Anda di halaman 1dari 219

Prolog

Berdirinya Seorang Pemimpin


— Stage_in_Roma

Suatu peristiwa khusus tertanam selamanya di pemikiran Paus Gereja Katolik


Roma.

Ini telah terjadi selama kunjungannya ke London untuk tujuan penyelesaian konflik
antara Gereja Roma dan Satuan Keagamaan Anglikan Inggris.

Peristiwa dalam pertanyaan mengenai seorang wanita yang umur sebenarnya tidak
diketahui : Laura Stuart. Pemimpin dari Gereja Anglikan, salah satu dari ketiga sekte
terbesar Katolikisme. Wanita ini diberkahi kemampuan untuk mengatur dengan
mudah sejumlah besar orang secara efisien dan efektif. Bahkan tanpa
menyembunyikan perasaan asli dan niatannya, sekali ada seseorang yang mengatur
untuk mengumpulkan sedikit niatan aslinya dengan cara melakukan percakapan
dengannya, mereka tidak akan bisa melakukan apapun kecuali melanjutkan
percakapan dengannya. Laura Stuart sebenarnya adalah individu yang dapat
dengan malu-malu berbicara mengenai caranya tentang apapun. Jika seseorang
tidak hati-hati, dia bahkan tidak akan tau kondisi sebenarnya yang telah dia sepakati
dengannya. Sewaktu dia bertemu dengannya, tiga sekertaris dari Katolik Roma
menemani sang Paus yang kemudian pingsan selama percakapan karena terlalu
gelisah. Hasilnya, mereka masuk rumah sakit.

Tapi bagi sang Paus, itu bukanlah kesan terhebat yang telah membekas padanya.

Lokasinya adalah di Istana Lambeth, dekat Katerdal St. George, dimana uskup
agung dari Gereja Anglikan tinggal. Pada saat itu, sang Paus sedang mengendarai
sebuah mobil mewah, dan karena mobil tersebut telah dipaksa berhenti di dekat
rambu lampu merah, dia telah membuka jendela dan mendengar suara datang dari
arah Istana Lambeth.

“Ini adalah permulaan September, masih banyak kartu ucapan selamat natal…”

“Ini akan terlambat sekali hari natal tiba. Kita perlu melihat lebih dari 250,000 kartu
ucapan selamat natal dari seluruh penjuru Inggris. Itu adalah pekerjaan yang
banyak.”

“Kau membuat itu terdengar seperti tidak melibatkanmu, Kanzaki.”

“Apa setelah ini? Mari kita lihat…. Oh iya. Jadwal untuk Desember telah ditetapkan.
Uskup agung akan berdandan sebagai Santa Claus dan mengunjungi empat puluh
tiga fasilitas keselamatan anak kecil. Ini adalah bagian dari tugas sosial kita, maka
mohon dimengerti.”

1
“Mn. Sebuah kostum Santa dengan rok mini yang dapat membuat siapapun mimisan
telah dipersiapkan.”

“Eeehh!!? Apakah kau sedang mengatakan hal-hal aneh dengan lantangnya sambil
menganggukkan kepalamu?”

“Tidak. Sejujurnya, aku sedikit malu… tetapi kali ini untuk pengikut Gereja Anglikan
Inggris, aku lebih dari siap untuk melepaskan artikel atau dua lembar pakaian.”

“Kau sedang berbicara tentang melepas artikel atau dua lembar pakaian secara
nyata, dasar kau mesum!!”

“Ha! Apakah kau sedang berkata bahwa memakai sebuah kostum Santa Klaus
dengan rok mini yang akan membuat orang gemetaran, membuatku menjadi
seorang yang mesum??”

“Bukan itu yang sedang ku katakan… atau paling tidak bukan pada cara seperti itu.
Disamping itu, sebagai uskup agung, ada masalah dengan terlalu banyak
mengumbar kakimu…”

“Hmmph, jadi kau tidak menyetujui rok mini? Terlihat seperti aku tidak dapat cocok
dengamu, seorang idola seksi hebat yang bekerja dengan sangat keras dalam
menyediakan pelayanannya. Jadi karena ini, Kanzaki Kaori ini secara spesifik pergi
kembali ke Jepang, dan dengan tujuan ‘membayar lunas hutang terimaksihnya’ dan
melepas mantelnya di depan si bocah Imagine Breaker. Kau benar-benar seorang
gadis seksi yang berdiri di garis depan.”

“Diam kau, dasar amatiran!!”

“Ack?!!”

“Kau telah sedang berbicara tanpa henti karena aku belum sedang berbicara
sesuatu! Jika kau belum mengatur dandanan aneh tersebut dan mengaktifkan
beberapa mantra aneh, aku tidak akan berhutang terimakasih dan aku tidak akan
secara terus-menerus diejek Tsuchimikado!”

“Aku tidak ingin diajari oleh wanita atraktif tapi tak cerdas sepertimu!”

“Ah? Aku…Aku telah mendengar kata-kata yang tidak bisa kuabaikan… jadi akan
kuajari kau. Oi Kanzaki! Ada apa dengan menggunakan nada bicara seperti itu
ketika kau berhadapan dengan uskup agung dari Gereja Anglikan Inggris?!”

“Diam, dasar kau amatir. Aku memutuskan, setelah melihat si sialan Tsuchimikado
itu tertawa tanpa alasan setelah melihatku saat kami berada pada rumah di dekat
laut. Aku menyadari bahwa ini semua karenamu, wanita bodoh! Jika ini bukan untuk
wanita bodoh satu ini, aku tidak akan menunjukkan suatu rasa syukur, dan aku tidak
akan perlu menunjukkan rasa hormat lagi untuk ini. Dasar kau wanita
bodoooooooooooooooooooooooooooooooooooohhhhh!!!!”

DONG! KRRA! CLANG! PIANG!

2
Sepintas suara pecah dan tampaknya raungan gembira bisa didengar dari dalam
Istana Lambeth.

Tak perlu disebutkan, mereka berdua sepenuhnya jatuh ke praktik tradisional.


Bahkan sebelum identitas dan status mereka diambil untuk pertimbangan,
pembicaran itu seharusnya tidak pernah terjadi. Di Kota Suci rahasia yang disebut
Istana Lambeth ini, yang seharusnya dirahasiakan secara rahasia, adalah aneh
ketika mendengar penyihir-penyihir mengadakan pembicaraan seperti ini.
Pertamanya, ibu rumah tangga yang berjalan-jalan di trotoar dan membawa
beberapa anak terlihat terkejut, kemudian tersenyum dan melanjutkan
perjalanannya. Dia tak terlihat tertarik dengan dari mana pembicaraan itu berasal.

Dia tersenyum dengan sederhananya.

Perbedaan umur, dan belum lagi persamaan pada kekuatan yang datang dari harga
diri dan kebanggan kepercayaan. Setelah berseteru tentang pola pikir seperti itu,
yang menunggu mereka adalah dunia dalam kesetaraan.

Terlindungi oleh pengawal dan duduk di kursi belakang sebuah sedan hitam, sang
Paus hanya bisa menatap pada pemandangan seperti ini dengan ketidakpercayaan.

Dia tidak akan pernah bergaul dengan perempuan di depannya dengan perempuan
yang biasanya memutuskan setiap hal dalam pendiskusian pada suatu pertemuan.
Di saat yang sama, seseorang tidak dapat mengatakan tindakannya menentang dari
ajaran Kristiani. Ya, sang Ayah yang melindungi semua orang beriman telah
mengatakan ‘sayangi tetanggamu’. Semua manusia adalah saudara laki-laki dan
perempuan, dan di mata Tuhan, semua orang setara. Apakah itu yang dia sedang
lihat sekarang?

Usia. Status. Hal-hal ini menjadi lebih sulit untuk disetarakan daripada
diakumulasikan.

Ini tidaklah hanya persamaan perlakuan untuk setiap orang di atas lingkungannya,
atau juga kemarahan pada orang yang memiliki status lebih rendah darinya. Jika
Laura Stuart ini, tak peduli dari partai mana dia, dia akan bercecok, menunjukkan
sisi jeleknya, mejadi gila, dan sesekali bahkan menangis. Tapi pada akhirnya, dia
tetap akan tertawa.

Percecokan kecil sore ini membuat sang Paus cemburu dengan sangat.

Itulah uskup agung dari Gereja Anglikan Inggris.

Ini bukan masalah sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu… Sejak sang Paus
pertama mendarat di tanah Inggris, usia wanita itu masihlah misteri, dan itu
memberikan kesan bahwa dia akan tetap tersenyum seperti itu.

Dikelilingi setiap orang, bersama-sama dengan setiap orang.

3
Sang Paus, yang dipenuhi oleh emosi dan memori ini, sedang berjalan-jalan di jalan
ibukota Itali, Roma.

Setelah meninggalkan tembok Kota Vatikan untuk memberikan khotbah pendek di


Basilica di Saint’Agostino, dia sedang kembali ke kediamannya sekarang. Dia
sekarang berada pada satu sampai setengah kilometer jauhnya dari Vatikan.
Kapanpun dia punya urusan di Roma, dia selalu memilih untuk berjalan kaki
daripada menaiki kendaraan. Keputusan ini tidak semata-mata karena alasan
kesehatan, tetapi juga karena dia menikmati atmosfer Roma. Hampir dipastikan, dia
berkeinginan untuk berinteraksi dengan penduduk kota.

Di lingkungannya sekarang ini, ada beberapa turis yang terkejut karena lupa untuk
menekan kameranya. Pada jendela di suatu bangunan, ada wanita yang dengan
jelas mendoakannya.

Betapapun…..

“Adalah sulit untuk bilang bahwa situasi ini akan membuat orang bahagia,”

sekertaris disampingnya berkata dengan suara sangat pelan sampai-sampai hanya


sang Paus yang bisa mendengar.

Walaupun di terlihat seperti sekertaris biasa, dia sebenarnya adalah penjaga


keamanan yang sebelumnya adalah mantan sekelompok petarung. Dengan
mengganti jabatannya, dia memiliki keuntungan dengan menemani sang Paus
bahkan dikala bepergian ke ‘tempat yang bahkan tidak ada orang dengan
kemampuan beladiri dapat masuk’.

Sekertaris itu melanjutkan,

“Seperti yang kuduga, berjalan adalah terlalu beresiko. Bahkan dengan semua
penjaga disekitar, tak seorangpun dapat menyebut ini sangat-sangat aman. Kau
seharusnya sudah pergi dengan kendaraan bersenjata yang diperkuat dengan
perlindungan sihir.”

“Aku paham.”

“’Semua orang adalah setara di Kristen’… Jika kau ingin mempromosikan ini,
adakah cara lain melakukannya? Seperti, katakan, pekerjaan amal atau kunjungan
ke rumah pemerhati anak-anak atau fasilitas kesehatan. Tidakkan itu semua hanya
akan baik sebagai pembukti opini masyarakat… “

Suasana hati sang Paus menjadi rusak, dia mengulangi kata-katanya dengan nada
yang lebih tinggi,

“Aku bilang aku paham!!”

Si sekertaris menutup mulutnya.

4
Sang Paus menghela nafas panjang dengan beratnya. Tak peduli betapapun dia
mencoba untuk mencapai persamaan, dia tidak pernah merasa usaha-usaha ini bisa
dibilang sukses. Melihat pejalan kaki disekitar dan turis menatap padanya dengan
syok dan kagum adalah perasaan yang jauh berbeda dari cara Laura Stuart
mengatur pergaulannya dengan lingkungan sekitarnya.

Sebuah bola kotor menggelinding pada lorong sempit.

Berdiameter tigapuluh sentimeter dan ditujukan untuk anak-anak, itu dibuat dari
material karet yang terlihat seperti plastik transparan. Permukaannya yang tidak rata
menunjukka seolah-olah bola itu terbuat dari material yang murah.

Tanpa sadar akan benda itu, sang Paus bersiap membungkuk dan memungut
bolanya, namun dihentikan oleh tangan si sekertaris. Pada saat itu, seorang gadis
belia muncul dari lorong dan mencari bolanya. Tampaknya dia adalah seorang
bocah pengembara dari jalan terdekat, bocah seperti ini adalah pemandangan yang
jarang. Bocah itu, berusia sekitar sepuluh tahun, mengenakan pakaian yang bahkan
lebih compang-camping dari bola itu.

Sang Paus mengenyahkan tangan si sekertaris dan tetap ingin mengambil bola itu.

Tetapi sebelum dia dapat melakukannya, sebuah suara yang keras mengganggu
aksinya itu.

“Kumohon jangan!!”

Suara itu berasal dari si gadis.

“Jika kau membiarkan pakaian mewahmu itu kotor, aku tidak tahu bagaimana kau
akan diperlakukan nantinya.”

Suara dingin si gadis menggema di telinga sang Paus, menghentikan aksinya


dengan efektif, seolah-olah dia disambar petir. Si gadis memanfaatkan ketertegunan
sang Paus untuk mengambil bolanya sendiri, lantas secara hati-hati mengambil jarak
antaranya dan sang Paus seakan-akan khawatir akan ada segerombolan orang
yang menyerangnya, dan kembali ke lorong.

“….”

Sang Paus tidak bisa melakukan sesuatu dan berdiri tertegun pada tempatnya
dengan hampa.

Cintai tetanggamu : Bahkan jika mereka bukan sanak saudaramu, semua manusia
adalah sama dimata Tuhan.

Dengan kata-kata ini muncul di pikirannya, sang Paus menggigit giginya sekeras
mungkin.

“Ini sungguh-sungguh sebuah masalah.”

5
Dia mengatakan hal ini tanpa ada rasa ragu-ragu lebih lanjut, dan sekertaris
disampingnya hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Benar. Bagi sang Paus dari Gereja Katolik Roma, yang mengendalikan dua milyar
pengikut dengan sebelah tangan saja, kata-kata kasar seperti tadi adalah
sepenuhnya lancang. Disamping itu, ini adalah Itali, yang dikenal dengan basisnya
Katolik Roma… karena seseorang dia adalah orang beriman, aku berharap dia
punya atik dan perilaku yang paling sederhana.”

“….”

Sang Paus hanya bisa menghela nafas dengan beratnya sebagai respon atas
ucapan menyimpang dari sekertarisnya.

Pada akhirnya, kapankah dia menginginkan persamaan itu terjadi?

Dengan jarak yang dia rasakan dari setiap orang, hatinya hanya bisa merasakan
kedinginan.

6
Chapter 1
Dari Kedamaian Menuju Kehancuran pada Jalan Setelahnya
— Battle of Collapse

Part 1

Jam pelajaran keempat pada hari ini sudah ditunda karena situasi tertentu.

Ini sudah hari terakhir dari festival sekolahan, seorang siswa SMA biasa, Kamijou
Touma, dan beberapa teman sekelasnya lari keluar menuju kantin dan kaferatia.
Sebagai akibat mereka ketinggalan waktu untuk berbelanja sesuatu, semua roti di
kafetaria sudah terjual habis, tidak ada kursi kosong di kantin, dan terlihat seperti
tidak bakal ada kursi kosong sampai istirahat makan siang berakhir nanti. Lagipula,
bahkan tiket makan mesin penjual mirip dengan tiket rokok : semua mesin tiba-tiba
menyala, yang berarti isinya telah terjual habis semua. Betapa sialnya. Dan alasan
satu-satunya mengapa ini semua terjadi adalah, karena Kamijou Touma dengan
entengnya mengatakan ke guru pelajaran sejarah

“Begitukah? Maka jika Oda Nobunaga menciptakan Oda Shogunate, maka akan
seperti apa Jepang sekarang?”,

menyebabkan semuanya tidak sesuai seharusnya.

Memiliki rasa pertanggungjawaban yang kuat, kamijou Touma pergi ke kantor guru
untuk protes ke Bu Guru Komoe, yang mulutnya terjejali dengan mie soba sehat
seharga 580 yen.

Kamijou mengadakan pembelaan,

“Maka paling tidak bukakanlah kelas kuliner! Aku akan membuat Kamijou mengatur
makanannya!! Cuma beberapa yang tersisa, seperti beberapa bubuk dingin mirip
keju dan beberapa kecap tidak apa-apa!!”

Bagaimanapun, guru tersebut hanya bisa memberi senyuman sebagai penanda


jawaban yang tidak jelas. Pada sisi lain, guru matematika, Oyafume Suama, sedang
memakan masakan donburi laut mewah dengan bulu babi (hewan laut) dan telur
ikan padanya, dan guru penjaskes, Yomikawa Aiho, sedang memakan roti daging
besar sebagai sejumlah kalori yang tidak berkaitan dengan sejumlah nasi yang dia
lahap. Semua ini menyebabkan kantor guru terisi penuh dengan aroma yang dapat
membuat siapapun marah-marah, dan Kamijou hanya bisa meninggalkan kantor
guru sebelum dia kehilangan akal sehatnya.

“K-Kita hanya tersisakan mesin penjual jus buahan… Tapi itu tidak akan membuat
kita bertahan sampai pelajaran sore.”

7
Dengan Kamijou Touma sebagai pemimpin gerombolan lapar ini, seseorang di krisis
makanan ini adalah orang di grup ini yang ada di pesta pencarian kantin dan
kafetaria ini. Termasuk Aogami Pierce, Tsuchimikado Motoharu, Himegami Aisa,
yang telah lupa membuat bentonya sendiri, dan Fukiyose Seiri, yang telah
kehabisan menu makanan sehatnya di suatu sumber penjualan makanan online,
sejumlah anak laki-laki dan perempuan yang totalnya 21 orang.

Dan disampingnya, grup bento dengan enaknya menikmati menunya dengan


mengisikan ke mulut mereka beberapa hamburger mini dan kue. Keadaan ini
memaksa grup siswa berperut kosong ini untuk melakukan sesuatu.

“KELUAR!! KITA AKAN KABUR DARI SEKOLAH DAN MENUJU KE TOKO


PENJUAL KEBUTUHAN!!”

Walaupun, tidak diketahui siapa yang meneriakkan hal ini.

Tetapi sebagai gantinya, beberapa siswa di kantin dan kafetaria berkumpul untuk
mendiskusikan rencana bertarung mereka.

Pada saati ini, jelas, seseorang yang dapat mendesak lebih kuat adalah Fukiyose
Seiri.

“Jika semua melarikan diri, kita pasti akan tertangkap oleh para guru. Inilah
rencananya, yang kelihatannya bisa sukses : kita akan membentuk grup yang terdiri
dari 3 sampai 4 orang dan memberi setiap kantong uang dan menyuruh mereka
untuk membelinya!!”

“Maka bagaimana dengan sisanya?”

Ketika melihat Himegami dengan pandangan yang meragukan,Kamijou mengangkat


kepalanya dan menjawab,

“Mengumpulkan mata-mata atau siapapun, mereka akan mensuport kita secara


diam-diam. Bagaimana pun juga kita tidak bisa membiarkan guru tahu tentang ini,
jadi pertolonganmu dibutuhkan. Tetap jaga komunikasi lewat telpon, akan percuma
jika si mata-mata bukanlah yang ter-update.”

“Baik, kita akan memutuskan rute meloloskan dirinya, nya.”

Tsuchimikado mengeluarkan secarik kertas cetak dan dengan cepat menggambar


detail dari peta sekolahan..

“Ada alarm yang siap menarget orang yang mencurigakan terpasang. Detektor infra
merah ini hanya kan bekerja pada malam hari, jadi kita bisa mengabaikannya…
Mempertimbangkan dimana kantor guru berlokasi, sepertinya kita akan ketahuan
sekali kita melewati pintu masuk utama, karena kita hanya bisa melihat semua sisi
depan dari sekolahan dari jendela. Maka kita harus pergi melewati pintu belakang.
Bagaimanapun, paman penjual pada warung-warung kecil akan juga lewat sini,
maka jika kita bertemu mereka, akan jadi masalah besar, nya.”

8
“Aku paham… Jadi kuncinya adalah ketepatan waktu kita untuk melewati pintu
belakang. Baik, kini ayo kita tunjuk siapa-siapa yang akan menjalankan tugasnya.”

Dibawah perintah Fukiyose, 21 pemberontak ini membentuk beberapa grup. Kamijou


Touma, Aogami Pierce, Tsuchimikado Motoharu, dan Fukiyose Seiri ditunjuk
sebagai koordinator lapangan.

Kelihatannya kemampuan motorik mereka terbilang tinggi karena masalah-masalah


yang pernah mereka buat sebelumnya.

“…Tetapi apakah tidak apa-apa untuk menyerahkan ini semua pada si sial kamijou?”

“…Tidak masalah, lelaki itu punya tugas penting sebagai umpan.”

Kamijou menggunakan tinjunya untuk membuat teman sekelasnya yang banyak


bicara ini diam.

Setelah itu, anggota grup berkumpul di lingkaran dan mengeluarkan HPnya,


mengatur HPnya ke mode menerima banyak pesan secara simultan dan mode
kontak, dan juga menyamakan jam digitalnya.

“—SEMUA PERSONEL, MULAI OPERASINYA.”

Pa pa!* Fukiyose bertepuk dua kali dan anggota kantin dan kafetaria ini menyebar
ke segala tempat seperti anak laba-laba.

Tak peduli betapa menyedihkan Kamijou, Aogami Pierce, Tsuchimikado, dan


Fukiyose, mereka harus berhati-hati pada kesalahan level rendah yaitu ‘ditegur
karena berlarian di koridor’ dan mereka hanya bisa bergerak maju ‘membuat ini
terlihat seperti mereka hanya berjalan cepat’.

“Pertempuran ini adalah pertempuran perkara waktu.”

Setelah tersenyum sambil melewati beberapa guru, Fukiyose, yang bergerak


dengan cepat disamping Kamijou, mengatakan.

“Jika kita sedang berbicara tentang toko penjual kebutuhan, siang hari akan jadi
waktu tersibuk bagi mereka. Jika kita berhasil keluar tetapi tidak menemukan apa-
apa pada rak toko tersebut, ini semua akan sia-sia seperti menciduk air dengan
keranjang bambu.”

Mereka berempat memutuskan untuk tidak pergi ke rak sepatu seolah-olah ada
pergantian pada sepatu dalam dan luar ruangan, pelarian mereka dari sekolah akan
diekspose. Mereka tidak memiliki beberapa sepatu luar, tetapi mereka belum pergi
dan masih berputar-putar di halaman…. Kesalahan kecil akan berakibat fatal.

Jadi, mereka hanya perlu membiarkan rekannya yang telah menyebar meminjamkan
sepatu sport mereka, dan menggunakan sandal dalam ruangan mereka untuk
digantikan dengan sepatu. Setelah itu, mereka cuma butuh melewati ‘jalan luar’ yang
menghubungkan sekolah dengan halaman olahraga sebelum berganti pada sepatu

9
sport mereka dan kemudian keluar sekolah. Dan kemudian, mereka hanya butuh
kembali dari pintu belakang lagi sebelum seseorang memergokinya.

Kwartet ini melihat sebuah pagar logam.

Tidak seorang pun disekitar. Bahkan paman di kantin, yang mereka khawatirkan,
tidak ada disekitar sini.

“Baiklah!! Kita akan keluar seperti ini!!”

Kamijou bersiap molompati pagar dan pergi keluar.

Pada saat itu.

Beepbeeepbeeep* Mereka mendengar bunyi tet-tet dari klakson mobil.

Melihat sekeliling, itu adalah sang guru-pembawa-bencana (si gorilla) yang baru saja
kembali dari restauran luar sekolah.

Seorang guru dengan mandat guru bimbingan konseling sedang mengendarai mobil
keluarga 4 pintu, tapi itu tampaknya dibuat untuk manusia. Membiarkan gorilla
mengendarainya akan hanya menyebabkan mobil itu terlihat penuh sesak seperti
wartel.

“Cheh! Aku harusnya sudah mempertimbangkan mobil guru itu dapat pergi lewat
pintu belakang!!”

Fukiyose yang merasa lebih menyesal akibat kesalahan rencananya, tetapi Kamijou
sedang memikirkan tentang hal yang sepenuhnya berbeda.

Dia hanya ingin meneriakkan apa yang di pikirkan.

“ITU TERCELA!! DIA MEMILIH UNTUK PERGI KELUAR SEKOLAH UNTUK


MAKAN SIANG PADA WAKTU SEPERTI INI!!?? GURU KONSELING MIRIP
HEWAN BUAS GORILA DENGAN TUMPUKAN OTOT ITU PERGI KELUAR UNTUK
MENDAPATKAN MENU MAKANAN SIALANNYA DAN MEMBIARKAN KAMI
BERTARUNG UNTUK MEMPEREBUTKAN MAKANAN DI DALAM KANTIN!!”

“Kami-yan b-bodoh. Jangan memulai perkelahian dengan orang seperti itu! Apa
yang akan terjadi dengan makan siang semuanya jika kita tertangkap disini!!?”

Teriakan Aogami Pierce menyebabkan Kamijou tenang sedikit.

Demi tujuan untuk melepaskan diri dari cengkraman guru-pembawa bencana-mirip


gorila itu yang sudah keluar dari mobil dan mendekat dengan cepat, Kamijou dengan
segera melompati pagar besi dan pergi keluar sekolah.

Fukiyose merasakan sesuatu yang tidak benar sembari dia kabur melalui jalan lain,
dan ketika Tsuchimikado hampir terangkap, dia menendang Augami Pierce sampai

10
jatuh dan menggunakannya untuk memudahkannya memanjat pagar, menggunakan
Aogami Pierce sebagai tumbal untuk kabur.

Demi tujuan upaya yang dilakukan tumbalnya agar tidak sia-sia, Kamijou dan
Tsuchimikado menghabiskan semua kekuatannya untuk berlari kencan di jalanan.

Tsuchimikado melihat kebelakang sembari melanjutkan larinya, tetapi…

“SI GURU GORILA BAJINGAN ITU BENAR-BENAR TIDAK MENGHIRAUKAN


AOGAMI PIERCE DAN BERLARI SEKUAT TENAGA KESINI NYAAA!!”

“APA KAU SEDANG BERGURAU!? OI, TSUCHIMIKADO, BERPENCAR! KITA


TIDAK BISA MEMBIARKAN SEMUA USAHA KITA DIMUSNAHKAN DISINI!!”

Kamijou dan Tsuchimikado mengannggukkan kepalanya pertanda setuju. Demi


tujuan meningkatkan peluang bertahan hidupnya, kedua orang ini berpisah dan
menuju ke arah yang saling berbeda.

Part 2

Seorang gadis yang bergabung dengan Gereja Gaya Campuran Amakusa, Itsuwa,
sedang berdiri di dekat sekolah Kamijou.

Dia sedang mengenakan kaos terbuat dari wool berwarna pink selembut dan
sehalus domba dan sepasang celana berwarna gelap…. Walaupun dalam kasus ini,
celananya terlihat telah terpotong di semua sisi, melewati celah-celahnya, seseorang
mungkin berpikir bahwa ini adalah plastik transparan – bukannya pakaian – dan
secara terang-terangan menampakkan kulitnya yang merupakan bagian dari mode
terkini dari Academy City.

Dengan tujuan untuk mencocokkan kota spesial ini dengan siswa yang membentuk
80% populasi, dia dengan khusus memilihnya sebelum mengenakannya. Jika ini
adalah district komersial bisnis, dia bakal memilih pakaian ala barat. Jika ini adalah
jalan yang ramai, dia akan memilih rok mini. Ini bukanlah cuma pilihan Itsuwa, tetapi
lebih ke selera seluruh anggota Amakusa.

Sekarang, mengapa Itsuwa berada di Academy City?

Dua hari yang lalu, Gereja Anglikan dan petinggi Academy City keduanya menerima
surat yang berisikan konten yang serupa. Seseorang yang mengirimkan surat ini
adalah anggota terdalam dari Gereja Katolik Roma, Kursi Kanan Tuhan, Acqua Si
Belakang. Suratnya mengindikasikan bahwa dia akan secara pribadi datang dan
menghancurkan Kamijou Touma menjadi debu, dan jika mereka memiliki niat untuk
menghentikannya, mereka sudah harus bersiap dengan kekuatan penuh…
singkatnya, ini adalah surat tantangan.

Tentu saja, ini mungkin juga palsu.

11
Tetapi ada sedikit perbedaan pada pengiriman surat ini kepada Gereja Anglikan dan
Academy City, sepertinya dengan tujuan meningkatkan rasa kepercayaan, Gereja
Anglikan menerima benda lainnya.

Benda lain tersebut adalah mayatnya Terra si Kiri.

‘Benda lain’ tersebut terbungkus dengan hati-hati pada beludru berkualitas tinggi,
dan ditempatkan pada kotak kayu Paulownia dan diharumkan dengan wewangian
sebelum itu dikirimkan.

Bentuk kotaknya seperti kotak yang digunakan untuk menyimpan sesuatu yang
berharga seperti batu mulia dan permata. Tidak diketahui apakah ini olok-olokan
ataukah respek kepada musuh.

Mayat Terra telah terpotong separo sampai pinggul. Tubuh bagian atasnya adalah
milik Kursi Kanan Tuhan.

Itsuwa, yang melawan Terra secara langsung, juga dipanggil untuk mengenali
tubuhnya… Betapapun, tak ada keraguan pada mayatnya.

Ada dua alasan.

Satu, Terra diasumsikan telah dibakar menjadi abu oleh senjata yang dibuat
Academy City. Bagaimanapun, dari mayatnya, seseorang dapat berkata bahwa
kematiannya adalah akibat terpotong sampai pinggang.

Dua, jika bahkan Academy City tidak dapat menghabisi Terra, maka kekuatan
mengerikan macam apa yang digunakan “Aqcua si Belakang” jika dia bisa
mengeksekusi Terra begitu mudahnya?

Sebuah pembunuhan seketika.

Pada situasi sekarang ini, hanya ada satu kata yang bisa menggambarkan luka ini.

Itsuwa sangat jelas tentang betapa kuatnya Terra setelah bertarung melawannya.
Mereka menggunakan banyak sekali usaha, dan bahkan sejumlah besar tentara
dikirim dari Academy City untuk mengepung Terra si Kiri dari Kursi Kanan Tuhan ini,
dan takdirnya – adalah yang mengerikan, tubuhnya dipaksa terbelah menjadi dua
Juga, ada hal lain yang meragukan.

Sampai sekarang, dari cara beraksi Kursi Kanan Tuhan, mereka belum pernah
menggunakan taktik yang terlihat sopan, maka mengapa mereka menggunakan cara
yang begitu kunonya untuk mengirimkan surat tantangan?

Dan juga benda yang digunakan untuk pendamping surat tantangan ini, Terra si Kiri,
mengapa dia dibunuh oleh Acqua si Belakang?

Sebagai hasil dari cara Aqcua yang diluar kebiasaan, itu menyebabkan banyak
tebakan pada pihak penerima pesan. Walaupun pihak Academy City dan Gereja
Anglikan merasa ini adalah jebakan, mereka tidak bisa mengerti niatan Acqua.

12
Bagaimanapun, jika targetnya adalah Kamijou Touma, mereka hanya harus
menghancurkan Acqua sebelum dia bisa melakukan hal serupa – inilah yang sang
penerima simpulkan. Jadi, Gereja Anglikan mengirim Gereja Gaya Campuran
Amakusa.

Normalnya, semua organisasi sihir dilarang untuk beraksi di Academy City.

Ini dikarenakan ada garis yang jelas antara sihir dan ilmu pengetahuan dan tidak
bisa disilangkan.

Bagaimanapun, mereka menyalahi persetujuan dengan maksud perkecualian ini.

Itsuwa mungkin tidak tahu alasannya, tapi tampaknya uskup agung Gereja Anglikan
itu telah membuat suatu persetujuan dengan petinggi Academy City.

Bagi Gereja Anglikan, Amakusa hanyalah cabang organisasi kecil, dan jika
situasinya berubah memburuk, mereka hanya akan memotong koneksi dengan
mereka layaknya kadal yang memotong buntutnya dan mengabaikan mereka.

Bagaimanapun, sepertinya karena Amakusa selalu bermarkas di Jepang maka


mereka punya keuntungan geograifs.

Tak peduli apa, sekarang ini, Itsuwa, yang kemungkinan seharusnya tidak sedang
berdiri di Academy City, ada di sini.

Mungkin kekuatan dunia sedang pecah ke aliansi “Academy City – Gereja Anglikan”
dan “Gereja Katolik Roma – Gereja Ortodoks Russia”… Tak peduli apapun itu,
Acqua ini, yang kekuatannya lebih hebat dari bom sekalipun, adalah musuh yang
tidak bisa dikalahkan hanya dengan mematuhi peraturan.

Pada sisi lain, “dunia akan kacau balau jika garis pemisah antara ilmu pengetahuan
dan sihir disilangkan” dan ini agaknya lebih berbahaya daripada “serangan Acqua
seorang diri”, maka Gereja Anglikan dan Academy City menyetujui hal ini. Dengan
kata lain, Acqua adalah musuh yang harus disingkirkan.

“….”

Karena alasan ini, sebagai bodyguard Kamijou, Itsuwa juga memutuskan untuk
bertarung.

Itsuwa, yang merasa bahwa dia ingin bertemu dengan Kamijou secepat mungkin, di
sini, pada waktu yang sama masih tidak bisa mengintip masuk ke dalam sekolah
selama pelajaran berlangsung, terimaksih kepada kepekaannya terhadap akal sehat
dan suara hatinya. Sekarang ini, dia sedang menanti dari posisi dimana dia bisa
melihat kelas Kamijou dengan jelas, dan dia bermaksud untuk beraksi setelah
Kamijou pulang sekolah.

(…Ini tidak akan berhasil jika aku tidak melakukan yang terbaik.)

13
Itsuwa mengepalkan tangan kecilnya dan memotivasi dirinya sendiri.

Sebenarnya, karena peristiwa Document C lalu, Itsuwa tidak cukup kuat dan tidak
berhasil untuk melindungi Kamijou sampai akhir. Demi tujuan untuk memperbaiki
kesalahan ini, Itsuwa dengan tenang berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi
penyihir profesional dan kemudian melindungi warga yang baik seperti Kamijou
Touma dan juga tidak akan membiarkan sepotong rambutnya pun terurai.

Tas pundak yang dia sedang bawa berisikan bagian terpisah dari tombak Friulli, dan
dia sedang mengecek beratnya sekarang. (Lelaki itu berhasil melawan balik dua
anggota Kursi Kanan Tuhan, Vento si Depan dan Terra si Kiri, namun aku yakin aku
bisa berbuat sesuatu, maka aku harus lakukan yang terbaik.)

Sewaktu dia memikirkan ini, di depan Itsuwa, sesorang yang familiar sedang berlari.

Orang yang sama dengan yang tersebut di atas, Kamijou Touma.

“Eh?”

(Mengapa?) Itsuwa bingung, dan setelah mengonfirmasi waktu, dia menyadari


bahwa tak peduli apa pun keadaannya sekarang, ini bukan waktunya pulang
sekolah. Tetapi ekspresi Kamijou benar-benar tidak normal sembari dia berlari di
jalanan, itu seperti dia sedang berlari dari seorang pemburu.

Mungkin sesuatu terjadi.

Berasa sedikit tertekan, seseorang yang muncul dari mata Itsuwa adalah….

Untuk suatu alasan tertentu, seorang yang tinggi dan terlihat seperti gorila sedang
mengejar Kamijou.

Apa yang hendak dia katakan, pria aneh itu tampak seperti penjahat pada game-
game buatan Amerika dan Eropa.

Itsuwa mengingat tentang Kamijou, dan wajah penjahat itu muncul di ingatannya,
dan dia mengonfirmasi ulang ekspresi Kamijou.

Lelaki itu bukanlah tipe lelaki biasa.

Seoarang lelaki yang bisa menyebabkan Kamijou yang petarung keras ini
menunjukkan ekspresi yang ketakutan.

Kepalanya akan dipatahkan : ekspresi Kamijou mengatakan hal ini.


Akhirnya, dia membuat kesimpulan.

Menurut laporan pada 30 September, Acqua si Belakang harusnya laki-laki.

(- Tidakkah dia mengharapkan si Aqcua muncul terlalu cepaaaatt!!!???) Itsuwa


dengan sesegera mungkin menyusun senjatanya dan dengan cepat mengejar
lawannya.

14
Part 3

Dikarenakan alasan kesehatan, si guru-pembawa bencana dengan mandat


konseling ini harus menyerah.

“…Ha.”

Setelah sekolah, Kamijou, yang akhirnya berhasil menyelesaikan pertempuran


makan siangnya yang hebat, menarik nafas dengan beratnya dan dia berjalan keluar
gerbang sekolah setelah berganti sepatu di rak sepatu. Sekarang ini, Itsuwa, yang
masih murung karena syok, sedang berdiri di sana.

Karena suatu alasan, dia muncul pada istirahat siang, dan seperti roh, mencegat si
guru konseling (dengan tombak). Kelihatannya semua itu adalah kesalah
pertimbangan pada bagiannya.

“EEHH!? Dia bukanlah Aqcua si Belakang!!?? EEHH!!?? SEORANG GURU


SEKOLAH!!??”, dan setelah itu, Itsuwa roboh dalam kebingungan.

Masih banyak pertanyaan yang Kamijou ingin tanyakan kepada Itsuwa, termasuk
‘Mengapa kamu ada di Academy City?’, tetapi Itsuwa sedang pusing dalam
kebingungannya sembari dia menyelesaikan masalahnya dengan guru yang mirip
gorila, membawa tubuh besarnya dan menuju ke rumah sakit.

Dan itu semua berakhir seperti ini.

“A-Aku sungguh… bahkan jika aku tak berguna, masih ada batasannya…”

Itsuwa, yang kembali dari rumah sakit, tenggelam dalam lubang dalam yang tak
berdasar.

Bagi Kamijou, jika dia telah ditangkap oleh si guru gorila, dia akan sudah dibanting
ke aspal dengan jurus beladiri kuno dari si guru, dan sesudah itu, sudah mendapat
cekikan dengan kombo sematan berkeringat, ini tak dapat disangkal. Jadi, adalah
sukar untuk bilang terimakasih pada Itsuwa. Kelihatannya Itsuwa depersi akibat itu.

(…Terlihat seperti itu bukan juga karena dia melukai orang biasa… karena, gorila itu
punya legenda tentang kesuksesannya menangkap batu besar yang jatuh dengan
kedua tangannya pada zona longsor. Dia bukanlah orang biasa.)

Apapun itu, Kamijou memutuskan untuk memulai dengan menanyakan ‘kenapa


Itsuwa, sebagai penghuni pihak sihir, sedang menampakkan dirinya pada markas
utama sisi ilmu pengetahuan – Academy City’.

“…Aqcua si Belakang. Apakah kau masih mengingat nama itu?”

Itsuwa menanyakan hal itu sambil gemetaran.

Alis mata Kamijou bergerak dengan curiganya.

15
“Ya. Aku ingat, dia adalah salah satu anggota Kursi Kanan Tuhan, kan? Aku
bertemu dengannya sekali pada tanggal 30 September.”

Ya, setelah Vento si Depan sudah dikalahkan di Academy City, adalah Aqcua yang
memaksa masuk. Disamping menjadi anggota Kursi Kanan Tuhan, dia juga punya
kecakapan sebagai seorang Saint.

Adalah mustahil untuk membayangkan kemampuan bertarungnya, pada dasarnya


dia berbeda dengan musuh yang selama ini telah Kamijou lawan.

Walaupun tidak begitu ingin pergi kemanapun, dia lanjut untuk berbicara pada
jalanan yang ramai, ngobrol dengan Itsuwa.

“Maka, ada apa dengan Aqcua? Jangan bilang kalo dia berniat melakukan hal-hal
aneh di negara lain?”

“B-Bukan begitu….”

Terlihat Itsuwa sedang mengalami masalah berbicara. Setelah terlihat memproses


beberapa kata di otaknya, dia akhirnya berkata.

“Kelihatannya Aqcua menjadikanmu targetnya.”

“Ha?”

“Tentang hal itu, kedua pihak, Academy City dan Gereja Anglikan telah menerima
suarat tantangan dari Aqcua. Tertulis, pada beberapa hari kedepan, dia
akan…..ummmm….kembali untuk menyerang Kamijou Touma. Dia mengatakan
kedua belah pihak perlu waspada, seperti itu.”

Itsuwa terlihat bermasalah, dia terlihat terpatah-patah dalam berbicara. Dia seperti
orang tua yang menyembunyikan perihal yang sangat sensitif dari anak-anaknya.

Hidupnya sedang diancam oleh Aqcua dari Kursi Kanan Tuhan… Seberapa
seriuskah ini? Siswa SMA biasa bernama Kamijou Touma ini tidak dapat mengerti
dengan segera.

“Kursi Kanan Tuhan, kah?”

Kamijou mempertimbangkan sebentar.

“Vento si Depan pernah berkata sekali, untuk membunuhku, sang Paus harus
menyiapkan dokumen-dokumen yang relefan untuk membuat mereka menyerang
Academy City. Tetapi mereka kemungkinan tidak akan mengerahkan orang-orang
sangar untuk menyerangku, seorang siswa SMA biasa.”

“AH! TIDAK TIDAK TIDAK!! Ini dikarenakan kau telah menolong banyak orang dan
berhasil menghentikan Gereja Katolik Roma melancarkan misi bawah tanahnya.
Bagaimana bisa mereka mempertimbangkanmu sebagai murid SMA biasa setelah
kau melakukan begitu banyak hal?”

16
Karena alasan tertentu. Itsuwa mulai berteriak. Walaupun tidak begitu jelas, Kamijou
menyimpulkan dengan sesuai seperti apa kasus ini, dia dikirim kesini oleh Amakusa
untuk mengawalnya. Walaupun dia dipuji olehnya, lelaki yang berdiri disini hanyalah
murid SMA biasa, dan sungguh tak ada sesuatupun padanya yang bisa dihargai
tinggi.

“Tetapi Vento si Depan sudah datang kesini sebelumnya… Kini Aqcua si Belakang.”

“Sekarang ini, Perpustakaan Inggris sedang mengecek sejarahnya. Termasuk


anggota lain dari Kursi Kanan Tuhan, tidak ada informasi berharga yang berhasil
digali sejauh ini.”

“Mereka adalah anggota rahasia dari organisasi rahasia.”

“Walaupun belum ada informasi yang spesifik, dia jelas-jelas mempunyai kekuatan
seorang Saint dan anggota Kursi Kanan Tuhan secara bersamaan, maka akan lebih
baik jika kita dapat bantuan dari Pendeta.”

Pendeta yang dia bicarakan seharusnya adalah Kanzaki Kaori.

Dia adalah salah satu dari 20 saint di muka bumi ini, dan dia berhasil selamat dari
pertarungan melawan Malaikat Tertinggi asli. Ini benar-benar penghargaan yang
bisa dia sombongkan.

Benar ada bantuan Kanzaki, itu bisa menolong situasinya lebih, tetapi karena
banyak hal yang terjadi sebelumnya, ada celah antara Kanzaki dan Amakusa. Stiyl
juga mengatakan bahwa dikarenakan Saint memiliki kekuatan yang edan , mereka
tidak diijinkan keluar dengan bebasnya.

“…Tetapi ini tidak berarti kecerdasan kita berakhir.”

Terdengar Itsuwa ingin mengenyahkan kegelisahannya sembari dia berkata.

“Kursi Kanan Tuhan adalah organisasi yang sangat sakti pada sisi sihir.
Sebenarnya, jika kita melawan mereka semua, kita tidak bisa menjamin bahkan
dapat imbang dalam pertempuran. Tetapi, Vento si Depan, Terra si Kiri… kita
berhasil memukul mereka mundur. Kenapa bisa begitu?”

“Mm.”

“Kami tidak menganalisis detailnya secara menyeluruh, jadi kami tidak bisa
mengatakan intel kami sekarang adalah benar, kedua sisi memiliki sudut pandang,
‘telah dicampuri secara besar-besaran oleh sisi ilmu pengetahuan’. Terra si Kiri telah
dipaksa untuk merubah rencananya karena armor-armor berpengendara dan
supersonic bomber tersebut, dan bagi Vento si Depan, karena….benda itu terlihat
seperti Malaikat, bukan?”

Sekarang dia menyebutkannya, dan memang benar.

17
Ini dikarenakan serangan tak beraturan dari Academy City yang sukses
menggetarkan grup sihir terkuat, Kursi Kanan Tuhan. Mereka tidak berhasil untuk
menunjukkan pada panggung sempurnanya dimana mereka dapat menggunakan
semua kekuatannya, tetapi malahan berpentas pada panggung ilmu pengetahuan,
dimana seharusnya bukan tempatnya. Mungkin inilah alasan sebenarnya mengapa
mereka ingin menang.

“Maka, untuk melawan Academy City yang ada ilmu pengetahuan dimana-mana,
harus ada signifikansi yang besar.”

“…A-Aku merasa hal itu tak sesimpel kelihatannya.”

“?”

Melihat Itsuwa yang terus memotong-motong kata-katanya, Kamijou merasa


bingung. Itsuwa secara cepat mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengakhiri
pembicaraannya.

“Ba-Bagaimanapun! Aqcua si Belakang akan sedang menyerang, maka aku akan


melindungimu dengan baik. Gereja Anglikan memberikan perintah untuk
melindungimu dengan aman, di depan umum dan tidak, maka mohon jangan
khawatir terlalu banyak.”

Walaupun Itsuwa mengatakan ini dengan berenergi, Kamijou tidak merasa kata-kata
itu penting.

Menginginkan untuk memverifikasi yang didengarnya ini salah, Kamijou


meyakinkannya lagi.

“Itsuwa, mengapa kau ada di sini?”

“Aku bilang kan tadi, aku disini untuk menjadi bodyguardmu, menempel padamu dan
melindungimu.”

Part 4

Pengganti Pendeta Tertinggi dari Gereja Gaya Campuran Amakusa, Tatemiya Seiji
sedang bersembunyi dibalik sebuah bangunan, matanya baru saja melepaskan
sepasang teropong biokuler.

Mereka sekarang berada di dekat bioskop. Didekatnya, ada jalan kecil bercabang,
dan pada pintu masuknya, ada toko lotre yang dengan senang hati dan bebas
ditempatkan disana untuk menghalangi penglihatan. Ini sepertinya adalah tempat
ramai, namun secara tak terduga, siapapun akan menyadari tempat ini dengan
sukarnya – tempat yang sangat bertipu daya.

Menunjukkan pandangan kotor sembari memegang lensa binokulernya dengan satu


tangan, si mata sipit Tatemiya mengatakan dengan pelan,

18
“…Betapa membosankan.”

Mengenai komentarnya ini, pria besar disampingnya, Ushibuka, yang sedang


berpura-pura membaca majalah menundukkan kepalanya pertanda setuju.

“Itsuwa itu… dari tadi bicara tentang pekerjaan, bahkan tidak berniat memberi
‘serangan’.”

“Yeah, akhirnya kita memberinya kesempatan sempurna untuk lebih dekat dengan
Kamijou Touma, dan dia belum menunjukkan suatu pengakuan sekalipun.
Tampaknya dia telah lupa tentang senjata terhebat pada tubuhnya.”

“Apakah senjata Itsuwa yang terhebat itu?”

Seorang pemuda semampai, Kouyagi, menanyakan sembari dia menyumpalkan


popcorn ke mulutnya.

Tatemiya menggeledah kedalam tas yang bengkok dan menarik semacam papan
putih yang biasa digunakan untuk kontes teka-teki silang. Kemudian ada spidol
hitam dan mulai memainkan permainan TTS-nya.

Setelah itu, di menuliskan jawaban yang benar pada papan putihnya dan
menunjukkannya ke semuanya.

“- Ya, itu adalah dada besar dan tersembunyi milik Itsuwa!!” Tatemiya melebarkan
matanya sembari berkata.

Disampingnya, Ushibuka dan Kouyagi, segerombolan pria, termasuk pria paruh


baya Isahaya yang telah menikahi Nomozaki, dengan segera berkumpul kearah
Tatemiya.

“Atas dasar apa kau membuat hipotesis ini, Pendeta?”

“Untuk mengatakan kata-kata seperti ini… Aku tidak membutuhkan prediksi


semacam ramalan balap kuda, dasar kau bajingan!!”

Semua pria menghembuskan uap dari lubang hidungnya, dan Tatemiya


menggerakkan lagi spidol pada papan putihnya.

“Menurut pertempuran hebat Pemijatan Tubuh Itsuwa, index pundaknya adalah 40.
Namun mempertimbangkan kekuatan otot Itsuwa dan tingakatan aktivitasnya, dan
juga bajunya, peralatan, dan semuanya yang dia punya, bahkan setelah
menjumlahkan ini semua, adalah aneh jika maksimum index pundaknya mencapai
angka 37.”

“Jika begitu, ini berarti….”

Segerombolan pria itu menelan ludahnya.

19
Tatemiya menganggukkan kepalanya dengan serius. Dia mengumpulkan energi
yang cukup pada perutnya untuk kemudian menyatakan dengan suara tinggi :

“Iya, index pundaknya hanya beda 3. Ini adalah fakta terbaik yang bisa menunjukkan
Itsuwa itu punya dada tersembunyi yang besar!!”

Karena kebenaran yang mengejutkan yang tertulis di papan putih ini, Ushibuka dan
Kouyagi tiba-tiba lemas. Isahaya, yang berusia diatas 50 tahun, terlihat bahagia
karena melihat cucunya tumbuh dengan baik. Pada sisi lain, Nomozaki sedang
menggerutu, mempermasalahkan dadanya sendiri yang sedikit lebih kecil, dan di sisi
lain dia terlihat kecewa dan menyesal.

Berdiri agak jauh, si wanita pirang, Tsushima, terlihat seperti dia sedang
menyaksikan sekelompok idiot, dan menarik nafas dalam-dalam.

“…Berhenti membicarakan hal-hal yang tak berguna seperti itu, jangan lengah dari
orang yang sedang dijaga itu.”

Tatemiya dan yang lainnya dapat teguran. Dengan mata penuh pengamatan, merak
menatap tubuh Tsushima, yang tingginya tidak proporsional terhadap ukuran
dadanya.

“Senior Tsushima tubuhnya ambigu, jadi dia harusnya tidak berkata banyak.”

“APA!!??”

“Tak peduli apa, paling tidak wanita yang tinggi harusnya punya dada yang besar,
atau wanita pendek dengan dada kecil. Tsushima tidak punya sifat figur yang pasti,
itulah kenapa seperti itu.”

Disamping Tsushima, yang tidak dapat berkata apa-apa, Tatemiya menarik papan
putih yang baru dan menggunakan spidolnya lagi padanya.

“Sheeesh… Tidakkah kalian semua tahu tentang ini – legenda kaki seksi milik
Tsushima!!”

Tanpa banyak tau tentang apa yang akan dikatakan si Pendeta Tertinggi ini
selanjutnya, Tsushima menendang kaki Tatemiya dan memaksanya untuk diam.

Para lelaki terlihat tidak tertarik pada Tsushima, mereka semua memutuskan untuk
mengabaikannya dan tetap fokus pada Itsuwa.

“Tetapi, apakah ini tidak apa-apa? Tampaknya Itsuwa akan tetap melanjutkan taktik
serbetnya.”

“Adalah benar bahwa Itsuwa terlalu pasif. Dia tidak akan dapat memanjat pagar kalo
begini caranya…” Ishihaya, yang berusia lebih dari setengah abad, mengatakannya
sambil menggertakkan giginya.

20
Pada saat ini, Tatemiya, dengan air matanya, mengintersepsi dengan cepat dan
mengambil alih percakapannya.

“Yap, untuk mengijinkan Itsuwa menampakkan jeruk ekstra besarnya ke maksimum,


kita tidak bisa membiarkan ini berlanjut.”

“Eh…? Jeruk ekstra besar? Aku pikir itu lebih mirip ke apel besar.”

Disamping Ushibuka, yang membuat kekacauan ini, Kouyagi bertanya.

“Tetapi Pengganti Pendeta Tertinggi, adalah percuma untuk mendiskusikan ini lebih
lanjut, bukan? Itsuwa benar-benar terlambat dewasa.”

“Humph, itulah mengapa aku menyiapkan tidakan balasan.”

Senyuman terselubung dan jahat Tatemiya sembari dia mengeluarkan sesuatu dari
tasnya.

“Bola sepak?”

“Si Penendang Tajam Tatemiya Seiji akan melakukan tendangan bebas.”

Part 5

Dikarenakan beberapa kejadian belakangan ini, Misaka Mikoto dalam keadaan


sempoyongan.

Bahkan sejak dia menjadi sadar akan ‘hal-hal tertentu’ mengenai Kamijou Touma,
dia selalu saja seperti ini.

Tak peduli betapa dia mempertimbangkannya, masalahnya tidak terselesaikan.

Tak peduli berapa waktu yang terbuang, masalahnya tidak terselesaikan.

Ini seperti sedang menanyai sesuatu pertanyaan yang tidak dapat dia jawab, tak
peduli bagaimana orang berpikir, dia akan berakhir pada titik yang sama.

(Seperti yang kuduga, itu bukanlah gertakan.)

Itu sesuatu yang khusus.

Dengan kata lain, ini adalah…..kehilangan ingatan.

Ini sepertinya hanya kalimat yang beriskan beberapa kata, tapi itu cukup membuat
Mikoto deg-degan.

(Tapi, sejak kapan…?)

21
Dia tidak merasakan ada yang salah sejak 30 September, dan dia juga tidak
merasakan ada yang berbeda selama Turnamen Daihaseisai. Apakah sesuatu
terjadi pada tanggal 31 Agustus? Atau ketika dia berinteraksi dengan SISTER dan
Accelerator?

“….”

Dia tidak bisa membuat penilaian yang benar.

Jika iya, bahkan walaupun lelaki itu terlihat dekat dengannya dan orang lain, masih
banyak hal pada dirinya yang tidak dia ketahui.

(Aku tahu hal ini adalah hal yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan khawatir
padanya.)

Sejak kapan dia jadi seperti ini? Seberapa banyak dia kehilangan ingatannya?
Apakah itu berpengaruh pada hidupnya? Apakah dia membiarkan dokter mengecek
hal ini? Apakah tidak ada cara untuk menyembuhkannya? Dan, Berapa banyak
ingatan bersama Mikoto yang hilang?

(Aku dapat mengeceknya dengan seseorang yang ahli dalam hal pengendalian
mental, tapi…)

Di SMP Tokiwadai, selain Mikoto, ada orang lain yang juga level 5. Pada hal
pengendalian mental, dia adalah yang terjago di Academy City – dengan kata lain,
dialah yang terkuat karena kemampuan Mental Out-nya. Membaca pikiran orang
lain, mengubah kepribadian orang lain, membuat percakapan dengan orang di
tempat yang jauh, menghancurkan ingatan dan harapan, menyibak perasaan dan
mentransferkannya… Tak peduli fenomena mental apakah itu, dia dapat
mengendalikan itu semua. Seperti pisau dari Swiss, dia adalah level 5 dengan
banyak fungsi.

“Tetapi aku tidak harus berurusan dengannya…”

Dia tanpa sadar mengatakannya dengan kencang.

Ini berarti Mikoto benar-benar tidak ingin berurusan dengan esper itu.

Tidak seperti Mikoto, yang tidak ingin direpotkan oleh beberapa sekte, dia adalah
ratunya ratu, pemimpin dari sekte terbesar se - SMP Tokiwadai. Dari ini saja, sangat
jelas bahwa mereka berdua tidak cocok. Jika Mikoto mencarinya untuk ngobrol, itu
akan berakhir dengan Mikoto berhutang padanya… Pada hal terburuk, dia bisa
melakukan hal-hal yang tidak penting untuk idiot itu selama terapi. Tepatnya, bukan
pilihan yang baik mentergantungkan temannya pada orang seperti itu. Maka dia
tidak seharusnya mempertimbangkan ini.

Bagaimanapun juga, Mikoto memutuskan untuk mencari level 5 lainnya.

22
(Bahkan kalau aku mengerti masalah pribadi idiot itu, menanyaiku untuk tidak
memikirkannya, jelas-jelas aku tidak dapat melakukan itu. aku bukanlah tipe orang
yang tidak peduli dengan orang lain.)

Mengapa dia tidak pergi untuk melihat Mikoto? Haruskan dia berpura-pura dia tidak
tahu apapun? Jika pertanyaan ini dicampurkan, Mikoto tak punya pilihan lain kecuali
hanya menggertakkan giginya. Lebih jauh lagi, Kamijou Touma sendiri tidak tahu
bahwa Mikoto peduli akan hal ini, dan sepertinya dia tidak berharap Mikoto tau. Jika
dia secara paksa menanyai Kamijou…. akan banyak sekali kemungkinan akan
kerusakan yang bisa terjadi padanya.

Sekarang, apa yang seharusnya dia lakukan?

Apakah ada hal yang bisa dia lakukan?

(AH!! SIALAN. KENAPA AKU JADI BEGITU TERGANGGU DENGAN


PERMASALAHAN SI IDIOT ITU? AKU MULAI KHAWATIR DAN OTAKKU MULAI
TERPENGARUHI SEMUA, DAN INI MEMBUATKU LEBIH PARAH DARIPADA
HANYA SEKEDAR KHAWATIR. Mungkin aku harus menyegarkan kembali
pemikiranku.)

Dia ingin mengatakannya, namun jika dia benar-benar bisa mengubah pikirannya
dengan mudah, dia tidak akan begitu terganggu.

Memikirkan ini semua, Mikoto manarik nafas panjang. Pada saat ini,

“…?”

Dia tanpa sengaja melihat sekelompok orang mencurigakan di dekat bioskop.

Seorang yang besar menempatkan bola sepak di tanah. Dia mempunyai rambut
hitam yang mengkilat seperti kumbang, dan setelah mengangguk ke orang
disekitarnya, dia lari sebentar untuk kemudian menendang bolanya dengan
kencang.

Bola yang tertendang dengan paksa tadi melambung tinggi, berputar-putar, dan
kemudian membuat lengkungan yang tajam. Jika ini dalam pertandingan
sungguhan, sepertinya tendangan ini akan melewati pagar betis dan mengarah ke
gawang untuk menjadi gol.

Apa yang sedang mereka lakukan di jalanan? Mata Mikoto langsung saja bergerak
ke arah tujuan dari bola tersebut.

Pada saat itu, dia terkaku.

PAM!!* Dengan suara yang renyah, sisi kepala Kamijou Touma berbenturan dengan
bola secara keras.

Kemungkinan akibat tumbukan dengan bola, kepala Kamijou tenggelam dalam pada
belahan dada gadis di sebelahnya.

23
24
Tampaknya dampak bolanya adalah lebih hebat lagi, tetapi Kamijou terkubur dalam
dada si gadis beberapa saat. Si gadis tampak tak tahu apa yang harus dilakukan,
dan memerah kemudian menggosok-gosok bagian kepala Kamijou yang terkena

bola. Runtutan kejadian ini, seolah-olah membuat Kamijou terlihat seperti


memasukkan kepalanya dengan paksa ke dada si gadis.

Karena rentetan kejadian ini, Mikoto tidak dapat mengatakan sepatah kata pun.
Pada saat ini, teriakan ‘barvo!’ dapat terdengar. Melihat dari mana suara itu berasal,
terlihat pria yang melakukan tendangan tadi terlihat bahagia dan teman-teman di
sekelilingnya memberinya ucapan selamat sembari ikut merayakan kesuksesan
tendangannya.

Pacha pacha* Terdengar suara percikan.

Setelah melakukan ini, terpancarkan tegangan bervoltasi tinggi pada tubuhnya,


Mikoto meledak-ledak.

“Ada orang disini dengan samua masalah keolahragaannya… BERHENTI


MEMBERIKU SEMUA MASALAH KEOLAHRAGAAN INI, KAU BAJINGAN!!”

Tombak panjang berupa halilintar tertembakkan dari tubuh Mikoto. Setelah


menyadari ini, pria berambut kumbang dan gerombolannya tadi langsung bubar, dan
beberapa saat kemudian, hilang tanpa jejak. Seperti bunglon yang berbaur dengan
lingkungannya, mereka tak dapat ditemukan. Mikoto tertipu daya oleh itu.

Setelah kehilangan targetnya, kemarahannya praktis belum reda.

Disamping otak pelaku yang telah kabur tersebut, si pria berambut landak masih
menguburkan kepalanya di dada si gadis, dan bahkan memberikan suara
“Uuuuuuuu……” seolah-olah dia sedang mengatakan sesuatu. Ini seperti anak-anak
yang sempoyongan dan mengantuk sembari memegang bagian tubuh gadis tertentu
yang menggembung.

“Idiot itu… SEBERAPA LAMA DIA HARUS TERUS MENGAMATI ANATOMI TUBUH
WANITA!!!????”

Mikoto berteriak dengan lantangnya dan berlari kencang kearah Kamijou, yang
logikanya, bakal dihukum.

Part 6

Betapa hari yang menyedihkan.

Kamijou Touma menarik nafas panjang. Setelah tiba-tiba tertimpa bola tepat di
kepala, dia dikejar-kejar oleh serangan halilintar Mikoto. Demi tujuan memenuhi
tugasnya, Itsuwa mulai menyusun tombaknya, dan demi tujuan menghentikannya,
Kamijou memeluknya. Tetapi karena suatu alasan tertentu, Mikoto marah lagi, maka
dengan usaha menghindari serangan listrik Mikoto, dia berlarian mengelilingi

25
Academy City. Dengan jarak tempuh larinya, dengan aktivitas setingkat itu, tak
seorangpun khawatir padanya yang memiliki banyak lemak atau sakit.

Dan sekarang ini, ada permasalahan baru di depannya.

Ya, ini situasi yang paling menyusahkan.

“….Ah, Touma. Kenapa ada orang dari Amakusa disini?”

Checkpoint yang paling berbahaya hari ini.

Pintu asrama terbuka, dan kalimat dari Index ini cukup membuat Kamijou
keringatan. Index tampak bersiap menggigitnya sembari menggertakkan giginya.
Kamijou langsung ketakutan hanya dengan melihat taring-taring Index itu.

Pada sisi lain, si kucing calico di dekat Index mengitari Itsuwa, kelihatannya dia
tersenyum seolah bertanya-tanya “Siapa dia? Siapa dia?”

Kamijou mengelap keringatnya dan berkata,

“Tidak, tidak begitu. Ini, itu, errr, bagaimana aku harus menjelaskan ini…?”

Dia menatap wajah Itsuwa sambil berdiri dengan hampa.

“Dengan kata lain, Kursi Kanan Tuhan…”

“KYAAAAHHHH!!”

Kamijou tiba-tiba meneriakkan teriakan konyol, Itsuwa yang ketakutan tidak bisa
berkata apa-apa. Dari belakang, Kamijou memegang leher Itsuwa dan pergelangan
tangannya dan secepat itu mendorongnya menjauhi Index, sebagai taktik bertarung.

“(….Nona Itsuwa!! Mengenai itu, kau bisa menjaga rahasia terhadap Index!?)”

“Wa…Wa..”

“(…Target Aqcua adalah aku, selama dia tidak menarget Index, tidak apa-apa! Maka
akan jadi buruk jika kau mengucapkan kata yang tidak penting dan membuat Index
terlibatkan pada situasi yang berbahaya, tidakkah kau berpikir begitu?..)”

“WAWAWAWAWAWAWAWAWWAWWWAWAWAWAWA!!”

“(….Itsuwa, apa kau mendengarku?)”

“A-Aku mendengarnya!! A-A-A-Aku mendengarnya dengan jelas.”

Atas suatu alasan tertentu, Itsuwa memerah dan mengangguk-anggukkan


kepalanya keatas dan kebawah.

26
Apakah itu membuatnya tidak nyaman? Kamijou melepaskan pergelangan tangan
dan lehernya. Tetapi setelah itu, ekspresi kecewa Itsuwa membuatnya lebih bingung
lagi.

Pada saat itu,

“…”

Entah sejak kapan, Index mulai menyembunyikan emosinya, bahkan kemarahannya,


dan bergumam ‘…tidak apalah’ sebelum akhirnya berbalik untuk melihat TV lagi.
Tingkahnya ini membuat orang merasa kurang lebih aman. Seperti dugaan, karena
dia tidak pada level : ‘idiot! Idiot! Touma idiot!’ ini sama pada waktu lalu dimana dia
menyelamatkan teman sekelasnya, Himegami, dia secara terus menerus merasakan
aura tak dikenal tampak pada Index, dia membuat keputusan untuk berlutut di lantai,
menempatkan kepalanya dan duduk dibelakang Index.

“…Itu, aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi bisakah kau mengigitku setelah kau
marah? Jika kau bisa menggunakan gigitan dengan kekuatan marahmu itu, paling
tidak Kamijou-san ini merasa bisa menyelesaikan permasalahan ini sebelum
tengkoraknya digigit menjadi serpihan.”

Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Itsuwa terus menatap kedua orang itu, yang
tidak melakukan apa-apa, dan karena kepekaan dalam tugasnya, dia masih belum
berhenti dalam pekerjaannya. Setelah dengan sengaja melihat-lihat sekeliling, dia
melihat si kucing calico yang telah mengenali baunya dan bersama dia.

“Oh, oh ya! Kucing kecil, apakah kau mau hadiah ini?”

Terlihat mencoba memecahkan jalan buntu, Itsuwa mulai melihat sesuatu dalam tas
besarnya (Oh? Dia kemungkinan tidak tahu kalo Kamijou punya kucing peliharaan,
kan?). Dia mengambil kaleng berwarna emas berkualitas tinggi yang ada tulisannya
‘Asosiasi makanan kucing : bintang 3 rangking platinum’. Dengan melihat kaleng itu,
si kucing calico langsung gemetaran pada posisinya. Matanya terbelalak,
pungguknya tertegakkan, dan bahkan ketika Itsuwa membuka kalengnya, si anak
kucing mengadirkan perasaan ‘Tentang itu, aku cuma kucing biasa – dapatkah aku
memakan makanan dengan level seperti ini nya?’

Duduk di depannya, Kamijou menyadari ada sesuatu di tas Itsuwa.

“…Mengapa tas Itsuwa ada daging dan sayurannya? Apakah ini bahan untuk mantra
rahasia yang dibutuhkan sihir Amakusa?”

“Tidak, tidak. Terlalu cepat untuk itu.”

Itsuwa menjawab sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depannya.

“Aku lewat supermarket sebelum aku kesini. Tentang itu, jika cuma hidangan biasa,
aku masih bisa melakukannya. Tak peduli apa, sebagai pengawal, aku tidak dapat
hanya makan dan minum di sini dengan gratis. Mohon titipkan pekerjaan rumah dan

27
sejenisnya padaku, dan berikan aku perintah, jika aku bisa melakukannya, akan
kulakukan.”

Pada saat ini, Kamijou tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

Setelah bengong sebentar, pikirannya akhirnya memproses apa yang diucapkan


Itsuwa tadi. Kali ini, dia tanpa kata-kata menengok ke Index.

“Apa, apa, Touma? Kenapa atmosfir di rumah ini berubah?”

“Tanyai dirimu sendiri saja. Menggantungkan semuanya pada Kamijou-san, siapa


yang sebenarnya tidak pernah menolong walau sedikit?”

“Uuu, mmm, aku minta ma’af, tapi…. Ah! Apakah kau sedang bermaksud untuk
mengganti atmosfernya dengan paksa karena ini?”

Walaupun Index melihat ke dalam niatan Kamijou, sekali keadaannya berubah, sulit
untuk mengembalikannya lagi. Kamijou langsung berbalik dan menuju ke ruang
dapur.

“Maka, lebih baik sekarang aku tunjukkan padamu dimana pekerjaannya.”

“Ah, iya. Terimakasih”

Kedunya mengganti topik pembicaraan, dan si suster putih telah sepenuhnya


diabaikan, telah membuang semua pertanyaan singkat ‘mengapa jadi seperti ini?’,
dan ‘memang selalu seperti ini, apa yang sedang coba dia lakukan?’ pada tempat
sampah.

(Tapi kenapa Itsuwa, si violet susut, punya antusiasme seperti ini? Bagaimana aku
harus menerangkan sesuatu yang tidak aku mengerti? Tetapi paling tidak aku bisa
berterimakasih pada Itsuwa dulu! Hahahah! Ini adalah jalan keluar yang baik dari
genggaman jahat Index tanpa dapat gigitan. Betapa hebat ini)

“GGGYYYYAAAAHHHH!!”

Sewaktu Touma merayakan kemenangannya, dia secara paksa langsung digigit


Index dari belakang kepalanya, dan sekarang sedang bergulung-gulung di lantai
karena kesakitan. Dan sewaktu itu, dia mengenai kaleng makanan mewah si kucing
dan memuntahkan isinya keluar. ‘Betapa sayang!! Aku marah sekarang!! Makan itu
semua sekarang!! si kucing calico mulai menjilati makanannya lagi.

Itsuwa hanya bisa memaksakan senyuman sembari berjalan ke dapur.

Baginya, pemandangan ini adalah kebahagiaan dan riang gembira, tapi ketika misi
utamanya terlibatkan, ini seolah-olah kembali ke gerbang neraka.

(Berpikirlah tentang itu…)

28
Untuk bisa berbaur dengan lingkungan sekitar adalah keahlian Amakusa. Kamijou
melihat Itsuwa, yang diterima dengan biasanya.

Karena digigit pada kepala belakang, bekas gigitan manusia membekas disana.
Kamijou rebahan di lantai seperti mayat, dan dia mendengar suara makanan
digoreng.

(…Pe-Pemandangan seorang gadis yang sedang memasak…)

Walaupun ini konyol, matanya berkaca-kaca.

“Eh? Kenapa Touma mengeluarkan pandangan seekor anak domba, seolah-olah dia
melihat keajaiban?”

Selagi Index mengucapkan ini, Kamijou terlihat seperti dia baru saja dibaptis oleh
cahaya anggun yang terpancarkan dari seorang suster.

Tetapi, dia langsung tersadar ketika melihat Itsuwa memasak dan belum melakukan
apa-apa. Mungkin sekalian membersihkan ruangan. Kamijou mempertimbangkan
dengan serius.

Di sisi lain, Index, yang menggigit kepala Touma untuk melampiaskan stressnya,
sedang diserang oleh aroma makanan dan bertingkah seperti ikan yang yang ditarik
oleh umpan dan dia merayap pelan-pelan ke dapur.

“AH! Jangan memakan makanan semaumu!”

“Walaupun kau mengatakan itu, aku tidak tahan lagi.”

Index dengan segera kalah dari rasa laparnya dan langsung mengganggu Itsuwa,
yang sedang masak. Melihat Index seperti ini, Kamijou bangkit, dan bersiap-siap lari
ke arah Index, memegang pergelangan tangannya dengan kedua tangan dan
mengenyahkan Index dari dapur. Setelah itu, tak tau dia mempelajari gaya ini dari
mana, dia menggunakan jurus Judo profesional untuk melempar Index ke kasur, dan
meneriaki Index.

“BERHENTI MENGHANCURKAN IMPIAN PRIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”

“WAAAHH!! Touma, ada apa ini?”

Karena syok, mata Index jadi berputar-putar. Mendengar teriakannya, si kucing


calico langsung menjauh dengan dongkol.

Kamijou tidak menjawab, dan tanpa kata-kata memegang kepala Index dengan satu
tangan, dan mengarahkannya ke dapur.

“LIHATLAH, INDEX!! SEPERTI INILAH KAU HARUSNYA BERSIKAP KETIKA KAU


HIDUP DI RUMAH ORANG LAIN!!”

“OWOWOOWWO!!! Kenapa Touma bertingkah aneh hari ini!??”

29
“Jika aku berpikir sejenak, kenapa selalu kau yang makan dan tidur saja, dan
kemudian menonton televisi!? MULAI SEKARANG, KAU AKAN BEKERJA!! CEPAT
AMBIL SPONS DAN DETERJEN. DAN BERSIHKAN KAMAR MANDI!!”

“Eh, tapi sekarang waktunya Magical-Powered Kanamin mulai, kan?”

“Bagus, CEPAT DAN BEKERJALAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!!!!!”

Kenapa? Index masih sempoyongan, dia dilempar ke kamar mandi oleh Kamijou.
Melihat seseorang seserius Itsuwa, harusnya membiarkan dia untuk berubah. Oh ya,
seseorang yang bersama dia pada waktu lampau, termasuk pendeta yang terlihat
seperti pecandu-api dengan bau busuk rokok dan mata-mata pada banyak pihak
yang terus tertawa dengan malu-malu, jika dibandingkan dengan mereka-mereka
tadi, Itsuwa bisa dikatakan normal, berpikir tentang itu dengan hati-hatinya, Itsuwa
adalah yang paling cocok untuk dipanggil manusia.

(Maka, aku harus mulai membersihkan ruangan seperti orang yang serius.)

Walaupun Kamijou mempertimbangkan ini…..tetapi, dibandingkan dengan Itsuwa,


yang memasak untuk sesama, Kamijou hanya membersihkan kamarnya sendiri, dan
hal seperi ini tidak bisa dibandingkan dengan apa yang dilakukan Itsuwa. Tapi tak
peduli apa, ini lebih baik dari tidak melakukan apa-apa. Setelah membuat
keputusannya, Kamijou mulai merapikan ruang tamu dengan memungut majalah-
majalah yang berantakan.

Pada saat itu. “(?)”

“A-Ada apa dengan bau masakan tradisional Jepang ini?!”

Tiba-tiba, dia mendengar pekikan seorang gadis, dan setelah itu, mendengar suara
plastik pecah. Kamijou panik dan langsung berbalik ke beranda, dan Itsuwa, yang
sedang syok, berhenti menggerakkan tangannya yang sibuk memasak menu.
Terlihat disana, Tsuchimikado Maika dengan pakaian Maidnya.

Kelihatannya dia merusakkan papan yang bertuliskan : ‘kecuali dalam kasus


kebakaran, jangan merusakkan papan ini, yang berarti memisahkan ruangan dan
balkon’ dan tanpa sungkan-sungkan langsung masuk menginvasi ke rumah Kamijou.

“TERKUTUK!! AKU AKHIRNYA BERHASIL UNTUK MEMBUAT PERGANTIAN


SERIUS, DAN KINI AKU PUNYA ORANG ANEH LAINNYA DI SINI!!”

Mengabaikan Kamijou yang kesal, Maika, yang normalnya kekurangan perubahan


ekspresi, terlihat sangat serius sembari dia mengendus-endus ke arah dapur.

“…Aku menciumnya, aku menciumnya… Sup Miso ini…kau menggunakan remis


kering untuk menyembunyikan aromanya, dan kau menambahkannya setelah
menggilingnya menjadi bentuk tepung, kan..?”

“Ba-Bagaimana kau mengetahuinya? Bahkan ibu pun tidak melihat itu!!”

30
Itsuwa terkaget-kaget karena si ahli masakan melihat resepnya.

Jadi dasar masaknya berasal dari ibunya! Disamping Kamijou, ada piring kecil yang
Itsuwa gunakan untuk mencicipi sup miso. Setelah mempertimbangkan sejenak,
Itsuwa memberikan piring kecilnya kepada gadis berbaju maid.
Maika menerima piringnya dengan pergerakan ala tarian teh, dan tanpa suara,
langsung menempatkan bibirnya pada piring itu. Setelah menyeruputnya, dia
melongo sebentar sambil – GGGUAAAAHHH!!! Tiba-tiba matanya terbelalak dan
berteriak.

Pundak Maika gemetaran sembari berkata,

“Wa-wanita ini, dia jago….”

“Apa?”

“GUAAAAAHHHHH!!! BAGAIMANA MUNGKIN INI BISA TERJADI!!???”

Karena suatu alasan, Maika dengan segera berbalik 180 derajad dan menuju
beranda, untuk kemudian kembali ke ruangnya.

Melalui jendela yang terbuka, percakapan diantara saudara (Maika & Motoharu) bisa
didengar.

“Ah, oi!? Kenapa kau membuang cream stew untuk hari ini nyaaa?? Apa yang terjadi
pada makan malamku??”

“DIAM KAU, DASAR AMATIRAN!! MELIHAT MASAKAN YANG SESEMPURNA ITU,


BENDA DENGAN LEVEL SEPERTI INI TIDAK BISA DIBANDINGKAN DENGAN
ITU!! KAU, KAU, CUKUP MELIHAT SAJA, MULAI SEKARANG, AKU AKAN
MENUNJUKKAN SEPERTI APA SUP MISO ITU SEHARUSNYA TERLIHAT!!”

“EEEHH!!?? AKU MERASA CREAM STEW ITU JUGA BAIK, KAU TAHU!!??”

Mendengar si pirang, teriakan si agen pemakai-kacamata sunglass, pundak Itsuwa


bergetar karena ketakutan.

“Su-su-suara pria itu, yang baru saja terdengar, aku tampaknya pernah
mendengarnya di Avignon sebelumnya…Ngomong-ngomong, siapa anak itu?”

Aku tidak yakin, tapi tampaknya harga dirimu sebagai Maid yang propektif telah
terlukai, jadi dia melihatmu sebagai seorang saingan… Kamijou tertegun. Itsuwa
adalah manusia normal, dia merasa bahwa dia harusnya tidak membiarkannya
dimanfaatkan oleh si orang-orang aneh dan antik itu.

Bagi Kamijou, dia sedang memikirkan akan hal ini.

Jika dia punya harapan yang bisa dijamin Tuhan, itu pasti harapan agar gadis ini
tidak menjadi seperti salah satu dari orang-orang aneh itu.

31
Part 7

Di saat Index dan Itsuwa tertaut pada situasi yang cukup berbahaya, tetapi sekali
Index memakan masakan buatan Itsuwa, situasi berbahaya tadi menghilang tanpa
jejak, dan sekarang dia berguling-guling di lantai untuk minta tambah pada piring ke
8. Itsuwa terganggu oleh ini, dan juga si kucing calico, dia sedang menggigiti bola
serbet buatan Itsuwa, bermain-main dengan itu.

(Hah…Jika ini tidak membuat masalah besar, baik-baik saja deh.)

Jika suasana hati Index bisa terbaiki akibat ini, akan kah aku harus menyiapkan
beberapa daging, ikan dan sosis untuk menentramkan hati Index?

Walaupun Kamijou memikirkan hal ini….

Tidak, tunggu, jika Index tahu aku sudah menyembunyikan makanan, tidak akankah
aku digigit pada saat aku mengungkapkan bahwa aku masih punya simpanan
daging? Kamijou mempertimbangkan lagi pemikirannya. Walaupun ini ide bagus,
sepertinya membawanya keluar masihlah sedikit lebih sulit.

Tapi karena mereka sudah makan banyak, tak ada hal lain lagi yang mereka
lakukan.

Kamijou tidak punya tugas sekolah hari ini, dan Kamijou bukanlah seseorang yang
menerima undangan untuk belajar kelompok, jadi yang tersisa dalam harinya
hanyalah mandi dan tidur.

Bagaimanapun, ini masalahnya.

“—BAGAIMANA CARANYA KAU BISA MERUSAKKAN KAMAR MANDI DENGAN


HANYA MENGGUNAKAN DETERJEN DAN SPON, INDEEXXXX!!???”

“Ba-Bahkan jika kau mengatakannya, aku cuma mengikuti instruksi Touma dan
hanya melakukan ‘krak-krak’ sebentar!!”

Teriakan Kamijou dan Index bergema melalui jalanan malam, dan Itsuwa hanya bisa
membuat senyuman paksa.

Alasan kenapa tiga orang ini di jalanan adalah sederhana, kamar mandi Kamijou
(atau lebih tepatnya, alat pemanas air) dirusak dan tak bisa dipakai lagi, jadi ketiga
orang ini terpaksa pindah ke tempat pemandian umum.

“AKU AKAN BERTARUH INDEX ITU TIDAK MENGIKUTI APA YANG KAMIJOU
KATAKAN UNTUK MENGGOSOKNYA DENGAN MENYELURUH!! COBALAH
BERPIKIR, KENAPA BAK DI KAMAR MANDI BERBAU PLASTIK YANG
MELELEH?? BIARKAN KU TEBAK, INDEX, APAKAH KAU MENUANGKAN
SEJUMLAH BESAR DETERJEN KEDALAMNYA!!??”

32
“Eh!? Tidakkah kau bilang kau dapat membuat sesuatu bersih hanya dengan
menuangkan deterjen kedalamnya??”

“OKE BANGET!! SI BODOH ALAMI YANG HEBAT TELAH MUNCUL!!


TERIMAKASIH UNTUKMU, ALAT PEMANAS AIR KINI SEPENUHNYA TERBAKAR,
KITA HAMPIR DAPATI API DI TANGANMU!!”

“Ah aha aha. Ti-Tidakkah baik untuk pergi ke pemandian dan merubah sedikit
atmosfernya? Tidak begitu buruk kan?”

Itsuwa menggunakan kemampuan interupsi mendewanya untuk menenangkan


atmosfer antara Index dan Kamijou.

Makhluk yang disebut manusia ini dapat perlahan tenang selama seseorang
melakukan sedikit penyesuaian pada keributan besar.

“Tak terkira, Academy City mempunyai cukup banyak pemandian umum. Dari jenis
pemandian umum klasik sampai pemandian umum air panas alami…. Oh ya, ada
apa disini? Ini seperti spa besar dengan fasilitas hiburan.”

“….Ngomong-ngomong, kenapa Itsuwa memiliki informasi mendetail tentang


Academy City?”

Bahkan Kamijou tidak tahu bahwa Academy City mempunyai tempat pemandian air
panas alami. Dan benda mirip buku panduan yang Itsuwa pegang itu bahkan tidak
terlihat seperti barang tipe keluaran Academy City, tetapi lebih mirip buku tua usang
yang terobek-robek.

“(….Eh, tentang itu. Mendapatkan pegangan bagus mengenai keadaan geografis


tempat sekitar adalah apa yang bodyguard harus lakukan.)”

Itsuwa mengucapkannya pada volume suara yang Index tidak bisa dengar.

“(…Disamping itu, Aqcua dari sisi sihir, jadi aku sedang mengecek aliran yang
melalui jalan ini, dan jika mungkin, memeriksa pergerakannya akan jadi lebih
mudah.)”

…Adalah baik untuk antusias akan pekerjaan, tapi sebelum Aqcua tiba, Anti-Skill
tidak akan datang mengepung karena bayaran untuk memperketat keamanan.
Mengenai ini, Kamijou merasa sedikit tidak aman.

“Maka, dimana pemandian umum berekreasi itu?”

“Mmmm…. Sepertinya di District 22. Ini District 7, jadi dengan kata lain, itu berada di
pojok Academy City.”

“Jika kau sedang membicarakan District 22… sebuah jalan bawah tanah, huh.”

Tempatnya hanya berjarak 2 kilometer, dan disekitar lokasi persekolahan, ini adalah
area terkecil. Bagaimanapun, ini berkembang sampai beberapa ratus meter ke

33
dalam tanah, jadi bisa dipertimbangkan district itu memiliki gaya yang cukup
canggih.

“Hmm, tapi bus terakhir baru saja lewat.”

Itsuwa lanjut membolak-balik buku tua itu,

“Tak sejauh itu. Jika kita meminjam sepeda motor berkursi 3, kita dapat
mencapainya dengan mudah. Beruntungnya, ada toko peminjaman motor di sana.”

“Eh? Itsuwa bisa mengendarai motor?”

“Ma, ehhh, pada dasarnya, aku masih bisa. Mobil, sepeda motor, perahu boat
kecil….ah, tetapi aku tidak bisa mengendarai pesawat, tapi jika itu helikopter, aku
masih bisa….”

Dari nada bicara Itsuwa, terlihat dia masih merasa tidak cakap.

Apakah bisa mengendarai pesawat adalah suatu hal yang benar-benar layak
dipikirkan?

“Karena kita di Jepang, jaringan transportasinya sangat baik, jadi itu tidak begitu
penting, tapi…untuk kerja, diperlukan untuk pergi ke gurun pasir dan padang rumput
atau tempat sejenisnya.”

Tampaknya Itsuwa tidak sedang membual kontrasnya, dia tampak seperti sedang
diajari karena suaranya memelan dan semakin pelan sampai sekeras dengingan
nyamuk. Bagaimanapun, itu berarti dia tidak hanya punya SIM biasa di Jepang,
tetapi lebih ke SIM internasional. Bagi Kamijou, yang hanya mendapati bisa
mengendarai sepeda umum adalah cukup mengesankan, Itsuwa adalah orang yang
benar-benar berharga untuk dihormati.

Hari ini, seorang gadis yang bernama Itsuwa ini sungguh memiliki sisi yang
mengejutkan, dan Kamijou sedkit tersentuh, sembari dia berjalan menuju toko
persewaan motor dekat asrama siswa. Ini adalah Academy City yang penuh dengan
siswa, keperluan untuk meminjam sepeda adalah lebih tinggi daripada mobil.

Melihat harga sewanya di papan daftar harga, Kamijou menunjukkan ekspresi


seperti kesetrum.

“Oh, oh ya. Itsuwa bukanlah siswa dari District 7, jadi dia tidak bisa menikmati
beberapa harga di district ini.”

“Eh, tak perlu cemas, aku punya cukup dana militer.”

Walaupun Itsuwa mengatakan itu, bagi Kamijou, yang punya istri dengan
kemampuan perniagaan yang baik, dia masih akan memilih yang termurah jika
mungkin. Ini adalah hal yang paling dasar dalam bepergian.

34
Akhirnya, mereka menggunakan tarif premium bagi mereka ketinggalan tumpangan
terakhir dan tidak bisa pulang, dan menyewa sepeda motor medium dengan 2 kursi.
Mereka juga membayar ekstra untuk tempat duduk samping.

Yang menyetir adalah Itsuwa, yang duduk dibelakang adalah Kamijou, dan Index
duduk disamping.

“Touma, aku bisa mencium maksudmu melakukan ini, kau tahu!?”

“Tidak, tidak ada hal seperti itu. Bagaimana kalo menyebut ini, ‘ladies first’? Tempat
duduk samping adalah yang paling nyaman, jadi Kamijou-san tidak punya pilihan
selain memberikannya kepadamu.”

Kamijou coba memaksa penjelasan, tapi Itsuwa, yang jadi dipeluk pada sekitar
daerah perut, merasakan jantungnya berdegup menggila.

Itsuwa mencoba menolong Index untuk memasangkan helm pada topi susternya,
dan tiba-tiba teringat sesuatu. Dia berkata,

“Coba pikirkan, apakah tidak apa-apa meninggalkan si kucing sendirian di rumah?”

“Tak peduli apa, kita tak bisa membawa hewan ke pemandian umum. Kucing itu
akan lanjut untuk berputar-putar dalam lingkaran, jadi seharusnya tak ada masalah.”

Tambahan, si anak kucing calico itu berdiri di depan papan penggaruk mewah yang
Itsuwa bawa. ‘Ap-Apa?? Benda ini memiliki bau yang memikat, tapi apakah aku
memang bisa menggaruk-garuk ini tanpa membuat siapapun marah?,
mempertimbangkan ini membuat si kucing gemetaran. Tapi tentu saja, tidak ada
yang menyadarinya.

Sembari Index akhirnya mengerti cara mengenakan helm, Itsuwa mulai menjalankan
mesin motornya.

“Wow, suasana malam di Academy City tentu sangat enak. Tak peduli apa, suara
mesin itu, membuatku sangat santai. Permukaan jalanan juga pada kondisi yang
baik ; aku merasa aku bisa ngebut kapanpun aku mau… ahhh, jika aku sudah tau,
aku mungkin sudah menantang hal terkenal di Academy City itu, yaitu sepeda motor
super-elektromagnetik. Katanya, roda dan gandarnya tergabung bersamaan dengan
magnet, membuat roda berbentuk donat itu melewati motor gasnya dan berlari.”

“Ahh, aku tidak begitu mengerti tentang sepeda motor, tetapi teknologi luar bahkan
tidak dapat dibandingkan dengan ini, aku berharap kau akan mengemudi dengan
amannya – ITSUWA BEGO, KAU SUNGGUH-SUNGGUH SEDANG
NGEBUUUTT!!??”

Kamijou secara refleks meningkatkan kekuatan pada genggamannya pada pinggang


Itsuwa, tapi Itsuwa, sungguh senang dengan rekasi Kamijou ini, sampai-sampai
tidak menyadari kalo dia terus meningkatkan kecepatan motornya.

35
Asrama Kamijou berada di pojok District 7, dan jarak ke District 22 bisa dijangkau
dengan berjalan. Alasan mengapa Itsuwa menyewa motor adalah agar mereka bisa
pulang dengan segera, dan jika itu memakan waktu lama, tubuh mereka yang
terbasahi seluruhnya setelah mandi akan kering.

Datang dari District 7 dan memasuki District 22, Index, yang duduk di sisi motor,
mebelalakkan matanya.

“WAAAAHHH!! Touma, lihat, ada gym perhutanan! Gym hutan yang besar!!”

Permukaan tanah di District 22 banyak berbeda dengan District lainnya. Pada


permukaannya, tidak banyak bangunan, hanya bagian-bagian kincir angin. Lebih
jauh lagi, kincir angin yang bentuknya banyak berbeda dengan yang lainnya, tidak
hanya sebagai pengganti kabel listrik. Seperti portal baja di bangunan, ada pilar
pararel yang menghubungkannya, dan 30 pucuk pilar tinggi dari sejumlah besar
kincir angin ditempatkan di sini, menyusun strukturnya. Pemandangan inilah yang
disebut Index dengan sebutan ‘hutan gym’.

Itsuwa memegang stang motor, membelokkan motornya kearah gerbang masuk


bawah tanah, semabari berkata,

“District 22 dibangun kebawah, jadi tidak tergantung kepada listrik bertenaga angin
dan listrik bertenaga surya. Juga, jalan bawah tanah, terlihat membutuhkan banyak
energi listrik, jadi aku dengar mereka punya semua jenis generator dari semua
wilayah Academy City.”

Mempunyai cakupan pengetahuan yang luas secara tak terduga, Itsuwa


mengendarai sepeda motornya melalui pintu kotak dan turun ke bawah tanah.

Langit-langit di District 22 bawah tanah adalah area silindris raksasa, dan pintu
masuknya terlihat seperti sebelah luar dengan diamater sejauh 2 kilometer, berlanjut
kedalam, ke dasar, berbentuk spiral. Termasuk lintasan yang menuju ke jalur
lainnya, itu terlihat penanda yang ada di tokok tukang cukur.

Lorong masuk kebawah yang berbentuk spiral berangsur-angsur ini, lampu jalanan
berwarna oranye bersinar sampai ke tanah. Melihat struktural yang sepenuhnya
berbeda dengan jalan pada umumnya, Index mengangkat tangannya dan bersorak-
sorak.

Kamijou mencium asap hasil buangan motor Itsuwa, sembari berkata kepadanya,

“Jalan-jalan bawah tanah ini, tidak cocok untuk Jepang. Ini mengerikan jika terjadi
gempa, kau tahu. Sebenarnya, tak peduli seberapa kuat dinding penahannya, sekali
ada gempa yang bisa mencapai bawah tanah, seluruh benda disini akan hancur.”

“Tempat ini sangat aman menahan gempa. Oh ya, jalan spiral ini seperti per
raksasa, itu bisa menyerap dentuman ketika terjadi gempa. Tidak pernahkah kau
mendengar ini sebelumnya?”

36
“…Itu cuma rumor omong kosong. Omong-omong, Itsuwa, mengapa kau mengecek
sesuatu yang tidak tercetak di blueprint, layout, dan tidak nyata?”

“Ahahahahahaha,” Itsuwa tertawa dengan terpaksa.

“Bagaimanapun, dimana pemandian umum rekreasi itu?”

“Tampaknya ada di kaisou.”

“Touma, apakah ‘kaisou’ itu? Sejenis sayuran?”

“Bukannya rumput laut, tapi tingkatan. District 22 terbagi menjadi 10 tingkatan


bawah tanah, dan kita sedang menuju tingkatan ketiga sekarang.”

Sambil berkata, mereka bisa melihat tingkatan tiga – pintu masuk yang setinggi 90m
di bawah tanah. Itsuwa menyalakan indikator, turun kebawah sembari masuk ke
pintu gerbang.

Melintasi pintu kotak, pandangan mereka tiba-tiba melebar.

“WAAAAAAHHHH…!!!”

Index tak bisa apa-apa kecuali berteriakan.

Berbeda dengan lorong masuk yang bernuansakan oranye, tempat ini sedikit kebiru-
biruan. Tempat yang berdiameter 2 km, langit-langitnya menjadi panel proyektor
planetarium, yang diproyeksikan kamera untuk membentuk langit malam buatan.
Jalan-jalanan lainnya juga berwarna kebiru-biruan, jadi ada kesan kelaut-lautan
disini.

Dari lantai sampai langit-langit, berjajaran layar-layar planetarium dan yang


digunakan sebagai penopang jalan bawah tanah ini adalah lobinya. Omong-omong,
atap jalan bawah tanah ini adalah mirip langit-langit ruangan olahraga, ditumpu oleh
sejumlah besar potal baja, menyebar menumpunya. Bagaimanapun juga, struktur-
struktur arsitektur ini terlihat tidak mampu menopang berat sendirinya, jadi banyak
cara digunakan untuk menumpunya.

Index masih saja duduk di samping dan menolah-noleh ke sekitar.

“Apakah ini benar-benar di bawah tanah? Bahkan ada aliran sungai dan hutan!!”

“Untuk hutannya, mereka menggunakan menara agrikultural untuk


menumbuhkannya. Disamping memurnikan udara, mereka juga punya peranan
penting dalam hal menghadirkan rasa tenang bagi manusia. Dan air adalah salah
satu sumber yang penting untuk pembangkit tenaga listrik. Motornya melewati
beberapa tingkat, dan setiap tingkat menggunakan kekuatan air untuk
membangkitkan listrik dari tenaga air.”

Pastinya hari ini Itsuwa sedang memainkan peran layakya sebagai pemandu wisata
pada bus di Academy City.

37
Index memiringkan kepalanya dan bertanya,

“Itsuwa, mengapa di sini memerlukan begitu banyaknya energi listrik?”

“Uh, ummmm…..sebagian besar energi digunakan untuk memompa udara masuk.


Menyerap oksigen dari permukaan, melepas karbondioksida yang tersisa. Ini wajib.
Juga diperlukan untuk memompa air bersih masuk dan air kotor keluar. Jadi dengan
mempertimbangkan itu semua, diperlukan untuk memompa itu semua. 40% dari
listrik yang dikonsumsi di Academy City ditaruhkan pada pompa raksasa ini.
Mengenai itu, ini kelihatannya menggunakan efek-tutup-botol nyata. Lebih dari
setengah listrik di Academy City dibangkitkan oleh angin, tak peduli seberapa
banyak energi yang mereka gunakan, tak perlu khawatir dengan konsumsi bahan
bakar minyak dan pemusnahan lingkungan hidup. Tapi, kontras dengan negara lain,
sembari orang-orang memprotes kenaikan harga minyak, menciptakan jalanan yang
bergantung penuh pada bahan bakar fosil tidaklah relaistis…. Tambahan, ketika
Academy City terbatasi pada lahan kosong, negara-negara dengan lahan kosong
berhektar-hektar itu bahkan tidak perlu membangun sarana bawah tanah.”

(Jika penelitian ini berhasil, maka masalah lain yang akan mencuat adalah
pemasaran hal ini.)

Sepeda motor dengan tambahan di sisinya ini terus melaju di malam yang cerah ini.

Kamijou yang duduk di kursi belakang, menunjuk pada dekorasi listrik di menara
yang jauh.

“Hm? Oi, Itsuwa, tempat pemandian umum berekreasi yang kau bicarakan, apakah
disana?”

“Ah, sepertinya begitu.”

“Tapi tempat itu agaknya terlihat ramai sekarang.”

“Eh, kau benar. Itu tampaknya berperingkat ke-3 dari semua tempat pemandian
umum.”

“…Apakah jenis informasi seperti ini benar-benar dibutuhkan untuk pengawal


bertarung melawan Aqcua?” Pikir kamijou dengan heran, Itsuwa tidak peduli.

“Apakah ada masalah?”

“Tidak… sebenarnya, ini tempat yang terkenal, aku merasa akan bertemu dengan
seseorang yang familiar di sini.”

Part 8

Misaka Mikoto berhenti, dengan kasarnya melihat bangunan besar di depannya.

38
Bangunan ini yang tampak pada lantai District 22 dan langit-langitnya terdapat
papan : Tempat Pemandian Air Panas Super Tenang. Dasarnya, seluruh
bangunannya adalah pemandian air panas. Setiap lantainya memiliki tumbuh-
tumbuhan yang berbeda, tenaga listrik, gelombang sonic, macam-macam kolam
renang ada di sini. Bahkan begitu, masih ada ruang untuk tempat belanja, seperti
pusat perkaraokean, tempat bowling, dll.

Berlainan dengan konteks tempat pemandian klasik, menyebut ini tempat


pemandian relaksasi adalah lebih tepat. Tempat ini diperuntukkan (dibuka di
Academy City, yang mayoritas siswa, adalah salah satu alasannya) untuk rentang
umur 10 tahun keatas bagi pria dan wanita, dan juga yang sepantarannya.

Pada fasilitas berbasis hiburan ini, tentu saja ada kolam renang VIP. Betapapun,
Mikoto tidak menuju ke sana.

“….Sebuah tempat pemandian dengan gantungan Gekota…”

Jika seseorang dapat mengumpulkan 10 koleksi kartu dengan stempel, dia bisa
mendapatkan hadiah ini. Untuk ini, Mikoto datang jauh-jauh ke Tempat Pemandian
Air Panas Super Tenang ini. Jika bukan karena gantungan Gekota ini, dia tidak akan
menyalahi dengan sengaja jam malam asrama dan kabur, menyetrum Shirai Kuroko
yang membuntutinya, sebelum datang dengan susah payah ke sini.

(Oke kalo mau barengan sama Kuroko…tapi jika aku bilang aku datang ke sini untuk
mandi, dia akan menempel padaku kayak ular…)

Gambaran yang muncul di pikiran Mikoto ini, membuatnya merinding. Dia mengibas-
ngibaskan kepalanya untuk membuang bayangan mengerikan ini dan kemudian
masuk ke bangunan tersebut. Pada pintu masuk, apa yang muncul di hadapannya
adalah lobi – bukannya resepsionis, yang merupakan tempat pembayaran bagi yang
mau memasuki area.

Ada sekumpulan orang yang sedang kipas-kipas dan juga ada anak kecil, yang
sudah muak dengan tempat mandi, bermain-main di pojok game. Setelah melewati
orang-orang ini, Mikoto mencapai elevator.

“Sekarang, dimana aku bisa mengumpulkan stempelnya…”

Dia melewati pemandian ulltrasonik, sebagai seorang elektromaster, dia tidak perlu
menggunakan pemandian elektrik seperti itu. Dengan mengesampingkan ini, yang
tersisa hanya tempat pemandian biasa dengan kopisisi herbal yang tinggi. Efek
medis, walaupun ini terdengar mencurigakan, ini hanya metode ilmiah untuk
menganalisis komposisi air, dan menyesuaikan komposisi dari kolam buatan agar
mempunyai efek yang sama.

“Tidak dapatkah kau berkata bahwa kau menambahkan beberapa zat mandi?”

Mikoto mengatakan kata-kata dengan tegas sembari mengarahkan elevatornya ke


lantai 8. Pada pintu masuk tempat pemandian ini, dia membayar sejumlah uang,
meminjam handuk, dan melepas pakaiannya dengan cepat di ruang ganti,

39
menyelimuti tubuhnya dengan handuk mandi berwarna terang, mengancingkan
handuknya, dan menyelesaikan persiapannya.

(…Tak terduga, ini pendek..)

Dasar bawah handuknya hanya sampai paha Mikoto. Walaupun Mikoto memikirkan
hal itu, dia tetap membuka pintu ke tempat mandi raksasa tersebut.

Tak seorang pun dapat merasakan tinggi menara ini. Tak ada jendela, tak satupun.
Di District 22, bahkan jika ada jendela, itu hanya akan berupa ruang yang lebar.
Tetapi jikalau tempat ini di pegunungan, okelah, dan di tengah kota, membuat
jendela di kamar mandi wanita untuk hanya mengijinkan mereka melihat
pemandangan adalah mirip bunuh diri.

Tatanan kamar mandi ini sangat mirip dengan jenis tradisional. Ada tiga kolam
renang, yang diatur menurut suhu air. Dindingnya terlukiskan Gunung Fuji dengan
cat minyak…atau malah bukan. Layar berwarna berpartikel magnetis besar
menggantikannya. Mereka berkata, keunggulan layar ini adalah bisa mengganti
partikel untuk merubah warnanya dengan segera, tanpa butuh pencahayaan
eksternal, bisa menampilkan semua jenis warna, tetapi harganya mahal kelewat
batas. Disamping itu, layar TV biasa yang orang gunakan bukanlah masalah, selain
sedikit artis film yang bisa membeli itu, entah kenapa itu adalah benda yang tragis.

Tampaknya pada layar juga ada fungsi layar sentuh, ada 2 atau 3 anak bergumam
‘Benar deh! Malaikat putih benar-benar akan tampak!’ ‘ Tak mungkin, mustahil.’
‘Sungguh! Mungkin mereka bersembungi dibalik benda jelek ini.’ Sembari mereka
lanjut dengan menggambar pada layar. Beberapa oarang dewasa yang sedang
menonton acara drama malam pada layar itu juga melakukan hal serupa.

Mikoto tiba di deretan kran shower dan duduk di depannya, dengan halus
memegang kran dengan sensor padanya, nomor ‘38°C’ tampak pada layar. Disana,
ada mesin yang akan menggunakan telapan tangan untuk mendeteksi sebelum
mengatur suhu berapa yang paling pas untuk yang kostumer yang akan
menggunakan shower tersebut.

(Jika aku ingin semua stempel, aku mungkin juga pergi ke setiap tempat mandi
untuk beberapa detik untuk kemudian pergi ke tempat selanjutnya, dan
mengulanginya lagi – bagaimana dengan seperti itu? Hmmm… tidak terlihat seperti
cara yang terbaik….Aku harus sudah merugikan mereka dan meminta Kuroko untuk
mengajak 2 orang untuk mendapatkan stempel. Tidak, itu tidak benar…!?)

Mikoto mempertimbangkan ini semua sembari membasuh badannya dan


menggunakan air panas untuk menyiram buih sabun.

(Omong-omong aku sudah mengumpulkan hanya setengah dari jumlah yang


dibutuhkan, masih lama sekali untuk dapat pemandian Gekota.)

Sebenarnya, Mikoto tidak terlalu suka mandi dengan air yang terlalu panas, jadi jika
dibandingkan dengan pemandian di sini, dia lebih suka yang terlihat kekanak-
kanakan.

40
Pada saat ini, Mikoto tertegun.

Di depannya ada suster bermata hijau dan berambut perak yang sudah dia lihat
berkali-kali sebelumnya.

“AAAAHHHH, EEEHHH!!!??? MENGAPA KAU ADA DI SINI!!!???”

Mikoto tak bisa berkata-kata selain menjerit, tapi Index, yang berendam di kolam
yang bersih itu, menempatkan jari telunjuknya di dekat bibirnya.

“…Tenanglah jika kau di kamar mandi!!”

Sekarang dia mengatakannya, jelas pada kasus ini. Mikoto diam dan dengan hati-
hati melangkah ke kolam mandi.

Kali ini, Index berkata lagi,

“….Jangan kenakan handukmu di dalam kolam mandi!!”

Sebagai seorang Jepang, bagi Mikoto diceramahi secara tidak terduga oleh seorang
bule mengenai etik pemandian, benar-benar membuatnya ciut. Mikoto melepas
handuknya, dan membiarkan air di bak mandi mencapai pundaknya. Kali ini, dia
menyadari si gadis berkelopak mata ganda disamping Index, mengingatkan dengan
jelas kepribadian spesialnya.

Tidak, tidak bisa dikatakan dia mengenal gadis itu.

“Oh, iya, kau adalah gadis yang mendapat pelukan dari idiot itu karena bola sepak
aneh itu,kan!!???”

Sekarang Mikito itu tiba-tiba menyebutkannya, gadis yang matanya terpejamkan itu
langsung berteriak ‘GUUUAAAHHH!!’ lantang dan memerah, dia mengibas-
ngibaskan tangannya sembari berkata ‘Tidak, tidak seperti itu, Aku-aku-aku-aku-aku-
aku-aku…!!’ mencoba untuk menbuat alasan yang sopan tetapi tidak dapat
mengatakan apapun. Di sisi lain, si suster bule, dengan perlahan membuka
mulutnya, menunjukkan taring mengkilatnya.

Tetapi Mikoto tidak mendengar apapun yang si gadis biasa katakan.

Dia menatap ke arah gadis yang menggoyang-goyangkan lengannya, membiarkan


dia tanpa pertahanan, membuat hipotesis sambil dia melihat pada air bersih.

(Tanpa terduga, terlihat ‘besar’…”)

Mempertimbangkan itu, pilihannya cuma mengakui kekalahannya dengan sepenuh


hati, Mikoto melongo. Walaupun masih tersembunyi di air yang sedikit keruh, jika
gadis biasa ini berdiri dari kolam, itu akan membuat Mikoto putus asa seketika.

41
Si gadis biasa berlanjut ngobrol, dengan halusnya namun cepat. Melihatnya, Mikoto
teringat,

(Omong-omong, apakah anak-anak ini mengetahui tentang ‘persoalan’ si idiot itu?)

Kehilangan ingatan.

Mikoto saja baru mengatahui ini barusan. Sejak kapan dia kehilangan ingatannya?
Bagaimana itu terjadi? Dia tidak tahu akan hal-hal spesifik ini secara mendetail.
Menambahi, kelihatannya si idiot itu sendiri ingin menyembunyikan tentang
kehilangan ingatan ini.

(Orang-orang ini…mereka….tidak tahu mengenai kehilangan ingatan itu.)

Mikoto dengan terang-terangan melihat ekspresi mereka. Tentu saja, tidak sedang
jadi seorang pembaca pikiran berarti bahkan jika dia melakukan ini, dia tidak paham
apa yang mereka pikirkan.

Mikoto membiarkan tubuhnya tercelup di dalam air sembari berpikir.

“(Omong-omong semua ini karena si idiot itu, aku hanya sepenuhnya orang asing.
Tak peduli seberapa banyaknya aku memikirkan hal ini, tidak akan ada suatu
perkembangan…bahkan bila kau paham…Omong-omong mengapa aku harus
begitu disusahkan oleh si idiot itu ; jika aku merasanya menyusahkan, haruskah aku
berhenti memikirkannya…glup glup glup glup glup glup glup glup glup glup glup glup
glup glup glup glup glup glup glup glup glup)”

“AHHH….SI RAMBUT PENDEK TERNGGELAM KEDALAM AIR PANAS!!??”

“DIA AKAN MATI TENGGELAM!! KITA HARUS MENOLONGNYA!!!”

“?”

Kamjou keluar dari pemandian duluan, berdiri di depan mesin penjual minuman. Dia
berpikir akan minum kopi susu dingin ataukah es krim. Pada saat itu, ‘pata pata pata
pata pata pata pata’ dia mendengar suara langkah kaki dan kemudian menoleh.

Yang dia lihat adalah dokter wanita berlari keluar ruangan mandi wanita. Tentu saja
dia tidak tahu apa yang sudah terjadi di sana.

Part 9

Setelah melewati waktu berelaksasi, mandi-riang gembira ini pun berakhir.

Kamijou jalan keluar dari menara pemandian relaksasi dan sekarang berdiri di depan
pintu masuk gedung. Dia tidak di sana untuk merokok, tetapi hanya sekedar
berangin-angin.

“….Aku sepenuhnya lupa bahwa ini adalah jalanan bawah tanah.”

42
Setelah berdiri di sana beberapa saat, tetap saja tidak ada angin. Menyadari hal ini,
Kamijou tidak bisa berbuat apa-apa kecuali kecewa.

Bahkan begitu, dia mempertimbangkan sesuatu.

Seorang pria dari organisasi terdalam Gereja Katolik Roma, Kursi Kanan Tuhan,
Aqcua si Belakang, telah mengirimkan surat tantangan… Belum ada hal kritis yang
terjadi, bahkan jika dia membuka kotaknya dan melihat ke dalam, tidak ada hal
spesial yang terjadi.

(Apakah dia hanya membual…? Tidak, terlalu dini untuk menyimpulkannya.)

Pada saat ini, Itsuwa, yang beraroma wangi setelah mandi, perlahan mendekati
Kamijou yang frustasi.

“Kau akan kedinginan jika berada di tempat seperti ini.”

“Tidak, aku membutuhkan beberapa aliran darah ke kepalaku, jadi ini seharusnya
baik.”

“Oke, kita akan menggunakan sepeda motornya untuk pulang. Jika kita
mempertimbangkan waktunya sekarang, kita akan benar-benar kedinginan.”

Setelah diceramahi Itsuwa dengan cara yang konservatif, Kamijou terlihat kesal.

Melihat dia seperti ini, Itsuwa hanya bisa cekikikan.

“Bagaimana kalo berjalan-jalan dulu sejenak?”

“Kaulah yang mengatakan kalo kita tadi akan kedinginan, Itsuwa!”

“Kita tetap akan kedinginan, jadi kupikir tidak apa-apa. Juga, kalo kamu benar-benar
ingin, kenapa kau tidak kembali ke pemandian nanti? Masih banyak pemandian
lainnya bagimu untuk bermain-main, seperti kolam renang.”

Ini lebih mirip dunia fantasi, pikir Kamijou.

Sejujurnya, adalah kesepian bagi pria untuk mandi sendiri.

“Oh, iya. Index mana?”

“Sepertinya dia tadi ingin lihat-lihat ke area pengicipan makanan di tempat


makanan.”

Jika Kamijou menanyakan Index yang sedang dalam keadaan seperti ini, dia
sepertinya akan digigit dikepala dengan taring bajanya sewatu dia hendak
mengatakannya. Selama dia tidak hendak meningggalkan daerah pengicipan
makanan, tidak perlu khawatir Index tersesat, Kamijou membuat kesimpulan yang
cerdas.

43
(…Disamping itu, lebih baik menanyakan pada Itsuwa macam-macam hal mengenai
Aqcua.)

Aqcua si Belakang mungkin datang ke Academy City, disamping itu, Kamijou tetap
menjaga ini sebagai rahasia kepada Index. Kali ini, target Aqcua hanyalah Kamijou
sendiri, jadi Kamijou sebisa mungkin menghindarkan Index dari keterlibatan
terhadap suasana bahaya.

Oleh karena itu, kamijou dan Itsuwa memulai pembicaraannya, sembari jalan-jalan
malam.

Pemandangan malam kebiru-biruan yang seragam ini, di jalanan terasa ada kupu-
kupu dari negara timur, dan juga ini terlihat seperti bebatuan coral yang terendam di
dalam air. Mungkin karena tubuh mereka masih panas akibat pemandian,
pemandangan di depan terasa dingin menyerupai es.

“Omong-omong, Amakusa sudah pindah dari Inggris ke Jepang, kan?”

“Mmmm, iya.”

“Jadi, bagaimana hidup di Inggris?”

“Mmm…”

Itsuwa berpikir sembari melihat wajah Kamijou.

“Walaupun pindah ke London, kami telah dititipi daerah Jejepangan, dari pada
dasarnya tidak ada banyak perbedaan. Menu makanan sehari-hari kami juga sama
seperti di Jepang.”

“Eh? Begitu ya?”

“Mmm…”

Lagi-lagi Itsuwa menampakkan senyuman ambigu, setelah blank sejenak.

“Sebenarnya, Amakusa adalah grup yang belajar tentang daerah sekitarnya dan
berpikir tentang hal yang paling cocok dengan lingkungan sekitar pula, jadi reaksi
kami sebagai orang asing yang tiba-tiba tidaklah berbeda dengan orang pada
umumnya.”

Dengan kata lain, Itsuwa dan grupnya memilih daerah Jejepangan bukanlah karena
mereka fanatik dengan kebiasaan Jepang, tetapi karena mereka hanya bisa memilih
untuk pergi ke mana saja, bahkan jika ada grup orang Jepang, mereka tidak akan
merasa tertindas. Perasaannya adalah seperti percampuran antara budaya Timur
dan Barat.

“Gereja Anglika memperlakukan kami dengan baik. Tentu saja, hanya perasaan
Amakusa, tapi tinggal di London sangatlah menarik.”

44
Itsuwa mengatakan dengan senyuman, tapi beberapa hal tidak sesimpel itu.

Karena Gereja Anglikan tidak bisa menyelesaikan semua masalah karena alasan
politik, sebelum akhirnya mereka bergerak, Amakusa akan bertindak semau mereka
sendiri, dan sekali ada yang salah, mereka akan dibuang seperti buntutnya kadal.
Kamijou telah sering kali melihat hal seperti ini. Menjadi bawahan dalam payung
suatu organisasi besar, sesekali mereka akan ditugaskan seperti alat saja.

“Begitukah?”

Tetapi Kamijou memendam pemikiran ini dan hanya memberi balasan sederhana.

Itsuwa tidak sedang memberikan senyuman sederhana, tetapi masihlah bisa


dikatakan dia bahagia dengan bagaimana dia diperlakukan.

“Katakanlah saja, pada aslinya Amakusa adalah sekte biasa yang membaur dengan
suatu kebudayaan.”

“Mmm, disamping itu semua, itulah tujuan kami.”

“Kau benar.”

Kamijou mengonfirmasi ulang pakaian Itsuwa.

Sekarang ini, dia memakai tanktop merah muda diatas kaos yang berbulukan domba
terang. Celana panjang gelapnya seperti kain yang membungkus kakinya, dan ada
jarak yang lebar diantaranya. Sebuah vinil transparan digunakan untuk
memadukannya,

“Jadi, apakah orang di London berpakaian seperti itu?”

“Ah, um, sekarang ini, semua yang aku punyai ini telah dipilih untuk menyelesaikan
masalah di Academy City.”

“Tidakkah itu tampak tidak senonoh?”

Melihat Itsuwa terbenam ke ketidaknyamanannya, Kamijou hanya bisa menggeleng-


gelengkan kepalanya.

Ini tampaknya bisa menenangkannya sedikit.

“Walaupun ini lebih sulit untuk dijelaskan di kata-kata, yaaaa, aku akan memilih
penampilan yang lebih dewasa ketika aku di London.”

“Pada dasarnya aku tidak tahu merek pakaian di Academy City, tapi disainnya agak
sedikit kaku, kan?”

“Yaaa, itu bukan masalahnya. Orang-orang disekitar sini bukan hanya tidak
menyukai produk domestik, kontrasnya, adalah berbahaya untuk memilihnya….

45
Disamping itu, bahkan jika ada orang yang memakai hal yang sama, perbedaan
karakter dan perbuatan akan mengubah pandangan umum orang tersebut secara
menyeluruh , kau tahu?”

Walaupun Itsuwa sedang mencoba menjelaskan semua ini, karena cara


berpakaiannya didasarkan perasaan, sangat sulit menerangkannya dalam teori. Ini
seperti seseorang sedang mengajari mengendarai sepeda, tetapi tidak mengajari
apapun selain tentang sepeda, tidak ada penjelasan atau apapun.

Jadi, Kamijou sedikit memikirkan penampilan Itsuwa di London.

Pada saat itu, Kamijou ingat bahwa selain Itsuwa, dia kenal dengan cukup akrab
orang Amakusa lainnya.

Kanzaki Kaori.

“—Tapi, tidakkah cara berpakaian Kanzaki juga aneh?”

“EH!!?? APANYA YANG KAU BILANG ANEH!!!???”

“Walaupun cara berpakaiannya benar-benar terlihat dewasa, itu seharusnya


diklasifikasikan sebagai seksi, kan?”

“KAU, KAU TIBA-TIBA MEMBERIKAN KOMENTAR MENGEJUTKAN TENTANG


PENDETA?? ITU BUKANLAH KARENA CABUL, TETAPI LEBIH KE KOMPOSISI
KEBUTUHAN SIHIR YANG MEMERLUKAN PENAMPILAN YANG ASIMETRIS!! ITU
DENGAN BEBASNYA DIBUAT SEPERTI ITU UNTUK MENGIJINKAN
KESEIMBANGAN KEDUANYA YANG DIGUNAKAN LEBIH EFEKTIF, DAN TIDAK
DIBUAT UNTUK MENUNJUKKAN LEKUKAN TUBUHNYA ATAU APA!!!!!!!”

HA!?? Itsuwa langsung seketika kembali ke normal.

Melihat perubahan gadis yang terlambat-meledak-ledak ini dengan dua buah tinju
yang dipasang di depan dadanya, Kamijou berusaha mundur dengan berkata,

“Maka, y-y-yaaa, bagi Itsuwa dan lainnya, datang ke London merupakan pilihan
terbaik, kan?”

“??? Ya, kami bahagia tinggal di tanah yang sama dengan pendeta.”

Cara Kamijou merubah topiknya menyebabkan Itsuwa sempoyongan beberapa saat.

“…Y-y-yaaaa, karena jaraknya terlalu jauh, adalah sedih jika kita tidak bisa melihat
orang yang ingin kita lihat, ketika orangnya di Jepang..’’

Dia lanjut berjalan-jalan bareng Kamijou, pandangannya turun kebawah , dan


mulutnya bergumam.

“…Tapi hal barusan adalah benar. Itu terlihat seperti Vega dan Altair…”

46
“Apa itu, Itsuwa..?”

“BUKAN!! BUKAN APA-APA!!”

Kamijou menatap Itsuwa yang sedang memerah.

Part 10

Dengan dipimpin Tatemiya Seiji, anggota Amakusa berdiri pada kejauhan dari posisi
Kamijou dan Itsuwa. Mereka tidak berkumpul pada satu titik, melainkan menyebar
dengan Kamijou di tengahnya, mengawasi daerah sekitar dan bergerak dengan
kecepatan yang sama seperti Kamijou. dan bahkan, mereka ikut membaur dengan
lingkungan sekitar; sulit untuk dijelaskan siapa yang mereka lindungi. Jika itu terjadi,
seorang pengawal ahli pun akan terkejut dengan ini. Disamping itu, kemampuan
para Amakusa ini lebih baik dari para pengawal ahli itu, mereka sukar dikenali.

Amakusa yang dikomandoi Gereja Anglikan untuk mengemban misi ini, dan dengan
dipimpin Tatemiya, grup remaja lanjut untuk menyusuri jalan (atau berpura-pura
menjadinya). Mereka berbaris pada jalanan karaoke relaksasi, sesekali melirik
seperti mereka hendak masuk ke suatu toko dan pura-pura melihat ke dalamnya,
berlanjut untuk menjaga jarak terhadap Kamijou dan Itsuwa, mereka terus maju.

“Jadi, bagaimana menurutmu, Pengganti Pendeta Tertinggi?”

Tanya Ushibuka.

“Tentang Itsuwa yang meninggalkan Index dan melakukan pertempuran kencan


malam ini?”

“Aku sedang membicarakan tentang Aqcua si Belakang.”

Kalimat pendek dan simpel Ushibuka membuat Tatemiya mengganti ekspresinya.


Dia melihat sekitar sebentar.

“Sampai sekarang, belum ada tanda-tanda penginvasian, dan Academy City belum
menerima laporan serupa, tapi,”

“…Yaaa, kita masih belum bisa mempercayainya, kan?”

“Di situasi ini, ada pengertian ganda tentang ketidakdapatan mempercayai ini.”

Tatemiya menampakkan senyuman jahatnya.

“Pertama, perlindungan Academy City punya celah dan pihak sihir bisa
mengeksploitasinya, jadi infonya tidak bisa kita percayai. Yang satu lagi adalah –
mengapa petinggi Academy City memilih untuk menyembunyikan info ini? Jadi,
Ushibuka, yang mana yang kau pilih?”

“Yaaa…”

47
“Bagi Kamijou sendiri, ketiga pihak ini – Academy City, Gereja Anglikan dan Gereja
Katolik Roma – mereka semua sedang menyakiti otak mereka sendiri sembari
sampai pada rencananya. Dengan sendirinya, sekenario ini sudah menjadi ganjil.”

“Pengganti Pendeta Tertinggi.”

“Mmm, aku mengerti. Bagi kita Amakusa, nama Kamijou Touma sendiri adalah
berharga untuk dilindungi, karena dia bukan hanya penyelamat kita, tapi juga rekan
kita.”

Tetapi pada poin ini, Tatemiya tertegun.

“Tetapi, apa arti seorang Kamijou Touma bagi Academy City? Atau bagi Gereja
Anglikan? Dan juga bagi Kursi Kanan Tuhan dari Gereja Katolik Roma..? Apakah dia
sebegitu pentingnya sampai-sampai semua organisasi ini harus mengambil aksi
untuk melawannya?”

Dengan perkataan Tatemiya tadi, sekelompok kecil dari orang familiar ini menjadi
diam.

Bukan karena mereka tidak tau jawabannya.

Bahkan jika mereka memikirkannya, mereka takut untuk mengungkapkannya


dengan lantang.

“…Ada sedikit hipotesis yang bisa kita buat.”

Akhirnya Tatemiya berkata,

“Tetapi, hal itu…. Nilai seorang Kamijou Touma, apakah sama untuk ketiga
organisasi ini? Kita tidak akan membuat perkembangan jika kita hanya
mempertimbangkannya. Ini terlihat seperti banyak info tersembunyi yang tidak kita
ketahui.”

“Pengganti Pendeta Tertinggi…..”

“Jika kita benar-benar ingin melindungi Kamijou Touma, kita harusnya


menginvestigasi hal-hal itu juga. Kita tidak bisa gembira dengan hanya memaksa di
penyerang menyerah. Kita harus mengalahkan secara langsung ‘orang yang
mengirim si penyerang ini’”

Berbicara panjang lebar, tiba-tiba Tatemiya tertegun.

Dia serasa mengkerut.

Sesuatu hal yang hilang adalah manusia. Tidak tahu siapa dan sejak kapan, yang
berjalan di jalanan ini hanyalah Tatemiya dan gerombolannya. Tampaknya dia bisa
mengendalikan keramaian melalui sesuatu, dan bahkan bisa menggunakan teknik
tingkat tinggi ‘membaur dengan sekitar’ seperti Amakusa.

48
“…”

Bahkan tidak perlu dikatakan sepatah kata pun.

Tatemiya memberi sedikit sinyal untuk memberikan perintah secara hati-hati, dan
pemuda-pemuda Amakusa ini dengan cepatnya mengambil senjatanya yang
tersembunyi.

Ini adalah perasaan terdesak.

Rasanya seperti tersapu oleh sejumlah besar udara ketika berpapasan dengan
kereta di stasiun. Ketika sesuatu yang besar datang, gelombang kejut atau sesuatu
yang mirip dengannya akan terjadi.

Tatemiya mencari dari mana datangnya perasaan tertekan ini.

Dan yang ada si sana adalah….

Part 11

Kamijou dan Itsuwa berjalan menyusuri jalanan yang bernuansa biru ini. Berbeda
dengan jalan lainnya, pemandangan disini seperti dijahit. Pemandangan malam
akan muncul bila mereka lanjut untuk melihat di tempat yang sama, tapi secara
keseluruhan, ini masih terlihat cantik.

Saat ini, Itsuwa yang sedang berjalan tiba-tiba berkata,

“Dia masih belum membuat pergerakan, si Aqcua itu.”

“,,,Mungkin dia mendapat masalah dengan penjaga-penjaga Academy City. Hehe,


tidak akan ada keberuntungan seperti itu.”

Selagi mereka sudah ditenangkan, mereka lupa tentang ini, tetapi masalah
utamanya di sini adalah Kursi Kanan Tuhan.

Walaupun Anti-Skill dari Academy City bukanlah sekelompok orang idiot, mereka
pernah membiarkan beberapa penyihir menginvasi Academy City tanpa perlawanan
yang berarti. Setelah melihat semua ini, Kamijou tidak begitu saja membiarkan
mereka mengurusi hal ini…disamping itu, setelah pertarungan melwan Vento si
Depan, Aqcua sendiri yang menginvasi Academy City untuk membawanya pulang.

Walaupun dukungan Amakusa sangat bisa dipercaya, sekali saja ada permasalahan
politis, mereka akan dibuang seperti buntutnya kadal, jadi aksi pergerakan mereka
tidak begitu dibatasi. Ini adalah sesuatu yang diharapkan, bahkan tanpa berkata-
kata, karena Gereja Anglikan tidak peduli tentang semua ini, dan akan sepenuhnya
mengalahkan Aqcua, mereka seharusnya sudah mengirim Kanzaki dengan segera.

49
Saat ini topiknya terganti, semua atmosfir kebiruan ini juga terganti. Mungkin ini
adalah kebetulan atau apa, tapi warna yang menandakan Aqcua si Belakang jugalah
biru.

“Walapun fakta aku tidak sedang diserang adalah sesuatu yang seharusnya
membuatku bahagia…”

Dia tidak tahu bagaimana memutuskan ini, nada bicara Itsuwa mengindikasikan
bahwa dia sedikit nerves.

Sambil berlanjut jalan di jalanan biru ini, Kamijou berpikir sejenak,

“Mungkin dia sedang melakukan sesuatu secara rahasia, mungkin sesuatu terjadi.”

Sampai sekarang, dua anggota Kursi Kanan Tuhan yang diserang… Vento si Depan
dan Terra si Kiri keduanya menggunakan cara yang sepenuhnya berbeda dalam
menyerang. Yang satu dengan kurang ajarnya datang menyerang dari depan,
sementara yang satu lagi membenamkan dunia dalam kekacauan dan membuat
jalan memutar untuk menyerang Academy City.

Dia hanya bisa menggunakan kedua orang ini sebagai contoh, jadi sulit untuk
mengajak berpikir metode dari Kursi Kanan Tuhan. Disamping, aksi Vento dan Terra
yang sama-sama ekstrim, sangatlah tidak mungkin untuk menggunakannya sebagai
referensi.

“Bagaimanapun, kita tidak bisa membiarkan penjagaan kita lengah dengan


mudahnya…”

Itsuwa mengepalkan lagi tinju kecilnya.

“Termasuk Pengganti Pendeta Tertinggi, semuanya sedang bekerja keras dengan


caranya masing-masing yang tidak dapat kita lihat. Tak peduli siapapun di sini, fakta
bahwa kita akan menggunakan semua kekuatan kita untuk menyelesaikan misi ini
tidak berubah. Cukup dengan menganggap ini seperti yang biasa kita lakukan, maka
tidak perlu terlalu memikirkan tentang ini.”

“Apa yang biasa kau lakukan, huh?”

Mendengar kata-kata Itsuwa, Kamijou tersenyum paksa.

“…Omong-omgong aku seharusnya ditarget oleh oleh grup besar yang bernama
Kursi Kanan Tuhan ini, dan masih aku dipaksa datang ke fasilitas relaksasi ini
karena mesin pemanasku rusak. Aku sungguh merasa bersalah dengan melibatkan
orang lain….”

“Tidak, tidak seperti itu. Aku tidak setuju kalau semuanya berpikiran seperti itu.”

Itsuwa dengan cepat mengibas-ngibaskan tangannya sebagai penyelaan terhadap


kata-kata Kamijou.

50
“Bahkan jika kami tahu musuh kuat akan datang, akan jadi suatu kelelahan mental
jika kita terus bersiap siaga. Kiat harus bersantai dengan layak dengan tujuan untuk
menggunakan tenaga kita pada saat-saat yang gawat nantinya : ini sangatlah
penting. Jadi sangat penting bagi kita untuk santai sekarang. mencoba untuk
memaksa kita hidup pada suatu ritme spesial tidaklah akan berguna. Ini sama
dengan menuangkan air baru segar pada kolam.”

Sejenis itukah? Kamijou tampak bingung.

Tidak keduanya benar-benar merencanakan jalan yang sekarang mereka tempuh.


Index pasti akan memilih untuk bergabung dengan mereka jika mereka mengatakan
tentang Aqcua di depannya, jadi mereka memutuskan untuk tetap menjadikannya
sebagai rahasia. Mereka sudah mengatakan bahwa mereka ingin bilang, dan
sekarang mereka sampai pada tempat yang bisa melihat sungai. Rencana Kamijou
adalah melewati jembatan baja diatas sungai, dan membuat suatu putaran sebelum
akhirnya kembali ke tempat semula dengan melewati jalan lain.

“Omong-omong, tentang anggota Amakusa lainnya, kau sedang menceritakan


tentang Tatemiya dan lainnya?”

“Mmm, iya. Mereka seharusnya berada di sekitar sini, memantau dan melindungi
kita.”

Itsuwa mengatakannya dengan nada bicara yang tampaknya bersalah.

“…Jika Pendeta ada di sini, kekuatannya sendiri akan sama dengan jumlah 100
orang.”

“Kita sedang menceritakan tentang Kanzaki, ya? Dia sangatlah kuat.”

“Ya, ya! Karena Pendeta adalah salah satu Saint yang hanya ada 20 diantara
mereka! Tak peduli apa, kita Cuma butuh membiarkan Pendeta mengakhirinya
dengan satu pukulan.”

Hoho, jadi begitu ya, Kamijou dengan sesuai menjawab Itsuwa.

“Yaaa, karena dia bisa melawan Malaikat Tertinggi dengan Kekuatan Tuhan, dia
benar-benar kuat, Kanzaki itu.”

“EEEHHHHH??? DIA MELAWAN MALAIKAT TERTINGGI???? APA YANG TELAH


TERJADI???”

Oh? Reaksi ini mengejutkan Kamijou. Itu terjadi selama insiden Angel Fall, jadi
Itsuwa mungkin tidak mengerti. Bagaimanapun, dia tampaknya telah mendengar dari
Tsuchimikado bahwa Kamijou menganggu waktu Kanzaki beganti pakaian… tetapi
tentang peristiwa Angel Fall ini, Kamijou tidak begitu ingat.

“Hmmmm…..” Kamijou mengerutkan kepalanya.

51
“Tak peduli itu Saint atau Malaikat, keduanya adalah sangat kuat. Banyak orang kuat
di luar sana.”

“Ini, yaaa, bukanlah suatu evaluasi yang kritis.”

Itsuwa terlihat belum sadar dari keterkejutannya.

“Tak peduli apa, jika kita membandingkan Saint dan Malaikat, tetaplah Malaikat yang
lebih kuat.”

“Sungguh? Maka itu berarti kanzaki tidak dapat mengalahkan Malaikat itu tak peduli
bagaimanpun dia mencoba?”

“Ini, ini sungguh pertanyaan yang berat… hanya pada, permasalahan kekuatan asli,
Malaikat masihlah lebih kuat. Kekuatan alami seorang Saint adalah berbeda jika kita
bandingkan dengan Malaikat”

Berdasar penjelasan Itsuwa, manusia yang disebut Saint terbatas pada seberapa
besar kekuatannya bisa terpakai. Jika mereka bahkan baru saja melampaui
batasnya, mereka akan berakhir dengan penghancuran diri sendiri. Diantara para
pelajar pihak sihir, banyak penjelasan berbeda mengenai ‘mengapa Malaikat bisa
menahan begitu banyaknya kekuatan tanpa bisa lepas kendali?’

“Terkutuk, kepalaku mulai sakit ketika membicarakan masalah pelajaran : tak peduli
dari segi sihir atau ilmu pengetahuan.”

“Walaupun aku mengatakan ini secara umum, pada dasarnya, info ini bisa
dipercayai…”

Melihat pundak Itsuwa menurun sambil menghela nafas, sepertinya dia sudah
berusaha yang terbaik pada setiap aspek.

“Kembali ke apa yang kita bicarakan tadi, kau bilang Kanzaki tidak bisa membantu,
tapi bukankah Kanzaki dan Amakusa bergabung dengan Gereja Anglikan? Mereka
akan datang jika kau minta, kan?”

“Kemungkinan….aku kira. Walaupun kita bersama, seorang Saint adalah seperti


keberadaan nuklir, jadi tampaknya mereka tidak bisa membiarkannya pergi keluar
Inggris. Disamping itu, banyak hal yang Amakusa tidak bisa katakan, jadi kita hanya
bisa memintanya seperti itu… yaaa, mengenai ini, masihlah menjadi hal yang tabu.”

Sambil berbicara tentang ini, Kamijou dan Itsuwa melangkah ke jembatan besi.

Total panjang bentang jembatan itu sekitar 50 meter.

Ngomong-ngomong tentang ukuran jembatan, tidaklah terlalu besar,


mempertimbangkan sungai bawah tanah tersebut adalah buatan manusia,
seseorang entah kenapa akan meratapi akan hal itu.

Pada bagian terang juga. Seluruh jembatan berwarna kebiruan.

52
“(…Walaupun aku tidak membiarkan pertahananku melemah, tapi, hanya kita
berdua…. WAAAHHHH!!!)”

“Ada yang salah, Itsuwa?”

“TI-TI-TIDAK!!! TIDAK ADA SAMA SEKALI!! TIDAK ADA YANG TERJADI!!!”

Itsuwa dengan segera mengangkat tangan mungilnya dan mengayunkannya dengan


cepat di depan wajahnya, ke kiri dan ke kanan.

“Itu itu itu itu itu itu itu itu itu itu, aku hanya berpikiran , tidak ada siapapun disekitar,
dan sekarang hanya ada kita berdua. Adalah jarang melihat tempat ini terdekorasi
dengan indahnya, ini, ini sungguh mubazir…”

Kamijou mulai bingung sembari keduanya berjalan di jembatan baja itu.

Mengapa Itsuwa mulai bicara dengan sangat cepat dan tersenyum dengan
bahagianya?

“Yaaa, ini seharusnya karena waktunya sekarang, kan? Malam di Academy City
seperti ini. Bus dan kereta terakhir dengan bebasnya tertata dini agar para siswa
tidak akan keluar untuk membayar sampai telat. Tetapi masihlah ada anak-anak
yang akan keluar untuk bermain.”

Walaupun dia mengatakannya, kedua orang ini dengan segera merasakan perasaan
sesak.

Sekarang melewati jam 10 malam, dan kendaraan transportasi utama sudah


berhenti semua.

Menurut waktunya, tidaklah aneh jika aliran kendaraan sudah berubah. Disamping
itu, Academy City ini, yang terdiri dari 80% pelajar.

Bagaimanapun,

Jika ini sudah lewat jam 10 malam, orang-orang yang memang berniat untuk
bermain, akan bermain di luar seperti biasanya.

(Oh, sial…!!)

Menghadapi pemandangan tidak biasa tanpa seorang pun di sekitar, Kamijou


merasakan rasa bahaya yang tidak mengenakkan. Dia dengan segera memutuskan
untuk memberitahu Itsuwa, keadaannya sekarang sangatlah berbahaya.

Tapi dia tidak dapat melakukannya.

Karena bahkan dia tak punya waktu untuk itu.

“- Aku benar-benar memperingatkanmu sebelumnya.”

53
Dia mendengar suara.

Dari depan mereka, datang dari bayangan remang-remang, seseorang dengan


bentuk kegelapan dari iluminasi bayangan biru, suara lelaki yang kokoh dapat
terdengar.

“- Ada banyak jalan di depanmu yang harusnya telah kau pilih.”

Mereka mendengar suara langkah kaki.

Tetapi suara langkah kaki ini tidak terdengar seperti manusia. Setiap kali orang ini
melakukan langkah, *PAM…!!* jembatan baja bergetar sedikit. Perasaan sesak
nafas akibat berat orang ini juga bisa dipertimbangkan sebagai hitungan mundur
kematian. Bayangan biru perlahan mengeluarkan suara langkah kaki, seakan-akan
menceritakan keengganan si lawan.

Itsuwa bengong dengan situasi tiba-tiba ini, menunjukkan ekspresi tidak tertekan
sama sekali, tapi…. Kamijou berekasi dengan segera. Apa yang terjadi dengan
hubungan terhadap bala bantuan Amakusa? Bukannya seharusnya mereka
bersembunyi di suatu tempat dan melindungi Kamujou & Itsuwa?

“- Jika, setelah menerima pernyataanku, kau telah berpikir untuk itu dan merasa
‘pilihan ini’ cukup beresiko, aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk
meleburkanmu.”

Tetapi suara itu berubah menjadi ledekan.

“- Tetapi sungguh, apakah kau tidak punya pilihan lain yang lebih baik?”

Kegelapan tersibak.

Bagaimaanapun juga, satu-satunya sumber cahaya adalah lampu jalanan yang


suram, jadi tidak ada sesuatu yang bisa disinari oleh terangnya langit malam. Tetapi
bahkan tubuh pria ini perlahan mendekat dari kegelapan yang jauh, seperti ini, ini
terasa kegelapan menghindari dirinya.

Berwarna rambut seperti teh, wajah panjang yang seolah-olah hasil pahatan batu,
kaos yang memiliki warna dasar biru yang mirip dengan kaos polo. Walaupun dia
terlihat berotot, tidak terlihat seperti binaraga, tetapi lebih mirip tentara yang telah
melalui banyak kemenangan dalam pertempuran berdarah.

“Kau adalah…”

Itu bukanlah wajah yang asing.

Sebelumnya – pada 30 September, Kamijou Touma bertemu orang ini di Academy


City.

54
55
Setelah dia berhasil menggunakan Imagine Breaker untuk mengalahkan Vento dari
Depan dalam sebuah pertarungan yang sulit, pria berotot ini datang untuk
menyelamatkan Vento dari Depan.

“Aqcua si Belakang. Aku harusnya sudah menperkenalkan diriku sebelumnya.”


Kursi Kanan Tuhan.

Dan sekaligus, dia punya kemampuan sebagai seorang Saint.

“Seperti yang kau umumkan? Maksudmu….”

“Aku tidak perlu memikirkan dalam-dalam beberapa rencana khusus.”

Aqcua dengan sederhana berkata.

“Aku datang kesini dengan sebuah tujuan, dan itu untuk membasmi dalang dari
semua kerusuhan yang ada di dunia ini.”

Dan kau berani mengatakannya, Kamijou terumpat dengan diamnya.

Vento si Depan telah membuat semua fasilitas di kota lumpuh total. Terra si Kiri
memulai huru-hara di seluruh penjuru dunia. Tak peduli alasan apa yang mereka
punya, dia seharusnya tidak diperlakukan oleh Kursi Kanan Tuhan sebagai kambing
hitam.

“Kau tidak punya niatan untuk bernegosiasi? Kau sedang berniat untuk
membunuhku dari awal?”

“Huuummph, kita mungkin sudah terlalu terburu-buru.”

Aqcua terlihat sedikit bosan sembari dia mengukur sampai mana si Kamijou ini.

“Harapanku adalah untuk membasmi dalang dibalik semua kerusuhan di dunia ini.”

“Apa yang kau maksud dengan kerusuhan?”

“Walaupun kau tidak akan mengakuinya.”

“Bahkan jika memang begitu, kaulah yang satu-satunya memulainya!! Jangan bilang
kau sudah lupa tentang semua yang dilakukan orangmu di Avignon!!!”

“Bahkan jika karena insiden itu, masih ada alasan untuk menyerang si partai
berbahaya, Kamijou Touma dan Academy City.”

Sembari mereka berdua menemui jalan buntu, Aqcua tidak bimbang sedikitpun.

Ini berarti dia tidak punya niatan sama sekali untuk mendengar Kamijou Touma.

“Semua hal itu terjadi karena tubuhmu memiliki sesuatu yang spesial. Oleh karena
itu, aku tidak akan mengambil nyawamu – selama kau memberikan tangan kananmu

56
itu kepadaku, potong itu untukku, aku akan membiarkan anjing kampung sepertimu
hidup.”

Benar-benar permintaan yang tak seorang pun bisa setuju.

Aqcua mungkin membuat permintaan seperti ini karena sudah tahu dari awal dia
bakal ditolak.

“Bagaimana dengan bala bantuan utama dari Amakusa..”

Kali ini, Itsuwa akhirnya mengatakan sesuatu.

Tampaknya ingin mengindikasikan sesuatu, Itsuwa melihat sekitar.

“Percuma.”

Aqcua memotong tindakan Itsuwa hanya dengan satu kata.

“Apa yang terjadi pada kolegaku??”

“Aku tidak membunuhnya.”

Aqcua dengan sederhana berkata.

“Seseorang yang ingin ku kalahkan bukannya mereka,”

Sambil mengatakan ini, Aqcua memindahkan sedikit tubuhnya.

Jarak diantara mereka adalah sekitar 10 meter. Dari sini, seseorang dapat melihat
Aqcua tidak sedang memegang suatu senjatapun, dan juga tidak terlihat dia sedang
menyembunyikan sesuatu apapun dibalik bajunya. Baju polo itu cocok dengan
tubuhnya yang berotot, dan tidak terlihat ruang untuk menyembunyikan sesuatu.

Bahkan demikian, Kamijou dan Itsuwa mengosentrasikan semua kegelisahannya,


bahkan tidak membiarkan pandangannya lepas sedikitpun dari pergerakan Aqcua.
Pertempuran ini tidak dapat terhindarkan lagi, dan karena mereka tahu akan hal ini,
mereka tidak akan menyerang dengan sembrono, akan tetapi lebih memilih untuk
melawan balik pada waktu yang tepat dan melihat hasilnya.

Tapi kemudian….

Dari samping.

“Gh!!”

Sebelum Kamijou dapat menelan nafasnya, Aqcua sudah berada di samping Itsuwa.
Dia menghilang : kecepatan Aqcua bisa dilihat demikian. Mencurigai lengan Itsuwa,
Aqcua mengayunkan sikunya untuk menyerang wajah Itsuwa dari samping.

Bahkan tak ada suara.

57
Tetapi dimata Kamijou yang terlihat adalah tubuh Itsuwa yang terbang melewati
jembatan pejalan kaki ini menuju jalan. Kamijou sendiri bahkan tak bernafas, bahkan
demikian, dia berusaha untuk menggunakan semua udara tersisa di paru-parunya.
Dia berteriak secara naluri.

“Itsuwa!!!??”

“Kau masih punya waktu untuk mengkhawatirkan sesama, kan?”

Suara Aqcua menutupi teriakan Kamijou.

Akhirnya, *BOOOMM!!* sebuah suara mencapai telinga Kamijou. suara datang dari
bayangan Aqcua yang menarik kakinya. Seperti hiu harimau besar meloncat ke
permukaan laut, sepotong besi besar keluar bebarengan dengan bayangan Aqcua.
Sebuah benda asing sepanjang 5 meter, terlihat seperti tombak yang biasa
digunakan oleh kesatria Eropa kuno, tetapi bukan itu.

Ini mirip payung besar yang dibuat dari besi untuk menegakkannya.

Tongkat ini ditujukan untuk membunuh.

“Aku datang, wahai mangsaku.”

“SIAAALL!!”

Sebelum Kamijou bisa mendapat posisi yang benar, otot Aqcua melebar dengan
eksplosifnya.

(MENGHINDAR!!) Sebelum otaknya bisa memberikan perintah, tongkat besar itu


datang dengan bantingan dari atas.

Adalah keajaiban dia masih hidup. Tas Itsuwa, yan gikut terbang bersamanya,
bertabrakan dengan tubuh Kamijou, menyebabkan dia terjatuh pada posisi yang
sepenuhnya berbeda dengan apa yang diantisipasi Aqcua. Karena itu, Kamijou
masih bisa menjaga nyawanya.

Sebuah tongkat yang panjangnya kira-kira 5 meter luput dari targetnya dan
menghancurkan tas Itsuwa menjadi serpihan, setelah itu mendarat ke tanah seperti
alat pemenggal kepala.

Ini seharusnya jembatan baja yang diperkuat dengan semen beton.

Tapi dengan suara tumpul dan berat ini, semua bagian jembatan baja bergetar
karena tumbukannya. Sekrup yang menopang jembatan baja rusak dan membuat
suara bising. Lampu yang dipergunakan untuk menerangi jembatan kehilangan
sinarnya secara tidak biasa. Bagaimanapun, Kamijou tidak punya waktu untuk
menyadari itu semua. Layaknya meteor yang terdinginkan di lautan, dengan tongkat
Aqcua sebagai pusatnya, sejumlah besar serpihan beton beterbangan kemana-
mana, dan beberapa mengenai tubuh Kamijou.

58
“GGYYYYAAAAAAAAAAAAHHHHH!!!”

Hanya karena sengatan serangan ini saja, cukup membuat Kamijou untuk tidak
dapat melangkah maju.

Sembari Kamijou merasakan kedua kakinya menjadi ringan dan melayang, tubuhnya
terbang ke belakang beberapa meter. Tubuhnya menghantam portal baja yang
menopang jembatan, akhirnya menyebabkan tubuhnya berhenti bergerak.

Ada suara *clack clack clack*.

Potongan-potongan kecil beton berjatuhan ke jembatan bak hujan.

Aqcua menempatkan tongkatnya yang terlihat seberat portal baja pada pundaknya,
bergerak maju ke arah Kamijou yang terbaring di lantai.

Kali ini, matanya melihat ke sisi.

Seseorang yang bahkan mencoba untuk berdiri adalah Itsuwa. Mungkin dia telah
mengeluarkannya sebelum tasnya terlempar, tetapi Itsuwa sudah menyusun
Tombak Friulli yang bisa dipisahkan sewaktu-waktu, ujung menyilang dari tombak ini
mengarah ke Aqcua.

Tetapi Itsuwa tampaknya mengalami kerusakan dari pukulan pertamanya tadi.


Cairan merah mengalir dari bibirnya, dan wajah yang terpukul juga memerah.
Meskipun demikian, saat ini, Itsuwa terlihat seperti hendal melakukan pemancingan.
Bahkan Aqcua tidak tersenyum.

Dia Cuma mengingatkan,

“Kau memiliki musuh yang bahkan seluruh grupmu tak dapat kalahkan, dan
melawan lawan seperti ini, kau pikir punya peluang menang?”

“…Bahkan jika itu aku…Aku punya perjuangan dengan caraku sendiri.”

Sekarang, seberapa beratkah emosi dan realisasi yang ditaruh pada kalimat ini?

Di sisi lain, Aqcua hanya membalas,

“Begitukah?”

Hanya itu.

(Oh, tidak!!)

Kamijou mencoba memaksakan tubuhnya yang sakit untuk mendekat ke arah Itsuwa
dan Aqcua. Namun berbeda dengan pikirannya, tubuhnya tidak bisa bergerak.

Sekarang ini, Itsuwa dan Aqcua memulai bertarung pada jarak dekat.

59
Pergerakan Itsuwa cepat.

Bagaimanapun, kecepatan Aqcua sampai pada tingkatan ‘menghilang’. Di saat dia


sadar, tongkat besi besar itu sudah tertancap dalam pada pinggulnya. Setelah itu,
Aqcua merubah arahnya, dan menggunakan gaya sentrifugal, dia melempar Itsuwa
ke arah dimana Kamijou berada.

Bereaksi, pemikiran ini bahkan tidak muncul di otak Kamijou.

Dengan berat tongkat dan berat orang, Kamijou sepenuhnya terhimpit diantara
Itsuwa dan portal baja di balik punggungnya. Udara di paru-paru telah sepenuhnya
keluar, dan bahkan ada bau besi yang hancur padanya. Beberapa detik kemudian,
tubuh yang terhentak itu mengapung dari tanah, dan setelah itu, hantaman membuat
rasa gravitasi telah meningkat berlipat-lipat kali disekitar tubuh Kamijou. kamijou
perlahan jatuh lagi ke tanah.

Itsuwa, yang diatasnya tidak bereaksi sama sekali. Walaupun Kamijou ingin
mendorong jauh Itsuwa, dia tidak dapat melakukannya.

Pandangannya perlahan menjadi buram, akhirnya memandang sesosok Aqcua


dengan sulitnya.

(Perbedaannya…terlalu jauh…)

Meskipun itu Vento si Depan atau Terra si Kiri, paling tidak dia masih bisa melihat
aksinya. Selama dia bereaksi terhadap serangan musuhnya dan membuat serangan
balik yang cocok, paling tidak dia masih bisa mendaratkan beberapa pukulan
padanya.

(Tapi, apa-apaan orang ini…..) Kamiijou berpikir.

Apakah lelaki ini benar-benar manusia?

Tidak ada perbedaan antara manusia. Ini mirip game RPG online dimana kau
melawan seseorang yang levelnya lebih tinggi 100 tingkatan diatasmu. Dia tidak
membuat serangan kuno pada beberapa trik, tetapi lebih, bertarung dengan
kemampuan aslinya, tak mungkin dia bisa menang.

“Tangan kananmu,”

Aqcua perlahan menaikkan tongkatnya, berkata.

“Jika kau memberikannya, aku akan membiarkan nyawamu.”

“Kau….pasti….sedang…..bercanda…..”

Walaupun dia ingin berdiri, tubuhnya tidak bisa mengumpulkan kekuatan.

Mengetahui sudah pada batasnya, Kamijou masih tidak menyerah.

60
Bagaimanapun,....

“Sungguh? Kalau begitu, aku akan membiarkanmu mengerti kenyataan pahit yang
lebih buruk.”

Part 12

(Ugh…)

Kesadaran Itsuwa telah menghilang beberapa saat.

Seperti air yang merembes ke minyak, dia perlahan memperoleh kembali


kesadarannya. Satu hal yang pertama dia sadari adalah bau mirip karat, dan
kemudian rasa sakit. Sembari otaknya menyadari ini, rasa sakit melanda tubuhnya
seperti tsunami. Tak terduga, penglihatan dan pendengaran yang normalnya
diandalkan, membaik belakangan.

Sekitarnya gelap.

Tenggelam pada keputusasaan kebiruan.

Ada reruntuhan aspal dan besi, debu-debu berterbangan diatas jembatan baja.

Beberapa saat yang lalu, mereka berdua sedang menikmati pemandangan malam,
tapi sekarang telah menjadi pemandangan yang tragis.

Dan sekarang ini, dia akhirnya mengenali perasaan dari tombak di tangannya.

“Hm!?”

Itsuwa tiba-tiba mengingat skenarionya dan dengan kebingungan mencoba untuk


menggunakan tombak untuk melindungi dirinya.

Pada saat ini, dia merasakan sesuatu yang hangat mengalir pada telapak
tangannya.

Ini sedikit hangat, dan mempunyai sedikit bau karat yang bisa membuat siapapun
mual. Dan cairan merah segar ini sangatlah jelas.

Darah segar.

Tapi Itsuwa sendiri tidak berdarah sebegitu banyaknya, karena jika dia berdarah
sebegitu banyaknya, akan sulit baginya untuk menahan kesadarannya. Disamping
itu, zat seperti tinta ini berbeda dari cairan lainnya. Ini pasti darah orang lain.

(Maka darah siapakah ini?) Itsuwa mempertimbangkan, tapi seketika, dia dengan
segera mengenyahkan kesadarannya.

61
Dia tahu tanpa memikirkaannya.

Ini darah Kamijou.

“Jadi kau bangun?”

Jika seseorang dengan sabarnya memikirkan penyelaan ini, Aqcua si Belakang


harusnya sedang menggenggam senjata di belakangnya.

“Pergilah dari sini. Hempasanku terlalu kuat, dan jika aku dengan bebas
menggunakan semua kekuatanku, gelombang kejutnya akan mempengaruhi
sekitar.”

Tetapi kesadaran Itsuwa tidak diganggu oleh Aqcua. Pundaknya gemetaran sedikit
dan perlahan, perlahan turun.

Apa yang terjadi sewaktu Itsuwa tidak sadarkan diri?

Kehilangan semua kekuatannya dan terbaring di tanah, anggota tubuh dan wajah
Kamijou keduanya bermerahkan darah. Dia tidak dapat membuka matanya, seperti
pintu otomatis yang rusak dan tidak bisa tertutup kembali. Itu seharusnya adalah
rasa sakit yang sangat yang bisa merobek-robek tubuhnya, tapi Kamijou masih tidak
bergerak sama sekali.

Bahkan dia tidak dapat memahaminya.

Berbicara jarak fisiknya, mereka berdua hanya terpisah beberapa meter, tetapi
bahakan pada jarak yang dekat itu, Itsuwa masih tidak bisa berkata.

“Ah……ah…..”

Pertimbangan Itsuwa perlahan berubah menjadi debu.

Ancaman yang berdiri di dekatnya bernama Aqcua si Belakang ini telah hilang dari
pikirannya. Bahkan sedang melawan musuh yang sangat kuat, dia tidak peduli. Dia
menggerakkan tangannya kepada orang yang berlumuran darah di sana,
mengumpulkan reruntuhan di sekitar, mengeluarkan sapu tangan basah, dan
mengeluarkan dompet dari saku celana berdarah milik Kamijou.

Sihir yang digunakan Gereja Gaya Campuran Amakusa tidak memerlukan beberapa
mantra atau benda spiritual.

Benda yang digunakan bahkan benda sehari-hari.

Itsuwa sedang berusaha menemukan barang non-ilmiah tersisa dari benda-benda


keseharian ini, menyusun kembali mereka untuk menghentikan pendarahan, dan
menutupi luka untuk melengkapi lagi masa hidupnya. Demi tujuan melakukan ini,
Itsuwa akan memberikan sihir penyembuhan. Bagi gadis yang disebut Itsuwa ini,
masalah dan apa yang dihadapi dalam pertempuran ini adalah tentang
menyelamatkan nyawa anak ini.

62
Sebenarnya, bahkan dalam keadaan panik, Itsuwa masih bisa beraksi cepat.

Sebentar lagi sihir pemulihan diaktivasikan.

Bola kecil bercahaya muram menari-nari di atas tubuh Kamijou. Cahaya hijau
bersinar seperti kunang-kunang, dan cahaya ini terlihat seperti ingin menambal luka
selagi mereka memasukinya.

Bagaimanapun,

Sebuah suara *BAM!!* dapat terdengar.

Sihir pemulihan yang digunakan Itsuwa pencar seperti serbuk hasil gergaji, bahkan
tak sedikitpun yang tersisa setelah itu memencar.

Alasannya jelas.

“…Uuuu aahhh.”

Kesadaran Itsuwa tergoncang dan pandangannya berganti dari wajah Kamijou


menuju tangan kanannya.

Tangan kanannya.

Imagine Breaker.

Tak peduli kekuatan supranatural apa, Imagine Breaker akan meniadakan efeknya,
tak peduli itu kekuatan jelek atau baik.

“WWWWWWWWWWWWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH
HHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!”

Tangisan Itsuwa pecah dalam keputusasaannya, mencoba untuk membangun


kembali sihir pemulihan yang rusak, tapi tak ada gunanya. Sihirnya pecah ketika
saat diaktifkan, pecah lagi bahkan ketika masih disusun kembali. Tak peduli benda
keseharian apa yang dia lihat dan gunakan, dia tetap menggunakannya tak peduli
bagaimana dia mencobanya. Pada saat dia menyadari akan hal itu, material yang
digunakan untuk sihir pemulihan telah hampir semuanya terpakai.

“Cukup.”

Menghadapi Itsuwa, yang tidak menyerah tak peduli berapa kali pun dia mencoba,
Aqcua mengatakan kata-kata yang kejam.

Tapi Itsuwa bahkan tak bisa membuat balasan yang layak.

Melihat Itsuwa yang tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menjerit dan menangis,
selanjutnya Aqcua tidak mengatakan apapun.

63
Dia dengan tenang dan perlahan mengangkat kakinya sebelum menginjak
punggung Itsuwa yang berada di tanah.

Dengan suara *BOOM!!* Itsuwa berhenti mengeluarkan tangisan putus asa ini.

Dengan suara kejam ini terputuslah sudah, kekuatannya tersedot keluar dari
tubuhnya, dan bahkan kesadaraannya hendak terhenti.

“Hummph.”

Aqcua bahkan tidak melihat Itsuwa yang roboh ke tanah sembari dia menaikkan
tongkat besarnya.

Itulah motif pertamanya.

Targetnya adalah tangan kanan Kamijou yang tak sadarkan diri.

Tetapi Aqcua tidak mampu mengayunkan tongkatnya kebawah.

Ini bukannya karena dia mengalah.

Itsuwa, yang tertutupi luka dan tampaknya kerusakan dalam tubuhnya bahkan lebih
parah, harusnya sudah kehilangan kesadarannya juga. Namun, dia masih
menggunakan lengannya yang bebak belur untuk mengangkat tombak selagi dia
berhati-hati untuk berdiri tegak.

Layaknya keajaiban, dia berdiri diantara Kamijou dan Aqcua.

“Ga…ugh…WWWWOOOOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHH!!!”

Teriakan Itsuwa menggema layaknya dia menggetarkan seluruh organ tubuhnya dan
meremas-remas setiap ons volume udara. Sekarang ini, bahkan dia tidak sedang
memikirkan peluang untuk menang. Dari sinar matanya, dia berkata bahwa dia
bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan itu.

Dia tidak ingin orang itu mati.

Dia tidak ingin orang itu diambil pergi.

Dia ingin berdiri lagi.

Dia baru saja bisa berdiri karena itu.

Menyemburkan gelembung-gelembung darah, mata Itsuwa menunjukkan harapan


kuat yang belum pernah dilihat orang sebelumnya.

Aqcua terlihat bosan dalam tatapannya.

64
Maka dia perlahan membiarkan otot lengannya mencengkram tongkat yang
mengembang itu. Otot yang mengerikan. Tongkat itu harusnya terbuat dari baja
saja. Pegangan besar yang membuat seseorang merasa tongkat itu akan rusak.

Aqcua tidak pernah memperlakukan Itsuwa sebagai musuhnya.

Dia hanya ingin mengubur Itsuwa dan Kamijou bersamaan pada hempasan
berikutnya.

Itsuwa menggigit bibirnya sendiri.

Dia bahkan tidak bosan menegaskan ini semua sekarang.

Disamping itu, dia tidak tahu menahu seberapa perbedaannya dengan Aqcua

(…)

Perlahan, Itsuwa menjadi terdiam.

Bukannya dia bungkam. Sekarang ini, bahkan pikirannya semua diam. Ada
perasaan hampa misterius pada hatinya. Ini mungkin sejenis realisasi, mungkin dia
telah menyerah. Setelah tiba-tiba mendapatkan kembali pikiranya, walaupun ujung
tombaknya sedang bergetar pada rentak yang tidak stabil, dia menyerang ke arah
Aqua yang juga sedang menghampirinya.

Siapa dulu yang terkena akan mati dan pertarungan usai.

Itsuwa memusatkan semua kekuatannya yang tersisa pada satu titik.

Kelengangan ini akan tiba-tiba pecah, dan akan menentukan hasilnya.

“Terimakasih, Itsuwa.”

Yang menghancurkan harapan Itsuwa bukanlah serangan Aqcua.

Tetapi telapak tangan lembut dari seseorang pria tertempatkan di pundaknya.

Tubuh mungil Itsuwa gemetaran akibat aksi ini.

Dia tidak mampu menoleh.

Tangan yang terletak di pundaknya sudah babak belur semua.

Tetapi yang tampak pada pikiran Itsuwa adalah wajah Kamijou yang tersenyum.

“Terimaksih untuk sihir penyembuhanmu, aku merasa sedikit lebih baik.”

Itu tidak mungkin terjadi. Imagine Breaker miliknya harusnya sudah membasmi
semua jenis sihir dengan mudahnya; sihir pemulihan Itsuwa harusnya sudah tidak
memiliki efek sama sekali.

65
Sejujurnya, suara si lelaki ini terasa seperti odol yang diremas keluar dari
tempatnya : sangat lembut dan masih gemetaran. Seseorang akan merasa suaranya
bisa hilang kapan saja.

Meski begitu, suara si lelaki ini penuh kehangatan.

Tubuh Itsuwa dengan segera menjadi lebih rileks dengan bertahap, tapi dia juga
dengan segera menyadari apa yang si pria pikirkan dan rasakan sangatlah tidak
menyenangkan.

Mengapa dia memilih berdiri saat ini?

Dia bahkan tidak bisa menggerakkan jarinya, jadi kenapa dia harus memaksakan
dirinya untuk bangkit?

Dan juga, ada makna dibalik ini semua untuk menghentikan serangan Aqcua si
Belakang.

“Tungg….”

Bahkan Itsuwa tidak punya peluang untuk mengeluarkan suaranya.

Desakan yang dilakukan lelaki itu bahkan semakin kuat pada pundak Itsuwa,
seakan-akan dia ingin berganti posisi dengan Itsuwa untuk berhadapan langsung
kepada Aqcua, dia bergerak maju. Setelah menggerakkan tubuh babak belurnya
dan melihat punggung Kamijou yang langsung berhadapan dengan Aqcua, Itsuwa
tidak mampu menghentikannya. Mungkin ini karena dia tidak tahu determinasinya
telah pecah, tetapi harapan Itsuwa, yang telah menopang tubuhnya sampai
sekarang, semua tersedot keluar.

“WWWWWOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHH!!!!”

Tak peduli setidakberguna apakah si pria dalam bertarung, dia harusnya paham
bahwa si pria ini tidak bisa mengalahkan Aqcua.

Tujuan lelaki itu tidaklah untuk mengalahkan Aqcua.

Aqcua si Belakang, dari awal dia mengatakan targetnya adalah Kamijou Touma. Dia
juga sudah mengatakan dia tidak membunuh bala bantuan tersisa dari Amakusa
yang berada di dekat mereka. Dengan kata lain, jika pertempuran ini berakhir lbih
cepat, tak akan ada lebih banyak kerusakan yang tercipta.

Contohnya,

Ini bisa diselesaikan tanpa Itsuwa, yang ada disamping, yang hampir mati.

“…ah!!”

66
Itsuwa hanya bisa melihat punggung itu pergi jauh, jauh, jauh, dan ekspresinya
berubah.

Air mata terus menetes dari matanya.

Tak peduli betapa Itsuwa berteriak, Kamijou tidak melihat ke belakang.

Tanpa melihat kebelakang, berlari menuju Aqcua.

“Realisasi yang bagus.”

Aqcua si Belakang hanya mengatakan satu kalimat ini.

Setelah itu, di hadapan Itsuwa, dia berurusan dengan hantaman yang


menghebohkan. Tongkat besi dengan panjang lebih dari 5 meter ini diayunkan
secara horizontal, menusuk tajam pinggulnya tanpa ampun. Suara ledakan ini akan
membuat siapapun berpikiran itu tidak untuk mengenai tubuh, dan tubuh si pria yang
tergencit diantara tongkat besi dan jembatan besi dan kekuatan si pria perlahan-
lahan melemah. Dia bahkan tidak bisa mengayunkan tinjunya yang penuh keyakinan
kepada Aqcua.

Kali ini, tubuhnya akhirnya kehilangan kesadarannya sembari tubuh pincangnya


tertambat di jembatan besi. Seperti selimut pada tiang. Aqcua melihat pemuda itu
seperti ini, dan tersenyum.

Senyumannya seakan-akan menghargai yang telah kalah.

Dia menghargai keberanian yang ditunjukkan si pria yang telah melindungi si gadis
di belakangnya.

“Aku memberimu satu hari.”

Aqcua mengayunkan tongkatnya dengan pria yang tak sadarkan diri padanya.

“Terlalu serakah bagiku untuk mencopot lenganmu tanpa mematikan rasamu. Mari
mempertimbangkan ini, waktunya untukmu guna mempersiapkan bagian tubuh
buatan. Selama kau memotong benda yang menjadi dalang semua kerusuhan ini –
dan memberikannya kepada kami. Aku akan mengampuni hidupmu yang mirip
anjing jalan itu.”

Setelah mengucapkan itu, Aqcua mengayunkan tongkatnya tanpa ragu-ragu.

Sebagai anggota Kursi Kanan Tuhan, dan juga seorang Saint, ini adalah kekuatan
penghancur yang dilepaskan oleh monster.

Lelaki yang tergantung pada ujung tongkat tersebut terbang dengan kecepatan
peluru dan terhempas keluar dari jembatan besi, melewati pegangannya,
bertabrakan beberapa kali dengan permukaan air sungai yang sedingin es beberapa
ratus meter jauhnya. Lelaki ini memantulkan tubuhnya di air 2 sampai 3 kali sebelum
akhirnya tenggelam di dekat perahu layar, dan menyebabkan airnya beriak.

67
Setelah terdengar suara ledakan hebat.

Tanpa mengkonfirmasi apakah targetnya sudah mati ataukah tidak, Aqcua berbalik
arah ke Itsuwa.

Dan akhirnya berkata,

“Cuma satu hari saja.”

Diantara Baris Ke 1

Ada masalah apa? Jadi kau tidak bisa tidur?

Kalo begitu biarkan si kakek tua ini menceritakanmu cerita, oke? Cerita kakek ini
panjang dan membosankan, jadi kau bisa tidur dengan baik nanti.

Baiklah, kakek akan menceritakanmu sebuah cerita tentang grup astrologi.

Ah, iya, seperti itulah sebutannya, tetapi tidak jauh berbeda dengan seperti apa
sekarangnya. Kita dulu sering menolong sesama seperti yang dilakukan bajingan
sepertimu. Pada dasarnya, kami adalah grup sihir Kristen yang mengikuti perintah,
dan setelah memahami situasinya, kita akan menggunakan sihir untuk
menyelesaikan masalahnya – organisasi seperti itulah kita.

Namun ketika banyak orang bergantung kepada kita di waktu yang lampau. Aku
tidak sedang membual; ada banyak orang dalam suatu negara sedang mencari
kami. Setelah itu, seketika banyak orang bergantung pada kami, kami bahkan tidak
bisa berhenti di suatu tempat. Tetua kami menghabiskan beberapa tahun untuk
berjalan melewati seluruh Rusia untuk hidup.

Setelah itu, yaaaa, inilah yang disebut masalah, itu bisa terjadi di mana-mana.

Walaupun aku tidak tahu itu dikarenakan masalah atau karena tidak bisa tertolong
lagi selain ikut campur.

Tidak, tidak, tidak, aku akan menerangkan kepadamu terlebih dahulu Ortodoks
Rusia itu terdiri dari orang-orang buruk. Namun, idiot itu ingin mengubah Ortodoks
Rusia menjadi bagian darinya. Jadi, kakek dipaksa untuk lari dari pertempuran
kelompok itu yang mencari kami.

Siapa sih nama si idiot itu?

Apa yang akan terjadi jika kakek tertangkap?

Aku tidak dapat menceritakan bajingan sepertimu tentang semuanya. Bahkan jika itu
membingungkan, masihlah ada bagian yang tersembunyi dari negara itu. walaupun

68
mudah bagiku untuk menceritakannya, mereka bahkan tidak membiarkan anak-anak
lepas. Ini bukanlah sesuatu yang normal kau dengar.

Bagaimanapun juga, kami sedang dikejar oleh Ortodoks Rusia. Kami dapati monster
pada lawan kami, seperti banshees dan valkyrie, jadi bagaimana kami yang harus
melawan sesuatu yang seperti itu? kami benar-benar tak punya peluang menang.
(banshees dan valkyrie adalah makhluk mitologi yang memiliki kekuatan
menakutkan)

Oleh karena itu, kami memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut.


Untungnya, mereka adalah Ortodoks Rusia, dengan kata lain, kami hanya perlu lari
dari Rusia dan kemudian aman. Adalah menakutkan untuk berharap akan itu, tetapi
tak peduli apakah itu, manusia akan melakukan semuanya demi secercah cahaya
harapan.

Namun, lingkungan sekitar kami, yang bersuhu -50°C. Itu adalah waktu-waktu yang
sulit. Bagaimana aku harus mengatakannya ya, itu bukanlah lagi dunia yang bisa
digambarkan dengan rasa sakit manusia. Kaki kami mulai mengkerut, dan kami
harus tetap berjalan. Ada orang yang setua kakek pada grup kami dan juga bajingan
yang seusia dengan kamu, semua sama, harus ikut berjuang. Pada waktu itu, kau
masih di rahim ibumu, dan aku yakin ibumu mendapatkan kemampuan
beradaptasinya akibat itu.

Dibawah situasi ini, sang pengejar harus berlagak normal walaupun mereka
Ortodoks Rusia, kan?

Tetapi tidak, mereka adalah tentara profesional yang dilatih dengan khusus untuk
bergerak di kawasan es abadi kutub. Mereka seperti robot yang dibuat untuk jadi
boneka, senjata mereka juga senjata kelas satu kala itu. Mereka punya kuda
kendaraan dari besi, dan itu kuda berkaki 8, kau tahu. Oh iya, mereka juga punya
benda magis bernama Sleipnir.

Perbedaan kecepatan antara kakek dan para Ortodoks Rusia itu adalah jelas
bahkan hanya dengan sekali lirik.

Kami dapat melihat batas di badai salju, tapi semuanya tahu bahwa pengejar kami
akan menangkap kami sebelum bisa menggapainya. Adalah benar di depan kami,
kami tidak dapat menggapai dan memegangnya, tetapi setelah melihat ke belakang,
yaitu ke pengejar, kami tak punya pilihan lain selain menyerah. Dibandingkan
bekerja keras untuk suatu hasil yang percuma, lebih baik untuk menyerah dengan
mudah. Tetapi sekali lagi, kami tidak dapat melakukannya, batas yang merupakan
harapan terakhir kami sudah dekat, bagaimana bisa kami menyerah?

Hm?

Apa yang terjadi selanjutnya?

Tentu saja kami melarikan diri. Sebaliknya, bagaimana kau bisa lahir? Kakek tidak
mungkin berada di sini sembari menceritakanmu cerita ini kan. Kau mengatakan
kalau kami melakukan sesuatu?

69
Sungguh? Sungguh?

Sepertinya kau tidak mengerti bagaimana kami kabur dari tentara elit Gereja
Ortodoks Rusia.

Mudah.

‘Lelaki itu’ muncul di hadapan kakek.

Orang itu adalah William Orville.

70
Chapter 2
Mereka yang Bangkit dari Kekalahan
— Flere210.

Part 1

Langkah kaki yang dahsyat menggema melalui rumah sakit di malam hari.

Ini adalah rumah sakit penyadaran pada lantai ke tujuh di District 22.

Pasien yang dinaikkan sebuah tempat tidur beroda mengeluarkan suara *kacha
kacha*, dan banyak paramedis sedang mengelilingi tempat tidur pasien tersebut dan
bergerak bersamanya, suara keras di luar bisa terdengar dari dalam. Paramedis-
paramedis yang sibuk menghantarkan tempat tidur pasien ini lantas menyerahkan
kepada para dokter dan perawat. Setelah itu, para dokter dan perawat berkumpul di
tengah-tengah ruang perawatan sebelum menghilang di belakang pintu besar ruang
operasi.

“…Akhirnya berhasil menyelesaikan operasi. Sejujurnya, aku tidak dapat bilang


apakah dia bisa disebut selamat.”

Seorang dokter muda mengatakannya setelah melihat tempat tidur pasien, keluar
dari ruang operasi dan kembali ke tengah ruangan perawatan.

Tetapi sekarang ini, banyak bayangan berjalan di koridor yang terlihat suram. Lebih
tepatnya suatu keramaian, terdiri dari lelaki dan perempuan, muda dan tua,
sekelompok yang terdiri dari sekitar 50 orang. Beberapa menyandarkan
punggungnya di dinding, beberapa duduk di sofa, tetapi semuanya mendengarkan
apa yang dikaatkan dokter. Beberapa dari mereka memiliki pakaian robek-robek,
dan beberapa lagi diperban. Lebih jauh lagi, noda berupa titik merah dan dilihat dari
mayoritas orang yang memakai pakaian putih.

Mereka adalah grup yang memanggil dirinya sendiri Amakusa, dan organisasi
macam apakah mereka, dokter tidak tahu. Sejujurnya, ini grup yang benar-benar
mencurigakan. Jika segerombolah besar grup yang seperti orang Skill-Out datang ke
rumah sakit, akan ada sejumlah besar pula preman berada di ruang tunggu. Jadi, si
dokter muda tidak ingin mencari tau lebih lanjut.

“Biarkan aku menjelaskan ini sebentar, maka saudara sekalian hendaknya diam.
Sekarang keadaannya : sekujur tubuh pasien tertutupi dengan memar yang
diakibatkan trauma benda tumpul, dan dia punya kesadaran diri yang lemah. Dia
juga menampakkan tanda-tanda pergeseran tulang di lengan kanan dan kaki kirinya.
Organ dalamnya juga terkena sedikit dari dampaknya.”

71
“…Dengan kata lain, kau tak begitu dapat menetapkan kondisinya,, kan?”

Si pria berambut kumbang besar memilih kata-katanya dengan hati-hati sebelum


menanya.

Si dokter menghela nafas panjang.

“Ini bisa dibilang keajaiban… keadaan terburuk bisa saja terjadi karena tidak adanya
aliran oksigen ke otaknya dalam waktu yang lama karena di tenggelam ke dasar
sungai… itu sangat berbahaya. Untungnya, tidak terlalu ada masalah karena itu.”

Si dokter muda pria ini melihat laporan luka yang dicetak secara digital.

“Namun….bahkan dengan banyaknya saksi mata, ‘alasan’ yang menyebabkan ini


semua masihlah tidak masuk akal. Tubuh manusia terpentalkan dari jembatan baja
beberapa ratus meter jauhnya, memantul-mantul di air beberapa kali sebelum
akhirnya tenggelam ke dalam air…walau aku tidak bisa mempercayai ini, tapi kita
terlibat dalam suatu keadaan yang serius, ini menakjubkan bahwa dia bahkan berani
untuk berjalan-jalan keluar.”

“Kami menurunkan cantelannya…”

Karena koridornya suram, tak seorang pun tau siapa yang mengatakan itu.

Walaupun si dokter pria muda berbalik untuk melihat darimana suara itu berasal, dia
tak dapat mengetahuinya. Mereka grup yang aneh, walaupun ada perasaan
dikerimuni manusia, tak satu pun terlihat ‘berdiri’. Inilah yang mereka sebut dengan
‘ramai’. Walaupun tidak terlalu jelas, bahkan jika mereka adalah 50 orang yang
diperban semua.

“Bagaimana pun juga, ini masih belum berakhir.”

Satu-satunya yang ‘terlihat’ adalah pria berambut kumbang, menanyai seolah-olah


dia ingin memastikannya.

“Jika kita bisa mengatakan sesuatu tentangnya, bahkan jika ini hanyalah sebuah
kalimat pendek, kami cuma mau bilang ma’af ke dia.”

“Kau, apa yang kau katakan? Tentu saja kau harus tetap diam!! Itu, itu aku tidak
tahu kenapa kau meminta ma’af, tapi ini bukanlah saat yang tepat. Dia tertidur pulas
karena obat bius, dan bahkan tanpa obat bius, tubuhnya kelihatannya tidak akan
mengijinkannya untuk bangun, maka biarkan dia istirahat.”

Dan sesatu yang penting di sini adalah, si dokter pria muda ini menggunakan
dagunya untuk menunjukkan tempat pusat perawatan.

Demi tujuan dapat melihat keadaan pasien dari luar, ada jendela kacal tebal dari
luar, dan dari koridor, seseorang bisa melihat beberapa orang pasien tidur di
dalamnya. Pada tempat tidur yang dikelilingi beberapa mesin, si lelaki berambut
landak sedang tertidur di sana.

72
Si pria berambut kumbang terlihat seolah-olah sedang didorong oleh dokter pria
muda sembari dia menatap pusat ruang perawatan. Pada saat itu, awan mendung
tampak di wajahnya.

Seolah-olah menggantung di tempat tidur, atau berlutut di lantai, seorang gadis


menunggu di sana. Seorang gadis dengan kepribadian suster menggunakan
tangannya sendiri untuk membungkus tangan si korban dengan eratnya.
Ini adalah Index.

“…Anak itu, menurut pengalamanku, aku rasa yang terbaik adalah membiarkannya
sendiri bersama dia.”

Si dokter muda memperingatkan dengan pandangan seakan-akan kehilangan


semua harapan.

Bahkan si pria berambut kumbang tidak memiliki keberanian untuk berjalan ke


ruangan ditempat mereka berdua berada. Dia hanya bisa menganggukkan
kepalanya tanpa suara. Setelah mengonfirmasi semuanya, sang dokter berjalan
keluar.

Si pria berambut kumbang – Tatemiya Seiji – melangkah mundur dari ruangan pusat
perawatan.

Dia sangatlah menyesal karena dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk si lelaki itu.
semua sihir Amakusa yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi tidak akan
bekerja, mereka Cuma bisa berdoa untuk keselamatannya. Bahkan dia juga berdoa
untuk masalah yang sedang ditanggung anak itu.

Dari awal dia telah berkata akan melindungi anak itu dari Aqcua dengan baik, tetapi
seiring berlalunya kata-kata tersebut, dia sekarang sepenuhnya ‘tetendang’. Setelah
ditunjukkan belas kasihan bahkan setelah menghadapi serangan yang merusakkan,
Tatemiya Seiji hanya dapat terbaring di lantai dan melihat Aqcua menuju targetnya.

Disamping itu, bahkan si lelaki yang ingin dia lindungi berbalik melindungi rekan
Amakusanya sendiri… betapa menyesakkan. Dia kini terbungkus perban dan perban
tersebut terplester dimana-mana. Orang biasa mungkin tidak mengerti, tapi bagi
seseorang yang paham sihir, orang tersebut dapat mengerti Amakusa telah
melemah bahkan pada teknik membaurnya pada lingkungan sekitar.

Sekarang ini, Amakusa bisa dibilang kalah sepenuhnya.

Mereka kalah dari Aqcua dan bahkan lebih jauh lagi, kalah terhadap Kamijou
Touma.

“….Terkutuk.”

Tatemiya dengan suramnya menggertakkan giginya dengan keras.

73
Tak peduli seberapa rendah nadanya, musuh tidak akan menunggu dan tak
melakukan apa-apa. Menurut Itsuwa, Aqcua si Belakang tidak akan menyerang
Kamijou lagi jika besok tangan kanan Kamijou dipotong. Tentu saja, apakah
menyerahkan tangan kanan atau diserang, mereka tidak akan membiarkan dia
melakukan sesukanya.

Tatemiya mengerti apa yang seharusnya dia lakukan.

Demi melindungi Kamijou Touma, tak peduli apa, dia harus bangkit.

“Seberapa lama kau akan berlutut di situ?”

Tanya Tatemiya. Tempat yang mempunya cahaya lebih sedikit dari koridor suram,
bisa dibilang itulah tempat tergelap di sini. Di sana, seseorang dapat merasakan ada
binatang kecil gemetaran dalam ketakutan.

Mungkin seseorang tak akan mengenalinya jika tidak melihat lebih dekat.

Tapi yang terbungkuk di pojok sofa itu adalah Itsuwa.

Tangan dan kakinya diperban, dan si sisi kanan dari wajahnya ditempelkan kain
kasa kotak. Dibandingkan dengan luka fisik, kerusakan psikisnya lebih berat
beberapa kali lipat.

“….Aku…Aku…”

Suaranya dipenuhi ketidaktenangan, ada ada beberapa kali suaranya hilang. Ini
mungkin karena dia telah menangis dalam waktu yang lama, karena dia tidak dapat
mengontrol diafragmanya dengan baik.

“…Aku, melindunginya…Aku bilang bahkan aku akan. Apakah itu tombak, atau
sihir…semua sepenuhnya percuma, tidak juga…tapi, dia berkata, dia berterimakasih
padaku…aku benar-benar tidak mampu melindunginya, bahkan tidak bisa menahan
serangan terkecil dari Aqcua sekalipun sebelum dia akhirnya pergi…tapi dia
berterimakasih padaku…”

Suara *pata pata* menggema melalui koridor.

Ini mungkin suara tangisan atau mungkin juga suara darah yang menetes dari
tangannya yang tergenggam dengan eratnya.

“Pa….Pada saat aku mendengarnya mengatakan itu, aku berpikir, bahwa jika benar-
benar mempunyai suatu kekuatan yang besar. Tapi aku salah. Lelaki itu, dia tidak
dapat tergantung oleh beberapa sihir pertahanan. Bahkan ketika aku mencoba
menggunakan sihir pemulihan, aku tidak menyembuhkan bahkan segores luka pun.
Dia bertarung dengan menggunakan darah dagingnya sendiri.”

“Itsuwa..”

“A-A-Aku hanya bisa melihatnya dikirim ke kematiannya.”

74
Mungkin terlalu aneh melihat wajah yang berlinangkan air mata sekaligus
tersenyum.

“Bagaimana bisa seseorang seperti itu melanjutkan hidupnya dengan tenang?


Mengapa suatu hukuman Tuhan tidak datang kepada kita? Ini terlalu aneh.
Seharusnya aku yang ada di tempat tidur rumah sakit ini!! Itu akan telah
menyelesaikan semuanya.”

Kalimat ini tercampur aduk dengan semua perasaan. Ini sebuah percakapan,
sekaligus dia bergumam dengan dirinya sendiri, ini adalah suatu penyesalan,
sekaligus kemarahan, ini adalah rengekan anjing, sekaligus auman hewan buas.

Bahkan dia tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.

Tertekan oleh situasi, Itsuwa tidak punya hal tersisa untuk mengendalikan emosinya.

Tatemiya sangat jelas akan ini. Dia menyipitkan matanya, dan dengan paksa
melangkah ke arah Itsuwa seakan-akan dia sedang mencoba mengeyahkan
kegelapan padanya.

“Jadi kau tidak ada niat untuk bangkit?”

“…….”

“Jadi apa yang kau sedang lakukan ini!!??”

Tatemiya mengatakan ini dengan tenang sambil menggenggam bagian depan


kemeja Itsuwa dan menariknya bangun. Sebelum sesorang dapat berkata-kata,
Tatemiya menggunakan suatu kekuatan lengan yang hebat untuk mengangkat tubuh
Itsuwa, memaksanya berdiri, dan menghantamkannya ke dinding terdekat.

BAM!! Suara keras menggema melalui koridor.

Dampaknya bergetar melalui punggu Itsuwa, menyebabkan nafasnya jadi terengah-


engah. Namun, Itsuwa tidak menunjukkan suatu perlawanan pun, dan hanya
menatap Tatemiya dengan mata berkaca-kaca seolah sedang memohon untuk
oksigen.

“…Tuan, tidakkah kau…”

Walaupun suaranya semakin lembut, Itsuwa menggerakkan bibirnya.

“Tidakkah Tatemiya-san juga kalah?”

“….”

Dia tiba-tiba menyadari bahwa seharusnya dia tidak mengatakan kata-kata ini. Pada
waktu ini, seharusnya dia belum mengatakan kata-kata ini karena itu akan sudah
membuat Tatemiya marah. Tetapi dia sungguh-sungguh mengatakan hal itu yang

75
melukai jiwa Tatemiya, bagi dia, dia tidak bisa menahannya lagi lebih lama secara
mentalitas dan enggan untuk melakukannya lebih jauh lagi. Gadis bernama Itsuwa
ini pasti punya keinginan yang kukuh untuk melindungi lelaki itu, tetapi kenyataan
menentangnya jauh di dalam keinginan hatinya. Semua keinginan di hatinya
dihancurkan oleh kekuatan hebat.

Tatemiya tidak memaksakan dirinya untuk memahami perasaan Itsuwa.

Tampaknya Itsuwa sendiri yang diijinkan untuk mengerti perasaannya sendiri.

Maka, secara kontras, dia mengatakannya ke semua,

“Jadi, lelaki itu bangkit untuk menyelamatkan seorang wanita?”

Mendengar kata ini, Itsuwa membelalakkan matanya sebentar.

Seolah-olah tertebus oleh sesuatu, bahkan ketika Itsuwa tidak menunjukkan


perasaan kesakitan setelah dibanting ke tembok, dia menampakkan rasa sakit yang
tak tergambarkan pada wajahnya dikarenakan kata-kata ini.

“Penyelamat yang kau pedulikan dengan sangat memperlakukanmu seperti itu di


depanmu, sekujur tubuhnya babak belur dengan buruknya. Seperti itu di
depannya… kau tidak sedang merencanakan sesuatu? Lelaki itu sungguh
melakukan ini semua untuk gadis sepertimu? Jika iya, pengorbanan lelaki itu adalah
percuma. Hasilnya jelas. Tidakkah idiot itu melakukan sesuatu yang idiot untuk
menyelamatkan idiot lainnya? Seperti itulah ini berlangsung?”

Kepala Itsuwa terasa memanas. Tubuhnya sedang dilayangkan ke udara, kemudian


Itsuwa langsung menyeringai seperti hewan buas dan mengepalkan tinjunya, siap
untuk memukul Tatemiya. Namun sebelum tinjunya mengenai Tatemiya, Tatemiya
menyematkan Itsuwa dari tembok, turun ke lantai.

Kali ini, suara lantang akan membuat siapapun mengira ini gempa bumi.

Menaiki tubuh Itsuwa yang kesulitan bernafas, Tatemiya menatap dalam kepadanya
dan berkata,

“Dengar, jika kau tidak mengerti, maka aku akan mengajarimu.”

Dalam, dia mengatakannya dengan suara yang dalam.

Apakah itu suara Tatemiya ataukah ekspresinya, siapapun dapat melihat kemarahan
dalam hatinya.

“- Aqcua di Belakang pasti akan kembali.”

Tubuh Itsuwa tiba-tiba tersentak sejenak.

Mencoba memikirkan apa yang harus dia pikirkan, Tatemiya memastikan lagi,

76
“Bahkan jika kita tetap di sini dan mendongkol, waktunya akan semakin sempit.
Setiap detik kita buang, kesempatan akan kebahagiaan akan berkurang sederajat!!
Dapatkah kamu mengijinkan ini terjadi?? Masih ada kemungkinan, tak peduli
seberapa kecil itu, itu masih ada, tapi APAKAH KAMU AKAN MEMBIARKAN RASA
SALAH DAN MENYESALMU YANG TAK BERHARGA ITU MENGHARGAI
KESEMPATAN INI?? APAKAH KAU AKAN MEMBIARKAN LELAKI ITU DIPOTONG
LENGANNYA TANPA DIA MENGETAHUINYA SEMBARI DIBUANG?? JIKA KAU
HENDAK MELINDUNGI SENYUMANNYA, BANGUN, BERHENTI MEMIKIRKAN
TENTANG DIRIMU SENDIRI DAN MENYEBABKAN KERUSAAN TERHADAP
HIDUP ORANG LAIN!!”

Teriakan Tatemiya hampir menjadi auman.

Menghadapi Itsuwa, yang masih belum mengatakan apapun, Tatemiya melanjutkan,

“…Jika bantuanmu datang sekarang, kita akan menyelesaikan ini sekarang. Jika
Pendeta-sama mengatakan bahwa dia akan datang, kita bisa menyerahkan ‘Saint’
itu padanya. Tetapi keadaanya tidak akan berubah dengan sempurna hanya karena
kita berharap. Dengar – Aqcua si Belakang pasti akan kembali. APAKAH KAU
INGIN MERUBAH RUMAH SAKIT INI MENJADI MEDAN PERTEMPURAN??
HANYA KABUR DARI KENYATAAN YANG TAK BERGUNA INI??”

“Ta,te…miya-san.”

“BAHKAN JIKA KITA TAK MELAKUKAN APAPUN, AQCUA MASIH AKAN


KEMBALI!! BAHKAN JIKA KITA MENGIRIM PERMINTAAN UNTUK BALA
BANTUAN, GEREJA ANGLIKAN TIDAK AKAN MERUBAH STRATEGINYA DAN
MENGIRIM BALA BANTUAN, HAL BAIK SEPERTI ITU TAK AKAN TERJADI!! JADI,
KITA, SEBAGAI ORANG YANG MASIH BERGERAK, YANG MASIH BISA
MELAKUKAN SESUATU. CUMA KITA YANG BISA BERTARUNG!! LUPAKAN
TENTANG KITA YANG AKAN DIBANTAI HABIS, JIKA KITA TAK LAKUKAN
SESUATU SIAPA YANG AKAN MELINDUNGI LELAKI YANG MASIH MATI RASA
DAN TERTIDUR ITU?? TIDAKKAH KAU MENGERTI SEMUA INI!!!!?????????”

Tangan Tatemiya, sambil memegang kerah baju Itsuwa, mengeluarkan suara kecil
karena menggenggamnya terlalu erat.

Sebenarnya, kekuatan yang dikeluarkan tangannya hampir cukup untuk


menghancurkan tangannya. Juga, Itsuwa juga tahu bahwa dia bukanlah satu-
satunya orang yang marah dan malu karena ketidakmampuannya melindungi
Kamijou dengan baik, tetapi kenyataannya semua telah dikalahkan dengan begitu
mudahnya.

Namun demikian, mereka berkata bahwa akan bangkit lagi.

Bahkan setelah mereka tahu rasanya kalah seperti anjing, mereka tidak akan lanjut
untuk depresi seperti ini, tapi akan bangkit lagi.

Demi tujuan melindungi seseorang yang berharga.

77
Jika begitu,

“(Aku…ingin….)”

“Kau ingin meminta ma’af pada lelaki itu?”

Tatemiya berkata sambil menatap mata Itsuwa.

“Jadi apakah kau ingin membiarkan ‘lelaki yang paling ingin kau lindungi’, yang telah
terkalahkan seperti itu, untuk berdiri menghadap sinar matahari lagi?”

Itsuwa menganggukkan kepalanya sedikit.

Walaupun dia terlihat ingin mengatakan sesuatu, adalah sukar baginya untuk
mengeluarkan kata-katanya karena dia sedang menangis.

“…Maka tunjukkan padaku suatu perlawanan. Buktikan padaku kau adalah gadis
terbaik, biarkan dia merasakan suatu keistimewaan karena telah membahayakan
nyawanya demimu. Kau mungkin ingin meminta ma’af dan melihat senyumnya lagi,
tapi jika dia mati, bukankah ini semua percuma? Jika kau tidak ingin menyesalinya,
kau harus bertarung bersama kami.”

Tatemiya melepaskan cengkramannya pada kerah baju Itsuwa dan perlahan


bangun.

Melihat sekitar, dia kelihatan memastikan sesuatu sembari berkata,

“…Diantara kalian semua, adakah yang hendak mengatakan tidak setuju dengan
Itsuwa?”

Suara Tatemiya menggema seakan memecahkan atmofsir bersalah dan lemah ini.

“Jika ada, aku akan membuat orang tersebut sadar.”

Tak seorangpun menjawab.

Tapi semuanya telah membuat realisasinya masing-masing.

Tidak karena rasa bersalah dan kelelahan mereka hilang, tetapi lebih karena,
kehausan akan bertarung telah menanggulangi semuanya.

Tatemiya melihat lagi sekelompok orang yang berjumlah hampir 50 jiwa ini, yang
berdiri di koridor redup ini, dan berkata,

“Jika tak ada seorangpun, bagus, kita hanya perlu untuk bertarung.”

Tak ada satupun anggota Amakusa yang melihat kebelakang.

Meninggalkan lelaki dan suster di ruang pusat perawatan, Amakusa akan kembali ke
tempat asalnya – medan pertempuran – untuk melawan musuh kuat tersebut.

78
“Sungguh, orang yang ingin kita lindungi berada di depan kita, tetapi masih belum
ada yang berhasil menjangkau dan menyelamatkannya. Bagaimana dapat kita
membiarkan ini terjadi padanya?”

Hanya satu hal yang harus dilakukan.

Berikan serangan balik yang tegas terhadap si musuh dan lindungi nyawa lelaki itu,
itu saja.

Part 2

Di kegelapan malam, Aqcua si Belakang sendiri, berdiri di sana tanpa suara.

Ini adalah taman alam yang berlokasi di pojok tingkat ke tiga District 22. Alasan di
berada di sana adalah simpel, walaupun itu sedikit, dia ingin menjauh dari
pengembangan tanaman android dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
merajalela. Namun dia harusnya sudah menyadari bahwa semua hutan
memproduksi air ilmiah dan teknologi pengolahan. Walaupun itu terlalu telat.

(Ngomong – ngomong, apakah semua ruang bawah tanah ini dibuat untuk manusia,
huh?)

Melihat keatas, dia dapat melihat langit berbintang, tapi itu semua hanyalah gambar
yang dibuat dari planetarium dan layar. Siapapun yang mengerti sihir walaupun
sedikit akan menyadarinya bagaimana itu menyimpang dari bagaimana itu
sebenarnya bekerja.

