Anda di halaman 1dari 9

Nama : Anggi Zitna Safaah

Kelas : 3B

NIM : K3120009

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK LURING
A Komponen Layanan Layanan dasar
B Topik Layanan Penyesuaian diri
C Bidang Layanan Akademik
D Fungsi Layanan Pemahaman, pencegahan dan pengembangan
F Sasaran Layanan Siswa SMA Kelas 12
F Materi 1. Makna penyesuaian diri
2. Sikap dalam menyesuaikan diri
3. Cara menyesuaikan diri
(Lampiran 1)
G Metode dan Teknik Ceramah, Diskusi, dan Curah pendapat
I Media/ Alat Video, Proyektor, Laptop, dan Alat Tulis
J Waktu 40 Menit
K Tanggal Pelaksanaan Menyesuaikan
L Sumber Bacaan  Andriyani, J. (2016). Korelasi peran keluarga terhadap
penyesuaian diri remaja. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, 22(2).
 Adiningtiyas, S. W. (2015). Hubungan Kecerdasan Emosi
dengan Penyesuaian Diri Siswa di Sekolah. KOPASTA:
Journal of the Counseling Guidance Study Program, 2(2).
M Tujuan 1. Memahami penyesuaian diri dalam kehidupan.
2. Meyakini dirinya agar dapat menyesuaikan diri secara
maksimal.
3. Menunjukkan bagaimana cara menyesuaikan diri dengan baik.
N Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
1. Pemimpin kelompok menyapa ramah anggota kelompok
dengan kalimat yang membuat mereka bersemangat (Pemimpin
kelompok meminta anggota kelompok menjawab “Semangat
Pagi” dengan kalimat “Pagi, Pagi, Pagi, Luar biasa!).
2. Pemimpin kelompok menunjukkan penerimaan dan
menyampaikan terimakasih atas kehadiran anggota kelompok,
dilanjutkan memulai kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu.
3. Pemimpin kelompok melakukan presensi terlebih dahulu pada
anggota kelompok yang hadir.
4. Pemimpin kelompok menyampaikan tentang tujuan yang akan
dicapai dari proses layanan.
5. Pemimpin kelompok menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
tugas dan tanggung jawab anggota kelompok.
6. Pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang topik
yang akan dibicarakan.
2. Tahap Peralihan ( Transisi)
1. Pada tahap ini dilakukan dengan proses Ice Breaking/ games
sederhana, yaitu sambung kalimat, anggota kelompok yang
kalah akan diberi hukuman.
2. Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok
untuk dapat melaksanakan layanan.
3. Pemimpin kelompok mengkoordinasi seluruh anggota
kelompok untuk tetap kondusif dan berperan aktif dalam
layanan bimbingan.
3. Tahap Inti / Kerja
1. Anggota kelompok melakukan berbagai kegiatan sesuai
langkah-langkah dan tugas serta tangggung jawab yang telah
dijelaskan.
2. Anggota kelompok mengamati tayangan PowerPoint dan
menyimak penjelasan tentang materi yang diberikan oleh
pemimpin kelompok, serta mencatat poin-poin penting.
3. Pemimpin kelompok menanyakan pemahaman anggota
kelompok dan menjawab segala pertanyaan bila terdapat materi
yang belum dipahami.
4. Pemimpin kelompok menayangkan sebuah video. (Lampiran 2)
5. Anggota kelompok melakukan diskusi terkait video yang
ditampilkan, serta antar anggota kelompok memberikan umpan
balik.
6. Pemimpin kelompok mengevaluasi hasil diskusi anggota
kelompok.
4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)
1. Pemimpin kelompok memberikan penguatan atau
menyimpulkan seluruh materi yang sudah dibahas.
2. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok merefleksi
kegiatan dengan menyampaikan pesan dan kesan.
3. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok mengisi
evaluasi hasil.
4. Pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan mengajak
anggota kelompok mengucap hamdallah, dan mengucapkan
salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-
masing anggota kelompok menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan.
2. Mengamati sikap serta antusias anggota kelompok dalam
mengikuti kegiatan serta cara anggota kelompok menanggapi
materi yang dibicarakan.
(Lampiran 3)
2. Evaluasi Hasil 1. Penilaian hasil dengan pertanyaan mengenai perasaan suasana
menyenangkan, pentingnya topik dan cara penyampaian yang
menarik.
2. Pengisian instrument penilaian, masing-masing anggota
kelompok mengisi jawaban di kertas yang sudah disiapkan.
(Lampiran 4)

Sukoharjo, 24 November 2021

Mengetahui
Dosen Pengampu, Guru BK,

Dr. Naharus Surur, M. Pd. Anggi Zitna Safaah


Lampiran 1 : MATERI
Penyesuaian Diri dalam Kehidupan
Tujuan :
1. Pengetahuan : Memahami Penyesuaian diri dalam kehidupan.
2. Sikap/ Akomodasi: Meyakini dirinya dapat menyesuaikan diri secara maksimal.
3. Ketrampilan: Menunjukan bagaimana cara menyesuaikan diri.
Materi :
A. Makna Penyesuaian Diri dalam Kehidupan
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu menjadi bagian dari lingkungan tertentu
dimanapun individu berada, ia akan berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari lingkungan
yang harus dipenuhinya. Di samping itu individu juga memiliki kebutuhan, harapan, dan tuntutan di
dalam dirinya, yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan. Bila individu mampu
menyelaraskan kedua hal tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri.
Jadi, penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang di lakukan oleh individu untuk
bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang di hadapi.
 Proses perkembangan penyesuaian diri remaja ditandai dengan muncul dinamika perkembangan
dalam keluarga yang sangat tinggi, membawa implikasi imperatif akan pentingnya intervensi
pendidikan yang dilakukan secara sistematis dengan sungguh-sungguh, dan terkoordinir guna
membantu proses perkembangan remaja agar berkembang kearah yang lebih baik.
 Peran pendidikan yang dapat dilakukan orangtua antara lain, dalam kehidupan keluarga mesti
terciptanya suatu interaksi yang bersifat edukatif, orangtua dapat memberi stimulus agar
terhindar dari identitas yang negatif pada diri remaja yang sesungguhnya, dan orang tua dapat
dijadikan sebagai model bagi remaja dalam segala tingkah laku yang menyilang sehingga dapat
mengganggu proses perkembangan penyesuaian diri.
 Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan
seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada
umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk,
mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orag-orang seusianya.
 Adanya perubahan baik di dalam (introvert) maupun dari luar (extrovert) dirinya itu membuat
kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.
 Schaneiders juga mengatakan bahwa individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah
individu yang mempunyai keterbatasan pada dirinya, belajar untuk bereaksi terhadap dirinya dan
lingkungan dengan cara yang matang, bermanfat, efesien, dan memuaskan, serta dapat
menyelesaikan konflik, frustasi, maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengalami
gangguan tingkah laku.
 Pendidikan merupakan salah satu cara individu menyesuaikan diri selama periode penyesuaian
diri itu, ada masa dimana individu tidak begitu saja dilepaskan dari pengaruh luar, sehingga
dibentuklah usaha dalam cara mengatur pengaruh luar itu dengan sebaikbaiknya, disesuaikan
dengan sifat-sifat kodrat anak didik yang dikenal dengan nama sekolah. Sedangkan selama
hidup manusia dihadapkan dengan proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru, perubahan
suasana dan kebutuhan baru.
 Pengalaman-pengalaman pahit dan manis menjadi suatu pelajaran bagi usaha penyesuaian diri
agar anak didik pada usia selanjutnya mampu mengadakan penyesuaian diri secara layak dan
sehat. Pendidik berkewajiban melatih anak didik menyadari kemampuannya, mengadakan
penyesuaian diri terhadap pengaruh dan tuntutan luar melalui cara yang benar agar dapat hidup
dengan harmonis.
 Penyesuaian meliputi penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diri sendiri, perubahan diri
anggota keluarga lainnya dan perubahan-perubahan di luar keluarga.
 Kartono menyatakan penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmonisasi pada
diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi
negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis.
 Menurut Fatimah penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.
 Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/
mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan
keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk
melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
 Menurut Schneiders (Ali dan Asrori, 2011:173)
“Penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang diantaranya penyesuaian diri sebagai adaptasi,
penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan”.
 Berdasarkan beberapa pendapat ahli dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penyesuaian diri
dalam kehidupan sekolah, rumah, dan waktu luang adalah suatu proses yang melibatkan respon
mental dan tingkah laku dimana individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan dalam
dirinya, mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik yang bertujuan menyeimbangkan antara diri
dengan lingkungan sehingga diperoleh hubungan yang menyenangkan dengan lingkungan.
 Ada beberapa faktor yang dianggap menciptakan penyesuaian diri yang sehat ;
a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Keluarga yang harmonis di dalamnya terdapat cinta, kasih sayang dan respek, toleransi, rasa aman
dan kehangatan, seorang anak akan dapat melakuan penyesuaian diri secara sehat dan baik. Remaja
dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak.
b. Lingkungan Teman Sebaya
Teman sebaya merupakan lingkungan perkembangan yang sangat dekat dengan remaja. Suatu hal
yang sulit bagi remaja adalah menjauh dari teman dan dijauhi teman. Remaja mencurahkan kepada
teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya. Para remaja menggunakan teman sebayanya
untuk proses pengembangan jati dirinya.
c. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya sebatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja.
Tetapi juga mencakupi tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan komplek. Demikian pula guru,
tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih bagi
murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut.
B. Sikap dalam Penyesuaian Diri Secara Maksimal
Menurut Fahmy (1982:20) “Penyesuaian diri mempunyai dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial”. Kedua aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai
hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa
dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan
kondisi dirinya tersebut.
Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau
tanggung jawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya
ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas,
rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan,
ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu
dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik
yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus
melakukan penyesuaian diri.
b) Penyesuaian sosial
Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan
tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi demi
mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.
Hurlock (1991 : 287) mengemukakan aspek-aspek dalam penyesuaian sosial, antara lain:
a. Penampilan Nyata melalui Sikap dan Tingkah Laku yang Nyata (overt performance)
Perilaku sosial individu sesuai dengan standar kelompok atau memenuhi harapan kelompok maka
individu akan diterima sebagai anggota kelompok. Bentuk dari penampilan nyata adalah
 Aktualisasi diri yaitu proses menjadi diri sendiri, mengembangkan sifat-sifat dan potensi diri
 Keterampilan menjalin hubungan antar manusia yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berorganisasi
 Kesediaan untuk terbuka pada orang lain, yang mana sikap terbuka adalah sikapuntuk bersedia
memberikan dan sikap untuk bersedia menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain.
b. Penyesuaian Diri terhadap Berbagai Kelompok
Individu dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman
sebaya maupun kelompok orang dewasa. Bentuk dari penyesuaian diri :
(1) Kerja sama dengan kelompok yaitu proses beregu (berkelompok) yang mana anggota-anggotanya
mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat,
(2) Tanggung jawab yaitu sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang dinamakan
hak,
(3) Setia kawan yaitu saling berbagi, saling memotivasi dalam kebaikan.
c. Sikap Sosial
Individu dapat menunjukan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi
sosial, serta terhadap perannya dalam kelompok maka individu akan menyesuaikan diri dengan baik
secara sosial. Bentuk dari sikap sosial adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat,
berempati, dapat menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
d. Kepuasan Pribadi
Individu harus dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, anak harus merasa puas terhadap
kontak sosialnya dan terhadap peran yang yang dimainkannya dalam situasi sosial. Bentuk dari
kepuasan pribadi adalah kepercayaan diri, disiplin diri dan kehidupan yang bermakna dan terarah.
C. Cara/ Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri menurut Secneidersdapat ditujukan sebagai berikut :
a. Motivasi dan Proses Penyesuain Diri
Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian dari. Respons
penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai upaya individu untuk
mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondis-kondisi keseimbangan yang lebih wajar.
Kualitas respons, apakah itu sehat, efisien, merusak, atau patologis ditentukan oleh kulias motivasi
selain juga hubungan individu dengan lingkungan. Motivasi yang sangat utama berasal dari lingkungan
keluarga.
b. Sikap terhadap Realitas dan Penyesuaian Diri
Berbagai aspek penyesuaian diri di tentukan oleh sikap dan cara individu bereaksi terhadap
manusia disekitarnya, benda-benda dan hubungan-hubungan yang
berbentuk realitas.
c. Pola Dasar Proses Penyesuaian Diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri. misalnya seorang
anak membutuhkan rasa kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk. Dalam situasi itu, anak akan
frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna untuk mengurangi ketegangan antara
kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami. Boleh jadi, suatu saat upaya yang dilakukan
itu mengalami hambatan. Akhirnya dia akan beralih pada kegiatan lain untuk mendapat kasih sayang
yang dibutuhkannya, misalnya dengan mengisap-isap ibu jarinya sendiri. Demikian juga pada remaja,
akan mengalami ketegangan dan frustasi apabila terhambatnya keinginan memperoleh rasa kasih
sayang, meraih prestasi, dan sejenisnya. Untuk itu, remaja akanberusaha mencari kegiatan yang dapat
mengurangi ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat terpenuhi kebutuhannya.
Lampiran 2 : VIDEO TAYANG

