Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH


PERENCANAAN
2.1. GAMBARAN UMUM KOTA PADANGSIDIMPUAN

Secara geografis Kota Padangsidimpuan terletak antara 01°018’07’’-01028’19’’


Lintang Utara dan antara 99°018’53’’- 99°020’35’’ Bujur Timur. Kota Padangsidimpuan
merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Provinsi Sumatera Utara dan berada pada
posisi sebelah selatan Kota Sibolga. Jarak dari Kota Padangsidimpuan ke Kota Sibolga adalah
88 Km dan dapat ditempuh dengan waktu ± 3 jam melalui jalan darat. Sedangkan jarak Kota
Padangsidimpuan dengan Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 389
Km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 10 jam melalui jalan darat. Kota Padangsidimpuan
terletak antara 270 - 660 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Kota Padangsidimpuan dibentuk pada Tahun 2001 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Padangsidimpuan. Terdiri dari 6 (enam)
Kecamatan, 37 Kelurahan dan 42 Desa. Batas-batas wilayah administrasi Kota
Padangsidimpuan, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli
Selatan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli
Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli
Selatan.
Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu dari 8 (delapan) kota yang terdapat di
Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah sebesar 159,28 Km2 atau setara dengan 0.2 %
dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, luas
wilayah terbesar berada pada Kecamatan Batunadua dengan luas sebesar 41,81 km2 atau
sekitar 26,25 persen dari luas total Padangsidimpuan, diikuti oleh Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara dengan luas 37,70 km2 atau sekitar 23,67 persen. Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas 22,97 km2 atau sekitar 14,38 persen. Kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru dengan luas 22,64 km2 atau sekitar 14,21 persen, Kecamatan

1
Padangsidimpuan Selatan dengan luas 19,26 km2 atau sekitar 12,09 persen, sedangkan
Kecamatan Padangsidimpuan Utara mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 14,97 km2 atau
sekitar 9,04 persen. Kota Padangsidimpuan terletak dekat garis khatulistiwa, dengan kata lain,
seperti pada daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, maka Kota Padangsidimpuan memiliki
iklim tropis. Pada tahun 2018, curah hujan pada Kota Padangsidimpuan masuk kepada kriteria
menengah dengan hari hujan paling banyak ada pada bulan November sebanyak 22 hari hujan.
Gambaran tentang wilayah administrasi dan luas wilayah Kota Padangsidimpuan
dirinci menurut kecamatan beserta jumlah desa dan kelurahan di tiap kecamatan dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 Administrasi Kota Padangsidimpuan sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2020
No Kecamatan Jumlah Desa/ Luas Persentase
Kelurahan Wilayah Terhadap Total
(Km2) (%)
1 Padangsidimpuan Tenggara 8 37,70 23,67
2 Padangsidimpuan Selatan 12 19,26 12,09
3 Padangsidimpuan Batunadua 15 41,81 26,25
4 Padangsidimpuan Utara 16 14,97 9,40
5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 10 22,64 14,21
6 Padangsidimpuan Angkola Julu 8 22,90 14,38
Total 19 159,28 100,00

Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka tahun 2021

2
3
2.2. KONDISI FISIK KOTA PADANGSIDIMPUAN

2.2.1. Kondisi Topografi

Kota Padangsidimpuan merupakan daerah dataran tinggi dan rendah yang mempunyai
ketinggian bervariasi antara 200-1000 meter di atas permukaan laut, dengan ketinggian
wilayah permukiman sekitar 200-610 m di atas permukaan laut. Secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Wilayah yang relatif dasar hingga landai dengan kemiringan lereng berkisar 0-8 %
terdapat seluas ± 4.666,70 Ha atau 34,72% dari luas total wilayah Kota. Wilayah ini
pada umumnya terdapat pada bagian tengah Kota, seperti Kecamatan
Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan.
2. Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8 – 15% terdapat
2.457,56 Ha atau 18,29% dari luas total Wilayah Kota, yang terdapat di Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara.
3. Wilayah yang curam dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 – 25% terdapat
2 .925 Ha atau 21.76 % dari luas total wilayah Kota, yang terdapat pada bagian utara
kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Padangsidimpuan Angkola
Julu.
4. Wilayah yang sangat curam dengan kemiringan 25 – 40 % terdapat seluas 2.175 Ha
atau 16,18 % dari luas total Kota. Daerah ini umumnya terdapat pada bagian Timur
dan Selatan Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan
Padangsidimpuan Tenggara.
5. Wilayah yang terjal dengan kemiringan di atas 40 % terdapat seluas 1.215,66 Ha atau
9,05 % dari luas total wilayah Kota. Daerah ini merupakan pegunungan yang terdapat
pada pinggiran dan tengah kota.

