Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GEOMETRI DESKRIPTIF
(LINGKARAN)
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri Deskriptif
Dosen Pengampu:
Lilis Mariyatul Fitriyah, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Titin Chariroh (20842021A000651)
2. Ariful Ihsan (20842022A000649)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI SUMENEP
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sumenep, 09 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 2
A. Definisi Lingkaran ....................................................................................................................... 2
B. Garis dan Lingkaran.................................................................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri adalah struktur matematika yang membicarakan unsur dan relasi yang ada di
antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang, dan ruang merupakan benda abstrak yang
menjadi unsur dasar geometri. Berdasakan unsur-unsur inilah, didefinisikan pengertian-
pengertian baru atau berdasar pada pengertian sebelumnya.

Dalam geometri didapat juga sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat pertama yang tidak
berdasarkan sifat-sifat yang mendahuluinya yaitu aksioma dan postulat. Berdasarkan sifat
pokok tersebut dapat diturunkan sifat-sifat segiempat, luas, teorema Pyhtagoras,
Perbandingan seharga garis, sebangun, teorema pada garis istimewa pada segitiga, dan
lingkaran.

Kita mengetahui sangat banyak sekali konsep geometri yang ada pada lingkaran. Mulai
dari lingkaran dalam, lingkaran luar serta berbagai ketaksamaan terdapat pada lingkaran,
sehingga banyak sekali teorema yang terdapat pada lingkaran ini. Baik itu yang terkait
dengan ukuran jari-jari lingkaran luar dan lingkaran dalam. Berikut ini akan dibahas
beberapa sifat dasar dari suatu lingkaran. Pada makalah akan dibahas tentang sifat dasar
suatu Lingkaran, beberapa teorema pada lingkaran contoh menyelesaikan persoalan yang
berkaitan dengan teorema-teorema pada Lingkaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi-Definisi pada Lingkaran?
2. Bagaimana Teorema-Teorema pada Lingkaran?
3. Bagaimana Pembuktian Teorema-Teorema pada Lingkaran?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi-Definisi pada Lingkaran.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Teorema-Teorema pada Lingkaran.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Bukti yang Berkaitan dengan Teorema-Teorema
pada Lingkaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Lingkaran
Definisi 6.1

Lingkaran adalah himpunan titik yang berjarak sama dari suatu titik tertentu. Titik ini
namanya titik pusat (berupa garis lengkung yang bertemu kedua ujungnya).

D
GM = jari-jari
GF = Diameter A B B
G C
AB = Tali busur AB
CM = Apotema
ME E
CD = Anak Panah P
Daerah EMF = Juring
Daerah PQS = tembereng F F

S Q

6.1.1. Ruas garis yang menghubungkan suatu titik pada lingkaran dengan titik pusat,

disebut jari-jari.

6.1.2 Ruas garis yang melalui titik pusat dan menghubungkan dua titik pada lingkaran

disebut diameter.

6.1.3. Ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran disebut tali busur.

6.1.4. Sebagian dari lingkaran yang terletak di antara kedua ujung tali busur AB disebut

busur.

6.1.5. Ruas garis yang ditarik dari pusat tali busur disebut apotema. Jadi apotema adalah

jarak dari titik pusat ke titik tali busur.

6.1.6. Kepanjangan apotema yang terletak di antara tali busur dan busur disebut anak

panah.

2
6.1.7. Juring adalah daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busur.

6.1.8. Tembereng adalah daerah yang dibatasi oleh tali busur dan busur.

Lihat gambar 6.1

Teorema 6.1

Tiap tiap tali busur yang tidak melalui titik pusat, maka panjangnya kurang dari diameter.

Bukti teorema 6.1

Diketahui :

BC garis tengah

DE tali busur yang bukan D E


merupakan garis tengah

A titik Pusat Lingkaran


B C
A

Adib : 𝐷𝐸 < 𝐵𝐶

Bukti :

Tarik garis AF ⊥ DE

Tarik garis AE dan AD sehingga gambar menjadi sebagai berikut

D F E

B C
A

𝐴𝐷 = 𝐴𝐸 (Jari-Jari)

𝐸𝐹 = √𝐴𝐸 2 − 𝐴𝐹 2

3
= √𝑟 2 − 𝐴𝐹 2 < √𝑟 2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 √𝑟 2 = 𝑟

Maka 𝐸𝐹 < 𝑟 (........*)

𝐹𝐷 = √𝐴𝐷 2 − 𝐴𝐹 2

= √𝑟 2 − 𝐴𝐹 2 < √𝑟 2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 √𝑟 2 = 𝑟

Maka 𝐹𝐷 < 𝑟 (........**)

Dari * dan ** maka diperoleh

𝐸𝐹 < 𝑟 dan

𝐹𝐷 < 𝑟, maka

𝐸𝐷 < 2𝑟, 2𝑟 = 𝐵𝐶 = 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ

Jadi 𝐸𝐷 < 𝐵𝐶

Jadi terbukti bahwa tiap tiap tali busur yang tidak melalui titik pusat panjangnya kurang
dari garis tengah.

Teorema 6.2

Apotema membagi tali busur tegak lurus di pertengahan

Bukti Teorema 6.2

Diketahui :

AF adalah Apotema

DE adalah tali busur D x E F x E


A titik pusat lingkaran

Adib : ̅̅̅̅
𝐴𝐹 ⊥ ̅̅̅̅
𝐷𝐸 dan ̅̅̅̅
𝐷𝐹 = ̅̅̅̅
𝐸𝐹

Bukti :

Tarik garis tinggi ∆𝐴𝐷𝐸 dari titik A. Misal garis tingginya : ̅̅̅̅
𝐴𝐹 maka ̅̅̅̅
𝐴𝐹 ⊥ ̅̅̅̅
𝐷𝐸
4
̅̅̅̅ = 𝐸𝐹
untuk menunjukkan 𝐷𝐹 ̅̅̅̅ maka akan dibuktikan ∆𝐴𝐹𝐸 ≅ ∆𝐴𝐹𝐷

dengan menggunakan aksioma sudut-sisi-sudut

∠𝐹𝐸𝐴 ≅ ∠𝐹𝐷𝐴 ( ∆𝐴𝐷𝐸 sama kaki )

̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐸 (jari-jari lingkaran)

∠𝐹𝐴𝐸 ≅ ∠𝐹𝐴𝐷 (180° − 90° − 𝑥)

akibatnya

̅̅̅̅
𝐷𝐹 = ̅̅̅̅
𝐸𝐹

terbukti bahwa ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ dan 𝐷𝐹


𝐴𝐹 ⊥ 𝐷𝐸 ̅̅̅̅ = 𝐸𝐹
̅̅̅̅

Jadi terbukti Apotema membagi tali busur tegak lurus di pertengahan

Teorema 6.3

Tali Busur yang sama panjang mempunyai apotema-apotema yang sama panjang

Bukti teorema 6.3

̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷
𝐴𝐵 ̅̅̅̅ adalah tali busur

̅̅̅̅ dan 𝑂𝑌
𝑂𝑋 ̅̅̅̅ adalah apotema 𝐴𝐵, 𝐶𝐷
A ∨ X ∨ B
𝑂 titik pusat lingkaran

̅̅̅̅ = 𝐶𝐷
𝐴𝐵 ̅̅̅̅ 𝛼
O𝛼
𝑂𝑋 ⊥ 𝐴𝐵

𝑂𝑌 ⊥ 𝐶𝐷
C ∨ ∨ D
Y

Adib : ̅̅̅̅
𝑂𝑋 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑌

Bukti :

Akan ditunjukkan ∆𝐴𝑂𝑋 ≅ ∆𝐷𝑂𝑌 dengan menggunakan aksioma sudut, sisi, sudut.

∠𝑌𝑂𝐷 ≅ ∠𝑋𝑂𝐴 (sudut bertolak belakang)

̅̅̅̅
𝑂𝐷 = ̅̅̅̅
𝑂𝐴 (jari-jari lingkaran)

∠𝑂𝐷𝑌 ≅ ∠𝑂𝐴𝑋 (180° − 90° − 𝛼)

5
Terbukti ∆𝐴𝑂𝑋 ≅ ∆𝐷𝑂𝑌 akibatnya

̅̅̅̅
𝑂𝑋 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑌

Jadi terbukti bahwa ̅̅̅̅


𝑂𝑋 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑌

Sehingga terbukti tali busur yang sama panjang mempunyai apotema-apotema yang sama
panjang.

Teorema 6.4

Jika dua tali busur dalam suatu lingkaran mempunyai apotema-apotema yang sama
panjang, maka tali busur itu sama panjang

Bukti Teorema 6.4

̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 adalah tali busur

O titik pusat lingkaran X


A ∨ ∨ B
̅̅̅̅
𝑂𝑋 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑌
𝛼
𝑂𝑋 ⊥ 𝐴𝐵
O
𝛼
𝑂𝑌 ⊥ 𝐶𝐷

̅̅̅̅ ≅ 𝐷𝑂
𝐴𝑂 ̅̅̅̅ C ⊓ ⊓ D
Y

̅̅̅̅ = 𝐶𝐷
Adib : 𝐴𝐵 ̅̅̅̅

Bukti :

Akan ditunjukkan ∆𝐴𝑂𝑋 ≅ ∆𝐷𝑂𝑌 dengan menggunakan sisi, sudut, sisi

̅̅̅̅ ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑋 𝑂𝑌 (diketahui)

∠𝑋𝑂𝐴 ≅ ∠𝑌𝑂𝐷 (sudut bertolak belakang)

̅̅̅̅
𝑂𝐴 = ̅̅̅̅
𝑂𝐷 (jari-jari lingkaran)

Terbukti ∆𝐴𝑂𝑋 ≅ ∆𝐷𝑂𝑌 akibatnya

6
̅̅̅̅ = 𝐷𝑌
𝐴𝑋 ̅̅̅̅

̅̅̅̅ = 2̅̅̅̅
𝐴𝐵 𝐴𝑋

̅̅̅̅ = 2𝐷𝑌
𝐶𝐷 ̅̅̅̅

Karena ̅̅̅̅ 𝐷𝑌 maka ̅̅̅̅


𝐴𝑋 = ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 = ̅̅̅̅
𝐶𝐷

Jadi terbukti bahwa ̅̅̅̅


𝐴𝐵 = ̅̅̅̅
𝐶𝐷

Sehingga terbukti jika dua tali busur dalam suatu lingkaran mempunyai apotema-apotema
yang sama panjang, maka tali busur itu sama panjang

B. Garis dan Lingkaran

Q
M P 𝑔2
C

A 𝑔3 𝑔1
𝑔

Lihat gambar 6.2 melalui P dan Q dibuat garis 𝑔 dan 𝑔1 , dengan 𝑔 ⊥ 𝑔2 , 𝑔1 ⊥ 𝑔2

Dan 𝑔//𝑔1

Jika 𝑀𝑃 < 𝑅 → 𝑔 memotong lingkaran di A dan B

Jika 𝑀𝑄 > 𝑅 → 𝑔1 terletak seluruhnya di luar

Perhatikan ∆𝑀𝑃𝐴, didapatkan

𝑀𝑃2 = 𝑀𝐴2 − 𝐴𝑃2

2
1
𝑀𝑃2 = 𝑟 2 − ( 𝐴𝐵)
2

2
1
√ 2
𝑀𝑃 = 𝑟 − ( 𝐴𝐵)
2

7
1
𝑀𝑃 = √𝑟 2 − 𝐴𝐵2
4

̅̅̅̅ = 0 maka 𝑔 menjadi garis singgung.


Jika 𝑔 digeser ke kanan sedemikian hingga 𝐴𝐵

Definisi 6.2

Garis singgung adalah garis yang mempunyai persekutuan dengan lingkaran pada dua
titik yang berimpitan. Titik tersebut disebut titik singgung.

Ada tiga kedudukan garis dan lingkaran


1. Garis memotong lingkaran
2. Garis menyinggung lingkaran
3. Garis terletak di luar lingkaran

Definisi 6.3

Sudut antara garis dan lingkaran (yang dipotong oleh garis ini), ialah sudut yang terletak
di antara garis potong ini dan garis singgung yang ditarik melalui salah satu dari titik
potongnya.

Oleh karena itu garis memotong lingkaran pada 2 titik, maka berarti ada 2 sudut.

Akan dibuktikan bahwa sudut-sudut itu sama.

Buktikan : ∠𝑃𝐴𝐵 = ∠𝐶𝐵𝑄

Bukti :

Lihat ∆𝐴𝐵𝑀,

𝐴𝑀 = 𝐵𝑀 (jari-jari lingkaran)

8
∠𝐵𝐴𝑀 = ∠𝐴𝐵𝑀 (∆𝐴𝐵𝑀 sama kaki)

∠𝑃𝐴𝐵 = Penyiku ∠𝐵𝐴𝑀.....................(1)

∠𝐶𝐵𝑄 = Penyiku ∠𝐶𝐵𝑅......................(2)

∠𝐶𝐵𝑅 = ∠𝐴𝐵𝑀 (bertolak belakang)

→ ∠𝐶𝐵𝑄 = Penyiku ∠𝐴𝐵𝑀................(3)

Dari (1), (2), (3) didapat ∠𝑃𝐴𝐵 = ∠𝐶𝐵𝑄

Definisi 6.4

Dua lingkaran yang bersinggungan, jika kedua lingkaran itu mempunyai garis
singgung persekutuan di suatu titik persekutuan

Jika diketahui 2 lingkaran dengan titik pusat M dan N maka garis hubung M dan N disebut
SENTRAL

Jika 𝑀𝑁 = 𝑎

𝑅 = jari-jari lingkaran dengan titik pusat M

𝑟 = jari-jari lingkaran dengan titik pusat N

Kemungkinan :

1. Dua lingkaran terletak di luar sesamanya, 𝑎 > (𝑅 + 𝑟)

M 𝑅 𝑟 N
𝑎

9
2. Dua lingkaran bersinggungan di luar, 𝑎 = (𝑅 + 𝑟)

𝑅 𝑟 N
M 𝑎

3. Dua lingkaran berpotongan, (𝑅 + 𝑟) > 𝑎 > (𝑅 − 𝑟)

M 𝑅 𝑟 N
𝑎

4. Dua lingkaran bersinggungan di dalam, 𝑎 = (𝑅 − 𝑟)

M N
𝑎
𝑟
𝑅

10
5. Dua lingkaran terletak di dalam sesamanya, 𝑎 < (𝑅 − 𝑟)

N 𝑟
𝑎
M
𝑅

6. Dua lingkaran sepusat, 𝑎 = 0

𝑟
N
M 𝑅

Teorema 6.5
Pada dua lingkaran yang berpotongan, sentral kedua lingkaran membagi tali busur
persekutuan tegak lurus dipertengahan

Bukti Teorema 6.5

Diketahui :

Dua lingkaran dengan pusat M W

dan N

Garis MN merupakan garis M O N


sentral

Adib : 𝑀𝑁 ⊥ 𝑊𝑍 dan ̅̅̅̅̅


𝑂𝑊 = ̅̅̅̅
𝑂𝑍

11
Bukti :

Tarik jari-jari 𝑀𝑊 dan 𝑀𝑍 sehingga gambar menjadi berikut

𝛼
M 𝛼 O N

𝑥
Z

Akan ditunjukkan ∆𝑀𝑂𝑊 ≅ ∆𝑀𝑂𝑍 dengan menggunakan sudut, sisi, sudut

∠𝑀𝑊𝑂 = ∠𝑀𝑍𝑂 (Karena ∆𝑀𝑊𝑍 adalah segitiga sama kaki)

̅̅̅̅̅̅
𝑀𝑊 = ̅̅̅̅̅
𝑀𝑍 (Karena jari-jari lingkaran)

∠𝑊𝑀𝑂 = ∠𝑍𝑀𝑂 (180° − 𝛼 − 𝑥)

Terbukti ∆𝐴𝑂𝑋 ≅ ∆𝐷𝑂𝑌 akibatnya

̅̅̅̅̅
𝑂𝑊 = ̅̅̅̅
𝑂𝑍

∠𝑀𝑂𝑊 = ∠𝑀𝑂𝑍

∠𝑀𝑂𝑊 + ∠𝑀𝑂𝑍 = 180° (karena berpelurus)

2∠𝑀𝑂𝑍 = 180°

∠𝑀𝑂𝑍 = 90°

Karena ∠𝑀𝑂𝑍 = 90° maka 𝑀𝑁 ⊥ 𝑊𝑍

Jadi terbukti 𝑀𝑁 ⊥ 𝑊𝑍 dan ̅̅̅̅̅


𝑂𝑊 = ̅̅̅̅
𝑂𝑍

sehingga terbukti pada dua lingkaran yang berpotongan, sentral kedua lingkaran membagi
tali busur persekutuan tegak lurus dipertengahan.

Definisi 6.5

Sudut dua lingkaran yang berpotongan ialah sudut yang dibuat kedua garis singgung di
salah satu dari titik potongnya.

12
Bukti Definisi 6.5

Diketahui :

Dua lingkaran dengan pusat M dan


N

∠𝐴𝐶𝐵 = Sudut kedua lingkaran


M dan N yang berpotongan

Adib : Sudut dua lingkaran yang berpotongan = sudut yang dibentuk oleh kedua jari-jari
di salah satu dari titik potongnya.

Bukti :

∠𝑀𝐶𝑁 = 90° − ∠𝑁𝐶𝐴


} ∠𝑀𝐶𝑁 = ∠𝐴𝐶𝐵
∠𝐴𝐶𝐵 = 90° − ∠𝑁𝐶𝐴
Jadi dapat dikatakan :

Sudut dua lingkaran yang berpotongan = sudut yang dibentuk oleh kedua jari-jari di salah
satu dari titik potongnya.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lingkaran adalah himpunan semua titik-titik yang membentuk lengkungan tertutup,
dimana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik tertentu,
titik tertentu tersebut disebut titik pusat lingkaran.
2. Terdapat beberapa definisi pada lingkaran, di antaranya, titik pusat, jari-jari, tali busur,
busur, apotema, juring, dan tembereng.
3. Terdapat 6 kemungkinan pada dua lingkaran.
a. Dua lingkaran terletak di luar sesamanya, 𝑎 > (𝑅 + 𝑟)
b. Dua lingkaran bersinggungan di luar, 𝑎 = (𝑅 + 𝑟)
c. Dua lingkaran berpotongan, (𝑅 + 𝑟) > 𝑎 > (𝑅 − 𝑟)
d. Dua lingkaran bersinggungan di dalam, 𝑎 = (𝑅 − 𝑟)
e. Dua lingkaran terletak di dalam sesamanya, 𝑎 < (𝑅 − 𝑟)
f. Dua lingkaran sepusat, 𝑎 = 0

B. Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk belajar geometri deskriptif dimana
dalam makalah ini membahas Lingkaran secara definisi maupun teorema-teorema pada
lingkaran.

14
DAFTAR PUSTAKA
Diambil dari https://youtu.be/wUsxsF9Kt7A diakses pada tanggal 13 Maret 2023

15

Anda mungkin juga menyukai