Tampaknya tidak banyak uang yang dihabiskan untuk biaya pemeliharaannya,


sembari cahaya lampu jalanan menyebar menyinari jalanan, mengeluarkan cahaya
kotak kecil.

Aqcua sedang memegang telepon biasa.

Dia sedang berbicara kepada Paus, namun, teleponnya tidak dinyalakan. Dia
menciptakan sinyal pada ujung antenanya dengan sihir.

(Masih ada kemungkinan kecil ini disadap. Disamping itu, bala bantuan Gereja
Anglikan Inggris itu, Amakusa masih di sini.)

Bahkan jika dia mengatakan ini, lebih baik dari menggunakan telpon dengan
teknologi ilmiah di tengah Academy City, kubu utama dari pihak ilmu pengetahuan.

“Ngomong – ngomong, ini bukan tentang membunuh targetnya, tapi mendapatkan


tangan kanannya? Aku mendengarnya dari Vento sebelum ‘Kursi Kanan Tuhan’
tidak akan mengganti tujuannya.”

79
“”Itu adalah masalah pribadi dari karakter seorang Vento. Faktanya, kita akan
menggantinya tergantung bagaimana perkemabangan situasi…tetapi Terra keluar
dari tujuan awal.””

Walaupun Aqcua membunuh rekannya dengan berdarah dingin dan mengirim


mayatnya ke pihak lawan, dia tidak merasakan rasa bersalah dan menyesal sedikit
pun.

“Pada dasarnya, apa yang spesial dari bocah ini adalah terkumpul pada tangan
kanannya, semua ancaman akan lepas bila kita mengambilnya. Kita sedang
merepotkan seorang anak remaja. Sungguh, kita bukanlah organisasi yang riang
gembira.”

“”Bagiku, apa yang sedang kau lakukan sekarang adalah metode yang lebih baik.””

Seseorang yang dapat merasakan bahwa sang Paus sedang tersenyum pada ujung
lain telpon.

“”Aku benar-benar sudah mengatakannya pada Vento sebelumnya, namun….jika dia


sungguh berniat menentang Tuhan, kita harus membunuhnya. Namun, aku benar-
benar mendengar bahwa lelaki itu tidak akrab dengan Tuhan, jadi aku sungguh
melawan untuk membunuhnya karena ini semua…tapi Vento mengabaikan
pandanganku.”

“…Aku tidak tahu apa yang kau harapkan dariku, tapi aku bukanlah seorang yang
baik ataupun dermawan.”

Aura Aqcua entah kenapa berubah datar.

“Jika itu berubah menjadi keadaan dimana aku harus membunuhnya, aku masih
akan melakukannya. Sekarang ini, saat itu belum datang, dan sekali saat itu datang,
aku akan membunuhnya, itu saja. Diantara semua pilihan dan saat, ada
kemungkinan dimana aku tidak akan perlu untuk membunuhnya, selamanya, itulah
situasinya sekarang.”

Tidak ada rasa kepura-puraan yang palsu pada nada bicaranya.

Pada wewenang grup tertinggi di dunia ini, hanya ada 4 anggota, seseorang yang
secara langsung membunuh rekannya, Terra si Kiri, tanpa ada rasa belas kasihan
adalah Aqcua si Belakang.

Jika ancaman musuh menghilang dengan ‘tangan kanannya’, semua ini akan
berakhir.

Jika itu tidak bekerja, atau dia menolak memberikan ‘tangan kanannya’ – apa yang
terjadi berikutnya adalah sangat simpel.

Bunuh dia.

80
Tidak ada lagi yang harus dikatakan Aqcua akan mengembalikan semuanya ke
debu.

Dia punya kekuatan dan ketetapan hati.

Aqcua si Belakang menyadari ini dengan jelas, dan ekspresinya tidak berubah sama
sekali.

“”Ini benar-benar situasi penuh tipu daya.””

Sang Paus mengatakan dengan tiba-tiba.

“”Kursi Kanan Tuhan diatur sebagai ‘alat negosiasi’ dari sang Paus untuk memasuki
basis musuh, sang Paus masih bisa melihat ini semua dari Vatikan.””

Dalam Kristen, hanya ada satu Tuhan.

Semua keajaiban adalah ditata untuk satu dan hanya satu Tuhan, maka tiada
siapapun yang akan menentang zat yang disebut Tuhan ini. Normalnya, semuanya
harus hidup dalam kegembiraan bersama, dan tiada lagi yang hidup dalam misteri.
Namun, kenyataannya sangat berbeda.

Adalah jelas ketika seseorang melihat kedalam sejarah kemanusiaan : kesalahan


dari Perang Salib, wabah yang merajalela, pelebaran Kekaisaran Ustmaniyah. Ini
bukanlah masalah tentang kesenangan pribadi lagi; kejadian ini telah menyebabkan
hampir seluruh benua Eropa dimusnahkan.

Dan Paus tak cukup untuk menangani semua ini.

Sebenarnya, bagi orang Kristen yang menandakan bahwa ‘Tuhan adalah absolut’,
bagi Paus, yang mewakili semua ini, untuk menemukan seseorang yang berbicara
tentang ini, adalah tanda-tanda kemalangan.

Maka, Kursi Kanan Tuhan lahir.

Ada kalanya, mereka punya kekuatan dan pengetahuan yang bahkan sang Paus
harus bergantung padanya, mereka bisa dipertimbangkan sebagai keberadaan
khusus dalam piramida komunitas orang Kristen.

Mereka berbeda dari Cardinal, sang administrator, si pengatur strategi dan lain-lain.
Pada dasarnya, mereka ‘yang tidak eksis dalam piramida dari awal’ akan hanya
memberikan nasehat dari balik layar.

Jumlah anggota selalu ditandakan dengan angka 4, mewakilkan 4 Malaikat Tertinggi


yang adalah malaikat terpenting dari malaikat-malaikat lainnya. Mirip ini, anggota
Kursi Kanan Tuhan dapat diubah dan gantikan secara internal untuk membiarkannya
tetap hidup.

81
Tetapi bahkan dengan keadaan yang unik ini, ada kalanya sang Paus akan
bergantung ‘diskusi rahasia’ ini terlalu sering, menyebabkan Kursi Kanan Tuhan
untuk mengambil peran dari Gereja Katolik Roma.

Mengeni ini, Aqcua berpikir sejenak.

Namun, dia tidak mengatakan sesuatu yang spesifik.

“Maka lain kali aku menghubungimu, ini semua akan berakhir. Apakah targetnya
masih hidup ataukah tidak, aku akan menceritakanmu nanti.”

Pada saat itu, suara keras menutupi suara Aqcua.

Alasannya adalah karena udara.

Sesuatu berkelebat dalam kegelapan. Itu kecil, cahaya remang-remang yang orang
biasa tidak dapat enyahkan. Aqcua merasakan bahaya dibalik ini semua, melipat
ponselnya dengan bahunya, dan melompat dengan mudahnya.

Udara membentuk tornado besar, dan tempat dimana Aqcua tadi berdiri terkoyak
dengan mudah.

Melihat fenomena aneh ini, Aqcua akhirnya membuat suatu hipotesis.

(…Menyebarkan beberapa pertikel aneh ke udara dan kemudian menghamburkan


apa yang ada di dalamnya, huh…)

Bagi orang yang familiar dengan ilmu pengetahuan, mereka akan berpikir ini adalah
logam pemantul berukuran nano yang dikode dengan nama ‘mimosa’. Tidak perlu
ada tenaga sirkuit, sebuah frekuensi spesifik digunakan untuk berinteraksi dengan
partikel yang sangat kecil. Teori di balik ini adalah seperti remot kontrol tanpa kabel,
itu bisa membedakan antara partikel sel hewan dan tumbuhan satu per satu.

Aqcua waspada terhadap tangan magis yang tidak bisa dia bedakan. Kali ini, layar
planetarium buatan raksasa berubah dengan tidak normalnya, mengeluarkan seperti
bunyi lebah dan mengidikasikan tanda bahaya pada layar.

“”Kode keamanan level 3 mengenai hilangnya udara. Semua penduduk dievakuasi


ke bangunan yang ditunjuk. Semua keluarga harap memasang botol oksigen. Aku
mengulangi, kode keamanan level 3 mengenai hilangnya udara.””

“Aku paham.”

Aqcua memberikan senyuman menantang.

“Tampaknya lawan telah meyebarkan microbits penyerang untuk memaksaku tidak


bisa melarikan diri.”

“”Ini benar-benar buruk.””

82
“Kau juga berpikiran begitu?”

Aqcua bersuara seakan dia menceritakan sesuatu. Semua embun di udara adalah
temannya. Dengan embun ini, dia dengan kasarnya mempunyai waktu yang cukup
untuk memahami pergerakan ‘mimosa’ dan memprediksinya.

Di sebelah sana, ada semak-semak yang mengeluarkan suara garing dan merobek-
robek. Melihat ke dalam, seseorang dapat melihat ada sebuah kendaraan berperisai
bergerak diantara pepohonan, perisainya memantulkan cahaya bulan. Lebih jauh
sedikit, seseorang bisa mendengar suara mekanis. Aliran gas dan listrik, beberapa
kendaraan berperisai perkotaan kelihatannya telah berkembang.

Bahkan senyuman Aqcua menghilang.

“Jadi mereka di sini untuk mengecek kemampuan bertarung? Maka mari tunjukkan
mereka bagaimana tentara bayaran bertempur.”

“”Mohon untuk tidak membunuh seorang pun.””

“Aku tidak yakin, tapi terlihat sepertinya mereka tidak punya norma. Aku tidak bisa
melihat sesuatu yang seperti manusia di sana, jadi mereka diatur untuk membunuh
semuanya di sini.”

Pada saat ini, ledakan baru dapat didengar.

Aqcua menarik tongkat logam sepanjang 5 meter dari bayangannya.

“Namun, benda-benda Academy City ini sungguh baik.”

Dia dengan mudahnya mengistirahatkan logam berat itu di pundaknya dan berkata,

“Adalah baik untuk mereka menciptakan medan pertempuran tanpa pertumpahan


darah, aku sangat bersyukur untuk itu. Cara yang baik untuk menghabiskan waktu.”

Seolah-olah merespon ucapannya, musuh mulai melakukan aksinya.

Di pojok taman, sejumlah bayangan mengepungnya.

Sejumlah peluru ditembakkan ke arahnya.

‘Mimosa’ yang tidak bisa diidentifikasi oleh mata telanjang pun juga datang
menyerang.

Tapi benda seperti ini tidak akan mengalahkan Aqcua.

Dia menghindari pelurunya dan meledakkan ‘mimosa’. Bahkan peluru yang


berkekuatan ‘mimosa’ yang disimpangkan dari lintasan tembak normalnya sudah
diprediksi oleh Aqcua dan dengan mudah dibalas.

83
“(Aku tidak yakin bagaimana kerja pihak ilmu pengetahuan, tetapi tampaknya ada
seseorang yang mengendalikannya dari kejauhan.)”

Aqcua menerobos barikade. Tongkat logam seperti tombak dengan panjang 5 meter
dia pegang dan tusukkan pada sisi kendaraan berperisai. Kemudian mengabaikan
berat dari kendaraaan tersebut, Aqcua mengayunkan tongkat logamnya,
menyebabkan kendaraan ini bahkan hancur dan meledak. Ini menyebabkan
pergerakan ‘mimosa’ menjadi terbatasi. Mungkin beberapa sihir khusus digunakan
diantara api yang berkobar, Aqcua berjalan melaluinya seakan-akan hanya berjalan-
jalan.

“(Maka aku akan hanya harus merobek si mobil berperisai itu, memeriksa dalamnya
dan mengonfirmasi mereka satu per satu.)”

Kursi Kanan Tuhan , Aqcua si Belakang memulai aksinya.

Suara ledakan dan penghancuran menggema melintasi tempat itu.

Part 3

Ada 9 jam perbedaan antara Jepang dan Inggris.

Sekarang ini, seharusnya sedang tengah malam di Jepang, tapi maghrib di Inggris.
Berdasarkan latitude, bahkan matahari terbenam di Inggris lebih cepat, jadi langit di
sana sedikit berwarna violet.

Akademi Kesenian Kerajaan.

Sebuah museum terkemuka dan paling top di Inggris. Tempat ini adalah tempat
untuk mngembangkan generasi berikutnya dari artis, mengadakan aktivitas yang
mirip dengan sekolah seni. Dan sekarang, seseorang bisa mendengarkan suara
seorang pengajar mengajar.

Berdiri pada panggung yang bercahaya adalah Sherry Cromwell.

“Maka, hari ini aku akan mendiskusikan tentang ilmu tentang asal-usul lambang.”

Dia memiliki rambut keriting pirang godiva mirip seekor singa dan kulit kecoklatan.
Pakaiannya adalah Gothic Lolita hitam yang tergores dan tersobek-sobek dimana-
mana. Sebagai pemahat patung terkenal, dia tahu untuk mengapresiasikan hasil
karyanya sendiri…atau itulah yang murid katakan tentang dia.

“Lambangnya mirip dengan kepala keluarga, mereka bukanlah benda yang disebut-
sebut yang tak eksis di dunia nyata…yaaa, bukannya lambang itu tidak eksis, tetapi
kita hanya akan mengabaikannya sekarang.”

Suara tertawaan bisa terdengar dari keramaian siswa.

84
Kelihatannya mereka hanya memperlakukannya sebagai sejenis lawakan, tetapi
penyihir Sherry tidak mempedulikannya sembari melanjutkan.

“Jika kita hendak membicarakan tentang lambang, berbicara dengan normal,


mereka dibuat dari berbagai bagian yang berbeda. Namun, hari ini, aku akan
membicarakan tentang lambang yang bertipe perisai.”

Sherry mengatakannya dengan perilaku yang menunjukkan kebosanan.

“Kalian yang hanya tahu tentang melukis di kanvas mungkin menemui ini sebagai
sesuatu yang penting, tapi pengetahuan ini mungkin menolongmu ketika kau
menciptakan sesuatu yang khusus dan signifikan. Tentu saja, aku mengerti kalau
kalian putus asa, maka cukup dengarkan apa yang akan ku lakukan.”

Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu.

Sherry, yang menempatkan lambang berbentuk perisai di podium, terlihat terkejut


sembari menatap pintu.

Bahkan tanpa membuat sedikit kebisingan, seseorang yang membukakan sedikit


pintunya adalah pegawai dari museum seni ini. Dia adalah pegawai muda yang baru
mulai bekerja tahun lalu, dan dia menundukkan sedikit kepalanya dan berkata
dengan perilaku yang sedikit bersalah.

“Yaaa…Seseorang dari perpustakaan Inggris sedang mencarimu.”

“Sungguh?”

Sherry membuat balasan yang layak. Kemudian dia mengetuk sisi dari lambangnya
dengan jari telunjuknya dan berpikir.

“Maka, jika kalian mengijinkanku keluar. Semua dimohon belajar sendiri-sendiri.”

Sherry menggunakan nada bicara yang acuh tak acuh untuk menginstruksi siswa,
kemudian memalingkan kepalanya dan berjalan keluar kelas.

Setelah tiba di koridor, si pegawai mungil ini melihat Sherry dengan malu-malu.

“Aku sungguh minta ma’af akan hal tadi.”

“Tak masalah, sejumlah siswa memang suka belajar sendiri. Menciptakan sesuatu
tak bisa selesai dengan hanya mengajar, dan orang yang suka belajar sendiri tak
memiliki bakat seperti itu dari awal.”

“Ha, haha..”

Si pegawai tertawa dengan ambigu. Dengan nada tidak sabaran, Sherry bertanya,

“Jadi, bagaimana bisa orang ini mengontakku?”

85
“Mm, melalui telepon. Mohon terima telponnya di kantor.”

Dengan diarahkan si pegawai, Sherry tiba di ruang kecil. Telepon di meja bisnis
memberikan sinar berkedip melalui tombolnya.

“Inikah telponnya?”

“Karena itu berasal dari perpustakaan Inggris…seharusnya memiliki sesuatu yang


berhubungan dengan seni.”

“Aku paham.”

Sherry sering mendapat ‘panggilan’ dari tempat seperti Musium Inggris dan Katredal
St.George, dan orang-orang di sekitarnya kelihatannya merasa mereka sedang
mencari Sherry untuk mengerjakan beberapa pekerjaan seni seperti identifikasi dan
restorasi.

Si pegawai mengangguk ke Sherry sebelum akhirnya kembali ke tempatnya. Setelah


melihat dia pergi, Sherry menerima telponnya dengan pandangan tak sabaran.

Suara dari ujung telpon adalah suara milik wanita yang terdengar malas-malasan.

“”Ara, ara. Apakah ini nona Sherry?”

“…Oh, ini kau, Orsola. Sungguh, tidak dapatkah kau menemukan nasehat orang lain
yang lebih ahli?”

Berbeda dengan Sherry yang mendongkol, wanita yang bernama Orsola ini
tersenyum tanpa canggung.

“”Yaaaa, pembuangan sampah besar terjadi pada hari Senin dan Jum’at.””

“Aku tahu, aku tahu. Adalah percuma berbicara padamu mengenai semua ini, maka
cepatlah dan langsung ke pokok permasalahannya.”

Belakangan ini, Sherry telah menguasai cara untuk mengatasi Orsola, jadi dia
berlanjut untuk bicara dengan normalnya.

Orsola berkata kemudian,

“”Dari rekaman tersisa dari Perpustakaan Inggris, mengenai kejadian sihir di masa
lampau, mengenai Kursi Kanan Tuhan….kami benar-benar sudah memeriksa Aqcua
si Belakang, tapi….””

“Aku sudah dengar hal seperti itu sebelum aku pergi bekerja. Jadi, apa hasilnya?”

“”Kesaksian dari peristiwa tanggal 30 September mengindikasikan bahwa sebelum


dia menggunakan nama Aqcua, dia sepertinya telah bekerja secara permanen di
Inggris, seperti yang tertera pada beberapa laporan saksi mata.””

86
“Aku sudah dengar itu selama istirahat makan siang.”

“”Dan beberapa dari mereka memberikan kesaksian bahwa ‘dia’ adalah seorang
‘kesatria’ dari Inggris..”

“Ah?”

Alis Sherry dengan segera membengkok karena terkejut.

(Sebagai Katolik Roma, Aqcua si Belakang ini sebenarnya adalah kesatria


Inggris…?)

Pada Inggris moderen, gelar ‘kesatria’ hanyalah penghargaan peringatan pada


kenyataannya. Latar belakang mereka tidaklah penting, siapapun yang membuat
kotribusi besar untuk Inggris dapat menerima gelar ini dari Sang Ratu. Namun, gelar
ini tidak bisa diturunkan ke anak cucu atau keturunannya. Untuk meletakkan adab
yang berterus terang ini, seperti penghargaan warga sipil yang besar.

Namun, ada perbedaannya. Pada sisi gelap Inggris, masihlah ada sejumlah besar
grup yang dikenal dengan ‘Kesatria Inggris’. Mereka akan menghunuskan pedang
tajamnya untuk Keluarga Kebangsaan dan keluarganya, dan siapapun yang
mengancam ini akan dilihat sebagai musuh. Mereka akan mengorbankan hidupnya
untuk menghabisi dan – seperti samurai di Timur – kesatria-kesatria ini mungkin
menghilang ke sungai masa lalunya dengan datangnya senjata api.

“…Dan sekarang ini, orang ini sedang beraksi untuk kepentingan sekte lainnya yang
sebenarnya adalah Kesatria Inggris asing. Jika itu benar, ini mungkin akan menjadi
masalah. Academy City mungkin akan datang untuk menanyakan peran Gereja
Anglikan karena keterlibatan Aqcua si Belakang.”

“”Tetapi dari catatan Kesatria di Istana Buckingham, tak ada seseorang pun yang
seperti karakteristik Aqcua.””

“Mungkin informasinya salah.”

Sepertinya, dia adalah tentara bayaran yang cakap dalam sihir dan mendapat
kesalahan…harusnya kasusnya seperti itu.

Tetapi Orsola lantas frustasi dan mengeluarkan suara “Uuummmm…”.

“”Benar bahwa tak ada nama seperti itu di daftar nama, tapi…””

“Ah?”

“”Untuk seseorang yang dinominasikan menjasi kesatria, harus ada beberapa


lambang perisai yang menyimbolkan latar belakang keluarganya, kan? Aku
memeriksa pabrikan lambang di daerah pinggiran London, dan tampaknya ada
orderan tak dikenal untuk lambang perisai dari orang tak dikenal….dan orderan ini
tampaknya dibatalkan setelah jadi setengahnya.””

87
“…Aku paham…”

Mulut Sherry melenting.

“Pola dari lambangnya harus menggambarkan latar belakang orangnya, sejarah


keluarga dan identitas dipahat padanya sebagai tanda. Jika kita mengecek ini, kita
bisa menginvestigasi identitas sebenarnya dari ‘Kesatria yang tidak eksis di catatan’
ini.”

“”Jadi hanya gambar dari polanya, kan….Aku menduga. Kita akan benda yang
disebut ‘FAX’ itu untuk dikirimkan ke kamu seperti aku memesan benda itu terakhir
kali.””

Sherry menengok ke mesin fax, dan pada waktu itu, seberkas kertas keluar dari
mesin itu. Pegawai cewek muda yang memanggilnya tadi dengan segera bergerak
menuju mesin fax.

Sherry menerima tumpukan lebih dari 10 lembar kertas dari si pegawai dan
menyebarkannya di meja, menggunakan jari telunjuknya untuk menganalisis
polanya dan melihat bagaimana tafsiran pola tersebut. Tidak mengatakan itu
sebagai karya seni, benda yang ada di depannya malahan mirip blueprint dari
sebuah mesin. Kertas hitam dan putih itu mempunyai segala jenis informasi seperti
material dan warna yang tertera padanya. Mungkin ini membuat kertas tersebut
terasa lebih dari sekedar blueprint.

“Ada dua warna inti, biru sebagai dasar dan hijau sebagai dekorasinya. Hewan yang
digunakan….seekor naga dan unicorn, dan wanita di sini adalah Selkie (hantu
perempuan yang dirumorkan yang berbasis di Inggris)…kan? Perisa ini dibagi
menjadi 4 bagian, dan ada 3 animal padanya, ini berarti…”

“”Adakah hal lain yang kau ketahui?””

“Aku hanya mengetahui beberapa hal dasarnya.”

Setelah melihat gambarnya sebentar, Sherry menghela nafas seolah-olah


menyerah.

“Aku tidak tahu secara spesifik, tetapi sepertinya pemilik dari lambang ini suka
bercanda dengan orang lain.”

“Ha?”

“Naga, unicorn dan Selkie. Suatu hal umum dibalik tiga gambar ini adalah ‘mereka
tidak eksis di dunia nyata’. Terlebih lagi, warna yang digunakan lambang ini juga
aneh. Warna dasarnya adalah biru. Ini menolak logika umum…ini begitu eksplisit
bahwa siapapun tidak memiliki pilihan kecuali tertawa padanya. Tampaknya orang
ini tidak bahagia setelah dipilih menjadi ‘Kesatria’”.

Jari Sherry seperti jarum gramopon, sembari dia mengetuk gambarnya dan
mentransfer rekamannya ke kertas lain dengan bahasa yang bisa dimengerti.

88
“Sepertinya, dia dengan hangatnya diundang oleh ‘Keluarga Kerajaan’, tetapi ingin
menolaknya dan tidak berhasil, maka dia menerima ini dengan enggan. Jika
demikian….orang ini harusnya telah menjadi petarung aktif sebagai seorang biasa
sebelum menjadi ‘Kesatria’. Dan ini semua menguntungkan Inggris…dia adalah
tentara bayaran sekaligus ditetapkan sebagai ‘Kesatria’, ini menunjukkan dia
hanyalah orang yang terbiasa dengan medan pertempuran yang kotor dan berdarah.
Seorang musuh tanpa kesalahan bahwa pada masa lalunya, tidak ada yang lebih
sukar dari mengatasi orang macam ini.”

Sebagai konfirmasi, Sherry mengecek tanggal yang dipesan Orsola. Sepertinya ini
terjadi 10 tahun yang lalu.

Barang yang begitu lamanya yang dibatalkan dan diawetkan dengan baik oleh
pabrik, ini menunjukkan Aqcua sangat begitu respek ketika dia bekerja untuk Inggris.

“”Demikian juga, bagi siapa yang berkontribusi melalui sihir, siapapun yang diberi
gelar ‘Kesatria’ dibawah kategori ini harusnya seorang Inggris, jadi bagaimana jika
aku memeriksa kegiatan tentara bayaran di Inggris?””

“Jadi demikian.”

Sherry menggunakan jari telunjuknya untuk mengetuk-ngetuk gambar hewan.

“Seekor naga, unicorn dan Selkie. Ini semua muncul di legenda Inggris, tetapi itu
tidak serta merta berarti Inggris, tetapi lebih ke Inggris Raya yang termasuk 4 area
Inggris yaitu Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia.”

“”…? Bukankah seharusnya unicorn berasal dari mitologi Yunani?””

“Ada legenda bahwa Ratu Elizabeth Pertama menerima tanduk unicorn.”

Sebenarnya, itu hanya tulang hewan biasa, Sherry bergumam.

“Bagaimanapun, dia lahir di Inggris, dan sekaligus tentara bayaran yang


berkontribusi besar bagi Inggris… sekelompok dari serigala kesepian tentara
bayaran yang tidak tergabung pada satu perkumpulan sihir dan tampaknya ‘yang
utama dinominasikan sebagai Kesatria’ adalah mencurigakan di sini. Dan bahkan
bila dia diminta untuk melakukan sesuatu, dia tak bisa sepenuhnya menolaknya, jadi
ini menunjukkan dia punya beberapa koneksi dengan ‘Keluarga Kerajaan’. Periksa
setiap detail terperinci dari orang ini.”

Part 4

Dengan dipimpin Tatemiya Seiji, kekuatan 50 orang inti Amakusa, mereka sekarang
berada di lembah District 22. Setelah itu, Tatemiya, yang sedang mendengarkan
telpon yang sedang dia genggam, mengatakan kepada anak buahnya.

89
“Kelihatannya Aqcua si Belakang sedang melawan pasukan mobil bersenjata buatan
Academi City di taman alam pada lantai ketiga.”

Pada saat ini, semuanya menghadirkan rasa canggung.

Level ketiga dimana Kamijou dan Itsuwa diserang.

Tak perlu menyebutkan siapa pemenangnya. Monster yang bernama Aqcua si


Belakang ini tak akan bisa dikalahkan bahkan dengan sekumpulan besar mesin,
semua tahu itu.

Ushibuka, yang berada di dekat Tatemiya, memandangnya dan mengatakan,

“,,,,Haruskah kita pergi?”

“Tidak.”

Tatemiya menutup telponnya dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

“Bahkan jika kita pergi sekarang, hasilnya sudah sangat jelas. Sekarang, kita hanya
bisa menunggu mata-mata dari Gereja Anglikan, bersiap, datang dengan strategi
perang terbaik dan mengantarkan pertarungan terbaik kita pada waktu yang
tepat….setelah ini, ini akan menjadi suatu pertarungan yang menentukan. Kita harus
bertarung dengan segala yang kita punya.”

Aqcua si Belakang telah berhasil mengalahkan semua anggota Amakusa sekaligus


penyelamat mereka, Kamijou Touma. Namun bahkan jika mereka benar-benar tahu
dimana dia sekarang, mereka hanya bisa menahannya. Hati Tatemiya sekarang
kemungkinan membara dan mengamuk, tapi dia memilih untuk menahan
kesempatan ini untuk kemenangan sembari dia mengatakan “Cukup tunggu.”.

“Ini bukanlah waktu yang tepat. Bagi kita yang menyiapkan rencana bertarung
terbaik kita, kita hanya bisa bergantung pada Nona Orsola, sebagai penyusun
semua informasi, tidaklah masalah jika mereka sedikit telat. Jadi apa yang kita
tunggu sekarang adalah simpel – persiapan rencana terbaik kita.”

Tatemiya melihat ke sekitarnya.

Anggota Amakusa menyebar kemana-mana dengan dipersenjatai dengan senjata


seperti pedang dan tombak.

Normalnya, mereka akan mengorbankan ketajaman senjatanya dengan mudah


dengan membawa senjata-senjata ini secara rahasia. Namun, sekarang bukanlah
saatnya untuk mengkhawatirkan hal ini, sehingga mereka ‘memperkuat’ senjatanya.

“…Mohon tunggu dalam 3 jam lagi.”

Pada saat ini, suara bisa terdengar.

90
Tatemiya menengok ke sumber suaranya, dan di sana ada Itsuwa yang sedang
memodifikasi sabuknya seperti penambatan. Dia sedang duduk di lantai dan
memeperkuat tombaknya – atau lebih tepatnya – modifikasi penuh.

Tombaknya dipasangi banyak batang yang pendek, sehingga tak peduli betapa
kuatnya itu, kekuatannya akan selalu lebih lemah. Dia menggunakan beberapa
semprotan warna untuk menyemprot seluruh tombak melapisinya dengan kulit
damar, dan sekarang ini, dia sedang menggunakan ampelas untuk memoles
permukaan pegangannya.

“Aku haru mengatur bentuknya sampai ini terasa tegak, dan aku juga memerlukan
sedikit waktu untuk menajamkan mata pisaunya sehingga ini dapat menusuk
monster sampai tembus…tetapi serahkan itu padaku. Semenjak aku diserang
langsung oleh pria itu, aku tahu pria macam apa dia…”

Melanjutkan menggunakan ampelasnya untuk menggosok dan mengatur eksterior


dari tombaknya. Setelah permukaan kulit damar rata, dia memasang lembaran lain
dan menyemprotnya dengan semprotan warna, berlanjut seperti itu puluhan kali,
bahkan ratusan kali.

Seseorang dapat mendengarkan hawa membunuh di hatinya senada dengan suara


kulit damar yang digosok oleh ampelas terdengar. Ini menyebabkan Tatemiya
kembali gemetaran sedikit, ini seperti nenek tua kanibal yang mengasah pisaunya di
tengah malam. Sekali ide terpompa keluar pikirannya, Tatemiya berpikir : tidak, tidak
baik. Apakah aku sudah keterlaluan?

Tampaknya Ushibuka juga berpikir, sembari dia mendekat ke arah Tatemiya dan
berbisik ke telinganya.

“(…Apa yang harus dia lakukan sekarang! Ini terasa seperti menuangkan minyak ke
Itsuwa! Ini hampir pada seperti api pada tambang lepas minyak!)”

“(….Ah, gak mungkin! Tetapi kau lihat, dia syok ketika di rumah sakit, jadi akulah
yang melakukannya! Sebetulnya aku hanya ingin memotivasi dirinya!)”

“(…DASAR KAU IDIOT!! Kau tidak mempertimbangkan efeknya dan membuatnya


membara seperti ini?? Tidakkah kau tahu bagaimana kita akan ditakuti gadis pecinta
di masa depan??)”

“(….EH EH?? PERTANGGUNGJAWABANKU?? LALU APA YANG AKAN KAU


LAKUKAN??)”

“Tatemiya-san dan Ushibuka-san.”

Tiba-tiba dipanggil oleh Itsuwa, kedua orang ini terpaku di tempat karena ketakutan.

“Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja – jadi bisakah kau mengijinkanku untuk
fokus, kumohon?”

Ekspresi kosong bercampur dengan nada bicara yang sangat datar.

91
Setelah mengatakan ini, Itsuwa melanjutkan menggunakan ampelasnya untuk
memoles tombak di tangannya untuk menjadikan tombaknya lebih nyaman di
tangannya, tidak menyusahkan untuk dipakai, tajam dan mematikan. Bentuk dari
tombaknya perlahan jadi.

“(WWWAAAAAAAAAAAAHHH!!)” Melihat Tatemiya dan Ushibuka gemetaran,


semua rekannya menghela napas dengan tanpa daya.

Itsuwa terlihat begitu kasar hari ini, jadi Tatemiya dan yang lainnya hanya dapat
melemparkan penguatan mantra pada bajunya dan meyakinkan semua telah
menuliskan peta medan pertempuran di buku catatannya masing-masing dan
kemudian mengingatnya.

Sembari mereka mengerjakan ini, Tatemiya dan Ushibuka terasa seperti sedang
mendoakan keselamatan Aqcua si Belakang, walaupun dia tidak di sini.

Kami tahu kalian punya alasannya masing – masing, tetapi Itsuwa kami yang telah
berubah menjadi mode pembunuh, jadi mohon lindungi dirimu dengan baik.

“(…Kami tidak bisa, tidak bisa menghadapi Itsuwa yang marah seperti ini dengan
kepala tegak.)”

“(….Yeah, yeah, aku merasakan hal yang sama.)”

Pada saat ini, telpon Tatemiya Seiji berdering.

“”Ara ara, apakah ini Tatemiya Seiji-san?””

“Wah, Nona Orsola!! Suaramu sungguh menyembuhkanku!!”

Terlihat seperti Tatemiya mendapat pukulan begitu buruk di hatinya yang terdalam,
sampai-sampai terlihat dia hampir menangis.

Tetapi tampaknya, orang di ujung telpon tidak mengerti keadaannya.

“”Yaaa, mohon ma’af. Tampaknya aku menelpon orang yang salah. Maka aku
akan….””

“KUMOHON JANGAN TUTUP TELPONNYA!! JIKA KAU TUTUP TELPONNYA,


TEMPAT INI AKAN MENJADI TEGANG LAGI!!”

Setelah akhirnya menggenggam harapannya, Tatemiya memperhatikan Orsola.


Demi tujuan untuk mengijinkan semua mendengar percakapannya, dia mengaktifkan
telponnya ke mode load speaker dan menunggu Orsola melanjutkannya.

“”Aku akan menceritakan kepadamu informasi terakhir mengenai Aqcua sekarang.””

Orsola yang dungu dan egosentris ini sedang melaporkan dengan nada bicara yang
serius.

92
93
“”Kami menemukan nama asli dari Aqcua si Belakang. Namanya adalah William
Orville, seorang penyihir bayaran yang lahir di Inggris, dan dia tidak memiliki suatu
perkumpulan pun. Tentu saja, ketika di dilahirkan, dia bukanlah Katolik Roma, dan
ada catatan yang mengindikasikan dia pernah dibaptis di Gereja Anglikan ketika dia
masih muda. Sebagai prajurit bayaran, dia adalah seorang yang suka bekerja
sendirian, dan kelihatannya keahliannya adalah mengalahkan markas musuh.””

Masuk akal juga jika melihat keahliannya di bidang ini.

Ini tidak berarti keahliannya hanya ‘mengalahkan markas musuh’, tetapi lebih
kepada, keahlian dalam segala jenis pertarungan, sehingga dia bisa menaklukkan
markas musuh. Tapi disamping itu, tidak juga berarti dia tidak pakar dalam
pertempuran jenis lainnya. Jika demikian, William Orville harusnya sudah gagal dari
dulu dan tidak bisa berdiri seperti sekarang ini.

“”Dan juga sebagia penyihir, William mempunyai nama sihir. Nama yang terukir di
dadanya adalah Flere210.””

“….Flere…ya…”

Kata latin normalnya membentuk setengah dari nama sihir, dan arti kata ‘Flere’
adalah ‘air mata’. Mereka mungkin tak tahu arti mendalam dari nama ini, tapi William
Orville pasti punya alasan untuk mengukirkan nama ini di dadanya. Juga, dengan
diukirnya nama ini di dadanya, itu berarti dia punya kekuatan menahan sakit yang
hebat.

Seorang Saint.

Kata ini mengartikan betapa besar perbedaan Aqcua dengan Tatemiya, dan ini
menggema di pikiran Tatemiya.

“Lantas, prestasi apa yang sudah diraih William Orville sebagai seorang penyihir
bayaran?”

“”Hmmm, ada ‘pertolongan pada grup astrologi’ di Rusia Barat, ada ‘pelenyapan
Kesatria Orleans’ di Perancis Tengah, ada ‘misi penyelamatan Ratu Ketiga Inggris’
dekat Perbatasan Dover… Aku tidak bisa selesaikan jika aku harus menamainya
semua.””

Ini menunjukkan bahwa dia telah banyak berpartisipasi dalam pertempuran, dan
selalu menang. Berhasil kembali hidup-hidup dari suatu pertempuran, inilah bukti
paling nyata kekuatan Aqcua si Belakang.

Orsola menelusuri daftar pertarungan yang melibatkan Aqcua, dan Tatemiya


mendengar sebagiannya. Tak peduli yang mana, semua tahu betapa hebatnya
pertarungan-pertarungan itu. Bahkan jika semua anggota Amakusa berkumpul,
mereka mungkin tak akan cukup kompeten untuk menanggulangi pertempuran-
pertempuran tersebut. Pada dasarnya, itu adalah pertarungan neraka.

“Seorang lawan yang kuat….tidak, dialah lawan terburuk kita.”

94
“”Tetapi William Orville bukanlah seseorang yang akan menyelesaikan semuanya
hanya dengan pertempuran. Sebagai contoh, bahkan fasilitas paramedis dalam
zona pertempuran, dia akan memberitahukan pengetahuan tentang obat-obatan
herbal kepada mereka untuk mengurangi angka kematian, mengajari warga desa
yang miskin dan kelaparan bagaimana cara memasak Murdock…dia cukup aktif
bahkan diluar pertempuran. Di beberapa tempat, bahkan mereka memanggilnya
‘Sage’.”” (Sage = semacam pertapa, orang yang sangat bijak dan penolong)

Itu adalah hal-hal yang hanya bisa orang lakukan ketika mereka menyadari
kenyataan di medan pertempuran.

Beberapa persoalan tidak bisa hanya diselesaikan dengan mengirimkan sejumlah


besar bala bantuan atau sumbangan. Seseorang yang benar-benar sudah
mengalami atmosfer pertempuranlah yang memahami apa yang mereka butuhkan,
jadi dia bisa mengerti bahwa ‘apa yang mereka dapat lakukan tidaklah hanya dalam
jangka pendek, tetapi lebih ke meningkatkan standart hidup mereka pada jangka
panjang’. Sepertinya Aqcua si Belakang ini bukanlah hanya maniak pertempuran.

Dia memiliki tubuh tegap dan mental yang lembut, dia adalah binatang buas yang
bijak.

Inilah kesan Tatemiya padanya sekarang.

“”Kami tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa dibilang kelemahannya. Sebagai
penyihir bayaran, dia lanjut untuk menggunakan gelar ‘Saint’ untuk melaksanakan
pertemputan yang lebih eksplosif lagi.””

“…Jadi setelah berganti sekte, dia memperoleh kekuatan dari anggota Kursi Kanan
Tuhan?”

Ya, semua legenda selama era penyihir bayaran yang terjadi sebelum William
Orville yang disebut Aqcua si Belakang. Sekarang ini, kekuatannya harusnya
menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan tidak hanya itu, dia sudah sepenuhnya
menguasai gaya baru dalam bertarung. Tatemiya mengenali lagi betapa kuat
lawannya, dan dia sepertinya bahkan lebih mengerikan dari Sang Pendeta.

“(Dengan kekuatan seperti ini, bagaimana dia mengontrolnya?)”

Pada asumsi awal, orang macam Kanzaki tampaknya mereka berhasil


mengendalikan kekuatannya dengan sendirinya, tapi kasusnya tidak seperti ini. Jika
penyihir biasa seperti Tatemiya mengendalikan kekuatan seperti itu, mereka akan
sepenuhnya dimusnahkan oleh kekuatan tersebut.

Dan kekuatan yang Aqcua pegang bahkan lebih kuat dari itu.

“(….Jadi kita tak bisa mengatasinya dengan sihir, huh?)”

95
“”Mula-mula, William yang seharusnya menjadi Kesatria Inggris, tetapi dia
menghilang seminggu sebelum dia dinobatkan, jadi lambangnya baru setengah jadi
dibuat oleh pembuatnya.””

Dan ketika dia muncul lagi, dia menjadi musuh Inggris.

Apa yang terjadi selama ini masihlah menjadi misteri, tetapi mereka tak punya waktu
memikirkan akan hal ini.

“Kita tak bisa menduga kelemahannya. Tetapi paling tidak kita bisa menemukan
metode bertarung Aqcua, kan? Seperti jenis senjata yang dia gunakan, sekolah apa
darinya berasal.”

“”Untuk sekolahnya, tampaknya dia belajar sendiri, dan dia menamainya ‘Kode
Penyihir Bayaran’. Sebagai senjatanya, dia menggunakan tongkat besi sepanjang
kurang lebih 5 meter yang mirip seperti tombak Kesatria.””

Hal-hal ini sudah Tatemiya ketahui hasil dari pertarungannya dengan Aqcua
sebelumnya.

“”Dan juga….pergerakannya dalam pertempuran lebih unik lagi, tidak berlari, tetapi
tampaknya dia meluncur di lantai.””

“……..??”

Pada saat ini, Tatemiya tidak bisa berpikir lagi. Benar jika dia tidak mendengar
apapun ketika dia didekati oleh Aqcua, dan kini Orsola menyebutkannya, tampaknya
inilah penyebabnya. Tak peduli apa, kecepatan pergerakan Aqcua si Belakang
mengindikasikan bahwa ‘terkecuali dia mengubah arahnya, dia terlihat seperti
menghilang’.

“”Sepertinya dia menggunakan mantra peregerakan air. Alasan mengapa kereta


berkuda bisa selip pada es adalalah karena lapisan tipis yang ada diantara roda
kereta dan es, kan?””

“Itu berarti…lelaki ini, sebelum dia disebut ‘Aqcua si Belakang’, dia tahu cara
menggunakan sihir air…”

Vento si Depan, Terra si Kiri, Aqcua si Belakang.

Jika mereka mewakili keempat Malaikat Tertinggi, maka Aqcua mewakili ‘Kekuatan
Tuhan’, elemennya adalah air, dan selama pertempuaran terakhir, dia tidak
menggunakan suatu ‘sihir air’ karena dengan kemampuan musuhnya seperti
mereka, tak perlu menggunakannya.

“(…Jadi rencana apa yang harus kita pakai?)”

Hal yang tak dapat diraba – jumlah hal yang tak dapat diraba melebar dalam
imajinasinya terlalu jauh, dan Tatemiya tak bisa berbuat apa-apa kecuali tertawa.

96
Pada saat itu

“Tak peduli seperti apa lawannya, apa yang kita harus lakukan tidaklah berubah..”

Dengan sederhana.

Tanpa menggerakkan bibirnya, Itsuwa mengatakan ini sambir memegang


tombaknya yang ditinggikan.

“Kau benar, Tatemiya-san….”

Arti tak terucapkan di balik kata-kata Itsuwa adalah ‘Jangan kabur’. Mendengar kata-
kata ini, tangan Tatemiya yang menggenggam telpon, bergetar dengan kencangnya.

Part 5

Ini adalah jam 3 pagi.

Pada jembatan baja di lantai ke tiga, District 22, Aqcua si Belakang sedang berdiri di
sana dengan biasa.

Dari taman sampai tempat ini, dia telah mengalahkan 8 mesin penembak ‘mimosa’
otomatis, 17 kendaraan bersenjata, 38 android, semuanya tanpa manusia. Setiap
kali dia mengalahkan musuh, dia akan pindah ke titik lainnya sebelum
menghancurkan musuh…walaupun dia telah mengulangi ini lagi dan lagi, dia belum
berhasil menemukan pengendali manusia dari mesin-mesin tersebut.

Tampaknya lawannya tidaklah tanpa taktik dan bodoh seperti yang dia kira.

Bahkan Aqcua tidak melihat kearah layar raksasa planetarium buatan sembari dia
berpikir sendirian.

(Akan lebih mudah sekarang bila aku mempunyai ‘Hukuman Tuhan’ milik Vento…)

Bahkan semikian, pasukan musuh mundur sejam setelah pertempuran.

Mungkin ini karena para petinggi Academy City secara sepihak berpikir bahwa
mereka sedang membuang-buang kekuatan militernya. Aqcua sendiri juga
berpikiran sama, memikirkan seberapa banyaknya uang yang dihabiskan untuk
membuat serpihan-serpihan logam itu. sejumlah besar uang diperlukan untuk
membeli senjata modern yang akan terkadang merubah pemikiran orang mengenai
uang. “Tidak adakah pemanfaatan yang lebih baik untuk uang-uang ini?” pikir
Aqcua.

“….Nyatanya, mereka bukanlah seorang idiot.”

Aqcua membuat penafsiran mengenai musuh yang mundur pada saat yang tepat.

97
Beberapa orang profesional sering kali akan memiliki rasa kebanggaan mengenai
kawasan spesialisasinya, hal ini bisa dijelaskan pada setiap industri. Dan bagi
tentara, kebanyakan hal yang langsung adalah ‘kekuatan’. Tak ada orang lain yang
seharusnya bisa menanggung dan menahan perasaan disalah gunakan dan
dibunuh. Tapi ada pemimpin yang bisa menahan kemarahan itu, mengusulkan
alasan logis yang bisa diterima oleh semua orang, orang seperti itu eksis di
Academy City.

Tapi tak peduli seberapa baik kecakapan politis yang pemimpin musuh punya, tak
peduli seberapa kuat yang pasukan musuh punyai, hal yang dilakukan Aqcua tidak
berubah.

Hancurkan si Imagine Breaker.

Dan untuk membasmi semua yang menghalangi aksinya.

“(Maka)”

Aqcua mengeluarkan jam saku dari kantongnya dan mengonfirmasi waktu.

(Jadi masih ada 19 jam sampai saat waktu yang dijanjikan pada si Imagine Breaker,
huh?)

Dia menutupi jam sakunya dan memasukkannya ke saku celana panjangnya. Aqcua
menggerakkan bola matanya sedikit ke samping.

“Jadi aku bisa melihat ‘hasil’nya sekarang, ya?”

Aqcua berkata pada kegelapan.

“Masih ada setengah hari sampai pada saatnya. Apakah kalian bersiap akan hal
ini?”

Suara langkah kaki bisa terdengar dari kegelapan.

Itu tidaklah hanya sepasang langkah kaki.

Jumlah langkah kaki itu sekitar 50 pasang, dan setiap dari mereka adalah anggota
sekte Anglikan Inggris, Gereja Gaya Campuran Amakusa. Langkah kakinya
memberikan kesan persatuan, dan mereka mendekati jembatan baja tersebut.

Laki dan perempuan, tua dan muda, mereka menggunakan pakaian biasa, tetapi
mereka memegang senjata seperti pedang, tombak, kapak, busur, cambuk, dan
dibawah sinar lampu jalanan, ini lebih mirip kesialan. Ada orang yang mengenakan
senjata yang bahkan si bekas penyihir bayaran, Aqcua, tidak mengerti jenis senjata
apakah itu, seperti sabit rantai eksklusif gaya Jepang (kusarigama), yang menonjol
dan bahkan sesuatu yang mirip suling besi.

Yang berdiri di depan adalah Pengganti Pendeta Tertinggi dari Gereja gaya
Amakusa saat ini, Tatemiya Seiji.

98
Alasan mengapa Aqcua mengetahui namanya adalah sederhana. Selama
pertarungan sekarang, Aqcua berhasil menguak sedikit informasi tentang Amakusa
yang berganti dengan sesama. Mampu mengumpulkan informasi dengan efektif di
tengah-tengah pertempuran adalah sesuatu yang harus dikuasai oleh tentara
bayaran macam Aqcua.

“Yaaa, kau memberikan kami pertanyaan sulit yang kami tidak dapat memutuskan
jawabannya, dan berakhir dangan tak dipusingkan oleh itu sedikit pun, jadi kami
dengan cepat menyelesaikannya. Terimakasih untuk itu.”

Tatemiya sedang memegang pedang bergelombang yang besar. Seperti padang


yang memiliki dua pegangan, ini adalah pedang besar yang dimaksudkan untuk
membongkar pertahanan musuh.

Monster besar di sana bertinggikan lebih dari 1,8m.

Tapi bagi Aqcua, itu seperti seorang anak yang menggenggam tongkat kayu.

“Sebuah pertanyaan yang tak beralasan, huh?”

Seolah-olah dia mengejek, Aqcua menggunakan kaki bagian dalamnya untuk


mengetuk tanah beberapa kali.

Tanpa suara sedikit pun, sebilah logam besar dengan panjang lebih dari 5 meter
meloncat keluar dari bayangannya.

“Sekarang ini, kau melawan 2 milyar pengikut Gereja Katolik Roma, dan kau bisa
menghindarinya hanya dengan memberiku satu lengan seorang anak. Apakah itu
benar-benar pertanyaan sulit? Aku pikir itu adalah penawaran yang murah sekali.”

“Musuh sebenarnya bukanlah Gereja Katolik Roma, tetapi adalah orang sepertimu
yang memperlakukan orang biasa seperti umpan dan memanipulasinya ketika
mereka lanjut untuk percaya pada Tuhan.”

“Huummph, jadi persetujuannya batal, huh?”

“Apakah ada yang lain selain itu?”

“Tak banyak berbeda denganku, aku tidak akan dipusingkan oleh itu. Di sisi lain, kau
seharusnya khawatir…. karena kau baru saja menyerah pada satu-satunya
peluangmu untuk bertahan hidup.”

Dari bayangannya, Aqcua menarik keluar tongkat besar kuat dan dengan mudah
mengayunkannya seolah-olah itu adalah raket tenis. Dan dia mengatakan,

“Aku takut kau lupa, jadi biarkan aku mengulanginya lagi. Aku adalah salah satu dari
Saint.”

“…..”

99
“Dan aku juga mempunyai kekuatan sebagai anggota Kursi Kanan Tuhan.”

“……”

“Jika, setelah aku mengonfirmasi semua ini, kalian semua masih berpikir harus
membahayakan nyawa kalian untuk melindungi bocah itu, aku akan menunggumu.
Kemungkinan yang dimiliki manusia, sesuatu yang mirip angan-angan ini, aku akan
melihatnya kedepan sedikit. Aku akan menerima semua jurus kalian yang
menggunakan kekuatan penuh.”

Aqcua telah berubah.

Tidak seperti dia berubah secara fisik seperti mempunyai sayap malaikat pada
punggungnya atau sesuatu yang mirip donat pada atas kepalanya. Namun, pada
saat ini, seseorang bisa merasakan auranya telah berubah.

“Dan setelah itu. Aku akan menang.”

Aqcua mengambil setengah langkah ke depan.

Ini bukanlah untuk pergerakan, tetapi untuknya agar menggenggam lebih baik si
tongkat besi. Ini berarti dia telah mengenali Tatemiya dan koleganya sebagai musuh,
dan akan menggunakan semua kekuatannya untuk menghancurkan realisasi dan
ketetapan hati mereka, sebuah proklamasi yang hening.

“Hal ini disebut kemenangan, ini tidak ditentukan oleh jahat dan baik, tetapi
kekalahan dan kemenangan, dan aku akan membuktikannya pada kalian. Apa yang
sedang aku harapkan dari kalian adalah paling tidak paksa aku menggunakan ‘jurus
andalanku’. Jika kau bahkan tak bisa melakukannya, aku bahkan tidak akan
memanggilmu orang lemah, tapi orang bodoh –.”

Tetapi Aqcua tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

CLANG!!

Kesabarannya sudah sampai pada batas, Itsuwa sepenuhnya mengabaikan fakta


bahwa mereka berdua masih berbicara, dan dengan segera mengeluarkan
senjatanya untuk menyerang Aqcua.

Itsuwa tanpa banyak berkata menggunakan Tombak Friulli miliknya untuk


menyerang kecepatan Aqcua yang samar, dan dengan mantra ‘Angin Malam
Sedingin Es’ dilemparkan pada ujung tombak – itu meledak. BAM!! Kilatan terlihat
dimana-mana, dan tidak hanya Aqcua yang terkena hantamannya, aspal jalanan
sekeliling juga tanpa ampun terkoyak dan hancur.

Mereka seharusnya rekan, tetapi Tatemiya terkejut dengan serangan tiba-tiba ini
sembari dia menolehkan kepalanya.

“It-Itsuwa-san…?”

100
Menunjukkan ekspresi kesakitan, Tatemiya berkata dengan lembutnya, tetapi Itsuwa
sama sekali tidak melihat ke belakang. Seseorang bisa melihat ke pundaknya bahwa
dia sangat grogi.

Melihat debu yang beterbangan di udara, Itsuwa menyiapkan tombaknya dan dan
mengendurkan dagunya.

Tongkatnya, digunakan seperti pegangan jendela abu-abu, membuka tirai debu


yang beterbangan, dan Aqcua yang sama sekali tak terluka kelihatan di baliknya.

“Tidakkah kau harus mendengar kata-kata seseorang sampai selesai?”

“….Jika kau punya sesuatu untuk dikatakan, katakan nanti.”

Lupa untuk takut, sebenarnya Itsuwa mengatakan ini sambil melangkah maju
dengan beraninya.

“SETELAH AKU MENGALAHKANMU MENJADI AMPAS LAGI DAN LAGI!!! JIKA


RAHANGMU TIDAK RUSAK SEMUA, AKU AKAN MEMBIARKANMU BICARA
SESUKA HATIMU!!”

Ekspresi hampa Itsuwa terlihat mempunyai beberapa kekuatan abnormal yang


terpusatkan di keningnya. Teriakan keras terasa itu bisa merusak pipinya.
Mendengar ini, anggota Amakusa hanya bisa menggelngkan kepalanya dengan
sakit dan melihat satu sama lain.

“(…..AHHHH!! ITSUWA ITU, APAKAH DIA BENAR-BENAR SUDAH HILANG


AKAL!!??)”

“(…INI SEMUA KARENA PENGGANTI PENDETA TERTINGGI, KAU


MENGATAKAN SESUATU TENTANG : ‘BUKTIKAN KALAU KAU ADALAH GADIS
TERBAIK’ DI RUMAH SAKIT TADI. TIDAKKAH ITU AKAN MENGAKIBATKAN
ITSUWA HABIS-HABISAN???)”

“(…Kau sungguh seorang idiot. Bahkan jika itu Dewa, seorang gadis yang sedang
kasmaran pasti akan menyerangnya.)”

Bertolak belakang dengan para lelaki yang membuat kegaduhan, para wanita
sanagtlah sabar ini membuat yang lainnya menjadi tertarik.

Mengabaikan ini, Itsuwa lanjut unutk menatap dengan marahnya ke Aqcua.


Dari tak tahu kapan, titik target Amakusa telah berubah.

“Huummph, kau punya nyali, tapi apakah kau bisa mewujudkan kata-katamu sengan
perbuatan? Biarkan aku menikmatinya sebentar.”

“Jangan khawatir, bahkan jika kami kau kalahkan menjadi potongan daging, kami
akan MEMBIARKANMU MENYESALI SEMUA YANG KAU LAKUKAN SETELAH
MENGALAHKANMU MENJADI AMPAS!!”

101
“EH!! EH!! APAKAH KITA HARUS MEMBIARKAN INI BERKELANKJUTAN!!??”

Mengabaikan rengekan di belakangnya, Itsuwa maju terus.

Keduanya berada dalam jangkauan pertarungan, dan mengabaikan Tatemiya Seiji,


yang berdiri dengan hampa, pertempuran besar mulai.

Part 6

Pada jembatan baja, ditengah malam, ledakan dapat terdengar.

Sebagai Saint, Aqcua yang mempunya kekuatan hebat dibandingkan dengan


Itsuwa, yang hanya manusia biasa, maka ada keuntungan yang lebih dalam hal
kecepatan. Aqcua bergerak dengan kecepatan yang hampir seperti menghilang
pada penglihatan mata telanjang manusia, dan terus menyerang Itsuwa. Dia
membiarkan otot pada tubuhnya mengembang dengan segera, dan tongkat besar
menghantam Itsuwa seperti sebuah pemenggal.

Pada hal pergerakan, Itsuwa lebih lambat setengah langkah, dan akhirnya berhasil
untuk menggerakkan tombaknya.

Menusukkan tombak ke arah lintasan serangan Acqua, Itsuwa mencoba untuk


membendung serangannya. Namun, tidak satupun pembendungan ini mengenai
Aqcua.

Namun.

“Ugh!!”

Dengan suara layaknya batu yang berbenturan satu sama lain, tombak Itsuwa
bersinggungan dengan tongkat Aqcua.

Normalnya, tubuh Itsuwa akan dihancurkan bersamaan dengan Tombak Friulli ini
dan meledak.

“Tombak ini….?”

“Hehe…Aku membuat sekitar 1500 lapisan damar padanya.”

Kedua senjata mereka berdecit satu sama lain dan lanjut untuk mengigit satu sama
lainnya.itsuwa tersenyum dan mengatakan,

“Simbol di balik ini adalah lingkaran tahun dari sebuah pohon, dan sihir yang
tersembunyi di dalamnya adalah ‘reproduksi proses tumbuhan itu’ – sampai sihirnya
mencapai ujung dunia, di saat waktunya berakhir, kekerasannya akan terus naik.
Aku akan membiarkanmu tahu seberapa banyak ketangguhan yang bisa
dikumpulkannya setiap detiknya.”

102
“Rasakan kekuatan ‘serakan rumput’ ini,” ujar Itsuwa.

“Tetapi ada juga sihir lain yang digunakan…”

“…Benda dari jaman purbakala, pada semua jenis penduduk, mengapa benda
seperti baju diciptakan? Aku seharusnya tidak perlu mengatakan padamu tentang
signifikasi dibalik sihir ini, kan?”

Terlihat lebih dekat, seseorang dapat melihat potongan kecil baju pada sekitar
daerah perut Itsuwa robek dengan janggalnya, menampakkan kulit putihnya,
tampaknya kerusakan yang terjadi ditransferkan pada daerah itu.

“’Untuk melindungi tubuh seseorang’…inilah signifikansi yang paling penting. Tetapi


lagi-lagi, ini hanyalah sihir untuk memperlemah kerusakannya, ini bukanlah sihir
mendewa yang bisa mengagalkan semua jenis kerusakan.”

Selama pertempuran terakhirnya dengan Itsuwa, Aqcua tidak melihat hal seperti ini,
dan sekarang ini, mereka menggunakan sihir tanpa menyerah. Dengan kata lain,
anggota Amakusa bisa menciptakan sihir efisien seperti ini dengan mudahnya.

Tetapi yang membuat Aqcua kaget bukanlah ini.

“(Dia bisa mengimbangi kecepatanku….?)”

Aqcua adalah seorang Saint, kecepatannya seharusnya luar biasa, kecepatannya


bukanlah sesuatu yang manusia biasa bisa ikuti. Normalnya, Itsuwa harusnya tidak
dapat bahkan menggerakkan jarinya setelah dia terhantam.

Tetapi nyatanya, bukan ini kasusnya.

Walaupun dia lebih lambat setengah langkah, Itsuwa masih berhasil menyusulnya
sampai akhir. Walaupun dia tidak mempunyai waktu untuk merubah pertahanan
menjadi serangan, dia masih berhasil untuk mempertahankan dirinya sendiri dengan
baik.

“(Kenapa?)” menjadi bingung, Aqcua dengan cepatnya menyadar kaitan dibalik ini
semua.

Grup Amakusa yang beranggotakan sekitar 50 orang ini memiliki peraturan tertentu
ketika bergerak. Bukannya hanya mempunyai formasi berbeda untuk membuat
pertempuran jauh lebih efektif, ada peraturan yang unik dibalik ini semua. Jika
Itsuwa adalah titik fokusnya, titik fokus akan digerakkan ke suatu arah. Jika
seseorang hendak mencari pusatnya, pusatnya akan disamarkan pada keramaian
dan kemudian menghilang, dan ketika mereka bersiap untuk mengabaiakan
pusatnya, Itsuwa akan sekali lagi menjadi titik fokus. Ini terasa di dalam suatu grup,
hal yang disebut ‘titik fokus’ ini terus-menerus berganti.

Berkumpul pada waktu yang tepat, menyebar pada waktu yang tepat pula. Seperti
pasir pada gelas jam pasir, setiap pergerakan memiliki signifikansi yang sangat
besar.

103
“(Sebuah sihir yang meningkatkan aktivitas visual dan mobilitas, huh?)”

“Betapa trik murahan…”

Aksi ini terasa seperti mereka sudah familiar bertarung melawan Saint, dan Aqcua
mengerutkan dahinya dengan tidak nyaman. Hanya ada 20 orang dengan kekuatan
langka lantas kemudian menjadi seorang Saint, jadi hanya ada sedikit orang yang
telah melihat Saint seumur hidupnya.

(Ngomong-ngomong, ada seorang Saint sepertiku yang eksis diantara Gereja Gaya
Campuran Amakusa.)

Karena hal ini, kemungkinan mereka ‘terbiasa’ untuk mengimbangi melawan


kecepatan, kekuatan lengan, dan reaksi. Dan juga, mereka mempunyai otak yang
telah berpengalaman pada pertama kalinya, jadi mereka berhasil untuk
mendatangkan sihir ini untuk mengimbangi melawan pergerakan Aqcua.

Aqcua membawa tongkatnya di balik tubuhnya, memegangnya dengan baik dan


melihat ekspresi Itsuwa.

“- Namun, kau masihlah terlalu lambat.”

“Hm!?”

Aqcua menyelubungi lagi.

Sebelum terkena debunya, tongkatnya sudah mengenai Itsuwa. Itsuwa mencoba


sekeras mungkin untuk membendung pukulan ini, dan pakaiannya otomatis tersobek
untuk menghindari hentakan sihir. Namun, waktu berikutnya datang kemudian.
Itsuwa ingin mengayunkan tombaknya untuk memukul pergi serangan ini, namun
kali ini serangan itu cukup telak mengenai Itsuwa, dan Itsuwa pun terpukul
kebelakang. Bahkan lebih cepat dari serangan tadi, serangan kedua Acqua baru
saja mengenai si tua Isahaya, dan pada saat ini, Tsushima memegang leher Itsuwa
dan menariknya mundur.

Serangan ketiga Acqua mengenai langsung Itsuwa yang baru saja berdiri,
menghancur-leburkan aspal tanpa ampun.

Seluruh jembatan baja bergetar dengan tidak stabil.

Bahkan ketika dia mampu menghindari pukulan langsung, sejumlah besar serpihan
aspal mengenai seluruh tubuh Isahaya, dan mementalkannya.

Acqua ingin lanjut mengejar Itsuwa, tapi pada saat ini, dia menyadari sesuatu yang
berkilau bercampur dengan debu keabu-abuan.

Itu seperti laser inframerah yang mengijinkan orang untuk melihat menembus asap.

Dan cahaya ini berasal dari,

104
Kawat besi.

Dan itu tidak cuma satu atau dua helai.

Menyadari dengan teliti, seseorang dapat menyadari dengan Itsuwa di pusatnya, 50


anggota Amakusa semuanya mempunyai sehelai kawat yang sangat tipis di jarinya.
Setiap orang mengendalikan 7 benda seperti ini, dan totalnya, ada 350 kawat
mematikan menyerupai sarang laba-laba menyerang Acqua.

“Humph.”

Acqua bahkan tidak menghindar.

Jaringan yang luar biasa teratur ini berobek udara, dan secara instan menyegel
seluruh tubuhnya, dengan menggunakan kekuatan yang luar biasa melalui kawat,
mencoba merobek dan menghancurkan seluruh tubuhnya.

Bukannya malah membunuhnya, itu tidak dapat menghentikannya dari bergerak


maju bahkan sedetik pun.

Mempertunjukkan kekuatan yang luar biasa, Acqua si Belakang dari Kursi Kanan
Tuhan ini.

[-Kau membunuh.]

Suara kecil ini menggema di dalam telinga Acqua.

[-Kau membunuhku.]

“(Aku paham, jadi inilah tujuan sebenarnya, huh!?)”

Pada saat itu, Acqua menggertakkan giginya, sesuatu seperti kabut merah
terobekkan di kawatnya. Kabut merah ini dengan segera melebar seperti itu
terbenamkan dalam lukisan yang disebut kegelapan ini, dan kemudian, itu menelan
sekujur tubuh Acqua.

“….Sihir tersembunyi dibalik ini adalah ‘Sebuah Hukuman Untuk Pembunuh’.”

Berdiri di jembatan yang rusak, Itsuwa bergumam, dan kabut merah tiba-tiba
meledak di dalamnya.

