PEKERJAAN :
Pekerjaan Elektronik
a. Pekerjaan CCTV
b. Pekerjaan Sistem data
c. Pekerjaan Telephone
d. Pekerjaan Fire Alarm
e. Pekerjaan Tata Suara
f. Pekerjaan Smart TV
g. Pekerjaan Water Heater
Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Plumbing
b. Pekerjaan Tata Udara dan Ventilasi Mekanik
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal SIte
a. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal SIte
Pekerjaan Site Development
a. Pekerjaan Box Culvert
b. Pekerjaan Bangunan Mekanikal elektrikal
c. Pekerjaan Pagar
d. Pekerjaan Tiang Bendera
e. Pekerjaan Jalan dan Parkir
f. Pekerjaan Saluran
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
- Peraturan Umum dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.
- Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia ( SNI 7973-2013 )
- Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002)
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)
- Metoda pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium ( SK.SNI.M-62-
1990-03 )
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Rumah dan Gedung (SNI 03-
2847-2013 )
- Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia ( SNI 7973-2013 )
3
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.
3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
4
Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disyahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada
Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.
5
Pasal 5
LAPORAN HARIAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
Status Kepemilikan
JENIS JML
No. KAPASITAS (Milik Sendiri/Sewa Keterangan
PERLATAN (Unit)
Beli/Sewa)
Alat Pancang
1. Hidrolik (HSPD) 90 ton 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
Milik Sendiri/Sewa
2. Mobil Crane 10-15 ton 1 Beli/Sewa) Baik/beroperasi
Ketelitian 0,5
3. Total Station/ mm 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Theodolite Beli/Sewa
4. Concrete Mixer 0,3 s.d. 0,5 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
m3 Beli/Sewa)
5. Dump Truck 4-5 m3 4 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
72-75
Milik Sendiri/Sewa
kw/bucket
beli/sewa
6. Excavator 0,53 m3 1 Baik/beroperasi
Speed 10-32
7. Bar Bender cut/mm 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
Speed 10-32
8. Bar Cuter cut/mm 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
9. Genset 60 kVA 1 Milik Sendiri/Sewa Baik/beroperasi
Beli/Sewa)
7
Pasal 11
SITUASI
11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
Pasal 13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI
Ketentuan K3 telah diatur pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor : 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember 2019
8
Pasal 14
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
i. Perijinan, Mobilisasi Demobilisasi dan lain lain.
c. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja
dan gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
10
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.
a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan
atau bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
Pasal 15
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL
3. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section)
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikan kepada Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas
perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross
section untuk persetujuan di atas. Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas
kertas untuk memungkinkan reporduksi. bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
kontraktor harus menyerahkan gambar asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
13
Pasal 16
PEKERJAAN PEMATANGAN TANAH
A. PEKERJAAN PENGUKURAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan
atau yang ditentukan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dan termasuk
penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan
akurat yang memenuhi ketentuan.
B.2. PERALATAN.
Alat-alat yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
4. Selama pekerjaan ini berlangsung, tidak boleh mengganggu patok-patok yang telah
dipasang dan tetap.
5. Pekerjaan Clearing & Grubbing bisa dianggap selesai setelah diketahui dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
D.3.1. Umum.
Secara umum lingkup pekerjaan timbunan meliputi :
Pengupasan, pemotongan, penimbunan, pemadatan dan lainnya, yang
berkaitan dengan pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus diperbaiki tanpa ada
tambahan biaya.
D.3.2. Timbunan.
Daerah timbunan dan atau urugan harus menggunakan bahan-bahan yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Bahan-bahan untuk timbunan dan atau urugan harus bebas dari bahan
organik, lumpur dan batu-batuan lebih besar dari 10 cm dan harus dalam
keadaan kering.
D.3.3. Pemadatan.
Pemborong harus menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Pemadatan dengan air yang berlebihan tidak diijinkan sama sekali.
16
D.3.4. Pemeriksaan.
Semua bahan dan setiap bagian atau detail pekerjaan harus diperiksa dan
disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus diberi kemudahan untuk
memeriksa setiap pekerjaan dan Pemborong wajib menyediakan informasi dan
detail yang dibutuhkan untuk melengkapi pemeriksaan.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dapat menginstruksikan
Pemborong untuk membongkar atau membuka suatu bagian pekerjaan yang
dinilai tidak memenuhi ketentuan. Pemborong harus melakukan perbaikan
sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi Teknis.
Pemborong tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan bila garis dan elevasi belum
ditetapkan.
Setiap pekerjaan yang bertentangan dengan Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis
atau tanpa persetujuan / petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis,
akan ditolak dan harus diganti, dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong.
D.4. BAHAN-BAHAN.
Semua bahan untuk timbunan dan atau urugan harus terdiri dari bahan-bahan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dan harus bebas dari akar-
akar, lumpur dan bahan-bahan lain yang merusak.
D.5.1. Umum.
Sebelum menempatkan bahan timbunan, lahan yang telah dikupas harus
digilas sampai tercapai kepadatan tanah yang diinginkan. Bahan-bahan yang
tidak diinginkan harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang disetujui.
Bahan timbunan ditempatkan secara horisontal lapis demi lapis dan setiap lapis
lepas memiliki ketebalan maksimal 20 cm dan setiap lapisnya harus dipadatkan
dengan baik.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dapat mengubah ketebalan setiap
lapisan, karena peralatan, bahan atau kondisi lainnya, yang menurut
pendapatnya penting untuk menjamin diperolehnya tingkat pemadatan yang
diinginkan. Semua urugan harus ditempatkan mendatar bertingkat. Bila urugan
akan ditempatkan di atas permukaan miring, permukaan tersebut harus dibuat
bertanggul sehingga permukaan yang miring dapat dihindarkan.
Permukaan timbunan harus landai ke arah saluran/parit. Muka tanah harus
landai menjauhi puncak timbunan untuk mengurangi erosi.
Kemiringan timbunan harus 1,5 (horisontal) berbanding 1 (vertikal) atau lebih
landai.
PENGGURUGAN
a. Keterangan tentang sifat-sifat dan macam tanah yang diperlihatkan pada
gambar perencanaan atau yang didapat oleh Kontrator sebagai hasil
diskusi dengan Konsultan menejemen Kontruksi/Konsultan Pengawas atau
dari sumber lainnya harus tidak di salah tafsirkan sebagai hal yang sudah
pasti. Kontraktor harus melihat dan memeriksa sendiri setempat pekerjaan
dan meyakinkan tentang macam tanah, keadaan lapisan , volume, lokasi
dan lain lain kemungkinan untuk dapat memenuhi syarat syarat spesifikasi
teknis ini.
b. Tanah urugan yang mendatangkan dari luar menggunakan :
Untuk pekerjaan jalan pada Lapisan bawah / pondasi bawah menggunakan
lapisan limestone.
Untuk pematangan lahan menggunakan tanah merah.
17
c. Material timbunan harus di ambil dari satu sumber ( quarry) yang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Bebas dari bahan-bahan organik.
2) Bebas dari sisa tumbuhan dan material yang lebih besar dari 5 cm.
3) Mempunyai kadar lempung yang rendah.
4) Mempunyai CBR minimal 6 %
Bila timbunan yang telah ada pada daerah lereng akan dilebarkan atau
disertakan ke dalam timbunan yang baru, lereng-lereng timbunan yang ada
harus dikupas sampai kedalaman 10 cm, atau bila tidak memungkinkan,
tangga-tangga pada sisi-sisi horisontal dan vertikal harus dibuat terasiring pada
lereng yang ada sampai kedalaman tidak lebih dari 20 cm dan timbunan
dibentuk lapis demi lapis seperti ditentukan/disyaratkan sampai mencapai
elevasi landasan pondasi lama sebelum ketinggiannya bertambah.
Permukaan tanah yang akan ditutup/ditimbun dengan bahan tidak kurang dari
30 cm, permukaan tanah lama harus dipadatkan untuk lapisan timbunan baru.
D.5.4. Pemadatan.
Pemadatan harus dikerjakan sampai mencapai kepadatan optimum (OMC)
atau sesuai ketentuan.
Bila pemadatan tidak memenuhi ketentuan, perbaikan harus dilakukan sampai
nilai kepadatan yang ditentukan tercapai.
Bahan timbunan di atas lapisan yang pemadatannya tidak memenuhi ketentuan
harus dibongkar dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.
E.2. STANDAR/RUJUKAN.
E.2.1.Spesifikasi Teknis dan Gambar kerja sebagai dasar rujukan pelaksanaan
pekerjaan.
E.3.2. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan
dan retak.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Pemborong, harus
diperbaiki atas biaya Pemborong sepenuhnya.
Pasal 17
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah pondasi harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka
tanah asli dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
22
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper dan
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian ; di bawah lantai, di bawah saluran
air hujan / Grevel, serta tempat-tempat lain seperti ditunjukkan pada gambar.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.
17.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 18
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
a. Tiang pancang yang digunakan adalah produk pabrik yang telah memenuhi standard
SII, tiang pancang yang dipakai berbentuk segi empat dengan ukuran 25 x 25 sesuai
dengan gambar. Produk yang digunakan setaraf produk dari PT.Beton Elemenindo
Perkasa, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Adapun jenis tiang yang dipergunakan adalah dengan dimensi segi empat dengan
panjang sisi 25 cm, untuk lebih jelasnya kami uraikan berikut ini :
b. Batu kali
Batu kali yang dipakai harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Pemancangan
a.3. Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat demikian sehingga
tiang tidak dapat bergerak pada arah horizontal.
a.4. Penetrasi
Tiang pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau dipancang menurut
penetrasi yang diminta dalam dokumen. Pencatatan yang teliti dari penetrasi pada
tiap tiang pancang untuk mendapatkan data yang tidak diragukan.
Untuk tiap tiang yang dipancang, maka grafik kalendering harus dibuat oleh
Kontraktor dan disetujui Direksi dan seterusnya dievaluasi daya dukungnya.
Pada keadaan pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir tercapai,
pencatatan penetrasi baru boleh diambil setelah mencapai paling sedikit 30 cm dari
posisi tiang yang terhenti.
a.5. Tiang pancang tambahan
Tiang-tiang pancang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,25 % kemiringan, &dan
bertengger tidak lebih dari yang dibatasi oleh daftar berikut ini :
24
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah tiang toleransi toleransi satu toleransi kelompok
perkelompok sendiri tiang terhadap tiang ( titik berat -
( cm ) tiang lain kenyataan terhadap
(cm) beban ) ( cm )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 7,5 - 7,5
2,3 7,5 11 5
4,5 7,5 11 4,5
6 7,5 11 4
7 7,5 12,5 2,5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a.7. Penyambungan
- Kontraktor harus menggunakan dolly baja dengan panjang maksimum 2
meter, apabila kalendering yang disyaratkan tidak tercapai pada saat seluruh
panjang tiang masuk dalam tanah.