Kota Padangsidimpuan memiliki karakteristik lahan yang sebahagian besar didominasi


oleh sawah dengan luas mencapai 26,16 (%), selebihnya adalah kawasan perkebunan besar dan
kecil seluas 35,17 (%), tegalan dan ladang seluas 13,39 (%), bangunan/pekarangan seluas 4,60
(%) tambak seluas 2,21 (%), lahan tidak diusahakan seluas 0 (%). Dengan demikian, pemetaan
kondisi topografi pada Kota Padangsidimpuan digambarkan pada Gambar 2.2 berikut.

4
5
2.2.2. Kondisi Klimatologi

Kota Padangsidimpuan mempunyai tipe iklim A dan B seperti daerah tropis lainnya,
iklim ini sangat dipengaruhi oleh angin yang senantiasa bertukar setiap tahunnya, sehingga
terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musin kemarau.

Seperti umumnya daerah-daerah lain yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kota
Padangsidimpuan termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara rata-rata 23,450 C dengan jumlah
curah hujan pertahun 2.125 mm dan 129 hari hujan dalam setahun. Berikut pada Tabel 2.2
diuraikan secara rinci curah hujan menurut Bulan dan kondisi klimatologi di Kota
Padangsidimpuan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Tabel 2. 1
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan pada Kota
Padangsidimpuan, Tahun 2020
CURAH HUJAN HARI
BULAN
HUJAN
Januari 50 6
Februari 60 7
Maret 55 5
April 65 1
Mei 75 14
Juni 159 7
Juli 229 18
Agustus 93 12
September 210 15
Oktober 118,5 16
November 166 17
Desember 132 16
Sumber : Kota Padangsidimpuan dalam Angka tahun 2021

6
2.2.3. Kondisi Hidrologi

Sesuai dengan topografi yang relatif datar dan bergelombang, maka Kota
Padangsidimpuan ini merupakan daerah yang banyak dilalui alur air yang mengalir dari

7
dataran tinggi di sebelah utara, timur dan barat Kota Padangsidimpuan. Kota Padangsidimpuan
berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Gadis pada Wilayah Sungai (WS) Batang
Angkola-Batang Gadis.

Kota Padangsidimpuan terdapat 7 sungai besar utama (Aek Batang Angkola dengan
panjang 25 Km, Aek Batang Ayumi dengan panjang 16 Km, Aek Batang Kumal dengan
panjang 11 Km, Aek Rokkare dengan panjang 5 Km, Aek Mompang dengan panjang 6 Km,
Aek Sipogas dengan panjang 5 Km) dan 4 sungai kecil utama (Aek Silangkitang dengan
panjang 2 Km, Aek Tolping dengan panjang 3 Km, Aek Silandit dengan panjang 3 Km, Aek
Tuhul dengan panjang 4 Km) serta banyak alur anak sungai lainnya dan semuanya mengalir ke
Sungai Batang Angkola.

Masyarakat di Kota Padangsidimpuan masih banyak yang menggunakan sungai-sungai


tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari, selain itu digunakan juga untuk
pengairan sawah dan perikanan. Untuk lebih jelas terkait kondisi hidrologi di Kota
Padangsidimpuan dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.

