Laporan Mingguan Fenomena Gelombang Percobaan 2 Gelombang Bunyi Pipa Organa
Laporan Mingguan Fenomena Gelombang Percobaan 2 Gelombang Bunyi Pipa Organa
Disusun
Oleh:
A. Dasar Teori
Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium
elastis, seperti udara, air, atau logam. Gelombang bunyi terdiri dari rapatan
dan renggangan yang berurutan.
Pipa organa adalah alat musik tiup yang menghasilkan suara dengan cara
memanfaatkan gelombang bunyi. Pipa organa terdiri dari dua jenis, yaitu
pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka adalah pipa organa yang kedua ujungnya terbuka.
Pada pipa organa terbuka, gelombang bunyi dapat merambat dari ujung ke
ujung tanpa terhalang.
Pada pipa organa terbuka, terdapat dua titik simpul, yaitu pada kedua
ujung pipa. Simpul adalah titik di mana tidak ada rapatan atau renggangan.
Frekuensi dasar pipa organa terbuka adalah sebagai berikut:
f = v / 2l
Dimana:
f adalah frekuensi dasar (Hz)
v adalah kecepatan rambat bunyi (m/s)
l adalah panjang pipa (m)
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa frekuensi dasar pipa
organa terbuka berbanding terbalik dengan panjang pipa. Hal ini berarti,
semakin panjang pipa organa terbuka, maka frekuensi dasarnya semakin
rendah.
Nada dasar pipa organa terbuka adalah nada yang dihasilkan oleh
frekuensi dasar pipa organa tersebut. Nada dasar pipa organa terbuka
memiliki sifat yang khas, yaitu lembut dan jernih.
Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tertutup adalah pipa organa yang salah satu ujungnya tertutup.
Pada pipa organa tertutup, gelombang bunyi hanya dapat merambat dari
ujung terbuka ke ujung tertutup.
Pada pipa organa tertutup, terdapat satu titik simpul, yaitu pada ujung
tertutup pipa.
Frekuensi dasar pipa organa tertutup adalah sebagai berikut:
f = v / 4l
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa frekuensi dasar pipa
organa tertutup berbanding terbalik dengan kuadrat panjang pipa. Hal ini
berarti, semakin panjang pipa organa tertutup, maka frekuensi dasarnya
semakin rendah.
Nada dasar pipa organa tertutup adalah nada yang dihasilkan oleh
frekuensi dasar pipa organa tersebut. Nada dasar pipa organa tertutup
memiliki sifat yang khas, yaitu keras dan bulat.
Nada Harmonik
Nada harmonik adalah nada yang dihasilkan oleh frekuensi yang
merupakan kelipatan dari frekuensi dasar. Nada harmonik dapat dihasilkan
oleh pipa organa terbuka maupun tertutup.
Nada harmonik pada pipa organa terbuka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
f_n = n * f_1
Dimana:
f_n adalah frekuensi nada harmonik ke-n (Hz)
f_1 adalah frekuensi dasar (Hz)
n adalah bilangan bulat positif
Nada harmonik pada pipa organa tertutup dapat dirumuskan sebagai
berikut:
f_n = (2n + 1) * f_1 / 2
Dimana:
f_n adalah frekuensi nada harmonik ke-n (Hz)
f_1 adalah frekuensi dasar (Hz)
n adalah bilangan bulat positif
B. Data Pengamatan
Diketahui :
Lbotol = 27,8 cm
= 0,278 m
Lair 0 = 8 cm
= 0,08 m
Lair 1 = 10 cm
= 0,10 m
Lair 2 = 12 cm
= 0,12 m
Lair 3 = 14 cm
= 0,14 m
Lair 4 = 16 cm
= 0,16 m
Lair 5 = 18 cm
= 0,18 m
Lair 6 = 20 cm
= 0,20 m
Lair 7 = 22 cm
= 0,22 cm
2 ( 0 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,198)
1 x 340 m/s
= 0,792 m
340 m/s
= 0,792 m
= 429,292 Hz
2n+ 1
f1 =
4 L1
xV
2 ( 1 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,178)
3 x 340 m/s
= 0,712 m
1. 020 m/s
= 0,712m
= 1.432 Hz
2n+ 1
f2 =
4 L2
xV
2 ( 2 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,158)
5 x 340 m/s
= 0,632 m
1. 700 m/s
= 0,632m
= 2.689 Hz
2n+ 1
f3 =
4 L1
xV
2 ( 3 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,138)
7 x 340 m/s
= 0,552 m
2. 380 m/s
= 0,552m
= 4. 311 Hz
2n+ 1
f4 =
4 L1
xV
2 ( 4 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,118)
9 x 340 m/s
= 0,472 m
3 .060 m/ s
= 0,472 m
= 6.483 Hz
2n+ 1
f5 =
4 L1
xV
2 ( 5 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,098)
11 x 340 m/s
= 0,392m
3 .740 m/s
= 0,392m
= 9,540 Hz
2n+ 1
f6 =
4 L6
xV
2 ( 6 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,078)
13 x 340 m/s
= 0,312 m
4 . 420 m/ s
= 0,312 m
= 14, 166 Hz
2n+ 1
f7 =
4 L7
xV
2 ( 7 ) +1
= x 340 m/s
4 (0,058 m)
15 x 340 m/s
= 0,232 m
5 .100 m/s
= 0,232m
= 21,982 Hz
Mencari Lamda (m)
4 L0
0 =
2n+ 1
4 (0,198)
=
2 ( 0 ) +1
0,792 m
= 1
= 0,792 m
4 L1
1 =
2n+ 1
4 (0,178)
=
2 ( 1 ) +1
0,712 m
= 3
= 0,237 m
4 L2
2 =
2n+ 1
4 (0,158)
=
2 ( 2 ) +1
0,632 m
= 5
= 0,126 m
4 L3
3 =
2n+ 1
4 (0,138)
=
2 ( 3 ) +1
0,552 m
= 7
= 0,078 m
4 L4
4 =
2n+ 1
4 (0,118)
=
2 ( 4 ) +1
0,472 m
= 9
= 0,052m
4 L5
5 =
2n+ 1
4 (0,098)
=
2 ( 5 ) +1
0,392 m
= 11
= 0,035 m
4 L6
6 =
2n+ 1
4 (0,078)
=
2 ( 6 ) +1
0,792 m
= 13
= 0,024 m
4 L7
7 =
2n+ 1
4 (0,198)
=
2 ( 7 ) +1
0,232 m
= 15
= 0,015 m
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum gelombang bunyi pada pipa organa tertutup
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Frekuensi dasar pipa organa tertutup berbanding terbalik dengan kuadrat
panjang pipa. Hal ini berarti, semakin panjang pipa organa tertutup, maka
frekuensi dasarnya semakin rendah.
Nada harmonik pada pipa organa tertutup merupakan kelipatan dari
frekuensi dasar. Nada harmonik pertama pada pipa organa tertutup
memiliki frekuensi sebesar 2 kali frekuensi dasar, nada harmonik kedua
memiliki frekuensi sebesar 3 kali frekuensi dasar, dan seterusnya.
Nada yang dihasilkan oleh pipa organa tertutup memiliki sifat yang khas,
yaitu keras dan bulat.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bahwa frekuensi dasar pipa
organa tertutup semakin rendah seiring dengan bertambahnya panjang
pipa. Hal ini sesuai dengan persamaan frekuensi dasar pipa organa
tertutup, yaitu:
f = v / 4l
Dimana:
f adalah frekuensi dasar (Hz)
v adalah kecepatan rambat bunyi (m/s)
l adalah panjang pipa (m)
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa frekuensi dasar pipa
organa tertutup berbanding terbalik dengan kuadrat panjang pipa. Hal ini
berarti, semakin panjang pipa organa tertutup, maka frekuensi dasarnya
semakin rendah.
Selain itu, juga didapatkan bahwa nada yang dihasilkan oleh pipa organa
tertutup memiliki sifat yang khas, yaitu keras dan bulat. Hal ini disebabkan
oleh terjadinya resonansi pada pipa organa tertutup. Resonansi adalah
peristiwa penguatan gelombang bunyi yang terjadi ketika frekuensi
gelombang bunyi yang masuk ke dalam pipa organa sama dengan
frekuensi natural pipa organa.
E. Saran
Saran saya untuk praktikum fenomena gelombang ini supaya kedepannya
lebih tepat waktu dalam menjalankan praktikum supaya praktikan dapat
memaksimalkan waktu dalam pengerjaan laporan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. W. (2013). Fundamentals of Physics (9th
ed.). John Wiley & Sons.
Young, H. D., & Freedman, R. A. (2014). University Physics with Modern Physics
(13th ed.). Pearson Education.
Serway, R. A., & Jewett, J. W. (2014). Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics (10th ed.). Brooks/Cole Cengage Learning.