Sihir Amakusa menyebabkan ledakan besar dari kabut ini, dan setelah menciptakan
penjara yang tak terelakkan, itu meledak bersama kabut. Dengan jurus ini, tak peduli
seberapa cepat orangnya, mereka tak bisa meloloskan diri.

“Sihir ini mengijinkan setiap kawat untuk memiliki ciri-ciri berupa simbol yang
menjadi garis hidup seseorang, dan kemudian menghukum orang yang
menghancurkan kawatnya. Ini adalah benda kuno. Sihir yang setiap agama punya,

105
tak peduli budayanya….dengan kata lain, tak peduli dari jenis apa sihir pertahanan
itu berasal, itu takkan bisa membendung ‘Kutukan Si Gagal’ ini.”

Kotak kabut merah yang mengelilingi Acqua melebar dua atau tiga kali, seperti bom
berantai meledak di air. Setiap ledakan memicu ledakan berantai lainnya. Setiap
ledakan lanjut secara berantai, dan sejak tak tahu kapan, bagian luar dari kotak
kabut merah mencari menyimpang terdistorsi seperti segerombol anggur.

Adalah mustahil melakukan hal ini hanya dengan kekuatan satu orang, ini adalah
sesuatu yang digunakan Amakusa – definisi tertinggi untuk menjadi ‘suatu
kesatuan’.

Tetapi Itsuwa dan yang lainnya tidak terlihat menyantai.

BAM!!

Jurus mematikan ini meledak dari dalamnya, dan melebar keluar.

Ledakan ini lebih besar dari yang dipersiapkan Amakusa. Ini adalah gelombang kejut
yang lebih kuat dari ledakan yang dibuat Amakusa untuk membunuh. Gelombang
kejut ini dengan mudah merobek-robek penjara kabut merah tadi.

Debu dan asap bercampur bersamaan, membuat seluruh tempat menjadi seperti
layar keabu-abuan.

Yang keluar dari layar adalah suara kasar dari seseorang.

“Maka biarkan aku menyebutkan atributku.”

Pada sisi lain dari layar, bayangan raksasa dari seseorang mengayun keluar.

Ada sesuatu seperti inti yang mendukung bayangan vertikal ini.

“Atributku adalah ‘Kekuatan Tuhan’, yang telah berjasa dalam memberitahu


Kelahiran Sang Anak. Aku bisa menggunakan sihir yang berhubungan dengan
Ibunda Tuhan kepada tingkatan tertentu – dengan kata lain, aku bisa menggunakan
ibadah ritual rahasia Ibunda Tuhan.”

Hanya kata-kata yang berlanjut,

“Atribut Khusus Ritual Ibadah Ibunda Tuhan adalah – untuk ‘memperlemah


hukumannya’.”

Hanya suara Kursi Kanan Tuhan, Acqua si Belakang berlanjut.

“Orang beriman akan diselamatkan, dan juga, mereka yang tidak patuh dengan
sesuai, itulah atribut lainnya dari ‘Kekuatan Tuhan’. Dengan atribut khusus
perlemahan dari ibadah Ibunda Tuhan ini, ini seperti menolong seorang wanita

106
meloloskan diri dari biara, menolong dia memenuhi kehadiran, dan lanjut untuk
menipu pandangan mata sampi sang wanita kembali.”

Dengan tenangnya, sosok ini bergerak.

Merobek jendela yang terbuat dari debu dan asap, sesosok manusia bergerak maju.

“Tidak seperti ‘Anak Tuhan’ yang dilahirkan sebagai Anak Lelaki, Tuhan dan Anak
Suci, Ibunda Tuhan adalah anak biasa, tetapi pada waktu yang sama, dia dan Tuhan
mempunyai ikatan yang tidak bisa dipisahkan, ini adalah eksistensi yang jarang.
Menggunakan logika ini, Ibunda Tuhan mempunyai atribut untuk ‘menjadi manusia
pertengahan yang mempu melebihi kemurahan hati siapapun dan mentransferkan
penderitaan dari siapapun yang dengan sungguh dihukum Tuhan.”

Suara menggema melalui udara.

Tinggi dan kuat, bahkan tak mencoba untuk sembunyi.

“- Maka sekarang, aku akan menceritakanmu kesimpulannya. Atributku adalah


‘Kemurahan Hati Ibunda Tuhan’ yang menolak hukuman apa pun. Bahkan jika itu
adalah hukuman yang keras dan penghakiman akhir, itu dapat dijungkirbalikkan. Itu
bahkan menunjuk apakah orang tersebut menuju surga atau neraka. Tak peduli
kesalahan apa yang dimiliki seseorang, hukumannya bakal dimentahkan. Bagiku
yang memiliki atribut ini, taktikmu tidak berarti apa-apa. Aku bahkan tidak perlu
menggerakkan seujung jari pun untuk mengabaikan dosa ‘pembunuhan’ ini. Dan
untukku, bahkan mampu untuk membatalkan ‘Dosa Tuhan’, apakah kau berpikir bisa
menggunakan sihir kacangan ini untuk mengalahkanku?”

Ledakan bisa terdengar.

Layar abu-abu disekeliling Acqua dengan segera tersingkap.

“Humph, kau seharusnya sudah mendengarkanku sampai akhir.”

Acqua menempatkan tongkat raksasanya pada pundaknya, dan melihat dengan


tatapan bosan.

Disana, tidak ada lagi orang disekitarnya. 50 orang petarung Amakusa yang secara
hati-hati menggunakan sihir pengalihan yang mebiarkan orang bisa mendeteksi
‘kehadiran manusia’ masih berada disana sembari melarikan diri.

Dia sedang berdiri di jembatan, sendirian, tetapi dia menampakkan sejenis


senyuman yang seharusnya dimiliki pemburu ketika mereka memburu mangsanya.

“Yaaa, katakanlah tingkah laku kalian itu cukup untuk meningkatkan rasa
kesenanganku dalam memburu.”

107
Part 7

Dengan dipimpin Tatemiya Seiji, anggota Amakusa pindah ke plaza kecil yang
jauhnya 300m dari jembatan baja. Ketika mereka membuat ‘Hukuman Untuk
Seorang Pembunuh’, pada saat mereka melihat sihir itu dipecahkan, mereka dengan
segera menggunakan sihir melarikan diri kecepatan tinggi ini untuk kabur.

Tetapi itu hanya efek sementara.

Acqua memiliki kekuatan yang hebat yang baginya untuk bisa mendeteksi dengan
mudah kehadiran manusia atau aliran sihir. Juga, dalam ruang bawah tanah yang
terikat ini, jumlah tempat yang bisa mereka jadikan tempat persembunyian adalah
terbatas – juga, ada alasan telak mengapa anggota Amakusa tidak bisa kabur.

“Dia berhasil untuk menghancurkannya di akhir. Apa yang seharusnya kita lakukan,
Pengganti Pendeta Tertinggi?”

Ushibuka menjaga kawat logam yang sekarang terpotong menjadi sesuatu benda
yang terpisah-pisah halus mirip kapas sembari dia menunggu Tatemiya memberikan
instruksi selanjutnya.

“…Itu harusnya akan menjadi hebat jika kita bisa mengalahkannya menggunakan
sihir tadi. Sepertinya tidak semudah itu.”

Tatemiya memegang pedang bergelombang pada tangannya sembari dia melihat


sekitar.

Walaupun Amakusa yang telah terlihat bisa mengimbangi mobilitas Acqua, itu tidak
berlangsung dengan mudahnya, jika 50 orang anggota Amakusa dapat lanjut
mengimbangi melawan kecepatan pergerakan seorang Saint, maka Amakusa
berharga lebih dari seorang Saint.

“Ada batasnya bagaiman kita bisa membodohinya.”

Itsuwa menarik nafas panjang sembari mengatakan hal ini.

Sebetulnya, kunci dibalik sihir memperkuat badan itu adalah menyentuh orang dari
belakang. Sihir yang tersembunyi di dalamnya adalah ‘sihir pemulihan yang
disisipkan dari belakang’. Mereka lanjut untuk mengganti formasi sembari mereka
bertarung, pada saat mereka bergerak dan bersinggungan satu sama lainnya,
rekannya akan bertepukan satu dengan yang lainnya pada punggungnya,
memulihkan fungsi tubuhnya dan dengan segera menjadi lebih kuat. Ini bukanlah
sihir yang bisa dilakuakan seorang diri, ini adalah sihir pergerakan eksklusif beregu
yang bekerja ‘untuk rekannya’. Dan juga, efeknya bahkan akan menjadi lebih baik
dengan adanya efek fengshui dari ‘denyutan’ seperti ‘tidur di pojok’ atau ‘ruang
istirahat’.

Dengan pertolongan rekan-rekannya, efek peningkatan mobilitasnya semakin tinggi,


mengijinkan mereka untuk mengimbangi kecepatan seorang Saint. Namun, lawan
telah memecahkan formasi ini, menyebabkan ritme ‘perkuatan’ diantara para rekan

108
menjadi rusak dan mereka menjadi tidak mampu untuk menutupi kekurangannya.
Kerusakan di satu saja tempat akan mempengaruhi seluruh rantai,yang pada
akhirnya menyebabkan pergerakan seluruh grup menjadi lambat.

Dengan ini, maka tidak ada cara mengalahkan Acqua si Belakang.

Seorang Saint benar-benar seperti monster.

“Sepertinya kita hanya dapat menggunakan ‘asal’nya. Menurut bagaimana ‘Anak


Tuhan’ dieksekusi, kita akan memulai serangan balik dengan Itsuwa pada pusatnya.
Jangan merasa bersalah, tetapkan hatimu dan maju terus.”

Tatemiya melihat sekitar, khususnya pada Itsuwa, dan menunggu respon dari
semuanya.

Pada saat ini, Itsuwa memegang Tombak Friulli dengan kencang pada kedua tangan
sembari dia menganggukkan kepala.

Pada saat ini.

Atmosfer kuat yang dingin menyentuh kulit semua anggota Amakusa, suatu hawa
kehadiran yang besar merobek-robek suasana malam dan mendekati mereka
dengan cepat. Tak pelu menebak hawa kehadiran ini milik siapa, tak ada yang lain
kecuali Acqua.

Bagi Amakusa, rencana bertarung ‘favorit’ mereka masih tersisa.

Namun toh demikian, sebagai ‘favorit’ mereka, itu bukanlah sesuatu yang bisa
diaktifkan dengan mudah.

“Yaaa, mari buat posisi siap terlebih dahulu!!”

Tatemiya berteriak, dan seluruh anggota grup Amakusa bergerak seperti ombak.

Namun, mereka tak bergerak ke depan, kiri, kanan, ataupun belakang, mereka
malah bergerak ke ‘bawah’. Mereka menempatkan tangannya di lantai yang
dipenuhi dengan ubin kecil, dan setelah itu, muncul 1 meter persegi area selebar
landasan helikopter. Apa yang menunggu pada bagian lain dari landasannya adalah
ruang bawah tanah yang terbuat dari beton bertulang.

Tempatnya dipenuhi dengan struktur tangga dan pegangan yang diselimuti dengan
embun, yang besar, pipa tipis bersusunan satu sama lainnya. Seakan-akan
dipegang oleh mesin besar dan berisik, Itsuwa masuk diantara rongganya. Pada
saat itu dia menyadari bahwa ini adalah turbin hidroelektrik untuk pembangkit
tenaga.

Ini adalah lantai dibawah jalanan bawah tanah, dalamnya sekitar 10 meter dan
ruangnya cukup untuk mengangkut benda-benda kebutuhan sehari-hari.

109
Tatemiya, Itsuwa dan yang lainnya masuk pada ruang kecil ini, untuk kemudian
menata kawat dan sihir jebakan pada seluruh tempat. Walaupun mereka tidak
merasa itu bisa mengalahkan Acqua, mereka hanya berharap ini bisa menahan dia
sementara.

Tujuan sebenarnya dari Amakusa adalah lebih jauh di dalam.

Bagaimanapun, selama Acqua turun dari tingkat ke-tiga menuju tingkat ke-empat
yang penuh jebakan, mereka akan memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan
sihir ‘favorit’ mereka.

“”Karena kau telah menyiapkan hal sebagus itu untuk kulihat, aku harusnya
memberikan sesuatu sebagai balasannya.””

Tanpa tahu sejak kapan, suara berat seorang pria menggema melalui ruang bawah
tanah yang gelap.

Suaranya tampaknya telah menggema beberapa kali, jadi mereka tak dapat bilang
dari manakah itu berasal.

“”Sebagai salah satu yang beratributkan ‘Kekuatan Tuhan’, kau harusnya tahu apa
yang dapat aku lakukan.””

“!?”

Mereka bahkan tidak punya waktu untuk merespon.

Tiba-tiba, pipa besar dari dalam ruangan besar semen ini hancur di dalam. Lebih
panjang dari 1m pada diameter, ketebalan 5cm, pipa kotak itu terkoyak menjadi
puing seperti kertas, reruntuhan yang sebesar pick gitar menyebar ke segala
penjuru, menyebabkan percikan oranye terbang ke seluruh ruangan. Serpihan
logam berkecepatan tinggi itu bertubrukan dengan semen, membentur hampir ke
semua tempat.

“”Air adalah benda yang bisa berubah dengan mudah, kau bahkan bisa membuatnya
sebagai bom bila ku bisa memakainya dengan baik.””

CLANG!! Pipa meledak dimana-mana secara berantai.

Seolah-oleh pipa-pipa itu terbuka paksa oleh air dan uap, sejumlah besar serpihan
logam berhamburan layaknya berondongan tembakan shorgun. Itsuwa baru saja
berhasil berekasi pada waktu yang bersamaan dengan dia membendung serpihan
logam yang menuju ke wajahnya dengan tombaknya, tetapi dia terpental karena
dampaknya.

Walaupun dia sangat sadar akan kekuatan pemusnah ini, ada hal yang bahkan dia
lebih sadari.

Sebelum pipa air hancur, dia tampaknya telah melihat beberapa kata yang
berkilauan.

110
Kata berkilauan yang terlihat tampaknya adalah ‘Laguz’.

Kata yang seperti tanda itu adalah,

“Apa……mantra air??”

Sangat umum. Saking umumnya, itu dapat dipertimbangkan simbol format dari
sihirnya.

“”Reaksi ini….tampaknya kau belajar sesuatu tentang ‘Kursi Kanan Tuhan’ ketika
aku kirimkan mayat Terra, kan?””

Menurut laporan Gereja Anglikan, sebagai anggota ‘Kursi Kanan Tuhan’ mereka
mempunya tubuh yang berhubungan dengan Malaikat, mereka punya kemampuan
untuk menggunakan sihir yang unik dan tidak bisa menggunakan mantra biasa yang
sihir pada umumnya bisa gunakan. Seharusnya ini kasusnya….

“”Tetapi apakah ini begitu mengejutkan? Sebenarnya, ‘Kursi Kanan Tuhan’


menggunakan sihir yang digunakan manusia biasa, tetapi aku sungguh punya sihir
Ibadah Ibunda Tuhan, yang melepaskanku dari pembatasan, ikatan, dan
ketidakleluasaan.””

Mempunyai kekuatan seorang Saint dan anggota Kursi Kanan Tuhan secara
bersamaan.

Dan dia sepenuhnya menguasai sihir manusia dan Malaikat.

“”Jangan kau posisikan aku, Acqua si Belakang, pada level yang sama dengan
anggota lainnya dari ‘Kursi Kanan Tuhan’!!””

(Ku…!!)

Setelah itu, sedikit pipa lainnya rusak, dan turbin air yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik meledak sembari dia menyerang kesini. Turbin
raksasa berayun seperti pisau berputar, dan darinya perlahan tampak mendekat,
Itsuwa melompati pegangan besi dan melompat kebawah. Dia menggunakan
tombak untuk menerobos pintu di dasar yang seperti saluran, dan dengan cepatnya
keluar. Ini adalah dasar dari lantai ketiga, dekat dengan langit-langit lantai ke empat.
(ingat semakin dalam lantainya, angkanya semakin tinggi karena ini suatu bangunan
bawah tanah)

Pada ruangan sekitar 20 meter dari permukaan, lintasan besi tipis dan tangga
disekitar saling bersilangan. Seperti pemandangan lantai dansa, dan dibawah
Itsuwa, adalah jalanan lantai ke-empat – atau tidak juga. Yang sebenarnya ada di
bawahnya adalah layar planetarium raksasa. Sebuah gambar kamera pada
permukaan yang membentuk langit buatan di seluruh layar, dan lapisan yang
digunakan layarnya disusun oleh pilar tipis dan kabel gantung di udara.

Tetapi saat ini, Itsuwa tak ada waktu mengamati pemandangan aneh ini.

111
“…! Dimana Acqua!!”

“Di sana!!”

Pada saat Itsuwa merasakan bahwa dia mendengar suara Acqua, sebuah tekanan
angin besar berhembus. Itsuwa secara refleks menggerakkan tombaknya sekali,
kemudian dia melihat darimana asal tekanan angin ini dan mempersiapkan untuk
menerima pukulan berat ini dari lawan – seketika Itsuwa memikirkan hal ini,
tubuhnya terpentalkan sejauh 15 meter, bersama-sama dengan tombak yang dia
gunakan sebagai pertahanan.

Dia bisa mendengar suara logam terkoyak dibelakangnya.

Itsuwa akhirnya berhasil untuk menahan kerusakan besar pada sekujur tubuhnya
dan bersiap untuk gerakan selanjutnya, namun tidak ada tempat baginya untuk
memasang kuda-kuda. Tanpa tahu kenapa, Itsuwa hanya bisa membiarkan
tubuhnya terbaring pada layar raksasa.

Namun, sesuatu yang tidak terkira adalah layarnya tidak sobek, layarnya bisa
menahan berat tubuh Itsuwa. Sepertinya layarnya telah dibuat khusus untuk
menahan suatu benda yang jatuh dari langit-langit, dan mempunyai tugas khusus
sebagai penjaga.

Tidak sadar akan mampu untuk berdiri dengan layak, Itsuwa memegang tombaknya
dengan baik dan melihat ke depan.

Acqua si Belakang.

Dia memegang tongkat raksasa yang bukan merupakan tandingan tombak Itsuwa,
dan dia melompat untuk kemudian mendarat di layar tersebut.

“Maka, percobaannya akan berakhir di sini.”

Mempersiapkan tongkat yang dia pikul di pundaknya, Acqua dengan tenang berkata,

“Karena kita berdua memegang senjata, maka tak ada alasan untuk tidak
menyerang sesama.”

“…Tampaknya itulah kasusnya.”

Itsuwa tampaknya merspon sembari dia mengacungkan ujung tombak berbentuk


silang kepada Acqua, dan berkata dengan nada berat.

“Tetapi bukan aku saja lawanmu.”

Setelah itu, lubang seukuran landasan helikopter pada langit-langit terbuka sedikit
demi sedikit. Semua anggota Amakusa terlihat di sana, dan semuanya terluka. Ada
bercak darah pada pakaiannya, dan belum satu pun mendarat.

112
Semuanya 50 orang, 100 buah bola mata melotot ke sosok Acqua.

Sebaliknya, si moster bahkan tidak merasa takut.

“Tak masalah.”

Dengan tenangnya.

Dia bahkan tidak mengambil satu langkah pun, hanya membiarkan pusat
gravitasinya menurun.

“Bawa kesini.”

Pada saat dia mengatakan ini, semua anggota Amakusa turun untuk menyerang
Acqua.

Part 8

Dari depan, Itsuwa menyerang Acqua secara langsung.

Sebelum Acqua, yang sedang berdiri di layar yang bermaksud memperlihatkan


langit, dapat merespon pergerakan Itsuwa, beberapa pemuda Amakusa yang
memegang pedang mulai menyerangnya dari arah kiri, bawah dan atas.

Sekitar 20 bilah mata pedang menuju tubuh Acqua, dan bahkan jika Acqua
menghindari ini, masih ada 30 bilah lagi tersisa.

Bagi manusia normal, ini bukanlah sesuatu yang bisa mereka tangani.

Tetapi Acqua melakukannya.

Tongkat besarnya merobek udara, dan yang sedang di tengah-tengah udara,


Ushibuka dan Kouyagi terpentalkan jauh. Gelombang kejut yang datang dengan
sengaja meriak keluar dan menyerang semuanya, mengabaikan anggota Amakusa
yang formasinya telah kacau berantakan, Acqua berbalik dan membanting
tongkatnya lurus kebawah dari belakang.

Serangkaian kejadian ini mirip ledakan.

Dengan Acqua ditengah, formasi Amakusa terpecah belah, semua anggota


Amakusa beterbangan ke suma penjuru.

“!!”

Ingin menambahkan serangan lainnya, Itsuwa tiba-tiba menyadari sesuatu dan


menghentikan langkah kakinya.

Pada saat ini, tubuh Acqua sedang meluncur seolah-olah dia sedang berselancar di
es.

113
Seolah-olah dia sedang menuju lubang di kiri pertahanan Itsuwa, Acqua
mengangkat tongkatnya dan menuju pada Itsuwa sambil dia membentuk posisi
tinggi diagonal, sebelum mengayunkannya ke bawah seakan-akan dia sedang
berusaha menghancurkan tengkoraknya.

Ini adalah ledakan halilintar yang dibentuk dari besi.

Tetapi pukulan ini luput dari Itsuwa.

Acqua merasakan bahwa serangannya luput, dan Itsuwa, yang seharusnya berada
dalam jarak serang, menghilang. Melihat lebih dekat, dia menemui bahwa sweater
berwarna terang yang Itsuwa pakai sedang tergantung di ujung tongkatnya. Acqua
mengalihkan pandangannya ke depan, dan tak terlalu jauh dari sana, Itsuwa sedang
berdiri. Tak diketahui sihir jenis apa yang dia gunakan, dia masih memakai baju, dan
hanya sweaternya yang tertinggal.

Acqua dengan mudahnya mengayunkan tongkatnya dan mengoper pakaian yang


menggantung tadi.

“Jadi kau gunakan ini sebagai pengganti, huh?”

“Tetapi aku tidak beruntung, tak ada banyak yang bisa kugunakan sebagai
pengganti.”

Itsuwa menyiapkan tombaknya sembari dia berkata dengan tenangnya.

“Mohon jangan buat aku melakukan hal yang memalukan.”

Sebelum mereka dapat selesai bicara, mereka bentrok lagi.

Tongkat Acqua terlihat seperti itu bisa memotong lantai dengan mudahnya.

Tapi berkebalikan dengan sebelumnya, Itsuwa dan tombaknya telah diperkuat, dan
semua usaha ini berarti baginya untuk bisa mengimbangi pergerakan Saint. Satu
pukulan, dua pukulan, tiga pukulan, walaupun dia lebih lambat setengah langkah
dari Acqua, paling tidak Itsuwa berhasil mementahkan semua serangan Acqua.

“Pergerakan yang bagus.”

Acqua menaikkan tongkat di tangannya dengan cepat seraya dia memuji lawannya.

“Tetapi, walaupun kau melakukannya dengan baik, pergerakanmu perlahan-lahan


semakin melambat.”

“Ke…!!”

Perbedaan diantara mereka berdua perlahan-lahan semakin terasa, dan sekali


perbedaan ini semakin melebar, Itsuwa pasti tidak akan bisa membendung serangan
Acqua dan akan berubah menjadi seonggok daging.

114
Demi membantu Itsuwa, Tsushima, Isahaya, dan banyak anggota Amakusa lainnya
menyerang Acqua dari berbagai sudut, tetapi terbendung oleh dinding pelindung
yang dibentuk oleh tongkat ketika Acqua mengayunkan tongkatnya pada kecepatan
yang menakutkan. Bertarung melawan Itsuwa dan masih juga berhasil dengan
mudah menangani para anggota Amakusa di sekitar, sekali dia merebut suatu
kesempatan, mantra sihir akan bersinar dan menghilang, dan air bertekanan tinggi
akan direfleksikan kesemua arah.

Sembari mereka melanjutkan serangan ganas mereka, Tatemiya dan Itsuwa saling
berlemparan kedipan.

“(…Apakah ‘hal’ itu sudah siap?)”

“(…Tak ada waktu tersisa, lakukan itu..!!)”

“ITU…!!”

Demi tujuan mengatur kembali situasi terkini, Tatemiya mencoba memanggil Itsuwa,
tetapi pada saat ini, Acqua datang dengan serangan lainnya. Walaupun Tatemiya
berhasil secara itensif memblok serangan dengan pedang besar bergelombangnya,
dampak serangannya menyebabkan Tatemiya terpentalkan di layar raksasa dua
atau tiga kali.

“Lanjut.”

Melihat Itsuwa terengah-engah, Acqua mengangkat tongkatnya.

“Seberapa lama lagi kau bertahan? Biarkan aku menikmatinya.”

Dengan kata-kata ini otot Acqua dengan segera mengembang.

Adalah mustahil untuk menghindar dari jarak serang seperti ini.

Tongkat besar berbenturan dengan tombak Itsuwa. Walaupun dia berhasil untuk
menghindari pukulan langsung, ini sudah pada batas kekuatan Itsuwa. Setiap kali
senjata mereka bertubrukan, seperti hilangnya beberapa bagian roda gigi,
kecepatan Itsuwa akan turun drastis pada batas yang nyata.

Tak ada ruang untuk serangan balik.

Tak mungkin sepenuhnya membendung gelombang kejut yang disebabkan oleh


pukulan Acqua, sembari gelombang kejut mengenai layar dimana tempat mereka
berdiri. Mungkin layarnya diperkuat dengan serat anti peluru khusus, tetapi itu masih
terkoyak dengan mudahnya seperti stoking.

Inilah neraka yang terus menerus mengurangi kekuatan seperti lari maraton.

Tetapi dalam maraton ini, pelari yang tertinggal perlahan akan melawan mesin
penggiling besar yang bisa menggiling manusia menjadi daging bersaus.

115
Dia bakal mati bila dia berhenti.

Bahkan demikian, memaksakan tubuhnya untuk lanjut berlari hanya akan


menyebabkan kematiannya terwujud sekali dia mencapai batasnya.

Mata pisau dan senjata tumpul itu berlanjut untuk bentrok satu dengan yang lainnya.

“Humph….!!”

Acqua menarik nafas, menginginkan untuk menggenggam tongkatnya bahkan lebih


kencang dan bahkan menggunakan tenaga lebih, tetapi pada saat ini, Itsuwa
melakukan aksi.

Dia tidak sedang maju kedepan, tetapi lebih, seperti terlihat dia dengan langsung
berlari menjauh dari serangan frontal Acqua, dengan langsung bergerak ke
belakang.

Menghindarinya beberapa sentimeter, itu hampir tak berarti apa-apa.

Jika itu seseorang dengan kemampuan Saint, seperti Acqua, jarak ini dapat
dimentahkan secara langsung. Namun, untuk Itsuwa, ini adalah sesuatu yang
diperjuangkannya dengan hidup dan matinya. Setelah memaksanya untuk lompat
kebelakang, dia kehilangan keseimbangannya, dan terlihat seperti dia dapat jatuh
kapanpun.

Itsuwa tidak mungkin melakukan aksi selanjutnya.

Apakah itu menghindar atau menahan.

“Humph..”

Lagi-lagi Acqua menghembuskan nafasnya, bersiap untuk mengeluarkan serangan


akhir dengan menusukkan tongkatnya kedepan.

Udaranya terobek, dan kecepatan Acqua seperti jet supersonik.

GAKUN!!

Tetapi pergerakannya sepertinya terbatasi oleh sesuatu, dia tiba-tiba terhenti.

“Ap….”

Acqua melihat kakinya dengan terkejut.

Pergerakan cepatnya terhalangi oleh suatu tipe sihir tertentu, ada sehelai lapisan
tipis dari air berupa membran diantara sole sepatunya dan lantai,dan seperti
bagaimana seorang skater meluncur pada daerah penuh es, prinsip yang sama
digunakan untuk mengijinkan tubuhnya menjadi ‘luwes’.

116
Tetapi sihir ini dimusnahkan tanpa dia ketahui.

Itsuwa dari Amakusa benar-benar tidak punya kekuatan untuk membalikkan sihir
Acqua dan menghancurkannya. Sampai sekarang, dia belum melakukan ritual apa-
apa.

Namun,

Pada saat dia menyadari itu, Acqua menemui ada yang berkilauan bercampur
dengannya, dan itu berasal dari sole sepatu Acqua. Ada gelombang yang tak
dikenali yang menghalangi sihir Acqua.

Itsuwa tidak mampu menerima serangan Acqua secara langsung, dan gelombang
kejut yang tersisa terbentuk karena layar yang mereka pijaki terkoyak.

Ini bukanlah kebetulan.

Gereja Gaya Campuran Amakusa tidak akan menggunakan suatu sihir khusus atau
benda magis ketika mereka menggunakan sihir. Mereka akan menggunakan benda
keseharian, memperoleh kembali elemen sihir yang tersembunyi di dalamnya,
menyusun dan mengembangkan semua jenis sihir.

Dan yang paling penting,

Bahkan jika itu untuk segera, Acqua pasti membuka suatu jarak.

Melihat Acqua seperti ini, Itsuwa, yang sedang berdiri di depannya, menampakkan
senyuman tipis.

Tanpa ampun, Itsuwa mengangkat tombaknya ke arah Acqua, yang ada di


depannya, dan menyerang maju.

Setelah menunggu begitu lama, saat seperti ini akhirnya tiba, sebuah pukulan yang
seperti petir.

Sebuah serangan lurus merobek udara, Acqua melakukan gerakan menghindar


untuk pertama kalinya.

“Ugh!!”

Acqua tidak menghindar ke depan, belakang, kiri atau kanan, tetapi malah lebih
memilih untuk melompat.

Itu tidak apa-apa bahkan jika dia berada di layar yang tidak stabil, ketika Acqua
berhasil melompat setinggi hampir 5m setelah sekali lompat. Dia kini sedang berdiri
di pilar yang menggantung di layar.

“-TATEMIYA-SAN, SEMUANYA!!”

Bahkan demikian, Itsuwa tidak merubah posisinya.

117
Dia merendahkan tubuhnya, bersiap untuk menggunakan ujung tombak silang
Friullinya dan mengacungkannya ke Acqua.

“SEKARANG ADALAH SAATNYA BAGI KITA UNTUK MENGGUNAKAN ‘FAVORIT’


KITA!!”

Itsuwa berteriak dengan menggunakan seluruh kekuatan tubuhnya. Anggota


Amakusa di sekelilingnya merespon panggilan itu, beberapa ada di dekat Itsuwa,
dan beberapa lagi berada agak jauh, tetapi formasi yang mereka punya sekarang
benar-benar menekankan bahwa Itsuwa berada di puatnya.

Menyeimbangkan pilar yang kecil itu, Acqua sedang mencari tempat yang cocok
untuk mendarat, tetapi pada saat ini, apa yang dapat dia rasakan dibawah matanya
ada sekumpulan tekad dan kekuatan sihir yang dikumpulkan pada tubuh Itsuwa. Ini
sejenis pertanda, sebuah gelombang yang menyatakan sesuatu yang besar akan
datang.

“(Jadi, itu datang….!)”

Sebelum Acqua bisa mengatakan hal ini, Itsuwa membuat aksi.

Sebuah ledakan besar bisa didengar.

Pada saat itu Acqua menyadari bahwa ini adalah suara langkah kaki manusia pada
layar, Itsuwa merobek langit malam menjadi berkeping seperti roket pesawat luar
angkasa. Karena kekuatan besar ini, beberapa pilar yang menggantung pada layar
raksasa menjadi bengkok. Di dekat tangan Itsuwa ada secarik kain yang mirip
saputangan basah. Dia menggunakan ini untuk memegang pegangan tombaknya.

“Sebuah tombak berupa pipa kotak??”

Karena gaya gesek antara tombak dan telapak tangan terkurangi, kecepatan
menusuk dan kekuatan tombaknya meningkat dari waktu ke waktu.

Tetapi tujuan Itsuwa berbeda.

“RASAKAN INI!!!”

Dia menggunakan semua kekuatannya untuk mengirimkan serangan.

Jika dia tidak menggunakan apapun untuk melindungi telapak tangannya, telapak
tangannya sepertinya akan lenyap pada saat pertama kali sihirnya ditransferkan.

“-PEMUSNAH SAINT!!”

Tombak yang Itsuwa pegang meledak.

Ini bukanlah kiasan, ataupun perbandingan, tetapi lebih mirip, tombak Itsuwa benar-
benar berubah menjadi halilintar. Serangan tajam yang terbang di garis lurus

118
119
mengenai Acqua tepat di daerah perutnya, dan tanpa ampun, cahaya listrik
berwarna ungu putih kebiruan menembus tubuhnya, melewati belakang tubuhnya,
merobek-robek kegelapan malam. Gaya gesek yang besar ini menyebabkan kain
yang digunakan Itsuwa untuk melapisi pegangannya menjadi berasap hitam dan
terbakar.

Dengan ledakan ini, salib listrik tampak pada punggung Acqua, dan ledakan baru
berlanjut untuk kemudian terjadi dimana-mana.

“…!”

Acqua ingin mengatakan suatu mantra yang berharga dan tersembunyi yang
diaktifasikan.

Sihir yang Itsuwa – tidak, semua anggota Gereja Gaya Campuran Amakusa
lepaskan, ‘Pemusnah Saint’.

Karena tubuh Saint mirip dengan ‘Anak Tuhan’, berdasar pada Teori Idol, Saint
dapat memiliki kemampuan yang mirip dengan ‘Anak Tuhan’.

Di sisi lain, adalah mungkin untuk menyegel kekuatan ini yang mereka sebut
‘Stigma’ yang dimiliki Saint, dengan memusnahkan sesuatu yang membuat Saint
mirip dengan ‘Anak Tuhan’, pada hal tubuh manusia secara khusus.

Seorang ‘Saint’ yang kehilangan keseimbangannya tidak hanya kehilangan


kekuatannya dengan mudah. Bahkan mereka menjadi tidak bisa mengendalikan
kekuatannya, dan mungkin akan berakhir dengan tidak terkendali.

Di waktu lalu,

Gereja Gaya Campuran Amakusa kehilangan seorang Saint.

Sebagai seorang Saint yang lembut, dia takut bahwa kekuatan mengerikannya akan
melukai orang disekelilingnya, dan memilih untuk meninggalkan rumahnya. Demi
mengijinkannya menanggung kekuatan mengerikan tersebut, para anggota
Amakusa membuat janji.

Suatu hari nanti, mereka ingin bisa menanggung kekuatan mengerikan ini bersama-
sama.

Selanjutnya, mereka harus meraihnya, menggenggam tangannya dan mengatakan


padanya bahwa ini tak apa-apa. Mereka harusnya menjadi kuat.

Dan apa yang telah mereka usahakan dengan sangat keras adalah ‘Pemusnah
Saint’ ini.

Demi tujuan membiarkannya, seorang Saint, berdiri di samping mereka, mereka


harus mengerti dengan benar apakah sejatinya dia. Maka, mereka harus mendaki
dinding masa lalu, dan mereka harus melangkah maju kemanapun dia meraskan
adanya ancaman. Berdasarkan teori ini, ‘Pemusnah Saint’ dilahirkan.

120
Asli.

Sebuah sihir sukses yang berhasil diciptakan oleh para anggota Gereja Gaya
Campuran Amakusa.

Sebuah sihir spesial untuk mengalahkan seorang Saint.

(Sebagai sihir yang akan lepas kendali di dalam tubuhnya, waktunya untuk bersatu
adalah sekitar 30 detik.)

Pada teorinya, ini adalah sihir yang ‘hanya bekerja pada Saint’ dan tidak punya efek
pada ‘penyihir biasa’. Karena atribut khusus ini, mereka yang tidak dapat menjadi
seorang Saint yang akan dengan khusus menjadi tikus percobaan. Jadi pada rasa
tertentu, ini adalah saat yang menenentukan.

Namun perasaan yang didapat Itsuwa pada tangannya, adalah mereka sukses
mengalahkan Acqua.

Dia menggunakan perasaan itu untuk mengukur waktu yang efektif ini.

(Menggunakan waktu ini yang kami punya, mari buat Acqua ‘si manusia biasa’
menjadi sepenuhnya tidak berdaya.)

Namun,

“Sihir yang tidak buruk.”

Kali ini, ekspresi Itsuwa terhentak.

Tombak Friulli yang diubah menjadi halilintar telah kembali ke bentuknya semula
tanpa tahu kapan. Itsuwa tidak memberikan suatu perintah, jadi ini berarti kekuatan
eksternal itu memaksa sihirnya menjadi dirubah dan dimentahkan.

Tangan kiri Acqua berada pada pinggulnya.

Dia tidak menahan sakit suatu luka apapun, tetapi pada tempat dimana kulitnya
tersentuh, dia berhasil untuk menggunakan tangannya guna memegang ujung
tombak Itsuwa.

Sepertinya, sebelum tombak Itsuwa berubah menjadi halilintar, Acqua dengan paksa
memegang ujung tombak Friulli, dan alasan mengapa percikan khusus itu akan
nampak seperti sebelum dia melakukan sesuatu sampai kepada sebelum dia
ditembakkan, menyebabkan efeknya keluar sedikit dari ujung tombak.

“Jika aku hanya seorang Saint, aku sepertinya akan benar-benar sudah dihabisi.”

Bibir Acqua mengkerut secara tidak sopan.

121
Ini bukanlah senyum ejekan, tetapi lebih mirip suatu senyuman senang yang
menunjukkan bahwa dia bertemu dengan lawan yang kuat.

“Tetapi sayang sekali.”

Tangan kirinya memegang tongkatnya, Acqua perlahan menggerakkan tangan


kanannya.

Sebuah tongkat kesatria abad pertengahan sepanjang 5 meter yang terbuat dari
besi.

“-TETAPI SEKALIGUS SEBAGAI SAINT, AKU JUGA ANGGOTA DARI 'KURSI


KANAN TUHAN'!!”

Suatu ledakan terjadi pada plaza yang tak ada seorang pun di dalamnya.

Itsuwa tidak punya waktu untuk menggunakan pakaiannya sebagai pengganti


jasadnya.

Pada saat Itsuwa menyadari bahwa tubuhnya membuat semua kebisingan ini,
nafasnya terhenti. Hantaman vertikal yang datang dari atas membuat dia jatuh
melewati atap yang terbuat dari serat yang terobek-robek, kemudian jatuh sejauh
20m kebawah.

“KYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!”

Sewaktu dia jatuh, dia bisa melihat beberapa lapis sihir penghalang terbuka, dan
sepertinya itu berasal dari para anggota Amakusa. Itsuwa sendiri mencoba
menggunakan satu, mencoba sekuat tenaga untuk memperlambat kecepatan
jatuhnya. Namun, sihirnya rusak, dan tubuh Itsuwa mendarat dengan kasarnya di
permukaan aspal lantai 4.

Debu abu-abu berdansa di udara.

Babak belur dengan parahnya, Itsuwa terkubur di aspal, dan bagian tubuh yang bisa
dia gerakkan hanya kepalanya. Dia melihat ke langit, dan melihat pada layar,
dengan suara ombak membentur karang, sejumlah besar air disemprotkan dari
retakan langit-langit. Beberapa ton air terbentuk seperti tangan raksasa atau mulut
naga. Di depan kekuatan dahsyat ini, anggota Amakusa tersebar, dan seseorang
bisa mendengar ratapan kesakitan.

Diantara mereka, sekelebat bayangan turun seperti sehelai bulu.

“Betapa bosannya. Kau mengumpulkan begitu banyak orang, dan inikah rencana
terbaik yang bisa kau berikan?”

Itu adalah Acqua si Belakang.

Dia berdiri di sebelah Itsuwa, yang pada dasarnya sudah sepenuhnya kalah, dan
berkata dengan hampanya.

122
“Sebagai kondisi yang ingin aku berikan, kau masih memiliki sedikit pilihan.”

Banyak luapan air berlanjut untuk mengalir ke bawah dari layar video planetarium,
dan ada sirine tanda bahaya yang dibunyikan suatu mesin. Namun Acqua tidak
terganggu, dia akan mengalahkan semua musuh di depannya. Dia dengan biasa
berkata pada Itsuwa.

“Aku akan membiarkanmu memutuskan, apakah kau ingin memberikan tangan


kanan bocah itu? Ataukah kau ingin menjadi bagian dari aspal ini?”

“……..”

Itsuwa tidak menjawab.

Tetapi dia membuat suatu balasan yang tidak dalam bentuk kata-kata. Dia
menggenggam serpihan aspal dan memaksakan tubuhnya yang babak belur. Tubuh
Itsuwa yang berdarah-darah ini masih ingin berdiri.

“Jika begitu, sepertinya aku tidak punya pilihan.”

Acqua berkata dengan hampanya seraya dia mengangkat tongkat raksasanya.

“Karena kau menginginkan kematian, aku akan membiarkanmu lenyap bersamaan


dengan semua huru-hara ini.”

Ujung depan tongkat itu menuju kepala Itsuwa.

DONG!! Terdengar suatu ledakan.

Sebuah air terjun turun dari sisi lain layar yang robek, menghancurkan saluran air di
tingkatan ke-empat yang disebabkan perbuatan Acqua dan menjadi sepanjang 20m.
itu terlihat seperti sesuatu yang menjulur dari lantai, sebuah palu raksasa yang
terlihat seperti kabel sambungan mobil berubah menjadi seekor hewan buas yang
condong ke lantai, memburu mangsanya.

Itsuwa tidak menutup matanya.

Jadi, dia bisa merasakannya sampai akhir.

Dia merasakan tangan Acqua terhenti.

Tiba-tiba seisi ruangan terpenuhi dengan aura membunuh yang berasal dari
makhluk yang tidak diketahui.

Sumber dari hawa pembunuh ini tidak berasal dari Acqua, dan tidak pula berasal
dari anggota Amakusa disekelilingnya seperti Tatemiya dan Ushibuka, dan juga
tidak mungkin itu berasal dari Itsuwa yang sudah terluka parah. Jarak dari sumber
hawa pembunuh ini tak jelas, tetapi benar-benar terasa.

123
Acqua menghentikan tangannya dan menyadari bahwa sumber hawa ini bergerak
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini adalah sesuatu yang bisa memaksa Acqua
mengalihkan perhatiannya menjadi terdiam.

“….Aku paham.”

Acqua si Belakang bergumam dengan ringan, dan kemudian menampakkan


senyuman.

Itsuwa menyaksikan ekspresi ini dari jarak dekat, ini adalah ekspresi yang hanya dia
tampakkan ketika menghadapi lawan yang kuat. Tapi kali ini, tidak tidak sedang
melihat ke Itsuwa, tetapi lebih melihat ke seseorang yang jauh di dalam sana
dengan wajahnya yang terukir kaku.

Barisan air yang meluncur ke lantai empat telah dihancurkan, dan air yang
kehilangan bentuk magisnya berubah menjadi tsunami yang menyerang
pembendung di kedua sisinya.

Acqua melepaskan kekuatan dari pundaknya dan membawa tongkat raksasa pada
pundaknya.

Dan hanya sekali, dia melihat wajah Itsuwa dan mengatakan.

“Sepertinya kau mendapat nyawa kembali. Berterimakasihlah pada tuanmu.”

BAM!! Gemaan ledakan terjadi.

Pada saat Itsuwa memikirkannya, Acua si Belakang sudah menghilang. Karena dia
terlalu cepat sehingga mata telanjang tak dapat melihatnya.

Itsuwa bangkit dengan perlahan, dan melihat di depannya yang tidak ada
seorangpun.

Dia selamat.

Besi, aspal, semuanya disekitar menjadi hancur seperti ledakan di udara. Sekeliling
terlihat seperti tempat pembuangan sampah, dengan sejumlah air menyapunya. Ini
adalah situasi yang menyedihkan, Itsuwa tidak senang walaupun di selamat. Di
situasi ini, dia tidak bisa berkata apakah mereka benar-benar dikalahkan. Kata-kata
Acqua terus bergema di pikirannya.

“………….Terimakasih……….pada…………tuanmu…………?”

Itsuwa membalikkan kepalanya dan melihat sekitar.

Walaupun dia berbalik ke arah dimana Acqua berdiri, tak ada seorangpun di sini.
Seperti Acqua, yang menghilang, apa yang ada di sana hanyalah kegelapan malam
yang tak berujung.

124
Part 9

Sekitar 200 meter dari tempat Itsuwa.

Pada sisi sungai, ada pos pengamatan kecil. Dengan sihir ‘penghalau orang
disekitar’, tak ada lagi warga sipil disana kecuali dua orang Saint yang berdiri di
fasilitas sedingin es.

Salah satu diantaranya adalah Acqua si Belakang.

Dan yang lainnya adalah…..

“Tampaknya kau sedikit banyak mengurusi ‘rekan-rekan’ ku.”

Sesosok tubuh yang langsing dan tinggi, kulit seputih salju, rambut hitam yang
mengurai sampai pinggang setelah diikat bagian atasnya. Pakaiannya adalah kaos,
yang dilengkapi dengan material jaket yang kasar yang lengan baju atasnya robek.
Dan sisi kiri dari celana jins-nya juga robek, menampakkan bagian tubuhnya.

Namun, meskipun terlihat sebagai suatu penampilan yang unik, tak ada orang lain
lagi yang begitu mudah dikenali selain dia.

Sebilah pedang yang menempel pada sabuknya.

Pedang katana sepanjang 2 meter, yaitu ‘Tujuh Surga Tujuh Pedang’.

“Ngomong-ngomong, kabarnya ada seorang Saint dari Timur yang bisa membunuh
semua orang hanya dengan satu serangan.”

Seorang Saint yang berasal dari suatu negara atau asosiasi tidak diijinkan untuk
bebas pergi kemanapun. Bahkan jika Saint ini sedang menanggung suatu resiko
besar, dia masih memilih untuk berdiri di depan Acqua.

Dia menggenggam tongkatnya yang mirip tombak kesatria abad pertengahan itu.

Pada dasarnya, maksud dibalik semua ini adalah dia tidak perlu ‘mencemooh
kelemahannya’ dan bisa menikmati semua kesenangan bertarung.

“Aku dengar Saint dari Amakusa tampaknya benci pertarungan. Jadi apakah kau
ada niatan untuk bertarung melawanku?”

“Itu benar.”

Dia berkata,

“Aku mempunyai kepribadian seperti itu, tetapi tampaknya aku tidak sedewasa
seperti apa yang aku pikirkan.”

Kanzaki Kaori berkata,

125
“Tetapi melihat mereka dikalahkan satu per satu, aku tidak bisa. Aku sungguh-
sungguh tidak bisa. Aku menanggung nama sihir seperti itu. ‘Kemarahan’ adalah
salah satu yang asli dari tujuh dosa, paling tidak aku pernah diajari hal seperti itu.”

Seorang Saint yang dipanggil ‘Tuan Pendeta’ terasa seperti dia sedang meledakkan
semua kegelapan malam dan meruntuhkannya.

Dia sedang berdiri di sana.

“Berhenti mengkhawatirkan orang lain. Aku tidak akan membiarkan usaha mereka
sia-sia, itu saja cukup.”

Bagi lelaki itu yang mendapat penyalah-gunaan kekerasan tanpa alasan yang jelas.

Bagi kelompok yang terdiri dari rekan-rekannya yang berdiri dan menolong lelaki itu
dan sudah terinjak-injak oleh kekuatan yang mengerikan ini.

Dia terlihat seakan mau menghancurkan pangkal pedang yang dia genggam itu.

Tatapan mata kedua orang Saint itu bersinggungan.

Dengan pertanda ini…

Dintara 20 orang monster di seluruh dunia ini, pertarungan diantara mereka berdua
bermulai di sini.

Diantara Baris Ke 2

Kesatria Orleans.

Kesatuan penyihir terbesar di Perancis dan nama dari asosiasi yang membuat lelaki
ini berputus asa.

Asosiasi ini pada aslinya adalah asosiasi sukarelawan yang berhubungan dengan
akte milik Saint Joan, dan tidak seperti kekuatan perang yang semua kenali, grup ini
mendukung Saint Joan dari belakang. Dan juga, pada pertamanya, mereka tidak
membangun grup sihir khusus, mereka hanya sekelompok orang yang ingin
menyelamatkan Perancis, tak tergantung dari identitasnya, statusnya, dan (jarang
pada waktu itu) mereka adalah kaum ningrat dan petani. Semua kalangan orang
berdiri per sisi, tertawa bersama, itu harusnya asosiasi sejenis ini.

Tetapi di tahun 1431, tanggal 30 Mei, sesuatu yang besar terjadi yang merubah jalan
mereka.

Arc Joan, yang tertangkap oleh Inggris, telah dibakar dibawah dosa karena menjadi
bid’ah.

126
Sejak saat itu, Kesatria Orleands menjadi suatu asosiasi abnormal yang eksis untuk
membalaskan dendam Joan. Pembalasan dendam terhadap Inggris yang telah
membunuh Joan secara terduga, dan juga tentara Perancis lainnya, kaum ningrat,
semua yang tidak menyelamatkannya, warga Perancis itu yang tidak melakukan
apa-apa untuk membawa pulang tubuh Joan, asosiasi yang memperlakukan mereka
sebagai target balas dendamnya (berbicara lebih khusus, mereka berniat
melakukannya tapi tidak berhasil, ini tidak seperti mereka adalah jenis ‘organisasi’
yag akan mempertimbangkan apakah itu pantas atau tidak), dan jumlah orang yang
ditargetkan untuk balas dendam meningkat.

Bahkan jika itu adalah asosiasi sihir terbesar di Perancis, jika mereka mau untuk
mengumumkan perang pada orang-orang itu, peluang mereka untuk menang
masihlah tipis. Namun, mereka sendiri tidak menyadari ini.

Kesatria Orleans punya permohonan.

Saint Joan tidak lahir dengan kekuatan spesial. Ketika dia masih berusai 13 tahun,
dia mendengar ‘suara spesial’, dan setelah itu, kekuatannya mulai bersemi.

Kesatria Orleands selalu mencari ‘Joan si Peramal’ ini.

Tidak seperti Joan, yang ingin melindungi orang lain, Kesatria ini melakukan
semuanya semata-mata hanya untuk balas dendam.

Bagi mereka yang hanya membisikkan dan berdoa untuk keajaiban, Tuhan tidak
akan menolongnya, maka kenapa anggota organisasi ini tidak menyadarinya? Tentu
saja, Kesatria Orleans menjadi asosiasi yang ‘mencari suatu misteri’, membuat
mereka bahkan terlibat lebih dalam pada sihir.

Beberapa ratus tahun berlalu, dan anggota Kesatria Orleans telah berganti generasi.
Mereka ingin menciptakan seseorang dengan kekuatan seperti Joan, dan
‘percobaan yang mungkin berhasil’ ini masih berlanjut.

Lelaki dan perempuan terlibat dalam penelitian ini.

Seorang gadis yang ditunjuk sebagai wadah ‘Joan si Peramal’ bisa dibilang ditunjuk
dengan paksa. Lelaki yang ingin menyelamatkan sang gadis menolak dengan keras,
dan dia menggunakan semua cara, menggunakan semua kekuatannya untuk
melawan – dan gagal.

Sekarang ini, si lelaki kehilangan sang gadis yang dulu bersamanya.

Lelaki yang sekarat ini mendengar kata terakhir dari sang gadis : “Aku percaya
padamu.”

Tetapi si lelaki bahkan tidak punya daya untuk berdiri.

Baginya, jika dia mempunyai kekuatan, dia sudah akan menggunakannya dari dulu.

Si lelaki terbaring dengan hampa di tanah yang kotor.

127
“Jadi kau hanya akan berbaringan di sini saja dan sepenuhnya menyerah?”

Dia mendengar suara.

Seorang yang kuat yang memanggil dirinya sendiri penyihir bayaran.

Sepertinya dia datang dengan berbagai cara ke Perancis untuk menghentikan


Kesatria Orleans. Di sana, dia bertemu lelaki dan gadis, dan dia melakukan
serangan pengalihan demi tujuan untuk membiarkan si gadis kabur….tetapi lelaki
yang berada di tengah-tengah pertempuran terlalu lemah, menyebabkan si gadis
tertangkap lagi pada akhirnya.

“Aku juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.”

Si lelaki terbaring di lantai, bergumam pada dirinya sendiri.

Jika dia meregangkan tangannya, dia akan bisa untuk meraih pedang yang
terbungkus di sarungnya. Itu adalah pedang bertipe hanggar gaya Perancis yang
dimodifikasi untuk kebutuhan militer, seseorang bocah pun bisa menggunakannya
karena keringanannya. Dan pada saat itu, si lelaki yang seluruh lengannya terluka
terasa seperti takut memegang air panas, dan dengan pengecutnya tidak
menginginkan untuk menyentuh sarung pedang.

“Aku bukanlah seorang lelaki yang spesial, bukan jenis orang yang bisa menjamin
bahwa semua akan baik-baik saja selama aku disampingmu!!!! Aku tidak bisa
menang, musuhnya adalah asosiasi sihir terbesar di Pernacis!!!! Kau memintaku
melawan orang seperti itu!!!!????”

“Jadi kau akan menelantarkannya?”

“…………”

“Karena kau tidak bisa, kau berdiri, kan? Sekarang berapa lama kau akan
berbaringan disana?”

“…………….”

Si lelaki tidak merespon. Dia tidak bisa merespon.

Dia menggerakkan tubuhnya yang kalah dan babak belur yang tertutupi oleh lumpur
dan luka, dan akhirnya berhasil untuk mengangkat bagian atas tubuhnya, tetapi ini
sudah pada batasnya. Sebagai tambahan pada kekuatan fisiknya, kekuatan
mentalnya sedikit menjadi lelah.

Si penyihir bayaran tidak peduli.

“Tak ada waktu bagimu untuk terperangkap pada keputusasaan yang tidak berguna
itu.”

128
Tak peduli seberapa banyak si lelaki mencoba, si penyihir bayaran tak ada niatan
untuk menolongnya, malahan dia menggapai tangannya untuk mencabut pedang
yang tersimpan pada sarungnya.

“Musuhnya kuat. Jika mereka berhasil merealisasikan rencananya, kau dan aku tahu
akan bagaimana masa depan si gadis itu. Maka, tidakkah kau hanya perlu
memikirkan suatu hal yang pasti?”

Pada saat ini, si penyihir bayaran sepenuhnya tersentak.

“Bahkan di situasi yang penuh keputus-asaan, dia masih mengatakan “Aku percaya
padamu”, kan?”

Pada saat itu tubuh si lelaki membeku.

Hanya sepatah kata yang dialnjutkan si penyihir bayaran.

“Jadi apa yang sedang kau rencanakan? Apakah kau akan berdiri dan melindungi
impian bodoh gadis itu? Ataukah kau hendak memberikan dia keputus-asaan yang
lebih dengan mengajari si gadis itu pahitnya kenyataan?”

Si penyihir bayaran memegang sarung pedang dan membawanya ke depan hidung


si lelaki yang berbaring di tanah selama tak tahu kapan.

“Putuskan, yang mana yang akan kau pilih?”

Tak perlu khawatir.

Tak perlu juga memikir.

Masalah di depan sangantlah banyak, dan kemungkinan resikonya adalah sebanyak


bintang-bintang di langit, tetapi itu tidaklah penting. Hanya orang yang mengambil
tindakanlah yang mempunyai hak untuk khawatir dan memikirkan akan hal ini.

Si lelaki berdiri.

Mengabaikan trauma yang mendalam, dia memegang gagang pedang yang si


penyihir bayaran berikan, melepaskan sarungnya dan menariknya keluar.

“-Pilihan bagus.”

Si penyihir bayaran tersenyum.

Ekspresi si lelaki berubah. Dia berdiri disamping si penyihir bayaran, pada posisi
yang sama, dan berjalan ke arah keluar dari kegelapan bersama dengan rekan-
rekannya – sambil berlanjut untuk melihat pada ‘markas rahasia’ musuh yang harus
dia kalahkan dan gadis yang harus dia selamatkan.

“Ayo.”

129
Si lelaki berkata dengan tenang.

“Waktu untuk takut sudah habis.”

Musuhnya adalah asosiasi sihir terbesar di Perancis, Kesatria Orleans.

Organisasi petarung profesional terbesar di Perancis melanjutkan aksi balas


dendamnya, dan serangan balik kepada lawannya pun dimulai.

130
Chapter 3
Duel Sampai Mati antara Monster yang Benar-Benar Berbeda
— Saint_VS_Saint.

Part 1

Bagaimana bisa tak seorangpun mendengar suara bumi berguncang?

Sebuah suara telah melebihi tingkatan ledakan dan bom sonik, itu tidak lagi dalam
batas yang bisa diterima manusia. Itu adalah suara penderitaan dunia. Setiap akibat
buruk dari tangisan ini telah lenyap menjadi badai atau angin ribut berupa angin
yang melepaskan pepohonan di jalanan dari akarnya, menyebabkan beton pada
tingkatan ke-empat menjadi berguncang dan membengkokan susunan tangga besi
seperti karamel.

Kanzaki Kaori dan Acqua si Belakang.

Jalan-jalan dipenuhi atmosfer dengan hawa tertentu, kedua orang Saint ini bentrok.
Inilah yang segalanya terjadi pada observatorium di tengah-tengah malam hari.

“Hhhhhhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh!!!”

Kanzaki mengeluarkan pekikan yang keras seraya dia menggunakan jurus menarik
pedang dengan kecepatan mendewanya. Menggunakan ide untuk mengendalikan
ajaran yang lain guna melawan balik agama tertentu dan menyebabkan kerusakan
kepada lawannya, bahkan Malaikat pada agama bertuhankan satu dapat dipotong
menjadi dua bagian. Ini adalah pergerakan pembunuh milik Kanzaki.

Jika sihir ajaran Kristen tidak efektif, dia harus menggunkan sihir ajaran Budha.

Jika sihir ajaran Budha tidak efektif, dia harus menggunakan sihir ajaran Shinto.

Jika sihir ajaran Shinto tidak efektif, dia harus menggunakan sihir ajaran Kristen.

Begitu seterusnya.

Menggunakan metode seperti ini untuk menutupi kelemahan sihir dari ajaran suatu
agama, suatu jenis sihir yang dipenuhi dengan kekuatan pemusnah.

Kilasan Tunggal, Yuisen.

Tak peduli seberapa banyak jumlah orang kuat yang menjadi lawannya, tak satu pun
bisa selamat darinya.

131
Tongkat besar Acqua membendung serangannya, setelah sedikit berjual-beli
serangan, adalah jelas bagi Kanzaki bahwa Acqua mungkin mengetahui banyak
jenis sihir seperti dirinya, bahkan mungkin lebih. Karena Acqua bukanlah anggota
biasa dari Kursi Kanan Tuhan, dia bahkan bisa mengeluarkan mantra sihir biasa.

Untuk melalui ini, Kanzaki berganti dari menggunakan ajaran Budha ke ajaran
Shinto, tetapi Acqua dengan segera mengganti gaya bertahannya. Sejumlah besar
sihir berbentrokan diantara mereka kemudian berganti, dan pada pertempuran
supersonik ini, elemen lain yang sedang berlangsung adalah : mental bertarung
yang disebut “membaca pergerakan lawan”.

Ilmu pengetahuan dan sihir.

Jiwa dan raga.

Kerusuhan dan perintah.

Senjata mereka berlanjut untuk bentrok satu dengan yang lainnya, mengirimkan
percikan-percikan terbang ke angkasa. Pada pertarungan antara Saint ini, suatu hal
dapat dimengerti jelas dengan sekali lihat.

Berbicara pada normalnya, bakat tidak dibutuhkan dalam menguasai sihir, sihir
adalah sesuatu yang pada aslinya ada untuk mengijinkan seseorang yang tanpa
keahlian apa-apa bisa menciptakan suatu keajaiban seperti orang dengan keahlian,
tetapi bagaimana seseorang dapat mengatakan hal demikian setelah menyaksikan
pertempuran diantara kedua orang yang dikenal dengan keberadaan khususnya
yang disebut Saint ini?

“…..Betapa menarik. Bagi suatu orang, kalian mengirimkan seluruh anggota grup.
Aku benar-benar terkejut. Bahkan aku, sebagai musuh, harus terkejut pada lelaki
itu.”

Acqua mengibaskan batang besi sepanjang lima meter miliknya semudah dia
mengibaskan ranting.

“Tetapi ingat karena kau telah menempatkan dirimu sendiri sebagai musuhku pada
pertarungan ini, masa depanmu hanyalah dikalahkan oleh tanganku sendiri.”

Ledakan lainnya membelah udara.

Sekali Kanzaki merasakan permukaan uap hitam dibelakangnya mulai berpindah,


sebuah kolom air setinggi dua puluh meter telah berdiri. Seperti palu raksasa, itu
menyapu langit-langit jalanan bawah tanah pada langkah yang menakutkan,
membantingnya ke arah Kanzaki. Kanzaki, yang telah memiliki kesulitan dalam
berurusan dengan tongkat besi Acqua, akan mati jika dia tidak bisa menanggulangi
ancaman lain ini.

Suara terpotong bisa terdengar.

132
Disekeliling Kanzaki, bertarung sampai titik darah penghabisan dengan Acqua,
sesuatu sedang bersinar. Pada saat Acqua menyadarinya, ketujuh serangan
mengenai palu air yang diciptakan oleh Acqua si Belakang dan menyebabkan itu
kembali ke bentuk uap air seperti semula.

Nanasen yang diciptakan oleh kawat besi.

“….Aku akan benar-benar marah jika kau pikir itu tadi kekuatan penuhku.”

Kanzaki menggerakkan bibirnya, dan ketujuh serangan terlihat membetulkan arah


serangan pedang Kanzaki sembari mereka memburu Acqua dari semua sudut.
Acqua dengan cepatnya meningkatkan taraf serangannya dalam merespon.
Menggunakan tongkatnya untuk menahan, menolehkan kepalanya untuk
menghindar, didepan Acqua, yang lanjut untuk mengendalikan pedang dan
kawatnya.

Sebuah api yang kuat mengelilinginya.

“---Eh?”

Kawat besi yang tersebarkan di udara berubah menjadi susunan sihir berdimensi
tiga. Pada saat Acqua menyadari akan hal ini, api yang membentuk bunga lotus
menelan seluruh tubuhnya. Sedetik kemudian diikuti ledakan, kemudian ketiga
kalinya, dan akhirnya sabetan dari suatu mata pedang terjadi di bawah sinar bulan.
Suara dari serangan berantai tidak bisa terdengar. Itu terjadi terlalu cepat, suaranya
telah menjadi sesuatu yang terpisahkan. Suara yang menulikan telah ditunda pada
beberapa saat seperti ikan raksasa yang siap merobek-robek udara.

Tetapi Acqua tidak ada di situ.

Bergerak keluar dari pantauan Kanzaki, Acqua menerbangkan lantai beton sejauh
sepuluh meter di depannya.

Sayatan ada pada wajahnya. Mungkin dia tersayat oleh kawat besi, itu adalah luka
sayatan kecil. Meskipun ukuran sayatannya kecil, namun, itu adalah luka yang
jarang, satu luka yang terjadi padanya setelah dia melawan banyak orang berkali-
kali semasa hidupnya. Cairan merah menetes dari luka Acqua di wajahnya, dan dia
mengatakan dengan tenangnya,

“Seperti yang kuduga dari anggota Amakusa, kalian semua pada dasarnya sama.”.

Dia menggunakan jari telunjuknya untuk membersihkan darah di wajahnya, dan


menekan ujung jari pada sebelah tongkatnya, dengan itu, dia menuliskan sesuatu
yang tidak diketahui maknanya,

“Tetapi ada perbedaan yang sangat jelas ketika serangan tersebut dilakukan oleh
seorang Saint. Hal yang disebut ‘bakat’ sangatlah serakah.”

133
Disepanjang sejarah, sihir sudah selalu menjadi penyelamat bagi orang yang tidak
mempunyai bakat, namun, kenyataan ini tidak berarti sebelum mereka yang dikenal
sebagai Saint, yang diberkahi oleh Tuhan.

Menghadapi komentar lawannya, Kanzaki diam sementara.

“…………..”

