Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

EKONOMI ENERGI
(DEKOMISIONING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR)

FEBRIANSYAH
30000422420042

PROGRAM MAGISTER ENERGI


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
A. Struktur Biaya Pembangkitan Listrik PLTN
Secara umum, struktur dari biaya pembangkitan Listrik terdiri dari tiga komponen yaitu
(Zuhal, 1955):
a. Biaya Investasi
b. Biaya Operasi dan Maintenance
c. Biaya Bahan Bakar

Biaya dekommisioning/ Dismanting Cost masuk sebagai salah satu komponen dalam biaya operasi
dan maintenance. Sebelum melakukan perhitungan biaya pembangkitan Listrik dimulai perlu
didefinisikan terlebih dahulu beberapa parameter teknis yang digunakan sebagai dasar perhitungan
seperti :
1. Kapasitas Unit Gross
2. Pemakaian Sendiri
3. Kapasitas Unit Netto
4. Faktor Kapasitas
5. Produksi Energi Listrik Tahunan
6. Produksi Energi Listrik yang Terjual Tiap Tahun
7. Burn Up
8. Tahun dasar (reference year)

A.1 Biaya Investasi


Biaya investasi dari PLTN terdiri dari EPC (Enginnering Procurement Construction) Cost,
Development Cost, dan Other Cost.
1. Biaya pengadaan
Biaya pengadaan adalah biaya pengadaan peralatan dan material untuk beberapa bagian
sebagai seperti: nuclear island/ Reaktor Nuklir, conventional island/ turbin menggerakan
generator, dan Balance of Plant/ plant kecil yang berfungsi mendukung system operasional utama
PLTN. BoP terdiri dari switch yard, auxililary building, machine shop, system kebakaran.
2. Biaya Design & Engineering
3. Biaya Konstruksi (Biaya Pembangunan mulai dari konstruksi hingga PLTN Beroperasi)
4. Development Cost (Biaya atas pekerjaan mobilisasi, pembebasan lahan, dan professional fee.
5. Biaya lain-lain (terdiri dari training mobilisasi untuk OM, Fee, dan start up PLTN
6. Biaya Kontigensi (Sebagai biaya Cadangan)
Biaya-biaya tersebut seperti halnya Pembangunan PLTN AP1000 kapasitas 2x1000MWsebesar
8.758.000.000 US$. Biaya untuk Pembangunan PLTN OPR1000 kapasitas 2x1000MW dengan
nilai 3.752.000.000 US$.

A.2 Biaya Bahan Bakar Nuklir


Pembuatan bahan bakar nuklir untuk PLTN terdiri dari4 tahap yang masing-masing memberi
kontribusi pada harga bahan bakar nuklir daur terbuka per Kg U235 2.953 US$ yaitu:
1. Harga Uranium alam ( 1.386 US$)
2. Biaya Konversi (104 US$)
3. Biaya pengkayaan (1.207 US$)
4. Biaya Fabrikasi (256 US$)

A.3 Biaya Operasi dan Maintenance


Biaya ini merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi rutin PLTN. Biaya ini
bergantung dengan teknologi dan kapasitas daya yang terpasang. Biaya O & M terdiri dari dua
yaitu fixed cost dan variable cost. Fixed cost merupkan biaya rutin seperti pegawai, tax, asuransi,
dan life cycle maintenance. Biaya life cycle maintenance meliputi back end cost dan
decommissioning cost dengan menyisahkan dana dari awalnya PLTN berdiri hingga PLTN di
tutup dengan Tingkat eskalasi 3% pertahun (12.803 US$) . Biaya Variable besarannya bergantung
dengan fungsi produksi dari PLTN.
Selain biaya pembangunan yang mahal, mitos bahwa PLTN memiliki biaya operasi yang
lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional juga tidak sepenuhnya akurat.
Di berbagai negara, selama 10 tahun terakhir perusahaan pengelola PLTN menghadapi kenaikan
biaya operasi yang cukup signifikan bahkan tidak dapat ditutupi oleh tarif listrik. Menurut laporan
French Court of Account (Cour des Comptes) tahun 2014, biaya operasi EdF, perusahaan listrik
Prancis yang mengelola seluruh PLTN di sana, naik dari $67,8/MWh pada tahun 2010 menjadi
$81,7/MWh pada tahun 2013, atau sebesar 21%. Perusahaan listrik E.ON menutup salah satu
PLTN-nya di Jerman, 7 bulan lebih awal dari seharusnya karena proyeksi pendapatannya tidak
dapat menutupi biaya operasi yang naik. Berbagai operator PLTN di AS dan Swedia juga
menghadapi kenaikan biaya operasi PLTN mereka. Salah satu operator PLTN di Canada, Ontario
Power Generation (OPG) dalam dokumen permohonan persetujuan biaya bahan bakar nuklir
kepada regulator menunjukkan kenaikan biaya bahan bakar sebesar 20 persen pada periode 2010-
2015.

B. Dekomisioning
Dekomisioning atau dismantling adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengamanan terhadap
Kesehatan dan keselamatan pekerja maupun Masyarakat terhadap pemberhentian operasionalnya
suatu instalasi nuklir. Kegiatan tersebut meliputi mothballing, dekontaminasi sebelum dan sesudah
dismantling, pengolahan limbah, termasuk waste disposal. Mothballing adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pengambilan bahan bakar, batang pengendali, dan air pendingin;
pengisolasian semua system atau peralatan yang mengandung bahan radio aktif atau
terkontaminasi dan dinyatakan di bawah pengawasan; Pemeriksaan secara periodic integritas
system keselamatan dari semua system atau peralatan yang diisolasi. Waktu yang diperlukan
antara mothballing dan dismantling disebut safe storage.
B.1 Biaya Dekomisioning
Faktor yang berpengaruh terhadap besaran biaya dekomisioning adalah jenis fasilitas nuklir,
Langkah yang diambil, dan waktu safe storage yang ditentukan oleh negara untuk melakukan
dekomisioning. Selain itu, laju inflasi, bunga bank, nilai depresiasi mata uang negara
bersangkutan, ongkos buruh, kesiapan teknologi, dan kebijakan dari pemerintah.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah mengkategorikan biaya dekomisioning yang
berasal dari aktivitas sebagai berikut :
1. Aktivitas langsung, yaitu biaya yang timbul dari pelaksanaan dismantling, dekontaminasi,
pengangkutan dan waste disposal.
2. Aktivitas managemen, yaitu biaya yang berhubungan dengan managemen proyek,
managemen konstruksi, Kesehatan, keselamatan dan keamanan, lisensi, dan jaminan
kualitas.
3. Hal khusus seperti berkaitan dengan pembelian peralatan khusus, pajak, perijinan, dan
lainnya.

B.2 Pendanaan Dekomisioning


Metode pendanaan bervariasi antara satu negara dengan negara lain pada proses dekomisioning
PLTN adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran diuka, Dimana uang untuk dekomisioning dibayarkan pada awal bahkan
sebelum PLTN beroperasi. Pembukaan deposito ini dipisahkan seingga akan dapat di
cairkan saat akan benar-benar digunakan untuk dekomisioning.
2. Pembayaran cicilan tahunan, dilakukan selama bertahun-tahun selama PLTN beroperasi,
sehingga pada saat dekomisioning akan terkumpul sejumlah dana yang di butuhkan.
3. Pembayaran melalui asuransi, yaitu metode pembiayaan menjamin bahwa biaya
dekomisioning pasti tersedia, baik dalam bentuk kontrak atau letter of credit oleh pihak
ketiga.

Biaya dekomisioning PLTN tidak tergantung pada factor internal jenis reactor, tetapi tergantung
pada factor internal kapasitas reactor dan waktu safe storage. Faktor eksternal yaitu kebijakan,
upah buruh, serta kesiapan teknologi masing-masing negara. Pendanaan dekomisioning
bergantung kepada laju inflasi, suku bunga, dan kesetabilan mata uang suatu negara.

Referensi :
1. Nuryanti. Studi Kelayakan Finansial Proyek PLTN di Indonesia dengan Memasukkan
Unsur Ketidakpastian. Thesis Fakultas Teknik Industri Universitas Indonesia.
2. Mulyono Daryoko. Aspek Ekonomi Pada Dekomisioning Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir. Hasil Penelitian, Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radio Aktif.

Anda mungkin juga menyukai