA TERPENGARUH WAKTU DAN TEMPAT
FUNGSI ASAS HUKUM ADA DUA :

1. FUNGSI DALAM HUKUM

MENDASARKAN EKSISTENSINYA PADA RUMUSAN OLEH
PEMBENTUKAN UU DAN HAKIM. INI FUNGSI BERSIFAT
MENGESAHKAN DAN MEMPUNYAI PENGARUH YG NORMATIF
DAN MENGIKAT PARA PIHAK

2. FUNGSI DLM ILMU HUKUM

HANYA BERSIFAT MENGATUR ATAU EKSPLIKATIF
(EKSPLANATIF) TUJUANNYA MEMBERI IKTIAR, TDK NORMATIF
SIFATNYA DAN TDK TERMASUK HUKUM POSITIF
ASAS HUKUM DIBEDAKAN MENJADI DUA :
1. ASAS HUKUM UMUM ASAS HUKUM YG
BERHUBUNGAN DG SELURUH BIDANG INTEGRUM,
LEX POSTERIORI DEROGAT LEGI PRIORI, DLL
ADA 5 ASAS HUKUM UMUM, AL :
A. ASAS KEPRIBADIAN ADANYA
KEBEBASAN INDIVIDU, PENGAKUAN
KEPRIBADIAN MANUSIA SBG SUBYEK
HUKUM
B. ASAS PERSEKUTUAN PERSATUAN,
KEUTUHAN MASYARAKAT
C. ASAS KESAMAAN KEADILAN DAN KESAMAAN DLM HUKUM
(ASAS : SIMILIA SIMILIBUS)
D. ASAS KEWIBAWAAN ADANYA PERKIRAAN KETIDAKSAMAAN
E. ASAS PEMISAHAN ANTARA BAIK DAN BURUK KAIDAH HUKUM
MEMBERI PEDOMAN BAGAIMANA SEYOGYANYA
ASAS “A-D” TERDAPAT DLM SETIAP SISTEM HUKUM
2. ASAS HUKUM KHUSUS

BERFUNGSI PADA BIDANG HUKUM YG

LEBIH SEMPIT, SEPERTI :HUKUM
PERDATA, HUKUM PIDANA DSB YG
SERING MERUPAKAN PENJABARAN DARI
ASAS HUKUM UMUM
 VI. HUKUM, HAK DAN KEWAJIBAN

A. HUKUM
• HAKEKAT HUKUM ADALAH NORMA ATAU KAIDAH
• HUKUM SBG KUMPULAN PERATURAN TENTANG
TINGKAH LAKU DLM SUATU KEHIDUPAN BERSAMA YG
DPT DIPAKSAKAN PELAKSANAANNYA DG SUATU SANKSI
• HUKUM BUKANLAH MERUPAKAN TUJUAN, TETAPI
SARANA UTK MENCAPAI TUJUAN YG SIFATNYA NON-
YURIDIS DAN BERKEMBANG KARENA RANGSANGAN
DARI LUAR HUKUM. FAKTOR-FAKTOR DILUAR
HUKUM YG MENJADIKAN HUKUM DINAMIS
• HUKUM MENGATUR HUBUNGAN HUKUM YG TERJADI KRN
IKATAN-IKATAN ANTARA INDIVIDU DG MASYARKAT/ NEGARA,
INDIVIDU DG INDIVIDU YG TERCERMIN HAK DAN KEWAJIBAN

B. HAK DAN KEWAJIBAN

• TATANAN HUKUM BARU MENJADI KENYATAAN APABILA
SUBYEK HUKUM DIBERI HAK DAN DIBEBANI KEWAJIBAN
TIDAK ADA HAK TANPA KEWAJIBAN DAN TDK ADA
KEWAJIBAN TANPA HAK
• HAK DAN KEWAJIBAN BUKAN MERUPAKAN KUMPULAN
PERATURAN ATAU KAIDAH, TETAPI MERUPAKAN
PERIMBANGAN KEKUASAAN DLM BENTUK “HAK” INDIVIDU DI
SATU PIHAK DAN TERCERMIN “KEWAJIBAN” DIPIHAK LAIN
• HAK DAN KEWAJIBAN BERSIFAT INDIVIDUAL
• HAK ADL KEPENTINGAN YG DILINDUNGI HUKUM,
KEPENTINGAN ADL TUNTUTAN PERORANGAN ATAU
KELOMPOK YG DIHARAPKAN DIPENUHI,
KEPENTINGAN PADA HAKEKATNYA MENGANDUNG
KEKUASAAN YG DIJAMIN DAN DILINDUNGI OLEH
HUKUM
• KEWAJIBAN ADL SUATU BEBAN YG BERSIFAT
KONTRAKTUAL,KRN ITU LAHIRNYA HAK KRN
PEMENUHAN KEWAJIBAN
C. SUBYEK HUKUM
• SUBYEK HUKUM ADL SEGALA SESUATU YG DPT MEMPEROLEH
HAK DAN KEWAJIBAN DARI HUKUM
• YG DPT MEMPEROLEH HAK DAN KEWAJIBAN DR HUKUM
HANYALAH MANUSIA, MANUSIA DIAKUI SEBAGAI
PENYANDANG HAK DANKEWAJIBAN OLEH HUKUM SEBAGAI
SUBYEK ATAU SBG ORANG
• MANUSIA BUKAN SATU-SATUNYA SUBYEK HUKUM, TETAPI
DLM HUKUM DIKENAL SUBYEK HUKUM LAIN, YAKNI
ORGANISASI ATAU KELOMPOK MANUSIA YG DISEBUT “BADAN
HUKUM”. BADAN HUKUM BERTINDAK SBG SATU KESATUAN
SEPERTI ORANG SHG MENYANDANG HAK DAN KEWAJIBAN
D. KEWENANGAN HUKUM & KECAKAPAN BERTINDAK

• KEWENANGAN HUKUM ADALAH KEWENANGAN UTK DAPAT

MENYANDANG HAK DAN KEWAJIBAN
SETIAP SUBYEK HUKUM ORANG MAUPUN BADAN HUKUM UMUMNYA
MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN. DIKATAKAN PADA UMUMNYA
KARENA BEBERAPA HAK TERTENTU YANG TIMBUL DARI HUKUM TTG
ORANG DAN KELUARGA TIDAK TERAMSUK BADAN HUKUM ATAU
HAK-HAK TERTENTU YANG DIBATASI UMUR DLL

• MENYANDANG HAK DAN KEWAJIBAN BUKAN BERARTI MAMPU ATAU CAKAP

MELAKSANAKAN SENDIRI HAK DAN KEWAJIBAN TSB. SEKALIPUN PADA UMUMNYA
MEMPUNYAI KEWENANGAN HUKUM TETAPI ADA GOLONGAN TERTENTU
DIANGGAP TDK CAKAP MELAKSANAKAN BEBERAPA HAK DAN KEWAJIBAN

• SUBYEK HUKUM ORANG YG MEMPUNYAI KEWENANGAN HUKUM PD DASRNYA YG

DIANGGAP CAKAP BERTINDAK SENDIRI. GOLONGAN YG TDK CAKAP INI DISERBU
“PERSONAE MISERABILE” SHG PERLU ADA PENGAMPUAN DARI SUBYEK HUKUM
LAIN YG DISEBUT “CURATOR” DAN YG MAMPU DISEBUT “CURATELE”
 VII. TUJUAN HUKUM

•TUJUAN POKOK HUKUM ADALAH MENCIPTAKAN TATANAN

MASYARAKAT YANG TERTIB, MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN
KESEIMBANGAN
DENGAN TERWUJUDNYA KETERTIBAN MASYARKAT
DIHARAPKAN KEPENTINGAN MANUSIA TERLINDUNGI, DAN
KEWAJIBAN ANTAR PERORANGAN DI DALAM ASYARAKAT,
MEMBAGI WEWNANG DAN MENGATUR CARA MEMECAHKAN
MASALAH HUKUM SERTA MEMELIHARA KEPASTIAN HUKUM.

•BEBERAPA TEORI TUJUAN HUKUM TEORI ETIS :HUKUM

SEMATA-MATA TUJUAN KEADILAN, ISI HUKUM DITENTUKAN
OLEH KEYAKINAN KITA YANG ETIS TTG “YANG ADIL”DAN
“TIDAK ADIL” HUKUM MEREALISIR TERWUJUDNYA KEADILAN (
PENDUKUNG : GENY )
PERTANYAANNYA :
APAKAH KEADILAN ITU ? PERTANYAAN INI MENYANGKUT
HAKEKAT KEADILAN DAN ISI ATAU NORMA UNTUK BERBUAT
SECARA KONKRIT
• HAKEKAT KEADILAN , ADALAH PENILAIN THD PERLAKUAN ATAU
TINDAKAN DENGAN MENGKAJI SUATU NORMA UNTUK KEPENTINGAN
KELOMPOK / GOLONGAN MELEBIHI NORMA-NORMA LAIN (
PANDANGAN SUBYEKTIF ). PADA UMUMNYA KEADILAN MERUPAKAN
PENILAIAN YANG HANYA DILHAT DARI PIHAK YANG MENERIMA
PERLAKUAN SAJA. DISINI PANDANGAN ADIL DAN TIDAK ADIL
ISI KEADILAN SUKAR UNTUK MEMBERI BATASANNYA
MENURUT ARISTOTELES MEMBEDAKAN DUA MACAM KEADILAN
“JUSTITIA DISTRIBUTIA” DAN “JUSTITIA COMMUTATIVA”
TEORI ETIS DIKATAKAN BERAT SEBELAH, KARENA TIDAK MUNGKIN
ADANYA PENYAMARATAAN.