Jika dia menilai dari segi hasil pertarungan ini, pernyataannya adalah sangat benar.
Tanpa Kanzaki, seluruh anggota tersisa dari Amakusa bahkan tak mampu
menggoresnya, tetapi…..

“Aku harap kau dapat membenarkan perkataanmu.”

Kanzaki menyarungkan pedang di tangannya, meringankan pusat berat tubuhnya


dan bersiap untuk menarik pedangnya kembali.

“Adalah benar bahwa mereka tidak bisa menggunakan Yuisen, tetapi dasar dari
penggunaan pedang, kawat besi, dan sihir yang diturun-temurunkan dari nenek
moyang Amakusa ku. Apa yang menciptakan semua ini bukanlah hal remeh yang
kau sebut bakat itu, tetapi hasil dari sejarah. Amakusa adalah sekolahku, guruku
adalah kolegaku. Aku tak akan pernah setuju dengan kata-kata menghinamu itu.”

Tangan yang memegang padang tergenggamkan dengan erat,

“Bagaimana denganmu? Kau paham dengan jenis kekuatan apa yang kau punyai,
kau masih saja menyerang seorang pelajar SMA biasa tanpa ampun. Kau tak punya
hak untuk meremehkan sesama seperti itu.”

Tetapi kata-kata ini bisa balikkan ke Kanzaki dengan mudahnya. Pada motif tertentu,
dia juga pernah menyerang lelaki SMA ini. Kata-kata yang barusan terucap darinya
mungkin sekaligus sebagai hukuman baginya.

“……Menjadi marah karena hal sepele seperti itu adalah kekanak-kanakan.”

Acqua menarik pola yang ada pada tongkatnya dengan darahnya sendiri,
menyiapkan itu seraya dia mengatakan ini,

“Sepuluh meter. Bagi Saint, sejauh itu bahkan tidak bisa disebut jarak.”

Adegan pertempuran dua orang ini adalah seperti drama tradisional Jepang, dan
masih terasa lebih mirip dengan drama Amerika yang kebarat-baratan.

“Seorang infanteri secara tidak sengaja bertemu dengan tank ketika dia sedang
mengintai…..ini adalah medan pertempuran, tak ada yang namanya strategi
menembak yang pasti atau rute melarikan diri yang benar-benar aman, itulah
peraturan seorang kesatria. Hal-hal seperti ini tidak ada pada semua jenis
pertempuran. Dengan sengaja membuat semua kondisi menjadi sama persis,
membuat kesempatan menang menjadi sama kepada setiap orang….. hal – hal
seperti itu adanya pada olahraga. Adalah bakat, kemampuan menembak. Semuanya

134
bisa menebak hasil akhirnya ketika seorang infanteri yang pesakitan bertemu
dengan tank. Tank-nya akan menyerang tanpa ampun, dan si infanteri akan menjadi
debu di medan pertempuran. Apakah kau sedang mengatakan bahwa pertempuran
kita adalah sesuatu yang berbeda?”

“Itu hanya alasanmu.”

“Tetapi kau dan orang-orangmu adalah yang pertama kali mencampuri


pertarunganku,”

Acqua bahkan tak sedang mengejek mereka, hanya dengan tenangnya mengatakan
pengamatannya.

“Mengenai bocah SMA itu : aku berpikir, tuan yang mana yang akan
memungutnya.”

“…………….”

Sama sekali tidak memperingatakan.

Kanzaki mengambil gerakan.

Dengan kecepatan yang akan membuat suatu penyihir profesional merasa bahwa
pertarungan di depannya adalah keajaiban, Kanzaki berpacu pada lengan Acqua,
dan mungkin sarung pedang yang menyentuh lantai beton membuatnya hancur
berkeping dan serpihannya mengikuti potongan Kanzaki, tetapi sebelum
serpihannya dapat memburunya, Shichiten Shichitou telah mulai melukai Acqua.

Suara logam berdesing dengan jelas.

Dua monster yang dipanggil Kanzaki dan Acqua ini bentrok, keduanya saling
menatap mata satu sama lainnya.

“Bahkan setelah kau mengetahui semua ini, kau masih memperlakukannya sebagai
seseorang yang semata-mata dilibatkan!! KENAPA KAU MENGGUNAKAN
KEKUATAN SAINT UNTUK MENYERANGNYA !!!???”

Sebuah suara yang tidak terdengar oleh siapapun sebelumnya, mengaum-ngaum


dan menampakkan emosinya. Karena Kanzaki dan Acqua adalah seorang Saint.
Atau lebih, Saint yang menanggung rasa sakit karena telah melukai sesama.

“Hanya ada dua puluh orang seperti kita di muka bumi, dan bahkan penyihir biasa
takut akan keberadaan kita. Kau masih lanjut untuk memakai kekerasan pada
aksimu tanpa mempertimbangkan akibatnya, kau bajingan!!!!”

“Hal ini disebut alasan untuk bertarung……apa yang dapat kau lakukan bahkan
ketika kau memahaminya?”

Berbeda dengan Kanzaki, Acqua masih bisa tenang seperti biasanya,

135
“Siapapun yang memiliki kepercayaan diri pada kebenaran aksinya tidak perlu untuk
menemukan ijin pada jalan yang dia pilih, untuk mereka yang akan ditunjukkan
aksinya. Bagi mereka dengan persiapan teori, seberapa nyatakah hal ini?”

Diantara kedua orang ini, yang saling bentrok, sihir samar-samar disekeliling mereka
terus melepaskan ledakan kecil. Kata yang tertuliskan dengan darah pada tongkat
Acqua sudah diaktifkan, dan kedua Saint ini menggunakan kesempatannya untuk
meperlebar jarak. Kanzaki sedikit mundur kebelakang dari Acqua, yang masih
memegang tongkatnya dengan tanpa pergerakan.

Apa yang mendukung inti dari lawan yang kuat ini mungkin adalah kepercayaan
akan ketabahan.

…..tetapi Kanzaki Kaori sama sekali tidak melihatnya.

“Tunjukkan padaku, Saint dari timur.”

Atmosfer yang melingkupi Acqua mengembang dua kali lipat. Itu bukanlah hanya
sebuah kata, itu adalah seakan-akan bobot dan tekanan pada seluruh senjata yang
dia genggam telah meningkat berkali-kali lipat tanpa bisa terhitung lagi.

“Aku tidak mau menelan kembali kata-kataku, aku ingin kau untuk menunjukkanku
kepercayaanmu melalui mata pedangmu. Aku mau kau menunjukkanku tanpa kata-
kata melainkan suatu pertempuran.”

Kedua orang Saint bentrok lagi, pada kecepatan yang tidak bisa ditangkap oleh
mata manusia, pada kekuatan yang siapapun tidak bisa ganggu.

Part 2

Kelopak mata Kamijou Touma berkedip.

Pergerakan ini sungguh kecil, jadi tak seorang pun dia melakukannya tanpa sadar.
Itu hampir pada pergerakan kejang, perlahan-lahan matanya terpaksa terbuka
dengan sipit. Bahkan demikian, penglihatannya tidak akan pulih dalam beberapa
detik kedepan, dan dia bahkan tidak mampu menggenggam tangannya. Setelah
beberapa saat, dia menyadari bahwa dia sedang melihat pada langit-langit rumah
sakit.

………..Aku……........

Kamijou tidak tahu di tempat apa dia berada, atau mungkin dia sudah di sini
sebelumnya, tetapi otaknya tidak mampu memproses ini semua. Dibandingkan
dengan pemandangan di depan matanya, alkohol pembasmi kuman menunjukkan
kecepatan yang lebih cepat dengan kejernihan yang lebih baik.

……..Apa………….yang……….ada……….padaku

136
Dia bisa merasakan sesuatu menempel pada dada dan perutnya. Elektroda
menempel padanya untuk mengumpulkan informasi?

Walaupun lampu di ruangan tersebut mati, Kamijou bisa merasakan kehadiran


seseorang. Ada berat tubuh yang ringan pada bagian lain dari selimutnya. Kamijou
menggerakkan matanya pada arah itu dan melihat Index duduk di kursi, tengkurap
pada kasur sambil tidur. Walaupun rambut panjangnya menutupi ekspresinya,
tampaknya dia sangat khawatir bahkan dalam keadaan sedang tidur.

Itu membuat kepala Kamijou sakit.

“…………….”

Tangan tak bernyawanya yang terbaring di kasur akhirnya mendapatkan kekuatan


untuk menggerakkan otot-ototnya kembali.

Seolah-olah merespon otaknya yang sudah sadar, darah terpompa lebih kencang ke
seluruh tubuhnya.

Acqua si Belakang.

Itsuwa.

Amakusa Katolik.

Mereka pasti telah melanjutkan pertarungannya bahkan setelah Kamijou kehilangan


kesadarannya ketika dia dilempar dari jembatan, dan dia benar-benar berharap
terjadi demikian. Tentu saja, kemungkinan dia mendengar : “Amakusa menang, tak
perlu bagimu untuk bertarung lagi.” bukanlah nol, namun Kamijou tidak bisa
menemuinya sendiri untuk mewujudkan sekenario seperti pada pemikirannya.
Bukannya tidak respek terhadap Amakusa. Acqua si Belakang benar-benar seorang
monster, dan walaupun Kamijou memahami bahwa ia, seorang anak SMA biasa,
tidak harus membuat musuh pada asumsi yang tidak bisa terhentikan lagi, ada batas
dalam kekuatan.

Acqua memandang kekuatan yang tersimpan dalam tangan kanan Kamijou sebagai
eksistensi yang berbahaya. Jika dipandang pada cara yang lainnya, itu bisa
menyebabkan perubahan drastis pada yang harusnya digunakan Kamijou. Selama
ini tangan kanannya, bahkan keajaiban Tuhan Sendiri bisa dia musnahkan.

Setelah memeriksa keberadaan tangan kanannya, Kamijou mengangguk pada


dirinya sendiri. Dia juga memandang Index, yang tengkurap di kasur sambil tidur.
Gadis malang ini pasti sangat mengkhawatirkannya.

………ma’af Index, aku akan lanjut untuk minta ma’af sedalam-dalamnya setelah
ini…….

Tetapi, pertama-tama.

Biarkan aku melakukan apa yang harus aku lakukan.

137
138
Part 3

BAM!!

Suara ledakan yang menulikan memecah langit malam Academy City.

Itu bukanlah badai yang diciptakan dari api, tetapi badai yang diciptakan dari air.

Aliran deras dari air dikendalikan oleh sihir Acqua melewati langit-langit dan
membentuk dirinya sendiri menjadi palu raksasa, Kanzaki tanpa ampun
menggunakan kawat besinya untuk memotongnya menjadi per bagian. Bentuk
seperti mesin, beberapa ton air dengan segera berubah kembali menjadi uap, yang
lagi, dikendalikan oleh Acqua, dan kini membentuk sesuatu mirip berlian.

Acqua tidak hanya mengendalikan “palu”.

Seluruh bagian sepanjang dua kilometer dari lantai 4 bisa dibilang berada di bawah
kendali penuh Acqua. Semua air yang melalui aliran buatan telah tersedot keluar,
setiap partikelnya mengapung di udara sebelum membentuk dawai-dawai yang
bagus dan menyebar melalui beberapa fasilitas sekolah, membentuk kesatuan sihir
yang asing dan kompleks.

Airnya dibentuk menjadi kesatuan berbeda-beda yang tak terhitung jenisnya, dan
terus berubah, berubah bentuk dan pola untuk menciptakan berbagai kesatuan
dengan kehendak Acqua.

Serangan beruntun datang pada Kanzaki.

Tombak es sepanjang tiga puluh meter beterbangan kearahnya.

Utuh, blok-blok es berbentuk bulat bersilangan arah satu sama lainnya.

Diantara celah-celah es ini, Acqua menyisipkan tubuhnya untuk memberi serangan


kejutan pada Kanzaki.

--Menggunakan taktik untuk meningkatkan peluang membunuh lawannya, berbagai


sihir yang bisa dipertimbangkan setiap kalinya untuk memastikan suatu
pembunuhan bergabung bersamaan. Menurut prediksi Acqua, tujuh puluh detik
setelah pergerakan Kanzaki akan melambat untuk menghindar atau menahan dan
dia akan dipukul dengan sebuah serangan yang fatal.

“Hm..”

Bahkan setelah dia berhasil melewati harapannya, Kanzaki masih bisa menyerang
balik.

Untuk merespon sihir air yang bentuknya berganti-ganti itu, Kanzaki mengendalikan
ketujuh kawat besinya dan memperpanjangkannya, dengan segera membentuk
semacam perisai. Setelah mengerti bahwa dia berada pada posisi yang sepenuhnya

139
tidak menguntungkan, kawat besi Kanzaki terus merobek aliran air, merubah aliran
air dan meyebabkan sihir air Acqua untuk menyerang Acqua sendiri, tapi gagal.

Ini adalah contoh sederhana lainnya dari pertempuran elektronik, suatu pertempuran
berteknologi tinggi, namun pada ranah sihir.

Air dan kawat besi terus merusak satu sama lainnya, menembus celah diantaranya,
bersembuyi di tempat yang dalam, bertarung untuk tempat tertinggi pada dunia yang
terbatas ini.

Dunia telah ditelan oleh sejumlah pancaran cahaya.

Air yang Acqua gunakan untuk membentuk suatu kesatuan sihir dan kawat besi
Kanzaki merusaknya.

Acqua, yang sepenuhnya mengendalikan kota bawah tanah ini, dan Kanzaki, yang
merupakan kedudukan satu-satunya musuh.

Seraya mempertunjukkan duel sihir yang mengagumkan ini, tubuh mereka juga
menggunakan seni beladiri untuk bertarung.

Dengan mengabaikan dari sisi apa dia berbicara, ini adalah tingkatan dimana
penyihir tidak bisa capai. Kedua orang yang berada pada level yang tak bisa diraih
siapapun ini lanjut bertarung pada suatu pertempuran mematikan untuk
memperebutkan kedudukan tertinggi.

Sejumlah ledakan terdengar.

Tubuh Kanzaki dan Acqua telah menjadi kabut di udara. Benda logam pada tangan
mereka berayun-ayun ke segala arah, saling luput, saling bertumbukan.

Dia tahu bagaimana cara menggunakan Kemurahan Hati Ibunda Tuhan…..

Kanzaki menggertakkan giginya sembari mengendalikan pedangnya, kawat besinya,


dan sihirnya.

Tidak hanya menjadi suatu rasa sakit ketika dia menunjukkan ekspresi seperti itu.

Acqua mengakui bahwa dia merubah pembatasan peraturan yang mendukung sihir
Kristen dan ritual, tetapi Kemurahan Hati Ibunda Tuhan tak pernah dimaksudkan
untuk digunakan oleh seorang lelaki sebelum dia. Ini dimaksudkan untuk
memberikan Fallen kesempatan penebusan dosa. Mengakui kejahatannya, atau
bahkan semata-mata karena telah murtad dari jalan pengampunan, adalah sebuah
tragedi yang telah diabaikan oleh Tuhan. Pada tempatNYA, namun, Ibunda Tuhan
meneteskan air mata untuk mereka, tersenyum pada impian mereka, dan
memberikan kunci pengampunan pada tangan mereka. Mereka bisa berdiri dan
mengekspresikan hasrat mereka pada hatinya dan kemudian memanjatkan doa,
lantas mengaktifkan sihirnya.

140
Dapat dibilang bahwa keruwetan dari Kemurahan Hati Ibunda Tuhan berbeda
tergantung pada orang yang mengaktifasikannya, dan ada beberapa cara yang tidak
berhubungan dengan ibadah Anak Lelaki Tuhan. Tak peduli betapa dia melihat
padanya, namun, Acqua menggunakan perbuatan tidak wajar dari pemberkatan ini :
Sifat Alami dari Kemurahan Hati Ibunda Tuhan adalah untuk mencegah dan bahkan
membenarkan tragedi yang diciptakan oleh celah jaringan yang dibentuk oleh
berbagai Gereja dan pemuka jemaatnya. Ibunda Tuhan tidak eksis untuk
perkumpulan Kristen yang hanya menjadi pengganggu, dia ada untuk orang yang
berlutut dan berdoa untuk keselamatan keluarganya, temannya, dan
perserikatannya…..dan terkadang bahkan untuk musuhnya.

Itulah Kemurahan Hati Ibunda Tuhan.

Saint terhebat pada sepanjang sejarah Kristen yang telah memberikan kelahiran
untuk Anak Lelaki Tuhan, tugas yang terpenting dalam ajaran umat Kristen. Demi
tujuan untuk mengijinkan seseorang meletakkan bebannya dan memperoleh
pengampunan, Ibunda Tuhan menerima pemberkatan dari Malaikat dan kemudian
melahirkan Putra Tuhan ke dunia ini, berjalan pada takdir kesengsaraan dengan
suaminya. Hasil dari prestasi persembahyangannya adalah Kemurahan Hati Ibunda
Tuhan.

Dan sekarang ini……….

Betapa hebat pemikirannya….!!

Bahkan ketika digunakan seharusnya, Kemurahan Hati Ibunda Tuhan sangatlah


kompleks dan sulit untuk dipahami. Kesalahpahaman ini dihambat oleh laporan
kesalahan dari obyek tersebut yang tak terhitung jumlahnya seperti berhala dan
peralatan yang bisa memicu keajaiban pada tempat sihirnya. Adalah mungkin untuk
menggunakan basiknya untuk menentukan keajaiban palsu dari yang asli, tetapi
Acqua membedakannya dengan nyata dari mereka yang dapat dibuat keajaiban
seprti itu. dia sungguh sedang menggunakan keajaiban yang asli untuk melakukan
kekerasan dan pemusnahan untuk kemudian menggagalkan hukumannya.

“Sungguh mengejutkan.”

Suara Acqua dapat terdengar melewati suara yang memilukan telinga dari katana
dan tongkat besi mereka yang saling bentrok.

“Kesatuan ini beratnya lima ribu ton dan diameternya dua kilometer dan kau masih
menahannya dengan kekuatanmu.” Acqua melanjutkan, “….namun, batas kekuatan
tubuhnya sudah tampak, kan?”

“Eh?”

Kata-kata ini membuat pergerakan Kanzaki terhentikan, dan bahakan serangan


Acqua menjadi lebih ganas sebagai balasannya. Kanzaki melihat seolah-olah dia
hendak didorong, tapi dia dengan cepat memantul dan mengayunkan pedangnya.
Jumlah kekuatan yang dilepaskan Kanzaki ketika menggunakan Yuisen adalah pada
level dimana petarung biasa tidak dapat mengontrolnya, dan dia memaksakan

141
kekuatannya seperti biasanya. Pada kondisi ini, jurus seperti itu akan merugikan jika
diterapkan pada pertarungan jangka panjang, dan jurus Yuisen milik Kanzaki adalah
jurus pedang yang hanya digunakan ketika diperlukan dan bahkan ketika membunuh
merupakan sesuatu yang dijamin.

Suatu serangan sekali bunuh adalah mustahil bila lawannya sekuat Acqua si
Belakang.

Acqua, seseorang yang menguasai kekuatan setara atau bahkan melebihi Kanzaki
sebagai seorang Saint, juga menguasai atribut spesial yang dianugrahkan dari
anggota Kursi Kanan Tuhan, memperbesar kekuatan yang ada di badannya berkali-
kali lipat. Pada dunia yang Kanzaki terlibat ini, Acqua hanya berdiri di sana dengan
tenang. Seperti keberadaan ketentraman Malaikat……..

Kanzaki menggertakkan giginya.

Kekuatan yang Acqua banggakan sebagai anggota Kursi Kanan Tuhan adalah
Kekuatan Tuhan.

Pada saat itu, Misha Kreutzev tidak benar-benar tampil dengan utuh…..

Pada catatan itu, Kanzaki mengingat kembali perterungannya melawan eksistensi


berkekuatan monster yang disebut Malaikat Tertinggi.

Tapi aneh….Aku bisa merasakan hal yang bahkan lebih hebat dari itu pada Acqua.

Acqua melancarkan serangan bertubi-tubi kearah Kanzaki, membuat dia memikirkan


bahwa lawannya sungguh punya kecakapan sebagai seorang Saint sama
sepertinya. Bahkan jika dia tidak, perasaan kekuatan yang keluar dari Acqua dengan
mudahnya cocok dengan dirinya.

Tetapi ini……..tidak bisa terimajinasikan.

Jika dia sungguh punya kekuatan yang setara dengan yang dia perkirakan, Acqua
harusnya sudah dihancurkan oleh kekuatannya sendiri sejak dulu.

“Ha!”

Kanzaki mendengar suara nafas Acqua. Sesaat kemudian, dia dikelilingi oleh
perasaan yang sensasional. Acqua menghentikan sejenak serangan ganasnya,
mengembalikan kekuatannya dan bersiap untuk melancarkan serangan penghancur
selanjutnya. Hantaman berkekuatan penuhnya datang.

Tongkat raksasa diayunkan kebawah dari atas kepalanya, dan Kanzaki


menggerakkan pedangnya secara horizontal untuk membendungnya. Pada saat
tongkat Acqua bersentuhan dengan pedang Kanzaki, efek tumbukannya mengalir
dari pedang ke pergelangan tangannya, lengan, batang tubuh, dan kakinya sebelum
akhirnya terasa pada dasar kakinya, dia menunjukkan kesakitannya seketika. Sol
sepatunya terbenamkan beberapa sentimeter ke dalam lantai yang keras. Lantai di
bawah kakinya berubah ke bentuk seperti lumpur.

142
Walaupun dia tidak menderita serangan langsung, dampak seperti itu agaknya
paling tidak sudah memberikan siapapun gegaran yang hebat. Dia masih
menahannya dan Acqua, yang menggunakan seluruh tubuh dan kekuatannya untuk
menyerang, kini sedang terbuka pertahanannya.

“Wooooooooohhhh!!!”

Kanzaki melepaskan auman sembari dia menarik Shichiten Shichitou-nya,


menunggu waktu yang tepat, kesempatan yang tepat, untuk mengumpulkan
kekuatan di tangannya untuk dilepaskan. Namun percuma. Acqua menggeser
tongkatnya untuk membendung serangannya, dan hanya suara tubrukan besi dan
besi yang terdengar sebagai dampak yang disebabkan dari kedua pedang yang
saling bentrok. Ini adalah suatu kenyataan pahit pada Kanzaki.

“Sudah tiga tahun lamanya sejak aku melawan seorang Saint. Ini bagus sebagai
olahraga yang hebat.”

Pada pengamatan yang lebih dekat, senyum di wajah Acqua adalah hampa tak
satupun emosi dan pemikiran terekspresikan oleh senyuman itu,

“tapi mari kita akhiri ini. Aku datang kesini untuk bekerja, jadi sayangnya kau tak
punya banyak waktu untuk menikmati olahraga.”

“Ap…a??”

Kanzaki tidak bisa membuat jawaban yang layak, dan hanya bisa mengayunkan
pedangnya sekuat mungkin, mengirimkan serangan lainnya kepada Acqua.

Dan Acqua telah lenyap.

Kanzaki merasakan keberadaan Acqua tidak berdasarkan penglihatannya, namun


berdasarkan hawa kehadirannya. Dia ada di udara, melompat sejauh dua puluh
meter di atas. Itu bukanlah sesuatu yang orang biasa bisa lakukan, melompat di
udara seperti roket. Acqua, tidak lebih dari senoktah titik diudara, memiliki satelit
Kekuatan Tuhan, Bulan, di belakangnya secara langsung.

Pada perasaan yang paling terbatasi, itu tidaklah benar. Itu hanyalah tampilan
gambar langit yang dibuat oleh planetarium.

Acqua tidak turun, melainkan menempel pada langit-langit di langit buatan.

“Ugh!”

Kanzaki ingin dengan segera memperdekat jarak diantara mereka, tetapi kerusakan
yang dia terima baru saja terasa, dengan beban ini dia menempatkan tubuhnya
pada posisi yang benar, dan memperlambat pergerakannya. Pada saat tenang yang
sementara ini, Kanzaki merasakan hawa dingin menyebar pada semua sendi. Apa
yang sedang dia rasakan adalah batas antara hidup dan mati yang dialami petarung

143
pada kabut pertempuran yang sangat geram. Gelombang rasa sakit mengalir
kebawah pada sekujur tubuhnya.

Dan bagi Acqua, yang berada di atasnya.

“—Ibunda Tuhan harus mengenyahkan semua kejahatan.”

Ini adalah respon dari suara pelan Acqua, bola bersinar di belakangnya membuat
sesuatu yang terang seperti ledakan.

Layar planetarium terpecahkan karena aliran percikan yang berlebih yang datang
dari berbagai arah, seperti hitungan asing yang diaktifkan oleh peralatan ledak yang
tak terhitung jumlahnya. Bulan yang sebenarnya, tersembunyi pada langit yang jauh
dari mereka, tak bisa memancarkan sinarnya pada medan pertempuran mereka,
masih ada lapisan yang tidak bisa diraba dari perlindungan yang itensif dapat dirasa.
Seorang penyihir biasa tidak mampu membuat prestasi seperti ini tetapi untuk Acqua
si Belakang, anggota dari Kursi Kanan Tuhan yang juga seorang Saint, prestasi
seperti ini mudah untuk diatur.

Dia menggunakan Kemurahan Hati Ibunda Tuhan untuk membuat keajaiban.

Ini adalah…….!!

Kanzaki dengan mudahnya menarik kesimpulan pada tongkat yang yang dikelilingi
oleh pancaran sinar kebiruan itu baru saja memiliki sejumlah energi yang
mengerikan.

“Mendeskripsikan kekuatan yang disebut Kebenaran Tuhan ini, BIARKAN


RAHMATMU DINAIKKAN KE SURGA!!”

Pada saat Acqua mengaum, dia meminjak langit-langit dan dengan cepat menukik
ke arah Kanzaki. Setelah mengalami kerusakan diambang batasnya, langit buatan
itu sepenuh hancur dengan pijakan Acqua barusan, dan bayangan biru diatas
mereka menjadi gelap lagi.

Menukik dengan vertikal.

Sebilah tongkat besar menusuk kebawah.

Apa yang terjadi bukanlah serangan, tusukan, tembakan, ledakan, kerusakan,


potongan, atau bahkan ledakan penghancuran biasa.

Itu hanyalah tekanan biasa.

Serangan tiba-tiba dari atas memiliki kekuatan pemusnah lebih dari cukup untuk
menghamburkan semuanya yang berada di lintasannya, memberikan kesan seperti
asteroid yang jatuh ke bumi.

Dunia lenyap.

144
Bahkan suara dan pandangan dari bumi yang tertekuk dari bawah menghilang.

Dengan pertanda dari serangan yang tak terbendungkan pada pusatnya ini, semua
yang ada pada radius seratus meter pada lantai ke-empat dari District 22 Academy
City rubuh. Tumbukan jatuh Acqua menyebabkan baja dan beton lantai rubuh
menjadi debu dan menyisakan lubang besar padanya, lantai yang sama kerasnya
seperti yang digunakan untuk tempat perlindungan.

Semua yang berada disekitarnya rubuh, semuanya yang dalam radius seratus meter
jatuh ke lantai ke-lima.

Ledakan dan guncangan dan debu meledak dan menyebar kesegala arah.

Suara kehancuran menggema diseluruh area.

Aliran air dan turbin generator terpotong, dan airnya mulai jatuh seperti air terjun.

Ditengah-tengah dampak ini, Kanzaki Kaori terbaring ditempat dimana dia jatuh di
lantai.

Serangan itu tadi dibendung dengan menggunakan Shichiten Shichitou, tetapi lantai
yang berada di bawahnya rusak karena dampak serangan tadi.

Telah menahan tekanan yang tak terhentikan seperti ini dan jatuh lebih dari dua
puluh meter, Kanzaki mengangkat keatas serpihan beton, dan melihat keatas.

Dia selara menyeluruh tertutupi oleh luka, dan bahkan itu bukan pukulan langsung,
serangan yang tadi Acqua lepaskan masih bisa merusak tubuhnya melalui
senjatanya. Terjebak diantara tongkat masif pada tangan Acqua dan lantai buatan di
bawahnya, tak peduli apakah itu lengan, kaki, bagian tubuh, cairan merah hitam
mengalir dari tubuh Kanzaki.

Bahkan Saint yang hanya ada dua puluh di dunia ini, ini adalah keadaan yang
memilukan.

Jika dia menahan serangan sekaliber ini lagi, hasil yang mungkin terjadi adalah
kematian.

Namun………….

Menggigit giginya sekeras mungkin, Kanzaki Kaori yang tidak menampakkan rasa
takut ataupun syok di wajahnya. Ekspresi yang tampak di wajahnya hanyalah
kemarahan.

Ini adalah lantai ke-lima di bawah tanah, sebelumnya Kanzaki mendarat di suatu
plaza, namun suatu hal yang ajaib adalah tidak adanya korban jiwa selama
pertarungan mengerikan ini berlangsung. Pemikiran ini hanyalah sebatas teori
sesaat, namun : Jika medan pertempuran mereka adalah daerah tempat tinggal,
atau ada seseorang saja yang berjalan-jalan di sekitar plaza…… kenyataan itu
membuat Kanzaki sedikit merinding. Walaupun Academy City harusnya sudah

145
mengambil suatu pengukuran untuk berjaga-jaga dengan kemungkinan seperti ini,
tempat ini sangat berbeda dengan lantai empat. Tempat ini belum diberi ‘sihir
pengusir orang sekitar’ seperti yang dilakukan Kanzaki pada lantai empat
sebelumnya.

Tak diragukan lagi bahwa kedua orang ini adalah Saint. Tak diragukan lagi bahwa
kedua orang ini adalah sedikit dari hanya dua puluh orang di muka bumi yang
dianugerahi kekauatan hebat.

Lalu mengapa? Mengapa mereka berbentrokan senjata karena alasan yang bodoh?

Kanzaki akhirnya berhasil mengangkat tubuhnya yang penuh luka itu, memegang
dengan ringan Shichiten Shichitou yang telah jatuh dari pepuingan, dan berkata
dengan suara dengan nada sekarat, “Aqcua…..”

Sebaliknya, berdiri pada lantai kelima yang telah hancur, Acqua semata-mata
berkata,

“Dimana si Imagine Breaker?”

Dia dengan mudahnya memikul tongkat yang memiliki kekuatan penghancur itu di
pundaknya,

“Jika aku menghancurkan setiap tingkat, satu demi satu, apakah aku akan
menemukannya?”

Memberikan ekspresi sembari dia membersihkan darah segar dari tubuhnya,


Kanzaki dengan kasarnya berdiri,

“AAAAAAAACCCCCCCCCCCCCCQQQQQQQQQQUUUUUUUUUUUUUAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Shichiten Shichitou diayunkan pada kedua tangan, bergerak ke kiri dan kanan
dengan tidak konsisten.

Mungkin di memegang pedangnya terlalu lemah, karena ada kerusakan tulang pada
jemarinya. Darah terus mengalir melalui jari-jarinya, dan organ dalam Kanzaki yang
telah beberapa rusak tidak mampu sepenuhnya menahan hantaman Acqua barusan.
Buih darah terlontar keluar dari bibirnya karena dia berusaha sekuat mungkin untuk
bernafas.

Mata Kanzaki tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan karena situasinya yang


menyedihkan ini. Selama ekspersi ini tersisa di wajahnya, dia akan terus
mengayunkan pedang di tangannya.

Mungkin dia cuma memberanikan dirinya saja, sembari Kanzaki menggunakan


tangannya untuk menekan sistem pernafasannya yang rusak dan memberikan
pekikan seekor kuda, mengirimkan serangan ke Acqua yang kemudian diblok oleh
tongkatnya. Suara desingan antar logam, dengan cepatnya diikuti oleh sabetan
logam beruntun, menyebabkan udara disekitar meledak-ledak.

146
147
Suara yang menulikan meledak melintasi lingkungan sekitar.

Seorang Saint, dan senjata yang mereka gunakan, bertubrukan satu sama lain lagi.

Kanzaki Kaori mengayunkan Shichiten Shichitou pada kecepatan yang sangat tinggi,
dan ketujuh kabel besi bergerak seolah-olah menutupi celah yang disebabkan
serangannya. Sekali dia punya cukup waktu, dia akan menyarungkan pedangnya
dan kemudian menggunakan jurus pencabut pedang cepat pada kecepatan yang
membutakan. Kawat besi akan membuat bekas kesatuan berdimensi tiga di udara
sebagai pertolongan pada pergerakannya, menggunakan ritme tubrukan besi
dengan besi untuk menghentikan sihir api atau es. Dia terus menggunakan teknik
menyerang.

Berbeda dengan Acqua si Belakang, menggunakan tongkat di tangannya untuk


membendung serangan pedang Kanzaki, menyerap sinar bulan yang mewakili
atribut dari Kekuatan Tuhan untuk meningkatkan dengan cepat kekuatan menyerang
dari serangannya. Dia menggunakan efek khusus dari Kemurahan Hati Ibunda
Tuhan untuk membebaskan hukumannya, melampaui batasan yang ditempatkan
anggota Kursi Kanan Tuhan yang melarang mereka dari menggunakan sihir biasa.
Dia menjaga pertahanannya yang siap untuk menangkis serangan supersonik yang
dibombardir oleh Kanzaki dari segala sudut dengan sihir seperti mata pedang ruang
hampa dan batu.

Percikan mengotori udara saat mereka berdua bentrok. Lingkungan sekitar Kanzaki
dan Acqua mirip dengan langit malam yang tak dapat terlihat.

“Ack,ack!”

Hasilnya sudah jelas.

Pada tubuh dalam Kanzaki, gelembungan darah terus mengucur melalui luka yang
mengotori tubuhnya. Dia telah mencapai batasnya, dan seseorang bisa bilang
bahwa dia telah menderita sejumlah hantaman walaupun dia berusaha semampu
mungkin untuk tidak menampakkannya. Kecepatan dia mengayunkan pedangnya
telah jelas berkurang, dan dia sudah bisa menggambarkan suatu lukisan
keputusasaan di pikirannya. Dia sudah dapat memprediksi saat dimana dia tidak
akan lagi bisa melawan kecepatan Acqua yang tak masuk akal dan menderita
serangan akhir. Bagi Kanzaki, yang sudah berjuang untuk tetap bangkit, adalah
mustahil untuk berbalik dan membuat serangan-pertahanan sekaligus. Dia harus
menjaga beberapa pergerakan sebagai jurus cadangannya, dan menunggu Acqua
untuk membuat kesalahan. Hanya ketika saat dia benar-benar punya peluang untuk
menyerang balik.

Namun………

“Aku bilang supaya kau diam!!”

Yang muncul di pikirannya adalah kata-kata yang dia dengar ketika dia pertama kali
bertemu dengan-nya di Academy City. Mendengar itu, kekuatan seolah kembali
kepada Kanzaki. Kekuatannya telah pulih.

148
“Hal-hal seperti itu bukanlah masalah! Apakah kau melindungi seseorang hanya
karena kau punya kekuatan!??”

Seorang bocah lelaki yang berhadapan dengan seorang Saint hanya dengan
sekepal tinju, semuanya karena Index.

“Tidak seperti itu, kan?? Tidak sebagaimana itu terjadi, kan!!? Itu sepenuhnya salah,
kan!!?? Kau memperoleh kekuatan hanya karena kau ingin melindungi , kan!!??”

Walaupun dia tidak merasa bahwa kata-kata bocah lelaki itu bukanlah yang paling
mengagumkan di dunia ini. Inilah yang disebut “pemikiran”…..ada banyak orang,
dan juga banyak cara melakukannya. Diantara mereka, tak ada yang bisa
menyimpulkan bocah itu berdiri pada puncaknya. Setelah mengenali kekuatan
dahsyat Saint dan Kursi Kanan Tuhan yang bersemayam pada suatu tubuh secara
bersamaan, dan menggunakan kekuatan tersebut untuk menyerang penduduk sipil,
siapapun bisa bilang kalau bocah itu tak punya peluang menang.

Dia adalah orang biasa, tapi bocah lelaki itu menahan serangan Acqua si Belakang
untuk melindungi Itsuwa yang tidak akan pernah kalah untuk mereka yang diajari
bahwa “Pilihan Tuhan” dan berbuatlah dengan terpuji dan kuat.

Kanzaki Kaori terus mengayunkan pedangnya, menggertakan giginya seraya dia


memikirkan ini.

Alasan dia melihat aksi si bocah lelaki itu………..

Kepercayaan yang telah dia tunjukkan ketika dia mengorbankan hidupnya………….

Kanzaki tidak akan pernah membiarkan tong sampah di depannya yang punya
begitu banyak bakat, yang sangat egois dengan kekuatan yang tak terbayangkan,
lolos darinya dengan tanpa goresan.

Part 4

Walaupun perban di tubuhnya terkoyak dan darah terus merembes dari luka
mereka, lima puluh anggota Gereja Gaya Campuran Amakusa tidak peduli terhadap
kondisi mereka. Suatu bentukan lubang besar pada lantai ke-empat, mereka berdiri
dengan tercengang sembari mengamati pertarungan penuh kemarahan diantara
kedua Saint pada lantai ke-lima.

Suara ledakan, debu dari angin, gelombang kejut…..hempasan dari pertarungannya


saja sudah mengejutkan mempertimbangkan banyaknya reruntuhan yang tercecer,
namun, ini sama menakjubkannya ketika melihat tidak ada orang yang terluka akibat
pertarungan ini.

Walaupun manusia yang terlibat di pertarungan ini sudah melebihi batasnya sebagai
manusia biasa, dan setelah suatu jaringan dari kesatuan sihir diledakan, mereka
hanya bisa terus mengamati kedua monster itu dari belakang.

149
Teriakan, desingan logam dengan logam, badai yang meniupkan uap ke udara untuk
kemudian membentuk apa yang terlihat seperti sisa-sisa mesin dari pesawat yang
yang telah lama terbang. Masih banyak efek setelah pertempuran dari setiap
serangan, tak peduli yang mana, seharusnya jika itu seseorang anggota Amakusa
yang terkena pukulannya, akan menghilang jadi debu. Sihir-sihir kuat tersebut dan
serangan mantra sedang digunakan di semua tempat.

Dari posisi menguntungkan mereka, adalah mudah untuk mengamati sebuah galaksi
yang bentrok dengan galaksi yang lain. Dengan persetruan ini, tak terhitung
seberapa banyak bintang yang meledak, ruang angkasa yang terdistorsi, semuanya
tertelan oleh kegelapan, dan cahaya baru muncul lagi, memberikan kesan menyibak
kegelapan. Maka apakah yang diwakilkan oleh perumpamaan kedua galaksi ini?

Satu adalah Kanzaki Kaori. Dia adalah mantan pemimpin mereka, dan sekarang ini
dia masih menyayangi mereka dari suatu tempat yang tidak bisa mereka lihat,
seorang Saint sejati dari hanya dua puluh orang di muka bumi. Tuan Pendeta dari
Amakusa sedang bertempur. Sepertinya, dia sedang melindungi bocah lelaki SMA
biasa yang diincar Acqua, dan juga untuk melindungi Amakusa kesayangannya yang
diserang Acqua karena alasan yang sama.

“………..”

Mereka mendengar suara.

Suaranya berasal dari tombak Friulli Itsuwa yang berlumuran darah yang terjatuh
dari tangannya. Demi tujuan melawan Acqua dan menolong lelaki, Itsuwa telah
mencoba yang terbaik untuk memperkuatkan tombaknya, tapi sekarang ini semua
hasil kerjanya seperti kerikil di jalanan : tersebar dan diinjak-injak oleh semua orang
yang jalan.

Itsuwa tidaklah sendirian. Banyak diantara mereka yang telah menjatuhkan


senjatanya ke tanah. Beberapa kehilangan kekuatan pada lututnya, ada yang
menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya di dinding. Tak peduli siapa itu,
semuanya punya ekspresi yang sama. Pandangan tak berdaya yang meliputi
semuanya.

Apa sebenarnya yang mereka lakukan? Itsuwa berpikir.

Kanzaki Kaori sedang bertarung demi rekan-rekannya, tetapi lebih banyak yang dia
lekukan, lebih banyak pula Itsuwa merasakan bahwa apa yang dilakukan dan rekan-
rekannya lakukan adalah percuma. Tak peduli seberapa keras mereka mencoba, dia
dan temannya bahakan tidak bisa kabur dari seorang Saint. Dia sedang berjaga
disini dengan semua pandangan memilukan di matanya, dan sekali tempat ini
menjadi berbahaya, dia akan terlibat pada suatu pertarungan tingkat tinggi. Dia tidak
mengenali apa yang telah dilakukan kelompoknya. Tak peduli kemana mereka pergi,
apa yang mereka lakukan hanyalah waktu untuk main-main baginya.

Menghadapi kenyataan kejam ini, Itsuwa merasa hatinya hancur. Pada saat yang
bersamaan, bertolak belakang dengan kelemah-lembutan yang ditunjukkan Kanzaki

150
Kaori, apa yang mereka pertimbangkan tidak dapat diwujudkan semenit pun. Itsuwa
dan semuanya yang sedang terluka ini, mereka tidak dapat melakukan apapun
untuk menolong, mereka terlalu lemah. Mereka tidak dapat terus menonton
pertarungan yang mereka tidak dapat campur tangan di dalamnya, hanya dapat
melihat dengan kekuatan dan motivasi mereka yang semakin pudar, sedikit demi
sedikit.

Jika lelaki itu di sini, dia tidak akan menyusahkan mereka.

Fakta sederhana bahwa rekan si bocah itu, Kanzaki Kaori, ada di sini sudahlah
cukup, jika mereka melihat dia terluka, bocah lelaki itu akan langsung turun ke
tengah-tengah pertempuran tanpa pikir dua kali. Ini adalah definisi lain dari
kekuatan. Sampai sekarang, Amakusa tidak dapat mengumpulkan bahkan kekuatan
yang kecil sekalipun.

Pertempuran antara Saint mengamuk di bawah mereka.

Kekuatan mengerikan yang sedang dilancarkan seperti itu, bahkan jika mereka tidak
terkenal secara langsung, hati mereka yang menyaksikan terasa hancur sedikit demi
sedikit.

Diantara Balis Ke 3

Permintaan minta tolong terdengar.

Tapi tak seorang pun bisa menolong. Tidak karena mereka mendapat suatu luka
serius, tidak karena mereka jauh dari tujuannya, dan tidak karena mereka tidak
memiliki sarana transportasi untuk ke sana. Alasan kenapa mereka tidak menolong
adalah karena mereka berada dalam masalah politisnya sendiri.

Yang mengirimkan laporan S.O.S ini adalah kereta jarak jauh khusus milik Keluarga
Kerajaan Inggris.

Faktanya, kereta ini pada dasarnya harusnya memiliki jaringan perlindungan yang
sempurna, pada hal kesihiran. Ketika kereta itu dibuat, seseorang memfasilitasinya
bahkan jika planet ini terbelah menjadi dua, tak mungkin bagi kereta ini untuk
melepaskan sinyal S.O.S. Kereta ini harusnya sudah diperkuat dengan perkuatan
seperti itu, dan sudah lebih kuat daripada jubah di suster, “Gereja Berjalan”. Ini
adalah kombinasi dari semua teknik dari sejarah negara sihir tersohor yang bernama
Inggris, membentuk “Dinding Besi Berjalan”, yaitu nama dari kereta Keluarga
Kerajaan. Tak ada penyerang yang bisa lolos darinya.

Tetapi sinyal S.O.S bisa terdengar dari kereta itu.

Hal ini bahkan tidak bisa terjadi pada situasi umum.

Dan makna dibalik ini semua adalah sederhana.

151
Ini adalah ‘urusan’ yang lahir karena alasan politis.

Putri ketiga Inggris menjadi potongan catur yang terabaikan.

Hanya seorang ‘Kesatria’ yang bisa mendengar permohonan minta tolong yang
sengsara itu.

Semua orang hanya bisa menggertakkan giginya dan mengepalkan tinjunya seolah-
olah telapak tanggannya akan berdarah.

‘Kesatria Patroli’ dimaksudkan untuk mencegah 3 golongan dan 4 adat dari Inggris
menjadi terpecah, dan mereka berkehendak untuk mengorbankan nyawa mereka
untuk melindungi mereka dari Keluarga Kerajaan.

Seorang pria dari ‘Kesatria Patroli’ yang sedang berencana terjebak dalam keadaan
yang keras. Jadi, mereka bisa menebak keadaannya.

Orang yang menculik Putri ketiga Inggris adalah Sekte Astrologikal Spanyol.
Diantara Katolik Roma, mereka adalah salah satu dari sedikitnya kelompok yang
besar. Bahkan sejak Ratu Elizabeth I menguburkan Armada Tangguh mereka,
masih ada sejarah panjang antara sekte sihir Spanyol dan Inggris.

Alasan kenapa Keluarga Kerajaan Inggris sepenuhnya mengabaikan ini adalah


karena harapan mereka untuk menggunakan kesempatan ini untuk melancarkan
serangan terhadap Sekte Astrologikal Spanyol. Karena penyebaran Kristen selama
abad pertengahan, banyak dari adat di Amerika Selatan yang masih dikendalikan
oleh Sekte Astrologikal Spanyol. Inggris ingin mengambil kembali Amerika Selatan
dari pengaruh Katolik roma dan pengembangan Sekte Astrologikal Spanyol. Dan
putri ke tiga Inggris tidak benar-benar mempunyai kekuatan yang besar. Pada
sekala benua, dia menjadi korbannya.

Adalah pekerjaan ‘Kesatria’ untuk melindungi putri.

Bahkan jika tidak ada suatu tangisan minta tolong, adalah biasa bagi mereka untuk
berada di sisi putri. Disamping itu, adalah tidak mungkin bagi mereka untuk
mengabaikan permohonan minta tolong di depan mata mereka.

Namun,

Hanya kali ini, dengan segera, ‘Kesatria Patroli’ diam membatu.

Perancis telah mendeklarasikan perang yang akan mereka tempatkan di dekat


Terusan Dover dan meminta Inggris untuk tidak khawatir. Nyatanya, maksud
terselubung di balik ini adalah sebelum pertempuran menggapai tanah Inggris,
mereka tidak akan beraksi.

William berbelok, dan yang berdiri di sana adalah pemimpin ‘Kesatria Patroli’, Ketua
Kesatria. Tidak seperti Acqua, dia memancarkan suatu keeleganan, dan ini karena
didikannya. Dan karena dia terus melayani mereka yang keturunan ningrat, dia
harus mengerti semua ritual dan pekerjaan di benteng dan istana.

152
William Orville adalah seorang penyihir bayaran biasa yang berkerja kepada siapa
saja yang membayarnya dengan uang.

Seorang Ketua Kesatria yang akan mengorbankan nyawanya untuk negara,


normalnya, kedua orang ini tidak sebanding seperti air dan api.

Tetapi nyatanya, merkea berdua akan main bersama dan minum bila mereka bebas
tugas, dan sang Ketua Kesatria membujuk William beberapa kali untuk bergabung
dengan ‘Kesatria Patroli’, namun William selalu menolak. Tetapi setiap kali, setelah
suatu pertempuran di suatu tempat tertentu di bumi, dia akan kembali ke Inggris
untuk minum-minum dengannya. Mereka berdua adalah orang yang berbeda,
apakah itu dalam status, posisi, metode bertarung, cara hidup, tetapi hebatnya,
kedua pribadi ini semuanya baik.

Jadi, si Ketua Kesatria tahu ketika William sedang berpikir sembari berjalan tanpa
bicara ke tendanya.

“Sebagai orang yang melindungi negara, orang sepertimu mempunyai pemikiran


yang tidak bisa diucapkan, dan menjadi perisai dari orang di suatu negara, ini akan
dilihat sebagai pamrih terhadap negara. Tampaknya kita tidak bisa hanya maju terus
dengan biasa ke daerah perbatasan Perancis dan melakukan semau kita terhadap
Sekte Astrologikal Spanyol, kan?”

William mengatur tongkat besar pada pundaknya dan berkata dengan tenang.

“Namun aku berbeda, aku hanya seorang penyihir bayaran. Bahkan jika aku
melakukan sesuatu yang diluar tujuan pada aksiku, itu akan sepenuhnya tidak
relevan dengan apa yang dipikirkan Inggris, dan sama sekali tidak mewakilkan
Inggris.”

“Apakah kau pikir aku akan membiarkanmu sendiri?”

Ketua Kesatria membuka bibirnya.

“Bahkan jika kau seorang penyihir bayaran, aku tidak bisa membiarkanmu sendirian.
Dengan keberuntunganmu yang sialan itu, kau tidak mungkin bisa mati, namun dari
sudut pandang sang putri, bagaimana aku bisa mengijinkan seorang penyihir
bayaran tanpa nama melindunginya? Bahkan jika dia masih berusia 14 tahun, dia
hampir pada usia yang cocok untuk menikah. Akan menjadi krisis di negara jika dia
diculik oleh seseorang dengan reputasi yang pesakitan.”

“Apakah kau sedang mendengarkanku?”

Acqua berkata dengan tidak sabaran.

Dia menyadari bahwa semua keberatan ini yang Ketua Kesatria naikkan adalah
hanya sebuah alasan tipis yang dibuat-buat.

Dan bagi sang Ketua Kesatria sendiri, ini bukanlah lebih dari suatu lelucon.

153
Mereka berdua saling melempar pandangan, sampai pada nafas mereka sangat
serasi dan selaras.

Mereka memiliki kecocokan seperti ini.

“Kau bilang ‘Kesatria Patroli’ yang mendukung Inggris tidak dapat melakukan apa-
apa di situasi seperti ini?”

Sang Ketua Kesatria mengatakan, dan kemudian dia menarik sesuatu yang seperti
medali emas dari dadanya. Ini adalah bukti dari garis keturunannya, pola yang
dibentuk oleh medali itu adalah simbol keluarga. Ini adalah medali identitasnya.
Sang Ketua Kesatria melihat dengan sedikit tatapan kesepian kepada medalinya,
dan akhirnya melepaskannya dari tangannya. Bahkan tanpa melihat medali identitas
yang dijatuhkan ke tanah, sang Ketua Kesatria menatap mata Acqua dengan serius.

“Aku akan melepaskan hakku sebagai seorang Kesatria, jadi biarkan aku juga ikut
denganmu. Tanda bahaya ini masih dilepaskan, itu berarti putri ketiga masih hidup.”

“Aku paham, seperti yang sudah aku duga.”

William Orville memahami keteguhan hatinya, dan kemudian menampakkan


senyuman sedikit.

Seperti sang Ketua Kesatria, dia mengetahui ini semua. Mereka adalah teman
minum-minum, dan mereka benar-benar tahu watak satu sama lain.

Karena mereka memahami hal ini, Acqua adalah rekan yang bisa diharapkan untuk
melindunginya dari belakang.

Sang Ketua Kestria melihat dengan kuatir sembari dia melihat cahaya berkedap-
kedip, kemudian mendesak William.

“Cepatlah, bahkan jika kita tak melakukan apa-apa, kemampuan bertahan kereta
harusnya berfungsi….. karena ini adalah sesuatu yang berurusan langsung dengan
Keluarga Kerajaan, kita tidak bisa berharap terus pada pertahanannya. Pergilah
kesana dengan cepat.”

“Kau benar.”

William sepenuh hati setuju, dan pada saat berikutnya, dia menghantam keras ke
arah perut sang Ketua Kesatria. Dengan suara yang keras, sang Ketua Kesatria
memandang dengan tatapan tidak percaya ke wajah William.

“Apa….yang…..kau…..lakukan?”

“Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Kau harusnya mengerti akan hal itu.”

William menahan kembali tinjunya, dan sang Ketua Kesatria kehilangan


keseimbangan dan terbaring di lantai. Bahkan demikian, sang Ketua Kesatria, yang

154
pernah mengalami pelatihan keras, tidak lantas hilang kesadaran. Tetapi bahkan
William tidak melihat ke arah sang Ketua Kesatria sedikit pun, seraya berkata,

“Aku menggunakan identitasku sebagai seorang penyihir bayaran agar aku bisa
bergerak dengan bebasnya pada setiap pertempuran di dunia ini, tetapi aku tidak
bisa memasuki benteng atau istana Inggris. Hanya kau yang bisa melakukannya.”

“Will………iam…..”

“Jika kau benar-benar ingin melindungi putri ketiga, kau harus melihat ke masa
depan, tidak sekarang. Dengan kesenangan bersama seperti ini untuk bertarung
demi tahta, sepertinya hal serupa akan terjadi pada putri ketiga lagi suatu saat nanti.
Pada saat ini, adalah lebih baik untuk ada seseorang yang bisa menemaninya.
Melindungi dia dengan baik, tidak hanya putri ketiga, tetapi juga Keluarga Kerajaan
yang semakin korup. Ini bukanlah sesuatu yang bisa ku kerjakan sebagai seorang
penyihir bayaran, ini adalah sesuatu yang hanya kau, sebagai Ketua Kesatria, bisa
lakukan.”

“WIIIILLLLLIIIIAAAAAMMMMM ORRRRVVIIIIIIIIIIILLLLLLLLLLLLLEEEEEEEEEE!!!!”

Mengabaikan Ketua Kesatria yang terbaring di tanah dan berteriak, William maju
terus ke medan pertempuran.

Sang Ketua Kesatria sekali mendengar suatu nama sihir.

Itu milik si penyihir bayaran.

Flere210.

“Ini saatnya mengumumkan namaku yang telah datang, namaku – “ Seseorang yang
mengubah alasan untuk air mata.”

Bergelut di tengah-tengah Inggris dan Perancis.

Adalah William Orville, yang bisa mengendalikan sihir air, dan memecahkan sejarah
batas suatu negara.

155
Chapter 4
Siapa yang Dilindungi oleh Siapa?
— Leader_is_All_Members.

Part 1

Misaka Mikoto sedang berjalan dengan payah di tengah malam kota. Demi tujuan
mendapatkan gantungan Gekota, dia telah mengalami masalah pemandian di
pemandian umum District 22, tetapi seperti wataknya, dia telah menemui peristiwa
berbahaya yaitu terlibat dalam “peringatan tanpa oksigen” dan sejenisnya. Setelah
cobaan berat itu, dia sedang istirahat di dekat suatu bangunan, dia menyadari
bahwa ini sudah larut malam. Dia merasa sepenuhnya kedinginan dan bahkan rasa
dari hangatnya pemandian air panas tadi hilang sudah.

“Aw…sial. Akhirnya aku tebak aku akan berakhir dengan menggunakan kamar
mandi di belakang asrama,” dia berpikir, tapi untuk suatu alasan, pintu masuk
District 22 telah disegel.

Sekarang ini, peristiwa disekitar yaitu “peringatan tanpa oksigen” tampaknya sudah
ditentukan dan tersegel pada pintu masuk di bangunan itu sendiri telah diangkat. Ini
tampaknya karena beberapa kesalahan fungsi sistem, seorang pria paruh baya yang
ditugaskan di pintu gerbang dengan kebingungan meregangkan kepalanya.

Normalnya, Mikoto akan sudah menyuarakan suatu protes, tetapi di balik pria paruh
baya tersebut ada suara berisik banyak kaki yang melangkah dengan tidak sabar
bergerak maju dan mundur dapat terdengar, teriakan marah dan teguran bersaut-
sautan sesama mereka, membuat suatu protes seperti pelanggan akan menjadi
bertambah menyedihkan. Misaka menyerah dan hanya menggertakkan giginya.

(Hmmmm……Aku tak habis pikir yang sedang terjadi.)

Melihat sperti ini, Mikoto adalah pemilik dari watak menyusahkan ini dipusingkan
oleh seorang lelaki. Dia berpikir sedikit tentang kekacauan yang telah terjadi
padanya, namun.

“Nyowah!!??”

Tiba-tiba dengan rintihan, sesuatu seperti listrik statis terpercik dari poni di jidat
Mikoto. Ini adalah entah apa dari bagian kemampuannya yang keluar tanpa kendali,
bahkan pada derajad yang kecil.

Mikoto membuat senyuman sederhana dan menundukkan kepalanya sebelum


mengagetkan si pria paruh baya dan semua yang ada di sini. Mungkin ini adalah
karakter aneh dari Academy City, tidak mampu nya anda mengontrol kekuatan anda
adalah sesuatu hal yang tak terduga memalukan.

156
Selama ini, dia mendapat keinginan untuk ikut campur pada suatu masalah. Jika dia
dalam waktu seperti ini, bertemu dengan penyihir, mereka mungkin akan mencurigai
ini adalah “membersihkan orang-orang”, efek dari teknik yang menyerang indra
orang lain, mempengaruhi teknik untuk mengontrol kekuatan seseorang.

(Tetapi apa yang baru terjadi?)

Memiringkan kepalanya, dia memutuskannya sekarang, tak ada yang bisa dia
lakukan untuk keluar ke permukaan sampai pintu gerbangnya bisa bekerja. Dia
melihat pada peta informasi District 22, dan memutuskan untuk beralih ke hotel
bertaraf tinggi pada lapisan ketujuh.

(Aku berpikir apakah aku bisa melakukan check-in pada jam seperti ini….Bahkan
demikian, aku khawatir terhadap manajer asrama. Aku mungkin harus memanggil
Kuroko dan melakukan teleport untuk keluar dari sini.)

Sembari memikirkan ini, dia turun ke lantai bawah menuju tingkat ke tujuh.

Tiba-tiba, dari kegelapan, sosok seseorang muncul. Sosok ini jelas-jelas tidak
berjalan dengan normal. Terlebih lagi, dia terlihat gemetaran dan mencurigakan.
Seorang tuna watak? Mikoto menggerakkan alisnya, tetapi ketika wajahnya terlihat
akibat terkena lampu jalanan, wajah orang ini membuat Mikoto terbujur kaku dan
terkejut.

Itu adalah Kamijou Touma.

“Tung…Tunggu…Apa yang sedang kau kerjakan disini?”

Mikoto dengan tergesa mendekati dia. Normalnya dia tidak akan menunjukkan
reaksi ini. Dia tahu kalau lelaki ini sudah biasa berkeliaran di sekeliling kota pada
malam hari, bagi Mikoto ini merupakan hubungan yang tak menyenangkan namun
tak terpisahkan. Walaupun dia sering bentrok dan berkelahi dengan Kamijou,
khawatir adalah hal yang jarang baginya.

Namun, kali ini Mikoto menghadapi keadaan yang memaksanya keluar dari
kebiasaan normalnya. Ini karena Kamijou Touma berada pada kondisi yang tidak
normal pula.

Wajahnya pucat seolah-olah dia habis tenggelam di lautan es. Perban yang
membungkus sekujur tubuhnya telah tergeser tidak jelas karena dia banyak
bergerak. Beberapa dari perbannya bahkan ternodai warna merah. Pakaian yang dia
pakai juga sangatlah aneh. Itu bukanlah pakaian seragam yang biasa dia pakai,
tetapi lebih mirip pakaian pasien operasi bedah dari suatu rumah sakit.

“Misaka…….?”

Kamijou mengucapkan ini sembari dia bersandaran pada pilar-pilar lampu jalanan.
Ada seperangkat eletrode yang ditempelkan pada pipi dan lengannya, bahkan

157
kawatnya sedang diseret olehnya dibelakang. Apakah eletrode-elektrode dicabut
dengan paksa? Melihat dari pandangan matanya, Mikoto terlihat syok.

Ini tidak dapat diabaikan kecuali mata anda tertutup, tetapi pupil mata Kamijou
melihat ke lain arah. Matanya tidak fokus. Itu terlihat seperti dia menatap
pemandangan dari kaca yang berkabut. Dari ekspresi wajah Kamijou sendiri, terlihat
bahwa dia tidak menyadari keadaannya, atau seolah-olah dia tidak dapat
memberikan perhatian ke lain hal jika pemikirannya bercabang.

“…………….”

Bibir Kamijou bergerak sedikit, tetapi telinga Mikoto tak dapat menangkap
maksudnya. Namun, dia menjauhi lampu jalanan dan perlahan berjalan maju lagi.
Dia berusaha melewati Mikoto tetapi pada saat itu, lututnya menyerah. Dia hampir
terjatuh ke tanah, Mikoto dengan kebingungan menopangnya.

“Dasar idiot!! Kau, ada apa dengan luka-luka itu? Kawat-kawat elektrode
itu…..jangan bilang kau kabur dari rumah sakit!!??”

“Aku………harus……………pergi.”

Karena jarak mereka yang berdekatan, akhirnya dia bisa mendengar suara Kamijou.

“Mereka, mungkin masih bertarung. Itulah kenapa, aku harus pergi…..”

Hanya dengan mendengar kata patah-patah ini, bisa dibilang sekujur tubuh Mikoto
menggigil. Dia punya perasaan samar-samar bahwa lelaki ini telah dilibatkan dengan
kecelakaan yang tak terhitung jumlahnya yang Mikoto tak tau apa itu, tetapi dia telah
percaya bahawa luka-luka ini hasil suatu percekcokan. Di waktu yang lalu, sekali, dia
telah mengalahkan esper terkuat di Academy City, tetapi dia berpikir hal tersebut
adalah prestasi sekali seumur hidup. Siapa yang kira dia akan di batas hidup dan
mati seperti ini berulang kali?

Pada waktu yang bersamaan, jika seperti ini, maka ada hal lain yang bisa diterima
oleh Mikoto.

(……….Kehilangan ingatan.)

Jika dia selalu bertarung sampai pada batas hidup dan mati seperti ini, tak mungkin
tubuhnya utuh terus setiap kali dia bertarung. Inikah yang menyebabkan kehilangan
ingatan sebagai akibat dari syoknya mental atau permasalah struktur pada otaknya?
Mikoto tidak tahu. Namun, alasan apakah dari kehilangan ingatan itu, masihlah
sesuatu yang masuk akal. Tubuh Kamijou Touma telah dihajar sampai sedemikian
rupa.

Aku harus menghentikannya, pikir Mikoto. Lelaki ini menyeret tubuhnya sampai
terlihat sekarat, mengalami sesuatu yang cukup untuk mencabut ingatannya, dan
masih saja berusaha untuk menghadapi suatu krisis yang tak dikenal.

“…………..?”

158
Kamijou merasa menyusahkan Mikoto karena lengannya ditopang olehnya.
Wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak paham mengapa Mikoto tidak menghindar
saja. Itu menunjukkan bahwa sungguh-sungguh percaya bahwa tak seorang pun
akan menolongnya atau bahkan semuanya akan mengabaikannya selama dia tidak
meminta pertolongan.

Hal sepele ini membuat Mikoto marah.

Dari lubuk hatinya yang terdalam.

“Kenapa……..tidak akankah kau mengatakan sesuatu?”

Mikoto menyadari bahwa dia telah bergumam terlau keras. Mengetahui dia tak bisa
menarik kata-katanya lagi, dia tidak bisa menghentikan perkataannya.

“’Aku ingin kau membantuku’ atau ‘Pinjami aku kekuatanmu…’ tidak, bahkan tidak
untuk sesuatu yang jelas seperti itu. Hanya sesuatu yang simpel seperti ‘Aku takut’
atau ‘Aku khawatir’, paling tidak katakan sesuatu seperti itu!!!!!!!”

“Misaka…..Apa yang sedang kau kata….”

“Aku tahu.”

Mikoto mengatakannya untuk memotong usaha Kamijou menipunya, tidak, Kamijou


berusaha agar Mikoto tidak terlibat.

“Aku tahu bahwa kau telah kehilangan ingatanmu.”

Sekejap, pundak Kamijou membuat pergerakan besar. Besar, seakan-akan dia


sedang melihat gempa yang akan menentukan akhir hidupnya. Melihat Kamijou
yang kebingungan, Mikoto juga merasakan syok.

Terus kenapa.

Pada waktu yang lampau, Mikoto benar-benar terselamatkan oleh lelaki ini. Tak
hanya dia sendiri, tetapi juga bersama-sama dengan 10,000 gadis yang harus juga
dia lindungi.

Pada saat itu, Kamijou muncul sebelum Mikoto yang berusaha sendirian
mengalahkan level 5 terkuat se-Academy City. Dia muncul dengan cara menginjak-
injak hati Mikoto, yang bermaksud menanggung semua beban sendirian dan
kemudian mati.

Metodenya mengerjakan sesuatu yang tidak punya secuil kehalusan pun, cara kotor
yang bahkan mengganggu privasi Mikoto. Namun, Mikoto dan Sisters telah
terselamatkan karena cara itu.

159
Dia tidak akan menolak metode Kamijou Touma. Itu akan baik-baik saja bahkan jika
lelaki ini terselamatkan dengan cara seperti itu. Itulah kenapa Mikoto
mengatakannya.

“Aku tahu ada sesuatu yang besar yang sedang kau pendam dalam dirimu, tapi
apakah itu sungguh sesuatu yang harus kau tanggung sendirian? Dihajar seperti ini,
bahkan kehilangan semua ingatan di kepalamu, alasan apa yang membuat kamu
bertarung sendirian terus seperti ini?”

Kamijou mendengarkan kata-kata itu. Fakta bahwa Kamijou sedang terdiam


mendorong Mikoto untuk berbicara lebih jauh lagi.

“Aku juga bisa bertarung.”

Seakan-akan menantangnya, membanting-banting harapannya. Sesuatu yang tidak


bisa dia katakan sampai saat ini, dengan biasanya keluar dari mulutnya.

“Aku juga bisa berguna bagimu!!!”

Ini bukan karena dia di peringkat ketiga di Academy City sebagai seorang level 5.
Tidak didasarkan pada sudut pandang sederhana seperti itu. bahkan jika dia
kehilangan kekuatannya dengan tiba-tiba dan bahkan menjadi level 0, Mikoto
bersumpah untuk mengatakan hal yang sama persis seperti ini.

“Tak ada alasan bagimu untuk tetap melukai dirimu sendiri!!!! Maka ceritakan
padaku, akan kemana kau pergi sekarang, siapa yang akan kau lawan!!!!!???? Aku
akan betarung hari ini juga!!!! Aku akan memudahakanmu!!!!!”

“Mi…….sa…..ka….”

“Perasaan orang yang menunggumu, rasakan itu paling tidak sekali saja!!!
Berbaringan pada tempat tidur rumah sakit dan mencoba memahami perasaan
seseorang yang tidak bisa melakukan sesuatu selain hanya melihatmu dari jarak
yang aman!!!! Ini adalah sama ketika kau menyelamatkan Sisters!!! Kau mengatakan
padaku untuk meminta tolong padamu, kemudian kau pergi sendirian untuk
menantang level 5 terkuat di Academy City. Mengapa ideologimu tidak kau lakukan
pada dirimu sendiri??? Mengapa justru kamu yang tidak meminta pertolongan!!!???”

Sembari berteriak, Mikoto menatap wajah Kamijou. Entah kenapa ada suatu
keheranan. Namun, itu bukanlah karena dia tidak tahu bahwa dia telah percaya
kepada Kamijou. Adalah mengejutkan bahwa sesuatu yang sudah lama dia pendam
kini keluar begitu saja. Ini berarti Kamijou masih memiliki ingatan tentang Sisters dan
Accelerator.

Pada saat ini Mikoto merasa lega, tetapi pada saat yang bersamaan dia juga muak
dengan keegoisannya yang bercampur dengan perasaannya terhadap suasana
yang menakutkan seperti ini. Pada saat yang seharusnya dia khawatir dengan
kesehatan Kamijou, dia malah berlagak menyapu semua kegundahannya selama
ini.

160
Kamijou Touma tidak memperhatikan, atau jika dia melakukan itu, dia akan biarkan
itu meluncur saja.

“A-a-apapun itu! Ayo! Ke rumah sakit! Bahkan jika aku menceritakanmu dengan
kata-kata seperti ini, kau masih tidak akan mendengar jadi aku tidak akan
membiarkanmu pergi sampai kita berada di rumah sakit!!”

Mikoto, seraya memegang Kamijou dengan satu tangan, menarik HP-nya dengan
tangannya yang satunya dan membuka peta untuk mencari rumah sakit.

“……………Aku paham.”

Kamijou yang telah tercengang sementara, tetapi secepatnya mulai menggerakkan


bibirnya dengan perlahan. Itu juga bisa dilihan sebagai senyuman.

“Kau menemukannya, eh?”

Bahkan ketika dia hendak roboh, tubuh Kamijou menyimpan kekuatan misterius.
Mikoto menilainya itu akan menjadi situasi yang berbahaya. Itulah kenapa
tangannya tidak mau lepas dari lengan Kamijou.

“Tapi kamu salah.”

Kamijou berbicara seakan-akan ingin membalas perkataan Mikoto.

“Karena aku tidak mempunyai ingatanku, aku tidak tahu tepatnya.”

Inti Kamijou Touma belum rusak.

“Aku tidak bisa mengingat apapun dari masa laluku sendiri, aku tidak bisa
menggambarkan perasaan yang aku punya ketika aku menghadapi suatu akhir.
Namun, menyerang habis-habisan ataukah tetap bertarung sampai aku kehilangan
ingatanku, tak ada alasan bagiku untuk tetap terlukai sendirian.”

Itulah dia yang kehilangan ingatannya sudah ditemukan. Itu sendiri harusnya
menjadi urusan yang besar. Tetapi dasarnya, tidak bisa Kamijou Touma temukan di
sini.

“Mungkin, aku tidak berpikir aku tetap membahayakan hidupku sampai tahapan aku
kehilangan ingatan.”

Ekspresi wajah Mikoto tersentak.

Kesimpulan itu adalah dasar yang Kamijou Touma pegang. Karena itu, lelaki ini
menyembunyikan kehilangan ingatannya. Kesalahan seseorang, jika dia tidak
menggerakkannya, itu tidak akan menjadi begini, mengucapkan kata-kata
membosankan seperti itu terhadap seseorang yang terluka.

Sebuah masa lalu yang tak lagi dapat dia kenang.

161
“Walaupun aku tidak dapat mengingat peristiwa sebelumnya, bahkan karena sebab
itu, aku bisa berdiri di sini. ‘Aku’ yang dari masa lalu masih bisa memotifasi ‘aku’
yang tidak bisa mengingat apapun hari ini. Apa yang dia tinggalkan bukanlah
‘kepala’ melainkan ‘hati’ ini. Jadi, tak peduli jikalau aku tidak dapat mengingat
apapun, aku masih bisa mengerti apa yang harus aku lakukan.”

Kamijou Touma mungkin menggenggam ‘sesuatu’ yang samar yang bahkan dia
tidak bisa memegang sumber dari kebanggaan. Karena kepercayaan ini, dia tidak
punya penyesalan. Jika dia bertemu dengan dirinya yang dari masa lalu, dia akan
bisa mengucapkan ‘Terimakasih’ dengan senyuman dan tanpa ragu. Lelaki ini
mempercayai ini tanpa ragu.

“Ma’af Misaka. Kau cepatlah kembali.”

Mikoto menyadari tangannya terlepas dari Kamijou. Lengan Kamijou bergerak


secara abnormal dengan daya yang kuat.

“Aku akan pergi. Ini bukanlah sesuatu yang bisa aku titipkan pada orang lain. Ini
bukanlah paksaan yang akulah yang hanya bisa melakukannya….Hanya saja, aku
akan pergi. Akhirnya, itu tidak merubah apapun. Jika roda gigi terselip keluar dan
aku kehilangan ingatan, itu tidak merubah apa yang hendak aku lakukan. Kamijou
Touma bukanlah orang yang membiarkan hal kecil seperti kehilangan ingatan
menghentikannya.”

Bocah lelaki itu menampakkan punggungnya pada Mikoto dan melangkah maju. Jika
dia punya pikiran untuk mengikuti sosok itu, dia pasti sudah melakukannya.

(apa yang seharusnya aku lakukan….)

Namun, Mikoto tidak bergerak. Punggungnya masih dekat dengannya. Jika kau ingin
menggapainya, masih mungkin.

(Dia tidak mengatakan bahwa aku salah. Aku harus membawanya ke rumah sakit
tadi. Bahkan ada pilihan lain yaitu aku ikut dengannya ke medan
pertempuran…..Tetapi aku tahu dia tidak sedang bohong. Mungkin di keadaan ini,
fakta bahwa dia berdiri pada kakinya sendiri mempunyai makna yang khusus.)

Kali ini, Kamijou bergerak.

Saat ini Mikoto sedang mengkhawatirkan Kamijou yang bergerak maju.

(Tapi, sesuatu yang seperti itu, aku tidak bisa menghentikannya. Sekarang ini
menyaksikan dia pergi adalah suatu jawaban yang benar. Menggenggam kedua
tangan dan berdoa pada Tuhan agar dia kembali dengan setiap cuil yang tidak
berpindah dari tempatnya. Semua pilihan lain, apakah mereka, percuma. Dia pasti
tidak berharap demikian.)

Punggung Kamijou semakin bergerak menjauh. Tak ada waktu lagi.

Walaupun harus menghentikannya, Mikoto tidak bergerak.

162
(Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa dengan keadaan yang seperti ini.)

Mungkin, pada semua yang Kamijou Touma katakan, tak ada yang bohong. Dia
dengan mudahnya membiarkan perasaan hatinya diketahui orang lain. Bahkan
demikian, karena Kamijou ingin, dia memutuskan untuk bertarung. Jika kau
membutuhkan alasan, itu karena opini itu harus dihargai. Mikoto memahami ini.
Bahkan seorang idiot akan memahami ini.

Tetapi Mikoto tidak bisa menerimanya.

Tak peduli apa, dia tidak bisa.

(…………….Aku paham.)

Tak tahu kapan, dia menggerakkan tangannya ke dadanya.

Cewek yang bernama Misaka Mikoto ini menyadari sesuatu.

Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dengan alasan atau logika atau harga diri
atau penampilan atau rasa malu atau reputasi, ini hanya bagian dari isi hatinya,
dengan jelas, inti dari manusia bernama Misaka Mikoto itu sendiri. Kesedihan, tidak
enak dipandang, egois, tak masuk akal dan masih lagi meskipun semua ini,
kejujuran, kejelasan dan “manusia”.

Nama dari perasaan ini, Mikoto tak tahu. Perasaan macam apa ini, dia belum
menyadarinya. Namun, hari ini, waktu ini, momen ini, Misaka Mikoto tahu.

Di dalam jiwanya tertidur sejumlah perasaan yang bisa dengan mudahnya


mengguncangkan tubuhnya. Sebuah perasaan yang bisa mengahancurkannya
sebagai salah seorang esper level 5 yang hanya ada tujuh orang di Academy City.

Punggung Kamijou Touma menghilang dalam kegelapan.

Pada akhirnya Misaka Mikoto tak bisa menghentikannya.

Alasannya bukan karena jiwanya telah dikalahkan oleh aksi Kamijou.

Itu karena bagian emosi yang telah dia sadari menekan dadanya pada cara dimana
dia tidak bisa menggerakkan bahkan sejari pun.

Part 2

Tongkat Acqua si Belakang berdesing.

Itu bukan karena kemampuan khusus ataupun perelatan sihir, itu murni kekuatan
manusia. Pada waktu ini, Kanzaki menggunakan sihri spesial bernama ‘Yuisen’,
kekuatannya sebentar lagi meningkat. Tetapi melawan Acqua, dia tidak tahu kapan

163
dia akan mencapai batasnya. Dengan ini, perbedaan antara mereka berdua
meningkat, dan akhirnya – Kanzaki mencapai batasnya.

Sebuah ledakan.

Sembari Kanzaki menggunakan Shichiten Shichitou miliknya untuk menerima


tongkat Acqua, seluruh tubuhnya terpentalkan ke belakang.

“GGYYYAAAAAAAAAAA!!!”

Telah diserang berulang kali, tubuh Kanzaki terlihat seolah akan menghancurkan
serpihan yang membukit yang diterbangkan ratusan meter tanpa memantul balik.
Tubuhnya menjadi peluru seketika dia menghancurkan setiap bukit runtuhan dan
merubah setiap gumpalan beton menjadi debu.

“Apakah ini akhirnya, Saint dari timur?”

Perasaan dibalik kata-kata Acqua adalah kekecewaan.

Namun, setelah terkubur di dalam reruntuhan, Kanzaki bahkan tidak dapat


menggerakkan tubuhnya, membalas dia sendirian.

Kekuatan yang dia punya sekarang bahkan kurang dari setengah dari jumlah darah
yang dikeluarkannya.

(…..apakah ada yang lain….)

Tak ada hal lain yang sebaik trik atau taktik.

Bagaimana bisa dia bertarung melawan pria dengan perbedaan kekuatan seperti
ini?

(….Apakah bentuk sejati….dari kekuatan itu…?)

Kanzaki memuntahkan beberapa mili darah seraya berpikir.

Setelah menggunakan semua kekuatan di tubuhnya untuk menggunakan sihir


bernama ‘Yuisen’ ini, Kanzaki memahami attribut Saint adalah sesuatu yang jauh
melebihi apa yang bisa dilakukan manusia. ‘Yuisen’ aslinya diciptakan sebagai jurus
pedang sabetan tunggal. Jika dia tidak melakukannya seperti ini, dia mungkin
berakhir dengan menghancurkan tubuhnya sendiri.

Tetapi Acqua memecahkan ketidakmungkinan di depannya ini.

Jadi, dia bisa menarik jarak antara dirinya sendiri dan Kanzaki.

(- Aku tidak punya cukup tenaga……..untuk menyerang dalam sihir ‘Yuisen’…..)

Sihir ini tidak akan hanya meningkatkan pergerakan, itu juga mencegah otot
manusia dari menjadi apa yang tidak bisa ditahan oleh manusia dan kemudian

164
hancur, meyakinkan bahwa kecepatannya meningkat dengan drastis, seluruh
keseimbangan tubuhnya tidak akan hilang. Ini adalah ‘kristalisasi’ dari suatu jenis
sihir. Jika seseorang ingin mendekat dari itu atau ingin menambahkan suatu hal lain,
keseimbangan diantara semua sihir ini akan pecah. Menggunakan serpihan yang
satu dengan yang lainnya untuk mengumpulkannya seperti sebuah jigsaw, adalah
mustahil untuk menambah serpihan yang lain.

Ini adalah batas dari ‘Saint’ yang sering menggunakan pertarungan jarak dekat.

Mungkin Acqua memiliki beberapa sihir pertahanan tubuh yang bahkan lebih halus
daripada ini.

Walaupun Kanzaki memikirkan beberapa kemungkinannya sendirian, tak peduli


apapun itu, dia gagal.

Seperti yang diduga, akan ada masalah bila dia meningkatkan kekuatannya sampai
seperti Acqua. Jika dia menggunakan kekuatan seperti yang dimiliki Acqua. Jika
seseorang mencoba menggunakan kekuatan yang Acqua gunakan, pada saat itu
juga, tubuh manusia biasa agaknya telah runtuh, apakah itu dalam artian secara fisik
atau sihir.

(Kekuatan milik Acqua…..adalah…….)

Normalnya, kekuatan yang diberkahkan pada seorang Saint tidak bisa digunakan
selamanya.

Karena ada beberapa orang yang juga memiliki sifat tubuh yang sejenis dengan
‘Putra Tuhan’, Saint yang mengatakan bahwa telah mewarisi kekuatannya, bahkan
jika hanya sebagian dari itu, pada akhirnya, itu bukanlah sesautu yang bisa
dikendalikan oleh manusia.

Mereka memiliki bagian dari kekuatan itu, tetapi mencoba untuk menggenggam
bagian demi bagian dari kekuatan itu sudahlah sukar bagi seorang Saint.

Inilah identitas sebenarnya dari seorang Saint.

Tak peduli bagaimana cara mereka membangun ini, akan ada suatu pembagian
yang tidak bisa mereka lampaui. Jika seseorang harus menggambarkannya, akan
seperti mengumpulkan sesuatu yang menyebar layaknya kabut. Jadi, ada batas
untuk menggunakan kekuatan yang dibuat melalui Teori Idol dengan ketekunan
mereka sendiri.

Namun, ini tidak sepenuhnya buruk. Jika seorang Saint bisa menggunakan
kekuatannya sampai 100%, tekanan hebat akan menyebabkan tubuh Saint tersebut
hancur. Sehingga ini lebih mirip ke artian insting mempertahankan diri daripada
mengeluarkan suatu sihir, sejak mereka bayi, mereka mengendalikan kekuatan itu
sembari mereka yang masih tidak tahu apa-apa soal sihir.

Namun,

165
(….Acqua, dia tidak memiliki batasan yang biasa dimiliki….seorang
Saint???...Kekuatannya sudah melebihi apa…..yang manusia bisa kendalikan…..)

Tak perlu dikatakan, disamping menjadi seorang Saint, Acqua memiliki kekuatan
dari ‘Kursi Kanan Tuhan’. Alasan mengapa dia dipanggil Acqua si Belakang adalah
dia memiliki elemen dari Malaikat Tertinggi yaitu ‘Kekuatan Tuhan’. Normalnya,
seseorang akan berpikiran bahwa itu hanyalah kekuatan tambahan biasa, namun
faktanya, kekuatan ini menyebabkan meningkatnya beban yang ditanggung
tubuhnya menjadi dua kali lipat.

Ya.

Apa yang menakjubkan dari Acqua adalah dia telah mengontrol 200% dari kekuatan
itu dan belum sekalipun lepas kendali, ekpresi di wajahnya pun tidak berubah sama
sekali.

(….Itu tak mungkin. Ini bukanlah sesuatu yang bisa didefinisikan lewat kata-kata
seperti ‘kualitas’ atau ‘jenius’. Dua elemen yang bertentangan, yaitu ‘Saint’ dan
‘Kursi Kanan Tuhan’ berada bersamaan dalam satu tubuh. Ini lebih ke arah tidak
mungkin bagi penggunanya….)

Hal yang disebut ‘bakat’, adalah suatu pemilihan kata yang dipaksakan namun bisa
diterima untuk mendefinisikan kemampuan Acqua si Belakang.

Tetapi ini berbeda.

Karena Kanzaki juga setingkat dengannya, dia paham.

Bakat, kemampuan, hal tersebut bukanlah sesuatu yang selaras dalam


kenyataannya.

(…Apakah ada yang lain…..)

Kanzaki mendengar suara kecil.

Itu adalah suara Acqua si Belakang yang sedang berdiri di depan Kanzaki.

(….Saint dan Kursi Kanan Tuhan…)

Melihat lawan sekuat ini di depannya, Kanzaki bimbang.

(….Mengapa kedua kekuatan ini harus selaras pada satu tempat…?)

“Ugh!!”

Sebelum Acqua dapat melangkah maju, Kanzaki, yang terbaring di tanah, berguling
ke sebelah.

Dan dengan paksa mengambil Shichiten Shichitou yang ada di lantai.

166
Pada waktu yang sama, acqua mengayunkan tongkat yang pajangnya lebih dari 5
meter dan menghantarkan serangan yang besar seraya dia menarik keluar
reruntuhan dan lantainya.

Mendapat serangan tiba-tiba, pedang Kanzaki hanya bisa merubah serangan


menjadi pertahanan.

Tongkat dan pedang bentrok satu sama lainnya, mengeluarkan suara tumbukan
logam yang keras. Sebelum tongkatnya memaksanya tunduk, Kanzaki terlihat dia
hampir diterbangkan, tetapi dia menancapkan pedangnya ke tanah untuk
mengurangi dampaknya. Namun, dia mundur 10 meter sampai akhirnya terhenti.

“Maka, akankah kau lanjut bertarung?”

Terdengar terkesankan, Acqua berkata.

Tetapi ini adalah sikap menganggap remeh.

“Peluang apa yang bisa membuatmu kembali? Itu tidak eksis lagi. Selama kamu
memikirkan tentang jumlah gerakan spesial yang mungkin bisa kau lakukan, kau
akan mengerti hasilnya. Jika kau ingin berdoa, mungkin keajaiban terjadi, tetapi
bergantung pada hal semacam itu tidak akan menghancurkan keturunan langka
yang orang sebut dengan Saint.”

“….sejumlah orang yang jarang, huh?”

Babak belur dan terkoyak di sana-sini, Kanzaki bergumam.

Dengan suara dari dalam lubuk hatinya.

“Ini bukanlah kekuatan yang berasal dari usahamu sendiri, tetapi kekuatan yang
dipaksa melalui kelahiran. Kau mendapatkan kekuatan semacam ini sudah sejak
lahir, apakah kau merasa puas dengan semua itu?”

“Maka, apa yang terjadi jika kau katakan demikian?”

Acqua sama sekali tidak punya niatan untuk menjawab.

“Aku harusnya sudah mengatakannya sebelumnya. Diantara semua kepercayaan,


berapa diantara mereka yang benar-benar nyata?”

Kanzaki dan Acqua terbang di saat yang sama.

Mereka berdua bentrok dari arah depan, dan percikan api beterbangan akibat
tubrukan antara benda besi.

“Alasan mengapa kau sangat marah adalah karena sebab itu, kan? Mendapati
perbedaan yang sangat besar pada kekuatan ketika dibandingkan oleh anggota
Amakusa lainnya yang hanya orang biasa, mereka sebenarnya terlibatkan pada
pertempuran diantara Saint. Semuanya karena ini, kan?”

167
“……!!!”

“Tetapi ini adalah medan pertempuran. Perbedaan alamiah pada kemampuan,


atribut dari senjata pada tangan seseorang, jumlah petarung. Peraturan di medan
pertempuran adalah untuk terus bertarung bahkan ketika mengetahui perbedaan
diantara hal-hal tadi sangatlah dalam. Jika kau protes bahwa kau benci untuk
terlibat, maka seharusnya kau tidak berdiri di sini dari awal, dan langsung pergi saja
dengan segera.”

Situasi diantara mereka bahkan tidak bisa disebut leher-antara-leher.

Kalah dari tekanan Acqua, tubuh Kanzaki terus mundur kebelakang.

“Membiarkan mereka yang tanpa kekuatan bertarung, tak perlu ada orang-orang
seperti itu, tak peduli betapa kau melihatnya.”

Melihat Kanzaki yang hendak roboh, Acqua berkata,

“Mata pedang yang berbentrokan satu sama lain, adalah tidak apa-apa selama
mereka adalah prajurit.”

Ini bisa dikatakan salah satu dari kepercayaan Acqua.

Berbeda dengan anggota lainnya dari Kursi Kanan Tuhan, pria ini mengatakannya
sebelum dia ingin menghancurkan tangan kanan lelaki itu.

Bukannya Malaikat, tetapi Ibunda Tuhan – ini semua benar-benar penggalan


kepribadian dari orang dengan pemikiran Kemurahan Hati Ibunda Tuhan.

Sejujurnya, Kanzaki sendiri berpikiran sama.

Pada suatu tempat yang tamak yang dinamakan medan pertempuran, dan tak peduli
apakah orang tersebut terlatih ataukah tidak, seseorang yang bertarung dengan
gagah beraninya, tidak bisa diukur. Tak peduli seberapa baik persenjataan orang
tersebut, siapapun yang ingin mati, bakal mati. Jika mereka membenci ini, mereka
hanya bisa membiarkan Kanzaki, yang notabene seorang Saint untuk
memusnahkan semua resiko dan membiarkan mereka bertarung pada medan
pertempuran tertentu yang aman. Tak ada jalan lain.

Bahkan jika kita hanya mempertimbangkan kemampuan bertarung kedua belah


pihak, masihlah ada kekhawatiran akan penyerangan. Tapi medan pertempuran
yang sebenarnya adalah berbeda, akan ada kecelakaan yang mirip mimpi buruk
pada skenario yang sempurna sekalipun, dan untuk mengontrol segalanya dan
mencegah semua ini untuk terjadi adalah khayal.

Kanzaki menyalahkan ketidak dewasaannya sendiri.

168
Karena kekuatannya sendiri tidaklah cukup, dia tidak bisa mengendalikan skenario
pertempuran yang terus berubah itu, dan menyebabkan teman-temannya yang
berharga terluka. Dia memikirkan ini ‘pada saat itu’, dan sebagai Pendeta Tertinggi,
dia tidak bisa menanggung beban ini dan kemudian meninggalkan Amakusa.

Namun,

(Ini adalah………..)

Kanzaki Kaori menempatkan dirinya di dekat sepatu Acqua si Belakang dan


menggertakkan giginya dengan kuat.

(Suatu cara pemikiran yang sangat sombong.)

Penyihir Amakusa mati karena mereka terlalu lemah. Jika mereka semua memiliki
kekuatan yang sama seperti Saint, mereka tak akan mati. Apakah itu benar? Hal
seperti itu adalah mustahil. Maka bagaiamana dengan bocah lelaki itu? Bocah iru
bertarung bersama dengan semuanya, menang bersama dengan semuanya,
tertawa bersama semuanya. Lalu apakah dia itu?

Pada akhirnya, dia tidak bisa mengatakan sesuatu seperti bertarung dengan
sesama. Ini bukanlah karena Kanzaki tidak percaya pada kemampuan Gerja Gaya
Campuran Amakusa. Bukannya karakter ataupun semangatnya, tetapi kemampuan.
Karena itu, Kanzaki tidak bisa mempercayakan dirinya kepada siapapun. Dengan
begini, dia tidak akan dihentikan oleh rekannya dan juga tidak terbebani dengan
kekalahan yang tidak perlu.

Apakah Gereja Gaya Campuran Amakusa benar-benar selemah itu?

Siapakah sebenarnya yang lemah?

Bahkan jika dia baru saja berhasil menang pada situasi yang sangat menyedihkan,
apa yang dia bisa dapati?

Bahkan jika hal ini berkembang seperti apa yang semua harapkan, bahkan jika
dunia bergerak ke arah yang positif, akhir yang paling akhir, dapatkah dia membawa
orang-orangnya bersama dengan dia ketika mereka tidak menjadi kekuatannya?

Mereka pasti akan tertinggal dibelakang.

Jika ini adalah atmosfer sekitar yang dipenuhi perasaan tertawa dan senyuman,
hanya satu orang yang akan sendiri dan kesepian.

Seorang Saint.

Seseorang yang lahir dengan kemampuan yang tak satupun miliki – terus
menggunakan keistimewaan khusus untuk menjadi ‘orang terpilih’. Betapa bodoh,
betapa sombongnya jika dia harus terus seperti ini?

“Aku benar-benar…….seorang idiot.”

169
Kanzaki Kaori mengatakan kata-kata seperti itu.

Semua hal yang dia lakukan sampai sekarang sebenarnya adalah bentukan dari
kekerasan secara tidak sadar.

Dengan kata lain, hal yang seperti itu.

Acqua si Belakang, Kursi Kanan Tuhan, Kanzaki Kaori tak beda dengan mereka
semua.

‘Si orang spesial’ mengatur semuanya, dan yang ‘lain’ hanya butuh diam dan patuh,
ini untuk kebaikanmu sendiri, tak perlu melakukan sesuatu yang tak berarti apa-apa,
jangan menggunakan sumber daya berlebih, semua hanya butuh tersenyum, tak
perlu apa-apa lagi, cukup diam dan patuh. Tanpa dia sadari, Kanzaki Kaori telah
membuat permintaan seperti hal-hal tersebut kepada rekan-rekannya.

“---------“

Kanzaki mengusap bibirnya yang berdarah dan menyiapakan Shichiten Shichitou


miliknya.

Apa yang semestinya dia lakukan.

(Aku sudah paham.)

Pada nyatanya, satu-satunya pilihan yang dapat dia pilih adalah menyelamatkan
‘teman-temannya’.

Satu-satunya pilihan yang yang benar-benar dapat mengenali kawannya tanpa tak
satupun dari mereka hilang dari penglihatannya.

(Aku sepenuhnya mengerti!)

Satu-satunya yang didefinisikan sebagai musuh, kesalahan yang dibuat Acqua si


Belakang, satu-satunya yang dia pilih adalah untuk membenarkan kesalahan ini.

Misteri dalam memecahkan kekuatan Acqua si Belakang, cara untuk melawan


kekuatan dahsyat itu.

(Aku sepenuhnya memahaminya!!!!)

Sekali suatu masalah terselesaikan, masalah yang tersisa akan teratasi satu demi
satu. Shichiten Shichitou di tangannya mengeluarkan suara, dan ini adalah kekuatan
terakhir dari Kanzaki Kaori. Dia percaya bahwa dia benar, dan tidak akan menyesal
untuk menggunakan kekauatan yang dia percayai.

Musuhnya adalah Acqua si Belakang, yang menggunakan kekuatan Saint dan Kursi
Kanan Tuhan.

170
Dengan melawan lawannya yang terkuat, Kanzaki Kaori membuat pergerakan
terakhirnya.

Part 3

Pada saat kedua Saint bertarung pada jarak 30 meter di lantai ke-lima, lubang
seperti hasil vulkanik menganga di lantai ke-empat, para anggota Amakusa menatap
dengan hampa pada pertempuran tersebut. Pada saat ini, mereka mendengarkan
suara dengan jelasnya.

“…..Berikan…..”

Ini adalah suara asli dari seorang Saint, yang hanya ada 20 orang di dunia.

“….Mohon berikan padaku.”

Ini adalah suara mantan Pendeta Tertinggi yang pernah memimpin mereka.

“PINJAMI AKU KEKUATAN!! PINJAMI AKU KEKUATAN KALIAN!!”

Suara Kanzaki Kaori.

Pada kali pertama, Tatemiya, Itsuwa, dan sisanya, mereka tidak mengerti apa yang
dia katakan. Tak peduli seberapa baik otak mereka bekerja, mereka tidak bisa
percaya bahwa seruan itu ditujukan kepada mereka.

Namun benar, Kanzaki mengatakan kata-kata ini kepada Tatemiya dan yang
lainnya.

Itu adalah Kanzaki Kaori yang mereka pikir mereka tidak akan pernah bisa
mengimbanginya seumur hidup mereka, itu adalah Kanzaki Kaori yang mereka pikir
sudah berbeda dengan mereka sejak dilahirkan, itu adalah Kanzaki Kaori yang
pernah bilang bahwa tidak mau melukai mereka dan lantas meninggalkan mereka.

Sekarang ini, dia sedang meminta pertolongan.

Sekarang dia sedang menghadapi musuh yang tidak bisa dia kalahkan, dia sedang
meminta tolong.

“—AH!!”

Pada saat ini, beberapa orang dapat merasakan tubuh mereka gemetaran.

Dan beberapa lagi merasakan air mata menetes dari matanya.

Ini berarti kata-kata dan aksi Kanzaki Kaori sangat menyentuh perasaan mereka.

Mereka akhirnya dikenali oleh Pendeta Tertinggi itu.

171
Mereka bukan lagi menjadi bebannya, melainkan adalah rekan yang bisa berdiri di
sampingnya dan bertarung bersamanya.

Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Kenapa musti sesuatu berkembang sedemikian sehingga Kanzaki Kaori akhirnya


meminta Gereja Gaya Campuran Amakusa untuk menolongnya?

Alasannya sederhana.

Bahkan jika itu adalah Kanzaki Kaori, ada musuh yang tidak bisa dikalahkannya.

Bahkan demikian, dia punya alasan mengapa dia harus berdiri di depan musuhnya
ini.

Juga,

Hanya satu harapan tersisa bagi mereka untuk mengalahkan musuh yang kuat ini.

Mereka adalah anggota Amakusa yang hanya seorang manusia biasa seperti
Tatemiya dan Itsuwa.

“…………..”

Pada saat ini, seketika, tak seorangpun membuang waktu.

Orang-orang yang sangat lemah ini, yang tadi menjatuhkan senjatanya, kini mulai
mengambilnya lagi satu per satu.

Tak seorang pun menolak permintaannya.

Mereka semua, yang dibalut perban, dan beberapa ada yang bahkan darahnya
masih merembes melalui perban-perban tersebut, beberapa lagi terdapati
perbannya rusak, tetapi semua ini bukanlah lagi menjadi suatu masalah.

Bahkan jika setiap dari mereka dan rekan-rekannya sedang menghadapi lawan yang
tidak bisa ditangani oleh mereka sendiri, bahkan jika itu adalah ‘monster’ yang
menyebabkan Kanzaki Kaori terlibat dalam suatu pertempuran yang ulet, bahkan
jika mereka akan berdiri di depan bocah lelaki itu lagi, tak seorangpun akan
ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan kegembiraan, karena bisa menjadi
perpanjangan tangan dari Pedeta Tertinggi mereka, untuk bertarung di samping
orang itu lagi, hal seperti ini sungguh bisa mengubah rasa sakit mereka menjadi
suatu kegembiraan.

Beberapa dari mereka meneriakkan motivasi peperangan, beberapa dari mereka


meneteskan air mata layaknya orang terbahagia di dunia ini, dan beberapa lagi
dengan tenangnya berlarut-larut dalam kegembiraannya. Orang yang menyandarkan
dirinya di dinding akhirnya menggunakan kekuatannya sendiri untuk bangkit,
‘Pengganti’ Pendeta Tertinggi mereka, Tatemiya Saiji akhirnya merasa beban berat
di pundaknya terangkat seraya menghela nafas panjang.

172
“…..Ayo.”

Sebagai pengganti peminpin Gereja Gaya Campuran Amakusa, Tatemiya Saiji


memberikan instruksi terakhirnya.

Tetapi tampaknya, ini tidak cukup, jadi dia menggunakan semua perasaannya lagi,
dan lagi.

“PERGI!! KE TEMPAT KEMANA SEHARUSNYA AMAKUSA PERGI!!”

Dengan teriakan itu, para anggota Amakusa melompat, satu per satu, menuju ke
medan laga.

Mereka tahu betapa lemahnya mereka itu.

Tetapi walaupun demikian, itu tidak menggoyahkan alasan mereka untuk bertarung.

Jadi, Gereja Gaya Campuran Amakusa dapat bersatu untuk melawan musuh
tangguh ini.

Dengan seorang pemimpin yang mereka kenali, untuk bertarung di sisi wanita itu.

Part 4

(Apa….?)

Acqua si Belakang tidak dapat memahami logika dibalik aksi Kanzaki.

Pada pertempuran diantara Saint, siapapun dapat menebak hasilnya ketika penyihir
biasa dilibatkan. Dan normalnya, Kanzaki membenci ini, itulah alasannya mengapa
dia membawa Acqua si Belakang menjauh dari medan pertempurannya dengan
para anggota Amakusa sebelumnya, dan bahkan menyiapkan suatu pertempuran
khusus seperti ini.

Namun,

“WWOOOOHHHHH!!!”

Beberapa dari mereka menaikkan senjatanya dan bergegas, beberapa lagi


menaikkan tombaknya dengan tinggi. Orang-orang yang terlihat sekarat ini tiba-tiba
berkumpul, membentuk formasi disekeliling Kanzaki yang sedang babak belur
seperti mereka hendak melindunginya.

Bagi Acqua, ini hanya dinding yang terbuat dari permen.

Dia menyiapkan tongkatnya dan memperingati.

173
174
“Dan kau meminta orang-orang lemah ini untuk membantu…..apakah kau sedang
berharap untuk membahayakan nyawa orang lain guna memyelamatkanmu?”

“Apakah kau sungguh berpikiran demikian?”

Kanzaki Kaori menggenggam Sichiten Shichitou dengan kedua tangannya yang


berdarah dan mengatakan ini.

Sebuah senyuman nampak di wajahnya.

“Sungguh, karena banyak rekan-rekanku yang terluka, aku takut akan suatu hal,
maka aku pernah berpikiran untuk meninggalkan Gereja Gaya Campuran Amakusa.”

Namun pada bagian ini, Kanzaki dengan paksa menghentikan omongannya.

“Bukanlah karena kelemahan mereka, tragedi itu terjadi.”

“………..”

“Adalah aku, yang berpikiran kalau mereka lemah, yang tidak percaya terhadap
kemampuan mereka yang menyebabkan tragedi itu terjadi. Melihat kedalam, aku
meremehkan mereka, aku pun tak berharap untuk memalingkan punggungku dari
mereka. Seperti itu, aku menaruh kekuatan yang seharusnya aku miliki, terus
bertarung walaupun aku tidak dewasa, dan berakhir dengan menampakkan suatu
lubang besar di depan musuhku! Betapa sombong, pemikiran penuh kebanggaan,
yaitu ‘Aku akan melindungi kalian semua’, AKU ADALAH SATU-SATUNYA YANG
MENYEBABKAN SEMUA INI!!”

Dia menemukan kelemahannya sendiri, namun mereka yang terus maju akan
menjadi kuat dan lebih dewasa.

Kekuatan baru dengan perlahan merambat ke seluruh tubuh babak belur Kanzaki
Kaori.

“Jadi aku mengatasinya. Aku percaya pada mereka, aku ingin memalingkan
punggungku kembali ke mereka, untuk menggunakan kemampuan maksimal kami.
Aku ingin mengembalikan Gereja Amakusa milikku!! Kita semua adalah pemimpin
bagi setiap individu, semuanya adalah temanku!! TAK PERLU ADA SESUATU
BERKASTA TINGGI SEPERTI ‘SAINT’!!!”

(Apa…?)

Sungguh, Kanzaki kaori sekarang telah memperoleh kembali kekuatan yang


sebelumnya tidak dia percayai.

Itulah intinya.

Inti emosional ini yang mereka sangat percayai pada aksi yang mereka punyai,
sebuah inti yang kuat.

175
Namun, fakta bahwa tidak banyak peluang untuk menang masih tersisa. Bahkan jika
dia menambahkan 50 orang, itu hanya seperti mengumpulkan burung di mata
Acqua, tak ada masalah sama sekali. Sekarang ini, dia tak perlu menggunakan
kekuatan penuhnya untuk melawan Amakusa. Pada pertarungan dengan Kanzaki,
mereka akan diterbangkan oleh gelombang kejut dari bawah.

(Jadi kau akan menciptakan sekelompok psikolog? Itu hanyalah sebuah konsepan
yang salah.)

“Harapan yang tidak berdasar hanyalah khayalan belaka.”

Kekuatan memenuhi tubuh Acqua.

“KAU PIKIR HAL SEPERTI ITU BISA MELAMPAUIKU!!??”

Seolah-olah dia menyapu hal-hal tak berguna ini, Acqua dengan kuatnya
mengayunkan tongkatnya. Kanzaki Kaori tidak menunjukkan rasa takut seraya dia
berlari menuju tongkat yang mengamuk itu.

Shichiten Shichitou dan tongkat itu bentrok, demi tujuan mengurangi dampaknya,
sejumlah anggota Amakusa mengeluarkan sihir pertahanan dengan segera. Tak
peduli seberapa besar dukungan emosianal yang mereka punyai, perbedaan
kekuatan diantara dua kubu ini tidak berubah. Walaupun demikian, pada titik ini,
Kanzaki terus berbentrokan dengan Acqua.

“Sebagai seorang Saint yang dilahirkan dengan tubuh yang serupa dengan ‘Putra
Tuhan’, banyak orang akan mengikuti Teori Idol dan menerima sebagian dari
‘Kekuatan Tuhan’.”

Menurut informasi ini, Kanzaki dan Amakusa harusnya sudah dipisahkan satu sama
lainnya selama beberapa tahun terakhir.

Tetapi mereka tak perlu berkomunikasi secara verbal, hanya membersihkan periode
kosong dengan segera.

“Tetapi bahkan jika ‘Saint’ sejenis itu, kekuatan itu tak bisa digunakan dengan
semena-mena seperti yang kau lakukan. Dan bahkan kau memiliki kekuatan yang
melebihi Saint pada umumnya. Kenapa seperti itu?”

Bentrokan antara keduanya hanyalah ilusi.

Acqua dengan segera melakukan serangan balik, dan formasi yang terdapat
Kanzaki dan Amakusa di dalamnya dengan segera berguncang.

Walaupun demikian, Gereja Gaya Campuran Amakusa terus bertarung.

“-Jawabannya simpel, ini karena ‘Kemurahan Hati Ibunda Tuhan’.”

Ya, kalau memikirkan hal itu dengan seksama, Acqua sama sekali tidak
menyembunyikannya. Dan dia mengumumkannya sebelumnya.

176
Dia adalah salah satu yang menggunakan kekuatan Ibunda Tuhan.

Acqua si Belakang seharusnya mengendalikan kekuatan dari salah satu Malaikat


Tertinggi ‘Kekuatan Tuhan’. Berbeda dengan Ibunda Tuhan yang penuh kasih
sayang, ‘Kekuatan Tuhan’ adalah suatu keberadaan yang membakar habis Sodom
dan Gomorrah, terus aktif sampai pada Hari Pembalasan ketika duna akan
dihancurkan, dan bahkan ada legenda lagi tentang serangan langsung. Jadi
mengapa dia harus menghindari ‘sebuah serangan yang mudah untuk
dipahami’seperti ini, dan lantas menggunakan bundaran Ibunda Tuhan?

“Atribut tubuhmu tidak hanya ‘Kekuatan Tuhan’, kan? Disamping ‘Kekuatan Tuhan’,
ada bagian yang mirip dengan Ibunda Tuhan, sehingga kau bisa dapatkan kekuatan
Ibunda Tuhan!!”

‘Putra Tuhan’ dan ‘Ibunda Tuhan’ memiliki hubungan ibu dan anak. Tidaklah ada
yang begitu aneh jika mereka berdua memiliki suatu persamaan diantaranya.

Dan juga, Ibunda Tuhan bukanlah yang Nomor 2 dibalik ’Putra Tuhan’ di ajaran
Kristen, bahkan jika dia ditempatkan di depan Saint lainnya, dia ada karena dia
berhasil melahirkan ‘Putra Tuhan’, sehingga dai mempunyai kekuatan yang
mengerikan. Dan ada juga banyak orang yang memuji Ibunda Tuhan melalui Ritual
Ibunda Tuhan, Ibunda Thuan yang memperlakukan semua orang sama dengan
penuh kasih sayang, tidak sepeti pembatasan dan hanya Putra Tuhan yang
mengatur dunia. Ini bahkan memberikan petinggi Gereja Katolik Roma perasaan
khawatir akan tidak bisanya Ritual Ibunda Tuhan menjadi idependen dengan
sendirinya.

Seorang Saint dan Ibunda Tuhan.

Jika ada orang lain yang juga memiliki atribut ini.

Orang itu adalah Acqua si Belakang.

Sepertinya, ini adalah kemampuan yang terlahir bersamaan dengannya, dan setelah
menjadi Kursi Kanan Tuhan, kemampuannya berkembang lebih jauh.

Seberapa mengerikan kekuatan yang terikat pada tubuhnya?

“Kau memiliki kedua eksistensi yang tersisipkan padamu sejak kau dilahirkan. Jadi
jika hanya pada kekuatan dasar Saint sendiri, aku tetap akan kalah darimu.”

Normalnya, anggota Kursi Kanan Tuhan berbeda dengan manusia pada umumnya.
Mereka bertujuan diposisikan pada ‘Kamiue’. Jadi, mereka tidak ditujukan hanya
untuk menjadi Saint biasa.

Karena Kanzaki sendiri adalah seorang Saint biasa, adalah sulit untuk
membayangkan akan hal itu. tetapi jika ada beberapa orang yang memiliki kekuatan
tertentu yang lebih tinggi dari Saint atau Malaikat, mungkin mereka mempunyai
beberapa elemen untuk dapat menjadi tetap stabil ketika sekali mereka melanpau

177
batasnya, seperti sebuah pesawat yang stabil setelah terbang pada kecepatan
tinggi.

Ini adalah keberadaan yang bahkan lebih tinggi dari Saint.

Tinggi dan stabil pada batasnya.

Acqua memiliki elemen Saint dan Ibunda Tuhan, jadi tidak seperti Saint yang stabil
ketika mereka begerak pada kecepatan rendah, dia terus menjaga kestabilan tingkat
tinggi. Jadi dia dapat mengendalikan kekuatan mengerikan yang seharusnya telah
lepas kendali.

Namun,

“Namun, kau pasti memiliki ‘kelemahan’.”

Kata Kanzaki,

Ya, berbeda dengan pesawat yang terbang dengan lambat, adalah jauh lebih
beresiko dan sulit untuk menerbangkan pesawat yang terbang dengan kecepatan
beberapa kali kecepatan suara, siapapun dapat memahami itu.

Pada saat ini, Kanzaki terhenti.

Tidak berhadapan dengan Acqua, tetapi rekan-rekannya.

Dengan kata lain,

“-‘Pemusnah Saint.’”

“…………..”

“Tak peduli serangan apa, kau menangkisnya dengan tongkatmu atau


menghindarinya dengan langsung. Hanya selama serangan itu kau menggunakan
sihir untuk melakukan pertahanan yang sebenarnya. Dengan kata lain, ini adalah
pulang kita untuk menang.”

Jika itu adalah manusia biasa, yang mencoba menguasai kekuatan Saint
sepenuhnya adalah sulit. Mencoba untuk menggunakan kedua kekuatan Kursi
Kanan Tuhan dan Saint sekaligus adalah mustahil, dan inilah yang dipahami
Kanzaki, sebagai seorang Saint.

Pada mulanya, Kanzaki berpikir jika ada sihir khusus yang bisa sepenuhnya
mempertahankan kedua hal ini dengan sempurna.

Walaupun dia tidak berhasil menemukan jawabannya, ini seperti yang terduga.

Karena sihir semacam itu memang sejak awal tidak pernah ada.

178
“’Pemusnah Saint’ tidak pernah diuji sebelumnya, tak tak ada latihan untuk
melakukannya. Jadi Acqua, kau tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi
padamu setelah kau menerimanya, kan??!!”

Alasan mengapa Acqua akan bertahan melawan ‘Pemusnah Saint’ dengan semua
yang dia punya adalah karena setelah terkena hantamannya, dia tidak akan
kehilangan sebagian kekuatannya atau tidak mampu menggunakan kekuatannya
selama beberapa detik.

“’Pemusnah Saint’ akan secara paksa menghancurkan siapapun yang mempunyai


tubuh mirip dengan ‘Putra Tuhan’, merampok kekuatan dalamnya, dan
menyebabkan seorang Saint tidak mampu bergerak. Normalnya, kau akan kembali
ke keadaan seperti sedia kala setelah beberapa detik, tetapi bagimu Acqua, yang
mempunyai kedua atribut Saint dan Ibunda Tuhan, hasilnya akan, akan jelas –
ACQUA AKAN MENGHANCURKAN DIRINYA SENDIRI!!”

Sihir yang dikeluarkannya menggunakan kelembutan ‘dengan alamiah lahir’ pada


atribut Saint yang superior dari manusia biasa.

Dengan kata lain, ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia.

Normalnya, teknik mendewa akan menyebabkan semua hancur jika keseimbangan


akan dimusnahkan. Seperti sebuah mesin yang dapat berlari sampai 1000km/jam,
sebagai mesin yang sangat kuat, itu membutuhkan perawatan yang lembut. Jadi,
Acqua menggunakan kekuatan penuhnya untuk menahan serangan itu. “………….”

Dapat dilihat, Acqua tidak mengatakan apapun.

Tetapi ekspresi wajahnya berubah.

Sebuah senyuman.

Ini berbeda dengan senyoman sombong. Dia, yang bisa dipertimbangkan dengan
sempurna, hanya mempunyai kelemahan khusus. Dan sekarang ini, kelemahannya
dikenali, tetapi pria yang dipanggil Acqua ini masih menampakkan senyuman kuat.

Fakta bahwa kelemahannya telah ditengarai tidak menyebabkan dia panik.

Sebuah pertempuran tidaklah seperti ini.

Menghadapi serangan Acqua yang terus menerus yang bahkan menjadi lebih
ganas, Kanzaki barusan berhasil memblokir itu semua dengan Shichiten Shichitou
sebelum menarik nafas sedikit. Dia menyesuaikan pedangnya sedikit, bermaksud
untuk menggunakan dampak dari gelombang kejut yang dibentuk oleh pedangnya.

Dampak ini tidak ditujukan terhadap Acqua, tetapi ditujukan kepada bangunan di
belakangnya Acqua.

Pada kabut reruntuhan, ada sesuatu yang terkubur di dalamnya. Itu adalah kabel
logam rusak yang bergelombang.

179
(…..Aku paham, jadi itu tujuanmu, huh?....)

Pada saat Acqua melihat ke atas, sejumlah jarus emas membentuk suatu lingkaran.
Setelah itu, Kanzaki menggunakan kawatnya dan Nanasen untuk memberikan
hentakan pada reruntuhan tersebut, seolah-olah dia memahat sesuatu padanya.

Akhirnya, yang terjadi adalah sebuah silangan besar, sebuah tiang pancang besi
tajam, dan sebuah mahkota bunga.

Dengan kata lain,

“Sebuah simbol penyaliban ‘Putra Tuhan’.”

Karena dia diwarisi sebagian dari kekuatan Saint, dia harusnya diwarisi
kelemahannya juga. Walaupun demikian, jika ini cukup untuk mengalahkan Saint,
tak seorangpun perlu bekerja dengan keras.

Sejujurnya, bagi ‘Saint biasa’ seperti Kanzaki, itu tidak akan menghabiskan banyak
tenaga.

Namun,

Acqua si Belakang adalah seorang Saint yang spesial.

Dibandingkan dengan Saint yang hanya 20 orang di muka bumi, dia bahkan punya
atribut yang lebih langka. Dia mempunyai kekuatan Saint dan Ibunda Tuhan secara
bersamaan. Pada saat yang sama ketika dia memiliki kekuatan menakutkan ini, dia
harus menyeimbangkan kedua kekuatan ini. Inilah kenapa Kanzaki Kaori akan
memilih simbol ‘eksekusi’.

Sihir ‘eksekusi’ ini tampaknya tidak berhubungan dengan Ibunda Tuhan, tetapi
situasinya tidak begitu.

Ya,

Bagi Ibunda Tuhan, ini diasumsikan sebagai titik kecurigaan terbesar dalam sejarah
Kristen.

“---!!”

Pada saat ini, Kanzaki merasakan sesuatu yang melampaui konsep fisik yang
mengambang-ngambang disekitar Acqua.

Dengan kata lain, Acqua, dia.

“Sedang gemetaran.”

Kanzaki mengatakannya dengan penuh kepercayaan.

180
Dengan Acqua sebagai pusatnya, apa yang eksis adalah kekuatan Saint dan Ibunda
Tuhan. Keduanya terpengaruhi dengan lingkungan luar, dan ada perselisihan yang
hebat di dalam tubuhnya, bahkan mengeluarkan suara tangisan yang jelek.

Jika sekarang ini, mereka bisa melakukannya.

Jadi, Kanzaki berteriak dari dalam lubuk hatinya yang terdalam.

Tombak Longinus.

“SEMUANYA BERSIAP!! SIAPA SAJA YANG MEMEGANG TOMBAK, SEKARANG


SAATNYA PENGEKSEKUSIAN!!”

“!!”

Memegang kunci dari ‘Pemusnah Saint’, yang mendengar kata-kata Kanzaki, Itsuwa
dengan segera menarik saputangan basah dan membungkuskannya pada tombak
Friulli miliknya dan bersiap pada posisi.

“….Menarik…”

Tetapi sebelum itu terjadi, Acqua melakukan sebuah aksi.

“Gereja Gaya Amakusa, kan? Nama ini cukup layak untuk dipahat di dadaku!!”

Pada waktu bersamaan dia mengatakan ini, Acqua melompat 20 meter ke udara –
tidak, dia melewati lubang yang seperti kawah vulkanis yang menganga dan
menghubungkan lantai ke-empat dan ke-lima itu, melompat sejauh hampir paling
tidak dua kali tingginya semula. Walaupun ada sepuluh, atau bahkan ratusan kawat
besi menari-nari di udara, itu semua tidak bisa menghentikan pergerakan Acqua.

Lubang mirip kawah vulkanis itu mengeluarkan cahaya mirip rembulan.

Punggungnya menghadap bulan buatan, dan Acqua menyiapkan tongkatnya.

“—Ibunda Tuhan harus mengenyahkan semua kejahatan.”

Tadi, serangan mirip meteor penghancur ini terbanting ke bumi dan mengalahkan
Kanzaki sekali pukul, dan bahkan jika Kanzaki berada pada kondisi terbaiknya, dia
tidak akan mampu menahannya. Disamping itu, lompatan kali ini setinggi dua kali
dari lompatan sebelumnya, dan seluruh Amakusa tak akan sanggup menahan
pukulan ini. Seluruh bagian tongkat sepanjang 5 meter itu mungkin akan hancur.

“Terkadang, melukiskan kekuatan yang disebut Kebenaran Tuhan, BIARKAN


RAHMATMU NAIK KE SURGA!!!!”

Subuah tekanan besar gravitasi, dan Acqua yang sedang meluncur turun. Tongkat
yang bermandikan cahaya bulan menggeret seperti ekor komet yang berwarna
putih-biru.

181
(Berakhirkah sudah??)

Suatu pertahanan yang dibentuk oleh sejumlah kawat besi, dan Kanzaki sendiri ingin
melindungi pilar besi dengan sihir. Tetapi ini tidaklah cukup, suatu pukulan dari
Acqua ini dengan tanpa ampun menuju ke lantai.

Setelah tekena pukulannya, Kanzaki tahu bahwa jika dia menerima pukulan seperti
itu lagi, dia pasti akan mati. Dan tidak hanya itu, anggota Amakusa lain yang ada
disekitarnya juga akan mati.

(Secercah harapan terakhir…!!)

Disamping Kanzaki, yang menggertakkan giginya, Itsuwa mengangkat tombaknya


diatas kepalanya. Namun, sihir ‘Pemusnah Saint’ tidak akan diselesaikan sekarang.

(Tidak boleh menyerah….)

Kanzaki Kaori menggapai Sichiten Shichitou.

Setelah berubah menjadi perwujudan kehancuran, Acqua terus jatuh. Melihat ke


atas, Kanzaki menatap ke arahnya sembari dia menumpu kuat di plaza, mencabut
pedangnya dan menempatkannya pada posisi yang efisien.

Ini bukanlah untuk serangan balik.

Ini semua untuk bertahan. Mengumpulkan semua simbol dalam sejarah, membentuk
sihir ini pada detik yang terakhir, merubah Kanzaki menjadi perisai.

(BAGAIMANA BISA AKU MENYERAH SEPERTI INI!!)

Acqua si Belakang menggunakan seluruh kekuatannya untuk meluncur ke bawah.

Cahaya beterbangan dimana-mana.

Mata, telinga, hidung, lidah, kulit Kanzaki Kaori. Semua indra perasanya perlahan
menghilang.

Part 5

Kehancuran.

Suatu hal yang sangat simpel, tetapi masih sulit untuk dimengerti.

Kelima panca indranya menghilang, apa yang tersisa hanya dunia putih. Mungkin
suara reruntuhan meledak, atau mungkin tumbukan meledak dimana-mana, atau
mungkin debu beterbangan, atau mungkin bau sesuatu yang berkarat, atau sesuatu
yang hancur, tak satupun dari itu semua tercatat di kepalanya. Kehancuran yang
sebenarnya, murni kehancuran, inikah tingkatan dimana tak ada apa-apa?

182
(…….)

Sepertinya perasanya yang kini sepenuhnya menjadi putih akan memerlukan


beberapa waktu untuk pulih.

Dan Kanzaki tahu,

Walaupun itu hanya sedikit demi sedikit, dia tahu pasti indranya sedang memulih.

Fakta bahwa dia tidak kehilangan indranya melainkan memulih, berarti….

(Apa yang sedang terjadi…?)

Suatu serangan Acqua si Belakang tadi harusnya sudah menyebabkan


penghancuran total. Termasuk Kanzaki, semua anggota Amakusa seharusnya tidak
lagi hidup. Namun, situasinya saat ini kelihatannya sihir Acqua telah dihancurkan,
seperti tak satupun musnah.

(Meng….hilang….? Mantra sihirnya menghilang?)

Kanzaki perlahan melihat keatas.

Tak peduli baik atau buruk, kuat atau lemah, aksi ini menghapus itu semua.

“Tak…..mungkin…..”

Indra perasanya kembali.

Perkataannya sampai pada telinganya, seakan-akan mereka menunggu untuk


kesempatan ini, kelima indranya kembali kepadanya. Bahkan jika dia bertemu
dengan mimpi buruk karena serangan Acqua, apa yang terjadi benar-benar ‘tak ada
apa-apa’. Ini adalah pemandangan yang sama seperti sebelumnya, dan orang yang
berdiri di tengah adalah,

Kamijou Touma.

Setelah menerima serangan sihir Acqua langsung dari depan, bocah ini terus berdiri
di sana sembari menggenggam tongkat itu seperti dia hendak menghancurkannya.

Sungguh, jika serangan Acqua si Belakang barusan menggunakan murni kekuatan


fisik, tangan kanan Kamijou Touma pasti sudah hancur menjadi debu. Tapi itu tadi
adalah sebuah serangan sihir, dan tak peduli jenis kekuatan supranatural macam
apa itu, tangan kanan bocah ini dapat melenyapkan itu semua.

Serangan Acqua terlenyapkan karena hampir semua dari serangan ini adalah sihir.

Tangan kanan bocah itu menetralkan serangan itu tanpa ampun.

“AP…..A!!!”

183
“----…”

Menghadapi Acqua yang terkejut, Kamijou yang berdarah-darah, tetapi kata-kata ini
tidak menggapai telinga Acqua. Setelah itu, Kamijou perlahan terjatuh seakan-akan
terkena pukulan tongkat tersebut, tidak karena dia telah menggunakan semua
kekuatannya, tetapi karena dia telah menyegel kekuatan Acqua.

“Ugh!”

Melihat ini, Kanzaki mengambil suatu tindakan.

Dengan Kamijou sendirian, sepertinya satu sapuan saja dari tongkat Acqua akan
mengirimnya terbang. Tetapi saat ini Acqua terkejut, Kanzaki menggunakan
kesempatan ini, mengabaikan Shichiten Shichitou miliknya dan dengan paksa
menggenggam tongkat raksasa Acqua dan pundaknya.

“KAU BEDEBAH!!!”

Tampaknya Acqua meneriakkan sesuatu, tetapi mereka berdua tidak sedang


mendengarkan.

Walaupun babak belur, Kamijou dan Kanzaki, keduanya melihat ke arah yang sama.

Dengan kata lain, Itsuwa dari Gereja Amakusa.

Mereka sedang melihat Itsuwa si penyihir biasa.

“Tinggalkan sisanya kepadaku…”

Itsuwa menggunakan saputangan untuk memegang tombaknya, dan anggota


Amakusa lainnya bersiap untuk melepaskannya.

“-AKU PASTI AKAN MENGENAINYA!!”

Dengan auman ini, Itsuwa meledak-ledak.

Tubuh mungilnya dikelilingi dengan sejumlah mantra, Itsuwa mempercepat dan


menuju ke Acqua.

Acqua mencoba untuk menghindari serangannya.

Tetapi kekuatannya sebagai Saint telah disegel oleh Kanzaki, yang juga seorang
Saint. Mencoba untuk menggoncangkan Kanzaki, dan menggunakan sihir Kursi
Kanan Tuhan, itu akan dilenyapkan oleh tangan kanan Kamijou.

“Oh.”

Dia tidak dapat bergerak untuk beberapa detik.

Tetapi dengan ini, adalah suatu masalah.

184
“OOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!”

Pada saat ini, Acqua mengeluarkan auman.

Bukan karena takut.

Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindarinya, dan masih, dengan harapan yang tak
tergoyahkan, menoleh dan menghadapi serangan Itsuwa. Pada saat dia mengambil
langkah kedepan, dia mengeluarkan tangisan perang untuk menaikkan semangat
bertarungnya.

‘Pemusnah Saint’.

Tombak Itsuwa menyebar, membentuk kilatan halilintar. Sihir ini melampaui hukum
fisika, mengendalikan seluruh angkasa, dan menyerang Acqua.

Udara dan suara getaran meledak kencang.

Halilintar menyambar perut Acqua, tembus sampai belakang, dan kali ini, benar-
benar menembus sekujur tubuhnya.

Sembari Acqua terpukul secara langsung, Kamijou dan Kanzaki secara tak sadar
melepaskannya.

Salib berupa cahaya tampak pada punggung Acqua, berbeda dengan warna
kembang api, dan melebar ke kanan dan kiri sebelum meledak. Namun, titik tengah
salib ini terlihat seperti menembus dan memotong pada titik yang sama,
menyebabkan Acqua terbang kebelakang bersamaan dengan dampaknya.

Setelah terkena pukulan ‘Pemusnah Saint’, tubuh Acqua memantul pada bangunan
beton beberapa kali, dan tongkat besi lepas dari tangannya. Acqua berakhir pada
danau buatan di lantai ke-lima. Itu terlihat seperti bola meriam yang ditembakkan ke
air seraya sekujur tubuhnya lenyap ke dalam air, menyebabkan perubahan baru
pada saat itu.

Sebuah kerusakan sihir.

Penghancuran tubuh sendiri Acqua si Belakang.

Elemen Saint dan Ibunda Tuhan bereaksi dengan serangan ‘Pemusnah Saint’, mulai
bentrok satu sama lain dan menyebabkan reaksi berantai yang “Pemusnah Saint’
tidak bisa lakukan terhadap tubuhnya.

Danau di gelapnya malam diliputi oleh sesuatu seperti cahaya siang hari. Kamijou
dan yang lainnya hanya bisa melihat pemandangan berwarna putih, dan telinga
mereka hanya bisa mendengar suara sejumlah besar air yang mendidih, dan suara
yang tidak mengenakkan di telinga.

Pada saat Kanzaki membuka matanya, Acqua sudah lenyap.

185
Namun, air di danau buatan itu telah mendidih, dan sekitarnya porak poranda, pilar-
pilar yang menopangnya bentrok satu sama lain sebelum itu semua berhamburan ke
semua tempat. Itu seperti pohon berusia 1000 tahun yang dipenuhi dengan energi,
menunjukkan betapa kencang ledakan Acqua.

Diantara Barik Ke 4

10 tahun yang lalu, pada suatu kapal seret tanpa orang.

William Orville menampakkan wajah yang babak belur akibat ditinju oleh seseorang.

Seseorang yang meninjunya adalah Ketua Kesatria.

Di tengah kedua pria pendiam ini, tak tahu apa yang harus dilakukan, adalah putri
ke-tiga Inggris, ditandai dengan segel kecakapan. Dan karena segelnya, tak ada lagi
suatu masalah bahkan setelah dia meninggalkan kastil dalam waktu yang sangat
lama.

“Itu untukmu karena telah menipuku dan beraksi semaumu sendiri.”

Ketua Kesatria menggenggamkan tinjunya dan menunjukkan kepada William


pandangan yang tidak dia ingin tunjukkan pada umum sembari dia berjalan ke
arahnya.

“Ini belum berakhir, aku masih belum memberimu tinju sekali lagi karena telah
meninggalkan Inggris. Jadi biarkan aku mengkonfirmasi ini, aku tidak salah, bukan?
Apakah kau benar-benar sedang berencana meninggalkan Inggris?”

“Ya, aku ingin keluar.”

Pada saat William memberikan jawaban, tinju Ketua Kesatria terbenamkan dalam
lagi ke wajah William, mengirimkannya melayang ke belakang. Kerasnya daging
kedua orang bentrok satu sama lain menyebabkan putri ke-tiga menjadi ketakutan
sehingga dia mengeluarkan rengekan kecil dan menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya.

Namun, tak seorangpun terpukul, William, sama sekali tidak terganggu dengan itu.

“…..Kau, apakah kau mabuk?”

“Jika aku sedang mabuk, aku sudah akan membanting botol minumanku kearahmu.”

Ketua Kesatria menurunkan barang bawaannya yang dia bawa dan mengobrak-
abrik barang rombengan itu, guna mencari sesuatu.

“Ini adalah botol wiski yang bagus dari Skotlandia, tak ada kandungan karamel di
dalamnya, ini adalah minuman klasik yang asli terbuat dari warna dari barel wiski.

186
Yaaa, tampaknya aku hanya akan mengabaikannya. Kau akan keluar hari ini, jadi
biarkan aku mengalahkanmu sampai mati sebelum itu terjadi.”

“Jadi atas dasar apa kau marah pada awal tadi?”

William bertanya. Pada saat ini, Ketua Kesatria menghentikan apa yang dia lakukan.

Setelah sejenak, dia berkata.

“Kau tidak bisa menggoyahkan kebiasaanmu menjadi seorang penyihir bayaran.”

“Tidakkah kau tahu maknanya tidak bisa mendaki lebih tinggi? Sepertinya kau tak
tahu.”