Video tips mengenai cara menyesuaikan diri dalam kehidupan.

Link:
https://youtu.be/sXGsX_PUXHY
Lampiran 3 : EVALUASI PROSES

Lembar Refleksi Kegiatan Proses Bimbingan dan Konseling


Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan
apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan. Dengan keterangan
sebagai berikut :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik.
Tulis tanggapan yang ingin disampaikan kepada pemberi layanan pada kolom catatan.

SKOR
No. PERNYATAAN
1 2 3 4
1. Materi yang disampaikan pada
bimbingan kelompok dibutuhkan anggota
kelompok
2. Anggota kelompok terlibat aktif dalam
kegiatan layanan
3. Anggota kelompok tertarik dengan media
yang digunakan
4. Anggota kelompok senang mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok yang
dilakukan
5. Kegiatan bimbingan kelompok
memberikan manfaat bagi anggota
kelompok
6. Alokasi waktu pelaksanaan bimbingan
kelompok mencukupi
CATATAN :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………….
Lampiran 4 : EVALUASI HASIL

INSTRUMEN EVALUASI HASIL

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Nama Peserta Didik : ………………………...

No. Absen : ………..........................

Kelas : ………..........................

Topik : ……………………......

Petunjuk Pengisian :

1. Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang Anda peroleh setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok.

2. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan jawaban dengan cara memberi tanda
cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai, dengan kriteria sebagai berikut :

 SS : Sangat Sesuai (5)


 KS : Kurang Sesuai (4)
 S : Sesuai (3)
 CS : Cukup Sesuai (2)
 STS : Sangat Tidak Sesuai (1)

3. Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara
sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai
pelajaran anda di sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan
berikutnya.

Aspek/ Pernyataan Skor


SS KS S CS STS
Pemahaman Baru
1. Saya mendapatkan pemahaman baru
dalam penyesuaian diri setelah mengikuti
layanan konseling kelompok
2. Saya dapat menjelaskan mengenai
penyesuaian diri dalam hidup
3. Saya dapat memberikan argumentasi untuk
penyesuaian diri
4. Saya dapat menyimpulkan nilai penting
dari topik yang dibahas
5. Saya dapat menyebutkan manfaat yang
diperoleh setelah mengikuti bimbingan
kelompok
Perasaan Positif
6. Saya merasa senang dapat menyesuaikan
diri dengan baik
7. Saya merasa dihargai saat menyampaikan
pendapat
8. Saya lebih antusias dalam mengikuti
layanan karena pemimpin kelompok
bersikap hangat
9. Saya merasa puas bisa membahas topik
permasalahan dan mendapat solusi dari
topik yang dibahas
10. Setelah mengikuti layanan saya merasa
lega karena mendapatkan pemahaman
tentang penyesuaian diri dalam kehidupan
Rencana Kegiatan Setelah Layanan
11. Saya akan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
12. Saya akan berusaha menyesuaikan diri
dengan baik
14. Saya akan memanfaatkan waktu saya
dengan penyesuaian sebaik-baiknya
15. Saya akan berusaha menyesuaikan diri
secara maksimal
Jumlah

Anda mungkin juga menyukai