Anda di halaman 1dari 59

PROFILE

Nama : Fazril Ahsanu Amala

NRP : 2391112

Dept/Posisi : Operation/FGDP Operation Officer

Job Site : PT. Suprabari Mapanindo Mineral

2
TIME FRAME
Waktu
No Oktober November Desember
Departemen 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Hari Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
PLAN EHS T
1
AKTUAL EHS
PLAN HCGS
2
AKTUAL HCGS
PLAN CSR
3
AKTUAL CSR
PLAN CPP
4
AKTUAL CPP
PLAN QUALITY
6
AKTUAL QUALITY
PLAN SM
7
OFF

OFF
AKTUAL SM

OFF
OFF
PLAN EXPLORATION
8
AKTUAL EXPLORATION BE A PLUS
PLAN PIT GEOS
9
AKTUAL PIT GEOS
PLAN SURVEY
10
AKTUAL SURVEY
PLAN MINEPLAN
11
AKTUAL MINEPLAN
PLAN GEOTECH INFRA
12
AKTUAL GEOTECH INFRA
PLAN MOCO
13
AKTUAL MOCO
14 OPERATION

3
COMPANY PROFILE

Source : 1. Sekako
www.turanggaresources.com/id/product/coking 2. Lemo
3. Mosak
4. Pendreh

4
CORE VALUE TURANGGA RESOURCES

5
KTT/GM dan DGM

Joko Martoyo
Agung Robert S

Dept. Head Dept. Head Dept. Head Dept. Head Dept. Head
Dept. Head Operation
Engineering CPP & Quality EHS CSR HCGS

Tri Wibowo Dwi Hartanto Eko Feri Annas Aji S Dindin Suryadin Oktavian JKH

6
7
ENVIRONMENT, HEALTH
AND SAFETY

Dept. Head : Annas Aji S

Pengelolaan Keselamatan Pengelolaan Keselamatan


ENVIRO SECT. SAFETY & HEALTH dan Kesehatan Kerja
Operasi Pertambangan
Sect. Head : SECT. Pengelolaan Lingkungan
Sect. Head : Pengelolaan Izin Kerja Hidup
Turmuji Pengendalian Isolasi Energi Khusus
Siswanto (LOTO)
Pemantauan Lingkungan Hidup
Mine Permit
Officer : Pengendalian Alat Angkat
Officer : dan Angkut Pengelolaan APD
Teguh Priyatno Pengelolaan Limbah
Febram Gumari Adhika FN Uji Kelayakan sarana,
Pengelolaan Rambu-Rambu
Sulthan M Q prasarana, instalasi dan Pengelolaan Pencemaran Udara
Source : peralatan pertambangan.
Pengelolaan Kesehatan
Revegetasi Lahan Bekas
Kerja
Tambang
Inspeksi Keselamatan
Pertambangan

1. Menerapkan prinsip K3LH di


Kesiapsiagaan dan Tanggap
Darurat`
area kerja PIT, ROM, Road,
Ekplorasi dan seluruh area
operasional pertambangan.
2. Koordinasi melakukan inspeksi
dan observasi di area tambang.
3. Memastikan semua APD (Alat
Pelindung Diri) digunakan
sesuai kebutuhan dan tempatnya
8
9
10
HC & General Support
Dept. Head :
Source :
Oktavian JK Hutapea

HCGS, IT & FAT Sect. SM & Subcont Mgt Sect.


Sect. Head : Sect. Head :
Oktavian JKH (CC) Ika S Aji 1. Mensupport networking acess
2. Pemenuhan man power
3. Mensupport mess dan cathering
4. Mensupport sarana untuk mobilisasi ke lapangan
FAT Officer IT Officer 5. Mensupport development karyawan
HCGS Officer
Jilani A Afif Nuriza M
Atanasius PP SM & Subcont Mgt
Nof Brianto Aresha K
Ahmad Khan A Officer
Bayu A Aditya BN
Khoirul Rizal A

JOBDESC
Human Capital
FAT
 Services SM & Subcont MGT
 Budgeting
 People Development  Purchasing
 Cost Accounting
 Terminasi  Inventory
 Taxation
 Culture Management  Warehouse
 Reporting
 Industrial Relation  Subcont Relation
 Treasury
 Recruitment

General Support IT
 Asset Management Infrastruktur
 Services = Networking
• Laundry, House Keeping
• Transportasi Security
• Dormitory Instrument
• Cathering
9
12
Source :
DASAR
1. UU Perusahaan No. 40 Tahun 2007 (Tanggung
Jawab Sosial Lingkungan)
CSR 2. Kepmen 1824 No. 18 (Pedoman Pelaksanaan
Dept. Head : Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat)
3. Perda Barito Utara No. 03 Tahun 2015 (Tanggung
Dindin Suryadin Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam
Wilayah Kab. Barito Utara)
Comunity Development & Security & Goverment Security & Gov.
Land Compentation Sect. Social Sect. Social
Sect. Head : Sect. Head : COMDEV
Mengembangkan hubungan baik dengan
Ade Dwi Ivan Yuli Awan masyarakat dan pemerintahan, sehingga
dapat mendukung kelancaran kegiatan
Comdev & Land Comp operasional maupun kegiatan eksternal
Officer Security & yang mencakup seluruh
M Rizky NW Goverment Social
Kharisma Baskoro Officer
stakeholder
Kari S M. Noor Rezki
Bagus
Penentuan Area
Land Rencana Sosialisasi Hubungan OPR – CSR
Polygon dengan Pengukuran lahan
Comp Pembebasan Lahan Pembebasan Lahan
GPS
Membantu kelancaran
Operasional seperti Portal yang
Pengecekan Penentuan dilakukan warga agar tidak
Pembuatan Berkas Pembuatan Data
Berkas Prioritas mengganggu proses jalannya
pertambangan
Mengurus Izin kepolisian untuk
Pengarsipan P1, P2 dan P3 Handak
Pembayaran Lahan
Dokumen

13
9
15
ENGINEERING
Dept. Head : Dwi Hartanto

GEOTECH, HYDRO & INFRA MINEPLAN SECT.


GEOLOGY & QUALITY SECT.
SECT. Sect. Head :
Sect. Head :
Sect. Head : Dwi Hartanto (CC)
Kurniawan SI
Toto Sudarto

Infra : MINEPLAN :
PIT GEOS : Geotech & (MOCO) : Mine Survey:
EXP GEOS : Anhar Muslihudin A
Nuari Ibnu Hydro : Anshori Yulius Usman
Ahsanitaqwim Prakoso Satria Ade W
Jaka Azis R Dikky SR Gama Setya M. Soim
Ahmad Taufiq Aivan Anggara
Ary Pratama
Ngakan Made

Source : 16
MAPPING DRILLING MODELING

Pemetaan Geologi Drilling Plan Model Geologi


Pra Drilling
Drilling Process
Peta Geologi
Post Drilling

Monitoring dan evaluasi kuantitas, geometri, serta monitoring kualitas


PIT Geos batubara dari PIT - ROM

Field monitoring Field monitoring


(testpit, coal getting instruction, (pembuatan profil batubara)
forecast coal inventory)
Update database coal profile
Update quality model geologi
Model Evaluation
(Mine Recovery, Model Recovery, Model Accuracy)

Melakukan pengukuran (survey) harian, mingguan dan bulanan (EOM)


untuk mengetahui kesesuaian plan dan aktual di lapangan (validasi

In Pit Survey Out Pit Survey


17
Infrastruktur Kestabilan
Lereng
berkaitan langsung dengan operasional Mencegah terjadinya longsor
penambangan batu bara

Mine Plan

Monitoring and Control (MOCO) memiliki tugas untuk memberikan support monitoring
Monitoring and Control (MOCO) memiliki tugas untuk memberikan support monitoring
pencapaian performance produksi yang dilaksanakan oleh Operation, Engineering dan CPP
pencapaian performance produksi yang dilaksanakan oleh Operation, Engineering dan CPP
dan
dancost
costreview.
review.

Daily Mine
Operation Report Cost Review
ENGINEERING
• Mine design, planning, scheduling
• Membuat WO
• Feedback actual cost activity

PRODUKSI
Mining Activity

18
9
20
CPP & QUALITY
Dept. Head : Eko Feri
Source :

CPP MAINTENANCE
QUALITY ASS & LAB
SECT. CPP OPERATION SECT.
SECT.
Sect. Head : Sect. Head : Welly Artha
Sect. Head : Rizkiawan A
Fahmi

CPP Operation Officer Officer


Electrical
Mechanical Planner Officer M. Khafi Cakra Gilang WJ
Officer Metallurgist
Officer Officer Sunu Widodo
Khaffid Sandra
Eko Alief A Indradi Mulya
Irsadul Fikri Kholdun Analyst
Margono M Aji Sastiyo Zaesy
Luki Daffa Athatalah
Ikhwan Tri Rama
Ardianto Jusep R Dani Firmansyah
Sandra Fathurrohman
Hariz Mukti
Wira P
Kholdun Slamet Djohan Rachmat Hidayat
M Ihsan F
M Yoga Setiawan
Rio H
Fahamdi
WASHING
PLANT

CRUSHING PLANT

21
ALUR QUALITY

1. Support untuk pengujian kualitas batubara untuk


memastikan batubara yang diambil dari tambang
ditempatkan pada MR yang sudah ditetapkan

2. Memastikan kualitas batubara sesuai yang


diinginkan untuk hauling batubara dari area
sekako ke Paring Lahung
22
9
24
OPERATION
Dept. Head :
Tri Wibowo

OPERATION SECT. HAULING SECT.


Sect. Head : Sect. Head :
R Hanung W Yudhi Arianto

Operation Officer : Hauling Officer :


Boby Wijaya Hari S
Source : Arif Budiman Forestry Officer
: Feri Setiawan
Fazril Ahsanu Amala
(FGDP) Ali Sadikin
Ansor
Jusep R
Fathurrohman
Wira P
Slamet Djohan
25
Inventarisasi cruising OB / Top Soil Removal Drilling activity Road maintenance
Pelaksanaan land clearing Blasting activity
Pelaporan LHP Coal getting Rom management
( Laporan Hasil Penebangan )
Reklamasi
Fleet management Memonitor hauling
Pemanfaatan kayu
activity
Disposal
Drainase & Dewatering management

Road maintenance
26
Land Clearing Top Soil Removal Blasting OB Removal Hauling OB

ROM Coal Hauling Daily Meeting TUK


Disposal Coal Getting

27
9
LAMPIRAN
14 Aktivitas
- Simper
Suatu izin mengemudi unit diarea pertambangan dengan versality
tertentu.
High Risk
Syarat : mcu & hand finger, sim, tes praktek dan teori, kompetensi khusus
(alat berat), test fatigue 1. Cutting pohon di area land clearing
2. Aktifitas peledakan
Pengajuan : pengumpulan berkas ke admin, admin submit ke edrive smm.
3. Pekerjaan eksplorasi di area kritis
- Coal Permit
4. dumping dengan ketinggian diatas 5
Izin kerja operasional diarea khusus batubara. Biasanya tim geos pit, tim
meter
preparasi lab dsb. 5. bekerja dekat air >1 m
Syarat : Mine permit, post pretest, daftar ke admin safety. 6. Lifting beban >5 ton
- KPP (kartu pekerja peledakan) 7. Melakukan pengelasan
Internal site training baik oleh PAMA atau pun SMM. 8. penyambungan flange pipa hdpe
Syarat : laporan training hasil drill & blasting oleh pama atau smm, mine penggalian/gangguan tanah
permit. 9. bekerja diketinggian >5 m
- Hauling PASS 10. Bekerja dengan Listrik >380v
Izin akses hauling untuk melintasi haulin PT. TOP dan PT. ABB. 11. Bekerja diruang terbatas
Syarat : form pengajuan, sim & mine permit 12. Maintenance conveyor
- Competency permit : 13. Penggantian tyre unit hd dijalur aktif
Izin khusus untuk bekerja disuatu pekerjaan High risk 14. Bekerja didekat tebing / lereng rawan
longsor fk<1.3
Pelampung/Life vest

Alat Pelindung
Pendengaran

Kelengkapan wajib yang digunakan saat


Alat Pelindung Ketinggain
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja
untuk menjaga keselamatan tenaga kerja itu
sendiri maupun orang lain di tempat kerja.

Alat Pelindung Mata Alat Pelindung Tangan

Rompi Revlektor

Helm

Safety Shoes
1. Insiden berakibat cidera terdiri dari :
• Kecelakaan fatal : insiden yang berakibat hilangnya nyawa
seseorang
• Cedera Hari Hilang : cedera yang berakibat hilangnya hari
kerja lebih dari 24 jam
• Cedera Ringan : cedera yang tidak mengakibatkan hari
hilang
2. Insiden berakibat Kerusakan harta benda : kerusakan pada
harta benda perusahaan.
3. Nearmiss : insiden yang tidak mengakibatkan cedera atau
kerusakan

1. JSA dibuat pada setiap terdapat pekerjaan kritis, baru / modifikasi yang diperkirakan
kritis
2. JSA dilakukan pada pekerjaan rutin atau non-rutin dengan potensi resiko sangat tinggi
(kemungkinan dan keparahannya), pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan fatal,
pekerjaan non-rutin yang belum pernah dilakukan dan memiliki potensi resiko
kecelakaan tinggi
3. Penggunaan JSA adalah untuk orientasi karyawan/tugas baru, orientasi obyek
terencana, safety talk, investigasi kecelakaan,instruksi tugas, pelatihan keterampilan
Tidak melaporkan ke atasan terhadap kondisi fisiknya dalam keadaan fatigue 4. Metode penyusunan JSA yaitu Observasi dan diskusi, serta diskusi saja
(lelah/mengantuk) dan tetap mengoperasikan peralatan bergerak bermotor sehingga 5. Langkah Pembuatan JSA yaitu memilih pekerjaan kritis, menguraikan tahapannya,
berpotensi menyebabkan kecelakaan. Sanksi : Lubang 6 atau SP 2 mengidentifikasi bahaya, dan mengendalikan bahaya
Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor dalam keadaan fatigue 6. Pengawas harus memastikan JSA dibuat dan disosialisasikan kepada personil yang
(lelah/mengantuk) sehingga menyebabkan kecelakaan. Sanksi Lubang 9 / PHK terkait dan mengobservasi pelaksanaannya
• Tempat peletakannya (TPS) = tempat penyimpanan
sementara, tempatnya diworkshop (PAMA) dengan
izin pemerintah seperti bupati, pemda
• Limbah diangkut vendor biasanya diangkut 2 minggu
sekali. Skala besar (maks. 100 hari) skala kecil (maks.
90 hari). Limbah dari subkon juga diletakan di TPS
Workshop PAMA. Termasuk tanah yang terkontaminasi
harus diambil ke limbah B3 karena takutnya terbawa ke
sungai masyarakat.
• Alur = pencatatan limbah b3 masuk – penyimpanan
limbah b3 – pengangkutan limbah b3 – festronik
limbah b3 – pelaporan rutin
Alat Angkut 6. Hydrolic loader
1. Fix asset = barang yang bekerja sendiri dan 1. Hand Pallet Kap. 800 kg, mengangkut flocullant
bernilai diatas 5 juta. Contoh : komputer Kap. 3 ton, untuk mengangkatGudang chemical
2. Extra comp = barang yang bekerja sendiri dan barang, Gudang SMO 7. OHC
bernilai 500 ribu – 5 juta 2. Hand Trolley Gudang kapur, kap. 3 ton
Buat ngangkat jenis tabung seperti8. Tadano
3. Consumable = barang yang dapat digunakan 1 kali
oxygen, nitrogen dsb Kap. 25 ton & 50 ton, punya pama
pakai, dan kurang dari 1 tahun Kap. 250 kg, Gudang SMO 9. Crane Truck
3. Drum loader Kap. 5 ton & 10 ton
Kap. 209 L, Gudang SMO Mengangkut barang (bongkar muat)
Mengangkut atau mindahin drum oil
4. Forklift
Mengangkut barang besar
Kap. 3 ton, Laydown
5. Stadley stacker
Gudang/warehouse SM Kap. 1 ton, BBSO
1. Gudang Gas
2. Gudang Oli Tools
3. Gudang SMO = sparepart besar contoh motor 1. Webing = kap : 2, 4, 6 & 10 ton (Gudang SMO)
4. Gudang SMI = sparepart elektrikal contoh fuel filter (sudut tumpul)
5. Gudang SMY (yard) = Gudang kapur 2. Sakle = kap. 2, 4, & 12 ton (Gudang SMO)
6. Laydown = barang – barang maintenance repair 3. Sling
7. Gudang Chemical = flocullant 4. Lifting klaim = mengangkat plat 1 ton & 3 ton
8. BBSO = banjarbaru support office (Gudang SMO)
5. Chain (weebing) = kap. 4.7 ton (sudut tajam)
Mekanik membutuhkan suatu item --- planner akan membuat
Barang inventory ---- SM di warehouse --- Bin lock, Stock Code, WR
warehouse request (keluar nomor GI dan SAP) item yang
dibutuhkan dan jumlah yang diambil --- SM mengeluarkan Non Inventory --- Langsung keuser BAST --- GR

