Anda di halaman 1dari 6

Goodwill masuk ke dalam kolompok Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset), goodwill

merupakan Aktiva Tetap Tak Berwujud yang paling tidak berwujud, dalam artian goodwill
termasuk yang paling sulit diukur apalagi untuk dihitung. Di artikel ini akan dibahas mengenai
Goodwill dari perolehan hingga amortisasi dan penghapusannya. Termasuk kontroversi
peniadaan amortisasi goodwill oleh FASB & IAS sejak 01 Januari 2005.

Dari sekian lama perjalanan sejarah (20 abad lebih), konsep mengenai goodwill mengalami
perubahan demi perubahan. Di awal-awal, goodwill dianggap sebagai nilai lebih dari suatu
perusahaan di mata customer-nya, belakangan konsep mengenai goodwill semakin berkembang,
dimana banyak pelaku bisnis dan accountant menganggap bahwa goodwill merupakan hasil dari
kemampuan perusahaan memperoleh laba dari investor.

Perolehan Goodwill

Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli
perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa
diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.

Pengukuran Goodwill

Bagaimana mengukur goodwill ? Begitu banyak metode yang dipakai dalam menentukan
goodwill, dimana masing-masing metode masih mengalami pro dan kontra, yang pada akhirnya
membuat goodwill sungguh menjadi materi akuntansi yang sulit untuk dipahami. Saya tidak
akan mengajak anda berpusing-pusing, atau membuat anda bingung. Artikel ini dimaksudkan
untuk dapat mehamai akuntansi dengan cara yang mudah dan dapat diaplikasikan. Dengan
pemahaman sederhana ini, anda yang tidak memiliki background accountingpun saya yakin pasti
bisa memahaminya.

Berikut adalah sebuah contoh sederhananya :

PT. Royal Bali Cemerlang, adalah perusahaan exporter kerang mutiara. Karena meningkatknya
order atas kerang mutiara, PT Royal Bali Cemerlang mengalami kesulitan supply, satu-satunya
supplier kerang mutiara terbesar dari Jayapura, yaitu PT. Jarang Untung, secara terus menerus
melakukan kenaikan harga atas supply-nya. Dominasi PT. Jarang Untung atas supply kerang
mutiara menjadi kesulitan tersendiri bagi PT. Royal Bali. Berdasarkan hasil rapat pemegang
saham tanggal 31 Januari 2007 PT. Royal Bali Cemerlang memutuskan untuk membeli PT.
Jarang Untung seharga Rp 6,000,000 secara tunai. Sebelum pembelian dilakukan neraca masing-
masing perusahaan adalah sebagai berikut :

NERACA PT. JARANG UNTUNG, Per 31 januari 2007


NERACA PT. ROYAL BALI CEMERLANG, Per 31 Januari 2007

Pertanyaan-nya :

(-) Apakah ada goodwill yang bisa diakui ?


(-) Jika ada berapa besarnya goodwill ?
(-) Bagaimana menjurnalnya ?

Mulai dengan mentukan kekayaan bersihnya (net asset) dengan persamaan :

Net Asset = Total Asset – Liability


Net Asset = 6,750,000 – 1,000,000

Net Asset = 5,750,000

Merujuk batasan pengakuan atas goodwill diatas, dimana goodwill merupakan selisih antara
Harga beli dengan Nilai kekayaan bersih (net asset) yang dapat diidentifikasi atas perusahaan
yang dibeli, maka besarnya goodwill dapat kita tentukan :

Goodwill = Harga Beli – Net Asset


Goodwill = 6,000,000 – 5,750,000
Goodwill = 250,000

Dicatat dengan jurnal :

Selanjutnya, kita akan memperoleh “NERACA GABUNGAN” setelah merger dilakukan, akan
nampak sebagai berikut :
Amortisasi Goodwill

Di Indonesia, Goodwill diamortisasi selama 5 (lima) tahun. Adapun metode amortisasi yang
dipakai adalah Metode Garis Lurus (straight Line Method). Maka JADWAL PENYUSUTAN
nya dapat kita buat sebagai berikut :

31 Des 2007 = (250,000 : 5) x 11/12 = 50,000 X 11/12 = 45,833


31 Des 2008 = (250,000 : 5) x 12/12 = 50,000
31 Des 2009 = 50,000
31 Des 2010 = 50,000
31 Des 2011 = 50,000
31 Des 2012 = 4,167

Setiap tanggal 31 Desember, amortisasi goodwill dibebankan ke dalam Laba Rugi perusahaan
sekaligus mengurangi nilai buku goodwill di neraca, dengan jurnal :

31 Desember 2007 :
(Debit) Amortisasi Goodwill = 45,833
(Credit) Akumulasi Amortisasi Goodwill = 45,833

dan seterusnya.