“Aku menghabiskan banyak sekali usaha sampai akhirnya aku berhasl bergabung
dengan Kesatria….kau masih saja membuang percuma undangan berhargaku untuk
bergabung dengan Kesatria. Apakah kau sedang berencana seperti seorang artis
tenar, untuk hanya dikenal beberapa ratus tahun kemudian ketika kau sudah mati?
Apakah kau sungguh menginginkan kehidupan seperti itu? Aksimu itu tidak berbeda
dengan orang-orang kebanyakan.”

“Aku tidak begitu tahu sesuatupun tentang seni, dan aku tak tahu apa-apa tentang
gaya hidup artis-artis itu.”

“….Jadi, apa tujuanmu? Karena kau menolak tawaranku dengan kukuh, kau pasti
punya beberapa jenis alasan.”

“Tak ada yang spesial.”

William Orville menjawab dengan nada dingin.

“Aku sudah katakan itu sebelumnya, Kesatria dan penyihir bayaran adalah berbeda.
Walaupun Kesatria di negara ini memiliki wewenang yang besar, ada beberapa
masalah yang tidak dapat mereka selesaikan. Sama sepertiku, penyihir bayaran.
Walaupun aku memiliki kebebasan, adalah sukar bagiku untuk mempercayai orang
dan organisasi lain.”

“….Kau…”

“Tak peduli pihak mana itu, pasti ada cacatnya. Setelah huru-hara ini, kau
seharusnya mengerti. Semakin besar suatu organisasi, semakin banyak hal yang
tidak bisa mereka kendalikan, maka dibutuhkan seseorang untuk mengamati suatu
organisasi dari luar, dan orang ini tidak bisa adalah seseorang dengan keberadaan
yang istimewa sepertimu. Komunitas adalah seperti mesin dengan banyak roda gigi,
setiap roda gigi terus berdampak satu sama lainnya, dan berputar secara universal.
Fakta itu tak bisa dilupakan.”

William benar. Mengetahui kepribadiannya, Ketua Kesatria terdiam. Melihat teman


lamanya seperti ini, William tersenyum.

187
“Jadi mengapa Keluarga Kerajaan sangat ingin dengan menggunakan metode
paksa untuk memperlebar daerah kekuasaannya. Aku tengah memikirkan alasan
dibalik ini semua. Negara Inggris membentuk Keluarga Kerajaan, Kesatria Inggris
dan Gereja Anglikan. Keluarga Kerajaan sangatlah mudah dipengaruhi oleh Gereja
Anglikan, jadi mohon pertimbangkan itu lebih jauh.”

Mendengar kata-kata ini, pemimpin dari Gereja Anglikan muncul di pikiran Ketua
Kesatria.

Sang Uskup Agung, Laura Stuart.

Seorang wanita yang berdiri di puncak, Ketua Kesatria dan Uskup Agung, keduanya
berdiri pada posisi yang sama. Namun, dia terus membuat Ketua Kesatria merasa
tidak nyaman. Dia adalah wanita seperti itu.

William melanjutkan,

“Masalahnya tidak hanya dalam Inggris. Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks
Rusia, dan Academy City, aksi-aksi mereka tidaklah bisa diprediksi. Seisi dunia ini
dengan bodohnya bergerak bersamaan, dan pada situasi ini, sesuatu yang disebut
‘organisasi’ akan lepas kendali dengan sangat mudahnya.”

“Jadi tidak akankah kau mempertimbangkan ini sebagai seorang Ketua Kesatria
yang menjadi pondasi kokoh negara ini? Bahkan pernahkan kau memikirkannya?”

“Apakah kau pikir bahwa ini bisa menyelesaikan semua masalah? Kasus hari ini
adalah contoh terbaik. Aku akan memilih untuk melindungi negara ini dari luar, maka
kau akan melindunginya dari dalam. Dengan begini, pilihan kita akan menjadi lebih
luas. Bahkan jika salah satu sisi akan lepas kendali, sisi yang lain akan bisa
menghentikannya.”

“Sepertinya tak ada gunanya jika terus ngobrol seperti ini.”

Ketua Kesatria terlihat kesepian seraya berkata. Seakan-akan dia ingin mengusir
pergi kesepian ini, dia mengoper botol wiski dari Skotlandia itu kepada William.

“Ini adalah hadiah perpisahan. Raja Chamberlain mengatakan ini adalah hadiah
kerja kerasnya tahun ini.””

“…..Betapa mewah. Tidakkah sayang jika aku minum sendirian?”

“Maka temukan teman yang sejalan dan bagikan ini padanya.”

Melihat Ketua Kesatria terlihat sedang bertengkar, William hanya bisa menghela
nafas. Tak peduli kemana dia pergi, status kedua orang ini sebagai Ketua Kesatria
dan penyihir bayaran tidak akan berubah. William berpikir, adalah mengesankan
bahwa mereka bisa sedekat ini dalam waktu yang sangat lama.

188
“Oh ya, aku harusnya punya simbol yang sedang dibuat oleh seorang pengrajin dari
luar London. Bantu aku untuk menarik pesanannya. Jika itu masih tersisa, obsesiku
juga akan tersisa.”

Ini adalah sebagian kata-kata terakhir yang diucapkan sang penyihir bayaran.

Tak ada acara spesial ataupun ritual, jika Ketua Kesatria terlihat seperti bangsawan
pada daerah kekuasaannya, William terlihat seperti penyihir bayaran yang tak
terkendalikan.

Setelah sang penyihir bayaran pergi, Ketua Kesatria bergumam sendirian.

“…..Bagaiman bisa kau meninggalkannya dibelakang.”

Putri ke-tiga menatap wajah Ketua Kesatria, tetapi tanpaknya Ketua Kesatria sendiri
tidak sadar bahwa gumamannya ini sampai mengeluarkan suara.

“…..Bagaiamana bisa kau membuangnya begitu saja, dasar kau bajingan.”

189
Epilog
Petunjuk Kekacauan yang Lebih Dahsyat
— True_Target_is.....

Kamijou Touma bangun di tempat tidur suatu rumah sakit.

Dia sudah familiar dengan ruang rumah sakit yang sudah sangat dia kenali ini, dan
sepertinya dia dipindehkan ke rumah sakit di District 7 dimana dokter berwajah katak
bekerja. Mungkin ini karena dia terus ikut campur pada segala jenis situasi, tetapi
setiap kali dia selalu saja kembali dikirim ke ruang rumah sakit ini, Kamijou tetap
berpikir apakah dia menjadi pengganggu disini. Itu membuatnya merasa malu.

“Ah, apakah kau sudah bangun?”

Suara itu milik Itsuwa, yang sedang duduk di kursi tamu. Kamijou ingin duduk, tetapi
tubuhnya gagal mengikuti perintahnya. Itu bukan karena dia mempunyai beberapa
luka : ada beberapa rasa kelelahan yang tidak normal, sehingga dia tidak bisa
memerintahkan suatu tenaga sekalipun. Ini seperti tubuhnya digenggam oleh
kelelahan yang terakumulasi di dalamnya.

Ketika Kamijou diganggu oleh sesuatu perasaan yang tidak mengenakkan, orang di
sampingnya merasa lega dan santai pada pundaknya sebelum mengatakan, “Tidak,
sangat normal bagimu jika kau tidak bisa bergerak. Kau meninggalkan rumah sakit
ketika kau butuh istirahat, dan kau berhasil untuk menyegel kekuatan Acqua.”

Dari kata-kata Itsuwa, Kamijou sudah tahu bahwa paling tidak Acqua sudah mundur.
Tak peduli apakah mereka warga sipil atau Amakusa, tak ada korban jiwa pada
keduanya. Namun, tidak ada perasaan realisme seperti itu pada diri Kamijou Touma.

Sesungguhnya, Kamijou tidak ingat banyak ketika setelah dia meninggalkan rumah
sakit. Atas beberapa alasan, dia bertemu Mikoto di perjalanan, tapi itu terasa lebih
mirip dengan mimpi daripada kenyataan menurutnya. Ngomong-ngomong, Kamijou
berniat menyembunyikan kehilangan ingatannya pada saat dia bangun. Bahkan saat
dia berpikiran seperti, “Aku tidak ingat itu.” atau “Apa yang aku lupakan?”, dia
biarkan semua itu berlalu dengan sebuah senyuman ambigu.

“…..Tetapi, itu menakjubkan! Pria bernama Acqua itu, dia adalah anggota Kursi
Kanan Tuhan dan juga seorang Saint, dan kita berhasil mengalahkannya…..apa
yang dapat aku katakan? Apakah ini sejenis saat-saat bersejarah atau apa?”

“Si-Siapa yang paling bertanggung jawab? Dan fakta bahwa kita mengalahkan pria
itu bisa dipertimbangkan sebagai sebuah prestasi juga. Dan bahkan kita tidak
menderita suatu korban pun! Tidakkah ini seperti Santa yang melakukan jungkir
balik dan menjatuhkan hadiahnya seperti dia sedang berdarah…?”

190
Atas suatu alasan, Itsuwa memerah dengan sangat sembari dia meletakkan
tangannya di dada besarnya. Sepertinya mengalahkan Acqua bukanlah satu-
satunya penyelesaian misinya. Karena sihir sangat tidak familiar dengan Kamijou,
hanya itulah kesimpulan yang bisa mereka buat.

Harus dicatat kunci yang melakukan serangan akhirnya adalah Itsuwa dengan
‘Pemusnah Saint’-nya namun, sepertinya Itsuwa sendiri tidak menyadari akan hal
itu. Mungkin karena dia memang beban atau mungkin karena dia hanya berusaha
untuk merendah, tetapi itu suatu kejahatan. Dari perspektif Acqua si Belakang, ini
bukanlah sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja.

“Ah……Ngomong-ngomong, sekarang tanggal berapa? Apakah…..catatan


kehadiranku baik-baik saja? Sial, sepertinya aku sudah harus mengonfirmasi ini
sedikit! Mengapa aku terlibat pada segala jenis situasi??”

“Ah……tidak….kau tidak bisa…..kau tidak bisa turun dari tempat tidur sekarang.”

Kamijou berusaha untuk duduk, hanya Itsuwa memaksanya untuk kembali rebahan
dengan mendorong pundaknya memakai tangannya. Hasilnya wajah mereka kini
hanya berjarak 5 sentimeter jauhnya. Terkejut, Itsuwa menunjukkan wajah
memerahnya pada Kamijou, dan kamijou merasakan ada dinding diantara mereka.
Meskipun, pilihan mendorong itu tak pernah terbayang di pikirannya.

Pada saat itu, “Touma tetaplah Touma.”

Melihat asal suaranya, mereka melihat Index berdiri di sana dengan tatapan hampa,
terpaku di pojok. Meskipun ekspresinya sangat sabar, sebuah vas yang pecah ada
di lantai dekatnya berdiri.

Dengan pertanda yang diturunkan oleh Tuhan ini, sesuatu yang amat buruk akan
terjadi kemudian, Kamijou dengan gagap berkata,

“Ah, wah!! Tahan dulu, Index!! Aku tahu kau tidak bisa mengatakan sesuatu karena
terkejut!! Apakah kau sudah sepenuhnya mengabaikan keberadaan seseorang yang
bernama Mr.Kamijou ini dan orang lain!!??”

“….Sampai beberapa menit yang lalu, aku adalah yang duduk di ruangan ini. Aku
tidak menjadi seperti ini sampai saat aku pergi….ngomong-ngomong, mengapa kau
belum meminta ma’af padaku karena telah meninggalkanku di rumah sakit secara
sepihak??”

“Ah….ya, ya!! Aku setuju dengan itu!! Kau secara terburu-buru lari menuju Acqua
meskipun sedang terluka! Itu terlalu kasar untukmu! Apa yang akan terjadi jika
sesuatu yang buruk menimpamu!!??”

“Acqua!!!??? Kau sedang menceritakan tentang Acqua dari Kursi Kanan Tuhan,
kan??? Kau menghadapi lawan sekuat itu tanpa meminta pertolonganku!!?? Apa
yang terjadi Touma!!??”

191
“Eeeeeehhhhhh!!!?? Oi, Itsuwa, sejak kapan kau berada di pihaknya!!?? Apakah
bala bantuan Amakusa sudah berganti pihak??”

Pada koridor panjang di rumah sakit tersebut, Kanzaki Kaori berdiri diluar ruangan
tempat percakapan mereka berlangsung. Dia di sini untuk mengunjungi suatu pasien
tertentu, tetapi tampaknya dia telah melewatkan kesempatannya untuk masuk ke
ruangan pasien itu (bisa dibilang Itsuwa selangkah lebih maju), dan sekarang dia
kebingungan tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.

……Apa yang seharusnya aku lakukan?? Menurut jadwal, aku harus kembali ke
London besok. Ini adalah satu-satunya kesempatan yang aku punyai, tapi siapa
yang sangka Itsuwa dan ‘anak itu’ akan ada di sini??

“Nee-chin….Jika kau terus bimbang, sedikit waktu yang kau punya ini akan
terbuang, kau tahu??”

Suara yang tiba-tiba datang dari belakangnya secara langsung, menyebabkan


Kanzaki tersentak seketika. Menoleh ke sekitar, dia lihat orang yang bicara adalah
pria berambut pirang dengan sunglassnya, Tsuchimikado Motoharu.

Tsuchimikado sengan lembut menaikkan tangannya ke sisi mulutnya dan berbicara


dengan senyuman kagum, “Akhirnya, setelah begitu banyak usaha, kau telah
berhasil menemukan waktumu yang sibuk itu untuk datang ke Jepang, masihkah
karena Index dan gadis Amakusa itu kau tak mampu sama sekali mengutarakan
bakan sepatah kata terimakasih??”

“A-Aku tau itu!! Tapi….bagaimana ya….bahkan hanya dengan mempertimbangkan


percakapan pribadi membuatku sangat sangat malu!! Dengan adanya Itsuwa dan
‘anak itu’ disana sekarang…..aku akan tunggu beberapa saat lagi…”

“Maka, kostum malaikat gagal itu…..Apakah kau ingat untuk membawanya


bersamamu??”

“Ap-Apa!!?? Ke-Kenapa aku harus membawa benda seperti itu!!?? Benda seperti itu
bahkan lebih sulit untuk dibawa daripada Shichiten Shichitou milikku!! Dan bahkan
jika aku ikut dengan rencana bodoh seperti itu dan memakainya, itu hanya akan
terjadi pada kondisi empat mata diantara kami saja!! Aku tak akan pernah
berdandan seperti itu ketika Itsuwa dan ‘anak itu’ ada di sana!! Tidakkah kau tahu
betapa mengerikannya kemampuan mengingat si ‘anak kecil’ itu?”

Situasi seperti ini menjadi sangat mengerikan hanya dengan memikirkannya.

Kanzaki menggeleng-gelengkan kepalanya dengan penuh semangat, mencoba


untuk melepas pemikiran seperti itu dari kepalanya, tetapi sepertinya Tsuchimikado
mengantisipasinya dengan menganggukkan kepalanya dengan bijak,

“Untuk Nee-chin yang penuh ketetapan hati tapi masih malu-malu….hhmmpph!! Hari
ini aku mempersiapkan ‘kostum malaikat gagal seksi’ yang telah aku perbaiki!!”

“Ceritakan padaku, bagian mana dari kostum ini yang telah diperbaiki??”

192
“Eh!!?? Apa yang sedang kau bicarakan?? Lihat : bagian belahan dada yang
terekspose di sini, dan rok yang transparan ada di sini, dan…….”

Dengan semua kekuatan yang ada di lengannya, kanzaki menjepit Tsuchimikado


bersamaan, hanya pada beberapa saat setelah dia dapat menarik keluar kostum
yang akan ditunjukkannya padanya. Walaupun dijepit dengan kekuatan seorang
Saint, Tsuchimikado mengeluarkan senyuman di wajahnya.

“Maka apa rencanamu? Nee-chin, kau lebih baik menerangkan apa yang akan kau
lakukan dengan segera. Akankah kau hanya bergantung semata-mata pada
senyuman biasa dan wajahmu yang sedikit memerah itu untuk menekspresikan rasa
terimakasihmu? Pikirkan ini dengan matang, Nee-chin yang malang! Situasinya telah
maju ke titik dimana mundur bukan lagi suatu pilihan! Tidakkah kau berpikir akan
dima’afkan karena taktik sesimpel itu!??”

Walaupun Tsuchimikado memakai sunglass, sorotan di matanya masih kelihatan.


Sabar, tenang dan mengumpulkan Kanzaki yang telah menguap sebelum dia
menatap.

Kanzaki mangambil beberapa langkah mundur, dan kemudian berbicara dengan


kebingungan,

“Lantas, apa yang kau sarankan terhadapku? Bahkan jika itu berarti aku berhutang
lebih kepadamu, selama itu masih dalam jangkauan kemampuanku untuk
melakukannya, aku harus berusaha melakukannya!!”

“Gosok sembari kau memegangnya. Kau harusnya bisa melakukannya, kan?”

“Me-memegang apa!!??”

“Dasar kau si lugu idiot!! Okay, biarkan aku menyuruhmu seperti ini : Nee-chin, untuk
apa benda itu ada? Karakteristik unik dari mamalia itu --- katakanlah, dadamu itu ---
Untuk apa itu ada?? Katakan padaku!!”

“Pa-Paling tidak, itu tidak untuk memgang dan menggosok benda yang ditempatkan
diantaranya!!!”

Sesuatu yang Tsuchimikado coba untuk katakan membuat Kanzaki benar-benar tak
tahu apa itu, dan dia mengeluarkan ekspresi kebingungan. Menghadapi Kanzaki
yang lugu yang tidak paham makna sesungguhnya dari kata-kata tersebut,
Tsuchimikado kalah.

“Sungguh, Nee-chin, apakah tak apa-apa bagimu berjalan dengan begitu tanpa
beban??”

“Ap-Apa!?’

“…..Gadis itu, jika gadis Itsuwa itu, dia akan sudah memakai kostum malaikat gagal
seksi itu tanpa berpikir dua kali.”

193
“Ko-Kostum seperti itu??? Dia tidak akan berani….!!!”

Mereka berdua beratut dalam bisikan yang tak berarti.

Dengan senyuman jahat di wajahnya, Tsuchimikado mengatakan,

“Bagaimana kau bisa begitu yakin? Itsuwa tidak sedewasa yang kau tahu, tetapi
sebagai hasilnya dia bisa melakukan sesuatu yang memalukan. Bahkan ‘rencana
serbet basah’-nya gagal berkali-kali, kau bisa mengatakan dia sedang memberikan
banyak usaha untuk memenangkan hati Kami-yan. Itsuwa yang gagal beberapa kali,
jika dia bisa mendapatkan sesuatu yang akan memperbaiki apa yang menjadi
kekurangannya, sesuatu seperti itu akan memberikannya keuntungan – seperti
itulah, sesuatu seperti kostum malaikat gagal seksi ini….seketika, aku ingin tahu
seberapa tinggi ‘kekuatan serangan’ milik Itsuwa nantinya?”

“I-I-Itu tak mungkin! Situasi seperti ini tak akan pernah menimpa seseorang yang
berasal dari Amakusaku.”

“Sekarang aku memikirkan akan hal itu, memegang dan menggosok tidak akan
menjadi masalah bagi Itsuwa dengan ‘ukuran’ yang dia punyai…”

“Seperti yang kukatakan sebelumnya : ‘Apakah sebenarnya yang harus dipegang?’”

Menghadapi keluguan Kanzaki, Tsuchimiksdo tidak dapat membalas, dan itu adalah
awalnya dia mendapat sakit kepala. Sepertinya perubahan taktik diperlukan.

“Pada akhirnya, aku melihat Nee-chin adalah tipe orang ‘seperti itu’…. lari dari
kenyataan dan terlalu malu…tidak punyakah kau rasa terimakasih sama sekali
terhadap Kami-yan?”

“Tidak seperti itu! Hanya saja ‘kostum malaikat gagal erotis’ itu terlalu jauh! Aku
hanya menginginkan cara yang normal untuk berterimakasih padanya.”

“Itsuwa tak akan berpikir terlebih dahulu, kan? Itu karena rasa terimakasih yang dia
punya terhadap Kami-yan adalah lebih kuat dari milikmu. Untuk menceritakanmu
yang sebenarnya, bahkan hanya dengan kostum malaikat gagal yang ‘normal’, level
serangan Itsuwa akan meningkat sedikit lebih banyak. Dan jika dia mengenakan
kostom malaikat gagal seksi yang telah ‘diperbaiki’…apakah kau tahu apa arti jurang
pemisah ini?”

“Ak-Ak-Akan berati apa itu?”

“Itu berarti, Nee-chin, kau telah kalah dengan Itsuwa sebagai seorang perempuan.”

“Eh!!??”

“Huh, aku ingin tahu jika Amakusa sungguh tidak apa-apa….Wanita ini, dia hanya
punya penghargaan terhadap diri sendiri, dia tidak punya suatu ide tentang arti dari
‘merendahkan diri seseorang’. Dengan tipe orang seperti itu, harus bagaimana

194
mereka menuntun anak domba yang tersesat? Nee-chin, apakah itu berarti pada
saat kau menghadapi tantangan, kau hanya memikirkan dirimu sendiri dan
meninggalkan yang lainnya dibelakang?”

“I-Itu suatu bahasa yang kasar, hanya karena kostum malaikat gagal
seksi…..apakah sungguh penting untuk melakukan sebegitu jauhnya?”

Meskipun dia yakin pada posisinya, kata-kata Tsuchimikado menyebabkan hati


Kanzaki mulai bimbang. Dia tidak tahu karena suatu perasaan yang dia miliki
terhadap Kamijou, sejak dahulu, kini pikiran Kanzaki sudah sepenuhnya sesat.

“Ti-Tidak!! Ini semua bagian dari rencana Tsuchimikado! ‘Kostum malaikat gagal
seksi’! Bagaimana benda seperti itu digunakan untuk menilai seorang wanita!!??
Tunggu, ini bukanlah poinnya! Ini bukanlah suatu pertanyaan untuk menjadi
perempuan ataukah tidak, cara apa yang harus aku lakukan untuk mengucapkan
terima kasih…. Tetapi bahkan jika aku tidak menggunakan kostum malaikat gagal
seksi…..aku sama sekali tidak bisa memikirkan cara yang lainnya! Aaaaaahh!! Aku
tidak bisa menjadi selemah ini!! Ini adalah jebakan Tsuchimikado!!! Tidak,
tapi……..tenang! Aku harus tenang sehingga aku bisa memikirkan ini secara
menyeluruh!!”

“Hm?? Nee-chin??”

Melihat Kanzaki sangat tersedot ke dalam pemikirannya sendiri, Tsuchimikado


sedikit khawatir.

Tak tergantung dari apakah dia mendengar atau tidak kata-kata Tsuchimikado,
ekspresi wajah Kanzaki yang bermacam-macam perlahan menghilang, tergantikan
dengan ekspresi ketenangan sembari Kanzaki duduk di koridor. Dengan pergerakan
lambat yang dilebih-lebihkan, Kanzaki, tak tahu dari mana, mengambil dua puluh
ubin dan mengangkat itu semua.

“GNNRAAAAAAAAAAAAAAAHHHH!!!”

Dari atas pusat ubin, tinju Kanzaki dihantamkan. Itu bukanlah pertanyaan apakah
ubinnya masih utuh ataukah tidak, tinju Kanzaki sudah terkubur di dalam lantai.

Seraya suara ubin yang pecah menggema melalui koridor, Kanzaki berbicara
kepada Tsuchimikado dengan nada bicara yang sangat dingin, “Oke, tidak apa-apa,
aku sudah memikirkan itu!!”

Di sisi lain, Tsuchimikado, menghadapi perilaku wanita yang tidak menentu ini, tidak
bisa berbuat apa-apa selain merasa sedikit gelisah.

Sial, aku tadi hanya mengejeknya, mungkinkah aku terlalu berlebihan?

Sembari keringat menetes di wajah Tsuchimikado, Kanzaki secara perlahan


meregangkan tangannya, jarinya lancip seperti pensil, seolah-olah dia hendak
menunjukkan pukulan Karate. Rasanya seakan-akan Kanzaki sedang bersiap untuk
meremukkan tengkorak Tsuchimikado dengan tangan kosongnya.

195
“Tsuchimikado???”

“Y-Ya??”

“Aku sudah bersiap. Berikan itu kepadaku.”

10 menit kemudian, setelah menjotos senyum liciknya Tsuchimikado tepat di


wajahnya, dia berlangkah dengan gagahnya sebagai seorang wanita, dan
menunjukkan sikap yang bergitu berbeda dari yang biasa dia niatkan, Pendeta
Tertinggi Gereja Amakusa, Kanzaki Kaori, menyerang suatu kamar tertentu di rumah
sakit.

Setelah itu, untuk menghadirkan reputasi sebagai Pendeta wanita, tidak masalah
dengan apa yang bakal terjadi di dunia ini, bahkan jika dunia terlemparkan dalam
suatu kekacauan. Satu hal yang pasti : Kamijou Touma, mengenai ketiga bayangan
malaikat yang berbeda dari Misha Kreutzev dan Kazakiri Hyouka, pastinya akan
merasakan ketakutan yang tidak ada apa-apanya setelah melihat bentuk malaikat
yang satu ini.

Sebuah kontrak dengan Gereja Anglikan.

Dengan beberapa dokumen di depannya, penegosiasi perang dan kontraknya


sedang beberapa pilihan berbeda untuk penyerahan suara.

Secara implisit, mereka sedang menyeleksi hasil yang paling diinginkan bagi mereka
sendiri. Sebelum dia sempat mendengar pada bahkan setengah menit, sang Paus
memutuskan komunikasi.

“Terkutuk!!!”

Dia sedang marah-marah. Kekalahan Acqua si Belakang mempunyai dua pengaruh


besar : Pertama, itu adalah suatu kerugian besar bagi kekuatan tempur mereka, dan
bagi musuh yang lain yang telah mengasumsi betapa superior kemampuan tempur
mereka.

Bagaimana bisa Acqua telah dikalahkan pertama-tama?

Kamijou Touma.

Pemilik dari kekuatan yang sangat unik. Tampaknya bukan dia penyebab langsung
tumbangnya Acqua. Berapa banyaknya orang yang secara spontan berkumpul
hanya semata-mata untuk melindunginya. Secara simpel, lingkaran perlindungan
dari temannya inilah kekuatan terhebatnya, bukan Imagine Breaker itu sendiri.

“…….”

Sang Paus berpikir dengan heningnya. Pastinya, bocah itu adalah lawan yang
berbahaya.

196
Sembari dia tenggelam dalam pemikirannya dengan ekspresi serius di wajahnya,
suara gemaan langkah kaki datang ke arahnya.

“Apakah kau sedang mengharapkan kekalahan Acqua? Bocah itu telah tumbuh
dengan sangat baik. Yaaa, sebagai hasilnya hanya menyebabkan kritik tidak bisa
lebih jauh lagi disimpulkan. Ha….. Gereja Katolik Roma yang agung menghapus
semua jejak sesuatu yang menggerakkan masalah di dunia ini…. Semua yang
menjadi tersangka sudah dieliminasi secara bergantian.”

Suara langkah kaki bergaung melalui Basilica Di San Pietro di Vatican. Melihat dari
mana langkah kaki ini berasal, ekspresi malu nampak pada wajah sang Paus.

“Fiamma si Kanan……jangan bilang……..kau telah keluar dari bagian dalam.”

“Betapa seram wajahmu.”

Orang yang berbicara dengan sang Paus adalah seorang pertapa muda.

Fiamma si Kanan menghargai wajah kesal sang Paus,

“Sifat asli seorang pemimpin adalah seperti kecakapannya berbicara di tengah kabut
suatu krisis. Responmu sudah tidak memuaskan pada hal itu, kemampuanmu
sebagai seorang pemimpin bisa dinilai sepenuhnya dari hal kecil seperti ini.”

“Apa yang akan kau lakukan?”

Sang Paus menanyakan dengan penuh hati-hati.

Vento si Depan ada di tengah-tengah kabut penyembuhan, Terra si Kiri sudah mati,
dan masih tidak diketahui apakah Acqua si Belakang masih hidup ataukah sudah
mati. Keadaannya harusnya memerlukannya, memberikan arus, membinasakan
status Kursi Kanan Tuhan, sang Paus akan dapat merebut kekuasaan dari Fiamma
hanya dengan sekali serang. Pada waktu yang lampau, Fiamma si Kanan sudah
mempunyai keberadaan yang mengganggu pada pusat Kursi Kanan Tuhan, untuk
memperpanjang kebesaran kekuatan Kursi Kanan Tuhan, wewenang terakhir hanya
tersisa pada Fiamma.

Nada suara sang Paus sangatlah kelam,

“Serangan mengejutkan Vento pada Academy City. Operasi skala besar milik Terra
yang menampakkan dirinya sendiri ke muka dunia. Bahkan kekuatan penghancur
milik Acqua…….semuanya telah berakhir dalam kegagalan. Apa yang sekarang
akan kau lakukan? Untuk penghentian aktifitas dari markas besar pihak ilmu
pengetahuan, rencana untuk menghancurkan Academy City diperlukan.”

Pastinya, dia mengakui keulungan Academy City, pada poin itu dia bergantung pada
instruksi Kursi Kanan Tuhan untuk petunjuk. Itulah kenapa, jika dia sendirian, dia
harus melibatkan pengikutnya, dia tidak bisa membuat suatu pengepungan di
tempat yang cukup dekat.

197
Berlawanan dengan harapan sang Paus, jawaban Fiamma cukup simpel,

“Pertama-tama, kita harus menekuk-lututkan Inggris.”

Apa?

Mengabaikan keragu-raguan sang Paus, Fiamma melanjutkan,

“Sekarang, sebagai kunci melanjutkan kunci pertemanan kita dengan Gereja


Ortodoks Rusia, semua Eropa kecuali Inggris sedang berada dalam genggaman
kita. Dengan kekuatan banyak negara di belakang kita, kita bisa memaksa Inggris
sang superior menjadi biasa-biasa saja. Kekuatan manusia, material,
keuangan…..aliran persediaan itu semua dapat diputuskan. Mereka adalah pondasi
dari negara kepulauan. Sepenuhnya diisolasi dan tidak dapat meloloskan diri,
kekuatan mereka akan perlahan tapi pasti menjadi lenyap setiap bulannya.”

Sang Paus tidak paham maksud dibalik kata-kata Fiamma, jadi dia menyerah
mencoba.

Malahan, dia langsung bertanya,

“Aku tidak mengerti signifikansi dari ini.”

“Tidakkah ada penghubung antara Academy City dan Inggris? Jika Inggris berada
dalam serangan, akan juga ada dampak pada Academy City, aku percaya akan hal
itu. memberikan potensi yang hebat sebagai sandera yang dimiliki Inggris, Academy
City akan menjadi tidak mampu melanjutkan perang dibalik wajahnya yang sabar.
Demi tujuan menolong sekutu kita, itu akan menjadi dalih.”

“Sebaliknya, jika serangannya akan datang kepada Academy City terlebih dahulu,
aksi-aksi Inggris akan terputus. Gereja Anglikan adalah salah satu dari ketiga
dominasi utama dari ajaran Kristen. Dampak dari fakta tersebut sangatlah
signifikan,. Pergi berperang melawan Katolik Roma dan Ortodoks Rusia, yang
merupakan dua dari tiga dominasi tadi, tidaklah masuk akal bagi mereka. Dengan
pemersatuan kekuatan kepada Academy City – yang merupakan sebagian besar
pihak ilmu pengetahuan – itu adalah sekutu utama yang akan mereduksi
ketidakmampuan mereka, Inggris bisa berjalan tanpa cacat dalam pertempuran ini.”

“Bukan begitu. Sama sekali bukan itu, wahai Pausku Yang Suci.”

Fiamma memotong. “Academy City bukanlah targetku.”

Mendengar itu, sang Paus berhenti bernafas sejenak. Dia tidak bisa sepenuhnya
mengerti apa yang coba Fiamma katakan padanya.

Fiamma lantas melanjtkan omongannya,

“itu adalah Inggris. Kita harus mendapatkan ‘itu’ dengan segala cara. Teman
sebangsa kita telah dengan taat menawarkan ‘itu’ kepada kita. Dengan tujuan untuk

198
memperoleh ‘itu’, sebuah kegaduhan besar dibutuhkan. Gereja Katolik Roma harus
meningkatkan penggunaan kekuatan kolosal pada operasi ini.”

“Apa yang sedang kau katakan?”

“Hm? Aku tidak ingin menjawabnya. Aksi ini tidak sepenuhnya melenceng dengan
keinginanmu : dengan adanya ‘itu’ di tangan kita, Academy City, dan mungkin
bahkan seluruh pihak ilmu pengetehuan, akan sepenuhnya tercerai berai.”

Sang Paus, yang masih juga tidak mengerti apa yang Fiamma sedang rencanakan,
bertanya,

“Apa….Apa yang kau maksud dengan ‘itu’?”

“Ah….”

Fiamma dengan simpelnya membuka mulutnya. Kata-kata yang dia bicarakan


adalah : …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………………………………… Gatan!

Sebuah suara menggema disekitarnya.

Itu adalah suara dari pilar besar Basilica Di San Pietro berbenturan dengan
punggung sang Paus yang terkejut.

“Kau bodoh…..” sang Paus baru saja berhasil bernafas,

“Apakah kau benar-benar orang Kristen???”

Fiamma menjawab dengan santai,

“Kenapa kau masih bertanya jika kau sudah tau?”

“Terkutuk kau!!!!”

“Sudahlah cukup Sang Uskup Agung Roma menjadi teman dan sekutuku. Itu sudah
sangat efektif untuk tujuanku.”

Kata-kata Fiamma sedang mengejek, tetapi sang Paus sepenuhnya


mengabaikannya. Dia tak punya waktu untuk memikirkan nada ucapan Fiamma.

Vento si Depan, Terra si Kiri, Acqua si Belakang. Setiap dari mereka memiliki
pemikiran unik dan filosopi tersendiri. Meskipun mereka berbeda, mereka terus
beraksi sebagai anggota dari grup yang dikenal dengan ‘Kursi Kanan Tuhan’.
Memperoleh kekuatan dari Malaikat Tertinggi, dan menjadi La Persona Superiore a
Dio, dan menyelamatkan manusia secara langsung. Walaupun melampaui
kesombongan yang berdasar dan bertentangan dengan Tuhan, sesorang dapat
melihat pemikiran seperti itu ketika melihat dari perspektif manusia.

199
Manusia di depannya adalah berbeda.

Fiamma si Kanan jelas-jelas berbeda dengan anggota Kursi Kanan Tuhan lainnya.

Dia bilang ingin mengisolasi Inggris melalui kombinasi kekuatan Katolik Roma dan
Ortodoks Rusia. Tak peduli yang dikatakan siapapun, namun, adalah jelas bahwa
Inggris tidak akan tinggal diam. Jika mereka ingin memaksa Inggris ke situasi seperti
itu, Inggris pasti akan menolak dengan semua kekuatan yang mereka punyai. Itu
tidak akan lagi menjadi suatu hal sederhana seperti mengirimkan satu atau dua
orang dari Academy City – ini akan menjadi perang habis habisan.

“Kau bedebah….apakah kau benar-benar berpikir aku akan mengijinkannya?”

Pastinya tidak akan. Sang Paus akhirnya menyadari bahwa perang harusnya tidak
boleh dimulai, akan dimulai….tetapi dia masih bisa mencegahnya jika dia bertindak
SEKARANG.

“Kau berniat melakukan apa?”

Melihat wajah sang Paus, Fiamma dengan tenang menggelengkan kepalanya,

“Apa yang bisa kau lakukan sendirian untuk melawan Fiamma si Kanan, pemimpin
dari Kursi Kanan Tuhan??”

“Kau tidak lagi mempunyai pengaruh.”

“Apakah kau benar-benar percaya akan hal itu? Bahkan mengakui Kursi Kanan
Tuhan yang semata-mata terdiri dari orang yang menguasai atribut yang unik,
mereka, pada akhirnya, hanya manusia biasa. Posisi dari depan, belakang, kiri,
kanan dapat diubah-ubah setiap waktu selama aku masih hidup.”

“Aku tidak akan memberimu kesempatan untuk melakukan hal itu.” nada bicara sang
Paus mendadak menjadi gelap, “Tenanglah sekarang, Fiamma si Kanan……atau
bahkan, selamanya…!!”

BOOOOOMMM!!!

Sebuah ledakan bisa didengar. Tidak ada yang spesial terjadi, tetapi tidak ada yang
berubah pula. Ruangan sekitar tiba-tiba mulai bergetar dengan suara yang aneh,
seperti menjadi suatu kontainer yang besar dan melihat kotaknya meledak karena
gaya luar.

“Semua Apostles, dari yang pertama sampai yang keduabelas percaya pada Tuhan
yang sama, engkau harus meluapi aku dengan kekuatan, engkau harus mengerti
maksud dari seorang manusia, dan engkau harus membela dengan kekuatan untuk
menghancurkan lawan-lawanku.”

Sejumlah cahaya menari-nari di udara. Mereka adalah semata-mata bulatan cahaya,


tetapi mereka terlihat seperti membalikkan salib atau menguliti di dalamnya yang
memberikan sepenuhnya tampilan yang berbeda. Cahaya dengan signifikansi yang

200
unik ini mengelilingi Fiamma, dan sebuah permukaan datar terbentuk diantara
mereka seperti pola lapangan sepakbola, kemudian menyegel tubuh Fiamma
dengan eratnya.

Pada saat itu, sebuah suilan bisa didengar datang dari Fiamma, yang telah
sepenuhnya terkepung. Itu adalah suaranya.

“Jadi kau menggunakan simbol Putra Tuhan dan Keduabelas Apostles?


Mengejutkan. Namun, bagaimana bisa seorang Paus memakai tanda Pengkhianat
Judas?”

“Jangan salah sangka. Adalah benar bahwa Judas berkhianat pada Tuhan dengan
mengkhianati Putranya, tetapi seseorang yang yang dipanggil Judas ini yang
menjadi Apostle adalah Pengampunan Tuhan, pengertian, dan cinta kasih. Adalah
mudah untuk mengubur seseorang yang kau benci, tetapi tujuan sebenarnya dari
Tuhan adalah untuk menuntun Manusia melawan dorongan ini.”

Sebuah ledakan bergaung melalui struktur bangunan itu.

Sebuah sihir penahan menciptakan tiga belas obyek bersisi yang mengelilingi
Fiamma, tidak hanya menahan pergerakan Fiamma secara fisik, tetapi juga
memisahakan nyawanya dari jasadnya. Dia sedang terjebak dalam “segel tanpa
luka”, tak lebih dari keberadaan yang hampa.

“Setelah Judas berkhianat, dia menggantung dirinya karena rasa bersalah besar
yang dia rasakan. Perasaannya adalah yang tergelap, terdingin, terdalam, dan
tersakit yang pernah dia rasakan: tak peduli kemana dia memandang, dia tidak
dapat melihat tanda-tanda suatu harapan. Ingatlah, inilah yang akan kau alami
selamanya.”

Fiamma tidak dapat mendengar apa-apa, tetapi mulut sang Paus masih terus
bergerak.

“Mulai saat ini, kau harus diikat selama empat puluh tahun kedepan. Ini adalah
contoh dari ‘kesepian yang diciptakan oleh dirimu sendiri’ yang pernah Judas alami,
dan benahi jiwamu yang kekanak-kanakan itu.”

Di dalam ketigabelas obyek, berdiri pingsan, bibir Fiamma melakukan sedikit


kejangan. Tanda dari suatu perlawanan akhir yang sedang dia buat dengan seluruh
kekuatannya.

“Menyerahlah. Aku adalah Sang Paus dari Gereja Katolik Roma. Kekuatan yang
pegang sekarang adalah kekuatan suci dari milyaran pengikut yang diturunkan
melalui sejarah dua ribu tahun. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dimusnahkan hanya
dengan satu orang saja.”

Sebagai tambahan, Basilica Di San Pietro adalah benteng terbesar dan terkuat dari
kekuatan tua. Dikombinasi dengan kekuatan Vatikan, tempat ini dapat dikatakan
adalah benda spiritual sakti yang bisa meningkatkan kekuatan sang Paus.

201
Pada saat itu, suara Fiamma bisa terdengar,

“Huummphh….”

Ekspresi sang Paus berganti menjadi terkejut. Ini bukanlah sesuatu yang bisa
seseorang lakukan setelah tersegel dengan sihir semacam ini.

Suara Fiamma terdengar dengan nada tinggi,

“Betapa kasian….hanya dua milyar pengikut? Hanya sejarah dua ribu tahun?”

Dunianya menghilang.

Sang Paus baru saja berhasil melihat sesuatu yang muncul di pundak kanan
Fiamma, disamping matanya yang tertutupi sinar menyilaukan, karena sesaat
setelahnya pandangannya tertelan oleh warna putih hampa dan badai violent yang
memusnahkan sekitarnya. Seperti tornado yang tak terhentikan, badai itu meledak
keluar, menghancurkan sepertiga bagian Basilica sampai keluar.

Kesatuan sihir yang ditopang oleh struktur kolosal telah terpotong satu demi satu,
dan fasilitas lain yang melindungi kota Vatikan menjadi rusak satu per satu.
Kesatuan yang melindungi tanah ini telah rusak berat, dan sejumlah kesatuan sihir
kehilangan kemampuannya, menciptakan kekacauan dan menyebabkan pandangan
sekitar menjadi terdistorsi.

Tubuh Sang Paus terbang sampai seratus meter jauhnya, sebelum akhirnya
mendarat di lantau batu di suatu pawai.

Dia menatap Basilica Di San Pietro yang sudah setengah hancur dengan syok.
Benteng terhebat dan terpenting di dunia, yang terbesar, sebagian besar Gereja
Kristen di dunia telah terkoyak seperti terbuat dari kertas yang basah. Pemandangan
menyedihkan ini membuat sang Paus lupa akan rasa sakit yang terjadi akibat
lukanya.

Pusat dari Armagedon, berdirilah Fiamma si Kanan, dengan tenang berjalan menuju
ke plaza. Ada sesuatu yang aneh di lengan kanannya. Berbeda dengan kedua
lengan yang biasa dimiliki seorang manusia, itu seperti sayap yang tidak
berkembang sempurna, besar, sesosok tangan yang berbentuk tidak normal dengan
empat jari padanya, terbuat dari bongkahan cahaya yang terdistorsi. Ini sudah
pernah diceritakan di legenda Yunani kuno, Athena merusak jalan keluarnya dari
dahi Raja Para Dewa, Zeus, dan mendaki dengan lukanya. Pemandangan di depan
sang Paus mirip seperti di legenda, mereka berdua tidak percaya.

“Betapa tumpul. Itu dihancurkan dengan begitu mudahnya?”

Fiamma memandang pada tangan kanannya, dan ada sesuatu yang tumbuh di
pundaknya seolah-olah dia sedang memeriksa mesin sebuah mobil, dan kemudian
mendecakkan lidahnya dengan sebal.

202
Sang Paus yang bersandar pada pecahan sebongkah batu, dan berkata dengan
merintih,

“Lengan….. itu…. jangan bilang……….kekuatan itu adalah…………”

“Ya, benar. Kau dapat Tangan Kanan-ku mempunyai kekuatan untuk


menciptakan…….keajaiban.”

Fiamma dengan perlahan bergerak diantara reruntuhan,

“Putra Tuhan menggunakan Tangan Kanan-NYA untuk merawat penyakit dari yang
sakit dan membangkitkan yang mati. Ini adalah Tangan Kanan yang menarik Salib
dan menyerakkan Air Suci yang digunakan dalam Pembaptisan di ajaran Kristen.
Lebih jauh lagi, Tangan Kanan dari Persamaan Tuhan yang mempunyai kehormatan
untuk menjadi senjata terhebat dalam sejarah, yang telah memburu Malaikat Gagal
yang tak terhitung lagi jumlahnya, bahkan Yang Menantang Cahaya telah dikalahkan
ketika melawan Tangan Kanan Persamaan Tuhan. Ini adalah kekuatan yang teramat
dahsyat.”

Suatu perwujudan kekuatan Tangan Kanan itu sendiri. Kanan Suci.

Orang berwarna merah yang merupakan perwujudan api ini melanjutkan


penjelasannya kepada seseorang yang disebut sebagai yang terhebat diantara
Katolik Roma ini,

“Namun, Kanan Suci yang mempunyai kekuatan yang tidak terukurkan ini bukanlah
sesuatu yang tidak bisa dikendalikan oleh sembarang orang. Air Suci yang
disebarkan oleh para pengikut atau Salib yang dia cabut dengan
tangannya….mereka mempunyai bayangan dari kekuatan legendaris yang mereka
tiru. Tak lebih. Bahkan jika dipertunjukkan oleh seorang Saint atau anggota Kursi
Kanan Tuhan, mereka semua itu hanyalah bertubuhkan jasad manusia biasa.
Memahami ini, Paus dari Gereja Katolik Roma : pada akhirnya aku masih manusia
biasa. Betapa eksistensi yang menyusahkan.”

Pria ini memiliki kekuatan yang jauh melampaui “manusia biasa”, dapat melihat dan
memanggil diriya sendiri manusia.

Fiamma berkata pada sang Paus dengan nada bosan,

“Singkatnya, aku memiliki “Keajaiban dari Tangan Kanan”, tetapi tidak bisa
memperalat kemampuan penuhnya. Bahkan dengan kekuatan ini, gabungan ini tidak
ada apa-apanya bila dibandingkan dengan yang asli. Seperti merekam program
televisi modern dengan peralatan televisi hitam putih.”

Tangan raksasa tersebut memancarkan suatu aura tak dikenal sembari itu
dikibaskan dibalik Fiamma. Dia menjilat salah satu jarinya sembari berkata,

“Tidakkah ini yang kau inginkan?”

203
Katredal agung yang dibangun oleh manusia, suatu benteng mistik yang dibangung
potongan demi potongan tanpa kepalsuan, St Peter’s Basilica telah dimusnahkan
oleh Fiamma si Kanan.

“Tangan Kanan yang menciptakan semua keajaiban akan memusnahkan semua


kejahatan. Kekuatan Kanan mengirimkan Raja Setan ke Neraka dan memastikan
disana dia akan disegel selama seribu tahun lamanya. Jika aku bisa sepenuhnya
menguasai Kanan Suci….apakah kau tidak penasaran apa yang ada di dalamnya?”

“Jangan bilang………..”

Jika menurut laporan yang telah Paus baca. Kekuatan tak terdefinisikan yang dimiliki
suatu bocah di Academy City. Tangan kanan yang akan memusnahkan semua
keajaiban yang disentuhnya, Imagine Breaker.

“Jika itu aku. Itu bisa dikuasai.” Fiamma tertawa dan menggerakkan tangan
kanannya secara horizontal ke arahnya sendiri. Seolah-olah mematuhi perintahnya,
lengan ketiga memecah udara, mengikuti aksi Fiamma/ “Jika itu Persamaan Tuhan,
itu bisa dikuasai. Namun, persiapan masih dibutuhkan.”

Tentu saja, bahkan jika dia mengumpulkan semua ‘material, dia masih bisa
menciptakan sihir yang dibutuhkan. Apa yang dibutuhkan untuk mengendalikan
kekuatan yang tak terbatas seperti ini yang jauh melebihi batas manusia dan
pengetahuan. Sang Paus tahu hanya ada satu benda layaknya harta karun yang
telah mengumpulkan semua buku sihir di planet ini, suatu kristalisasi tertentu dari
pengetahuan.

Fiamma harusnya berhasil menebak dari ekspresi wajah si Paus apa yang sedang
dia pikirkan dalam kepalanya, dan senyumnya menjadi berseri-seri,

“Index. Seorang dari Inggris telah menyiapkan hadiah yang sungguh keren untukku.”

Jadi itu alasannya. Itulah kenapa dia ingin menyerang Inggris, Tujuannya bukanlah
mencari orang itu, tetapi adalah mencabutnya keluar dari Inggris.

“Bagaimana bisa…..aku membiarkanmu pergi.”

Bicara sang Paus dengan gagap sembari dia berusaha meneruskan pembicaraan.

Menggerakkan tubuhnya yang penuh darah dengan paksa, sang Paus akhirnya
berhasil berdiri. Jika dia mengikuti instruksi Kursi Kanan Tuhan, menjadi salah satu
dari anggotanya, dan mematuhi La Persona Superiore a Dio, maka mungkin dia bisa
menyelamatkan lebih banyak pengikut. Sang Paus tidak mau mematuhi suatu
eksistensi dengan kekuatannya sendiri dan berdiri ; dia tidak mau menggunakan
domba yang tak bersalah mendaki batu sebagai seorang Paus.

Sang Paus berdiri. Di belakangnya adalah takdir dari dua milyar jiwa penikutnya.

“Aku sungguh senang.”

204
Memegang tangan kanannya dsecara horizontal seperti ini, Fiamma tertawa,

“Walaupun ini adalah sepenuhnya kemenanganku, kebodohanmu yang sangat itu


membuat ini semakin nikmat.”

Pada saat berikutnya, sebuah ledakan bergema. Interaksi antara mereka tak bisa
lagi disimpulkan sebagai “bentrokan” seperti yang dipikirkan orang.

Dengan segera, sang Paus tercekik oleh gaya yang begitu dahsyatnya dan
tubuhnya sekali lagi diterbangkan. Plaza Basilica Di San Pietro kini begitu rusaknya
sehingga hanya tersisa reruntuhan, setelah gelombang kejut menghancurkan semua
struktur bangunan disekitar dan merobohkannya. Bangunan Basilica Di San Pietro
yang telah hancur sekali lagi mendapat kerusakan yang sangat. Sebagian dinding
perimeter terpisah dari tengah Kota Vatikan dan Kota Roma runtuh, sang Paus
diterbangkan entah kemana.

Setelah huru-hara ini, tentara Vatikan yang dengan teguh percaya bahwa “tempat
suci yang tak akan pernah terancam” hancur sudah. Seketika mereka memandang
dengan tatapan hampa kepada Fiamma, seperti tidak percaya suatu manusia bisa
menyebabkan kerusakan seperti ini. Sebagian kecil dari mereka, akhirnya
mendapatkan kembali kesadarannya dan ingat akan tugasnya, kemudian
menyerang maju, namun hanya beberapa saat kemudian mereka berubah jadi
potongan daging yang berserakan di udara. Dengan itu, pemenangnya sudah
ditentukan.

“Hm?”

Menatap pada sisi lain dari dinding Kota Vatikan yang sepenuhnya musnah, Fiamma
menyadari : kerusakannya terlalu kecil. Gelombang kejut yang dia pancarkan
harusnya sudah setingkat dengan kerusakan Kota Vatikan yang lebih besar lagi,
yaitu dalam radius beberapa ratus meter lagi, namun faktanya hanya bagian dalam
Kota Vatikan yang rusak, semuanya yang ada diluarnya masih utuh.

“Jadi kau menyerap seluruh seranganku ke tubuhmu? Betapa mengagumkannya


kau bajingan.”

Fiamma mendengus dan kembali menghadap ke Basilica Di San Pietro yang sudah
hampir seluruhnya roboh. Bahkan dia tidak peduli akan tentara bawahan : bahkan
Uskup Agung Cardinal dan petinggi lainnya tak akan berani untuk menentangnya
sekarang.

Fiamma si Kanan tak ada niatan untuk menyembunyikan kekacauan ini, setelah
menyebabkan sekitarnya terlihat seperti bencana alam yang disebabkan serangan
teroris.

Sang Paus yang sekujur tubuhnya berdarah tergeletak di luar Kota Vatikan.

Dia dapat mendengar suara sirine ambulan.

205
Pada pertama kali, orang akan berpikir dia telah dibunuh oleh seseorang di suatu
tempat yang dekat, namun waktu melihat kedua kalinya, dia menyadari bahwa ada
ambulans yang meluncur ke arahnya.

Bahkan jika dia melihat sekelilingnya, tak ada rumah-rumah yang roboh. Meskipun
reruntuhan telah berserakan dan kaca-kaca pada pecah, tidak terlihat sebagai
sesuatu yang biasa. Pada saat sang Paus hendak tersenyum dia menyadari, pada
gang kecil diantara rumah, seorang gadis kecil yang kotor bajunya, melihat
kearahnya.

Berbahaya di sini. Meskipun dia ingin mengucapkan ini, dia tidak berhasil
mengatakannya dengan benar.

Mungkin ini disebabkan karena kesadarannya yang masih labil, tetapi gadis kecil itu
tampak seperti hendak meneriakkan sesuatu kepada sang Paus. Dia tidak sedang
memegang suatu perban ataupun obat antiseptik, tetapi sang Paus, yang tidak
terlalu bergantung kepada kemampuan hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan,
sangat bersyukur atas tindakan si gadis kecil ini. Dia lebih bersyukur lagi karena
mampu menerima harapan kecil seperti ini setelah menanggung kebencian yang
sangat besar.

Dia mendengar suara baru,

“Wow, sebuah kekacauan besar.”

Sang Paus mengangkat kepalanya, untuk melihat seorang perempuan yang


memakai pakaian yang sepenuhnya berwara kuning.

Vento si Depan.

“Orang yang mempunyai luka-luka terhormat ini masih ingin menyelamatkan domba-
dombanya, dan suatu pemikiran kecil sekarang, apakah dia masih benci untuk
disuarai oleh orang lain? Sang Paus yang menang pemilihan umum.”

“……….Inggris.”

Pandangannya kabur, namun sang Paus masih bisa membuka mulutnya.

Sembari dia terus memuntahkan gumpalan-gumpalan darah, dia berkata,

“Target Fiamma adalah Inggris…”

“Jangan menggunakan nada memerintah padaku.”

Vento sedikit menjulurkan lidahnya dan dengan mudah memotong kata-kata Sang
Paus,

“Namun karena target semua orang adalah untuk membunuh bajingan itu, aku
hanya akan menutup sebelah mata.”

206
Pada saat itu, Vento diam sejenak.

Itu adalah gadis yang berpakaian kotor. Sekarang ini, memelototi Vento dengan
kebencian yang menyolok.

“Kau memiliki musuh yang manis di pojok sana.”

Vento menggertak,

“Keberuntunganmu lebih baik lagi jika aku lagi memegang senjata originalku, kau
harusnya sudah mati di sini.”

Suara sirine ambulans sudah dekat. Vento tak mengatakan apa-apa lagi dan
menghilang diantara gang-gang kecil di rumah-rumah penduduk.

London, Little Venice.

Seseorang dengan kewenangan tertinggi di Gereja Angkilan, Uskup Agung Laura


Stuart, sedang bersantai diatas perahu yang mengapung-ngapung pada suatu pintu
air buatan di sejumlah kanal. Dari namanya, Venice, seseorang bisa dengan mudah
mengenali namanya didasarkan pada kota berair. Namun, ada beberapa perbedaan.
Ini besar karena pemandangan sekitar berbeda dengan Venice, dan ini bukanlah
kota terapung. Hanya sebuah dermaga dengan tiga kanal yang saling berkumpul.

Venice mempunyai efek magis buatan yang mengijinkan benda yang lebih berat
memasuki daerahnya dan terduplikasi penuh di sana, namun hanya sedikit orang
yang mengetahuinya.

“Akan lebih enak jika ada perahu dayung….”

Laura lebih terlihat bosan ketika mengatakan ini, dan mengintip bagian belakang dari
perahunya. Meskipun ada pria yang terlihat seperti gondolier (pendayung perahu
Gondola yang biasanya ada di Itali) sebuah mesin miniatur telah ditambahkan
bagian belakang perahu.

“Laporan.”

Seorang penjaga kapal memberikan topik pembicaraan yang berhubungan dengan


pekerjaannya.

Aku akhirnya berhasil meninggalkan Katredal St. George, dan penjaga kapal sialan
ini tidak tahu mood-ku dan seenaknya saja berbicara mengenai pekerjaan, Laura
mencibirkan bibirnya dengan tidak senang.

“Sepertinya ada pertengkaran di dalam kubu Gereja Katolik Roma, dan sang Paus
juga terlibatkan. Tidak diketahui apakah dia sudah mati ataukah masih hidup. Kami
sudah mengonfirmasi bahwa dia sudah dikirim ke rumah sakit, tapi kita tidak bisa
membuat kesimpulan yang terburu-buru.”

“……………”

207
Sang penjaga perahu mulai berhipotesis berdasar pada laporan dari Roma dan
aliran sihir, membandingkan semua laporan itu dan menjelaskan ‘perang sepihak’ ini
lebih lanjut kepada Uskup Agung.

“Dari banyaknya jumlah sihir yang terdeteksi, kerusakannya harusnya sudah selusin
lebih banyak dari – tidak, bahkan lebih dari itu, tapi………. – mohon berikan kami
waktu untuk menghitung semua ini. Aku mungkin membuat kesalahan.”

“Bahkan jika kau menghitung ulang, itu takkan berubah. Ada jalan umum dibelakang
tempat ditemukannya sang Paus, kan? Jika iya, sudahlah sangat jelas apa yang
telah terjadi.”

Rebahan di atas perahu, Laura membalikkan tubuhnya pada posisi dimana dia tidak
lagi bisa melihat si penjaga kapal. Sembari melakuakan ini, dia bergumam,

“….orang seperti ini, huuuhh!!”

Signifikansi dan pemikiran yang ada pada pernyataan ini, si penjaga perahu tidak
bisa ceritakan. Penampilan luar Laura Stuart sungguh bertolak belakang dengan
umurnya. Jalan yang telah dia alami benar-benar berbeda dengan yang orang biasa
alami. Karena itu, si penjaga perahu tidak bisa memahami pemikiran wanita ini.

“…..maka, kau harusnya sedang tersenyum sekarang, dasar kau orang baik bodoh.”

Pada akhirnya, si penjaga perahu hanya bisa menebak berdasarkan apa yang dia
lihat.

Ada sedikit warna kesepian pada nada bicara Laura.

Di suatu pojok Academy City, ada suatu bangunan tanpa jendela.

Dengan kekerasan bangunan ini bahkan senjata nuklir yang ditembakkan habis-
habisan dalam jarak dekat tidak akan bisa memusnahkannya. Semua ini disiapkan
semata-mata untuk satu insan.

Sang Direktur Jenderal dari Academy City, Aleister Crowley.

“Manusia” yang mengapung di tengah-tengah suatu gelas raksasa ini menampakkan


senyuman.

Dia sedang melihat layar kotak yang secara langsung terproyeksikan di udara.
Sumber informasi yang datang dari Underline, suatu jaringan unik yang terdiri dari
mesin-mesin berukuran nano yang disebarkan di seluruh Academy City.

Layarnya dengan normal menampakkan informasi yang ditunjukkan ada kepingan


batu abu-abu, karena ledakan besar yang disebabkan oleh Acqua si Belakang
memaksa jaringan Underline menjadi tidak stabil dlaam beberapa jam. Meskipun
mereka diciptakan dari mesin-mesin berukuran nano dengan teknologi nano yang
paling mutakhir, ukuran motherboard-nya hanya sekitar tujuhbelas nanometer. (1

208
nanometer = 10-9 meter, atau sepersemilyar) Adalah umum bila mereka hancur
dengan sautu ledakan yang cukup besar atau suatu tumbukan.

Saling mempengaruhi satu area sama lain akan melebar dengan cepatnya melalui
seluruh jaringan, membuat sistem menjadi rusak. Akan membutuhkan waktu
beberapa jam untuk membetulkannya, dan bag Aleister, menunggu seperti ini terasa
layaknya memotong tangannya. Namun suatu emosi yang dia tunjukkan hanyalah
senyuman sabar.

“Seperti yang kuduga, aku perlu memikirkan jalan untuk membereskan masalah itu.”

Namun, dia tampak gembira, dia hanya kepikiran bahwa ada sesuatu yang harus dia
kerjakan.

Mesin-mesin di sekeliling Aleister menganalisis informasi yang terkumpul sebelum


Underline berhenti berfungsi, dan menyaring informasi-informasi yang penting dan
tidak. Layar abu-abu itu mulai menampakkan warna, dan dengan segera
menampilkan laporan.

Isi dari laporannya adalah analisis kekuatan yang dimiliki tangan kanan dari suatu
bocah SMA.

Rumus kimia dari berbagai unsur tampak pada layar, dari otak yang memproses
perhitungan kemampuan dari sejumlah oksigen yang diambil dan sejumlah
karbondioksida yang dikeluarkan, kekuatan tangan kanan dihitung dari Difusi Medan
AIM yang tersebar di seluruh Academy City.

Di dalam dan luar, dunia ini dipenuhi dengan ilmu pengetahuan.

Aleister menggunakan matanya untuk melacak kata-kata yang turun berderet-deret


di layar, dan bahkan senyumannya menjadi lebih dalam lagi.

Seorang dewasa, dan juga anak kecil, seorang pria, dan juga wanita, seorang Saint,
dan juga Pendosa. Di depan manusia yang memiliki semua jenis atribut ini, laporan
mengikuti seperti berikut :

• Titik keterangan untuk penolakan fenomena tidak logis (Point Central 0) tetap
stabil pada level 3.
• Kecepatan berotasi yang diatur pada inti tetap stabil pada pusat yang
dikonfirmasi.
• Nama sampel : “Imagine Breaker” berdampak sebesar 98% dari rencana.
• Bersamaan dengan Academy City # : masih beroprasi dengan layak pada poros
rencana utama.

209
Kata Penutup

Untuk pembaca yang membeli buku ini satu per satu, lama tak jumpa.

Untuk pembaca yang berhasil membaca 17 volume semuanya sekaligus, kita


bertemu untuk kali yang pertama.

Saya Kamichi Kazuma.

Pada kata penutup ini, aku tebak cepat atau lambat, lebih atau kurang akan
menjadi kesempatanku yang ke-dua puluh kalinya, mengerjakan ini segera. Aku
menambahkan sedikit hal baik seakan-akan itu hal yang biasa, dan kali ini, aku
lebih merasa keluar jalur.

Topik kali ini tentang ‘seseorang yang terpilih’. Salah satu dari kata kunci gaib
adalah istilah ‘Saint’. ‘Ritual Ibunda Tuhan’ adalah perbedaan pokok pada
pondasi pertempuran antar Saint.

Untuk ‘Pemusnah Saint’, sihir yang Itsuwa (dan anggota Amakusa lainnya)
gunakan, seseorang harus kembali ke Volume 9 untuk mengerti konsep dibalik
ini. Ketika sang Saint Kanzaki tiba-tiba secara drastis berganti jabatan menjadi
Tuan Pendeta Tertinggi dan Tatemiya memperlakukannya sebagai strategi,
mereka mampu memenangkan pertarungan ini.

Volume ini mempunyai banyak informasi yang berhubungan dengan inti dari
cerita ini. Ini akan menarik untuk mengumpulkan kembali petunjuknya disini.
Dimana aku meletakkan petunjuknya di cerita ini, dan dimana informasinya
saling melengkapi? Kau harus menemukannya sendiri, mungkin kau akan
mendapatkan sebagian kecil hal yang akan terjadi kemudian.

Terimakasih selalu untuk pimpinan saya, Miki-san, dan ilustrator, Haimura-san.


Aku sungguh menyesal bahwa banyak hal yang tak terduga terjadi, dan aku
sungguh-sungguh berterimakasih banyak kepada kalian berdua.

Dan aku akan berterimakasih juga pada semua pembaca. Seraya aku terus jatuh
bangun di balik layar, aku berterimakasih banyak pada kalian, pembaca untuk
menanggung semuanya bersamaku sampai saat ini.

Dan sekarang, volume ini berakhir disini.

Aku harap kau akan terus membaca volume berikutnya.

Dan kali ini, biarkan aku mengakhirinya dulu.

Terasa bahwa Itsuwa menjadi seperti seorang gadis biasa sedikit demi sedikit.

-Kamichi Kazuma

210
PENERJERMAH NOVEL

Baka Tsuki Credit : C.I.U


(http://www.baka-tsuki.org/project/index.php?title=User:C.I.U)

MAL Credit :Ciu


(http://myanimelist.net/profile/Ciu)

Facebook Credit : Ciu Ciu


(https://www.facebook.com/profile.php?id=100004205538206)

211

Anda mungkin juga menyukai