TEORI UTILITIS ( ENDAEMONITIS )

• HUKUM INGIN MENJAMIN KEBAHAGIAAN YANG TERBESAR BAGI
MANUSIA DALAM JUMLAH YANG SEBANYAK-BANYAKNYA
• PADA HAKEKATNYA TUJUAN HUKUM ADALAH MANFAAT DALAM
MENGHASILKAN KESENANGAN ATAU KEBAHAGIAAN YANG
TERBESAR BAGI ORANG BANYAK ( JEREMY BENTHAM )
TEORI CAMPURAN
•TUJUAN HIUKUM ADALAH KEDAMAIAN HUDUP ANTAR
PRIBADI YANG MELIPUTI KETERTIBAN EKSTERN ANTAR
PRIBADI DAN KETENANGAN INTERN PRIBADI.
( PURNADI PROBOTJAROKO, APELDOORN, & SOERYONO
SOEKANTO )

•TUJUAN HUKUM MENGABDI PADA TUJUAN NEGARA, YI

MENDATANGKAN KEMAKMURAN DAN KEBAHAGIAAN
PADA RAKYATNYA DENGAN MENYELENGGARAKAN
KEADILAN DAN KETERTIBAN ( R. SUBEKTI )

TUJUAN HUKUM PADA POKOKNYA

•PERTAMA ADALAH KETERTIBAN SEBAGAI MASYARAKAT
FUNDAMENTAL ADANYA MASYARAKAT YANG TERATUR,
•KEDUA TERCAPAINYA TUJUAM YANG BEDEDA-BEDA ISI
DAN UKURANNYA MENURUT MASYARAKAT DAN
ZAMANNYA
( MOCHTAR KUSUMAATMAJA )
 VIII. SUMBER HUKUM

• BEBERAPA PERTANYAAN SUMBER HUKUM

DIMANA HUKUM DAPAT DITEMUKAN ?

• BAGAIMANA KITA DAPAT MENGETAHUI KEKUATAN

YANG MENGIKATNYA PERATURAN – PERATURAN ?

PERTANYAAN DIATAS DIJAWAB DENGAN TEORI

SUMBER HUKUM.
SUMBER HUKUM PADA HAKEKATNYA ADALAH
TEMPAT DIMANA KITA DAPAT MENGGALI DAN
MENEMUKAN HUKUMNYA
BEBERAPA MAKNA SUMBER HUKUM, ANTARA LAIN

• SEBAGAI ASAS HUKUM, YAKNI SEBAGAI SESUATU YANG

MERUPAKAN PERMULAAN HUKUM ( KEHENDAK TUHAN, AKAL
MANUSIA, JIWA BANGSA DLL )
• MENUNJUKKAN HUKUM YANG TERDAHULU YANG MEMBERI
BAHAN- BAHAN HUKUM YANG SEKARANG. ( HUKUM ROMAWI,
HUKUM PRANCIS DLL )
• SEBAGAI SUMBER BERLAKUNYA YANG MEMBERI KEKUATAN
SECARA FORMAL PADA PERATURAN HUKUM ( PENGUASA,
MASYARAKAT DLL )
• SEBAGAI SUMBER DARI MANA KITA DAPAT MENGENAL
HUKUM. ( DOKUMEN,UU,DLL )
• SEBAGAI SUMBER TERJADINYA HUKUM, SUMBER YANG
MENIMBULKAN HUKUM.
PEMBAGIAN SUMBER HUKUM

•SUMBER HUKUM MATERIIL ~ YI.

TEMPAT DIMANA MATERI HUKUM DIAMBIL.
SUMBER HUKUM INI MERUPAKAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMBANTU PEMBENTUKAN
HUKUM MSL : HUBUNGAN SOSIAL, HUBUNGAN
KEKUATAN POLITIK, SITUASI SOSIAL EKONOMIS,
TRADISI, KEADAAN GEOGRAFIS, HASIL
PENELITIAN DLL (ALGRA)
•SUMBER HUKUM FORMIL ~ YI.
MERUPAKAN TEMPAT ATAU SUMBER DARI MANA
SUATU PERATURAN MEMPEROLEH KEKUATAN
HUKUM ITU FORMAL BERLAKU.
SUMBER HUKUM DARI SEGI YURIDIS.
• SUMBER HUKUM MATERIIL ADL SUMBER HUKUM YG DILIHAT DARI SEGI
ISINYA,
MSL : KUHP SEGI MATERIIL (ISINYA) MENGATUR TTG
PIDANA UMUM, KEJAHATAN DAN PELANGGARAN
KUH.PDT SEGI ISINYA MENGATUR ORG SBG SUBYEK
HUKUM, BARANG SBG OBYEK HUKUM,
PERIKATAN, PERJANJIAN, PEMBUKTIAN DAN
KADALUWARSA
• SUMBER HUKUM FORMAL : ADALAH SUMBER HUKUM DILIHAT
DARI SEGI BENTUKNYA ( YURIDIS DALAM ARTI FORMAL)
SEPERTI: UNDANG-UNDANG
KEBIASAAN
TRAKTAT
YURISPRUDENSI
DOKTRIN
MENURUT PASAL 7 UU NO. 10 TH 2004 HIERARKHI
PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
UUD 1945
UNDANG-UNDANG / PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
 IX. SISTEM HUKUM

• DIDLM ILMU HUKUM, HUKUM DILIHAT SEBAGAI “

STRUCTURED WHOLE (SISTEM)”
• HUKUM MERUPAKAN SISTEM, ARTINYA HUKUM SBG
SUATU TATANAN, SUATU KESATUAN YG UTUH
TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR YG SALINGG
BERKAITAN ERAT SATU SAMA LAIN
• DG DEMIKIAN SISTEM HUKUM ADL SUATU
KESATUAN YG TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR YG MPY
INTERAKSI SATU SAMA LAIN DAN BEKERJA SAMA
UNTUK MENCAPAI TUJUAN KESATUAN TERSEBUT
• UNSUR-UNSUR DARI SISTEM HUKUM TERSEBUT
MELIPUTI : ASAS-ASAS HUKUM, KAIDAH HUKUM,
PERATURAN HUKUM KONKRIT DLL.

• DI DALAM SISTEM HUKUM TERDAPAT SUB SISTEM

HUKUM, DIMANA MASING-MASING MEMEILIKI
KRITERIUM, MASALAHNYA : HUKUM PUBLIK,
HUKUM PRIVAT, HUKUM FORMIL, HUKUM MATERIIL,
HUKUM PIDANA, HUKUM PERDATA.

• SISTEM HUKUM BERSIFAT TERBUKA, ARTINYA

SISITEM HUKUM MERUPAKAN KESATUAN UNSUR-
UNSUR YANG DIPENGARUHI UNSUR LAIN, SEPERTI :
KEBUDAYAAN, SOSIAL, EKONOMI, SEJARAH, DLL.
• NAMUN DEMIKIAN SUBSISTEM HUKUM ADA
YANG SIFATNYA TERTUTUP, ARTINYA
PEMBENTUK UNDANG-UNDANG TIDAK
MEMBERI KEBEBASAN UNTUK
PEMBENTUKAN HUKUM, MISAL : HUKUM
KELUARGA, HUKUM BENDA DIMANA JUMLAH
DAN JENISNYA TETAP, TIDAK MUNGKIN
MENCIPTAKAN HAK-HAK KEBENDAAN BARU
KECUALI OLEH PEMBENTUK UNDANG-
UNDANG. TETAPI SUBSISTEM HUKUM
PERIKATAN SIFATNYA TERBUKA, ARTINYA
SETIAP ORANG BEBAS MEMBUAT JENIS
PERJANJIAN APAPUN DILUAR YANG
DITENTUKAN DALAM UNDANG-UNDANG.
• SISTEM HUKUM MEMPUNYAI KOMUNITAS DAN
BERSIFAT KESINAMBUNGAN SEPERTI SISTEM PADA
UMUMNYA, YAKNI KONSISTENSI DAN AJEG

• SISTEM HUKUM JUGA BERSIFAT LENGKAP, ARTINYA

KEKURANGAN-KEKURANGA DALAM SISITEM
HUKUM AKAN DILENGKAPI OLEH SISTEM ITU
SENDIRI DENGAN ADANYA PENAFSIRAN-
PENAFSIRAN

• SISTEM HUKUM MEMPUNYAI KONSEP-KONSEP

YANG FUNDAMENTAL, YAKNI SUATU KONSEP
DASAR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR
KONSEP-KONSEP SELANJUTNYA TANPA
PENJELASAN LEBIH LANJUT, SEPERTI : KOSNEP
HAK, KEWAJIBAN, ORANG, SANKSI,DSB.
 X. KLASIFIKASI HUKUM
• PEMBAGIAN HUKUM ATAU KLASIFIKASI
HUKUM MENJADI CIRI KHAS SISTEM HUKUM.
• UNTUK MENGADAKAN PEMBAGIAN HUKUM
HARUS ADA KRITERIANYA YANG MERUPAKAN
PRINSIP SEBAGAI DASAR PEMBAGIAN ATAU
KLASIFIKASI
• BERDASARKAN KRITERIUM FUNGSI HUKUM
DIBAGI DUA, YAKNI :
1. HUKUM MATERIIL ( SUBSTANTIVE LAW )
2. HUKUM FORMIL ( ADJECTIVE LAW )
• HUKUM MATERIIL ( SUBSTENTIVE LAW )

TERDIRI DARI PERATURAN-PERATURAN

YANG MEMBERI HAK DAN MEMBEBANI
KEWAJIBAN.

DIDALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ORANG

SELAU BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM
MATERIIL, MSL : BERBELANJA , JUAL-BELI,
NAIK KENDARAAN DLL
• APABILA ADA PELANGGARAN HUKUM MATERIIL, MAKA
HARUS DITEGAKKAN. UNTUK MENEGAKKAN HUKUM
MATERIIL PERLU PERATURAN HUKUM YANG BERFUNGSI
MELAKSANAKAN PENEGAKAN HUKUM MATERIIL, YAKNI
HUKUM FORMIL.
• HUKUM FORMIL ( ADJECTIVE LAW )

HUKUM MENENTUKAN BAGAI MANA CARANYA

MELAKSANAKAN HUKUM MATERIIL, BAGAI MANA
CARA MEWUJUDKAN HAK DAN KEWAJIBAN DALAM
HAL ADA PELANGGARAN HUKUM MATERIIL,

MISAL : BAGAIMANA MEMBELI TIDAK MEMBAYAR,

BAGAIMANA ORANG MENGAMBIL BARANG MILIK
ORANG LAIN DENGAN MELAWAN HAK, DSB.
HUKUM MATERIIL METRUPAKAN HUKUM FORMIL.
•HUKUM MATERIILBERBEDA
DENGAN “ OBJECTIEF RECHT”

OBJECTIEF RECHT ADL KESELURUHAN

PERATURAN YANG MENETAPKAN AKIBAT
HUKUM MANAKAH YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN PERISTIWA TERTENTU.
KARENA ITU “OBJECTIEF RECHT” TERDIRI
DARI “ HUKUM MATERIIL DAN HUKUM
FORMIL”
• MENGGUNAKAN SAAT BERLAKUNYA HUKUM
SEBAGAI KRITERIUM HUKUM, DIDAGI MENJADI DUA
:

IUS CONSTITUTUM ~ HUKUM YANG TELAH

DITETAPKAN ATAU HUKUM YANG BERLAKU
SEKARANG ( HUKUM POSITIF )

IUS CONSTITUENDUM ~ ADALAH HUKUM YANG

MASIH HARUS DITETAPKAN, HUKUM YANG AKAN
DATANG ATAU HUKUM YANG DICITA-CITAKAN
• DILIHAT DARI SEGI BENTUKNYA,
HUKUM DIBAGI MENJADI DUA : HUKUM
TIDAK TERTULIS ( HUKUM KEBIAAAN ,
HUKUM ADAT ) DAN HUKUM TERTULIS
( HUKUM YANG DIBENTUK DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN )

• DILIHAT DARI WILAYAH BERLAKUNYA

TERDIRI DARI HUKIM NASIONAL DAN
HUKUM INTERNASIONAL.
• DILIHAT DARI SEGI ISINYA DIBAGI MENJADI “
LEX SPECIALIS “ DAN “ LEX GENERALIS “

• MENURUT PEMBAGIAN KLASIK,

HUKUM DIBAGI MENJADI DUA, YAKNI HUKUM
PUBLIK ( HUKUM TATA NEGARA, HUKUM
ADMINISTRASI, HUKUM PIDANA) DAN HUKUM
PRIVAT. PEMBAGIAN INI TIDAK SELALU ADA
DALAM SETIAP SISTEM HUKUM.
 XI. PENEGAKAN HUKUM

• FUNGSI HUKUM UNTUK MELINDUNGI KEPENTINGAN

MANUSIA, AGAR KEPENTINGAN TERLINDUNGI
MAKA HUKUM HARUS DILAKSANAKAN
• PELAKSANAAN HUKUM DAPAT BERLANGSUNG
SECARA NORMAL, DAMAI MAUPUN ADANYA
PELANGGARAN, DALAM HAL ADANYA
PELANGGARAN MAKA HUKUM YANG TELAH
DILANGGAR HARUS DITEGAKKAN MELALUI
PENEGAKAN HUKUM.
MUNCUL ADIGIUM :
“ FIAT JUSTITIA ET PEREAT MUNDUS “.
• UNSUR-UNSUR YANG HARUS SELALU DIPERHATIAKAN
DALAM PENEGAKAN HUKUM YAITU:
1. KEPASTIAN HUKUM ( RECHTSICHERHEID )
2. KEMANFAATAN ( ZWECKMASSIGKEIT ), DAN
3. KEADILAN ( GERECHTIGKEIT )

KEPASTIAN HKUM.
MERUPAKAN PERLINDUNGAN YUSTISIABLE TERHADAP
TINDAKAN SEWENANG-WENANG, ARTINYA SEORANG
DAPAT MEMPAROLEH SESUATU YANG DI HARAPKAN
DALAM KEADAAN TERTENTU
MASYARAKAT MENGHARAPKAN KEPASTIAN HUKUM
KARENA DENGAN KEPASTIAN HUKUM AKAN LEBIH
TERTIB, DAN HUKUM BERTUGAS MENCIPTAKAN
KEPASTIAN HUKUM KARENA BERTUJUAN KETERTIBAN
MASYARAKAT.
TANPA KEPASTIAN HUKUM ORANGN TIDAK TAHU
APA YANG HARUS DI PERBUATNYA DAN AKHIRNYA
TIMBUL KERESAHAN, MAKA APAPUN YANG
TERJADI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
HARUS DITAATI SECARA KETAT
“ LEX DURA SEKTAMEN SCRIPTA ( UNDANG-
UNDANG ITU KEJAM, TAPI MEMANG DEMIKIANLAH
BUNYINYA )”.

• KEMANFAATAN, ARTINYA HUKUM UNTUK MANUSIA,

MK PENEGAKAN HUKUM HARUS MEMBERI
MANFAAT ATAU KEGUNAAN BAGI MANUSIA.

• KEADILAN, BAHWA MASYARAKAT SANGAT

BERKEPENTINGAN DENGAN KEADILAN, MAKA
DALAM PENEGAKAN HUKUM HARUS ADIL TIDAK
BERAT SEBELAH ATAU DISKRIMINASI.
 XII. PENEMUAN HUKUM
• UNDANG-UNDANG ITU TIDAK SEMPURNA, TIDAK LENGKAP
DAN MUNGKIN TIDAK JELAS, MAKA KETIKA UNDANG-UNDANG
DILAKSANAKAN HARUS DICARI DAN DITEMUKAN HUKUMNYA (
RECHTSVINDING ). DALA PENEGAKAN HUKUM MERUPAKAN
KEGIATAN PENEMUAN HUKUM DAN PENERAPAN HUKUM.

• PENEMUAN HUKUM ADALAH PROSES PEMBENTUKAN HUKUM

YANG MERUPAKAN PROSES KONKRITISASI PERATURAN YANG
BERSIFAT UMUM DENGAN PERISTIWA KONKRIT

• DALAM PERTEMUAN HUKUM YANG JUGA DISEBUT

PEMBENTUKAN HUKUM MELALUI INTERPRETASI ATAU
PENAFSIRAN UNGDANG-UNDANG.
• PENEMUAN HUKUM OLEH HAKIM DISEBUT HUKUM,
TETAPI PENEMUAN HUKUM OLEH ILMUWAN
DISEBUT ILMU ATAU DOKTRIN.
DOKTRIN BUKANLAH HUKUM MELAINKAN SUMBER
HUKUM.
• ADA DUA ALIRAN DALAM PENEMUAN HUKUM:
1. ALIRAN PROGRESIF.
2. ALIURAN KONSERFATIF

ALIRAN PROGRESIF BERPENDAPAT, BAHWA HUKUM

DAN PERADILAN MEUPAKAN ALAT UNTUK
PERUBAHAN-PERUBAHAN NASIONAL.
ALIRAN KONSERFATIF BERPENDAPAT, BAHWA HKUM
DAN PERADILAN ITU HANYALAH UNTUK MENCEGAH
KEMEROSOTAN MORAL DAN NILAI-NILAI LAIN
• DALAM PENEMUAN HUKUM HAKIM HANYA MENGKONSTATIR,
BAHWA UNDANG-UNDANG DAPAT DITERAPKAN PADA
PERISTIWANYA, KEMUDIAN MENERAPKAN MENURUT BUNYI
UNDANG-UNDANG. DISINI PENEMUAN HKUM TIDAK LAIN
MERUPAKAN PENERAPAN UNDANG-UNDANG. HAKIM TIDAK
MANDIRI KARENA HARUS TUNDUK PADA UNDANG-UNDANG
HAKIM HANYA CORONG UNDANG-UNDANG YANG TIDAK
DAPAT MENGUBAH ATAU MENAMBAH UNDANG-UNDANG,
KARENA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG SATU-SATUNYA
SUMBER HUKUM POSITIF. ( KONSEP NEGARA IDEAL :
MONTESQUIEU ). DEMI KEPASTIAN HUKUM, KESATUAN
HUKUM DAN KEBEBASAN WARGA NEGARANYA YANG
TERANCAM TINDAKAN SEWENANG-WENANG DARI HAKIM,
MAKA HAKIM HARUS TUNDUK PADA PEMBENTUK UNDANG-
UNDANG.
• DALAM PENEMUAN HUKUM HAKIM HANYA MENGKONSTATIR,
BAHWA UNDANG-UNDANG DAPAT DITERAPKAN PADA
PERISTIWANYA, KEMUDIAN MENERAPKAN MENURUT BUNYI
UNDANG-UNDANG. DISINI PENEMUAN HKUM TIDAK LAIN
MERUPAKAN PENERAPAN UNDANG-UNDANG. HAKIM TIDAK
MANDIRI KARENA HARUS TUNDUK PADA UNDANG-UNDANG
(WIAEDA)
• HAKIM HANYA CORONG UNDANG-UNDANG YANG TIDAK
DAPAT MENGUBAH ATAU MENAMBAH UNDANG-UNDANG,
KARENA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG SATU-SATUNYA
SUMBER HUKUM POSITIF. ( KONSEP NEGARA IDEAL :
MONTESQUIEU ).
DEMI KEPASTIAN HUKUM, KESATUAN HUKUM DAN
KEBEBASAN WARGA NEGARANYA YANG TERANCAM
TINDAKAN SEWENANG-WENANG DARI HAKIM, MAKA HAKIM
HARUS TUNDUK PADA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG
METODE PENEMUAN HUKUM
• PENEMUAN HUKUM ADALAH KEGIATAN UTAMA
DARI HAKIM DALAM MELAKSANAKAN UNDANG-
UNDANG APABILA TERJADI MASALAH KONKRIT.
• UNTUK DAPAT MELAKSANAKAN UNDANG-UNDANG
HARUS DIKETAHUI ORANG MAKA AGAR DAPAT
MEMENUHI ASAS “ SETIAP ORANG DAN DIANGGAP
TAHU UNDANG-UNDANG” KARENA ITU KEJELASAN
UNDANG-UNDANG SANGAT PENTING DAN DICATAT
DALAM LEMBARAN NEGARA, NAMUN UNDANG-
UNDANG TIDAKLAH LENGKAP. SETIAP PERATURAN
HUKUM BERSIFAT ABSTRAK DAN PASIF. MAKA
HARUS DI TAFSIRKAN.
• ITERPRETASI ATAU PENAFSIRAN MERUPAKAN
SALAH SATU METODE PENEMUAN HUKUM YANG
MEMBERI PENJELASAN SECARAN GAMBLANAG
MENGENAI TEKS UNDANG-UNDANG AGAR RUANG
LINGKUP KAIDAH DAPAT DITETAPKAN
SEHUBUNGAN DENGAN PERISTIWA TERTENTU

• INTERPRETASI ADALAH SARANA ATAU ALAT UNTUK

MENGETAHUI MAKNA UNDANG –UNDANG, YANG
DILAKUKAN BUKAN HANYA HAKIM SAJA, TETAPI
JUGA OLEH ILMUWAN HUKUM ATAU PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN DENGAN PERKARA DI
PENGADILAN ( YUSTISIABLE )
BEBERAPA METODE INTERPRETASI
1. INTERPRETASI GRAMATIKAL ( MENURUT BAHASA
)
HUKIM TERIKAT PADA BAHASA. PENAFSIRAN
MENURUT BAHASA INI YANG DISEBUT METODE
INTERPRESTASI GRAMATIKAL, YAKNI UNTUK
MENGETAHUI MAKNA UNDANG-UNDANG
DENGAN MENGURAIKANNYA MENURUT
BAHASA, SUSUNAN KATA ATAU BUNYINYA .
ITERPRESTASI INI MENURUT BAHASA HARUS
LOGIS. METODE INI JUGA DISEBUT METODE
OBYEKTIF.
2. ITERPRETASI TELEOLOGIS ATAU SOSIOLOGIS.
YAITU MAKNA UNDANG-UNDANG DITETAPKAN
BERDASARKAN TUJUAN KEMASARAKATAN. DISISI UNDANG-
UNDANG DISESUAIKAN DENGAN HUBUNGAN DAN SITUASI
SOSIAL YANG BARU. PERATURAN HUKUM YANG LAMA
DISESUAIKAN DENGAN KEADAAN YANG BARU. CONTOH “
ALIRAN LISTRIK DISAMAKAN DENGAN BARANG “

3. INTERPRETASI SISTEMATIS
SUATU UNDANG-UNDANG SELALU BERKAITAN DAN
BERHUBUNGAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LAIN DAN TIDAK ADA UNDANG-UNDANG
YANG LEPAS SAMA SEKALI DENGAN UNDANG-UNDANG YANG
LAIN.
SETIAP UNDANG-UNDANG MERUPAKAN BAGIAN DARI
KESELURUHAN SISITEM PERUNDANG-UNDANGAN.
PENAFSIRAN THD PERUNDANG-UNDANGAN ADALAH
MENGHUBUNGKAN DAN MENINGKATKAN DENGAN UNDANG-
UNDANG YANG LAIN
• PENAFSIRAN SISTEMATIS ATAU LOGIS BERARTI
MENAFSIRKAN UNDANG-UNDANG SEBAGAI
BAGIAN DARI KESELURUHAN SISITEM PERUDANG-
UNDANGAN DENGAN JALAN MENGHBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG YANG LAIN.
MENAFSIRKAN UNDANG-IUNDANG TIDAK BOLEH
MENYIMPANG ATAU KELUAR DARI SISTEM
PERUNDANG-UDANGAN
CONTOH : MENAFSIRKAN PENGAKUAN ANAK YANG
DILAHIRKAN DILUAR PERKAWINAN OLEH ORANG
TUANYA TIDAK CUKUP DALAM B.W. SAJA TETAPI
HARUS DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 278 KUHP
4. INTERPRETASI HORISTIS
YAITU MERUPA\KAN PENJELASAN MENURUT
TERJADINYA UNDANG-UNDANG.
ADA DUA JENIS PENAFSIRAN HISTORIS, YAKNI
MENURUT :
A. SEJARAH UNDANG-UNDANG
B. SEJARAH HUKUM
PENAFSIAN MENURUT SEJARAH UNDANG-
UNDANG, JUGA DISEBUT SEBAGAI PENAFSIRAN
SUBYEKTIF, ARTINYA MENCARI MAKSUD
KETENTUAN UNDANG-UNDANG SEPERTI YANG
DILIHAT OLEH PEMBENTUK UNDANG-UNDANG
WAKTU PEMBENTUKANNYA. IDE DASARNYA
UNDANG-UNDANG ADALAH KEHENDAK
PEMBENTUK UNDANG-UNDANG YAMG TERCANTUM
DALAM TEKS UNDANG-UNDANG
• PENAFSIRAN MENURUT SEJARAH HUKUM, YAKNI MEMAHAMI
UNDANG-UNDANG DALAM KONTEKS SELURUH SEJARAH
HUKUM
MISALNYA : HENDAK MENJELASKAN KETENTUAN DALAM B.W.
DENGAN TIDAK TERBATAS MEMAHAMI TERBENTUKNYA B.W.
TETAPI SAMPAI PADA HUKUM ROMAWI

5. INTERPRETASI KOMPARATIF
YAKNI PENAFSIRAN DENGAN JALAN MEMPERBANDINGKAN
PENJELASAN BERDASRKAN PERBANDINGAN HUKUM.
INTERPRETASI INI BIASANYA DIGUNAKAN DALAM
MEMBANDINGKAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM
NASIONAL
6. INTERPRETASI FUTURISTIS.
METODE PENEMUAN HUKUM YANG BERSIFAT ANTISIPATIF,
YAKNI PENJELASAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG DENGAN
BERPEDOMAN PADA UNDANG-NDANG YANG BELUM
MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
7. INTERPRETASI RESTRIKTIF DAN EKTENSIF
RESTRIKTIF ADL PENJELASAN ATAU PENAFSIRAN YG BERSIFAT
MEMBATASI UTK MENJELASKAN SUATU KETENTUAN UNDANG-
UNDANG RUANG LINGKUP KETENTUAN
MISAL : “TETANGGA” TETRMASUK ORANG YG
MENYEWA RUMAH &/ PEKARANGAN
SEBELAHNYA
EKSTENSIF : YI MELAMPAUI BATAS-BATAS YG DITETAPKAN OLEH
INTERPRESTASI GRAMATIKAL
METODE INTERPRETASI DIMAKSUD SERING DIGUNAKAN BERSAMA-
SAMA ATAU CAMPURADUK
DALAM TIAP INTERPRETASI/ PENJELASAN UNDANG-UNDANG
TERDAPAT UNSUR-UNSUR GRAMATIKAL, HISTORIS, SISTEMATIS,
MAUPUN TEOLOGIS ATAU SOSIOLOGIS
SEKIAN & TERIMAKASIH