Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SOLIDARITAS OLIMPIADE”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Filsafat Olahraga

Dosen pengampu :
Prof.Dr. Tandiyo Rahayu M.Pd
Ayutisa Rizqanada S.Pd., M.Pd

Oleh :
Aprilia Nawawi
(2306010096)

KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN, JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
PEMAHASAN
A. Implementasi Solidaritas Olimpiade di Indonesia ......................................................... 3
B. Solidaritas Olimpiade Dalam Dunia Olahraga internasional ......................................... 4

PENUTUP
A. SIMPULAN ................................................................................................................... 7
B. SARAN .......................................................................................................................... 8
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 9

ii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Solidaritas menjadi aspek krusial dalam mengembangkan kehidupan sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Fenomena ini menciptakan suatu hubungan erat antara individu-
individu yang terlibat dalam dunia olahraga, membangun jaringan komunitas yang kuat
dan saling mendukung. Dalam era globalisasi ini, olahraga tidak lagi hanya menjadi
sekadar bentuk kegiatan fisik, tetapi juga menjadi alat untuk mempersatukan berbagai
lapisan masyarakat, memudahkan interaksi lintas budaya, dan mempromosikan nilai-nilai
positif. Solidaritas olahraga menciptakan ruang untuk memahami perbedaan, membangun
toleransi, dan merajut kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian,
menjelajahi konsep solidaritas olahraga menjadi relevan dalam konteks membangun
fondasi sosial yang inklusif dan harmonis.
Olimpiade sebagai panggung puncak prestasi olahraga global membawa dengan itu
tanggung jawab besar terhadap pengembangan atlet dan keberlanjutan gerakan olimpiade
di tingkat nasional. Dalam menghadapi tantangan tersebut, Solidaritas Olimpiade hadir
sebagai wadah yang mengemban misi penting, yaitu memberikan bantuan kepada semua
Komite Olimpiade Nasional (NOCs) untuk meningkatkan program pengembangan atlet,
terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan terbesar.
Pentingnya solidaritas olahraga tidak hanya tercermin dalam dukungan langsung
untuk pengembangan atlet, tetapi juga melibatkan pelatihan bagi pelatih dan administrator
olahraga. Solidaritas Olimpiade memahami bahwa membangun keunggulan atlet tidak
hanya memerlukan upaya individu, tetapi juga sistem yang kuat yang melibatkan para
pelatih dan administrator yang berkualitas. Oleh karena itu, melalui program-programnya,
Solidaritas Olimpiade tidak hanya mendukung atlet tetapi juga menciptakan lingkungan
yang mendukung pengembangan dan pelatihan yang berkelanjutan.
Selain itu, upaya Solidaritas Olimpiade untuk mempromosikan nilai-nilai
Olimpiade, sebagaimana tercantum dalam Piagam Olimpiade, menambah dimensi moral
pada solidaritas olahraga. Mendorong pengakuan dan penerimaan nilai-nilai Olimpiade
seperti persahabatan, keadilan, dan penghargaan terhadap keberagaman, Solidaritas
Olimpiade berperan dalam membangun komunitas olahraga yang tidak hanya unggul
secara fisik, tetapi juga moral dan etika.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang
solidaritas olimpiade : meningkatkan dan pengembangan global lebih mendalam.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana solidaritas olimpiade dalam olahraga dunia berjalan ?
2. Bagaimana pengimplementasian solidaritas olimpiade pada dunia olahraga di
Indonesia ?

