Anda di halaman 1dari 19

INSTRUKSI KERJA

Terbitan 14 Nopember 2023


Revisi : 04
Bagian : 7.1.00/PENENTUAN TITIK-TITIK LINTAS

1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan titik lintas pada pengambilan
contoh emisi sumber tidak bergerak.

2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan titik lintas pada pengambilan contoh
emisi sumber tidak bergerak dengan titik sampling memenuhi 2D/8D maupun yang tidak
memenuhi 2D/8D

3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2: Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel;
3.2. SNI 7117.13-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 13: Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas untuk pengambilan contoh uji partikulat dan kecepatan linear;
3.3. SNI 19-7117.2-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian Penentuan
lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel;
3.3. Kepka Bapedal No 205 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran
Udara Sumber Tidak Bergerak;
3.4. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis;

4. Tanggung Jawab
Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.

5. Prosedur
5.1. Prinsip
Penentuan titik lintas ini dimaksudkan agar contoh yang terambil representatif.
5.2. Peralatan
Peralatan penentuan titik lintas :
a) meteran
b) tongkat/stik logam yang panjang
c) spidol/kawat

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 1 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 14 Nopember 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.00/PENENTUAN TITIK-TITIK LINTAS
5.3. Instruksi Kerja
Instruksi Kerja penentuan titik-titik lintas pada emisi gas sumber tidak bergerak mengacu
sepenuhnya pada SNI 7117-21:2021 Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian
2: Penentuan lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel; 5. Cara Uji 5.1.
Cara Uji Tipe A 5.1.1 Penentuan lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji

6. Skema Instruksi Kerja


a. Menentukan ketinggian titik pengambilan contoh
Titik pengambilan contoh harus berada pada titik diantara 2D dari atas dan 8D dari bawah
atau belokan.
Apabila kriteria tersebut tidak terpenuhi maka dipilih 0,5D dari atas atau 2D dari bawah.
(berdasarkan KEP-205/BAPEDAL/07/1996 pada Bab II Cara Pelaksanaan poin 1 "Cara
pemilihan lokasi pengukuran")
b. Menghitung diameter ekuivalen (De)
Untuk cerobong berpenampang empat persegi panjang
De = 2LW / (L+W)
Dengan L = panjang, m
W = lebar, m
Cerobong berpenampang lingkaran
De = 2dD / (D+d)
Dengan D= diameter dalam cerobong bagian bawah, m
d = diameter dalam cerobong bagian atas, m
c. Menentukan jumlah titik lintas cerobong
i) penampang berbentuk lingkaran dengan titik sampling memenuhu 2D/8D
Menentukan dalam diameter cerobong dan membagi lingkaran menjadi 4 bagian

D≤1m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 1, pada 0,707R dari
pusat.

1<D≤2m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 2, pada 0,5R dan 0,866R dari
pusat.

2<D≤4m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 3, pada 0,408R, 0,707R, dan 0,913R
dari pusat.

4<D≤4,5m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 4, pada 0,345R, 0,612R, 0,791R, dan 0,935R dari
pusat.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 2 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 14 Nopember 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.00/PENENTUAN TITIK-TITIK LINTAS

D>4,5m. Jumlah titik lintas tiap bagian adalah 5, pada 0,316R, 0,548R, 0,707R, 0,837R, dan 0,949R dari
pusat.

Jumlah titik lintas = 4 x jumlah titik lintas tiap bagian.

ii) penampang berbentuk lingkaran dengan titik sampling tidak memenuhi 2D/8D atau titik
sampling alternatif
- sesuai dengan panduan Kepka Bapedal No 205 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak di tabel 2-1-2
lokasi titik lintas pada cerobong berbentuk lingkaran.

- Penentuan titik lintas jumlah titik lintas pada cerbong dengan menentukan dalam
diameter cerobong dan membagi lingkaran menjadi 4 bagian, seperti pada point i

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 3 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 14 Nopember 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.00/PENENTUAN TITIK-TITIK LINTAS
(penampang berbentuk lingkaran dengan titik sampling memenuhi 2D/8D)
kemudian menambahkan satu titik lintas pada masing-masing lubang sampling.

iii) penampang berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar

Pembagian jumlah titik lintas bervariasi berdasarkan luas penampang cerobong. Penampang persegi dibagi
menjadi beberapa bujur sangkar dengan panjang sisi pembagi tertentu. Pada tiap bujur sangkar harus ada satu
titik lintas. Semakin banyak titik lintas (bujur sangkar) semakin baik.

Luas irisan A≤1m2, panjang sisi pembagi ≤0,5m

Luas irisan 1<A≤4m2, panjang sisi pembagi ≤0,667m

Luas irisan 4<A≤20m2, panjang sisi pembagi ≤1m

d. Setelah titik lintas ditentukan, dilakukan penandaan titik lintas pada stack menggunakan
kawat/spidol.

7. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Emisi Sumber Tidak Bergerak (FL-1.1)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 4 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 09 Oktober 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.01/PENENTUAN KADAR AIR

1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kadar uap air emisi sumber tidak
bergerak.

2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kadar uap air udara emisi sumber
tidak bergerak.

3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 4 : Cara uji kadar
uap air dengan metode gravimetri
3.2. SNI 19-7117.4-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 4: Cara uji
kadar uap air dengan metoda gravimetri;
3.3. SNI 7117.16-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 16: Penentuan
kadar uap air secara gravimetri;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis

4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga
menghasilkan nilai kadar uap air dari emisi gas sumber tidak bergerak. Data harus
dihitung di lapangan karena hasil dari data ini diperlukan untuk penentuan total
partikulat.

5. Prosedur
5.1. Prinsip
Penentuan kadar uap air gas buang dilakukan dengan cara menjerap uap air ke dalam
butiran kalsium klorida (CaCl2), untuk kemudian ditimbang bobotnya.
5.2. Bahan
a) butiran kalsium klorida (CaCl2); dan
b) es batu.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 1 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 09 Oktober 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.01/PENENTUAN KADAR AIR
5.3. Peralatan
a) botol penjerap uap air (sheffield);
b) rangkaian pipa pengambil contoh uji gas;
c) timbangan dengan ketelitian minimal 4 desimal; dan

d) alat penghitung waktu (stop watch).


e) termometer.

Keterangan gambar:
A adalah cerobong; M adalah tabung absorpsi berisi CaCl2;
B adalah pipa pengambil contoh uji ; N adalah botol absorpsi SO2;
C adalah glass wool; O adalah botol pemisah kabut;
D adalah arah aliran gas; P adalah pompa vakum;
E adalah penghalang panas (insulator); Q adalah katup pengatur laju alir;
F adalah lubang pengukuran; R adalah pemisah kabut oli;
G adalah mantel pemanas; S adalah termometer;
H adalah pengatur suhu; T adalah bagian flow meter;
I adalah keran bypass; U adalah termometer;
J adalah sambungan; V adalah manometer;
K adalah kran tabung absorpsi; W adalah gas meter.
L adalah bak air pendingin;

5.4. Instruksi Kerja


Instruksi Kerja penentuan kecepatan alir emisi gas buang untuk sumber tidak bergerak
mengacu sepenuhnya kepada SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak
Bergerak - Bagian 4 : Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 2 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 09 Oktober 2023
Revisi : 04
Bagian : 7.1.01/PENENTUAN KADAR AIR

6. Skema Instruksi Kerja

Rangkaian peralatan pengukur Timbang bobot awal botol


kadar uap air penjerap uap air (W1),
diulangi tiga kali.

Masukkan pipa pengambilan contoh uap


air ke cerobong

Catat volume awal pada gas


meter (V1)

Pompa penghisap dihidupkan dan


kecepatan diatur 1-2 L/menit

Catat tekanan pada gas meter

Matikan pompa setelah volume


pengambilan 10 L

Catat Volume akhir (V2) & Temperatur gas


(tm)

Timbang bobot akhir botol penjerap uap air


(W2), diulangi sebanyak tiga kali

Hitung kadar uap air

7. Dokumen Terkait
Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)
BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE
halamam 3 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 29 Oktober 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.02/PENENTUAN GAS KERING

1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan konsentrasi CO, CO2, dan O2 emisi
gas buang sumber tidak bergerak.

2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan konsentrasi CO, CO2, dan O2 emisi
gas buang sumber tidak bergerak.

3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 10: Cara uji
konsentrasi CO, CO2, dan O2 dengan peralatan analisis otomatik
3.2. SNI 19-7117.10-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 10: Cara uji
konsentrasi CO, CO2, O2 dengan peralatan analisis otomatik;
3.1. SNI 7117.15-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 15: Penentuan
berat molekul kering;
3.2. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis

4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga
menghasilkan nilai konsentrasi CO, CO2, dan O2 dari emisi gas sumber tidak bergerak.
Data harus dihitung di lapangan karena hasil dari data ini diperlukan untuk penentuan
total partikulat.

5. Prosedur
5.1. Prinsip
Pengambilan contoh uji dilakukan dengan cara menghisap gas menggunakan bola
penghisap ke dalam kantong contoh uji, yang kemudian dianalisis menggunakan
peralatan otomatik portabel.
5.2. Bahan
Gas standar dengan kemurnian tinggi dan bersertifikat untuk masing-masing gas CO,
CO2 dan O2.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 1 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 29 Oktober 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.02/PENENTUAN GAS KERING

5.3. Peralatan

Gambar 1. E Instruments E4500

• Measuarement Range: 0 - 25 % (O2); 0 - 8000 ppm (CO); 0 - 99.9% (CO2); 0 - 5000


ppm (NO), 0 - 1000 ppm (NO2), 0 - 5000 ppm (NOx), 0 - 5000 ppm (SO2), 0 - 5 %
(CxHy)

• Temperature range: -20 to 1250°C.

5.4. Instruksi Kerja


Instruksi Kerja penentuan kadar konsentrasi CO, CO2, dan O2 emisi gas buang untuk
sumber tidak bergerak mengacu sepenuhnya kepada SNI 7117-21:2021 bagian 5.1.3
Penentuan konsentrasi gas CO, CO2, O2 Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak –

Skema Instruksi Kerja

Masukkan pipa pengambil contoh uji gas ke


dalam lubang pengambilan contoh uji.

Lakukan pengamatan pada lsyar terkait pembacaan CO,


CO2, dan O2

Pastikan lubang sampling tertutup rapat dan


tidak ada udara masuk dari luar

Lakukan pencatatan pembacaan CO, CO2, dan O2 pada


form lapangan

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 2 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 29 Oktober 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.02/PENENTUAN GAS KERING

Gambar Contoh rangkaian alat gas analyzer

6. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Laju Alir dan Gas Secara Elektrokimia (FL-1.2)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 3 dari 3
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 20 Nopember 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.03/PENENTUAN KECEPATAN ALIR

1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kecepatan alir emisi sumber tidak
bergerak.

2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kecepatan alir udara emisi sumber
tidak bergerak.

3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Bagian 21: Pengambilan contoh uji partikulat secara isokinetik
menggunakan filter di dalam cerobong (in-stack filter) dan penentuan kadar partikulat
secara gravimetric, Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak, Bagian 5. Cara Uji. 5.1
Cara Uji tipe A, 5.1.4 Penentuan Kecepatan Alir.
3.2. SNI 19-7117.1-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 1: Penentuan
kecepatan alir;
3.3. SNI 7117.14-2019 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 14: Penentuan
kecepatan linear;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis

4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pengolahan data pada waktu pelaksanaan
sampling pengukuran laju alir di lapangan. Data harus dihitung di lapangan karena hasil
dari data ini diperlukan untuk penentuan total partikulat secara isokinetis.

5. Prosedur
5.1. Prinsip
Gas buang diukur tekanan dinamik dan tekanan statiknya menggunakan pitot tube dan
manometer (pipa U, inklinasi, atau digital) kemudian kecepatan alir gas buang ditentukan
berdasarkan nilai tekanan dinamik, tekanan statik, kadar uap air gas buang, komposisi gas
buang, dan massa jenis gas buang

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 1 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 20 Nopember 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.03/PENENTUAN KECEPATAN ALIR
5.2. Bahan
a) etanol atau cairan pengisi manometer;
b) pewarna larutan.
5.3. Peralatan
a) meteran dimensi panjang minimal 3 m;
b) pipa pitot tipe S;
c) inclined manometer;
d) pipa karet/selang; dan
e) termometer.

5.4. Instruksi Kerja


Instruksi Kerja penentuan kecepatan alir emisi dengan pitot tube tipe S mengacu
sepenuhnya kepada 5.1.4.4 Pengukuran Tekanan Dinamik dan 5.1.4.5 Pengukuran
Tekanan Statik

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 2 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 20 Nopember 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.03/PENENTUAN KECEPATAN ALIR

6. Skema Instruksi Kerja

Rangkaian inclined manometer Uji Kebocoran Aliran Gas

Tekanan dinamis pada kondisi Atm Tekanan statis pada kondisi Atm
(pipa pitot diluar cerobong) (pipa pitot diluar cerobong, pipa posisi
total dilepas)

Baca permukaan cairan dalam Baca permukaan cairan dalam


manometer (ho) manometer (ho)

Pipa pitot dimasukkan sesuai titik


Pipa pitot dimasukkan sesuai titik
lintasan
lintasan

Baca permukaan cairan dalam manometer (h1,


Baca permukaan cairan dalam manometer h2…hn), ) dengan perulangan tiga kali tiap
(h1, h2…hn) dengan perulangan tiga kali titik lintasan
tiap titik lintasan

Catat skala pembesaran inclined


Catat skala pembesaran inclined manometer & temperatur
manometer & temperatur

Hitung tekanan statis sebenarnya


Hitung tekanan dinamik sebenarnya

Hitung berat per unit volum gas buang

Hitung kecepatan alir gas buang

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 3 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 20 Nopember 2023
Revisi : 03
Bagian : 7.1.03/PENENTUAN KECEPATAN ALIR

7. Dokumen Terkait
7.1. Format Lapangan Inspeksi Laju Alir dan Gas Secara Elektrokimia (FL-1.2)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 4 dari 4
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT

1. Tujuan
Instruksi kerja digunakan sebagai acuan dalam penentuan kadar total partikulat emisi sumber
tidak bergerak.

2. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini mencangkup teknik dalam penentuan kadar total partikulat udara emisi
sumber tidak bergerak.