- Apabila tiang pancang dengan kalendering yang disyaratkan tercapai pada
kedalaman di bawah peil atau poer, semua biaya penyambungan tiang
termasuk galian, menjadi beban Kontraktor. Penyambungan tiang dilakukan
dengan sambungan overlap tulangan dengan panjang 40 kali diameter
tulangan yang disambung.
- Apabila panjang dolly telah masuk 1 meter ke dalam tanah, Kontraktor harus
mengadakan pencatatan kalendering pada sisa panjang 30 cm berikutnya,
dan apabila kalendering yang disyaratkan masih belum tercapai,
pemancangan dihentikan dan harus melaporkan pada Direksi. Dalam hal ini
semua biaya akibat perubahan tersebut, antara lain penambahan tiang
pancang, penyambungan dan lain-lain alternatif pemecahan menjadi beban
Kontraktor Pondasi.
a.8. Data-data karakteristik dari alat-alat pancang yang akan cipakai berikut usul
kalenderingnya harus diberikan kepada Perencana Konstruksi minimum 2
minggu sebelum start pemancangan dan harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
Data-data pemancangan dari semua tiang pancang harus diberikan paling
lambat hari berikutnya sesudah hari pemancangan tiang yang bersangkutan,
dan data-data ini harus disyahkan oleh Direksi Pengawas untuk diteruskan
pada Perencana.
a.9. Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam pemancangan, jika tidak
[
dipancang kembali, maka ruangan yang timbul harus diisi dengan batu-batu
koral atau pasir tanpa biaya tambahan.
a.10. Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas dari elevasi
pemotongan (setelah pemancangan), dimana beton akan dipotong sampai
permukaan yang tepat 7,5 cm diatas sisi bawah pile caps dengan besi-besi
betonnya tetap diteruskan sepanjang 40 kali diameter.
25
Persyaratan Bahan
a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang
telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).
26
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 3.200 Kg/Cm2 .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau
Steel.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok .
Pasal 19
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
18.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 - 2002
b. Peraturan Beton terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002)
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (SNI 03 – 2847 - 2002).
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC
dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang setaraf dipersyaratkan
28
satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh pekerjaan. Semen
harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi 30
cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut
pengiriman. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan
bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak
dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.
e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-39 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih
kecil atau sama dengan 12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British
Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Kontraktor.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.
1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran
tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B
& D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
29
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25 %nya dengan cara ditaburkan.
g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.
1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
1).Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
2).Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
3).Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton
yang dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan, dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak
terhitung air yang dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari
beratnya). Pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas
dan Kontraktor tidak berhak claim atas perubahan-perubahan yang demikian.
1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
30
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan
NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).
c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 2 benda uji
- Yang terbesar menentukan
d. Persyaratan pelaksanaan
4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk
Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga
adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan
beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari
adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk yang
sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
jumlah adukan.
Disarankan memakai adukan beton siap pakai “Beton Ready Mix” agar
kualitas beton lebih konsisten dan lebih cepat dalam pelaksanaannya.
5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu dari
beton yang ditaruh berada antara 27 sampai 32 derajat celcius, beton harus diaduk
di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.
7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang
berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan - bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor
terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus bersih,
dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
32
9. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
(empat belas) hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk
mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air
atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem
perawatan yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
10. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga)
hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
33
Khusus untuk Lantai Dak Beton menggunakan Floor Deck dengan Wiremesh
Bahan baku floor deck yaitu baja galvanis yang mempunyai tingkat kekuatan yang tinggi
sehingga sanggup menopang beban struktur pelat lantai di atasnya. Bentuk dari steel
floor deck ini berupa lembaran pelat tipis yang bergelombang. Ukuran tebalnya berkisar
antara 0,75-1 mm. Sedangkan lebarnya antara lain 870 mm, 995 mm, dan 1000.
34
Adapun panjang steel floor deck bisa disesuaikan terhadap kebutuhan tempat yang
akan dikenai pekerjaan pengedakan yaitu 8-12 meter
A. Urutan pekerjaan
1. Pasang bekisting kolom, cor kolom, dan bongkar bekisting kolom.
2. Pasang bekisting balok, pasang perancah lantai.
3. Pasang plat lantai bondek.
4. Pasang besi tulangan bagian atas.
5. Cor lantai dan balok.
6. Bongkar bekisting balok dan plat lantai
B. Untuk menghasilkan struktur yang sangat kuat, maka dipasang besi tulangan atas ini
tepat diatas bondek dengan memakai besi dengan tipe wiremesh yang memiliki
ukuran M7 (2 rangkap).
Pasal 20
SPESIFIKASI TEKNIK WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. Material Underlayer :
Soprema SOPRASUN PLUS 3 ex. Australia
2. Umum
merupakan membran waterproofing berbahan dasar bitumen APP (atactic
polypropylene) yang anti bocor aspal karena dimodifikasi plastomerik
(APP) Diproduksi dengan impregnasi tulangan dengan senyawa anti bocor
pada bitumen suling yang dimodifikasi dengan polimer poliolefin, yang
memberikan karakteristik teknis yang sangat baik bagi senyawa tersebut.
