Anda di halaman 1dari 9

REMEDI AWAL 1 1516

1. Berikut ini pengaruh TI (Teknologi Informasi) dalam proses akuntansi, yang


mempengaruhi pendekatan atau proses audit laporan keuangan:
 Mengubah sistem pengendalian manual dengan sistem pengendalian
elektronik.
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses akuntansi
 Meningkatkan kualitas informasi akuntansi
 Konsep pemisahan fungsi konvensional diintegrasikan memalui konsep
pengendalian secara elektronik

2. Disamping menawarkan sejumlah keunggulan, TI juga menghadirkan sejumlah


risiko sebagai berikut:
 Kerusakan data atau informasi karena rusaknya hardware/software
 Ketergantungan yang tinggi terhadap fungsi TI
 Kesalahan proses yang bersifat sistematis sebagai lawan dari kerusakan
bersifat random dalam sistem manual
 Potensi akses data tanpa otorisasi

3. Mengapa auditor harus memahami peran TI dalam proses akuntansi?


 Karena tingkat pemanfaatan TI dalam proses akuntansi sangat menentukan
pilihan pendekatan audit
 Karena laporan keuangan adalah output dari proses akuntansi yang di
dalamnya terdapat unsur pemanfaatan TI

4. Pada saat volume transaksi sangat tinggi dan proses akuntansi sarat dengan
penggunakan TI, pendekatan audit yang lebih tepat adalah:
 Memperbesar porsi pemahaman dan pengujian TI.
 Memperbesar porsi pengujian analitis.

5. Berikut ini adalah fungsi-fungsi organisasi (fungsi transaksi) yang secara umum
ada dalam siklus pendapatan:
 Fungsi penjualan
 Fungsi penagihan
 Fungsi otorisasi kredit
 Fungsi pengiriman barang
 Fungsi penerimaan kas

6. Salah satu risiko bawaan dalam siklus pendapatan adalah:


 Piutang dan penjualan cenderung dilaporkan lebih tinggi (overstated)

7. Berikut ini objek-objek audit siklus pendapatan:


 Asersi Piutang Dagang.
 Asersi Penjualan
 Asersi Retur Penjualan
 Asersi Potongan Tunai
Halaman 1 dari 10 halaman
 Asersi Kerugian Piutang
 Asersi Cadangan Kerugian Piutang
 Asersi Piutang Wesel

8. Berikut ini adalah tujuan pemahaman industri dan bisnis dalam audit siklus
pendapatan:
 Memahami praktik bisnis (praktik industri) yang bersifat khusus yang harus
dikenali oleh auditor.
 Mamahami karakteristik transaksi dan volume transaksi serta dampaknya
terhadap laporan keuangan
 Memahami kondisi pertumbuhan industri/bisnis serta dampaknya terhadap
laporan keuangan
 Memahami potensi kesalahan (error) maupun kecurangan (fraud) serta
dampaknya terhadap laporan keuangan

9. Alternatif angka pembanding dalam pengujian analitis adalah:


 Angka industri
 Angka periode sebelumnya
 Angka lain yang relevan
 Angka anggaran

10. Nama risiko audit yang disebabkan oleh kesalahan kesimpulan audit berdasarkan
uji analitis disebut RISIKO ANALITIS

11. Tujuan pengukuran tingkat risiko dalam pelaksanaan audit, baik risiko bawaan
maupun risiko pengendalian adalah:
 Untuk menentukan sifat, saat, dan luas audit

12. Berikut ini transaksi-transaksi yang menjadi objek audit siklus pendapatan:
 Penjualan kredit
 Pencadangan kerugian piutang
 Penjualan tunai
 Pelunasan piutang
 Penghapusan piutang
 Pelunasan kembali piutang yang telah dihapus.
 Penjualan piutang
 Konversi piutang dagang ke piutang wesel
 Penyesuaian penjualan (retur dan potongan penjualan)

13. Risiko yang berhubungan dengan transaksi siklus pendapatan antara lain adalah
sebagai berikut:
 Kesalahan pisah batas transaksi, dalam kasus FOB shipping
point/destination
 Tidak dilakukan penagihan/pengiriman faktur penjualan atas barang yang
dijual.

Halaman 2 dari 10 halaman


 Kesalahan dalam membuat faktur penjualan, baik kesalahan perkalian,
kesalahan penjumlahan, maupun kesalahan unit barang yang semestinya
ditagih.
 Kesalahan pencatatan hasil penagihan piutang, baik kesalahan tidak
sengaja (error) maupun kesalahan disengaja (fraud).

14. Pengujian asersi “hak dan kewajiban” atas saldo akun piutang dilakukan
melalui:
 Pengujian ketepatan periode pencatatan transaksi atau pengujian pisah
batas (cut-off) transaksi. H/K

15. Untuk menguji asersi “eksistensi atau terjadinya” saldo piutang dagang, langkah
yang ditempuh auditor antara lain:
 Mengirim surat konfirmasi piutang ke sejumlah debitur yang dipilih

16. Berikut ini adalah pengujian asersi “penilaian atau alokasi” untuk transaksi siklus
pendapatan:
 Jumlah kerugian piutang dihitung dan dibukukan dengan tepat. P/A

17. Dalam audit transaksi penjualan kredit dapat diyakini bahwa sistem pengendalian
yang ada cukup terpercaya, maka teknik audit yang sebaiknya ditempuh
adalah:
 Memfokuskan audit terhadap sistem pengendalian transaksi demi efisiensi
pelaksanaan audit (pendekatan pengujian SPI).

18. Dalam jawaban konfirmasi piutang debitur tidak mengakui piutang dagang
sebesar Rp10.000.000,00, karena piutang tersebut berhubungan dengan
pembelian yang telah mereka kembalikan karena barang tidak sesuai
pesanan. Setelah diusut diperoleh bukti bahwa pernyataan debitur tersebut
adalah benar. Usulan jurnal penyesuaian atas temuan ini adalah:
 Debit: Retur Penjualan, Kredit: Piutang Dagang, masing-masing
Rp10.000.000,00

19. Berikut ini risiko bawaan dalam transaksi-transaksi siklus pendapatan:


 Volume transaksi cukup tinggi sehingga peluang terjadinya kesalahan
menjadi tinggi
 Kerumitan dalam penentuan saat dan jumlah pendapatan yang seharusnya
diakui
 Kecenderungan untuk memperbesar hasil penjualan agar kinerja
perusahaan tampak bagus
 Kerumitan dalam pengklasifikasian piutang dagang menjadi piutang jangka
pendek dan jangka panjang

20. Dalam audit kerugian piutang Jumlah kerugian piutang menurut klien
Rp40.000.000,00, dan saldo cadangan kerugian piutang awal sebesar
Rp30.000.000,00 (kredit). Berdasarkan hasil audit, jumlah cadangan kerugian

Halaman 3 dari 10 halaman


piutang yang harus dibentuk Rp40.000.000,00. Usulan jurnal penyesuaian
atas temuan tersebut adalah:

Seharusnya:
Cadangan kerugian piutang awal (kredit) 30.000.000
Kerugian piutang 10.000.000
Cadangan kerugian piutang akhir (kredit) 40.000.000

Yang dilakukan perusahaan


Cadangan kerugian piutang awal (kredit) 30.000.000
Kerugian piutang 40.000.000
Cadangan kerugian piutang akhir (kredit) 70.000.000

Koreksi auditor:
Kerugian piutang (debit) 40.000.000
Penyesuaian (kredit) 30.000.000
Kerugian piutang (debit) 10.000.000
Cadangan kerugian piutang akhir (kredit) 70.000.000
Penyesuaian (debit) 30.000.000
Cadangan kerugian piutang akhir (kredit) 40.000.000
Usulan penyesuaian:
Debit: CKP, Kredit: Kerugian Piutang, masing-masing Rp30.000.000,00

21. Dalam audit piutang dagang ditemukan adanya transaksi penjualan


Rp50.000.000,00 dengan syarat FOB Destination yang barangnya ternyata
masih dalam perjalanan. Usulan jurnal penyesuaian atas temuan ini adalah:
 Debit: Penjualan, Kredit: Piutang Dagang, masing-masing
Rp50.000.000,00

22. Berikut ini adalah aspek-aspek lingkungan pengendalian yang harus


diperhatikan dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
rencana audit:
 Komitmen terhadap etika dan integritas
 Komitmen terhadap kompetensi
 Gaya kepemimpinan
 Struktur organisasi yang efektif
 Peran aktif dewan komisaris
 Sistem pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
 Kebijakan bidang sumber daya manusia
 Pengaruh fihak luar

23. Berikut ini beberapa dokumen atau bukti transaksi yang sering digunakan dalam
pelaksanaan transaksi penjualan kredit:
 Pesanan pelanggan
 Faktur penjualan
 Pesanan pelanggan diotorisasi
 Bukti pengiriman barang
Halaman 4 dari 10 halaman
 Bukti pelunasan piutang
 Memo retur penjualan
 Memo potongan tunai
 Memo pencadangan kerugian piutang
 Memo penghapusan piutang
 Memo pelunasan kembali piutang yang telah dihapus

23. Berikut ini catatan akuntansi/pembukuan yang umum digunakan dalam


pelaksanaan transaksi penjualan kredit:
 Daftar transaksi penjualan
 Laporan Bulanan Piutang Dagang (Customer Monthly Statement)
 Buku pembantu piutang dagang
 Buku jurnal penjualan

24. Berikut ini adalah potensi kesalahan dalam pelaksanaan transaksi penjualan
kredit:
 Penjualan dilakukan tanpa persetujuan kredit.
 Barang dikeluarkan dari gudang untuk pesanan yang tidak
disetujui/diotorisasi.
 Barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan.
 Terjadi duplikasi penagihan.
 Kesalahan pencatatan nilai transaksi
 Kesalahan posting jurnal penjualan
 Kesalahan pengukuran kerugian piutang
 Kesalahan pencadangan kerugian piutang
 Dst……

25. Berikut ini catatan akuntansi/pembukuan yang umum digunakan dalam


pelaksanaan transaksi penerimaan kas:
 Daftar penerimaan kas harian
 File transaksi penerimaan kas
 Buku Kas-Bank (Buku Kas untuk masing-masing Bank)
 Jurnal penerimaan kas

26. Berikut ini beberapa potensi kesalahan dalam transaksi penerimaan kas:
 Hasil penjualan tunai tidak dibukukan
 Uang tunai dan cek tidak sesuai dengan daftar perhitungan penerimaan
kas
 Terjadi kesalahan di dalam rekonsiliasi bank
 Penerimaan kas harian tidak disetorkan ke bank secara penuh

Halaman 5 dari 10 halaman


27. Langkah yang pertamakali harus dilakukan dalam pengujian substantif piutang
dagang adalah:
 Menelusur saldo awal piutang dagang dan berbagai akun ikutannya ke
kertas kerja tahun sebelumnya.

28. Tujuan prosedur analitis dalam audit akun piutang adalah sebagai berikut:
 Menguji asersi eksistensi atau terjadinya piutang dagang
 Menguji asersi kelengkapan piutang dagang
 Menguji asersi penilaian atau alokasi piutang dagang
 Menguji kewajaran saldo piutang

29. Berikut ini adalah prosedur audit untuk melakukan “pengujian transaksi” piutang
dagang:
 Penelusuran atas sampel catatan piutang ke dokumen pendukungnya
 Penelusuran debit piutang dagang ke faktur penjualan dan dokumen
pendukungnya
 Penelusuran kredit piutang dagang ke bukti pembayaran dan dokumen
pendukungnya serta bukti otorisasi transaksi penyesuaian penjualan
 Pengujian ketepatan pisah batas (cut-off) transaksi penjualan dan
penyesuaian penjualan

Terdiri dari: tracing, vouching, inspeksi, matematis dst .. secara sampling

Transaksi xxxxx Transaksi xxxxx


Transaksi xxxxx Transaksi xxxxx
Transaksi xxxxx Transaksi xxxxx
Transaksi xxxxx Transaksi xxxxx
Saldo xxxxx
XXXXX XXXXX

30. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melaksanakan prosedur konfirmasi:


 Menentukan bentuk (positif/negatif), saat (kapan?), dan luas konfirmasi
(jumlah sampel)
 Memilih sampel
 Melaksanakan konfirmasi
 Membuat ringkasan hasil konfirmasi dan melaksanakan prosedur alternatif
untuk konfirmasi yang tidak dijawab.
 Membuat kesimpulan hasil konfirmasi

31. Jika konfirmasi piutang bentuk positif ternyata tidak dijawab, maka prosedur
alternatif yang ditempuh adalah sebagai berikut:
 Memeriksa transaksi penerimaan kas setelah tanggal neraca.
 Menelusur debit piutang dagang ke dokumen pendukungnya
 Menelusur kredit piutang dagang ke bukti pembayaran piutang
 Menelusur kredit piutang dagang ke memo retur penjualan
 Menelusur kredit piutang dagang ke memo penghapusan piutang

Halaman 6 dari 10 halaman


32. Berikut ketentuan umum prosedur konfirmasi:
 Meyakinkan kesesuaian data dalam surat konfirmasi dengan data dalam
akun pelanggan
 Mengawasi surat konfirmasi sampai dengan surat tersebut dikirimkan
 Menggunakan alamat kantor akuntan (auditor) untuk jawaban konfirmasi
 Mendorong agar jawaban konfirmasi dikirim langsung ke auditor

33. Konfirmasi bentuk positif dipilih pada saat:


 Pengendalian piutang dagang dipandang lemah atau saldo akun relatif
besar.

34. Konfirmasi bentuk negatif dipilih pada saat:


 .Pengendalian piutang dagang dipandang kuat atau saldo akun relatif kecil.

35. Dalam audit saldo utang dagang dan transaksinya, dengan volume transaksi
relatif besar, pendekatan audit yang lebih layak untuk digunakan adalah:
 Pendekatan risiko pengendalian rendah (lower assessed level of control
risk)

36. Dalam setiap pelaksanaan audit, prosedur vouching dan tracing hampir tidak
mungkin ditinggalkan, oleh sebab itu pemahaman terhadap bukti transaksi
(dokumen transaksi) dan dokumen pembukuan menjadi penting. Bukti-bukti
transaksi yang umum digunakan dalam transaksi pembelian adalah sebagai
berikut:
 Permintaan pembelian
 Voucher
 Pesanan pembelian
 Faktur pembelian
 Bukti pengeluaran kas (CDV = Cash Disbursement Voucher)

37. Berikut ini berbagai potensi kesalahan dalam transaksi pembelian barang
dagangan:
 Pembelian dilakukan tanpa otorisasi.
 Diakui dan dicatat tagihan atas pembelian barang yang tidak dipesan.
 Kesalahan pisah batas (cut-off) transaksi pembelian.
 Dibuat voucher untuk barang yang tidak dibeli, tidak diterima, atau
terjadi kesalahan pembuatan voucher.

38. Pada saat melakukan pengujian Utang Dagang, auditor harus memperhatikan
kemungkinan sebagai berikut:
 Pembelian dengan syarat FOB Shipping Point tidak dicatat karena barang
belum diterima.

39. Dalam audit utang dagang, ditemukan saldo akun utang dagang terlampau
rendah Rp40.000.000,00, karena adanya transaksi pembelian dengan syarat
FOB Shipping Point, yang pada akhir tahun barang belum diterima. Usulan
jurnal penyesuaian atas temuan ini adalah:
Halaman 7 dari 10 halaman
 Debit: Persediaan Barang Dagangan, Kredit: Utang Dagang, masing-
masing Rp40.000.000,00

40. Dalam audit akun utang dagang, ditemukan kesalalahan utang dilaporkan
terlampau rendah Rp40.000.000,00. Temuan kesalahan ini dipandang
sebagai kesalahan material. Langkah yang ditempuh auditor adalah:
 Melakukan tambahan pengujian audit untuk memastikan kewajaran
saldo akun utang dagang dan akun-akun lain yang terpengaruh, untuk
memastikan kewajaran pelaporan utang dagang.

41. “Pengujian transaksi” utang dagang antara lain:


 Menelusur kredit dan debit akun utang dagang ke dokumen transaksi
(dokumen pendukung).

42. Berikut ini adalah alternatif prosedur “pengujian saldo utang dagang”:
 Konfirmasi utang dan rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi dengan
laporan bulanan dari pemasok.

43. Salah satu prosedur audit untuk menguji kemungkinan adanya utang yang tidak
dicatat adalah sebagai berikut:
 Memeriksa pembayaran utang yang terjadi satu minggu setelah tanggal
neraca.

44. Alternatif prosedur audit untuk menguji ketepatan pisah batas “transaksi pembelian”
adalah:
Menguji kesesuaian tanggal pencatatan transaksi dengan syarat pembelian (FOB Shipping
Point/Destination), serta laporan penerimaan barang.

45. Berikut ini adalah potensi kesalahan dalam akun Gaji dan Upah:
 Terdapat gaji fiktif untuk karyawan yang telah keluar atau telah
meninggal, terutama pada perusahaan dengan jumlah karyawan yang
sangat banyak.
 Terdapat kesalahan perhitungan gaji, utamanya untuk gaji yang
dikaitkan dengan produktifitas karyawan.
 Terdapat kesalahan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
atas gaji.
 Terdapat kesalahan pisah batas (cut-off) pengakuan atas beban gaji
atau utang gaji.

46. Jumlah gaji antar periode biasanya sama, prosedur perhitungan dan pembayaran
gaji secara umum telah distandarisasikan dengan sangat baik, maka
pendekatan audit yang sebaiknya digunakan adalah:
 Pendekatan risiko pengendalian rendah (the lower assessed level of
control risk approach), yaitu pengujian audit yang lebih menekankan
pada pengujian efektifitas sistem pengendalian internal.

Halaman 8 dari 10 halaman


47. Berikut ini adalah dokumen yang harus dievaluasi dalam audit transaksi
penggajian:
 Daftar gaji (payroll register)
 Daftar jam kerja/jam hadir
 Daftar distribusi beban gaji
 Master file karyawan

48. Berikut ini prosedur analitis yang bisa ditempuh untuk menguji saldo gaji:
 Membandingkan beban gaji dengan beban gaji tahun lalu serta beban gaji
menurut anggaran
 Membandingkan utang gaji dengan utang gaji tahun sebelumnya
 Membandingkan rasio beban gaji-penjualan dengan rasio tahun
sebelumnya
 Menguji rasio pajak atas gaji dengan rasio tahun sebelumnya

49. Dalam audit beban gaji dan upah, ditemukan kesalahan penginputan beban gaji
dan upah dari jumlah yang seharusnya Rp15.000.000,00 menjadi
Rp10.000.000,00, Gaji dan Upah tersebut telah dibayarkan tunai dengan
jumlah yang benar. Usulan penyesuaian atas temuan ini adalah:
 Debit: Beban Gaji dan Upah, Kredit: Kas, masing-masing
Rp5.000.000,00

50. Pengujian ketepatan pisah batas (cut-off) beban gaji dan upah adalah:
 Menguji ketepatan pengakuan beban gaji dan upah pada akhir periode
akuntansi, misalnya tentang kemungkinan adanya utang gaji dan upah.

*** ooo ***

Halaman 9 dari 10 halaman

Anda mungkin juga menyukai