Anda di halaman 1dari 29

KARTU ASISTENTSI

Nama Mata Kuliah : P.Pengujian Bahan Dan Metrologi Dasar


Nama Job : Pengukuran Tidak Lansung
Nama Mahasiswa : Agrilia Todingan
NIM : 44322037
Kelompok/Kelas : 3/2B
Program Studi : D-4 Teknik Manufaktur
Tanggal Pengambilan Data : …………………………………………………………..

No. Tanggal Revisi Paraf

Tanggal ACC : …………………………………… Makassar,.......................2023


Pembimbing Job,

(……………………………………..)

1
PRAKTIK PENGUKURAN TAK LANGSUNG

I. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan praktek ini, mahasiswa akan terampil :
1. Mengukur radius dalam dan radius luar dengan mengunakan batang rol dengan
ketelitian sedang.
2. Mengukur sudut dengan menggunakan senter sinus
3. Mengukur sudut “V” dengan dua roll pin
4. Mengukur sudut konis dengan alat bantu pelat parallel dan rol pin
5. Menggunakan blok ukur dengan baik dan benar
6. Menggunakan dial indicator dengan baik dan benar
7. Menggunakan alat ukur dengan baik

II. Teori Dasar


Pengukuran adalah serangkaian operasi yang bertujuan untuk mendapatkan nilai
suatu besaran. Proses pengukuran merupakan perbandingan kwantitatif antara standar yang
telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Pengukuran dapat pula diartikan sebagai
tindakan manusia dalam mengamati suatu besaran atau kuantitas/variable.
Dalam pengukuran ada bermacam-macam besaran yang berhubungan dengan oprasi dan unjuk
kerja atau proses yang sedang dikembangkan.

Gambar 1. Proses Pengukuran

Tujuan dari pengukuran itu sendiri adalah untuk mengetahui nilai yang sebenarnya dari suatu
variable atau kuantitas besaran. Yang menjadi pertanyaan apakah nilai yang sebenarnya
tersebut dapat diperoleh? Tentu tidak tetapi dapat didekati atau dihampiri. Alasanya setiap
pengukuran selalu disertai atau dihinggapi dengan kesalahan atau ketidakpastian. Sehingga
untuk menghampiri nilai sebenarnya harus dilakukan pengukuran berulang-ulang. Jangan

2
bosan.
Dari bermacam-macam masalah pengukuran komponen mesin maka pengukuran
linier merupakan hal yang sering ditemukan. Dari cara pengukuran linier dikenal dua jenis alat
ukur linier alat ukur linier langsung dan alat ukur linier tak langsung. Dengan alat ukur linier
langsung maka hasil pengukuran dapat dibaca langsung pada bagian penunjuk (skala) dari alat
ukur tersebut. Contoh mistar ukur, mistar ingsut/jangka sorong, mikrometer.
Akan tetapi tidaak semua masalah pengukuran linier dapat diatasi dengan menggunakan alat
ukur langsung, karena dalam beberapa hal mungkin diperlukan kecermatan yang lebih tinggi
ataupun karena kondisi obyek ukur tidak memungkinkan penggunaan alat ukur langsung.
Untuk itu diperlukan cara pengukuran tak langsung yang dilaksanakan dengan memakai dua
jenis alat ukur, yaitu : alat ukur standar (blok ukur, batang ukur, kaliber induk) dan alat ukur
pembanding (jam ukur, jam ukur test, pembanding).
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengukuran tak lngsung yaitu :

a. Pengukuran Keradiusan
Pengukuran radius dalam maupun radius luar yang dilakukan, merupakan
salah satu pengukuran tak langsung, dimana untuk mendapatkan ukuran sebenarnya
dengan menggunakan persamaan dasar segitiga siku-siku (rumus phytagoras) dengan
panjang sisinya A, B dan C.

Rumus :
2
C =A +B2 2
C

A
2 2 2
A =C –B
B 2 = C 2 – A2
B

Gambar 2. Segi tiga siku – siku


Dalam praktikum pengukuran keradiusan dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
 Pengukuran Radius Dalam
Radius dalam dapat diukur dengan bantuan 3 batang rol (lihat gambar 3).
Perlengkapan pengukuran radius dalam adalah tiga buah rol  = d, blok ukur (S), mistar
ingsut, pisau perata. Adapun langkah kerja pengukuran sebagai berikut:
• Tempatkan ketiga rol tersebut pada bagian dalam benda kerja radius

3
• Letakkan pisau perata diatas batang rol dan posisikan sampai ketiga batang rol
seimbang dan berada pada posisi tengah radius.
• Ukur jarak tinggi S

S
d

Gambar 3. Mengukur Radius Dalam dengan Tiga Batang Rol

d 2  d.S 
Hitung radius dengan menggunakan rumus R 
2S Dimana :
R = radius benda kerja yang diukur
S= Jarak permukaan atas batang selender tengah dengan permukaan bawah
pisau perata d = diameter batang selinder
 Cara Ketiga : Pengukuran radius luar I

D D

Gambar 4. Pengukuran radius luar I

Lihat gambar 4,

D = 2BE = 2r X =

4
Dapat diukur
Lihat Δ ABC :
AC2 = AB2 + BC2
( R + r )2 = AB2 + ( R – r )2
R2 + 2Rr + r2 = AB2 + R2 - 2Rr + r2
2Rr + 2Rr = AB2

R  AB2 atau R  AB2 dimana AB  XD


4r 2D 2

Dimana :
R = radius benda kerja yang diukur r =
radius bola / batang selinder D =
diameter bola / batang selinder  Cara
keempat : Pengukuran radius luar II

D B
E D
A
X

Gambar 5. Pengukuran radius luar II

Lihat gambar 5,
XD
D = 2BE = 2r BC  BE = EF – r
2
X = dapat diukur
EF = dapat diukur Lihat Δ

5
ABC :
AC2 = AB2 + BC2
( R + r )2 = ( R - BF)2 + BC2
R2 + 2R.r + r2 = R2 – 2R.BF + BF2 + BC2
2Rr + 2R.BF = BC2 + BF2 - r2
BC2

R   BF2  r2

2 (r  BF )

R = radius benda kerja yang diukur r =


radius bola / batang selinder D =
diameter bola / batang selinder
b. Mengukur sudut dengan alat sinus
Ada empat macam pengukur atau pemeriksa sudut benda kerja yang memakai
rumus sinus, yaitu batang sinus / meja sinus, senter sinus, meja ganda sinus, dan busur
sinus.
Jika pada batang sinus pengukuran dan pemeriksaan ditekankan untuk bentuk
geometris yang berupa pelat-pelat atau balok-balok datar, maka pengukuran atau
pemeriksaan dari bentuk-bentuk konis lebih baik dipakai senter sinus yang dilengkapi
dengan dua poros yang sejajar dengan garis singgung kedua rol (senter sinus). Pada
batangnya dilengkapi alur T yang berguna untuk menempatkan pemegang poros.
Mengukur sudut konis dengan menggunakan senter sinus berarti mengukur setengah dari
sudut konis itu.
0
Jam Ukur
Sudut benda
tirus/konis

A B
½θ

L
Blok Ukur

θ h

Gambar 6. Mengukur sudut konis dengan senter sinus

6
Seperti pada gambar 6, setelah garis AB datar, (y = 0), maka sudut konis adalah :
½θ=θ
h
Sin θ  L
Dimana :
θ = sudut kemiringan benda kerja ( o ) h = tinggi / tebal
blok ukur yang diperlukan (mm)
L = Jarak senter dua buah rol (mm)
Senter sinus berupa suatu batang baja dengan dua buah rol yang diletakkan pada
kedua ujungnya pada sisi bawah, lihat gambar 4. Batang dan rol tersebut dikeraskan dan
diasah halus pada permukaan yang penting. Kedua silinder/rol mempunyai kesamaan
diameter dan kesilindrisan dengan toleransi yang cukup sempit (0,003 mm). Mereka
dipasangkan pada batang dengan jarak antar senter yang tertentu (100, 200, 250 atau 300
mm), dengan toleransi posisi dan kesejajaran yang tinggi (0,005 mm).
Kesejajaran kedua rol tersebut terhadap batang permukaan sebelah atas atau
kesamaan jarak dari sumbu kesumbu terhadap permukaan sebelah atas dibuat dengan
toleransi sempit (0,003). Toleransi kerataan dari permukaan batang sebelah atas adalah
sekitar 0,003 mm. Tidak semua batang sinus dibuat dengan toleransi sebagaimana yang
disebutkan diatas, ada pula yang dibuat dengan kualitas yang lebih rendah. Toleransi yang
sempit tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketelitiaan dari harga sudut yang akan diukur.
Dalam pemakaiannya, batang sinus diletakkan pada meja rata, kemudian benda ukur
diletakkan pada permukaan atasdan menempel pada sisi penahan. Ujung dari batang sinus
pada sisi yang tidak berpenahan diangkat dan suatu susunan blok ukur dengan tinggi yang
tertentu diletakkan di bawah selinder dari batang sinus sedemikian rupa sehingga permukaan
yang lain dari benda ukur menjadi sejajar dengan permukaan meja rata (permukaan
referensi). Kesejajaran tersebut diperiksa dengan memakai jam ukur atau pupitas
sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 6.
Berikut ini cara pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.

7
Gambar 7. Sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.

Sebelum pengukuran dimulai, tinggi h terlebih dahulu diperkirakan yaitu dengan


mengukur sudut α ari benda kerja dengan memakai busur bilah. Setelah dihitung harga
sinusnya, maka dicari kombinasi blok ukur supaya mempunyai tinggi susunan sebesar h.
Setelah susunan blok ukur tersebut diletakkan di bawah selinder batang sinus, maka
pemeriksaan kesejajaran permukaan atas benda ukur dengan meja rata dilakukan dengan
memakai jam ukur. Apabila tinggi h tersebut ternyata memang tepat, maka selama
digeserkan sepanjang I‟ jarum jam ukur tetap diam (tetap menunjuk nol). Seandainya tidak,
maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar d (positif atau negatif). Dalam hal ini
tinggi dari susunan blok ukur harus diubah sebesar y, (positif atau negatif), bagaimana
rumus pada gambar 8.

8
Gambar 8. Pemeriksaan kesejajaran permukaan benda ukur terhadap meja rata

c. Mengukur besar sudut ‘bentuk alur V’


Bentuk alur V dapat diukur secara tak langsung dengan menggunakan alat bantu pengukuran
meja perata, dua buah roller pin dengan diameter D dan diameter
d. pengukur ketinggian dan mikrometer. Adapun cara pengukuran yaitu; pertama ukur diameter
dua buah roller pin dengan „mikrometer‟, merangkai alat (lihat gambar 9), ukur tinggi H

dengan pengukur ketinggian dan hitung besar sudut α dengan rumus : Sin   D  d

Gambar 9. Mengukur besar sudut „bentuk alur V‟


d. Mengukur besar sudut bentuk konis
Mengukur besar sudut bentuk konis dapat dilakukan dengan pengukuran tak langsung dengan
menggunakan beberapa alat bantu diantaranya meja perata, roller bar/roll, pelat parallel,

9
mikrometer/jangka sorong. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara ukur diameter roller
bar/ball dengan mikrometer/jangka sorong, ukur tinggi/tebal pelat parallel yang diperlukan (b),
dengan mikrometer, ukur panjang l1 dan ukur panjang l2 dengan jangka sorong (lihat gambar).
Setelah semua data

 l2  l1
lengkap hitung besar sudut γ dengan rumus berikut: tg   
2 2b

Gambar 10. Mengukur besar sudut „bentuk konis‟

III. Bahan dan Peralatan


3.1. Media Praktek yang digunakan adalah :
a. Latihan I : Pengukuran benda radius dalam
b. Latihan II : Pengukuran benda radius luar I
c. Latihan III : Pengukuran radius luar II
d. Latihan IV : Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.
e. Latihan V : Pengukuran sudut „bentuk alur V blok‟
f. Latihan VI : Pengukuran besar sudut bentuk konis

3.2. Peralatan yang digunakan praktikum untuk latihan I, II dan III yaitu:
a. Jangka sorong / Mikrometer
b. Alat ukur ketinggian
c. Meja perata
10
d. Pisau Perata
e. Batang Selinder
f. Benda ukur
g. Alat pembersih
h. Cairan pembersih

1. Peralatan yang digunakan praktikum untuk latihan IV yaitu:


a. Senter sinus
b. Meja perata
c. Blok ukur
d. Dial indicator / jam ukur
e. Benda kerja konis (berpermukaan miring)
f. Lap pembesih
g. Cairan pembersih

