Anda di halaman 1dari 8

PEMBAGIAN JUDUL PAPER dan BOOK CHAPTER TEORI AKUNTASI

No Nama Topik Sub topik


1 LEBI JULIANA DEWI - Sejarah Perkembangan 1. sejarah Akuntansi Sebelum Masehi
Ilmu Akuntansi 2. latar belakang munculnya akuntansi
pada masa setelah masehi
- Pengantar Teori dan 3. perkembangan pembukuan berpasangan
Konteks Akuntansi 4. perkembangan Akuntansi Industri
5. perkembangan akuntansi di Amerika
Serikat
6. Isue-isue Akuntansi
2 ANISA PROMIKA Konsep Teori Akuntansi 1. Mendefinisikan akuntansi & teori Akt
2. Menjelaskan arti penting teori
terhadap praktik.
3. Menjelaskan teori akuntansi
sebagai penalaran logis.
4. Menyebutkan berbagai perspektif teori
akuntansi.
5. Membedakan teori akuntansi normatif
dan positif.
6. Menjelaskan dan memberi contoh tataran
teori akuntansi semantik, sintaktik, dan
pragmatik.
7. Menjelaskan dan memberi contoh teori
akuntansi atas dasar pendekatan
penalaran.
8. Menggambarkan secara diagramatis
orientasi teori akuntansi.
9. Menjelaskan pengertian verifikasi teori
serta pendekatannya
3 FITRIA ANDRAKILA Konsep dari Struktur Teori 1. Sifat Struktur Teori Akuntansi
Akuntansi 2. Sifat Postulat Akuntansi
3. Postulat Akuntansi
4. Konsep Teoritis Akuntansi
5. Prinsip Dasar Akuntansi
4 AHMAD GHUFRON AL Akuntansi Lingkungan dalam 1. Menjelaskan Akuntansi Lingkungan
MAJID WARDANA Teori dan Praktek secara teori
2. Menjelaskan Akuntansi Lingkungan
Secara Praktek
3. Mengaitkan dengan hasilihasil
penelitian
5 MELTA AFRIANTI Konsep Perekayasaan 1. menjelaskan perbedaan definisi
Pelaporan Keuangan perekayaasaan pelaporan keuangan
dengan perekayasaan laporan
keuangan
2. menjelaskan konsep perekayasaan
pelaporan keuangan.
3. menjelaskan tujuan dan
kegunaan/manfaat perekayasaan
pelaporan keuangan
4. menjelaskan alur perekayasaan
pelaporan keuangan
5. menjelaskan output dari perekayasaan
pelaporan keuangan
6. menggambarkan model kerangka
konseptual
7. versi FASB
6 HYLIAN TANREGUDIO Perkembangan Standar 1. memaparkan perkembangan Standar
Akuntansi Keuangan Di Akuntansi Keuangan di Indonesia
Indonesia 2. Menjelaskan badan/lembaga regulator
yang terlibat akitf dalam penyusunan
standar
3. menjelaskan permasalahan terkait
perumusan standar akuntansi
keuangan di indonesia
7 MUNA LESTARI Perkembangan IFSR di dunia & 4. memaparkan perkembangan IFRS
implementasi di Indonesia hingga saat ini
5. Menjelaskan badan/lembaga regulator
yang terlibat akitf dalam penyusunan
IFRS
6. menjelaskan permasalahan terkait
perumusan dan implementasi IFRS baik
secara nasional dan
7. Global
8 YOGI PRANATA Perkembangan Standar 1.memaparkan perkembangan Standar
Akuntansi Pemerintahan Akuntansi pemerintahan di Indonesia
dan implementasi 2.Menjelaskan badan/lembaga regulator
Indonesia yang terlibat akitf dalam penyusunan
standar
3.menjelaskan permasalahan terkait
perumusan standar akuntansi
pemerintahan di indonesia
9 ABDUL KADIR JAILANI Perkembangan Akuntansi 1.memaparkan perkembangan Standar
Syariah dan implementasi Akuntansi syariah di Indonesia
di Indonesia 2.Menjelaskan badan/lembaga regulator
yang terlibat akitf dalam penyusunan
standar
3.menjelaskan permasalahan terkait
perumusan standar akuntansi syariah
di Indonesia
10 Nada Melinda Teori Akuntansi: Masalah
Konseptual dalam
Lingkungan Politik dan
Ekonomi
11 MU'AMMAR AKHDA Manajemen Laba: Wawasan
yang Muncul dalam Teori,
Praktek, dan Penelitian

Sumber Referensi Wajib:


1 LIBGEN
https://www.libgen.is/search.php?
&req=Accounting+THeory&phrase=1&view=simple&column=def&sort=def&sortmode=ASC&page=1

2 Google Scolar

3 Daftar Pustaka/Rujukan diambil dari Google Soclar


4 Wajib Citasi menggunakan Mendeley
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM AKUNTANSI
SOSIAL EKONOMI DI TINJAU DARI SYARIAH ( Cambria 14)

LEBI JULIANA DEWI ( font 12)


Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Email : lebijulianadewi@gmail.com

RINGKASAN ( font 11)

Menguraikan ringkasan dari isi literatur riview yang meliputi pendahulun, teori, metode
dan pembahasan serta kesimpulan ( minimial 150 kata)

PENDAHULUAN

LITERATUR RIVIEW

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
KONSEP TEORI AKUNTANSI

1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi sudah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli, akan tetapi belum
ada definisi yang baku. Akuntansi biasanya dikenal sebagai suatu proses pencatatan,
pegelompokan, pengkiktusaran dan penyajian informasi keuangan suatu perusahaan. Sampai
saat ini belum ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa
sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu banyak definisi yang diajukan oleh para ahli dalam
buku teks dan artikel dalam jurnal ilmiah tentang pengertian akuntansi [1]
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dirancang oleh organisasi untuk
mengidentifikasi (analisis, mencatat, dan meringkas) aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi
kondisi dan kinerja keuangannya, kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengambil keputusan, baik dari internal maupun eksternal organisasi [2]
Akuntansi sebagai Seni. Menurut .Accounting
Principle Board (APB) Statement No. 4 dalam Work dan
Tearney (1997) akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa Akuntansi sebagai Seni. Menurut
yang menyediakan informasi kuantitatif secara historis .Accounting Principle Board (APB)
mengenai informasi keuangan, tentang entitas ekonomi Statement No. 4 dalam Work dan
untuk memenuhi kepentingan para pemangku Tearney (1997) akuntansi adalah
kepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan sebuah kegiatan jasa yang
ekonomi membuat pilihan-pilihan diantara berbagai menyediakan informasi
alternatif arah tindakan. American Institute of Certield kuantitatif secara historis
mengenai informasi keuangan,
Public Accounting (AICPA) dalam Hendriksen (2000),
tentang entitas ekonomi untuk
mendefinisikan akuntansi sebagai “seni pencatatan,
memenuhi kepentingan para
penggolongan, dan pengiktisaran dengan cara tertentu pemangku kepentingan sebagai
dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian- dasar pengambilan keputusan
kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan ekonomi membuat pilihan-pilihan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.” diantara berbagai alternatif arah
pentingan untuk dijadikan dasar dalam tindakan. American Institute of
pengambilan keputusan. Tiga definisi akuntansi terakhir
masing-masing diberikan oleh AICPA, Grady (1965) dan
Suwardjono (2005) jelas sekali membedakan akuntansi dari sudut pandang yang berbeda yaitu
sebagai seni, ilmu dan teknologi. Atas dasar ketiga pengertian itulah paper ini mencoba
mendalami dan menganalisis secara filosofis sehingga diketahui dimana sebenarnya posisi
akuntansi itu berada.
Akuntansi Sebagai Ilmu. Ilmu adalah suatu cabang pengetahuan yang bertujuan untuk
mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena dengan
menerapkan metode ilmiah. Hasil akhir dari ilmu merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan
beserta argumen-argumen sebagai penjelasan yang telah valid dan secara keseluruhan
membentuk teori. Suwardjono (2005), menyatakan bahwa teori diajukan semata-mata untuk
mendapatkan penjelasan yang valid tenteng suatu fenomena dan bukan untuk mencapai tujuan
sosial, ekonomik atau politik tertentu atau untuk menjustifikasi suatu kebijakan atau untuk
mempengaruhi perilaku. Maka jika akuntansi dipandang sebagai ilmu maka akuntansi akan
banyak membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metode akuntansi
tertentu, faktor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah
partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi. Tujuan akuntansi
adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan
dalam rangka pencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan
kebenaran penjelasan (teori). Prinsip-prinsip umum tersebut dicari untuk menjadi dasar
penentu standar, metoda, atau teknik yang diharapkan bermanfaat untuk mempengaruhi atau
memperbaiki praktik. Karena kebermanfaatan menjadi pertimbangan utama, akuntansi tidak
dapat bebas nilai karena faktor lingkungan harus dipertimbangkan. Pertimbangan dalam ilmu
dibimbing oleh metode ilmiah sementara pertimbangan akuntansi dibimbing oleh
kebermanfaatan dalam mencapai tujuan ekonomik sehingga prinsip umum dalam akuntansi
(termasuk asumsi) tidak harus dapat diuji validitasnya. Namun demikian penurunan prinsip
umum dalam akuntansi masih tetap memenuhi kriteria koherensi. Artinya prinsip akuntansi
diturunkan secara logis atas dasar asumsi atau premis yang disepakati sebagai prinsip penalaran
Terlebih dahulu akan dijelaskan pengertia seni, sebelum kita membahas pengertian
akuntansi. Menurut Mukhlisin & Nofianti, (2019)), ungkapan perasaan seniman yang
disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya dikatakan
suatu seni. Dengan seni, seniman memberikan, menyalurkan, memindahkan perasaannya
kepada orang lain sehingga orang itu merasakan apa yang dirasakan sang seniman. Di dalam
bahasa Inggris padanan kata seni adalah art. Kata art dapat berarti ketrampilan (skill), aktivitas
manusia, karya (work of art), seni indah (fine art), dan seni rupa (visual art).
Demikian juga dalam akuntansi, jika pengertian akuntansi sebagaimana yang diberikan
oleh American AICPA di atas sebagai suatu seni, maka seorang akuntan akan menggunakan teori
dan praktik akuntansi bukan hanya berdasarkan teori-teori saja, tetapi juga menggunakan
kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Dengan kata lain jika akuntansi diartikan sebagai seni, maka akuntansi itu sangat erat dengan
perimbangan dan penafsiran pribadi yang dilakukan oleh praktisi, sehingga sukar
merumuskannya dalam formula matematis. Argumen bahwa akuntansi sebagai seni dipandang
sangat tidak tepat untuk kondisi masa sekarang, apalagi dikaitkan dengan malah estetika
(Suwardjono, 2005), karena kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah
cara-cara menerapkannya dalam praktik.
Starling (1975), juga menolak akuntansi dikatakan sebagai seni, karena menurutnya
akuntan tidak menyelesaikan masalah, melainkan membuang masalah tersebut. Sering sekali
masalah terus diperdebatkan secara kontroversial, kemudian dibuang dan kemudian muncul lagi
masalah tersebut, dibuang lagi dan seterusnya muncul lagi, demikian seterusnya. Alasan
mengapa akuntan tidak dapat menjawab permasalahan karena mereka membentuk pertanyaan
yang tidak mungkin diperoleh suatu jawaban. Menurut Starling kesalahan tersebut berada pada
definisi akuntansi itu sendiri, karena pada awalnya akuntansi didefinisikan sebagai seni bukan
ilmu, oleh karena itu masalah akuntansi dipecahkan berdasarkan kesepakatan bukan
berdasarkan hukum yang menjadi dasar suatu ilmu. Secara realitas, definisi akuntansi sebagai
seni juga sudah semestinya dipermasalahkan. terlebih dengan kemajuan teknologi misalnya
pada saat akuntan dihadapkan pada keadaan saat sistem pencatatan dilakukan dengan Pekbis
Jurnal, Vol.4, No.3, November 2012: 203-210 206 terkomputerisasi, proses pengolahan datanya
tidak lagi melalui pencatatan tetapi melalui optic, dealing atau keyboard sehingga sama sekali
tidak melibatkan proses konvensional
Akuntansi sebagai Teknologi. Akuntansi sebagai teknologi pada mulanya dikemukakan
oleh Littleton dalam Stucture of Accounting Theory yang dikeluarkan oleh American Accounting
Association (1974), yang menyatakan bahwa akuntansi adalah teknologi, setelah berkembang
berlahan-lahan, akhirnya menjadi suatu perbaikan instrumen bagi pengendalian manajemen
dalam kepentingan efisiensi dan profit. Lebih lanjut Littleton juga mengatakan: “Accounting is a
technology, a modified statistical technology. The details of a technical methodology are
prescribed by and at the same time are limited by its objectives, major or minor. Those who use
accounting intimately and those who teach its intricacies develop a keen awareness of the
service this technology can be made to render, and experience an increasing appreciation of the
interrelation of objective and methods.” Kemudian berhubungan dengan akuntansi sebagai
teknologi, Sudibyo (1987) menegaskan bahwa seni dan sain bukan merupakan dua kutup yang
kontinum. Kutup yang dimaksud adalah status atau klasifikasi (kelas) seperangkat pengetahuan
dalam taksonomi atau pohon pengetahuan. Karena kedua kutub tersebut bukan suatu
kontinum, maka tidak selayaknya akuntansi dipandang sebagai gabungan antara seni dan sain,
maka kutub yang masih terbuka untuk mengklasifikasi status akuntansi adalah teknologi,
sehingga Sudibyo mengatakan bahwa akuntansi adalah teknologi. Karena dengan mengenali
karakteristik akuntansi, seperangkat pengetahuan akuntansi sebenarnya lebih merupakan suatu
teknologi (paling tidak teknologi lunak) dan oleh karenanya harus dikembangkan sesuai dengan
sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam
kehidupan sosial tertentu. Dengan demikian akuntansi dapat dimasukan dalam pengetahuan
teknologi. Selanjutnya Sudibyo (1987), menegaskan bahwa karena akuntansi masuk dalam
bidang pengetahuan teknologi, akuntansi Kajian Filosofis Akuntansi : Seni, Ilmu atau Teknologi
(Leny Nofianti) 2009 dapat didefinisikan sebagai “rekayasa akuntansi dan pengendalian
keuangan.” Sudibyo juga menjelaskan bahwa sebagai teknologi, maka akuntansi dapat
memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dalam disiplin ilmu yang lain
untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori tersendiri.