Tulangan komposit, terbuat dari poliester bukan tenunan dalam kombinasi
dengan fiberglass, menyampaikan karakteristik mekanik yang baik,
stabilitas dimensi yang sangat baik dan kinerja elastis. permukaan atas
diampelas. permukaan bawah dilapisi dengan film poliolefin termofusibile.
35
3. Produk
Membrane SOPRASUN PLUS 3 ex. Australia ini memiliki spesifikasi
sebagai berikut :
Panjang : 10 m
Lebar :1m
Tebal : 3 mm
Bahan Dasar : Bitumen APP, Tulangan Non Woven Polyester, Sand
top face
Berat : 39 kg / roll
Jumlah roll / pallet : 30 roll
Flexibilitas terhadap suhu : -5° s/d 120°
Kemampuan kedap air : 200 Kpa
Kuat Tarik : 650 / 400 N / 50 mm
Flexibilitas :40%
Aksesoris : Primer
4. Cara Pemasangan
Torching
Seluruh sudut harus di buat edge fillet dengan sudut 45 derajat lebar 5
cm, seluruh permukaan di lapisi dengan bituprimer termasuk bagian
dinding dengan ketinggian minimum 25 cm.
SCREE
D
WIREMESH
Soprema SOPRASUN
PRIME
R
SCREE
D
36
5. Syarat-Syarat pelaksanaan
1. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum
dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum
dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat
keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis komposisi
unsur material pembentuknya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
5. CONTOH
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya.
c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh
pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
d. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-
up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.
6. CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
dan sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada plat
lantai, toilet atau daerah basah, serta bagian bagian lain yang harus kedap air
yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.
2. Jaminan Kualitas
2.2. Pelaksanaan
Pemasangan waterproofing harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
telah memiliki pengalaman minimum sebanyak lima proyek untuk pekerjaan
waterproofing yang memiliki persyaratan yang sama dengan proyek ini, dan
dengan hasil pekerjaan yang memuaskan.
1) Lama pengalaman Perusahaan minimum 5 tahun.
2) Pengalaman tenaga akhli/Petugas lapangan minimum 5 tahun.
3) Tenaga akhli/Petugas lapangan yang mengerjakan pemasangan harus
dapat diterima dan disetujui oleh pabrik material.
3. Pelaksanaan
Pasal 21
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
rangka batang yang membentuk bidang segi tiga dengan ketebalan material dasar minimal
0,8 mm yang terdiri dari
a. rangka utama bawah (bottom chord) : 75Z08
b. rangka utama atas (top chord) : 75Z08
c. rangka pengisi (web) : 65CN08, 75CN08
d. Rangka reng (batten) : 32B045
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Pelapisan : Galvanised
- Kelas : Z220
- katebalan pelapisan : 220 gr/m2
- Jenis : Hot-dip zinc
- komposisi : 95% zinc, 5% bahan campuran
75Z08 profil Z tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang utama (top
chord dan bottom chord)
65CN08 profil CN tinggi 65 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang pengisi
(web)
75CN08 profil CN tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang pengisi
(web)
32B045 profil U tinggi profil 32mm dan tebal 0,45 mm
Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib melampirkan
i. Surat dukungan Fabrikator / Produsen baja ringan
ii. Brosur asli di cap basah
iii. Sertifikat lolos uji verifikasi Perangkat lunak (software) yang dikeluarkan
oleh Laboratorium Rekayasa Struktur Perguruan Tinggi Negeri dan HAKI
(Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)
iv. Surat keterangan dari Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang
hasil pengujian jenis dan ketebalan lapisan antikarat Galvanised 220 gr /m2
v. Surat keterangan dari Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang
hasil pengujian pembebanan model kuda-kuda bajaringan (Full Scale
Test)
vi. Surat keterangan dari Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang
hasil pengujian Self Drilling Screw (SDS)
vii. Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun yang dikeluarkan oleh Principal
/ Produsen baja ringan yang mempunyai pengalaman atau referensi kerja
lebih dari 10 tahun
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi
43
Pasal 22
PEKERJAAN ATAP
1.0 UMUM
1.2 PENGALAMAN
1.2.1 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki tempat
produksi dan peralatan yang memadai, serta tenaga kerja yang terlatih.
Perusahaan telah dikenal dan memiliki pengalaman yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan sejenis setidaknya dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
1.5 KORDINASI
1.5.1 Lakukan kordinasi dengan Kontraktor pekerjaan lain bila diperlukan
sehingga pekerjaan penutupan atap dapat diselesaikan dengan tepat.
1.9 PEMBERSIHAN
1.9.1 Permukaan yang kotor, bekas tanah, rusak, sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibersihkan dan dirapikan untuk
mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan
MK.
1.9.2 Setelah pekerjaan ini selesai, semua kotoran, peralatan, dan sisa
material sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan ini harus
dipindahkan, baik di lokasi pemasangan maupun di lokasi pekerjaan.
2.1 UMUM
2.1.1 INSTRUKSI UMUM
2.1.1.1 Pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana
disebutkan dalam Dokumen Kontrak dan tertera dalam gambar
yang telah ditentukan sebagaimana disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan MK.
2.1.1.2 Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan penutup atap meliputi
:
- Pemasangan penutup Genteng Aspal Berpasir dengan back
coating insulation, listplank dan acessories lainnya.
- Pemasangan talang vertikal.
Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga
ahli yang cakap untuk mengerjakan penutup atap genteng
sehingga dapat menjamin kelancaran dan keamanan dalam
pelaksanaan pekerjaan penutup atap dan talang.