Catatan : Pada neraca, akumulasi amortisasi goodwill dan intangible asset lainnya, biasanya
tidak dicantumkan, melainkan hanya dicantumkan sebesar nilai bukunya (nilai perolehan
dikurangi akumulasi amortisasinya) saja.

Penghapusan (writte-off) Goodwill

Bagaimana jika sebelum tahun 2012, kerang mutiara di Perairan Arapura sudah tidak ada lagi.
Sehingga manajemen PT. Royal Bali Cemerlang menggap bahwa dominasi PT. Jarang Untung
dalam supply kerang mutiara sudah tidak memberi nilai manfaat lebih lagi ?. Dalam kondisi
seperti demikian, perusahaan boleh saja menghapuskan (melakukan write-off) Sisa Nilai Buku
Goodwill tersebut secara sekaligus, dengan jurnal :

(Debit) Amortisasi Goodwill = Nilai Buku pada saat dihapuskan


(Credit) Akumulasi Amortisasi = Nilai buku pada saat dihapuskan

Penurunan (writte-down Goodwill)

Writte-down dilakukan apabila kontribusi manfaat yang ditimbulkan oleh Goodwill yang sudah
diakui mulai menurun. Jurnal writte-down atas Goodwill sama saja dengan writte-off, hanya saja
yang dijurnal hanya sebesar penurunan nilainya saja, tidak seluruhnya.

Catatan : writte-off maupun writte-down dilakukan setelah dilakukan revaluasi oleh badan
appraisal independent tentunya. Dari hasil rekomendasi appraisal tersebutlah besarnya nilai
goodwill yang perlu di writte-off dapat ditentukan.

Tips : Bagi perusahaan yang mengakui adanya goodwill, sebaiknya melakukan pengujian atas
nilai goodwill secara berkala tentunya melalui appraisal independent, sehingga dapat diketahui
nilai yang appropriate atas goodwill yang sudah diakui. Hal ini penting, mengingat goodwill
yang kita akui nilainya sungguh sulit untuk kita identifikasi, sungguh-sungguh abstract. Writte
Kita berkaca dari kasus merger AOL dengan Times Warner, mereka terpaksa harus mengkui
bahwa Goodwill yang dibayar oleh para investornya terlalu tinggi, sehingga AOL-Time Warner
dengan terpaksa harus melaukan Write-off atas Goodwill-nya. Tentu permasalahannya tidak
sesederhana jurnal penghapusan goodwill itu sendiri, melainkan masalah pengambilan keputusan
merger yang kurang akurat, dan kredibilitas organisasi yang diragukan accuracy-nya.

Goodwill Negatif

Negative Goodwill adalah lawan dari Goodwill, entah kenapa ini lebih dikenal sebagai goodwill
negative dibandingkan dengan BADWILL. Goodwill negative terjadi apabila suatu perusahaan
dibeli oleh perusahaan lain lebih rendah dari net asset-nya. Dengan contoh perhitungan dan
pengakuan goodwill di atas, saya yakin anda sudah bisa menghitung goodwill negative.
Therefore, saya tidak perlu membahasnya lagi.

Amortisasi Goodwill Tidak Diijinkan Lagi

Sejak tahun 1970-an, sebenarnya amortisasi goodwill adalah sebuah kontroversi, antara
dihapuskan dengan tidak dihapuskan. Pada tanggal 01 Januari 2005, FASB mengeluarkan
konsesi untuk tidak memperkenaankan melakukan amortisasi atas goodwill. Amortisasi
Goodwill juga dilarang oleh International Accounting Standard (IAS). Goodwill hanya boleh
diperlakukan dengan pendekatan Impairment.

Mengenai Goodwill negative maupun Impairment, mungkin next time kita bahas juga, tetapi
tergantung banyak sedikitnya peminat saja. Dari hasil analisa google analytic, sejauh ini saya
jarang melihat ada search quiries mengenai Impairment Goodwill, tetapi jika ada yang berminat,
silahkan e-mail saya.

Anda mungkin juga menyukai