2. Peralatan yang digunakan praktikum untuk latihan V yaitu:


a. Meja perata
b. Dua buah roller pin dengan diameter D dan diameter d,
c. Pengukur ketinggian dan
d. Mikrometer/Mistar Ingsut

3. Peralatan yang digunakan praktikum untuk latihan VI yaitu:


a. Meja perata
b. Roller bar/roll
c. Pelat parallel 50 mm 2 buah
d. Mikrometer/jangka sorong.
4 Gambar Rangkaian Alat 4.1.1 Latihan I : Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan
senter sinus.

11
S
d
- Ukur S
- Ukur d

MEJA RATA

Gambar 11. Media Praktik Latihan I

4.1.2 Latihan II : Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.

Benda ukur radius

D D - Ukur tebal (t )
- Ukur jarak X
- Ukur diameter (D )
Meja rata

Gambar 12. Media Praktik Latihan II


4.1.3 Latihan III : Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.
X

F Benda ukur radius

- Ukur tebal (t)


- Ukur jarak X
- Ukur diameter (D)
- Ukur tinggi EF

D D
E

Meja rata
t

Gambar 13. Media Praktik Latihan III

12
4.1.4 Latihan IV : Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.

Gambar 14. Media Praktik Latihan IV

- Tentukan tinggi susunan blok ukur (ho)


- Setelah susunan blok ukur tersebut diletakkan dibawah selinder batang sinus, maka
pemeriksaan kesejajaran permukaan atas dari benda ukur dengan meja rata dilakukan
dengan memakai jam ukur.
4.1.5 Pengukuran sudut „bentuk alur V blok‟

Pengukur Ketinggian - Ukur jarak H

13
- Ukur D dan d
- Hitung Sudut α

Gambar 15.. Media Praktik Latihan V

4.1.6 Latihan VI : Pengukuran besar sudut bentuk konis

- Ukur jarak l2
- Ukur tinggi b
- Ukur
diameter d
- Hitung sudut
γb
5 Langkah Kerja
1. Langkah kerja
Latihan I:
Pengukuran radius
dalam
Sebelum
melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek dengan baik beserta
kelengkapannya. Radius dalam dapat diukur dengan bantuan 3 batang rol (lihat gambar
11). Langkah pengukurannya yaitu:
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata
4. Tempatkan ketiga rol tersebut pada bagian dalam
5. Letakkan pisau perata diatas batang rol dan posisikan sampai ketiga batang rol
seimmbang dan berada pada posisi tengah radius.
6. Ukur jarak tinggi S
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pembimbing
14
d 2  d.S
8. Hitung radius dengan menggunakan rumus R 
2S

2. Langkah kerja Latihan II: Pengukuran radius luar I


Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek dengan
baik beserta kelengkapannya.
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata
4. Letakkan 2 buah batang selinder pada benda kerja radius dengn posisi tepat seperti
pada gambar (lihat gambar 12)
5. Lakukan pengukuran jarak X secara cermat (lihat gambar 12) dengan
menggunakan jangka sorong dan catat hasil pengukurannya.
6. Lakukan pengukuran diameter batang selinder (D) secara cermat dan catat hasil
pengukurannya.
7. Tunjukkan hasil pengukuran pada pembimbing
8. Hitung radius luar 1 (Rluar 1)

3. Langkah kerja Latihan III: Pengukuran radius luar II


Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek dengan
baik beserta kelengkapannya.
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata dengan posisi seperti gambar 13.
4. Letakkan 2 buah batang selinder pada benda kerja radius dengn posisi yang tepat
seperti pada gambar 13.
5. Lakukan pengukuran jarak X dan tinggi EF secara cermat (lihat gambar 13)
dengan menggunakan jangka sorong dan catat hasil pengukurannya.
6. Lakukan pengukuran diameter batang selinder (D) secara cermat dan catat
pengukurannya.
7. Tunjukkan hasil pengukuran pada pembimbing
8. Hitung radius luar 2 (Rluar 2)

