BIMBINGAN KELOMPOK
SMA MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
O Evaluasi
1. Evaluasi Pemimpin kelompok melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses
keaktifan anggota kelompok selama mengikuti proses layanan bimbingn
Proses
kelompok
1. Dinamika kelompok
2. Partisipasi aktif anggota kelompok selama mengikuti kegiatan layanan
bimbingan kelompok
3. Antusiasisme anggota kelompok selama mengikuti konseling kelompok
1. Evaluasi Evaluasi ini dilakukan oleh Pimpinan Kelompok untuk mengetahui hasil yang
diperoleh Anggota Kelompok setelah mengikuti kegiatan Konseling Kelompok
Hasil
yang meliputi
1. Bagaimana rasanya setelah mengikuti konseling kelompok?
2. Apa manfaat yang dapat kalian ambil setelah mengikuti konseling
kelompok?
3. Apa kesan pesan untuk sesi konseling kelompok ini?
Jakarta, ...........................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru BK,
(.............................) (...........................)
Lampiran 1
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru,
konselor, teman sebaya, orang tua, tetangga, dan lain-lain.
b) Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor
nonsosial Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat
(sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas belajar (sarana dan prasarana).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar yaitu :
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk
“menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
2) Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya
pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga
perkembangan berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit
(nyata) tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl
(berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Siswa yang mempunyai
belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering
memperoleh sukses dan karena kesuksesan akan memperkuat motivasinya.
3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat mempengaruhi motivasi belajar. Seorang
siswa yang sedang sakit, lapar, mengantuk atau kondisi emosional siswa seperti marah-marah akan
mengganggu konsentrasi atau perhatian belajar siswa.
4) Kondisi Lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal atau keluarga, lingkungan
pergaulan atau teman sebaya, dan kehidupan masyarakat. Dengan lingkungan yang
aman, tentram tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. Menurut Dwi
Prasetya, dkk (2013: dalam Fitria Rahmayanti), lingkungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana tedapat hubungan yang erat dan saling
mengenal antara anggota satu dengan anggota yang lain contohnya lingkungan ini yaitu lingkungan
keluarga, teman sebaya dan guru. Lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial yang hubungan
antar anggota satu dengan anggota yang lainnya agak longgar dan seringnya tidak saling mengenal
dengan baik, contohnya lingkungan ini yaitu masyarakat tempat
tinggal maupun sekitarnya.
5) Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang
tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Unsur dinamis pada siswa terkait kondisi
siwa yang memiliki perhatian, kemauan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman
hidup yang diberikan oleh lingkungan siswa.
6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa
mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, dan mengatur tata
tertib di kelas atau sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas ada banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa
1. faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil
belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
Faktor fisiologis dan biologis adalah Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya faktor
fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi. Keadaan fungsi jasmaniah atau fisiologis. Dimana
kadaan fungsi ini merupakan Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak
akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak yang memiliki
kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Misalnya anak tersebut sulit untuk
bergaul karena merasa minder akan kekuranganya.
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses
belajar anak adalah:
1). kecerdasan siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar
anak, karena menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu,
semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman
tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat
memahami tingkat kecerdasannya.
2). Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
3). Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya
sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional
dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas seorang guru
akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang
studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
2. Faktor eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal
yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial.
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Lingkungan social ini meliputi
linkungan sosial sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.
Lingkungan sosial sekolah adalah Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih
siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan
berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi
manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam
keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan
sekitar.
lingkungan sosial masyarakat adalah Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga
mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan
banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan
kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka
akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain.
Teman sebaya adalah Teman yang dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya
dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan
remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar.
Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain.
Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling
mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.
3. Istirahat
Istirahat termasuk salah satu faktor penting dalam proses belajar. Belajar terus menerus tanpa
memberikan waktu istirahat akan membuat orak dan tubuh menjadi lelah. Ketika tubuh lelah, proses
belajar tidak akan maksimal. Materi yang dipelajari tidak akan bisa terserap optimal dalam ingatan.
Selain itu, istirahat juga dibutuhkan akan kondisi tubuh tetap fit dan sehat.
Untuk belajar dengan hasil optimal diperlukan niat dan kemauan kuat untuk berusaha. Kegigihan dan
kepercayaan diri diperlukan agar kita tidak mudah menyerah saat berproses. Hal yang perlu diingat,
komitmen diperlukan untuk mencapai sesuatu yang diimpikan. Jangan pernah lupa untuk terus berdoa
pada Tuhan dan meminta restu orang tua. Semangat dan terus berlatih agar kesuksesan menantimu di
masa depan. Semoga motivasi belajar ini bermanfaat
Lampiran 2
LEMBAR EVALUASI PROSES BIMBINGAN KELOMPOK
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
1 Peserta didik aktif menjawab salam
2 Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok
3 Peserta didik aktif memulai doa sebelum melaksanakan
bimbingan kelompok
4 Peserta didik melakukan perkenalan di dalam anggota
kelompok
5 Peserta didik mengemukakan pengertian dan tujuan
bimbingan kelompok
6 Peserta didik antusias mengemukakan masalah secara
sukarela (bergantian)
7 Peserta didik mengemukakan cara pelaksanaan bimbingan
kelompok
8 Peserta didik menyepakati permasalahan yang akan
dibahas terlebih dahulu
9 Peserta didik aktif menanggapi dalam kegiatan bimbingan
kelompok
10 Peserta didik mampu menyimpulkan proses pelaksanaan
bimbingan kelompok
11 Peserta didik mengungkapkan tentang pemahaman
permasalahan yang telah di bahas dalam bimbingan
kelompok
12 Peserta didik mengungkapkan rencana tindakan yang
akan dilakukan setelah mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok
13 Peserta didik antusias mengungkapkan pesan dan kesan
selama melakukan bimbingan kelompok
14 Peserta didik mengungkapkan ucapan terimakasih
Keterangan:
1 : Sangat baik
2 : Baik
3 : Cukup baik
4 : Tidak baik
Lampiran 3
LEMBAR EVALUASI HASIL BIMBINGAN KELOMPOK
2. Apa manfaat yang dapat kalian ambil setelah mengikuti bimbingan kelompok ?
3. Apa kesan dan pesan untuk sesi bimbingan kelompok kali ini?