Bab 2 Gambaran Umum Perencanaan
Bab 2 Gambaran Umum Perencanaan
1
Padangsidimpuan Selatan dengan luas 19,26 km2 atau sekitar 12,09 persen, sedangkan
Kecamatan Padangsidimpuan Utara mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 14,97 km2 atau
sekitar 9,04 persen. Kota Padangsidimpuan terletak dekat garis khatulistiwa, dengan kata lain,
seperti pada daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, maka Kota Padangsidimpuan memiliki
iklim tropis. Pada tahun 2018, curah hujan pada Kota Padangsidimpuan masuk kepada kriteria
menengah dengan hari hujan paling banyak ada pada bulan November sebanyak 22 hari hujan.
Gambaran tentang wilayah administrasi dan luas wilayah Kota Padangsidimpuan
dirinci menurut kecamatan beserta jumlah desa dan kelurahan di tiap kecamatan dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 Administrasi Kota Padangsidimpuan sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2020
No Kecamatan Jumlah Desa/ Luas Persentase
Kelurahan Wilayah Terhadap Total
(Km2) (%)
1 Padangsidimpuan Tenggara 8 37,70 23,67
2 Padangsidimpuan Selatan 12 19,26 12,09
3 Padangsidimpuan Batunadua 15 41,81 26,25
4 Padangsidimpuan Utara 16 14,97 9,40
5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 10 22,64 14,21
6 Padangsidimpuan Angkola Julu 8 22,90 14,38
Total 19 159,28 100,00
2
3
2.2. KONDISI FISIK KOTA PADANGSIDIMPUAN
Kota Padangsidimpuan merupakan daerah dataran tinggi dan rendah yang mempunyai
ketinggian bervariasi antara 200-1000 meter di atas permukaan laut, dengan ketinggian
wilayah permukiman sekitar 200-610 m di atas permukaan laut. Secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Wilayah yang relatif dasar hingga landai dengan kemiringan lereng berkisar 0-8 %
terdapat seluas ± 4.666,70 Ha atau 34,72% dari luas total wilayah Kota. Wilayah ini
pada umumnya terdapat pada bagian tengah Kota, seperti Kecamatan
Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan.
2. Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8 – 15% terdapat
2.457,56 Ha atau 18,29% dari luas total Wilayah Kota, yang terdapat di Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara.
3. Wilayah yang curam dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 – 25% terdapat
2 .925 Ha atau 21.76 % dari luas total wilayah Kota, yang terdapat pada bagian utara
kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Padangsidimpuan Angkola
Julu.
4. Wilayah yang sangat curam dengan kemiringan 25 – 40 % terdapat seluas 2.175 Ha
atau 16,18 % dari luas total Kota. Daerah ini umumnya terdapat pada bagian Timur
dan Selatan Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan
Padangsidimpuan Tenggara.
5. Wilayah yang terjal dengan kemiringan di atas 40 % terdapat seluas 1.215,66 Ha atau
9,05 % dari luas total wilayah Kota. Daerah ini merupakan pegunungan yang terdapat
pada pinggiran dan tengah kota.
4
5
2.2.2. Kondisi Klimatologi
Kota Padangsidimpuan mempunyai tipe iklim A dan B seperti daerah tropis lainnya,
iklim ini sangat dipengaruhi oleh angin yang senantiasa bertukar setiap tahunnya, sehingga
terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musin kemarau.
