Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH ACEH TENGGARA

Sri Mulki*
Ardhansyah Putra Harahap, S.PD, M.Si

ABSTRACT
This study aims to analyze the application of accounting
information systems in the Southeast Aceh district government
KEYWORDS
and to determine the use of accounting information systems on
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi ; Kualitas
the Southeast Aceh district financial statements. Accounting
Laporan Keuangan.
information system (AIS) is an accounting information processing
system such as financial information that is useful for users of
the information that is carried out.
This study uses a qualitative method. The subjects in
this study are the accounting field, the accounting staff as *CORRESPONDANCE AUTHOR
informal at SIMDA, the object in this study is the Regent's Office
of the Accounting Section of the Southeast Aceh Regional
Government. Technical data analysis in this research is data
collection, data processing, data presentation, generalization and
conclusion. srimulki10@gmail.com
The results of this study indicate that the SIA that has ardhansyahputra1986@gmail.com
been implemented is very helpful for employees in carrying out
the work process of their employees. A good accounting
information system has played a role in improving the quality of
financial reports.

Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Indonesia

PENDAHULUAN

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas pemerintahan maupun perusahaan atau instansi lain untuk
mencapai akuntabilitas laporan keuangan. Menurut Nyoman Triaryati (2016:33), menyatakan bahwa kinerja
pemerintahan atau perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak
terkonsentrasinya manupulasi laba, kepemilikaan, serta pengungkapan laporan keuangan.

Pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara sudah menggunakan aplikasi mulai tahun anggaran 2016
sampai sekarang, aplikasi yang digunakan terdiri dari : Aplikasi sistem Informasi Manajemen Keuangan
Daerah (SIMDA-Keuangan) Aplikasi ini dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) perwakilan Provinsi Aceh, sistem ini dapat mengakomodasi mulai dari Perencanaan, Penganggaran,
Penatausahaan keuangan, pelaporan dan Pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja Kabupaten
Aceh Tenggara. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Daerah (SIMDA-BMD) aplikasi ini juga di
kembang kan oleh Perwakilan Provinsi Aceh, sistem ini mampu mengklasifikasi nilai/jumlah barang yang akan

© 2021 The Author(s). Published by Patron Institute


This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License
(http://creativecommons.org/license/by/4.0/), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided 193
the original work is properly cited.
194 | Sri Mulki & Ardhansyah Putra Harahap
menjadi Aset Pemerintahan Daerah, mulai dari pengadaan barang sampai penggunaannya, semua barang
akan dinilai terlebih dahulu sebelum diakui menjadi aset pemerintah. Aplikasi ini dikembangkan Aplikasi
sistem informasi (Sim Gaji) aplikasi ini dikembangkan oleh PT. Taspen (Tabungan Pensiun).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemahaman Standar akuntansi pemerintahan dan
pemanfaatan sistem informasi akuntansi kualitas keuangan daerah merupakan faktor yang efektif dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah, untuk itu disarankan kedepannya agar
memahami terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah lebih ditingkatkan untuk bisa meningkatkannya kualitas laporan keuangan pemerintahan
daerah Jembrana.

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Aviana, (2012: 8) dengan judul penerapan
pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer menyimpulkan bahwa
penggunaan sistem informasi akuntansi, tidak lepas dari risiko-risiko yang ada baik kesalahan yang disengaja
seperti penipuan, tindak kebohongan untuk mendapatkan keuntungan dan tidak disengaja seperti salah
memasukan nama atau kode pelanggan.

LANDASAN TEORI

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2017:80) sistem informasi akuntansi ialah badan usaha tentang pencatatan
laporan, yang harus menyediakan informasi keuangan yang sangat dibutuhkan pihak manajemen untuk
dapat mengelola perusahaan. Sedangkan menurut Bodhar 2017:1 sistem informasi akuntansi dapat
merupakan kumpulan sumber daya manusia dan peralatan yang merancang untuk mengubah data keuangan
dan data lain-lain ke dalam informasi. Menurut Dandago dan Rifai (2013) sistem informasi akuntansi adalah
seperangkat kesatuan dari suatu subsistem saling terkait yang saling bekerja bersama untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan, mengubah, dan mendistribusikan informasi untuk perencanaan, pembuatan
keputusan dan pengendalian.Menurut Lim (2013) sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai suatu alat
yang terintegrasi di lapangan dengan sistem informasi dan teknologi suatu perusahaan.