3. Acuan
3.1. SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 12: Penentuan
total partikel secara isokinetic
3.2. SNI 19-7117.12-2005, Emisi gas buang – Sumber tidak bergerak – Bagian 12:
Penentuan total partikel secara isokinetik.
3.3. SNI 7117.17-2009 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 17: Penentuan
kadar partikulat secara isokinetis;
3.1. Prosedur Mutu 7.1 (P 7.1) Metode Inspeksi Teknis

4. Tanggung Jawab
4.1. Inspektur emisi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja ini di lapangan dan
menuliskan rekaman pada format yang tersedia.
4.2. Supervisor bertanggung jawab atas pengolahan data lapangan sehingga menghasilkan
hasil inspeksi.

5. Prosedur
5.1. Prinsip
Pengambilan contoh uji partikel dilakukan secara isokinetik dimana kadar air, komposisi
gas dan laju alir gas dalam cerobong harus ditentukan terlebih dahulu sehingga laju alir
gas buang yang melalui nozzle harus sama dengan laju alir gas buang dalam cerobong,
kemudian kadar partikel ditentukan secara gravimetri.
5.2. Bahan
a) filter silinder dengan spesifikasi thimble filter 88RH 25x90 mm
b) filter bulat dengan spesifikasi grade QMB 4,2 cm

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 1 dari 5
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT
CATATAN: Apabila perkiraan berat debu tidak melebihi 5 mg digunakan filter bulat.
Untuk perkiraan berat debu melebihi 5 mg dan tidak lebih dari 50 mg digunakan filter
silinder.

c) Hidrogen peroksida (H2O2) 3%


Encerkan 10 mL H2O2 30% dengan 90 mL air suling dalam gelas piala 250 mL.
5.3. Peralatan
a) rangkaian alat pengambil contoh total partikel gambar 1;
b) meteran dimensi panjang minimal 3 meter;
c) termometer atau termokopel yang mampu mengukur temperatur sampai 10000C;
d) timbangan analitik dengan ketelitian minimal 2 desimal;
e) alat penghitung waktu (stop watch);
f) pompa udara yang mampu menghisap gas buang dengan kapasitas minimum
20L/menit;
g) wet gas meter dengan kapasitas 5 L tiap 1 putaran;
h) unit penangkap gas SO2 dan uap air (botol impinger besar yang diisi larutan H202
3% dan botol pengering);
i) pipa pengambil partikel;
j) pipa selang karet (panjang disesuaikan kebutuhan);
k) oven;
l) desikator;
m) gelas piala 250 liter.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 2 dari 5
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT

5.4. Instruksi Kerja


Instruksi Kerja penentuan total partikel emisi gas buang untuk sumber tidak bergerak
mengacu sepenuhnya kepada SNI 7117-21:2021 Emisi Gas buang - Sumber Tidak
Bergerak - Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik.

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 3 dari 5
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT

6. Skema Instruksi Kerja

Nozzle yang sesuai Filter dari desikator


(perhitungan isokinetis) (telah dipanaskan 1050C, 2 jam)

Rangkaian pengambilan partikulat Laju alir pompa diatur sesuai Hasil


Perhitungan Pada IK 7.1.03 Perhitungan
Kecepatan Alir
Catat tekanan pada gas meter

Pipa dengan nozzle dimasukkan


cerobong searah aliran gas buang

Catat Volume awal (V1) pada gas meter

Posisi nozzle diubah berlawanan arah


aliran gas buang

Hidupkan pompa penghisap udara

Catat Tekanan (Pm) dan Temperatur


(Tm) pada gas meter

Matikan pompa hisap dan pipa bernozzle


dikeluarkan dari cerobong

Catat volume akhir pada gas meter (V2)

Filter hasil dipanaskan sampai 1050C, 2 jam


lalu disimpan 24 jam

Timbang filter hasil dan hitung


hasil konsentrasi partikulat

7. Dokumen Terkait
BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE
halamam 4 dari 5
INSTRUKSI KERJA
Terbitan 01 Oktober 2021
Revisi : 03
Bagian : 7.1.04/PENENTUAN TOTAL PARTIKULAT
7.1. Format Lapangan Inspeksi Emisi Sumber Tidak Bergerak (FL-1.1)
7.2. Format Perhitungan Total Partikulat Emisi (FP-1.6)

BANDAR LAMPUNG QUALITY AND INSPECTION SERVICE


halamam 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai