Jawaban
Hukum dasar penyimpulan dibedakan menjadi macam yaitu prinsip konotasi term dalam
silogisme dan prinsip denotasi term dalam silogisme .
A. Prinsip dasar dalam penyimpulan dalam silogisme terbagi menjadi dua kategori
yaitu prinsip konotasi term atau prinsip persamaan dan prinsip perbedaan. Terdapat
3 prinsip hukum yaitu :
a. Dua hal yang sama, jika yang satu diketahui sama dengan hal ketiga, maka
yang lain pun pasti sama.
b. Dua hal yang sama, jika sebagian yang satu termasuk dalam hal ketiga, maka
sebagian yang lain pun termasuk di dalamnya.
c. Antara dua hal, jika yang satu sama dan yang lain berbeda dengan hal ketiga,
maka dua hal itu berbeda.
B. Prinsip denotasi term dalam silogisme. Atas dasar prinsip denotasi term atau prinsip
distribusi dan prinsip distribusi negatif, ada 4 hukum dasar penyimpulan:
a. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan keseluruhan, maka
diakui pula sebagai sifat oleh bagian-bagian dalam keseluruhan.
b. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari suatu
keseluruhan, maka diakui pula sebagi bagian dari keseluruhannya itu.
c. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi keseluruhan, maka meliputi
pula bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
d. Jika sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan, maka tidak diakui pula oleh
bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
2. Jelaskan perbedaan silogisme beraturan dan silogisme tidak beraturan dengan disertai
contoh?
Jawaban
1. Silogisme beraturan adalah bentuk penyimpulan yang terdiri dari tiga proposisi:
proposisi kesimpulan, proposisi premis mayor (premis pertama), dan proposisi
premis minor (premis kedua), yang mana ketiga proposisinya baik sebagai premis
maupun sebagai kesimpulan dirumuskan dengan jelas. Ada 4 bentuk silogisme
beraturan antara lain:
a. Silogisme Sub-Pre merupakan suatu bentuk silogisme yang term
pembandingnya dalam premis mayor sebagai subjek dan dalam premis minor
sebagai predikat (silogisme bentuk subjek-predikat)
Contoh : semua yang berakal budi adalah manusia dan semua yang
berbudaya berakal budi maka semua manusia berbudaya.
b. Silogisme Bis-Pre : suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya
menjadi predikat dalam kedua premis (silogisme bentuk predikat-predikat)
Contoh : semua manusia adalah berbudaya dan semua keturunan kera tidak
berbudaya maka semua manusia bukan keturunan kera.
c. Silogisme Bis-Sub : suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya
menjadi subjek dalam kedua premis (silogisme bentuk subjek-subjek)
Contoh : semua yang berakal budi adalah manusia dan semua yang berakal
budi berbudaya maka semua manusia berbudaya.
d. Silogisme Pre-Sub : suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam
premis pertama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagai subjek
(silogisme bentuk predikat-subjek)
Contoh : semua manusia berakal budi dan semua yang berakal budi
berbudaya maka semua manusia berbudaya.