1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan titik lintas pada pengambilan
contoh emisi sumber tidak bergerak.
2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan titik lintas pada pengambilan contoh
emisi sumber tidak bergerak dengan titik sampling memenuhi 2D/8D maupun yang tidak
memenuhi 2D/8D
3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2: Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel;
3.2. SNI 7117.13-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 13: Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas untuk pengambilan contoh uji partikulat dan kecepatan linear;
3.3. SNI 19-7117.2-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel;
3.3. Kepka Bapedal No 205 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran
Udara Sumber Tidak Bergerak;
3.4. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis;
4. Tanggung Jawab
Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
5. Prosedur
5.1. Prinsip
Penentuan titik lintas ini dimaksudkan agar contoh yang terambil representatif.
5.2. Peralatan
Peralatan penentuan titik lintas :
a) meteran
b) tongkat/stik logam yang panjang
c) spidol/kawat
D≤1m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 1, pada 0,707R dari
pusat.
1<D≤2m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 2, pada 0,5R dan 0,866R dari
pusat.
2<D≤4m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 3, pada 0,408R, 0,707R, dan 0,913R
dari pusat.
4<D≤4,5m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 4, pada 0,345R, 0,612R, 0,791R, dan 0,935R dari
pusat.
D>4,5m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 5, pada 0,316R, 0,548R, 0,707R, 0,837R, dan 0,949R dari
pusat.
ii) penampang berbentuk lingkaran dengan titik sampling tidak memenuhi 2D/8D atau titik
sampling alternatif
- sesuai dengan panduan Kepka Bapedal No 205 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak di tabel 2-1-2
lokasi titik lintas pada cerobong berbentuk lingkaran.
- Penentuan titik lintas jumlah titik lintas pada cerbong dengan menentukan dalam
diameter cerobong dan membagi lingkaran menjadi 4 bagian, seperti pada point i
Pembagian jumlah titik lintas bervariasi berdasarkan luas penampang cerobong. Penampang persegi dibagi
menjadi beberapa bujur sangkar dengan panjang sisi pembagi tertentu. Pada tiap bujur sangkar harus ada satu
titik lintas. Semakin banyak titik lintas (bujur sangkar) semakin baik.
d. Setelah titik lintas ditentukan, dilakukan penandaan titik lintas pada stack menggunakan
kawat/spidol.
7. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Emisi Sumber Tidak Bergerak (FL-1.1)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)
1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kadar uap air emisi sumber tidak
bergerak.
2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kadar uap air udara emisi sumber
tidak bergerak.
3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 4 : Cara uji kadar
uap air dengan metode gravimetri
3.2. SNI 19-7117.4-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 4: Cara uji
kadar uap air dengan metoda gravimetri;
3.3. SNI 7117.16-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 16: Penentuan
kadar uap air secara gravimetri;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis
4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga
menghasilkan nilai kadar uap air dari emisi gas sumber tidak bergerak. Data harus
dihitung di lapangan karena hasil dari data ini diperlukan untuk penentuan total
partikulat.
5. Prosedur
5.1. Prinsip
Penentuan kadar uap air gas buang dilakukan dengan cara menjerap uap air ke dalam
butiran kalsium klorida (CaCl2), untuk kemudian ditimbang bobotnya.
5.2. Bahan
a) butiran kalsium klorida (CaCl2); dan
b) es batu.
Keterangan gambar:
A adalah cerobong; M adalah tabung absorpsi berisi CaCl2;
B adalah pipa pengambil contoh uji ; N adalah botol absorpsi SO2;
C adalah glass wool; O adalah botol pemisah kabut;
D adalah arah aliran gas; P adalah pompa vakum;
E adalah penghalang panas (insulator); Q adalah katup pengatur laju alir;
F adalah lubang pengukuran; R adalah pemisah kabut oli;
G adalah mantel pemanas; S adalah termometer;
H adalah pengatur suhu; T adalah bagian flow meter;
I adalah keran bypass; U adalah termometer;
J adalah sambungan; V adalah manometer;
K adalah kran tabung absorpsi; W adalah gas meter.
L adalah bak air pendingin;
7. Dokumen Terkait
Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)
BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE
halamam 3 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 29 Oktober 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.02/PENENTUAN GAS KERING
1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan konsentrasi CO, CO2, dan O2 emisi
gas buang sumber tidak bergerak.
2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan konsentrasi CO, CO2, dan O2 emisi
gas buang sumber tidak bergerak.
3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 10: Cara uji
konsentrasi CO, CO2, dan O2 dengan peralatan analisis otomatik
3.2. SNI 19-7117.10-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 10: Cara uji
konsentrasi CO, CO2, O2 dengan peralatan analisis otomatik;
3.1. SNI 7117.15-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 15: Penentuan
berat molekul kering;
3.2. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis
4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga
menghasilkan nilai konsentrasi CO, CO2, dan O2 dari emisi gas sumber tidak bergerak.
Data harus dihitung di lapangan karena hasil dari data ini diperlukan untuk penentuan
total partikulat.
5. Prosedur
5.1. Prinsip
Pengambilan contoh uji dilakukan dengan cara menghisap gas menggunakan bola
penghisap ke dalam kantong contoh uji, yang kemudian dianalisis menggunakan
peralatan otomatik portabel.
5.2. Bahan
Gas standar dengan kemurnian tinggi dan bersertifikat untuk masing-masing gas CO,
CO2 dan O2.
5.3. Peralatan
6. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Laju Alir dan Gas Secara Elektrokimia (FL-1.2)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)
1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kecepatan alir emisi sumber tidak
bergerak.
2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kecepatan alir udara emisi sumber
tidak bergerak.
3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Bagian 21: Pengambilan contoh uji partikulat secara isokinetik
menggunakan filter di dalam cerobong (in-stack filter) dan penentuan kadar partikulat
secara gravimetric, Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak, Bagian 5. Cara Uji. 5.1
Cara Uji tipe A, 5.1.4 Penentuan Kecepatan Alir.
3.2. SNI 19-7117.1-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 1: Penentuan
kecepatan alir;
3.3. SNI 7117.14-2019 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 14: Penentuan
kecepatan linear;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis
4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data pada waktu pelaksanaan
sampling pengukuran laju alir di lapangan. Data harus dihitung di lapangan karena hasil
dari data ini diperlukan untuk penentuan total partikulat secara isokinetis.
5. Prosedur
5.1. Prinsip
Gas buang diukur tekanan dinamik dan tekanan statiknya menggunakan pitot tube dan
manometer (pipa U, inklinasi, atau digital) kemudian kecepatan alir gas buang ditentukan
berdasarkan nilai tekanan dinamik, tekanan statik, kadar uap air gas buang, komposisi gas
buang, dan massa jenis gas buang
Tekanan dinamis pada kondisi Atm Tekanan statis pada kondisi Atm
(pipa pitot diluar cerobong) (pipa pitot diluar cerobong, pipa posisi
total dilepas)
7. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Laju Alir dan Gas Secara Elektrokimia (FL-1.2)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)
1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kadar total partikulat emisi sumber
tidak bergerak.
2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kadar total partikulat udara emisi
sumber tidak bergerak.
3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 12: Penentuan
total partikel secara isokinetic
3.2. SNI 19-7117.12-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 12:
Penentuan total partikel secara isokinetik.
3.3. SNI 7117.17-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 17: Penentuan
kadar partikulat secara isokinetis;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis
4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Supervisor bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga menghasilkan
hasil inspeksi.
5. Prosedur
5.1. Prinsip
Pengambilan contoh uji partikel dilakukan secara isokinetik dimana kadar air, komposisi
gas dan laju alir gas dalam cerobong harus ditentukan terlebih dahulu sehingga laju alir
gas buang yang melalui nozzle harus sama dengan laju alir gas buang dalam cerobong,
kemudian kadar partikel ditentukan secara gravimetri.
5.2. Bahan
a) filter silinder dengan spesifikasi thimble filter 88RH 25x90 mm
b) filter bulat dengan spesifikasi grade QMB 4,2 cm
7. Dokumen Terkait
BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE
halamam 4 dari 5
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT
7.1. Format Lapangan Inspeksi Emisi Sumber Tidak Bergerak (FL-1.1)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)