2. Pengertian Teori Akuntansi

Perkembangan pemikiran dan teori akuntansi (accounting thought) sangat dipengaruhi


oleh asumsi-asumsi dasar yang digunakan, di lain pihak pemikiran akuntansi juga dipengaruhi
oleh cara pengklasifikasian pemikirnya. Davis et al, (1982) mengklasifikasikan berdasarkan
empat images, yaitu mereka yang memperlakukan akuntansi sebagai “a historical record, a
current economic reality, an system dan a commodity”. Sedangkan Morgan (1980:25)
menggunakan pendekatan sosiologi yang dikembangkan oleh Burrell and Morgan. Ia melihat
pemikiran akuntansi dari empat paradigma realitas sosial, yaitu functionalist, interpretative,
radical humanist dan radical structuralist paradigma. Pengklasifikasian pemikiran tersebut,
didasarkan pada penelitian praktek akuntansi yang berjalan, aliran ini terkenal dengan sebutan
pendukung aliran contemporary accounting [4].
Dalam mengaktualisasi filsafat ilmu [5] menggunakan preposisi positive dan hipotesis
yaitu diawali dengan observasi selanjutnya melalui proses induksi dihasilkan preposisi positive.
Selanjutnya preposisi positif bersamasama dengan anggapan apriori dilakukan proses deduksi
untuk menghasilkan preposisi hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji untuk menghasilkan
teori yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat aturan, prosedur dan sebagainya
untuk praktik
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa...............................................
3. Arti Penting Teori Terhadap Praktik

Karakteristik Seni Ilmu Teknologi


Defini aaaaaa qaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaa
Makna
Tujuan

AR PUSTAKA

[1] L. Nofianti, “Kajian Filosofis Akuntansi: Seni, Ilmu atau Teknologi,” PEKBIS (Jurnal Pendidik. Ekon.
Dan Bisnis), vol. 4, no. 3, pp. 203–210, 2012, [Online]. Available:
https://pekbis.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/1474/1450.
[2] A. Ardy et al., “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi E-Filing pada Kepatuhan Wajib Pajak,” J.
Umr., 2015, doi: 10.1002/pam.1047.
[3] M. Mukhlisin and L. Nofianti, “Part II Corporate Governance and Role of Islamic Audit and
Accounting,” 2019.
[4] M. Abdullah, “Pengembangan Teori Akuntansi Berbasis Filsafat Ilmu,” AKRUAL J. Akunt., vol. 2,
no. 2, p. 136, 2011, doi: 10.26740/jaj.v2n2.p136-150.
[5] A. IBRAHIM et al., “Implementation of Social Customer Relationship Management Using
Instagram and Facebook as Songket Marketing Media,” vol. 172, no. Siconian 2019, pp. 554–560,
2020, doi: 10.2991/aisr.k.200424.085.

Anda mungkin juga menyukai