Menurut Baridwan, dkk (2015: 4) Definisi sistem akuntansi adalah formulir-formulir catatan-catatan
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan
ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan,
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lemabaga pemerintah untuk menilai hasil
operasi. pengertian yang dijabarkan dapat diatrik kesimpulan sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan
sumber daya manusia, formulir, catatn, prosedur dan laporan yang dikordinasi untuk mengubah data dari
kegiatan perusahaan menjadi informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dibutuhkan dan
selanjutnya dapat dikominikasikan kepada manajemen guna pengambilan keputusan dalam pengelolaan
perusahaan serta untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak lain yang berkepetingan seperti
pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil kegiatan perusahaan.

Keterkaitan Antara Akuntansi, Sistem Akuntansi, Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi bagian seperangkat pengetahuan mengajari perekayasan penyediaan jasa berupa


informasi keuangan kualitatif yaitu unit organisasi dan cara pelaporan informasi tersebut kepada pihak
berkepentingan dijadikan dasar dalam mengambil keputusan ekonomi, dan memiliki sistem tersendiri
melibatkan berbagai macam elemen, untuk menghimpun informasi menjadi lebih bermanfaatbagi pengguna.
Akuntansi yang disiplin pengetahuannya mempunyai suatu sistem tersebut (disebut sistem akuntansi)
bertujuan menyajikan informasi kepada pihak pengguna.

Dengan menjalankannya sistem informasi akuntansi tersebut secara maksimal, dapat dimanfaatkan
sistem informasi yang saat ini didukung oleh komputer agar siklus akuntansi dapat dapat berjalan dengan
baik (efektif) sehingga informasi keuangan yang disajikan lebih dapat ditingkatkan kendalanya. Karena Sistem
Informasi Akuntansi menggabungkan cakupan pembahasan yang lumayan luas, yaitu dibidang akuntansi,
Analisis Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Aceh Tenggara | 195
sistem informasi, proses bisnis, dan penggunaan teknologi. Dengan demikian, kerangka pembahasan di bab
selanjutnya selayaknya, harus di pahami bahwa informasi baik keuangan maupun nonkeuangan adalah
bagian dari produk akuntansi yang dijalankan daalam sistem tertentu.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Laporan keuangan utamanya digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu mentaati peraturan
perundang-undangan (Kotler, 2011).

Laporan keuangan pemerintah memiliki tujuan dalam menyajikan informasi yang berguna bagi yang
memerlukan yang didalamnya dapat menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada prinsipnya ialah hasil gabungan
dari laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
bertugas menyusun LKPD.

Standar Akuntansi Pemerintah

Pada tahun 2005 pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Peraturan ini mengatur akuntansi yang berbasis kas menuju
akrual (Cash towards Accrual). PP ini adalah masa dimana Undang-Undang Keuangan Negara dan
Perbendaharaan Negara yang perlu pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja basis akrual
(Martani, 2011). Pada tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berbasis akrual tuntas
disusun Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah
dalam PP Nomor 71 Tahun 2010. Implementasi dari peraturan tersebut ialah Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat maupun Daerah secara bertahap didorong untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual. Paling lambat
tahun 2015, seluruh laporan keuangan pemerintah daerah sudah menerapkan SAP berbasis akrual (Liestiani,
2011). SAP merupakan panduan dalam menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor. SAP
yang dijadikan panduan memiliki karakteristik daerah dengan lebih sedikit variabel yaitu ukuran daerah
(size), jumlah SKPD, dan status daerah dimana lokasi pemda dan jumlah anggota DPRD dijadikan variabel
kontrol.

Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Kata pengungkapan (disclosure) memiliki arti yaitu tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan
laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberi informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Hery, 2011). Menurut (Hery, 2011) ada dua
jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu:

1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclousure)


Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh Standar akuntansi yang
berlaku. Di Indonesia peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dikeluarkan oleh
Ketua BAPEPAM melalui keputusan nomor 17/PM/2002 atau. Dalam praktik yang paling lazim digunakan
adalah pengungkapan yang cukup (Adequate Disclosure).

2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclousure)


Menurut (Hery, 2011) pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar atau peraturan yang berlaku. Pengungkapan
sukarela adalah pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimetri
informasi antara partisipan pasar. Kredibilitas dan realibilitas merupakan hal utama yang menjadi perhatian
dalam pengungkapan informasi secara sukarela. Dalam kaitannya dengan sektor pemerintahan di Indonesia,
baik pemerintah pusat maupun daerah, pengungkapan wajib mengacu pada pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan Pemerintah Daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
196 | Sri Mulki & Ardhansyah Putra Harahap
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan
disebutkan bahwa pengungkapan lengkap ialah laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna.

Karakteristik Pemerintah Daerah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), karakteristik adalah ciri- ciri khusus yang dimiliki
mempunyai sifat khas sesuai dengan watak yang dimana dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Penelitian yang dilakukan Suhardjanto dan Miranti (2011) pada sektor swasta mendefinisikan
karakteristik perusahaan sebagai ciri-ciri khusus yang melekat pada perusahaan, menandai sebuah
perusahaan dan membedakannya dengan perusahaan lain. (Mardiasmo, 2013) mendefinisikan karakteristik
pemerintah daerah dengan menggunakan ukuran (size) pemerintah daerah yang diproksikan dengan total
aset, kemakmuran (wealth) yang diproksikan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), ukuran legislatif, tingkat
leverage yang diproksikan dengan total utang dibagi total ekuitas, dan intergovernmental revenue yang
diproksikan dengan perbandingan antara jumlah total dana perimbangan dengan jumlah total pendapatan.
Menggunakan ukuran (size) pemerintah daerah yang diproksikan dengan total aset, kemakmuran (wealth)
yang diproksikan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), ukuran legislatif, tingkat leverage yang diproksikan
dengan total utang dibagi total ekuitas, dan intergovernmental revenue yang diproksikan dengan
perbandingan antara jumlah total dana perimbangan dengan jumlah total pendapatan.

Temuan Audit

Pengertian Auditing menurut Arens (2010), auditing merupakan: “accumulation and evaluation of
evidence about information to determineand report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent and independent person”
Akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.

Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen Sedangkan menurut Hall
(2011), Keyakinan publik pada keandalan laporan keuangan yang dihasilkan secara internal bergantung
secara langsung pada validasi oleh auditor ahli yang independen. Untuk meningkatkan kualitas transparansi
dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah maka laporan keuangan perlu diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (Kawedar, 2010). Pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu.

Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan BPK tersebut berupa opini, temuan, kesimpulan atau dalam
bentuk rekomendasi. Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK dalam laporan
keuangan pemerintah daerah atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan
pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang undangan yang berlaku. Penelitian Liestiani
(2012), menemukan bahwa jumlah temuan audit BPK berkorelasi positif dan signifikan terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota. Sebab melalui adanya temuan ini, BPK
akan meminta adanya koreksi dan peningkatan pengungkapannya (Khasanah, 2015).

Tingkat Ketergantungan Pada Pemerintah Pusat

Pada penelitian Hilmi (2010), tingkat ketergantungan dinyatakan dengan besarnya Dana Alokasi
Umum yang dibagi dengan Total Pendapatan. Menurut Darwant Sudarsana (2013), Dana Alokasi Umum
(DAU) ialah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar
daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Hal sama
juga diungkapkan Kawedar, et al. (2018:49), DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-
daerah dengan maksud mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan
formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Besar DAU suatu daerah ditentukan atas
Analisis Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Aceh Tenggara | 197
besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal
need) dan potensi daerah (fiscal capacity).
Dengan demikian, adanya transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah menimbulkan
konsekuensi berupa monitoring dari pusat ke daerah terkait keleluasaan pemerintah daerah dalam
menggunakan dana tersebut, apakah untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau
untuk keperluan lainnya.

Kantor Bupati Aceh Tenggara

Sistem Informasi Akuntansi

Laporan Keuangan

Gambar 1. Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Untuk menguji penelitian ini adalah dengan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. subjek
penelitian ini adalah kepala bidang akuntansi, staf pemakai akuntansi sebagai informal di SIMDA. Objek
dalam penelitian ini adalah Kantor Bupati bagian Akuntansi Pemerintah Daerah Aceh Tenggara.

PEMBAHASAN

Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada responden di
Kabupaten Aceh Tenggara mengakatakan bahwa “Sistem akuntansi Kabupaten Aceh Tenggara menggunakan
SIMDA, SIMDA itu sebuah aplikasi komputer untuk mengolah transasi keuangan daerah dan sebuah sistem
yang bekerja secara terintegrasi yang dirancang oleh BPKP untuk mengolah data keuangan pemerintah”

SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) merupakan salah satu aplikasi yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data
terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintahan
daerah. Informasi keuangan daerah adalah segala informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah yang
diperlukan dalam rangka penyelenggaran sistem informasi keuangan daerah. Program daerah adalah segala
informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan sistem
informasi keuangan daerah. Program SIMDA adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu
pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan peraturan
198 | Sri Mulki & Ardhansyah Putra Harahap
perundang-undangan, pemerintah daerah wajib menyusun laporan keuangan untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerahnya. Untuk menghasilkan laporan keuangan
tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat diandalkan yaitu sistem yang mampu mengolah data-data input
dan menghasilkan informasi ouput yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan.

Aplikasi sistem informasi manajemen daerah merupakan program aplikasi komputer yang
terintegrasi dan dapat membantu proses administrasi pemerintahan daerah dari singkat provinsi,
kabupaten/kota, sampai tingkat kecamatan dan kelurahan. SIMDA terdiri dari 26 aplikasi terpisah yang di
distribusikan di setiap sistem database terintegrasi, sehingga ouputnya dapat dipergunakan oleh pimpinan
daerah untuk membantu proses pengambilan keputusan.

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Di Pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori dan metologi penelitian yang telah
diuraikan terdahulu, maka sub bab ini akan di sajikan hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan
informan yang telah di pilih, informal tersebut adalah para pegawai atau staf yang terkait langsung dengan
proses akuntansi di Kabupaten Aceh Tenggara. Hal ini untuk menjamin vadilitas yang di sampaikan. Hasil
analisis dari data yang di peroleh adalah sebagai berikut. Kabupaten Aceh Tenggara telah menggunakan
sistem informasi akuntansi yang bernama SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah). Pemerintah
Kabupaten Aceh Tenggara sudah mengunakan aplikasi mulai tahun anggaran 2016 sampai sekarang
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan sistem Informasi Akuntansi yang
telah diterapkan sangat membantu para pegawai dalam pelaksanaan proses pekerjaan para pegawainya.
Dengan adanya sistem Informasi akuntasi memudahkan pekerjaan dalam membuat laporan keuangan secara
terkomputerisasi. Semula Kabupaten Aceh Tenggara dalam Pembuatan laporan Keuangan masih secara
manual, tetapi sejak tahun 2016 Pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara sudah menggunakan Aplikasi yang
bernama SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan
keuangan Daerah Pemerintahan Aceh Tenggara. Hal ini terbukti daari wawancara dengan staf akuntansi
kabupaten Aceh Tenggara, yaitu dengan bapak Sulaindra adalah seorang staf Akuntansi yang bertugas dalam
pengoperasian SIMDA yang menyatakan “yang jelas aplikasi simda itu sebuah aplikasi komputer untuk
mengelola transaksi-transaksi keuangan daerah”. “Bapak Sulaindra juga mengatakan bahwa SIMDA itu
adalah sebuah sistem yang bekerja secara terintegritas yang di rancang oleh BPKP untuk mengolah data
keuangan pemerintahan daerah”.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di ajukan sebelumnya, maka kesimpulan
yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Sistem Informasi Akuntansi Pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara sudah dilaksanakan secara
sistematis yang secara langsung terhubung dengan pemerintahan Pusat Penerapan sistem
informasi akuntansi yang dilakukan pemerintahan kantor bupati Aceh Tenggara sudah sangat
baik dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi menerapkan pelaporan ouput dari
Aplikasi SIMDA.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem Informasi Akuntansi yang telah diterapkan sangat
membantu para pegawai dalam pelaksanaan proses pekerjaan para pegawainya. Dengan
adanya sistem Informasi akuntasi memudahkan pekerjaan dalam membuat laporan keuangan
secara terkomputerisasi.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi yang baik telah berperan dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan. Hal ini dapat dilihat dari sistem informasi akuntansi
yang sistemnya secara online yang bekerja sama dengan pihak ketiga.

REFERENSI

Chariri, G. d. (2010). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.


Analisis Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Aceh Tenggara | 199
Daniri, A. (2012). Good Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Ray
Indonesia.
Harahap, S. S. (2011). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mardiasmo. (2013). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Gaung
Perdana Press.
Pratama, K. A. (2015). Pengaruh Kompleksitas Pemerintah Daerah, Ukuran Pemerintah daerah, Kekayaan
Daerah Belanja Daerah Terhadap Pelaporan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi, Vol
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
George, B. d. (2013). Sistem Informasi Akuntansi terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf. Yogyakarta: ANDI.
sugiyono. (2017). metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2017). sistem informasi akuntansi pemahaman konsep secara terpadu, edisi perdana, cetakan
pertama. Bandung: lingga Jaya.

Anda mungkin juga menyukai