barang dan diambil mekanik


NOTES : WR hanya untuk barang inventory, pendataan ke Bin lock = lokasi penempatan barang
SAP (sistematik) semua user kalau mau minta barang bisa ke Stock kode = kode barang
CPP terlebih dahulu untuk minta WR (warehouse request) WR = dokumen pengambilan barang
Bin lock = contoh 02 A41D
02 : lajur raknya, A : Sisi A/B, 4 : Kolom rak ke berapa, 1 : Baris keberapa,
D : sisi ABCD
Planner membuat PR (item apa jumlah berapa estimasi harga) --
Fungsi : Pengendalian barang untuk pengeluaran barang sesuai kode dan
- approval atasan (DH, KTT) ---- SM melakukan pencarian binlock
vendor ---- Purchase order (PO) --- pengiriman barang --- GR
dan dicatat --- pengingormasian ke user --- barang diambil Alur budgeting

User --- PR --- SM --- Quotation ke Vendor --- Vendor


melakukan penawaran --- SM melakukan komparasi ---- SM
membuat PO --- Vendor mengirim barang --- SM mengirim
Surat Jalan --- Barang diterima SM di site --- Good Receive ---
BA ST ke User --- barang diterima user
1. Anionik : 0.033 = dalam 1 ton batubara maksimal cara setting ash
menggunakan 0.033 kg tergantung material yang masuk (lembut/kasarnya)
2. Kationik : 0.0069 = dalam 1 ton batubara maksimal
- lembut = setting stroke tinggi (gelombangnya
menggunakan 0.0069 kg
banyak namun tidak besar lonjakannya)
3. Kapur : 0.25 = dalam 1 ton batubara maksimal
menggunakan 0.25 kg - besar = setting strokenya rendah (gelombang
sedikit tapi kencang pengamburannya)
pengoptimalan yield

Jig = pemisahan non bb dan bb setting layer :


Cyclone = finest & non bb dilakukan untuk pengoptimalan layer, semakin besar
setting maka produk makin banyak (yieldnya)
Spiral = finest & dischard
Cyclone = klasifikasi underflow dan overflow DATE OF PRODUCTION Daily DAILY Monthly MTD End Year

Plan JMP Plan AMP Plan JMP Plan AMP Plan AMP
Coal Getting - 11.161,15 - 340.415,00 3.658.136
Clean Coal Ratio 0% 37% 0% 37% 30%
Crushing Clean Product - 4.009,61 - 122.293,14 1.112.914
Feeding From Dirty Coal - 5.761,48 - 175.725,00 2.401.891
Afterwash From Dirty Coal - 3.965,01 - 120.932,78 1.651.600
Yield From Dirty Coal #DIV/0! 69% #DIV/0! 69% 69%
Feeding From Discard - - - - 369.620
Afterwash From Discard - - - - 82.569
Yield From Discard 0% 0% 0% 22%
1. General Analysis test = Pengujian yang sudah diakui
internasional secara standar (ISO)
2. Rapid test = hanya inhouse (internal) kesepatakan
mayoritas semua lab untuk mempercepat proses
pengujian sehingga mempermudah mengetahui hasil
analisa yang digunakan untuk kebutuhan tim washing
maupun operation hauling.

Batubara yang memiliki coking properties


1. MF = kemampuan meleleh dan mengembang karena mempunyai nilai
1. Stationary = tempat titik pengambilan sampel karbon tertentu dari maseral maseral tertentu
2. CSR, Coke Strength after Reaction = pengujian untuk menenrtukan
yang sudah ditentukan (stockpile, MR) nilai index reaktifitas kokas terhadap gas CO2pada suhu tinggi
2. Moving Stream = Manual Sampling (BC) & 3. CSN Crucible Swelling Number (CSN) merupakan uji paling
sederhana yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah batubara
mechanical sampler (setiap 15 menit BC 3 kejatuhan berpotensi untuk pembentukan kokas. Uji ini dapat menjadi uji awal
material dan selama 3 jam diambil) 15 menit karena untuk antara batubara kokas dan bukan kokas. (gambar gambar
pengembangan batubara setelah dibakar)
menggambarkan dalam 1 jam spt apa)
1. pre mapping
mengetahui keadaan geologi, mengumpulkan data data geologi

2. mapping
1. Drill Mosac = 5.576 m2 pengambilan data geologi
2. Drill South Sekako = 9.870 m2 - Ketika ada singkapan kita ambil koordinatnya untuk dibentuk dipeta dan grab sampling
pada batuannya setiap ada singkapan masih random sesuai singkapan
3. Drill Central Sekako + - Melakukan grid sampling (spasi diatur bisa 25 50 100 meter)
North Sekako = 10.875 m2 lebih teratur dalam pengambilan batuannya & pengambilan strike dip
4. Drill West Sekako = 10.370 m2
3. post mapping
plot dipeta --- boundary

Alat = palu, kompas, mapping geo book, peta topo, GPS

Minta gambar logging drilling stratigrafi = mengetahui kondisi bawah permukaan secara stratigrafi
Infill drilling = mengetahui kualitas, ketebalan, struktur, dsbuntuk melengkapi
data yang ada di stratigrafi

Pra Drilling
1. Pembuatan pondok camp
2. Akses jalan
3. Moving Rig
Post Drilling
1.Olah data menjadi model geologi (schema)
kirim sampel ke lab buat diuji
ke lab geoservice. dikumpulkan di msi. per seam per lokasi titik bor
pembuatan geologi model (schema) modelling = membentuk geologi berdasarkan data
yang didapat
Cara pengambilan test pit
1. Digaruk trenching oleh excavator (roof – floor)
2. Setelah itu diukur ketebalan menggunakan
Pengambilan data test pit meteran
untuk mengetahui ketebalan (roof- 3. Dicari strike dip menggunakan kompas geologi
floor), pengambilan sampel untuk 4. Dilihat seam dan parting untuk pembuatan CGI
diuji, juga bisa justifikasi seam apa
Cara pengambilan sampel di test pit
dari ketebalan.
1. Sudah mengetahui profile batubara dan
ketebalannya
2. Mengambil sampel menggunakan palu geologi
sesuai spec
3. Pisahkan sesuai spec dikantong sampel

Pembuatan Coal Getting Instruction

Instruksi kerja dari pit geos untuk GL dilapangan Pembuatan Forecast Aktual Coal
Menggambarkan spec dari setiap seam di suatu lokasi. Inventory

Contoh : Untuk memberikan informasi inventory


Seam 41 Pit NSK1 : MD. Adanya partingan tetap di coal di keseluruhan PIT yang menjadi
composite karena ketebalannya <10 cm acuan percepatan coal getting untuk
kontraktor
1. sub grade : tanah dasar, tanah asli, hasil cut fill
GPS trimble = (ambil data mentah : roof floor) 2. sub base : batuan meta sedimen (>70cm)
Pita = (oren : roof, putih : floor, oren putih : batas block) 3. Base : blendingan ukuran batuan (20cm)
Drone Mavic 2 = drone obligue foto situasi tambang
4. Surface : blendingan ukuran batuan dengan
Drone Ortho = update peta pake koordinat, drone mavic 2
Drone Metris 300 = Lidar fungsinya pengambilan koordinat elevasi persentase yg keras lebih banyak
menggunakan laser
Total Station = monitoring (konstruksi) jembatan (geser easting
northing elevasi), kontruksi tiang tiang cpp (pemastian keamanan pergeseran Jenis-jenis bidang diskontinyu :
menggunakan northing easting elevasi) 2 minggu sekali/sesuai permintaan 1. Sesar (fault) adalah bidang diskontinyu yang telah mengalami
GPS handheld = track jalur, marking point, navigasi pergerakan.
2. Bidang perlapisan (bedding) adalah bentuk endapan yang sejajar
dengan permukaan, baik ditunjukkan melalui garis-garis perlapisan
maupun tidak.
3. Foliasi (foliation) adalah susunan mineral yang terbentuk akibat tekanan
1. Elevasi Sump 1. Pengukuran lahan pembebasan
dan/ atau panas sebagai agen metamorfosa batuan
2. Supporty Geology (Pengukuran Roof 2. Ukur base ROM dan SP
3. Pemasangan dan Perawatan tanda batas
4. Kekar (joint) adalah bidang diskontinyu yang tidak memiliki pergerakan
dan Floor Batubara)
konsesi yang relative
3. Support Geotech
4. Mining Progress (Pengukuran Distance 4. Hauling (Distance hauling sekako to port)
Coal, Distance OB, Land Clearing)
5. Disposal Progress

Weekly Monthly
1. Ortho pit 1. Lidar tambang dan disposal
2. Ortho disposal 2. EOM Tambang
3. EOM disposal
Mid Monthly 4. Ortho eom CPP dan Pit
1. CPP (mr, stockpile, clean rom)
2. Paring lahung (SP 1,7,9,11) Yearly
3. Teluk timbau (SP 3, 5) 1. Patok IPPKH = 150 m
4. Monitoring jembatan dan washing plant 2. Patok PKP2B
Pemeliharaan per sudut iupnya
Probabilitas Longsor (Probability of Failure) adalah tingkat kemungkinan suatu lereng berpotensi
longsor akibat nilai dari satu atau lebih parameter geoteknik yang menyimpang dari perhitungan
faktor keamanan lereng (FK ≤1). (kepmen 1827)
Faktor yang mempengaruhi adanya kesetimbangan lereng adalah gaya penahan
dan gaya pengerak yang bekerja pada bidang gelincir.

1. Penyelidikan geotek
• Drilling (full coring)
• Dianalisa untuk keperluan geotek
2. Analisa
• Rekomendasi awal terkait slopenya seperti apa seharusnya
• Cek by desain dari mineplan (after) koreksi slope apakah aman / tidak dilapangan
3. Monitoring lapangan
• Memastikan slope sesuai plan
• Memastikan / memonitor dari penyebab longsor

Data awal :

1. Desain LOM
Titik bor direncanakan per 500 meter
Kalau banyak struktur per 250 meter

2. Plan titik bor


Berdasarkan sekuen tercepat untuk produksi (plan prioritas)

3. Penyusun lereng diprioritaskan

Output :
1. Lereng (slope, ketinggian)
2. FK
3. Beda tinggi
4. Struktur batuan
Data pendukung annual mine plan yang harus dikumpulkan dan
Kegiatan simulasi perhitungan cadangan untuk penentuan ultimate didokumentasikan terdiri dari:
pit limit. Optimasi dilakukan dengan pertimbangan teknis, biaya
penambangan, harga batubara dan kaidah K3LH sehingga 1.Data geological structure, batubara quality, geotechnical &
cadangan yang dihasilkan adalah mineable. Pit optimasi ini akan geochemical (AMD).
digunakan sebagai dasar/acuan untuk membuat pit desain 2. Geological structure & batubara quality models.
3. Parameter desain yang akan digunakan seperti dimensi jenjang
highwall dan lebar jalan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penentuan lebar jalan angkut miminum menggunakan rumus
perhitungan 3,5 x lebar unit terbesar.
b. Grade jalan maksimum 8%.
Scheduling c. Tinggi jenjang maksimum 10 meter atau sesuai dengan kajian teknis
Perencanaan produksi tambang berdasarkan alat-alat tambang geoteknik
yang tersedia dengan memperhatikan kaidah-kaidah K3LH dan d. Lebar bench minimum 5 meter atau sesuai dengan kajian teknis
kemampuan alat-alat tersebut bekerja untuk periode tertentu geoteknik
e. Kemiringan jenjang secara single maupun overlall maksimum 60°
atau sesuai dengan kajian teknis geoteknik
4. Data topografi terbaru.
5. Data parameter peralatan yang akan digunakan seperti kapasitas
Revisi perencaan tahunan dapat terjadi ketika adanya kondisi unit, jenis dan jumlah yang akan digunakan, dan produktifitas alat.
sebagai berikut :
1. Adanya penambahan atau pengurangan unit loader waste
removal dan coal Output :
1. Plan summary 9. Peta – peta :
getting.
2. Ruang lingkup pekerjaan - Layout tambang
2. Perubahan area penambangan. 3. Asumsi yang digunakan - Desain rencana
3. Perubahan target penjualan. 4. Reserve penambangan pada akhir
4. Longsor yang terjadi di area penambangan. 5. Schedulling tahun
5. Banjir yang terjadi di area penambangan. Penambangan - Desain rencana
6. Terjadi force majeure. 6. Produk batubara penambangan untuk tiap
7. Water management Triwulan
8. Isu – isu yang ada
RAW COST Melakukan INVOICING
Cost aktivitas tambang
1. SR
2. Jarak Memvalidasi OB, Infrastruktur, Coal Getting, Coal Hauling, Daywork
3. Blasting Tahapan :
4. Material = TS, Blasting, ON, Mud, Ripping 1. Rekonsil penggunaan HM
5. General (daywork) 2. Rekonsil volume tonase jembatan timbang/Joint Survey
Contoh evaluasi dari moco : 3. Rekonsil Invoice PAMA vs SMM
Plan = 46 $ /ton
Aktual = 53 $ / ton REKONSIL
Maka dari itu harus dikontrol dan evaluasi kemudian memberikan rekomendasi agar 1. Volume OB = pengukuran by survey (rekonsil survey smm
cost/ton sesuai plan vs survey pama)
2. Volume Coal = Timbangan (CPP-Geos-Moco-PAMA)
PROCESSING COST 3. Volume batu BMR = pengukuran by Survey
Cost yang disebabkan dari aktivitas CPP (Coal Processing Plant)
- Maintenance cost
- ROM maintenance/management
- Sampling (Quality)
- Washing Fee (Listrik, consumable goods) dsb
Yang bisa dikontrol secara langsung oleh moco adalah ROM Management &
daywork karena ada timesheet sehingga bisa memberikan feedback

RECOVERY COST
Memastikan YIELD sesuai plan dari aktualnya (optimalkan)
- Yield from dirty
- Yield from discard
Mengontrol dan memberikan rekomendasi untuk pengoptimalan dalam kegiatan operasional

HAULING COST
1. Coal Hauling
2. Daywork
Hanya loader saja yang by HM
DT nya by VOLUME (tonase)
3. Fee TOP (Hauling TOP)
4. Fee BMAL (Hauling BMAL)
Bisa dikontrol = day work saja
1. Brushing = dozer/pc kalau ukuran <20 cm, Compact = 8 Unit
Notes : pakai ROPS = roll over protective structure Dz 85 = 13 Unit
2. Cutting = chainsaw > 20 cm PC 200 = 12 Unit
3. Grabbing = pencabutan akar dan pengumpulan kayu PC 200 Long Arm = 2 Unit
Notes : peletakan di TPK (tempat pengumpulan kayu) <1km jaraknya dari tempat PC 200 CAPIT = 1 Unit
clearingan dan tidak mengganggu dari sekuen tambang PC Wheel = 1 Unit
PC 300 = 19 Unit
HINO JMAB = 13 Unit
P360 = 10 Unit
DT Giga = 21 + 6 Unit
P380 = 13 Unit
DT SKS = 12 Unit
WP = 8 unit
WP REL = 2 unit
Dragflow = 1 unit

1. SUMP PIT SSK = 225.05 Ha


2. SUMP PIT N3 = 35.27 Ha
3. SUMP PIT N1 = 176.16 Ha
4. SUMP PIT CSK = 36.27 Ha

1. 2 x pc 300 = 280 tph


2. 2 x pc 200 = 160 tph
3. 2 x Long arm = 80 tph
4. 2 x Whell loader = 450 tph
Area Front Loading Tujuan :
Untuk memberikan panduan bagi karyawan dan pengawas PT. SMM dan Semua kontraktor • Pengecekan lokasi apakah masih inventory by survey
dalam beraktifitas diarea kegiatan Loading (Pemuatan) over burden maupun batu bara di • Prepare lokasi bor (dz)
tambang dan ROM Prosedur di Area Front: • Pasang titik drill (wajib pasang tanggu + safety line)
• Dilarang berada di dekat / pada area radius manuver unit loader (excavator) maupun unit
• Perencanaan dan desain area untuk drilling & blasting
hauler (dump truck)
• Bila ada kepentingan, sebelum mendekat ke unit loader atau unit hauler wajib memastikan • Burden = titik yang sama tegakknya dengan free face
operator mengetahuinya dengan komunikasi melalui radio atau isyarat yang dipahami oleh • Spacing = jarak antar burden
operator • Drilling = Proses pemboran dengan kedalaman 9m, diameter 172 mm
• Dilarang parkir unit di area loading over burden ataupun batu bara • Sounding = Pemeriksaan kedalaman & kondisi lubang ledak basah atau kering,
• Parkirlah LV di dekat tower lamp / lampu penerangan tambang ketika malam hari Dilarang jika basah harus menggunakan palstik liner, jika kering tanpa plastic
parkir LV terlalu dekat dengan unit wheel 50 M dan Track 30 meter • Primming = Penggabungan inhale detonator dan booster
• Dilarang parkir di dekat tebing atau lereng dengan jarak kurang dari 10 meter • Primer berfungsi untuk meledakkan anvo (bahan peledak) -> ammonium nitrat
• Operator unit loader wajib menggunakan kode isyarat klakson untuk member aba-aba • Charging = Proses pemasukan bahan peledak dengan menggunakan anvo truck,
operator unit hauler dalam melakukan manuver di front loading tinggi anvo = 4m
• Operator unit loader wajib memastikan aman dari unit di sekitarnya ketika akan melakukan • Stemming = Aktivitas pengisian material penutup bahan peledak, untuk menahan
maneuver • Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan loading
energi agar tidak keluar dan bisa meruntuhkan batuan/material didalam
• Tie Up = Perangkaian surface detonator
Area Disposal Tujuan : • Final Check = Mengecek semua rangkaian apakah sudah tepat atau belum oleh
• Untuk memberikan panduan bagi karyawan dan pengawas PT. SMM dalam beraktifitas di GL Blasting
area Disposal/Penumpahan material Over Burden Prosedur di Disposal: • Evakuasi = Melakukan evakuasi dan road blocker untuk manusia dan unit, jika
• Pengawas harus memastikan area dumping dalam kondisi aman (terdapat tanggul penahan, manusia jarak amannya 500m, jika unit jarak amannya 200m
tidak terjadi retakan, dan cukup lebar untuk manuver unit) • Blasting = Proses peledakan oleh juru ledak yang dilaksanakan saat
• Memastikan hasil inspeksi pengawas telah di komunikasikan kepada semua operator yang
rest/istirahat siang
akan beroperasi di lokasi tersebut
• Operator harus memastikan lokasi disposal stabil dan cukup datar sebelum melakukan
manuver mundur untuk dumping dengan manuver searah jarum jam
• Area manuver unit hauler tidak boleh dekat atau berada di radius kerja dozer saat
melakukan dozing danselalu diusahakan di sisi kanan unit bulldozer
• Dilarang memarkir LV di area lintasan manuver unit bulldozer dan atau unit hauler
• Pastikan lampu penerangan tambang tersedia dengan cukup untuk menerangi jalan masuk
dan area dumping
• Dilarang mengumpulkan unit hauler berbeda type dalam satu lokasi disposal terdapat unit
yang berbeda jenis
• Bila kondisi terpaksa mengumpulkan unit hauler berbeda type dalam satu lokasi disposal
maka harus dipisahkan area dumpingnya menggunakan tanggul pemisah
• Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan peledakan mengacu kepada Instruksi
Kerja dan Standar Parameter SMM
1. 2 x pc 300 = 280 tph
2. 2 x pc 200 = 160 tph
3. 2 x Long arm = 80 tph Lapangan =
4. 2 x Whell loader = 450 tph 1. Cutting : diratakan terkait pangkal dan ujungnya termasuk akarnya dipotong rata
2. Dikumpulan di TPK (tempat penyimpanan kayu) cutslot 2
3. Didata terkait diameter pangkal dan ujung, Panjang kayu, dan jenis kayu
4. Melakukan tagging barcode
5. TPL ; maksimal 3 baris kayu (3 tumpukan keatas)
6. Alat : diameter roll untuk mengukur Panjang kayu, meteran untuk diameter, buku
ukur manual untuk pendataan, tagging, dan steples kayu
Terdapat cacat yang bisa mengurangi diameter kayu
- Cacat gerowong (bolong gede)
- Cacat gubal busuk (ujungnya busuk)
- Teras Busuk (badannya busuk) keropos
- Pecah belah
PDTY : PC 300 = 230 tph PC 200 : 100 tph SOP
Gross dan Tar (timbangan) 1. Kegiatan land clearing harus dilakukan di dalam izin perusahaan dan harus ada izin
1. Timbangan kosongan diukur seminggu sekali dengan tanggal yang berbeda dari khusus.
no unit ganjil dan genap 2. Kegiatan land clearing hanya boleh dilakukan pada shift 1 dan wajib mematuhi
2. Akan ada timbangan kosongan sebagai data gross dari setiap unit DT peraturan K3LH yang berlaku.
3. Menimbang di jembatan timbangan ½ untuk kosongan sesuai arahan 3. Unit Dozer dan Excavator harus dilengkapi ROPS (Roll Over Protective Structure),
wire mesh, dan harus dilengkapi dengan radio komunikasi.
4. Setiap area yang akan dilakukan land clearing harus ada penandaan batas dan
Coal getting diinfokan ke pengawas land clearing.
Dari pit – coal getting front – hauling jembatan timbangan ½ - 5. Setiap kayu hasil kegiatan land clearing harus dikumpulkan di TPn dan dibersihkan
1. Clean --- jembatan timbang 1 --- ROM clean (Raw Mat) --- rehandling --- crushing ujung dan pangkal.
clean --- product clean --- skk --- paring lahung 6. Jarak minimal aktivitas lain dengan aktivitas land clearing adalah 2 kali tinggi pohon
2. Clean --- jembatan timbang 1 --- direct to hopper --- product clean --- skk --- paring tertinggi area tersebut
lahung 7. TPn Tempat atau area yang digunakan untuk pengumpulan sementara kayu hasil
3. Dirty --- jembatan timbang 2 ---- rom dirty (MR 3,4,5) --- Washing feeding dirty coal - tebangan land clearing
-- product --- coarse dan finest --- paring lahung
4. Dirty --- jembatan timbang 2 ---- rom dirty (MR 3,4,5) --- Washing feeding dirty coal -
-- product --- coarse dan finest --- paring lahung

Loading (SP) --- hauling --- pos doket untuk mendapatkan kupon dikembalikan saat ritase
baru --- ambil kupon baru --- nimbang di timbangan 1.8 top --- dumping di SP 1,7,9,11
ASPEK KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA ASPEK TEKNIK PERTAMBANGAN
1. Pelaksanaan Teknik Eksplorasi
Tahapan Eksplorasi
Perencanaan : Penyusunan Rencana sesuai dengan ijin Eksplorasi
yang dimiliki
Pelaksanaan : 1. Eksplorasi Pendahuluan
2. Eksplorasi Rinci

2. Perencanaan Dan Pelaksanaan Konstruksi Termasuk Pengujian Alat Pertambangan


ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN a. Perencanaan
b. Pelaksanaan

1. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3): 3. Perencanaan Dan Pelaksanaan Penambangan


a. Perencanaan
Lingkungan Kerja: b. Pelaksanaan Tambang
 Pemantauan kualitas Udara ambient, Suhu dan Kelembaban Ruang Kerja c. Peralatan Penambangan
 Monitoring, pemantauan, dan pengendalian kebisingan, getaran, dan
pencahayaan ruang/ area kerja 4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pengolahan dan Pemurnian
 Housekeeping dan monitoring faktor kimia, biologi a.Perencanaan
b. Penggunaan Peralatan Utama
2. Keselamatan Operasi (KO): c.Pelaksanaan
Peremukan Batubara (Coal Crushing)
a. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana,
Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Pencucian Batubara (Coal Washing)
Pencampuran Batubara (Coal Blending)
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Penggerusan Batubara (Coal Milling)
(SMKP):
1.kebijakan; 5. Perencanaan dan Pelaksanaan Pengangkutan dan Penjualan
2.perencanaan; a. Pengangkutan
3.organisasi dan personel; b. Penjualan
4.implementasi;
5.pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut; 6. Perizinan dan Pelaporan Yang Berhubungan Dengan Aspek Teknik
6.dokumentasi; dan a.Perizinan
7.tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja. b.Pelaporan : laporan atas RKAB Tahunan, laporan pelaksanaan pemasangan tanda
batas, laporan akhir kegiatan operasi produksi, laporan kajian teknis pertambangan
ASPEK STANDARISASI DAN USAHA JASA ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Kewajiban IUP – Kaitan Usaha Jasa Pertambangan

Kewajiban IUP Terkait UJP 1. Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Menyampaikan RKAB tahunan, termasuk pelaksanaan kerjasama IUJP a. Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Kegiatan Eksplorasi,
Konstruksi, Penambangan, dan Pengangkutan
b. Pembinaan Perusahaan Jasa Pertambangan dalam penerapkan kaidah Teknik b. Pemantauan Lingkuhan Hidup
pertambangan yang baik c. Penanggulangan Pencemaran dan/ atau perusakan
c. Azas kepatutan, transparan dan kewajaran dalam menggunakan Perusahaan lingkungan hidup
Jasa Pertambangan
d. Menerapkan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan
e. Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam
f. Mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar tambang

Kewajiban IUJP
a. Mengutamakan produk dalam negeri
b. Mengutamakan subkontraktor lokal
c. Mengutamakan tenaga kerja lokal
d. Kegiatan jenis dan bidang usahanya
e. Pengelolaan lingkungan
f. Mengoptimalkan pembelanjaan lokal (barang dan jasa)
g. Melaksanakan ketentuan Keselamatan Pertambangan
h. Menyusun dan menyampaikan laporan melalui IUP atau IUPK
i. Mengangkat PJO
j. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang kompeten
II. Larangan IUJP
a. Memiliki IUP, IUPK, IUP OP Khusus Olah/Murni & Angkut/Jual, IPR
b. Melaksanakan kegiatan yang tidak sesuai dengan IUJP

Anda mungkin juga menyukai