2
PEMBAHASAN

A. Solidaritas Olimpiade Dalam Dunia Olahraga internasional


Solidaritas Olimpiade adalah program IOC yang bertujuan untuk
mendistribusikan sebagian sumber daya yang dihasilkan dari Olimpiade kepada NOC
untuk pengembangan atlet di seluruh dunia untuk memastikan atlet muda berbakat
memiliki kondisi yang layak untuk berlatih di negaranya, memiliki akses terhadap
beasiswa dan pusat pelatihan, membut mereka bisa mempersiapkan diri untuk
kejuaraan nasional yang berikutnya dan tampil di kompetisi kualifikasi Olimpiade.
Untuk memastikan pelatih-pelatih mereka memiliki pelatihan yang diperlukan untuk
membimbing atlet muda berbakat menuju sukses. Untuk memastikan direktur federasi
olahraga nasional memiliki kemampuan yang tepat yang mereka perlukan untuk
meningkatkan kemampuan dan terus mengembangkan olahraga di negara mereka.
Tujuan dari Solidaritas Olimpiade adalah menyediakan bantuan bagi NOC
untuk program pengembangan atlet, khususnya bagi mereka yang sangat memerlukan.
Bantuan ini berupa program kerja sama antara IOC dan NOC, dengan bantuan teknis
dari federasi internasional, jika diperlukan.
Dalam laporan tahunan Solidaritas Olimpiade dan NOC Services, terlihat
bagaimana solidaritas menjadi inti dari Gerakan Olimpiade dan aktivitas NOCs. Dana
bantuan berasal dari hak siar Olimpiade dan disalurkan melalui program-program
kepada NOCs yang diakui oleh IOC. Budget 2021-2024 sebesar USD 590 juta,
digunakan untuk Program Dunia, Program Kontinental, dan Subsidi IOC untuk
Partisipasi NOCs dalam Olimpiade dan Youth Olympic Games. Pada periode 2017-
2020, Solidaritas Olimpiade mendukung lebih dari 25.000 atlet, 13.500 kegiatan NOC,
dan 8.500 pelatih melalui berbagai program.
Prioritas kunci 2021-2024 melibatkan pemberdayaan NOCs, tata kelola yang
baik, penguatan model pendanaan solidaritas, keterlibatan NOCs dalam
mempromosikan nilai-nilai Olimpiade, pelayanan individual, dan pengukuran dampak
program.
Sejarah Solidaritas Olimpiade dimulai pada 1960, membentuk IOAC pada
1962, dan berlanjut dengan berbagai inisiatif untuk mendukung NOCs yang
membutuhkan. Komisi Solidaritas Olimpiade bertanggung jawab untuk menentukan
arah utama dan mengelola kegiatan kantor internasional Olympic Solidarity di
Lausanne.

3
Solidaritas Olimpiade, yang didirikan pada 1960, memiliki misi utama
memberikan dukungan kepada NOCs, terutama yang memiliki kebutuhan besar. Dana
bantuan berasal dari hak siar Olimpiade dan digunakan untuk program-program yang
melibatkan pengembangan atlet, pelatihan pelatih, dan promosi nilai-nilai Olimpiade.
Dalam rentang 2017-2020, Olympic Solidarity memberikan dukungan yang signifikan
dengan melibatkan ribuan atlet, kegiatan NOC, dan pelatih melalui berbagai program
dan inisiatif.
Budget 2021-2024 mencapai USD 590 juta, dengan alokasi untuk Program
Dunia, Program Kontinental, dan Subsidi IOC. Tujuan utama adalah pemberdayaan
NOCs, tata kelola yang baik, dan penguatan model pendanaan solidaritas. Sejarah
Solidaritas Olimpiade mencakup pembentukan IOAC pada 1962 dan penggabungan
dengan International Institute for the Development of NOCs pada 1973. Solidaritas
Olimpiade terus berkembang dengan memberikan dukungan khusus untuk NOCs yang
baru dibentuk pada masa kemerdekaan negara-negara tertentu.
Pada 1981, komisi Solidaritas Olimpiade dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
NOCs dan memastikan keberlanjutan program. Sejak itu, Olympic Solidarity terus
menyesuaikan diri dengan strategi dan perkembangan IOC. Dengan fokus pada
pengukuran dampak, Solidaritas Olimpiade ingin memastikan bahwa program-
programnya berkontribusi nyata pada pengembangan olahraga di seluruh dunia. Komisi
Solidaritas Olimpiade, yang saat ini dipimpin oleh IOC Member Robin E. Mitchell,
bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan dan koordinasi dengan kantor benua dan
ANOC.
B. Implementasi Solidaritas Olimpiade di Indonesia
Solidaritas Olimpiade merujuk pada semangat persatuan, perdamaian, dan
kerjasama antar negara yang dipromosikan melalui ajang Olimpiade. Olimpiade telah
lama dianggap sebagai simbol solidaritas global dan perdamaian. Sebagai contoh,
Olimpiade Tokyo 2020 dianggap sebagai simbol solidaritas dan perdamaian, serta
memiliki kekuatan untuk mengubah dunia melalui olahraga. Selain itu, implementasi
solidaritas Olimpiade juga dapat terlihat dalam upaya meningkatkan prestasi atlet di
tingkat nasional dan internasional, seperti melalui program pelatihan, seleksi, dan
pengembangan keolahragaan. Solidaritas Olimpiade juga mencakup nilai-nilai seperti
integritas, persatuan, dan keselarasan, yang menjadi bagian penting dalam
mempersiapkan atlet untuk bersaing dalam ajang Olimpiade.

4
Implementasi solidaritas olimpiade di Indonesia mencakup sejumlah aspek
penting yang melibatkan peran berbagai pihak, mulai dari Komite Olimpiade Indonesia
(KOI), pemerintah, institusi pendidikan, hingga masyarakat umum. Sejak didirikan
pada tahun 1947, KOI telah memainkan peran sentral dalam pengembangan olahraga
di Indonesia, khususnya dalam konteks persiapan dan dukungan terhadap partisipasi
atlet Indonesia di ajang olimpiade internasional. KOI bukan hanya bertanggung jawab
atas pembinaan atlet, tetapi juga melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan
fasilitas olahraga, menggalang dukungan finansial, dan membangun jaringan
kolaborasi yang kuat.
Implementasi solidaritas olahraga di Indonesia mencakup beberapa inisiatif
yang dapat dilihat sebagai langkah konkret, antara lain yaitu pertama, Wakil Presiden
Indonesia menetapkan ambisi tinggi dengan menargetkan peringkat lima besar di
Olimpiade dan Paralimpiade pada tahun 2044. Target ini tidak hanya mencerminkan
semangat persaingan, tetapi juga bertujuan untuk membangun dukungan dan semangat
solidaritas di seluruh masyarakat. DBON, yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2021, menjadi panduan meraih mimpi itu. DBON merancang ulang
ekosistem olahraga dan tata kelola pembinaan atlet nasional. Ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan juga bakal dikedepankan dalam pembinaan atlet nasional dari
hulu ke hilir. Namun, Wapres mengingatkan, implementasi DBON adalah tanggung
jawab bersama. Maka itu, perlu solidaritas dan sinergi dari pemerintah pusat, daerah,
organisasi keolahragaan, dunia usaha, dan masyarakat, dalam dukungan anggaran,
kurikulum, sarana-prasarana, dan lain sebagainya.
Langkah kedua yang diperhatikan adalah rencana pendirian Akademi
Olimpiade di Indonesia, sebagaimana dilaporkan oleh Kompas Bola. Pendirian
akademi ini diharapkan dapat menjadi basis penting untuk mempromosikan nilai-nilai
positif, seperti persahabatan, fair play, dan solidaritas, dalam pembinaan atlet di tanah
air. Sebuah penelitian juga menyoroti peran penting sekolah dalam membentuk sikap
solidaritas pada siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai
solidaritas di lingkungan pendidikan dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam
kehidupan siswa.
Tidak ketinggalan, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memainkan peran
strategis dalam meningkatkan prestasi atlet Indonesia di tingkat internasional. Sejak
dibentuk pada tahun 1947, KOI menjadi motor penggerak dalam mengembangkan
olahraga dan mendorong partisipasi Indonesia dalam ajang-ajang olimpiade. Terakhir,
5
Menpora Dito menyampaikan harapannya bahwa SEA Games dapat menjadi batu
loncatan bagi atlet Indonesia untuk meraih prestasi di tingkat internasional, termasuk
di ajang Olimpiade. Pernyataan ini mencerminkan keyakinan dalam memanfaatkan
event olahraga regional sebagai platform untuk memperkuat solidaritas dan
meningkatkan prestasi atlet Indonesia secara keseluruhan. Dengan demikian, melalui
langkah-langkah ini, implementasi solidaritas olahraga di Indonesia tidak hanya
terfokus pada pencapaian prestasi tinggi, tetapi juga pada pembangunan nilai-nilai
positif dalam masyarakat dan pembinaan karakter atlet yang berdaya saing.

6
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Solidartas olimpiade, yang didirikan pada tahun 1960 oleh International Olympic
Committee (IOC), bertujuan untuk mendistribusikan sumber daya Olimpiade kepada
National Olympic Committees (NOCs) yang memerlukan. Dengan fokus pada
pengembangan atlet, pelatihan pelatih, dan nilai-nilai Olimpiade, program ini telah
memberikan dukungan signifikan selama beberapa dekade, mencapai lebih dari
25.000 atlet, 13.500 kegiatan NOC, dan melibatkan 8.500 pelatih dalam periode
2017-2020. Dengan anggaran USD 590 juta untuk tahun 2021-2024, Solidaritas
Olimpiade menetapkan prioritas kunci seperti pemberdayaan NOCs, tata kelola yang
baik, dan model pendanaan solidaritas yang kuat. Sejarahnya mencakup berbagai
inisiatif dan penggabungan dengan International Institute for the Development of
NOCs pada tahun 1973. Komisi Solidaritas Olimpiade, yang dibentuk pada 1981 dan
saat ini dipimpin oleh IOC Member Robin E. Mitchell, terus menyesuaikan diri
dengan strategi dan perkembangan IOC, dengan fokus pada pengukuran dampak
untuk memastikan bahwa program-programnya memberikan kontribusi nyata pada
pengembangan olahraga di seluruh dunia.
2. Solidaritas olimpiade tidak hanya mencerminkan semangat persatuan, perdamaian,
dan kerjasama global yang dipromosikan melalui ajang Olimpiade, tetapi juga
menjadi pendorong utama dalam pengembangan olahraga di tingkat nasional, seperti
yang terlihat dalam implementasinya di Indonesia. Komite Olimpiade Indonesia
(KOI) memainkan peran sentral dalam membina atlet dan memperkuat fasilitas
olahraga, menciptakan kolaborasi yang kuat dengan pemerintah, institusi pendidikan,
dan masyarakat umum. Langkah-langkah konkrit, seperti ambisi tinggi untuk meraih
peringkat lima besar di Olimpiade 2044, didukung oleh program Dukungan Beasiswa
dan Optimalisasi Nasional (DBON), menunjukkan komitmen yang kuat untuk
mencapai tujuan bersama. Pendirian Akademi Olimpiade dan fokus pada nilai-nilai
positif dalam pembinaan atlet juga mencerminkan upaya mendalam dalam
membangun solidaritas dan karakter yang berdaya saing. Melalui sinergi antara
pemerintah, organisasi olahraga, dan masyarakat, implementasi solidaritas olahraga
di Indonesia tidak hanya berfokus pada pencapaian prestasi tinggi, tetapi juga pada
pembangunan nilai-nilai positif dalam masyarakat secara menyeluruh..

7
B. SARAN
1. Perlu adanya dorongan kolaborasi yang lebih erat antara Komite Olimpiade Indonesia
(KOI), pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat umum. Sinergi dari semua
pihak diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan olahraga
dan pencapaian prestasi tinggi.
2. Pastikan optimalisasi penggunaan dana bantuan dari Solidaritas Olimpiade dengan
merinci program-program yang mendukung pengembangan atlet, pelatihan pelatih,
dan promosi nilai-nilai Olimpiade. Transparansi dalam alokasi dana akan
meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas..
3. Perlu mengintensifkan upaya pemberdayaan NOCs dengan fokus pada tata kelola
yang baik dan penguatan model pendanaan solidaritas. Pembinaan atlet harus
menjadi prioritas, termasuk program pelatihan, seleksi, dan pengembangan
keolahragaan..
4. Fokus pada pengukuran dampak program Solidaritas Olimpiade di Indonesia.
Memastikan bahwa setiap program berkontribusi nyata pada pengembangan
olahraga, bukan hanya dalam pencapaian prestasi tinggi tetapi juga dalam
membangun nilai-nilai positif dalam masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Solidaritas Olimpiade. Komunitas Olimpiade Indonesia.


https://nocindonesia.id/page/view/olympic-solidarity.

Hianusa, Kelvin, dkk. 2022. Semangat Solidaritas di ASEAN Melampaui Batas. Kompas.id.
https://www.kompas.id/baca/olahraga/2022/05/12/solidaritas-bersama-lampaui-batas.

Oktohari, Raja Sapta. 2023. Menghadirkan Akademi Olimpiade di Indonesia. Kompas.id.


https://bola.kompas.com/read/2023/09/19/12333488/menghadirkan-akademi-olimpiade-
di-indonesia?page=all.

Anda mungkin juga menyukai