Seperti umumnya daerah-daerah lain yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kota
Padangsidimpuan termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara rata-rata 23,450 C dengan jumlah
curah hujan pertahun 2.125 mm dan 129 hari hujan dalam setahun. Berikut pada Tabel 2.2
diuraikan secara rinci curah hujan menurut Bulan dan kondisi klimatologi di Kota
Padangsidimpuan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Tabel 2. 1
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan pada Kota
Padangsidimpuan, Tahun 2020
CURAH HUJAN HARI
BULAN
HUJAN
Januari 50 6
Februari 60 7
Maret 55 5
April 65 1
Mei 75 14
Juni 159 7
Juli 229 18
Agustus 93 12
September 210 15
Oktober 118,5 16
November 166 17
Desember 132 16
Sumber : Kota Padangsidimpuan dalam Angka tahun 2021
6
2.2.3. Kondisi Hidrologi
Sesuai dengan topografi yang relatif datar dan bergelombang, maka Kota
Padangsidimpuan ini merupakan daerah yang banyak dilalui alur air yang mengalir dari
7
dataran tinggi di sebelah utara, timur dan barat Kota Padangsidimpuan. Kota Padangsidimpuan
berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Gadis pada Wilayah Sungai (WS) Batang
Angkola-Batang Gadis.
Kota Padangsidimpuan terdapat 7 sungai besar utama (Aek Batang Angkola dengan
panjang 25 Km, Aek Batang Ayumi dengan panjang 16 Km, Aek Batang Kumal dengan
panjang 11 Km, Aek Rokkare dengan panjang 5 Km, Aek Mompang dengan panjang 6 Km,
Aek Sipogas dengan panjang 5 Km) dan 4 sungai kecil utama (Aek Silangkitang dengan
panjang 2 Km, Aek Tolping dengan panjang 3 Km, Aek Silandit dengan panjang 3 Km, Aek
Tuhul dengan panjang 4 Km) serta banyak alur anak sungai lainnya dan semuanya mengalir ke
Sungai Batang Angkola.
8
9
2.2.4. Kondisi Geologi
1. Batuan endapan baru dan endapan jaman quarter seluas 917,79 Ha yang
penyebarannya hampir di semua kecamatan di Kota Padangsidimpuan, kecuali di
Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
2. Batuan resen seluas 1.835,59 Ha hanya terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua.
3. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas 458,90 Ha
terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
4. Batuan sedimen terlipat seluas 458,90 Ha terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan
Angkola Julu.
Sementara untuk jenis tanah, ada 5 (lima) jenis tanah yang dapat dijumpai di Kota
Padangsidimpuan, yaitu podsolik Merah Kuning, Mediteran, Organosol/alluvial, latosol dan
podsolik coklat kelabu. Tanah podsolik merah kuning dan organosol/aluvial tersebar di semua
Kecamatan. Untuk tanah latosol dapat dijumpai di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dan Padangsidimpuan Batunadua, sedangkan tanah podsolik coklat kelabu sebarannya juga
berada di wilayah Kecamatan Batunadua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5
berikut.
10
11
2.3. PENGGUNAAN LAHAN KOTA PADANGSIDIMPUAN
Dari hasil analisa dokumen perencanaan tata ruang wilayah Kota Padangsidimpuan
pada tahun 2010 diperoleh informasi penggunaan lahan (land-use) yang meliputi peta
penggunaan lahan dan tabel penggunaan lahan. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa
terdapat 8 kategori pemanfaatan ruang di Kota Padangsidimpuan, yang dibagi dalam 3 kategori
yaitu non-urban, urban dan utilitas.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terbesar di Kota
Padangsidimpuan adalah kebun campuran dengan luas 7.121,92 Ha (44,26%), diikuti oleh
sawah dengan luas 5.115,67 Ha (31.79%), permukiman dengan luas 1.841,22 Ha (11,44%),
kebun karet dengan luas 1.024,73 Ha (6,37%), hutan dengan luas 514,55 Ha (3,20%). Adapun
penggunaan lahan lainnya antara lain meliputi proporsi yang rendah, seperti tanah terbuka
dengan luas 296,96 Ha (1,85%), kebun sawit dengan luas 140,32 Ha (0.87%), serta
semak/belukar dengan luas 35,59 (0.22%).
12
13
2.4. GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN
Penataan ruang wilayah Kota Padangsidimpuan tidak terlepas dari peran, fungsi dan
kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas yaitu tingkat nasional dan provinsi.
Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Provinsi
Sumatera Utara. Dengan demikian, penataan ruang Kota Padangsidimpuan bertujuan untuk :
Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, kebijakan dan strategi penataan
ruang Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :
14
3 Rencana Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK), direncanakan sebanyak 3 lokasi yaitu
Desa Pal IV Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kelurahan
Batunadua Jae Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan Kelurahan Hutaimbaru
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
3. Ruang Terbuka Hijau yang terdiri dari ruang terbuka hijau privat yang rencana
pengembangannya seluas 10% dari luas wilayah Kota dan ruang terbuka publik
seluas 20% dari luas wilayah kota.
4. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan
rawan bencana letusan gunung api dan kawasan rawan bencana longsor. Kawasan
rawan gempa bumi di Kota Padangsidimpuan ada pada tingkat tinggi dan sedang
yang tersebar di hampir seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru dengan luas total 2.798,46 Ha. Kawasan rawan bencana gunung api
untuk tingkat sedang dan tinggi berada kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dan Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas total 435,20 Ha. Sedangkan
untuk kawasan rawan bencana longsor tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan
15
Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas total 546,87 Ha.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pola Ruang di kota
Padangsidimpuan dapat terdiri dari Sembilan pola ruang yaitu:
1. Hutan Produksi
2. Peruntukan Pelayanan Umum
3. Pemukiman
4. Perkantoran
5. Perdagangan dan Jasa
6. Industri
7. Kawasan Militer
8. Pertanian
9. Perkebunan
Kemudian berdasarkan RTRW, Kawasan Strategis di Kota Padangsidimpuan terbagi
atas 2 kawasan strategis yaitu : Kawasan Strategis bidang pertumbuhan ekonomi dan Kawasan
Strategis bidang Lingkungan. Selanjutnya berdasarkan RTRW, Tata Guna Lahan di Kota
Padangsidimpuan terbagi atas 8 kelompok utama yaitu
1. Hutan
2. Kebun Campuran
3. Kebun Karet
4. Kebun Sawit
5. Pemukiman
6. Sawah
7. Semak/ Belukar
8. Tanah Terbuka
16
17
18
19
Dalam perencanaan kawasan budidaya Kota Padangsidimpuan, rencana kawasan
peruntukan pariwisata merupakan salah satu kawasan yang direncanakan. Kawasan
peruntukan pariwisata dapat dibagi 2 yaitu kawasan pariwisata alam dan kawasan peruntukan
pariwisata budaya. Beberapa daya tarik wisata dalam masing-masing rencana adalah sebagai
berikut.
Arahan pengembangan obyek wisata yang direkomendasikan terdiri dari tiga tahapan:
1. Pelestarian (preservasi) terhadap obyek wisata;
2. Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas penunjang obyek wisata;
3. Memantapkan peran obyek wisata, dimana dalam pembinaan dan
pengembangannya dijadikan dalam satu jaringan obyek wisata.
20
Gambar 2. 9 Rencana Kawasan Peruntukan Pariwisata Kota Padangsidimpuan
Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013 – 2033
21
a. Kawasan pusat pasar Sangkumpal Bonang dan sekitarnya sebagai pengembangan
ekonomi terpadu skala regional yaitu Kelurahan Wek I, Kelurahan Wek II,
Kelurahan Wek III, Kelurahan Wek IV, Kelurahan Kantin dan Kelurahan Bincar
Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kelurahan Wek V, Kelurahan Sitamiang,
Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
b. Kawasan pendidikan terpadu di Kelurahan Sihitang, Desa Sigulang; dan
c. Kawasan sentra bisnis baru di Jalan Jend. Abdul Haris Nasution (Lintas Timur),
meliputi Kelurahan Batunadua Julu, Desa Ujang Gurap, Desa Baruas, Desa
Siloting, Desa Pudun Julu, Desa Pudun Jae dan Desa Pal IV Pijor Koling.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek lingkungan
a. Kawasan Wisata Alam Tor Simarsayang; dan
b. Kawasan resapan air di Desa Pintu Langit Jae, Desa Tinjoman, Desa Simasom,
Desa Batu Layan, Desa Simatohir, Desa Joring Natobang, dan Desa Labuhan
Rasoki
22
23