Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEAMANAN SISTEM DAN JARINGAN

Dosen pengampu : A.R. Walad Mahfuzhi S.Kom, M.Kom


Disusun Oleh:
Roki Hidayat (2155201045)
Mubiyansyah (2155201033)
Bayu Anggara (2155201039)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri kami pribadi maupun
yang datang dari luar, namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang telah
membimbing dan mengarahkan saya dalam penyelesaian makalah ini.

Bengukulu, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
1.3 TUJUAN.................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................................................1
2.1 Kriptografi...............................................................................................................1
2.1.1 Konsep dasar Kriptografi............................................................................................1
2.1.2 Algoritma Kriptograf........................................................................................4
2.1.3 Vigenere Cipher...............................................................................................5
2.1.4 Sofware.............................................................................................................
2.1.5 Flowchara..........................................................................................................
2.2 Endkripsi...................................................................................................................
2.2.1 Dasar Endkripsi...........................................................................................................6
2.2.2 Cara Kerja Endkripsi...................................................................................................6
2.2.3 Jenis-Jenis Endkripsi...................................................................................................6
2.2.4 Funsi Endkripsi...........................................................................................................6
2.2.5 Manfaat Endkripsi.......................................................................................................6
2.2.6 Tujuan Endkripsi.........................................................................................................6
2.3 Steganografi..............................................................................................................
2.3.1 Pengertian Steganografi............................................................................................12
2.3.2 Sejarah Stegonogarfi.................................................................................................12
2.3.3 Cara Stegonografi.....................................................................................................12
2.3.4 Tujuan Stegonogafi...................................................................................................12
2.3.5 Perbedaan stegonogarfi dan Kriptogarfi...................................................................12
2.3.6 Kriteria Steganofrafi.................................................................................................12
2.3.7 Mekanisme Sistem File Steganografi.......................................................................12
2.3.8 Jenis Steganografi.....................................................................................................12
2.3.9 Steganografi Audio...................................................................................................12
2.3.10 Pengertian Steganografi............................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam era digital yang semakin canggih, kita telah menyaksikan transformasi
dramatis dalam cara informasi ditukar dan disimpan. Informasi yang dulu berada
dalam bentuk fisik, seperti surat dan dokumen, sekarang sering kali ada dalam bentuk
digital yang mudah disebarkan melalui internet. Namun, bersamaan dengan
kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh teknologi informasi, datang pula
ancaman serius terhadap keamanan dan privasi data.

Kehilangan data pribadi, pencurian identitas, peretasan perangkat elektronik, dan


peretasan data bisnis adalah masalah umum yang semakin mengkhawatirkan. Oleh
karena itu, perlindungan informasi sensitif telah menjadi perhatian utama dalam era
ini. Kriptografi, enskripsi, dan steganografi adalah tiga konsep penting yang
memainkan peran sentral dalam menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi dalam
dunia digital.Kriptografi adalah ilmu yang bertujuan untuk melindungi informasi
dengan mengubahnya menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti tanpa memiliki
kunci dekripsi yang sesuai. Dengan kata lain, ini adalah seni mengamankan pesan atau
data agar hanya pihak yang berwenang yang dapat membacanya. Kriptografi adalah
alat yang telah digunakan selama berabad-abad, mulai dari penggunaan pesan sandi
kuno hingga teknik-teknik modern yang digunakan dalam komunikasi online dan
penyimpanan data.Enskripsi adalah penerapan praktis dari konsep kriptografi. Ini
adalah proses mengubah data menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca (ciphertext)
tanpa memiliki kunci dekripsi yang benar. Enskripsi digunakan secara luas dalam
berbagai aspek kehidupan digital, termasuk pengiriman email, transaksi perbankan
online, dan penyimpanan data di cloud.

Steganografi, di sisi lain, merupakan cara yang lebih rahasia untuk melindungi
informasi. Ini melibatkan penyisipan pesan atau data dalam media yang tampak biasa,
seperti gambar, audio, atau video, tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan.
Dengan steganografi, pesan rahasia dapat disembunyikan di bawah permukaan yang
tampaknya normal.
Makalah ini akan menjelaskan konsep-konsep dasar dari kriptografi, enskripsi, dan
steganografi, serta mengapa mereka sangat penting dalam menjaga keamanan dan
privasi informasi dalam dunia digital yang terus berkembang. Dengan memahami
dasar-dasar ini, kita dapat lebih baik memahami tantangan keamanan yang kita hadapi
dan memutuskan tindakan yang tepat untuk melindungi informasi kita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Definisi Kriptogri
 Definisi Endkripsi
 Definisi Steganogafi
1.3 TUJUAN
Salah satu tujuan utama makalah ini adalah memperkenalkan pembaca pada konsep
dasar keamanan informasi dalam dunia digital. Ini mencakup pemahaman tentang
mengapa keamanan informasi penting dan risiko-risiko yang dapat timbul dalam
pertukaran data.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kriptografi

2.1.1 Konsep dasar Kriptografi


Kriptografi secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan
berita. Selain pengertian tersebut terdapat pula pengertian ilmu yang mengajari
teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan
informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta
autentikasi data (A. Menezes, P. Van Oorschot and S. Vanstone – Handbook
of Applied Cryptography). Sedangkan menurut Kaufman et. al. (2002)
menjelaskan bahwa kata Kriptografi berasal dari bahasa yunani dan memiliki
makna seni dalam menulis pesan rahasia (The art of secret writing), dimana
kriptografi terdiri dari 2 kata yaitu Kputto Wavy yang berarti rahasia dan
tersembunyi dan Ypanon yang berarti tulisan.

Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptograpi ini juga merupakan aspek
keamanan informasi yaitu Kerahasiaan adalah layanan yang digunakan untuk
menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau
kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
Integritas data adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data
secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki
kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak
berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubtitusian data lain
kedalam data yang sebenarnya. Autentikasi adalah berhubungan dengan
identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasiitu
sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan
diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harusdiautentikasi keaslian isi
datanya, waktu pengiriman dan lain-lain. Non-repudiasi atau penyangkalan
adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman /
terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan atau membuat.

Kriptografi memiliki 4 komponen utama yaitu :


1. Plaintext, yaitu pesan yang dapat dibaca.
2. Ciphertext, yaitu pesan sandi/ pesan acak yang tidak bisa dibaca.
3. Key, yaitu kunci untuk melakukan teknik kriptografi.
4. Algoritma, yaitu metode untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Proses–
proses dasar kriptografi dibagi menjadi dua bagian, yaitu Enkripsi
(Encryption) dan Dekripsi (Decryption). Adapun contoh Teknik Kriptografi
Klasik, yaitu :
 Subtitusi yaitu teknik ini mengganti satu atau sekumpulan bit pada
blok plainteks tanpa mengubah urutannya.
 Transposisi yaitu teknik ini memindahkan posisi bit pada blok
plainteks berdasarkan aturan tertentu. Sedangkan contoh dari Teknik
Kriptografi Modern sendiri yaitu :
 Kriptografi Simetris, yaitu teknik enkripsi dan dekripsi dengan teknik
atau metode atau kunci yang sama.
 Kriptografi Asimetris, yaitu teknik enkripsi dan dekripsi dengan dua
kunci yaitu kunci public (Public key) dan kunci rahasia (Private key).
 Kriptografi Hibrid, yaitu teknik enkripsi dan dekripsi dua lapis,
maksudnya setelah file dienkripsi kemudian dilakukan enkripsi sekali
lagi begitu sebaliknya.

2.1.2 Algoritma Kriptografi


Algoritma dalam kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu:
 Algoritma simetris atau sering disebut algoritma kriptografi konvensional
adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama untuk proses enkripsi
dan proses deskripsi. Algoritma kriptografi simetris dibagi menjadi dua
kategori yaitu algoritma aliran (Stream Ciphers) dan algoritma blok (Block
Ciphers). Dimana pada algoritma aliran, proses penyandiannya akan
beriorientasi pada satu bit/byte data. Sedangkan pada algoritma blok, proses
penyandiannya berorientasi pada sekumpulan bit/byte data (per blok).
Adapun contoh algoritma kunci simetris adalah Data Encryption Standard
(DES), Blowfish, Twofish, MARS, International Data Encryption Algoritm
(IDEA), 3DES (DES diaplikasikan 3 kali), Advanced Encryption Standard
(AES).
 Algoritma asimetris adalah algoritma yang menggunakan kunci yang
berbeda untuk proses enkripsi dan deskripsi. Dimana kunci enkripsi
dapat disebarkan kepada umum dan dinamakan sebagai kunci publik
(public key), sedangkan kunci deskripsi disimpan untuk digunakan
sendiri dan dinamakan sebagai kunci pribadi (private key). Oleh karena
itu, kriptografi ini dikenal pula dengan nama kriptografi kunci publik
(public key cryptography). Adapun contoh algoritma yang
menggunakan kunci asimetris adalah Riverst Shamir Adleman (RSA)
dan Elliptic Curve Cryptography (ECC). Adapun pada kriptografi
asimetris, dimana setiap pelaku sistem informasi

akan memiliki sepasang kunci, yaitu kunci publik dan kunci pribadi,
dimana kunci publik di distribusikan kepada umum, sedangkan kunci
pribadi disimpan untuk diri sendiri. Artinya bila A ingin mengirimkan
pesan kepada B, A dapat menyandikan pesannya dengan menggunakan
kunci publik B, dan bila B ingin membaca surat tersebut, ia perlu
mendeskripsikan surat itu dengan kunci privatnya. Dengan demikian
kedua belah pihak dapat menjamin asal surat serta keaslian surat
tersebut
2.1.3

Vigenere Cipher
Vigenère cipher adalah salah satu algoritma kriptografi klasik yang
diperkenalkan pada abad 16 atau kira-kira pada tahun 1986. Algoritma
kriptografi ini dipublikasikan oleh seorang diplomat dan juga kriptologis
yang berasal dari Prancis, yaitu Blaise de Vigenère, namun sebenarnya
algoritma ini telah digambarkan sebelumnya pada buku La Cifra del Sig.
Giovan Batista Belaso, sebuah buku yang ditulis oleh Giovan Batista
Belaso, pada tahun 1553.

Cara kerja dari Vigenère cipher ini mirip dengan Caesar cipher, yaitu
mengenkripsi plainteks pada pesan dengan cara menggeser huruf pada
pesan tersebut sejauh nilai kunci pada deret alphabet. Vigenère cipher
adalah salah satu algoritma kriptografi klasik yang menggunakan metode
substitusi abjad majemuk. Substitusi abjad-majemuk mengenkripsi setiap
huruf yang ada menggunakan kunci yang berbeda, tidak seperti Caesar
cipher yang menerapkan metode substitusi abjad-tunggal yang semua
huruf disuatu pesan dienkripsi menggunakan kunci yang sama.

Sebagai contoh Caesar cipher jika terdapat plainteks: MAKALAH


KRIPTOGRAFI Maka jika dienkripsi dengan dengan nilai kunci 2 akan
didapat cipherteks: OCMCNCJ MTKRVQITCHK Dari cipherteks yang
didapat dapat kita lihat bahwa huruf M dienkripsi menjadi O, huruf A
dienkripsi menjadi huruf C, dan seterusnya dimana huruf pada pesan
digeser sejauh nilai kunci. Algoritma Caesar cipher sangat sederhana
sehingga sanga berisiko untuk dipecahkan karena hanya dibutuhkan
pengetahuan satu huruf dari plainteks untuk mengetahui kunci yang
digunakan. Vigenère cipher yang menerapkan metode substitusi abjad-
majemuk tidak memiliki permasalahan tersebut karena setiap huruf pada
pesan yang dienkripsi dengan Vigenère cipher ini akan digeser dengan
nilai yang berbeda tergantung dengan kunci yang diberikan. Kunci yang
digunakan pada Vigenère cipher berbeda denganyang digunakan pada
Caesar cipher. Jika pada Caesar cipher kuncinya hanya satu nilai saja,
maka pada Vigenère cipher kunci yang digunakan berbentuk deretan
huruf. Kunci yang berbetuk deretan kata tersebut akan memungkinkan
setiap huruf plainteks untuk dienkripsi dengan kunci yang berbeda. Jika
panjang kunci yang digunakan lebih pendek dari panjang plainteks maka
kunci akan diulang sampai panjang kunci samdengan panjang plainteks.
Algoritma ini akanmeminimalkan kemungkinan dipecahkannya cipherteks
jika satu huruf plainteks diketahui. Model matematika dari enkripsi pada
algoritma Vigenère cipher ini adalah seperti berikut: Ci= Ek(Mi) = ( Mi +
Ki) mod 26 Dan model matematika untuk deskripsinya adalah: Mi=
Dk(Ci) = (Ci - Ki) mod 26 Dengan C memodelkan cipherteks, M
memodelkan Plainteks, dan K memodelkan kunci. Contoh dari penerapan
algoritma Vigenère cipher adalah jika kita memiliki sebuah plainteks yang
ingin dienkripsi: MAKALAH KRIPTOGRAFI Dan kita menggunakan
kunci: TUGAS Maka plainteks akan dienkripsi dengan cara: Plaintext :
MAKALAH KRIPTOGRAFI Kunci : TUGASTU GASTUGASTUG
Ciphertext : FUQADTB QRAINUGJTZO Huruf pada kunci akan
dikonversi menjadi sebuah nilai, misalnya A = 0, B = 1, sampai dengan Z
= 25. Setelah itu prosesnya sama seperti pada Caesar cipher dimana setiap
huruf pada plainteks akan digeser sejauh nilai kunci yang posisinya
bersesuaian. Pergeseran huruf-huruf ini bisa dipetakan dalam bentuk tabel
26x26 yang memetakan antara huruf pada plainteks dengan huruf pada
kunci seperti yang diperlihatkan dibawah ini
Selain menggunakan Algoritma Vigenere Cipher bujur sangkar Vigenere
untuk melakukan algoritma ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan
plaintext dengan kunci kemudian di modulo 26. Dengan Asumsi a = 0, b =
1, c = 2, ……, z = 25

2.1.4 Software
Perangkat Lunak (Software) adalah serangkaian instruksi yang dipahami
oleh perangkat keras pengolahan data atau komputer, sehingga perangkat keras
itu dapat melaksanakan pemrosesan data sesuai dengan yang dikehendaki.
Sistem adalah seperangkat elemen-elemen yang terdiri atas manusia, mesin
atau alat dan prosedur serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu guna
mencapai tujuan bersama. Secara tradisional, software terbagi menjadi dua
katagori dasar yaitu sistem program dan program aplikasi.
2.1.5 Flowchar
Menurut Yakub, (2012:162) Bagan alir (Flowchart) adalah bagan yang
menggambarkan urutan instruksi proses dan hubungan satu proses dengan
proses yang lainnya menggunakan simbolsimbol tertentu. Dalam
pengoperasian komputer terutama dalam prosess pengolahan data terdapat
beberapa simbol yang disebut Flowchart.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI (JurTI)Volume 1, Nomor 1, Juli 2017

2.2 Enkripsi
2.2.1 Dasar Teori Enkripsi
Pengertian enkripsi adalah proses mengubah atau mengkodekan informasi
menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca atau dimengerti dengan mudah,
kecuali oleh pihak yang memiliki kunci dekripsi yang benar.Tujuan utama dari
enkripsi adalah untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data saat data
tersebut berpindah atau disimpan dalam berbagai media, termasuk komunikasi
online, penyimpanan data, dan transaksi elektronik. Pada dasarnya, enkripsi
melibatkan penggunaan algoritma kriptografi yang mengubah teks atau data
asli (disebut teks terang) menjadi teks yang diacak atau tidak terbaca (disebut
teks sandi) menggunakan kunci enkripsi. Proses ini mencegah orang yang tidak
memiliki kunci dekripsi dari membaca atau memahami isi pesan atau data yang
dienkripsi. Hanya penerima yang memiliki kunci dekripsi yang tepat yang
dapat mengembalikan data menjadi bentuk semula yang dapat dibaca.
Adalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
canggih, kini membuat kita lebih mudah dalam mendapatkan ataupun mencari
suatu informasi yang ada di belahan bumi manapun. Dengan hanya
memanfaatkan internet, kita sudah seperti berkeliling dunia hanya dengan
duduk manis di depan HP atau laptop. Tentu hal ini juga didukung dengan
adanya perangkat pintar seperti smartphone yang kini berkembang semakin
canggih. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengunakan
teknologi yang sudah tersedia. Salah satunya adalah keamanan. Saat kita
hendak mengirim suatu data atau informasi terkait hal yang bersifat rahasia,
tentu kita harus memperhatikan keamanannya. Jika mendengar kata enkripsi,
mungkin kalian masih belum familiar dan mengetahui artinya. Terutama untuk
kamu yang hanya menggunakan internet tanpa mempelajarinya lebih lanjut.
Padahal enkripsi adalah sumber keamanan sekaligus kebobolan data di
komputer.

Enkripsi adalah suatu metode atau cara dalam mengubah suatu data ataupun
informasi ke dalam bentuk bahasa komputer seperti kode yang tidak dapat
dibaca dengan mudah, karena menggunakan suatu pola atau kode
tertentu.Enkripsi dibuat dalam bentuk data yang rumit dengan alasan jika
diperjalanan (proses kirim) data tersebut dicuri oleh pihak lain, maka ia tidak
akan bisa membukanya karena tidak tahu mengenai kunci algoritma yang
sudah di buat.

Istilah enkripsi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu kriptos yang
berarti tersembunyi atau rahasia. Zaman dahulu, ketika mayoritas orang belum
bisa membaca, perpindahan informasi masih tergolong aman. Namun saat ini,
ketika mayoritas orang sudah bisa membaca, teknik enkripsi mulai
dikembangkan guna menjaga kerahasiaan suatu data atau informasi.

Terdapat metode enkripsi yang bernama Caesar Chiper. Biasanya orang


Romawi menggunakan metode ini untuk mengamankan informasi yang
penting. Teknik enkripsinya yaitu dengan mengubah huruf sebenarnya dengan
huruf lain yang berselisih sesuai ketentuan.

2.2.2 Cara Kerja Endkripsi

plaintext Kunci Chipertext

Enkripsi

Cara kerja enkripsi sendiri yaitu menggunakan beberapa jenis metode,


karena keamanan informasi pada internet sudah disiapkan dengan metode-
metode tersebut. Barangkali Kamu tidak pernah sadar jika data yang telah
Kamu kirim telah dienkripsi dahulu.

 Ketika kamu mengirim data, data masih belum terenkripsi. Data yang belum
dienkripsi biasanya disebut plaintext atau data mentah.
 Data tersebut nantinya akan dienkripsi dengan menggunakan algoritma
enkripsi dan kunci atau kode enkripsi.
 Dari proses tersebut akan menghasilkan sebuah data baru yang disebut
chipertext. Jika data chipertext sudah dihasilkan, maka data tersebut hanya
mampu dibaca apabila diuraikan dengan menggunakan sebuah kunci atau kode
yang cocok dengannya.

2.2.3 Jenis-Jenis Endkripsi


a) Triple DES

Triple Data Encryption Algorithm atau Triple DES adalah jenis enkripsi
simetris yang bekerja dalam tiga fase. Karena itu, enkripsi ini lebih lambat dari
enkripsi lain.Lebih dari itu, enkripsi Triple DES ini juga mengenkripsi data
dalam panjang blok yang lebih pendek. Sehingga cukup mudah didekripsi.
Akibatnya, ada resiko pencurian data yang lebih tinggi. Namun, enkripsi ini
adalah yang direkomendasikan sebelum adanya enkripsi lain. Bahkan, banyak
organisasi perusahaan dan bisnis memakai enkripsi ini.

b) AES
Advanced Encryption Standard dianggap sebagai salah satu enkripsi terbaik
dikembangkan oleh US National Institute of Standards Technology. Enkripsi
ini bekerja dengan algoritma Rijndael dan menggunakan sistem enkripsi single
private key.
c) RSA

Enkripsi Rivest-Shamir-Adleman merupakan enkripsi dengan key asimetris.


Enkripsi ini dianggap sebagai enkripsi standar untuk data yang dibagikan
melalui internet saat ini.Dibanding jenis enkripsi yang lain, RSA memakai
kunci yang lebih panjang. Sehingga sulit bagi para hacker untuk bisa
meretasnya.
d) Blowfish

Enkripsi Blowfish juga dirancang untuk menggantikan DES, seperti Triple


DES. Meski tersedia secara gratis, banyak organisasi mengklaim bahwa tidak
ada yang bisa meretasnya.Enkripsi ini telah melalui uji coba beberapali untuk
memastikan kecepatan, efisiensi, dan keamanannya. Oleh karena itu, Blowfish
menjadi pilihan bagi vendor dan e-commerce untuk mengamankan
pembayaran, kata sandi, dan informasi rahasia lainnya.

e) Twofish

Twofish merupakan versi lanjutan dari enkripsi Blowfish. Sama seperti


Blowfish, enkripsi Twofish juga tersedia secara gratis dan disebut sebagai
enkripsi terbaik jika tidak ada AES.

f) FPE

Format Preserving Encryption mengenkripsi data dalam format yang sama.


Misalnya, ketika mengenkripsi sandi yang memiliki 6 huruf, maka output
berupa kombinasi dengan format sama.

2.2.4 Fungsi Enkripsi


a) Kerahasiaan Data:
Fungsi utama enkripsi adalah menjaga kerahasiaan data. Dengan mengubah
data menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi yang benar,
enkripsi memastikan bahwa hanya pihak yang memiliki hak akses yang dapat
membaca isi data tersebut.
b) Integritas Data:
Enkripsi juga melindungi integritas data dengan mencegah perubahan yang
tidak sah terhadap data saat data berpindah atau disimpan. Jika data diubah
secara tidak sah dalam proses pengiriman atau penyimpanan, dekripsi akan
gagal dan penerima akan tahu bahwa data telah rusak.

 Otentikasi:
Enkripsi dapat digunakan sebagai bagian dari mekanisme otentikasi.
Misalnya, dengan mengenkripsi pesan menggunakan kunci pribadi yang hanya
diketahui oleh pengirim, penerima dapat memverifikasi bahwa pesan berasal
dari pengirim yang sah.
 Perlindungan Terhadap Serangan:
Enkripsi membantu melindungi data dari berbagai jenis serangan, seperti
serangan Man-in-the-Middle (MITM) di mana pihak ketiga mencoba mencuri
atau memanipulasi data dalam komunikasi.

2.2.5 Manfaat Enkripsi


1. Privasi Pengguna:
Salah satu manfaat paling nyata dari enkripsi adalah melindungi privasi
pengguna. Informasi pribadi seperti pesan pribadi, data finansial, dan detail
identitas dapat dijaga kerahasiaannya ketika dienkripsi.
2. Perlindungan Terhadap Pencurian Data:
Dalam kasus perangkat yang hilang atau dicuri, data yang dienkripsi
menjadi jauh lebih sulit diakses oleh pihak yang tidak sah. Ini mengurangi
risiko pencurian informasi sensitif dari perangkat yang hilang.
3. Kepatuhan Regulasi:
Banyak regulasi dan undang-undang mewajibkan perlindungan data dan
privasi pengguna. Menggunakan enkripsi dapat membantu organisasi
memenuhi persyaratan ini dengan cara yang efektif.
4. Keamanan Transaksi Keuangan:
Dalam transaksi keuangan online, enkripsi melindungi rincian pembayaran
dan informasi finansial dari akses yang tidak sah.
5. Pertukaran Informasi Aman:
Enkripsi memungkinkan pertukaran informasi yang aman melalui jaringan
terbuka, seperti internet. Ini penting dalam mengirimkan data sensitif melalui
komunikasi elektronik.
6. Keamanan Jaringan:
Enkripsi melindungi lalu lintas data yang melewati jaringan komputer,
mencegah pihak yang tidak berwenang dari memata-matai atau memanipulasi
data.
7. Pengamanan Aplikasi dan Layanan Awan:
Saat menggunakan layanan awan, enkripsi membantu melindungi data yang
disimpan atau dipertukarkan di lingkungan berbasis cloud.
8. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual:
Bagi bisnis atau individu yang memiliki hak kekayaan intelektual, enkripsi
dapat membantu melindungi hak cipta dan rahasia bisnis.
2.2.6 Tujuan Enkripsi
Seperti disebutkan sebelumnya, tujuan utama dari enkripsi adalah menjaga
kerahasiaan, integritas, dan autentikasi data dalam lingkungan digital. Dalam
era di mana komunikasi dan pertukaran data semakin sering terjadi melalui
jaringan terbuka seperti internet, penting untuk memiliki metode yang efektif
untuk melindungi informasi sensitif dari ancaman keamanan.
Enkripsi memainkan peran sentral dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
Mengacu pada pengertian enkripsi, berikut adalah penjelasan lebih rinci
mengenai tujuan enkripsi:

 Menjaga Kerahasiaan Data


Salah satu tujuan utama enkripsi adalah menjaga kerahasiaan data. Dengan
mengenkripsi data, informasi tersebut diubah menjadi format yang hanya dapat
dibaca oleh penerima yang memiliki kunci dekripsi yang benar.
Ini mencegah pihak-pihak yang tidak berwenang atau pihak ketiga yang
tidak diinginkan dari mengakses dan memahami isi data. Dalam konteks
komunikasi, ini berarti bahwa hanya pengirim dan penerima yang memiliki
kunci yang dapat membaca pesan yang dikirim.

 Melindungi Integritas Data


Enkripsi juga bertujuan untuk melindungi integritas data. Dalam hal ini,
integritas mengacu pada keutuhan data, yaitu memastikan bahwa data tidak
diubah secara tidak sah dalam perjalanan dari pengirim ke penerima.
Dengan enkripsi, jika ada perubahan pada data yang dienkripsi dalam
perjalanan, dekripsi akan gagal, dan penerima akan menyadari bahwa data
telah diubah atau rusak.

 Autentikasi dan Verifikasi


Enkripsi dapat digunakan sebagai mekanisme autentikasi dan verifikasi.
Misalnya, dalam enkripsi asimetris, penggunaan kunci pribadi oleh pengirim
dapat membuktikan bahwa pesan berasal dari sumber yang sah. Penerima
dapat menggunakan kunci publik pengirim untuk memverifikasi keaslian
pesan.
 Melindungi Privasi
Tujuan enkripsi yang penting lainnya adalah melindungi privasi individu
dan data pribadi. Informasi pribadi, seperti data medis, informasi keuangan,
atau komunikasi pribadi, dapat dienkripsi untuk mencegah akses yang tidak
sah dan melindungi hak privasi individu.

 Perlindungan Terhadap Serangan


Enkripsi bertujuan untuk melindungi data dari berbagai jenis serangan,
termasuk serangan peretasan dan pencurian data. Dengan mengenkripsi data,
bahkan jika penyerang berhasil mendapatkan akses ke data yang dienkripsi,
mereka tidak akan dapat membacanya tanpa kunci dekripsi yang tepat.

 Kepatuhan Regulasi dan Hukum


Banyak regulasi dan undang-undang mengharuskan organisasi untuk
melindungi data dan privasi pengguna. Enkripsi dapat membantu organisasi
mematuhi persyaratan ini dengan cara yang efektif dan menghindari potensi
sanksi hukum.
https://www.niagahoster.co.id/blog/apa-itu-enkripsi/

https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/pengertian-enkripsi.html

2.3 Steganografi
2.3.1 Pengertian Steganogarfi
Steganografi adalah seni dan ilmu penyematan pesan rahasia dalam pesan
tertutup sedemikian rupa sehingga tidak seorang pun, selain pengirim dan
penerima yang dituju, mencurigai keberadaan pesan tersebut.
Diagram di bawah ini menggambarkan model steganografi dasar.
Seperti yang telah digambarkan di atas, bahwasanya baik file sampul (X) dan
pesan rahasia (M) dimasukkan ke dalam steganographic encoder sebagai input.
Fungsi Steganographic Encoder, f(X,M,K) menyematkan pesan rahasia ke
dalam file sampul. Objek Stego yang dihasilkan terlihat sangat mirip dengan
file sampul Kita, tanpa perubahan yang terlihat.
Ini menyelesaikan pengkodean. Untuk mengambil pesan rahasia, Stego Object
dimasukkan ke dalam Steganographic Decoder.

2.3.2 Sejarah Steganografi


Steganografi adalah praktik menyembunyikan pesan rahasia di balik pesan
normal. Ini berasal dari dua kata Yunani, yaitu steganos, berarti tertutup dan
graphia, berarti menulis.
Steganografi adalah praktik sejak zaman dahulu, dipraktikkan dalam berbagai
bentuk selama ribuan tahun untuk menjaga kerahasiaan komunikasi. Misalnya:
Penggunaan steganografi pertama kali dapat ditelusuri kembali ke 440 SM
ketika Yunani kuno, orang menulis pesan di atas kayu dan menutupinya
dengan lilin, yang bertindak sebagai media penutup.
Bangsa Romawi menggunakan berbagai bentuk Tinta Tak Terlihat, untuk
menguraikan pesan-pesan tersembunyi itu, cahaya atau panas digunakan
selama Perang Dunia II.
Jerman memperkenalkan microdots, yang merupakan dokumen lengkap,
gambar, dan rencana yang diperkecil ukurannya hingga seukuran titik dan
dilampirkan pada dokumen biasa.
Null Cipher juga digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia yang tidak
terenkripsi dalam pesan normal yang tampak polos.
Sekarang, kita memiliki banyak teknik dan alat steganografi modern untuk
memastikan bahwa data kita tetap rahasia.
2.3.3 Cara Kerja Steganografi
Steganografi biasanya digunakan dalam bidang keamanan komputer untuk
menyembunyikan data rahasia.
Berbeda dengan kriptografi, di mana pesan disembunyikan secara acak
sehingga dalam kasus tertentu dapat mengundang kecurigaan.
Dalam steganografi pesan disamarkan atau diubah dalam bentuk lain sehingga
tidak ada kecurigaan.
Steganografi dapat digunakan pada berbagai jenis media seperti gambar, audio,
dan video.
2.3.4 Tujuan Steganografi
Tujuan dari steganografi adalah menyembunyikan keberadaan pesan dan
dapat dianggap sebagai pelengkap dari kriptografi yang bertujuan untuk
menyembunyikan isi pesan. Berbeda dengan kriptografi, dalam steganografi
pesan disembunyikan sedemikian rupa sehingga pihak lain tidak dapat
mengetahui adanya pesan rahasia.

2.3.5 Perbedaan Steganografi Dan Kriptografi


Sekarang Kita mungkin bertanya-tanya apakah steganografi sama dengan
kriptografi. Tidak, mereka adalah dua konsep yang berbeda dan tutorial
steganografi ini menyajikan kepada Kita perbedaan utama di antara keduanya.
Pada intinya, keduanya memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu melindungi
sebuah pesan atau informasi dari pihak ketiga. Namun, mereka menggunakan
mekanisme yang sama sekali berbeda untuk melindungi informasi. Kriptografi
mengubah informasi menjadi ciphertext yang tidak dapat dipahami tanpa kunci
dekripsi. Jadi, jika seseorang mencegat pesan terenkripsi ini, mereka dapat
dengan mudah melihat bahwa beberapa bentuk enkripsi telah diterapkan. Di
sisi lain, steganografi tidak mengubah format informasi tetapi
menyembunyikan keberadaan pesan. Jadi, dengan kata lain, steganografi lebih
rahasia daripada kriptografi ketika kita ingin mengirim informasi rahasia.
Kelemahannya adalah, pesan tersembunyi lebih mudah diekstraksi jika
keberadaan rahasia ditemukan.
2.3.6 Kriteria Steganografi Yang Baik
Berikut ini adalah kriteria steganografi yang harus diperhatikan dalam teknik
penyembunyian data:
 Kekonsistenan
Tidak ada perubahan yang signifikan dalam kualitas gambar. Gambar
steganografi terlihat bagus bahkan setelah menambahkan data rahasia.
Pengamat tidak mengetahui bahwa foto tersebut mengandung data rahasia.
 Kekuatan
Data tersembunyi tidak rusak meskipun pemrosesan gambar. Data yang
disembunyikan harus tahan terhadap manipulasi gambar seperti perubahan
pencahayaan, enkripsi, dan sebagainya.
 Pemulihan
Data yang tersembunyi harus diungkap kembali (recovery). Karena tujuan
dari steganografi adalah untuk menyembunyikan data, data rahasia
dalam citra kontainer harus dapat diambil setiap saat untuk digunakan lebih
lanjut.
 Keamanan
Data rahasia harus tahan terhadap deteksi peretasan dan juga akan sulit
untuk upaya analisis.Setelah rahasia dibuka, kunci diperlukan untuk
digunakan selama penyisipan dan ekstraksi.

2.3.7 Mekanisme Sistem File Steganografi (StegFS)


Desain sistem file steganografi (StegFS) harus memenuhi tiga persyaratan
dasar:

 Mampu mengelola penyimpanan file pada disk;


 Menyediakan mekanisme untuk menyembunyikan file dan;
 Harus menyediakan mekanisme untuk mengakses file yang disembunyikan

StegFS dimaksudkan untuk mengganti file tersembunyi dan tidak tersembunyi


dengan data acak untuk membantu menyembunyikan keberadaan file
tersembunyi. Kemudian membuat file tersembunyi muncul sebagai file tidak
tersembunyi yang telah dihapus. File tersembunyi berbagi partisi yang sama
dengan file normal. Tidak ada blok yang secara eksplisit dicadangkan untuk
sistem file aman. Sehingga keberadaan data tersembunyi tidak mengganggu
pembacaan dan penulisan data yang tidak tersembunyi. Tentu saja, ini juga
berarti bahwa file tersembunyi dapat ditimpa. StegFS mengatasi masalah ini
dengan membuat beberapa salinan inode dan blok data untuk setiap file.
StegFS juga berperilaku seperti sistem file normal setelah akses diperoleh ke
file aman.
Terakhir, file yang tidak disembunyikan tetap dapat diakses meskipun driver
StegFS dihapus dari sistem. StegFS tidak menyembunyikan fakta bahwa
steganografi sedang digunakan pada mesin. Namun, itu memberikan beberapa
lapisan akses yang masuk akal ditolak. Hal ini memungkinkan pemilik data
untuk mengungkapkan tingkat file aman yang lebih rendah dan mungkin
membahayakan data. yang cukup sensitif tanpa memberikan cara apa pun
untuk membuktikan bahwa ada tingkat keamanan yang lebih tinggi. Lebih jauh
lagi, pengaturan jumlah tingkat keamanan dan tidak membuat opsi ini dapat
dikonfigurasi memungkinkan pengguna. Untuk menyatakan bahwa perangkat
lunak memaksa mereka untuk mengalokasikan memori untuk semua 15 tingkat
tetapi mereka menggunakan kurang dari itu. Tidak mungkin bagi penyerang
untuk menentukan berapa banyak tingkat keamanan yang benar-benar
digunakan. Untuk bahasan terakhir ini, kita akan belajar tentang berbagai
teknik dan alat steganografi.

2.3.8 Jenis Steganografi


Tergantung pada sifat dari objek penutup (objek sebenarnya di mana data
rahasia disematkan), steganografi dapat dibagi menjadi lima jenis:
1. Jenis 1: Steganografi Teks
2. Jenis 2: Steganografi Gambar
3. Jenis Steganografi Ke 3 Yaitu Steganografi Video
4. Jenis je 4: Steganografi Audio
5. Steganografi Jaringan

2.3.9 Steganografi Teks


Apa itu Steganografi Teks. Jenis steganografi ini menyembunyikan
informasi di dalam file teks. Ini melibatkan hal-hal seperti mengubah format
teks yang ada, mengubah kata-kata dalam teks.
Menghasilkan urutan karakter acak atau menggunakan tata bahasa bebas
konteks untuk menghasilkan teks yang dapat dibaca.Berbagai teknik yang
digunakan untuk menyembunyikan data dalam teks adalah:
 Metode Berbasis Format
 Generasi Acak dan Statistik
 Metode Linguistik

2.3.10 Steganografi Gambar Adalah Seni


Menyembunyikan data dengan mengambil objek penutup sebagai citra
dikenal sebagai steganografi citra. Dalam steganografi digital, citra banyak
digunakan sebagai cover source karena terdapat sejumlah besar bit dalam
representasi digital dari sebuah citra. Ada banyak cara untuk menyembunyikan
informasi di dalam gambar. Pendekatan umum meliputi:
 Penyisipan Bit Paling Tidak Signifikan
 Masking dan Penyaringan
 Pengkodean Pola yang Berlebihan
 Enkripsi dan Sebarkan
 Coding dan Transformasi Cosinus

2.3.11 Steganografi Audio


Dalam steganografi audio, pesan rahasia disematkan ke dalam sinyal audio
yang mengubah urutan biner dari file audio yang sesuai. Menyembunyikan
pesan rahasia dalam suara digital adalah proses yang jauh lebih sulit jika
dibandingkan dengan yang lain, seperti Image Steganography.
Berbagai metode steganografi audio meliputi:
 Pengkodean Bit Paling Tidak Signifikan
 Pengkodean Paritas
 Pengkodean Fase
 Menyebarkan spectrum

https://aliyhafiz.com/steganografi-adalah-sejarah-jenis-tool-dan-
cara-kerja/
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam dunia digital yang terus berkembang, keamanan informasi adalah salah satu aspek yang
tak dapat diabaikan. Makalah ini telah membahas tiga konsep utama yang memainkan peran
penting dalam melindungi data sensitif dalam era ini: kriptografi, enskripsi, dan steganografi.

Kriptografi, sebagai fondasi dari keamanan informasi, memungkinkan kita untuk mengubah
pesan atau data menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti tanpa memiliki kunci dekripsi yang
benar. Dalam pembahasan tentang kriptografi, kita memahami perbedaan antara kriptografi
simetris dan asimetris serta bagaimana algoritma kriptografi digunakan untuk melindungi data
dalam berbagai konteks.

Enskripsi, sebagai penerapan praktis dari kriptografi, merupakan langkah penting dalam menjaga
kerahasiaan, integritas, dan autentikasi data. Dengan mengenkripsi informasi, kita dapat
memastikan bahwa bahkan jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah, mereka tidak akan
dapat mengaksesnya tanpa memiliki kunci yang sesuai.

Steganografi, meskipun lebih rahasia daripada kriptografi dan enskripsi, adalah alat tambahan
yang berharga dalam melindungi informasi. Dengan menyembunyikan pesan atau data dalam
media yang tampak biasa, kita dapat menjaga informasi tetap tersembunyi dari mata yang tidak
berwenang.

Dalam keseluruhan, makalah ini telah menguraikan pentingnya pemahaman tentang kriptografi,
enskripsi, dan steganografi dalam melindungi data sensitif. Di dunia di mana ancaman terhadap
keamanan informasi semakin kompleks, pengetahuan tentang alat-alat ini adalah kunci untuk
menjaga privasi dan integritas informasi kita. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini,
kita dapat lebih percaya diri dalam pertukaran informasi digital kita dan berpartisipasi dalam era
digital dengan lebih aman.

Keamanan informasi adalah tanggung jawab bersama, dan dengan pengetahuan dan kesadaran
yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan sukses. Sebagai penutup, mari terus menjaga dan
mengembangkan upaya kita dalam melindungi keamanan informasi dalam dunia digital yang
selalu berubah dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabbar, 2011, Pemodelan dan Simulasi Dinamis Pendeteksi Dini Gempa Pada
Gedung, Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Universitas Putra Indonesia
YPTK, Padang.
Apriandala, Rio, 2013, Sistem Keamanan Menggunakan Rubik Dengan Algoritma
Kriptografi Encryption, Tugas Besar I Makalah Kriptografi, Universitas Bengkulu.
375 Hal.
Efrandi, et al, 2014, Aplikasi Kriptografi Pesan Menggunakan Algoritma Vigenere Cipher,
Jurnal Media Infotama, Vol. 10, No.2, 120 – 128.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/pengertian-enkripsi.html
https://aliyhafiz.com/steganografi-adalah-sejarah-jenis-tool-dan-cara-kerja/

Anda mungkin juga menyukai