JAWABAN :
1)
Revolution industri 4.0 mencakup transformasi besar-besaran dalam cara kita
memproduksi, berinteraksi, dan hidup sehari-hari. Fokus utama pada revolusi
industri 4.0 adalah pada digitalisasi, integrasi teknologi, dan otomatisasi.
Beberapa konsep kunci yang menonjol dalam era ini termasuk digital
economy, artificial intelligence (AI), big data, dan robotic. Berikut adalah
penjelasan komprehensif tentang masing-masing konsep tersebut:
1. Digital Economy:
Definisi: Big data mengacu pada volume besar data yang diperoleh dari
berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, media sosial, sensor, dan lainnya.
Tantangan dan Manfaat:
Tantangan: Pengelolaan, analisis, dan keamanan data yang kompleks.
Manfaat: Pengambilan keputusan yang lebih baik, identifikasi tren
pasar, dan peningkatan efisiensi operasional.
4. Robotics:
2) .
Mari kita analisis dampak Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia menggunakan
kerangka analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan
melihat kompetensi yang harus dimiliki Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia ke depan:
Strengths (Kekuatan):
3)
Revolusi Industri 4.0 tidak hanya memengaruhi sektor bisnis, tetapi juga dapat
membawa dampak signifikan terhadap organisasi birokrasi (pemerintahan)
dan organisasi swadaya masyarakat (non-pemerintahan). Berikut adalah
beberapa dampak dan pertimbangan terkait dengan masing-masing tipe
organisasi:
SOAL NO. 2
JAWABAN :
1)
Studi tentang komitmen organisasional dan korelasinya dengan profesi guru
dapat memberikan manfaat signifikan dalam memahami dinamika hubungan
antara guru dan sekolah. Berikut adalah beberapa manfaat dalam mempelajari
komitmen organisasional dalam konteks profesi guru:
Manfaat: Guru dengan komitmen organisasional yang kuat dapat lebih baik
mengelola stres dan ketidakpastian dalam lingkungan kerja.
Dampak pada Profesi Guru: Menghadapi perubahan dan tantangan dalam
dunia pendidikan, guru yang memiliki komitmen yang kuat dapat tetap fokus
dan bertahan melalui masa-masa sulit.
5. Pemberdayaan Guru:
2)
Model komitmen organisasional yang dikembangkan oleh Allen dan
Meyer terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Affective Commitment
(Komitmen Afektif), Continuance Commitment (Komitmen
Berkelanjutan), dan Normative Commitment (Komitmen Normatif).
Mari kita jelaskan masing-masing komponen beserta analisis
kekuatan dan kelemahan jika Anda menjadi seorang pimpinan di
sekolah:
1. Affective Commitment (Komitmen Afektif):
Deskripsi: Merupakan tingkat keterlibatan emosional individu
terhadap organisasi. Individu dengan komitmen afektif yang tinggi
merasakan keterikatan, kepercayaan, dan kebanggaan terhadap
organisasi.
Kekuatan:
Motivasi Instrinsik: Guru yang memiliki komitmen afektif
tinggi cenderung memiliki motivasi instrinsik yang kuat, karena
mereka merasa terhubung secara emosional dengan misi dan
nilai-nilai sekolah.
Keterlibatan Tinggi: Keterlibatan emosional dapat
meningkatkan keterlibatan dan dedikasi terhadap tugas dan
tujuan organisasi.
Kelemahan:
Rentan Terhadap Perubahan: Keterikatan emosional yang
kuat juga dapat membuat individu lebih rentan terhadap
perubahan, terutama jika perubahan tersebut dapat
mengganggu hubungan afektif yang sudah terbentuk.
Tidak Mampu Memisahkan Diri: Guru mungkin kesulitan
memisahkan diri secara emosional jika mereka menghadapi
situasi yang menantang atau tidak memuaskan di sekolah.
2. Continuance Commitment (Komitmen Berkelanjutan):
Deskripsi: Merupakan tingkat komitmen individu terhadap organisasi
yang didasarkan pada pertimbangan biaya atau investasi yang telah
dilakukan individu dalam organisasi.
Kekuatan:
Stabilitas Personil: Komitmen berkelanjutan dapat
menciptakan stabilitas personil, karena individu merasa terikat
oleh investasi yang sudah mereka lakukan.
Keberlanjutan Pelayanan: Guru mungkin cenderung tetap
setia pada sekolah untuk mempertahankan investasi waktu dan
usaha yang sudah ditanamkan.
Kelemahan:
Potensi Stagnasi: Guru yang merasa terikat oleh komitmen
berkelanjutan mungkin tetap di sekolah meskipun tidak lagi
merasa terlibat secara emosional atau tidak lagi terpenuhi
secara profesional, menyebabkan stagnasi dalam
pengembangan karir mereka.
Keterikatan yang Bersifat Eksternal: Komitmen berkelanjutan
dapat bersifat lebih eksternal daripada internal, yang berarti
individu tetap di organisasi karena terikat oleh faktor ekonomi
atau biaya daripada keinginan atau kecintaan terhadap
pekerjaan.
3. Normative Commitment (Komitmen Normatif):
Deskripsi: Merupakan tingkat komitmen individu terhadap organisasi
yang didasarkan pada norma dan tanggung jawab moral atau etika.
Kekuatan:
Pengabdian terhadap Misi Organisasi: Guru yang memiliki
komitmen normatif tinggi mungkin lebih cenderung untuk
tetap setia pada organisasi karena mereka merasa memiliki
tanggung jawab moral terhadap misi dan nilai-nilai sekolah.
Hubungan Kerjasama: Komitmen normatif dapat menciptakan
atmosfer kerjasama dan kepercayaan di antara staf, karena
mereka merasa memiliki komitmen bersama terhadap tujuan
organisasi.
Kelemahan:
Keterbatasan Fleksibilitas: Keterikatan moral yang kuat dapat
menghambat fleksibilitas individu untuk mengejar peluang
atau perubahan yang mungkin lebih sesuai dengan
perkembangan profesional mereka.
Potensi Konflik Nilai: Ketika ada perbedaan antara nilai
individu dan nilai organisasi, komitmen normatif yang tinggi
dapat menyebabkan konflik internal.
Analisis Secara Keseluruhan: