Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

KONSELING INDIVIDUAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen Layanan Responsif


B Bidang layanan Bidang Pribadi-Sosial
C Topik/Tema Layanan Masalah keluarga yang berdampak pada tugas sekolah
D Fungsi Penyembuhan
Peserta Didik/Konseli dapat menemukan solusi atas
E Tujuan Umum
permasalahan yang sedang dialami
1. Peserta Didik/Konseli dapat menyeimbangi antara masalah
dirumah dan disekolah
2. Peserta Didik/Konseli dapat menyelesaikan tugas-tugas
F Tujuan Khusus
sekolah dengan tepat waktu
3. Peserta Didik/Konseli dapat mengubah pola pikirnya
terhadap suatu permasalahan
G Sasaran layanan Kelas IX SMP
H Materi layanan 1. Pendekatan konseling Solution Focus Brief Therapy
(SFBT)
2. Tujuan terapeutik SBFT
3. Teknik dan prosedur terapi SBFT
I Waktu 1 X 45 Menit
J Sumber Belajar 1. Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling
and Psychotherapy. United States of America
2. Rostini, Rena & Nurjannah. 2021. Teori dan Pendekatan
Konseling SFBT (Solution Focused Brief Therapy)
Berbasis Islam
K Metode / Teknik Berfokus Pada Klien (Pertanyaan keajaiban, pertanyaan skala)
L Media / Alat Kertas, Pulpen
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal / 1. Mengucapkan salam pembuka
2. Menerima kehadiran serta mempersilahkan peserta
didik/konseli duduk
3. Menanyakan kabar peserta didik/konseli
4. Mengarahkan peserta didik/konseli pada topik netral
Pendahuluan 5. Konselor menjelaskan peran konselor dan konseli
6. Konselor menjelaskan waktu konseling
7. Konselor menjelaskan asas-asas konseling
8. Menanyakan kesiapan konseli untuk melakukan proses
9. Konselor mengungkapkan ekspresi empati
1. Konselor mempersilahkan konseli untuk menceritakan
masalahnya
2. Konselor mendengarkan masalah yang sedang diceritakan
oleh konseli
3. Konselor bekerja dengan konseli untuk mengembangkan
tujuan yang ingin dicapai dalam sesi konseling
4. Konseli mengeksplorasi masalah serta kepedulian konselor
2. Tahap Inti dalam mengatasi masalah konseli
5. Diakhir setiap percakapan membangun solusi, memberikan
dorongan, dan menyarankan apa yang mungkin diamati
atau dilakukan konseli untuk memecahkan masalah mereka
lebih lanjut
6. Konselor dan konseli mengevaluasi kemajuan yang dicapai
dalam mencapai solusi yang memuaskan dengan
menggunakan skala penilaian.
1. Konseli mampu memahami masalah
2. Menyimpulkan hasil konseling
3. Tahap Penutup
3. Konselor memberikan tanda akan berakhir waktu
4. Menutup sesi konseling
N Evaluasi
Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :

1. Melakukan Refleksi hasil, konseli menyampaikan apa yang


dirasakannya sebelum dan sesudah melakukan sesi
konseling.
1. Evaluasi Proses
2. Sikap konseli selama kegiatan konseling
3. Cara konseli menceritakan permasalahannya
4. Cara konseli menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
konselor
5. Cara konseli dalam menemukan solusi

Evaluasi setelah konseling individual, antara lain


:
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi Hasil
2. Menarik kesimpulan : menemukan solusi terbaik/kurang
menemukan solusi/tidak menemukan solusi
3. Perasaan yang dirasakan : bersemangat/kurang
bersemangat/tidak bersemangat

Lubuk Raja, 12 September 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru BK

AGUS SUDIANA, S.Pd.,M.M INTAN NURFITRI USMAN, S. Psi


NIP. 196808031991011002 NIP. 198406262022212032
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Uraian Materi
2. Lembaran Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Uraian Materi :
PENDEKATAN SOLUTION FOCUS BRIEF THERAPY (SFBT)
A. Deskripsi Teori
SFBT atau Solution Focused Brief Therapy merupakan konseling yang berfokus pada solusi
dan hanya memerlukan waktu yang singkat sehingga efektif dalam memecahkan permasalahan.
Metode yang dilakukan konseling ini adalah dengan menggali informasi mengenai masa depan yang
diinginkan dan potensi yang ada dalam diri konseli.
Inti dari konsep dari bimbingan dan konseling SFBT yaitu setiap orang mampu untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan memanfaatkan kecerdasan akal manusia.
Menurut Walter Peller bahwa terdapat lima hal yang mendasari pendekatan SFBT antara lain:
a. Fokus terhadap hasil yang baik sehingga dapat mencapai kesuksesan
b. b. Konseli sadar tentang pasti ada jalan keluar dari sebuah permasalahan apabila sudah
menemukan solusi
c. c. Perubahan besar kearah lebih baik bermula dari usaha-usaha kecil
d. d. Semua konseli mampu menyelesaikan masalahnya sendiri
e. e. Metode yang dilakukan dengan membangun motivasi yaitu berupa kalimat aktif, positif,
dan dapat diukur.
B. Tujuan Terapeutik SFBT
Tujuan terapeutik menecrminkan berapa gagasan dasar tentang perubhahan,interasi,dan
tentang pencapaian tujuan terapis yg berfouks pada solusi percaya orang memeliki kemampuan
untuka menentukan tujuan pribadi yang bermkna dan bahwa mereka memiliki sumber daya yang
diperlukan untuk memecahkan masalah mereka kurangnya kejelasan tentang preferensi klian
tujuan,dan hasil yang diinginkan dapat mengakibatkan keretakan anatara trapis dan kliean. Trapis
yang berfokus pada konsentrasi pada perubahan kecil, realistis, dan dapat dicapai yang dapat
mengahsilkan hasil positif tambahan praktisi yang berfokus pada solusi bergabung deengan kliean
mereka, menggunakan kata-kata, kecepatan,dan nada serupa.
Terapis menggunakan pertanyaan seperti ini yang mengandaikan perubahan, mengajukan
banyak jawaban, dan tetap diarajkan tujuan dan beroreantasi pada masa depan: “ apa yang anda
lakukan,dan apa yang telah berubah sejak terhair kali,”atau” apa yang menurut anada berjalan lebih
baik?” (Bubenzer dan West,1993).
Terapi beroreantasi solusi menawarkan beberapa bentuk tujuan : mengubah cara pandang
terhadap suatu atau krangka ajuan mengubah tindakan sistuasi bermaslah dan memanfaatkan
kekuatan sumber daya kliean (O’Hanlon & Weiner-Davis, 2003).

C. TEKNIK DAN PROSEDUR TERAPI


1. Mebangun Hubungan Kerja Sama
Terapis yang berfokus pada solusi dan dapat memilih dari sejumlah interfrensi saat
membantu kelian dalam menemuksn solusi dan mencipkan kehidupan yang lebih
memuaskan. Semua teknik yang dibahas disini harus diterapkan dari dasar hubungan kerja
kolaboratif.
2. Perubahan Praterapi
Menjadwalakan janji semu seringkali membuat perubahan positif terjadi. Dengan
bertanya tentang perubaha tersebut, trapis dapat memperoleh, membangkitkan, dan
memperkuat apa yang telah dilakukan kliean dengan cara membuat perubahan positif.
3. Pertanyaan Pengecualian SFBT
Terapis yang berfokus pada solusi mengajuakan pertanyaan pengecualian untuk
mengarahkan klien ke saat-saat ketika masalahnya tidak ada, atau ketika masalahnya ketika
tidak terlalu intens. Pengeculian adalah pengalaman masa lalu dalam kehidupan kliean ketika
masuk akal untuk mengharapkan masalah terjadi,tetapi entah bagaimana tidak (de Shazer
1985).
4. Pertanyaan Keajaiban
Terapis bertanya, “Jika keajaiban terjadi dan masalah yang Anda miliki diselesaikan
dalam semalam, bagaimana Anda tahu ini telah diselesaikan, dan apa yang berbeda?” klien
kemudian didorong untuk memberlakukan “apa yang berbeda” terlepas dari masalah yang
dirasakan. Jika klien merasa lebih percaya diri dan aman, terapis memberi pertanyaan
pertimbangan solusi hipotesis, hal ini mencerminkan keyakinan bahwa mengubah tindakan
dan melihat masalah yang dirasakan akan mengubah masalah.
5. Pertanyaan Skala
Terapis menggunakam pertanyaan skala ketika perubahan dalam manusia tidak
mudah diamati, seperti perasaan, suasana hati, atau komunikasi (de Shazer & Berg, 1988).
6. Rumus Tugas Sesi Pertama
Rumus tugas sesi pertama adalah bentuk pekerjaan rumah yang mungkin diberikan
terapis kepada klien untuk diselesaikan antara sesi pertama dan kedua mereka. Terapis
mungkin berkata, “Antara sekarang dan saat kita bertemu lagi, saya ingin Anda mengamati,
sehingga lain kali Anda dapat menjelaskan kepada saya, apa yang tejadi dalam (keluarga,
kehidupan, pernikahan, hubungan) Anda yang ingin Anda lanjutkan terjadi.
7. Umpan Balik Terapis Kepada Klien
Praktisi yang berfokus pada solusi umumnya beristirahat selama 5 hingga 10 menit
menjelang akhir setiap sesi untuk menulis pesan ringkasan untuk klien. Selama istirahat ini
terapis untuk menyusun umpan balik yang akan diberikan kepada klien setelah istirahat. De
Jong dan Berg (2008) menjelaskan tiga bagian dasar struktur umpan balik ringkasan: pujian,
jembatan, dan saran tugas.
8. Penghentian
Dari wawancara pertama yang berfokus pada solusi, terapis sadar untuk bekerja
menuju penghentian. Setelah klien mampu membangun solusi yang memuaskan, hubungan
terapeutik dapat diakhiri. Pertanyaan pembentukan tujuan awal yang sering ditanyakan oleh
seorang terapis adalah, "Apa yang perlu diubah dalam hidup Anda setelah datang ke sini agar
Anda dapat mengatakan bahwa pertemuan dengan saya bermanfaat?" Pertanyaan lain untuk
membuat Alien berpikir adalah, "Saat masalah terpecahkan, apa yang akan Anda lakukan
secara berbeda?" Melalui penggunaan scaling question, terapis dapat membantu klien dalam
memantau perkembangannya sehingga klien dapat menentukan kapan tidak perlu lagi datang
ke terapi (Do Jong & Berg, 2008).

Lampiran Instrumen Penilaian


PENILAIAN HASIL (PENILAIAN SEGERA)
1. Apa yang Anda pikirkan sebelum sesi konseling dimulai?

2. Apa yang ada rasakan selama sesi konseling berjalan?

3. Apa yang dapat Anda simpulkan dari proses konseling?

4. Bagaimana pendapat Anda tentang konselor yang membantu Anda?

5. Apa rencana yang akan Anda lakukan di masa depan setelah ini?

INSTRUMEN PENILAIAN PROSES


HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TDK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta
didik

2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik


3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik

4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas


5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan

C Perolehan Siswa Pasca Layanan


1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
D Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusia mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
konselor

5. Peserta didik hadir semua


E Ketersediaan sarana prasarana
1. Liquid Cristal Display (LCD) tersedia lengkap
2. Mebeler dan ATK tersedia lengkap
3. Ruangan bersih dan nyaman
4. Instrumen dan Sumber Buku tersedia lengkap
5. Pencahayaan ruangan mencukupi

Anda mungkin juga menyukai