15
4. Langkah kerja Latihan IV: Pengukuran Sudut Kemeiringan Benda Kerja Konis
dengan menggunakan Senter Sinus
Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek dengan
baik beserta kelengkapannya.
Benda kerja yang mempunyai sudut konis luar dapat diukur dengan metode
pengukuran tak langsung dengan menggunakan senter sinus. Langkah kerja
pengukuran yaitu;
1. Siapkan peralatan (jam ukur dengan dudukannya, mistar ingsut, blok ukur,
senter sinus 250, meja rata)
2. Siapkan benda keja tirus konis yang akan diukur sudut kemiringannya (θ)
3. Bersihkan benda kerja tirus (konis), meja perata, senter sinus, blok ukur
dengan lap pembersih dari kotoran minyak, debu atau kotoran lain agar tidak
mengganggu proses pengukuran.
4. Letakkan senter sinus diatas meja rata
5. Pasang benda kerja poros tirus (sudut = θ) diantara dua senter (diameter yang
besar pada pihak rol engsel atau rol tetap).
6. Kencangkan poros senter dan pemegang poros senter sinus
7. Sebelum pengukuran dimulai, tinggi h terlebih dahulu diperkirakan yaitu
dengan mengukur sudut α dari benda kerja dengan memakai busur bilah.
8. Setelah dihitung harga sinusnya, maka dicari kombinasi blok ukur supaya
mempunyai tinggi susunan seperti h.
9. Pasang susunan blok ukur pada rol bergerak dan untuk mengindari
pelengkungan dari blok ukur yang tipis, maka blok ukur yang tipis disimpan
paling bawah (dekat landasan)
10. Setelah susunan blok ukur tersebut diletakkan dibawah selinder batang sinus,
maka pemeriksaan kesejajaran permukaan atas dari benda ukur dengan meja
rata dilakukan dengan memakai jam ukur.

11. Apabila tinggi h tersebut memang tepat, selama digeserkan sepanjang l‟ jarum
jam ukur tetap diam (tetap menunjuk nol).
12. Seandainya tidak, maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar d
(positif atau negatif). Sehingga tinggi susunan blok ukur harus
diubah/dikoreksi sebesar y (positif atau negatif).
l
Dimana: yd' l

16
13. Jika tinggi h tersebut memang tepat setelah dikoreksi, selama digeserkan
sepanjang l‟ jarum jam ukur tetap diam (tetap menunjuk nol).
14. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing h
15. Hitung sudut dengan rumus sin  
l
5. Langkah kerja Latihan V: Pengukuran sudut ‘bentuk alur V blok Mengukur
sudut dengan dengan dua buah roller pin. Bentuk alur V dapat diukur secara tak
langsung dengan menggunakan alat bantu pengukuran meja perata, dua buah roller
pin dengan diameter D dan diameter d, pengukur ketinggian dan mikrometer.
Pengukuran dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata dengan posisi seperti gambar 14.
4. Ukur diameter dua buah roller pin dengan „mikrometer‟.
5. Rangkai alat seperti gambar 14.
6. Ukur tinggi H dengan pengukur ketinggian
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing
8. Hitung besar sudut α

6. Langkah kerja Latihan VI: Pengukuran besar sudut bentuk konis Benda kerja
yang mempunyai sudut konis dapat diukur dengan metode pengukuran tak langsung.
Langkah kerja pengukuran yaitu:
1. Siapkan alat (meja perata, roller bar, pelat parallel dan jangka sorong/mikrometer)
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius di atas meja perata dengan posisi seperti gambar 16
4. Ukur diameter roller bar dengan jangka sorong
5. Ukur tinggi/tebal plat parallel yang diperlukan (b), dengan menggunakan jangka
sorong
6. Perhatikan gambar 16, ukur panjang l 1 dan l2. Pengkuran dengan menggunakan
jangka sorong
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing
8. Hitung besar sudut γ

17
4 Langkah Kerja
1. Langkah kerja Latihan I: Pengukuran radius dalam
Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media
praktek dengan baik beserta kelengkapannya. Radius dalam dapat diukur
dengan bantuan 3 batang rol (lihat gambar 11). Langkah pengukurannya
yaitu:
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur
radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu
atau kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata
4. Tempatkan ketiga rol tersebut pada bagian dalam
5. Letakkan pisau perata diatas batang rol dan posisikan sampai ketiga
batang rol seimmbang dan berada pada posisi tengah radius.
6. Ukur jarak tinggi S
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pembimbing
d 2  d.S
8. Hitung radius dengan menggunakan R
rumus 2S

2. Langkah kerja Latihan II: Pengukuran radius luar I


Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek
dengan baik beserta kelengkapannya.
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur
radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu
atau kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata
4. Letakkan 2 buah batang selinder pada benda kerja radius dengn posisi
tepat seperti pada gambar (lihat gambar 12)
5. Lakukan pengukuran jarak X secara cermat (lihat gambar 12) dengan
menggunakan jangka sorong dan catat hasil pengukurannya.

18
6. Lakukan pengukuran diameter batang selinder (D) secara cermat dan
catat hasil pengukurannya.
7. Tunjukkan hasil pengukuran pada pembimbing
8. Hitung radius luar 1 (Rluar 1)

3. Langkah kerja Latihan III: Pengukuran radius luar II


Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek
dengan baik beserta kelengkapannya.
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur
radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu
atau kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata dengan posisi seperti
gambar 13.
4. Letakkan 2 buah batang selinder pada benda kerja radius dengn posisi
yang tepat seperti pada gambar 13.
5. Lakukan pengukuran jarak X dan tinggi EF secara cermat (lihat gambar
13) dengan menggunakan jangka sorong dan catat hasil pengukurannya.
6. Lakukan pengukuran diameter batang selinder (D) secara cermat dan
catat pengukurannya.
7. Tunjukkan hasil pengukuran pada pembimbing
8. Hitung radius luar 2 (Rluar 2)

7. Langkah kerja Latihan IV: Pengukuran Sudut Kemeiringan Benda Kerja Konis
dengan menggunakan Senter Sinus
Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perhatikan media praktek dengan
baik beserta kelengkapannya.
Benda kerja yang mempunyai sudut konis luar dapat diukur dengan metode
pengukuran tak langsung dengan menggunakan senter sinus. Langkah kerja
pengukuran yaitu;
16. Siapkan peralatan (jam ukur dengan dudukannya, mistar ingsut, blok ukur,
senter sinus 250, meja rata)
17. Siapkan benda keja tirus konis yang akan diukur sudut kemiringannya (θ)

19
18. Bersihkan benda kerja tirus (konis), meja perata, senter sinus, blok ukur
dengan lap pembersih dari kotoran minyak, debu atau kotoran lain agar tidak
mengganggu proses pengukuran.
19. Letakkan senter sinus diatas meja rata
20. Pasang benda kerja poros tirus (sudut = θ) diantara dua senter (diameter yang
besar pada pihak rol engsel atau rol tetap).
21. Kencangkan poros senter dan pemegang poros senter sinus
22. Sebelum pengukuran dimulai, tinggi h terlebih dahulu diperkirakan yaitu
dengan mengukur sudut α dari benda kerja dengan memakai busur bilah.
23. Setelah dihitung harga sinusnya, maka dicari kombinasi blok ukur supaya
mempunyai tinggi susunan seperti h.
24. Pasang susunan blok ukur pada rol bergerak dan untuk mengindari
pelengkungan dari blok ukur yang tipis, maka blok ukur yang tipis disimpan
paling bawah (dekat landasan)
25. Setelah susunan blok ukur tersebut diletakkan dibawah selinder batang sinus,
maka pemeriksaan kesejajaran permukaan atas dari benda ukur dengan meja
rata dilakukan dengan memakai jam ukur.

26. Apabila tinggi h tersebut memang tepat, selama digeserkan sepanjang l‟ jarum
jam ukur tetap diam (tetap menunjuk nol).
27. Seandainya tidak, maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar d
(positif atau negatif). Sehingga tinggi susunan blok ukur harus
diubah/dikoreksi sebesar y (positif atau negatif).
l
Dimana: yd' l
28. Jika tinggi h tersebut memang tepat setelah dikoreksi, selama digeserkan
sepanjang l‟ jarum jam ukur tetap diam (tetap menunjuk nol).
29. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing h
30. Hitung sudut dengan rumus sin  
l
8. Langkah kerja Latihan V: Pengukuran sudut ‘bentuk alur V blok Mengukur
sudut dengan dengan dua buah roller pin. Bentuk alur V dapat diukur secara tak
langsung dengan menggunakan alat bantu pengukuran meja perata, dua buah roller
pin dengan diameter D dan diameter d, pengukur ketinggian dan mikrometer.
Pengukuran dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

20
1. Siapkan alat yang diperlukan serta benda keja radius yang akan diukur
radiusnya.
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius diatas meja perata dengan posisi seperti gambar 14.
4. Ukur diameter dua buah roller pin dengan „mikrometer‟.
5. Rangkai alat seperti gambar 14.
6. Ukur tinggi H dengan pengukur ketinggian
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing
8. Hitung besar sudut α

9. Langkah kerja Latihan VI: Pengukuran besar sudut bentuk konis Benda kerja
yang mempunyai sudut konis dapat diukur dengan metode pengukuran tak langsung.
Langkah kerja pengukuran yaitu:
1. Siapkan alat (meja perata, roller bar, pelat parallel dan jangka
sorong/mikrometer)
2. Bersihkan benda kerja radius dan meja perata dari kotoran minyak, debu atau
kotoran lain agar tidak mengganggu proses pengukuran.
3. Letakkan benda kerja radius di atas meja perata dengan posisi seperti gambar 16
4. Ukur diameter roller bar dengan jangka sorong
5. Ukur tinggi/tebal plat parallel yang diperlukan (b), dengan menggunakan jangka
sorong
6. Perhatikan gambar 16, ukur panjang l 1 dan l2. Pengkuran dengan menggunakan
jangka sorong
7. Tunjukan hasil pengukuran pada pemimbing
8. Hitung besar sudut γ

21
5 Pertanyaan
1. Je Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran tak langsung ?
2. Hitunglah besar radius dalam benda ukur 1 dan 4?
3. Hitung besar radius luar I dan radius luar II benda kerja radius yang telah diukur?
4. Hitunglah sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus?
5. Hitung sudut kemiringan benda tirus / konis yang telah diukur?
6. Hitunglah sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus?
Jawaban

1. Pengukuran tak langsung adalah pengukuran yang hasilnya tidak langsung


didapatkan, melainkan harus dikonversi atau diproses terlebih dahulu.
2. Benda Ukur 1
2
d +d . S
R=
2S
122 +(12 × 4 , 5)
R=
2×4,5¿
¿
R=19 ,8 mm

Benda Ukur 4
2
d +d . S
R=
2S
2
12 +(12 × 4)
R=
2× 4
R=24 mm

3. Pengukuran Radius Luar I


Benda Ukur 1
2
AB X−D
R= AB=
2D 2
2
29 ,6 71, 2−12
R= AB=
2 ×12 2
R=36 ,5 mm AB=29 , 6 mm

22
Benda Ukur 4
2
AB X−D
R= AB=
2D 2
2
30 72−12
R= AB=
2 ×12 2
R=37 ,5 mm AB=30 mm

Pengukuran Radius Luar II


Benda Ukur 1
2 2 2
BC + BF +r X −D
R= BC= BF=F−r
2 ( r + BF ) 2
2 2 2
41, 96 + 28 ,2 +6 95 , 9−12
R= BC= BF=34 , 2−6
2 ( 6+ 28 ,2 ) 2
R=37 , 88 mm BC=41 , 96 mm BF=28 ,2 mm

Benda Ukur 4
2 2 2
BC + BF +r X −D
R= BC= BF=F−r
2 ( r + BF ) 2
2 2 2
42 + 27 ,7 + 6 96−12
R= BC= BF=33 ,7−6
2 ( 6+27 ,7 ) 2

R=37 ,52 mm BC=42 mm BF=27 ,7 mm

4. Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus.

-Benda 1
h (21 , 43)
Sin θ= L θ=sin❑−1
(250)
hk 3 −1
Sin θ= L θ=sin❑ (0,085)
23
21 , 43
Sin θ= 250 θ=4 ,9 °

5. Mengukur besar sudut bentuk konis

-Benda 1
(L 1−L2) (15 , 6)
y=inv tg y=tg❑−1
2 (b ) 180
(L1−L2)
y=tg❑−1 −1
y=tg❑ ( 0,086)
2 (b)
(48 , 9−33 , 3)
y=tg❑−1 y=4 , 91 °
2 ( 90 )

-Benda 2
(L 1−L2) (5 , 2)
y=inv tg y=tg❑−1
2 (b ) 240
(L1−L2)
y=tg❑−1 −1
y=tg❑ ( 0,021)
2 (b)
(49 , 3−44 ,1)
y=tg❑−1 y=1 , 2 °
2 ( 120 )

Pengukuran sudut benda konis dengan menggunakan senter sinus


-Sudut 1
α D−d α 31−12 α 19
Sin 2 = 2 H −d + D Sin 2 = 2(27 , 8)−12+31 Sin 2 = 74 , 6

Sin α = 0,2546 (2) Sin α = 0,509


α = sin❑−1 (0,509) α = 30 , 18 °

-Sudut 2
α D−d α 31−12 α 19
Sin 2 = 2 H −d + D Sin 2 = 2(21 ,2)−12+31 Sin 2 = 43 , 4

Sin α = 0,437 (2) Sin α = 0,875

α = sin❑−1 (0,875) α = 61 , 41 °

24
25
Lampiran :
Tabel 1. Hasil pengukuran latihan I, II dan III (Pengukuran benda radius dalam dan radius
luar)
Hasil Pengukuran (mm)
Cara Variabel Ukur
Benda Benda
Pengukuran (mm) Ukur 1 Ukur 4
D 12 12
Radius Dalam
S 4,5 4

Cara 1. D 12 12
Radius Luar X 71,2 72

D 12 12
Cara 2.
X 95,9 96
Radius Luar
EF 34,2 33,7

Tabel 2. Hasil pengukuran Latihan IV (Pengukuran senter sinus)

Hasil pengukuran benda ukur


Data
α* =....° α* =....° α* =....°
1 2 3 1 2 3 1 2 3
l 250
l‟
α*
hawal 25 5
d 0,79 -0,10
y 3,28 -0,41
hkoreksi 1 21,72 5,41
Jam ukur

hkoreksi 1 21,72
d 0,27
y 1,12
hkoreksi 2 20,6
Jam ukur
hkoreksi 2 20,6
d -0,2
y -0,83
hakhir 21,43
Jam ukur

α* Hasil pengukuran busur bilah

26
Tabel 3. Hasil pengukuran latihan V (Pengukuran sudut V blok)

No Benda kerja D (mm) d (mm) H (mm)


1 Sudut I 31 12 27,8
2 Sudut II 31 12 21,2

Tabel 4. Hasil pengukuran latihan VI (Pengukuran sudut “Bentuk Konis”)

No Benda Kerja d b l1 l2
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 Benda Kerja 1 :
10 90 33,3 48,9
Benda I
Benda II 10 120 44,1 49,3

Kesimpulan & Saran

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pada jobsheet ini telah berhasil dilakukan dengan baik. Nilai rata-rata dan standar yang
digunakan memiliki tingkat akurasi yang cukup baik. Namun, tidak cukup untuk diandalkan
sepenuhnya untuk pengukuran. Selain itu, nilai yang dihitung juga menunjukkan bahwa hasil
pengukuran tersebut tidak cukup akurat dan kurang dapat diandalkan. Oleh karena itu,
pengukuran tak langsung perlu dilakukan secara teratur untuk memastikan keakuratan hasil
pengukuran yang diperoleh.

Saran :

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan mengetahui dan memahami tata


cara menggunakan alat ukur agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam mengukur suatu benda
ketika melakukan praktek.

27
Daftar Pustaka

………….., Pengukuran Tak Langsung., Keradiusan & Meja Sinus., Job Sheet
Laboratorium Mekanik., Jurusan Teknik Mesin., Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
Rachim Taufik., S.M. Soetarto., Teknik Pengukuran., Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan., Jakarta, 1980
Rochim Taufiq., Wirjomartono Sri Hardjoko., Spesifikasi, Metrologi, &
Kontrol Kualitas Geometrik., Industrial Metrology Laboratory, Mechanical &
Production Engineering (MPE), Mesin, FTI-ITB.
Muhammad Arsyad Suyuti., Pembuatan Media Alat Praktik Pengukuran Tak
Langsung Di Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Ujung Pandang.,
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar,

28
29

Anda mungkin juga menyukai