DINAS KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN
Jl. Wilis No. 1 Wero, Gombong, Kabupaten Kebumen Telepon (0287) 472585
Faksimile (0287) 471353 Laman www.bapelkesjateng.id
Surat Elektronik bapelkesjateng@yahoo.com
Menyusuli surat kami Nomor 890.0/1908 tanggal 8 November 2023 tentang Pemberitahuan
Penyesuaian Jadwal Pelatihan Bulan November dan Desember 2023, maka dengan ini kami
sampaikan penyesuaian kembali jadwal pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KTPA Dan
TPPO Bagi Petugas Puskesmas bulan November s.d Desember 2023 baik lokasi
penyelenggaraan dan waktu penyelenggaraan (terlampir).
Sehubungan dengan hal tersebut mohon berkenan untuk dapat mengirimkan calon peserta
sebagaimana ketentuan pada kerangka acuan terlampir. Dimohon calon peserta untuk dapat
melakukan regestrasi online di bro.bapelkesjateng.id paling lambat 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan.
Kami informasikan bahwa Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah institusi
yang menerapkan wilayah Zona Integritas, sehingga apabila ada penyimpangan dan/atau
pelanggaran kode etik oleh pegawai kami dalam memberi dan/atau menerima pelayanan, Bapak
Ibu dapat melaporkan melalui Layanan Cepat Halo BRO & SIST ke nomor 0811-2653-352 atau
email bapelkesjateng@yahoo.com dengan menyertakan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
(identitas pelapor akan dijamin kerahasiannya).
Demikian untuk menjadikan periksa dan atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih
TEMBUSAN:
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik dengan menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan oleh
Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN.
Lampiran I Surat Balai pelatihan kesehatan
Tanggal : 22 November 2023
Nomor : 890.0/2012
1. Kabupaten Klaten
2. Kabupaten Batang
3. Kabupaten Purworejo
4. Kabupaten Cilacap
5. Kabupaten Banyumas
6. Kabupaten Blora
7. Kabupaten Pati
8. Kabupaten Brebes
9. Kabupaten Kudus
JADWAL PELATIHAN KTPA
BAPELKES PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2023
Banyumas 4
Batang 2
A. LATAR BELAKANG
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KTPA), termasuk Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO) merupakan masalah global yang terkait Hak Asasi Manusia
(HAM) dan ketimpangan gender. Permasalahan ini masih menjadi ‘fenomenagunung es’,
yaitu kasus KTPA dan TPPO yang teridentifikasi di pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan serta kepolisian belum menggambarkan jumlah seluruh kasus yang ada di
masyarakat. Hal tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat masih menganggap
bahwa kasus KTPA merupakan “aib” dan masalah “domestik” dalam keluarga, yang tidak
pantas diketahui orang lain. Sedangkan untuk kasus TPPO, sebagian besar masyarakat
belum memahami tentang TPPO sehingga menganggap hal tersebut wajar dan tidak
pantas dilaporkan, terutama jika pelaku merupakan keluarga sendiri, sehingga
diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut World Health Organization (WHO), sedikitnya satu diantara lima penduduk
perempuan di dunia, semasa hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual
yang dilakukan oleh laki-laki. Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) merupakan
penyebab kematian urutan ke-10 terbesar bagi perempuan usia subur pada tahun 1998.
Data dari cataan tahunan Komisi Nasional Perempuan Indonesia tercatat peningkatan
kasus dari tahun 2011 sebanyak 119.107 kasus menjadi 321.752 kasus KtP.
Di Indonesia, dalambeberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus KtP, KtA dan
trafficking secara bermakna, berdasarkan laporan Lembaga yang terkait. Kekerasan
tersebut, bisa berbentuk kekerasan seksual, kekerasan fisik dan kekerasan psikis.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mengatasi permasalahan KTPA
termasuk TPPO. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai dukungan kebijakan terkait
permasalahan tersebut, antara lain: Undang-Undang nomor 7 tahun 1984 tentang
ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women /CEDAW);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (PKDRT); Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang
nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang
mengatur hak korban untuk memperoleh rehabilitasi kesehatan dan sosial, pemulangan
dan reintegrasi sosial apabila korban mengalami penderitaan fisik dan psikis.