8
9
2.2.4. Kondisi Geologi

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kota Padangsidimpuan merupakan tanah berbukit. Ketinggian


wilayah cukup beragam yang berkisar antara 260-1.100 mdpl dengan kemiringan antara 0 - 40
derajat. Kondisi geologi Kota Padangsidimpuan terdiri dari beberapa jenis batuan yang
sebagian besar terdiri dari batuan sedimen dengan lapisan horizontal, yang luasnya 3.671,17
Ha dan tersebar merata di beberapa kecamatan di wilayah Kota Padangsidimpuan. Jenis batuan
yang ada di Kota Padangsidimpuan terdiri atas antara lain:

1. Batuan endapan baru dan endapan jaman quarter seluas 917,79 Ha yang
penyebarannya hampir di semua kecamatan di Kota Padangsidimpuan, kecuali di
Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
2. Batuan resen seluas 1.835,59 Ha hanya terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua.
3. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas 458,90 Ha
terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
4. Batuan sedimen terlipat seluas 458,90 Ha terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan
Angkola Julu.

Sementara untuk jenis tanah, ada 5 (lima) jenis tanah yang dapat dijumpai di Kota
Padangsidimpuan, yaitu podsolik Merah Kuning, Mediteran, Organosol/alluvial, latosol dan
podsolik coklat kelabu. Tanah podsolik merah kuning dan organosol/aluvial tersebar di semua
Kecamatan. Untuk tanah latosol dapat dijumpai di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dan Padangsidimpuan Batunadua, sedangkan tanah podsolik coklat kelabu sebarannya juga
berada di wilayah Kecamatan Batunadua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5
berikut.

10
11
2.3. PENGGUNAAN LAHAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

Dari hasil analisa dokumen perencanaan tata ruang wilayah Kota Padangsidimpuan
pada tahun 2010 diperoleh informasi penggunaan lahan (land-use) yang meliputi peta
penggunaan lahan dan tabel penggunaan lahan. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa
terdapat 8 kategori pemanfaatan ruang di Kota Padangsidimpuan, yang dibagi dalam 3 kategori
yaitu non-urban, urban dan utilitas.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terbesar di Kota
Padangsidimpuan adalah kebun campuran dengan luas 7.121,92 Ha (44,26%), diikuti oleh
sawah dengan luas 5.115,67 Ha (31.79%), permukiman dengan luas 1.841,22 Ha (11,44%),
kebun karet dengan luas 1.024,73 Ha (6,37%), hutan dengan luas 514,55 Ha (3,20%). Adapun
penggunaan lahan lainnya antara lain meliputi proporsi yang rendah, seperti tanah terbuka
dengan luas 296,96 Ha (1,85%), kebun sawit dengan luas 140,32 Ha (0.87%), serta
semak/belukar dengan luas 35,59 (0.22%).

Secara lebih jelas penggunaan lahan di Kota Padangsidimpuan berdasarkan interpretasi


foto satelit dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3
Penggunaan Lahan Kota Padangsidimpuan tahun 2010
PENGGUNAA PERSENTA
No LUAS (Ha)
N LAHAN SE
44.26
1 Kebun Campuran 7121.92
%
2 Hutan 514.55 3.20 %
3 Kebun Karet 1024.73 6.37 %
4 Kebun Sawit 140.25 0.87 %
11.44
5 Pemukiman 1841.22
%
31.79
6 Sawah 5115.67
%
7 Semak / Belukar 35.59 0.22 %
8 Tanah Terbuka 296.96 1.85 %
16.090.
TOTAL 100 %
88
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan 2014-2034

12
13
2.4. GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

Penataan ruang wilayah Kota Padangsidimpuan tidak terlepas dari peran, fungsi dan
kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas yaitu tingkat nasional dan provinsi.
Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Provinsi
Sumatera Utara. Dengan demikian, penataan ruang Kota Padangsidimpuan bertujuan untuk :

“Mewujudkan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Perdagangan dan Pendidikan di


Pantai Barat Sumatera Utara”

2.4.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, kebijakan dan strategi penataan
ruang Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :

A. Kebijakan Struktur Ruang, meliputi :


1. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah yang Merata dan
Berhierarki;
2. Pengembangan Sistem Transportasi Darat
3. Penyediaan Sumberdaya Air untuk Irigasi maupun untuk sumber air baku
B. Kebijakan Pola Ruang, meliputi :
1. Pengembangan kawasan lindung
2. Pengembangan Kawasan budidaya; Kebijakan Perwujudan Kawasan Strategis,
meliputi :
C. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi;
D. Pengembangan Kawasan Strategis Lingkungan.

2.4.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah

Rencana struktur ruang wilayah Kota Padangsidimpuan seperti tercantum dalam


Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2033
terdiri dari rencana pusat pelayanan kota, rencana pengembangan sistem prasarana utama dan
rencana pengembangan sistem prasarana lainnya.

Adapun rencana pusat pelayanan Kota Padangsidimpuan terdiri dari :

1. Rencana Pusat Pelayanan Kota (PPK), yang berlokasi di Kelurahan Wek II


Kecamatan Padangsidimpuan Utara yang diarahkan berfungsi sebagai pusat
perdagangan dan jasa skala regional, pusat pendidikan (usia dini sampai dengan
perguruan tinggi), pusat kesehatan, perkantoran umum dan perumahan.

14
3 Rencana Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK), direncanakan sebanyak 3 lokasi yaitu
Desa Pal IV Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kelurahan
Batunadua Jae Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan Kelurahan Hutaimbaru
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.

3. Rencana Pusat Lingkungan, diarahkan sebanyak 6 lokasi yang dipusatkan di


Kelurahan Pijor Koling, Kelurahan Padang Matinggi, Kelurahan Hanopan,
Kelurahan Ujung Gurap, Kelurahan Sadabuan dan Kelurahan Joring Natobang
dengan fungsi utama adalah sebagai kawasan perumahan, pendidikan menengah,
kesehatan sampai tingkat puskesmas, pusat pemerintahan desa/kelurahan dan
perdagangan skala lingkungan.

2.4.3. Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola ruang wilayah Kota Padangsidimpuan diwujudkan dalam rencana


kawasan lindung, rencana kawasan budidaya, rencana pengelolaan kawasan perkotaan dan
rencana penataan lingkungan.

Rencana kawasan lindung Kota Padangsidimpuan meliputi :


1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu
kawasan resapan air yang mempunyai fungsi sebagai tempat pengisian air bumi
(akuifer) dengan luas sekitar 600 Ha yang berada di kawasan Pintu Langit Jae Tor
Silayang-layang, Simincak, Simatohir, Labuhan Rasoki dan sekitarnya.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sempadan sungai, kawasan


sekitar mata air, jalur sempadan rel kereta api dan jalur hijau sempadan sutet.

3. Ruang Terbuka Hijau yang terdiri dari ruang terbuka hijau privat yang rencana
pengembangannya seluas 10% dari luas wilayah Kota dan ruang terbuka publik
seluas 20% dari luas wilayah kota.

4. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan
rawan bencana letusan gunung api dan kawasan rawan bencana longsor. Kawasan
rawan gempa bumi di Kota Padangsidimpuan ada pada tingkat tinggi dan sedang
yang tersebar di hampir seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru dengan luas total 2.798,46 Ha. Kawasan rawan bencana gunung api
untuk tingkat sedang dan tinggi berada kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dan Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas total 435,20 Ha. Sedangkan
untuk kawasan rawan bencana longsor tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan

15
Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas total 546,87 Ha.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pola Ruang di kota
Padangsidimpuan dapat terdiri dari Sembilan pola ruang yaitu:
1. Hutan Produksi
2. Peruntukan Pelayanan Umum
3. Pemukiman
4. Perkantoran
5. Perdagangan dan Jasa
6. Industri
7. Kawasan Militer
8. Pertanian
9. Perkebunan
Kemudian berdasarkan RTRW, Kawasan Strategis di Kota Padangsidimpuan terbagi
atas 2 kawasan strategis yaitu : Kawasan Strategis bidang pertumbuhan ekonomi dan Kawasan
Strategis bidang Lingkungan. Selanjutnya berdasarkan RTRW, Tata Guna Lahan di Kota
Padangsidimpuan terbagi atas 8 kelompok utama yaitu

1. Hutan
2. Kebun Campuran
3. Kebun Karet
4. Kebun Sawit
5. Pemukiman
6. Sawah
7. Semak/ Belukar
8. Tanah Terbuka

Untuk Rencana Pengelolaan Kawasan perkotaan diarahkan kepada kepada penetapan


besaran Koefisien Dasar Bangunan (KDB), ketinggian bangunan (Koefisien Lantai Bangunan),
garis sempadan bangunan (GSB) dan rencana penatagunaan tanah air dan udara.

Rencana penataan lingkungan Kota Padangsidimpuan terdiri dari 4 jenis penanganan


yaitu perbaikan lingkungan, peningkatan lingkungan, pembangunan lingkungan baru dan
pengendalian lingkungan.

16
17
18
19
Dalam perencanaan kawasan budidaya Kota Padangsidimpuan, rencana kawasan
peruntukan pariwisata merupakan salah satu kawasan yang direncanakan. Kawasan
peruntukan pariwisata dapat dibagi 2 yaitu kawasan pariwisata alam dan kawasan peruntukan
pariwisata budaya. Beberapa daya tarik wisata dalam masing-masing rencana adalah sebagai
berikut.

1. Kawasan Peruntukan Wisata Alam


a. Pengembangan wisata alam Tor Simarsayang Padangsidimpuan Utara;
b. Pengembangan wisata pegunungan Pintu Langit Jae Desa Joring Lombang dan
Desa Joring Natobang yang terletak di bagian utara Kota Padangsidimpuan yang
berpotensi sebagai kawasan rest area; dan
c. Pengembangan kebun binatang kota yang direncanakan di Kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru sekitar Desa Partihaman Saroha.

2. Kawasan Peruntukan Wisata Budaya


a. Mesjid Raya Al-Abror;
b. Bagas Godang Hutaimbaru;
c. Bagas Godang Losung Batu;
d. Bagas Godang Batunadua;
e. Bagas Godang Godang Pijor Koling;
f. Pos polisi kota dan Pajak Batu;
g. Mesjid Syech Zainal Abidin Desa Pudun Julu;
h. Rumah Dinas Walikota Padangsidimpuan; dan
i. Tugu Perjuangan di Siborang.

Arahan pengembangan obyek wisata yang direkomendasikan terdiri dari tiga tahapan:
1. Pelestarian (preservasi) terhadap obyek wisata;
2. Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas penunjang obyek wisata;
3. Memantapkan peran obyek wisata, dimana dalam pembinaan dan
pengembangannya dijadikan dalam satu jaringan obyek wisata.

20
Gambar 2. 9 Rencana Kawasan Peruntukan Pariwisata Kota Padangsidimpuan
Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013 – 2033

Dalam rencana tata ruang wilayah, pengembangan Kota Padangsidimpuan diarahkan


juga pada pengembangan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi strategis. Kawasan
strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap:

a. Tata ruang di wilayah sekitarnya;


b. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau
c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penetapan kawasan strategis Kota Padangsidempuan terbagi menjadi 2 Kawasan


Strategis, yaitu:

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek ekonomi

21
a. Kawasan pusat pasar Sangkumpal Bonang dan sekitarnya sebagai pengembangan
ekonomi terpadu skala regional yaitu Kelurahan Wek I, Kelurahan Wek II,
Kelurahan Wek III, Kelurahan Wek IV, Kelurahan Kantin dan Kelurahan Bincar
Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kelurahan Wek V, Kelurahan Sitamiang,
Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
b. Kawasan pendidikan terpadu di Kelurahan Sihitang, Desa Sigulang; dan
c. Kawasan sentra bisnis baru di Jalan Jend. Abdul Haris Nasution (Lintas Timur),
meliputi Kelurahan Batunadua Julu, Desa Ujang Gurap, Desa Baruas, Desa
Siloting, Desa Pudun Julu, Desa Pudun Jae dan Desa Pal IV Pijor Koling.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek lingkungan
a. Kawasan Wisata Alam Tor Simarsayang; dan
b. Kawasan resapan air di Desa Pintu Langit Jae, Desa Tinjoman, Desa Simasom,
Desa Batu Layan, Desa Simatohir, Desa Joring Natobang, dan Desa Labuhan
Rasoki

Diantara kawasan–kawasan strategis di Kota Padangsidimpuan Kawasan Wisata Alam


Tor Simarsayang merupakan kawasan yang direncanakan memiliki kegiatan utama pariwisata.
Namun seperti layaknya wisata perkotaan, kawasan pusat ekonomi merupakan salah satu daya
tarik wisata perkotaan.

22
23

Anda mungkin juga menyukai