Pada tahun 2015 BAPENAS telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional
Perlindungan Anak (RAN-PA) 2015-2019 yang didalamnya memuat penjabaran lebih rinci
atas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019 untuk mencapai sasaran pembangunan perlindungan anak. Sejalan dengan hal
tersebut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada tahun yang sama telah
meluncurkan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak 2016-2020
(STRANAS PKTA 2016-2020) untuk mencegah dan merespon segala bentuk kekerasan
terhadap anak secara sistematis, terintegrasi, berbasis bukti,terkoordinasi, partisipatoris,
dan berbasis pada kepentingan terbaik bagi anak.Kemudian pada tahun 2013, diterbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi
Layanan Kesehatan untuk Memberikan Informasi atas Adanya Dugaan Kekerasan
terhadap Anak. Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan pelayanan
kesehatan bagi korban KTPA melalui sosialisasi/pelatihan/orientasi secara berjenjang di
34 provinsi dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan
dan Anak (PPKTPA).
Namun kegiatan tersebut masih dilaksanakan secara terpisah antara
penatalaksanaan korban kekerasan terhadap perempuan dengan anak. Oleh karena itu
sejak tahun 2013 Kementerian Kesehatan berupaya melakukan integrasi kurikulumdan
modul pelatihan KtP dan KtA. Upaya ini sesuai dengan adanya perubahan struktur
organisasi sesuai dengan Permenkes No 64/ Menkes/ Per/ VIII/ 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mendukung
pengembangan Puskesmas mampu tatalaksana PP-KtP dan PP-KtA yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2003 dan kedepannya akan diintegrasikan menjadi Puskesmas
mampu tata laksana PP-KTPA. Dengan demikian, dalam upaya pengembangan
Puskesmas PP-KTPA dan Rumah Sakit yang memiliki unit Pusat Kesehatan
Terpadu/PKT atau Pusat Pelayanan Terpadu/PPT, perlu dilakukan peningkatan
kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit agar mampu tata laksana
melalui pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KTPA, termasuk TPPO.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan tatalaksana kasu KTPA
termasuk TPPO di Puskesmas sesuai dengan standar
C. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan aspek hukum dan etika KTPA termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban KTPA termasuk TPPO
3. Melakukan tatalaksana korban KTPA termasuk TPPO sesuai dengan kompetensi
dan kewenangan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme rujukan pelayanan KTPA termasuk TPPO
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KTPA termasuk TPPO
E. PESERTA
KRITERIA PESERTA
1. Peserta puskesmas, yaitu pengelola program PP-KTPA dari puskesmas yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a). Satu orang dokter umum
b). Satu orang perawat atau bidan.
2. Peserta rumah sakit, yaitu dokter dan perawat/bidan dari rumah sakit yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a). Satu orang dokter yang bertugas di IGD
b). Satu orang perawat atau bidan yang bertugas di IGD
3. Dengan kriteria diutamakan pegawai tetap dan tidak akan dimutasi dalam kurun waktu
2 (dua) tahun setelah pelatihan dan bersedia mengkuti pelatihan secara penuh.
F. PELATIH/ FASILITATOR
Kriteria Pelatih
1. Berpengalaman dalam bidang PP-KTPA termasuk TPPO.
2. Menguasai materi yang akan dilatihkan.
3. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus pada pelatihan bagi pelatih (TOT) Penanganan
Kekerasan terhadap Anak, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal/TPPK/
Widyaswara dasar / memiliki pengalaman dalam melatih.
4. Berpengalaman menjadi pelatih/fasilitator pada pelatihan sejenis yang dilaksanakan
oleh Kemenkes
G. METODE
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KTPA Dan TPPO Bagi Petugas
Puskesmas ini dilakukan dengan metode Full Clasical dan Blended Learning
H. STRUKTUR PROGRAM/ KURIKULUM
NO MATERI NAKES WAKTU JML
dr Prwt/ T P PL
Bdn
A. Materi dasar
1. Kebijakandan Strategi Pelayanan 2 0 0 2
KesehatanKasus KTPA, Termasuk PPO
2. Konsep Kekerasan Berbasis Gender dan 2 0 0 2
KTPA, termasuk TPPO dan Pemenuhan
Hak-Hak Korban
Sub Total 4 0 0 4
B Materi Inti
1. Aspek hukum dan etika KTPA, termasuk 1 2 0 3
TPPO
2. Deteksi Dini KTPA, termasuk TPPO 2 3 0 5
3. Tata laksana korban KTPA termasuk 4 8 0 12
TPPO:
4. Jejaring dan mekanisme rujukan Korban 1 2 0 3
KTPA termasuk TPPO
5. Pencatatan dan pelaporan Pelayanan 1 2 0 3
KTPA termasuk TPPO
Sub Total 9 17 0 26
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Rencana Tindak lanjut (RTL) 0 1 0 1
3. Anti Korupsi 2 0 0 2
Sub Total 2 4 0 6
Jumlah 15 21 0 36
Ket: T= Teori; P = Penugasan; PL = Praktik Lapangan; 1 JPL = 45 menit
I. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dicapai peserta, penilaian proses pembelajaran, dan penyelenggaraan
kegiatan pelatihan. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menilai efektivitas
pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan berikutnya.
J. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan pelatihan ini dari dana Dana DAK non fisik Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota tahun anggaran 2023.
K. Lain-lain
1. Calon peserta pelatihan diharapkan melakukan pendaftaran online di alamat
http://bro.bapelkesjateng.id paling lambat 2 (dua) hari sebelum tanggal
pelaksanaan pelatihan
2. Untuk yang berlokasi di Bapelkes : Peserta melakukan registrasi di Bapelkes Prov.
Jateng kampus Ungaran pada hari H-1 paling lambat pukul 18.00 WIB dengan
menyerahkan Surat Tugas
3. Sedangkan yang berlokasi di Hotel C3 : Regestrasi pada Hari H paling lambat jam
10.00 dengan membawa surat tugas
4. Pakaian :
Pakaian selama pelatihan:
a. Atasan putih, bawah hitam/gelap saat pembukaan, penutupan pelatihan
dengan sepatu tertutup (yang berhijab, hijab warna hitam, laki-laki berdasi)
b. Hari biasa pakaian batik, tidak boleh memakai celana jeans
c. Malam bebas rapi dan sopan
d. Membawa pakaian dan sepatu olah raga
5. Hak Peserta:
a. Akomodasi dan konsumsi selama pelatihan
b. Satu (1) paket kit pelatihan
c. Transport dan uang harian sesuai aturan yang berlaku
6. Perlengakapan yang harus dibawa:
a. Peralatan Ibadah
b. Peralatan mandi
c. Obat-obatan (sesuai kebutuhan)
d. Laptop
e. APD (masker, hand sanitizer dll)
f. Tumbler/gembes
g. Hal lain yang belum tercantum di kerangka acuan akan diberitahukan lebih
lanjut melalui WA group
7. Kewajiban peserta:
a. Membawa seluruh kelengkapan pelatihan
b. Mematuhi peraturan selama penyelenggaraan pelatihan
c. Mengikuti pelatihan sampai selesai
JADWAL PELATIHAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KTPA DAN TPPO
BAGI PETUGAS KESEHATAN ANGKATAN XIV DI BAPELKES PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2023
HARI/ JPL
WAKTU KEGIATAN FASILITATOR
TANGGAL T P PL
8:30 - 10:30 Regestrasi Pengendali Pelatihan
` 10:30 - 11:00 Pre test Pengendali Pelatihan
10:30 - 10:45 Penjelasan Program Pelatihan Pejabat Struktural Bapelkes
10:45 - 11:00 Gladi bersih pembukaan pelatihan Panitia
Ka. Bapelkes Prov. Jateng dan Ka
11:00 - 11:30 Pembukaan Pelatihan
DKK
Full Clasical
Lokasi Bapelkes
HARI/ JPL
WAKTU KEGIATAN FASILITATOR
TANGGAL T P PL
2. Masukan Data, masukan Nomor KTP (NIK) terlebih dahulu. Kemudian isi lengkap
data lain pada halaman berikutnya.
3. Isi Biodata, lengkapi daftar isian biodata Anda, perhatikan petunjuk sebelum
Anda mengisinya
1) Penggunaan huruf capital hanya diperbolehkan di awal kata
2) Jika ada isian yang ingin anda kosongi, beri tanda strip (-)
Terima Kasih