2.1.1.3 Pekerjaan dipasok dari Kontraktor spesialis sebagaimana
dituangkan dalam Surat Dukungan.
2.1.4 KORDINASI
2.1.4.1 Lakukan kordinasi dengan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan lain
bila diperlukan sehingga pekerjaan penutupan atap dapat
diselesaikan dengan tepat.
2.4 PRODUK
2.4.1 PENUTUP ATAP :
- Merek yang digunakan : IKO Marathon Plus AR 25 warna Dual Black.
- Jenis : Genteng Rata Bitumen
- Komposisi Bahan : Aspalt / Bitumen dan Fiberglass
- Finishing Permukaan : Tekstur – Berpasir, Algae Resistance
- Ukuran : Panjang 1000mm, Lebar 336mm, Tebal 3mm
- Expose : 143mm
- Kekuatan Angin : up to 97 km/h
- Berat : ± 11 kg/m2
- Coverage per Bundle : 3.0 m2
- Jumlah per Bundle : 21 lembar
- Jaminan 1 : 25 tahun Garansi Material (bersertifikat)
- Jaminan 2 : 5 tahun “Iron Clad Protection” (bersertifikat)
- Pilihan Warna : Dual Black / Dual Brown / Dual Grey / Harvard
Slate / Driftwood / Earthtone Cedar / Tile Red /
Vintage Green
- Accessories : Flashing U
- Standar Test :
Tear Strength ASTM D1922 : PASS - Min. 1700 gr
Heat Resistance : PASS (90°C –
192°F)
Stabilized Bitumen Weight ASTM D228 : PASS - Min.
2000 gr/m2 (41 lbs/100 ft2)
Granule Retention ASTM D4977 : PASS (Min. 86%)
Resistance Rating ASTM E 108 : Class A Fire
CAN/ULC S107
Tear Strength Fiberglass Asphlat Shingles : - ASTM D3462
- ASTM D3018
- ASTM D3161
- CSA A123.51
- CSA A123.52
2.4.2 Multiplek :
Multiplek yang digunakan harus dalam kondisi halus, kering, presisi dan
kuat serta tidak ada bekas pemakuan.
- Panjang : 2.44 m
- Lebar : 1.22 m
- Tebal : 12 mm
2.4.3 UNDERLAYER
2.4.3.1 Stormtite (untuk seluruh permukaan penutup atap)
47
2.5.2 STARTER
2.5.2.1 Umum
Starter pada Atap IKO Marathon Plus AR 25 ex. Canada
warna Dual Brown memiliki 3 fungsi starter yakni :
- Sebagai awalan agar genteng menjadi (tampak ) lurus
- Sebagai pelindung agar air hujan tidak masuk ke multipleks
melalui nat/ parit IKO
- Sebagai penutup nat / parit Atap IKO Armourshield ex.
Canada warna Dual Brown agar multipleksnya tidak
tampak
2.5.2.2 Detail Pemasangan
Atap IKO Marathon Plus AR 25 ex. Canada warna Dual Brown
dipotong menjadi 2 bagian, diatas nat/part/overlap (14 cm dari
atas dan 20 cm dari bawah), selanjutnya yang dipakai adalah
bagian dengan lebar 20 cm. Bagian yang ada lem adhesive di
pasang dibawah.
2.5.3 FLASHING
2.5.3.1 Detail Pemasangan
Papan Multipleks bagian depan dipasang flashing berbentuk U
dan dipaku langsung, selanjutnya dipasang starter Atap IKO
Marathon Plus AR 25 ex. Canada warna Dual Brown
diatasnya diberi lem Shingle Stick untuk memperkuat kekuatan
stater terhadap angin dan mencegah air masuk ke sela-sela.
Kemudian untuk bagian samping dipakai flashing yang
berbentuk L, dengan cara pasang yang sama.
2.5.4 JURAI
2.5.4.1 Detail Pemasangan
Di bagian bawah jurai harus dipasang underlayer dengan lebar
1 m’, selanjutnya cara pasang Atap IKO Marathon Plus AR 25
48
2.6 PELAKSANAAN
2.6.1 Penutup atap berbahan dasar Bitumen (aspal) yang telah diproses
secara kimiawi (oksidasi) dan dilapisi dengan serat fiber, serta pada
bagian atasnya ditaburi granule (batuan alam) serta mengandung
dengan lem adhesive di permukaan atas dan bawahnya, dimana pada
bagian bawahnya memiliki plastik pelindung untuk melindungi lem
adhesive ini.
2.6.2 Setiap jenis penggunaan bahan untuk penutup atap dan
perlengkapannya harus berasal dari satu pabrik ex.Atap Teduh Lestari
dengan mutu terbaik dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
2.6.3 Pelaksanaan pekerjaan penutup atap harus menghindari masuknya air
hujan kedalam atap.
2.6.4 Pemasangan penutup atap sedemikian rupa, sehingga susunannya
lurus, datar dan rapat secara horizontal, vertikal dan diagonal.
2.6.5 Penjelasan teknik terperinci lainnya mengikuti standar pabrik
pembuatannya.
2.6.6 Pemasangan harus tepat dan rapih sesuai yang disyaratkan oleh pabrik
dan design yang sudah direncanakan sebelumnya.
Bentuk padat SolarFlat memberikan kejernihan yang tinggi (transparan seperti kaca)
ditambah dengan kekuatan dan daya tahan yang kuat terhadap benturan. SolarFlat dapat
dibentuk, fabrikasi dan juga ideal sebagai safety glazing dan pengaman mesin.
SolarFlat harus memberikan garansi 10 tahun terhadap yellowing dan pecah. Serta dapat
diaplikasikan dalam suhu – 20 s/d 120 C. Memiliki ketebalan 1-6 mm dan aneka warna serta
corak yang menarik.
SolarFlat dilengkapi dengan lapisan UV yang melindungi dari bahaya sinar ultra violet.
Keunggulan
Jernih, sebening kaca
49
250 kali lebih kuat dari kaca, dan 20 kali dari acrylic
Permukaan yang rata dan halus
Tahan bocor, dengan mengikuti cara instalasi yang disarankan
Sangat tahan benturan, dan tahan pecah
Fleksibel, dan mudah dipasang
Ringan, sehingga hemat dalam penggunaan rangka
Tahan terhadap perubahan cuaca dan sinar ultra violet
Partisi kedap suara
Instalasi
Pasang SolarFlat dengan permukaan UV menghadap sinar matahari (ditandai dengan
printed masking). Untuk menghindari kesalahan pemasangan sisi UV, jangan membuka
masking film sebelum SolarFlat di pasang. Masking film harus dibuka paling lambat 2
hari setelah pemasangan.
Disarankan untuk memasang dengan kemiringan paling sedikit 5° agar air bisa
mengalir, terutama untuk atap.
Diameter lubang baut harus lebih besar 3-5 mm dari diameter baut untuk menyediakan
ruang pemuaian SolarFlat karena perbedaan suhu di siang dan malam hari.
Pasal 23
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN
2. Persyaratan Bahan
b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.
c. Keramik
Keramik yang digunakan warna putih sekualitas ROMAN. Sudut- sudutnya harus siku.
Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)
1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.
3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan
pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus
rapi dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar Kerja.
5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus
dipasang angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar
sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.
6). Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.
51
c. Pekerjaan Plesteran
Pasal 24
PEKERJAAN LANTAI
Untuk lantai bangunan digunakan granite tile 60/60 cm unpolish, Lantai Granite Tile
60x60 cm Polish + Border Beda warna, Plint dinding Granit Uk. 10x60 cm, Lantai
Granite Tile 60x60 cm Polish (Bordes), Lantai Granite Tile 30 x 60 cm Polish
(Tangga), Step Nosing (di groove), Lantai Keramik 40 x 40 cm Unpolish (Toilet),
Dinding Keramik 20x40 cm (Toilet), koral silkat, rabat dan lain lain sesuai dengan
gambar kerja.
24.2 Adukan
Kerikil bulat kecil – kecil dan tidak tajam merupakan bahan atau material pokok
pada pengerjaan koral sikat. Sesuai dengan namanya pengerjaan koral sikat
dikerjakan dengan cara kerikil – kerikil tersebut ditebar sesuai dengan motif warna
yang diinginkan pada lantai yang sedang discreed, setelah ditebar lalu kerikil
tersebut diratakan dengan cara menaruh papan diatas kerikil – kerikil tersebut
sehingga kerikil tersebut hampir semua bagian terpendam pada adukan screed.
Setelah screed lantai setengah kering barulah disikat agar bagian atas kerikil –
kerikil tersebut terbebas dari adukan semen. Cara tersebut jika ingin langsung
mengaplikasikan batu koral sikat pada lahan yang akan difinish dengan koral
sikat.
Pasal 25
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
3. Persyaratan teknis
a. Umum
1). Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama GambarKerja
dan memeriksa keadaan ditempat peker jaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal, Mekanikal dan
Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
* Armatur, "Intake" dan Exhaust" grille dari ducting
* Intercom, Pengabelan dan Pemipaan
* Dan instalasi-instalasi lain.
55
2). Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar Kerja dan Buku Spesifikasi ini.
b. Rangka Langit-langit
1). Tentukan tinggi langit-lagit yang diinginkan dengan memasang “Wall angle” dengan
perkuatan skrup maksimum berjarak 60 cm, dalam pertemuan sambungan “wall
angle” harus dibuat 45drajat agar menghasilkan sambungan yang baik.
2). Pasang dua tali antara dua sudut yang seimbang dan saling tegak lurus untuk
menentukan level selanjutnya, jarak penggantung maksimum 120 cm terhadap
penggantung lainnya yang digantung ke “Main Runner” dan jarak penggantung
pertama dengan “wll angle” tidak boleh lebih dari 20 cm.
3). Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka langit-langit
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Penutup langit-langit
1). Ukuran panjang dan lebar setiap unit panel yang akan dipasang harus sesuai
dengan modul rangka langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Pemotongan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk pekerjaan ini,
sehingga panel mempunyai sudut siku, tidak pecah. Panel yang terpasang harus
bebas dari cacat tersebut.
3). Pemakuan dilakukan + 1 cm dari tepi Penutup langit-langit dengan jarak pemakuan
maksimum 20 cm. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.
4). Lubang - lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul, kemudian harus
dirapikan rata dengan permukaan bidang dan siap menerima finish.
5). Selesai panel terpasang; bidang permukaan harus rata, lurus dan waterpass, peil
harus sesuai dengan Gambar Kerja. Sambungan antar unit harus tegak lurus dan
toleransi kecembungan 2 mm untuk jarak 2 m.
6). Finishing list langit-langit adalah cat kayu.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a) Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-
langit, dimana list harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi,
penyelesaian pada sudut-sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan
dinding, kosen, kolom, listplank, atap dan sebagainya.
b) Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas
perintah Direksi.
c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan
kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh
ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana.
Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.
d) Langit-langit yang dipasang memakai list Gypsum yang dipasang dengan rapi dan
kemudian dicat dengan cat tembok warna langit-langit supaya kelihatan rapi.
e) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan
ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab
Pemborong.
56
Pasal 26
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, PARTISI
ALUMUNIUM
26.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.
26.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas YKK t = 1.35 mm
lengkap accesoriesnya finish powder coating warna Coklat.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
26.3. PELAKSANAAN
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :
GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.
m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.
n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan
dalam Gambar Rencana.
Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan
sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka
vertical dan horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang
panel hasilnya akan kelihatan rapih dan rata.
26.6. PARTISI
1.01. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar
dan disetujui Direksi Pengawas.
3. Pekerjaan partisi Double Gypsum Board dan Partisi double multi ini dikerjakan
meliputi :
a. Ruang-ruang kerja (penyekat antar ruang) dan ruang lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar
Seluruh area dikerjakan sesuai yang tertera dalam gambar perencanaan dan
disetujui oleh Direksi Pengawas.
2. Multiplex
Ketebalan yang dipakai 9 mm dengan lapis Sungkai 3 mm .
Penutup Multiplex 9 mm double
3. Rangka Partisi
Rangka Partisi Boral dengan Metal Stud 75 mm dan U channel 75 mm
Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan di las sesuai gambar.
Pekerjaan pengelasan harus dikerjaan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan bajanya.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
Pasal 27
PEKERJAAN KACA
27.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
60
27.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 5 mm, 6 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh
bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Terdapat pekerjaan kaca 5 mm lapis sandblast
Kaca sekualitas ASAHI
b. Kaca Tempered
Bahan kaca harus utuh, tidak boleh bergelombang, atau cacat lainnya dengan
ketebalan 12mm, 15 mm sekualitas ASAHI.
a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.
a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.
b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui
c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast
d. Pekerjaan Cermin
1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.
e. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.
61
3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.
e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.
Pasal 28
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
2. Persyaratan Bahan.
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan tersebut meliputi :
- Pull handle KEND GHD4504 D38x600x800MM US32D+US32
- Patch fitting FINO PT.Fn20 US32
- Patch fitting FINO PT.Fn10 US32
- Patch fitting FINO PT.Fn24
- Patch lock FINO US.Fn10 US32
- Double Cylinder FINO DC.Fn1001-60 US14
- Floor hinge FINO FH 84Fn S
- Pull handle KEND PR.73.01 US32D
- Escutcheon KEND E.73.01 US32D
- Lockcase pelor kayu KEND K87738-60 US32D
- Double Cylinder KEND 08610-10 US14
- Hinges KEND SEL001BL 4x3x3 2BB US32D
- Door closer KEND DCL.83210.2-4 RA S
- Lever handle KEND HREO.75.01 US32D
- Lockcase swing AL KEND K87735-25 US32D
- WC Cylinder KEND K3116-61 US14
- Hinges KEND SEL001BL 4x3x3 2BB US32D
- Flush bolt KEND 314 12” US32D
- Flush bolt KEND 314 6” US32D
- Dust proof strike KEND 013/12 N US26
- Hinges KEND 497 USP
- Rambuncis FINO RMB-Fn090 RH OFF WHITE
- Casement stay KEND CMT45-016” Brs US32D
- dan lain-lain sesuai petunjuk
3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.
4. Persyaratan Pelaksanaan
Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.5 Pekerjaan Door Closer:
Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood yang menggunakan
door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun
pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen
pintu.
1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.8 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas
Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
63
Pasal 29
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi :
1). Pekerjaan Pengecatan besi semua pekerjaan besi yang di ekspose.
2). Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
3). Pekerjaan pengecatan, Polituran, Melamic kayu,
4). Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar
b. Pekerjaan Pengecatan Metal
Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat
:”finish".
2). Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan/ "un exposed" menempel ke
bahan /material lain, tertutup oleh bahan/material lain di cat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.
2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding menggunakan cat sek. ICI DULUX / MOWILEX
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas ICI DULUX / MOWILEX
- Finishing Melamik Daun Pintu Sekualitas DANAPAINT
- Cat Minyak Lisplank menggunakan cat sekualitas SEIV
64
4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.
Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
e PEKERJAAN MELAMIC
Pasal 30
PEKERJAAN PANEL KOMPOSIT ALUMINIUM
1.1 UMUM
1.1.2 PENGALAMAN
1.1.2.1 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki
tempat pembuatan dan peralatan yang memadai, serta tenaga
kerja yang terlatih. Perusahaan telah dikenal dan memiliki
pengalaman yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
sejenis setidaknya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
1.1.6 KOMPONEN
1.1.6.1 Bracket/angkur dari material besi finish galvanish atau material
alumunium ekstrusion
1.1.6.2 Rangka Vertikal dan Horizontal dari material alumunium
ekstrusion
1.1.6.3 Rangka tepi panel alumunium composite panel dan reinforce
dari material alumunium ekstrusion.
1.1.6.4 Infill dari sealant warna ditentukan kemudian
1.1.6.5 Sealant
Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart
dari pabrik
Lokasi Sealant antara panel alumunium dengan komponen
lain.
1.1.9 KOORDINASI
1.1.9.1 Lakukan koordinasi dengan pelaksana pekerjaan lain untuk
memastikan kepuasan dan ketepatan waktu dari penyelesaian
pekerjaan.
1.1.9.2 Kontraktor pelaksana pekerjaan ini bertanggung jawab atas
koordinasi dan keterkaitannnya dengan pekerjaan lain sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
1.1.9.3 Jika tidak ada tanda khusus soal dimensi/ukuran namun
jaraknya dianggap ’sama’ Kontraktor harus menentukan ukuran
yang tepat dengan cara membagi jumlah unit yang dibutuhkan
ke dalam dimensi/ukuran keseluruhan grid/bay.
1.1.9.4 Kontraktor harus bertanggung jawab menjamin
terkoordinasinya semua dimensi/ukuran komponen untuk
memberi jarak pada unit-unit tersebut, dan bahwa
rakitan/komponen dan elemen juga harus diukur untuk
menjaga agar lebar sambungan yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi.
1.1.9.5 Kontraktor harus menjamin bahwa pengukuran seluruh
komponen telah dikoordinasi agar benar-benar pas dan sesuai
dengan syarat kinerja.
1.1.9.6 Kontraktor harus melakukan survei terukur terhadap struktur
yang telah selesai, sebelum pemfabrikasian elemen-elemen,
sehingga jika ada penyimpangan antara nilai toleransi dengan
68
1.2 MATERIAL
1.3 PELAKSANAAN
1.3.1 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
1.3.2 Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam produk saja.
1.3.3 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
1.3.4 Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus
dan tepat pada posisinya.
1.3.5 Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel
dengan bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai
dengan uraian Bab Caulking dan Sealant dalam persyaratan ini.
1.3.6 Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal
yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
1.3.7 Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus
merupakan hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
69
1.3.8 Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari
PPG Factory terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat
Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
1.4 PEMASANGAN
2. Approval material yang akan digunakan, Approval material berupa warna dan
type dari ACP itu sendiri dan juga warna sealant yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja
Persiapan untuk pabrikasi ACP dan juga penempatan material ACP di lokasi
pekerjaan agar benar-benar dipersiapkan, sehingga aman dari segi
keamanan lokasi pekerjaan dan juga benturan-benturan dari pekerjaan
lainnya.
4. Persiapan material kerja
Persiapan material kerja antara lain : ACP (Alumunium Composite Panel),
rangka ACP (disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan), breket siku /
stifener alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, backup (busa hati) dan
juga lakban kertas
5. Persiapan alat bantu kerja
Persiapan alat bantu antara lain : scaffolding, waterpass, meteran, benang,
selang air, cutting well, gerinda, bor beton, bor tangan, gun sealant, router,
safty belt, dll.
gunakan modul ACP dengan ukuran 118x118 cm, untuk itu detail rangka
dudukan ACP sebagai berikut. (Gambar 1)
Gambar 1
2. Pekerjaan pabrikasi material ACP
Pekerjaan pabrikasi material ACP ini kita sesuaikan dengan modul ACP yang
kita ajukan sebelumnya. Sebagai contoh dengan modul ukuran ACP 118x118
cm.
Lembaran ACP normal dengan ukuran 122x244 cm kita potong menjadi 2
(dua) bagian, sehingga didapat ukuran modul yang telah dipotong menjadi
ukuran 122x122 cm. (Gambar 2)
Gambar 2
Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong pada bidang
ACP bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak kita pakai wajib
diberikan kupingan ACP 2cm keliling modul ACP yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket stifener
alumunium dan dari bereket stifener alumunium itu modul ACP disekrup ke
rangka dudukan ACP yang telah kita buat pada tahap ke 1 (satu). (Gambar 3)
71
Gambar 3
Tahap ini adalah tahap dimana pemasangan modul ACP yang telah
dipabrikasi akan dipasang pada rangka dudukan ACP. Diusahkan untuk
breket stifener alumunium tidak bertemu dengan breket stifener alumunium
modul lainnya, sehingga untuk sekrup yang akan dipasang ke rangka
dudukan ACP tidak menumpuk atau bersinggungan. Pasang
modul ACP yang sudah dipabrikasi ke rangka dudukan ACP yang terpasang
sesuai dengan ukurannya. Tarik benang untuk menjadi acuan pemasangan
modul ACP menjaga kerataan pemasangan dan dapat berpengaruh pada
besar kecilnya nat yang dibuat. (Gambar 4)
Gambar 4
4. Pekerjaan pemberian sealant pada pertemuan ACP dan pembersihan
Gambar 5
1.4.3 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuan.
73
1.4.4 Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus
dari satu macam saja.
1.4.5 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
1.4.6 Rangka-rangka Panel Composite harus di persiapkan dengan teliti, tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
1.4.7 Metode pemasangan antara lain:
1.4.7.1 Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
1.4.7.2 Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang
dengan skrup
1.4.7.3 Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.
1.5 PEMBERSIHAN
1.5.1 Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih
yang cocok sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi
dipermukaan.
1.5.2 Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat
lembut.
1.5.3 Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
Pasal 31
PEKERJAAN METAL / BAJA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja antara lain ;
3. Persyaratan Umum
a. Semua persyaratan pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan Normalisasi di
Indonesia dan memenuhi persyaratn dari AISC "Specification for fabrication &
erection" 12 januari 1981, untuk pabrikasi dan pemasangannya di
lapangan(Erection).
b. Semua pekerjaan baut(bolt) harus memenuhi persyaratan AISC "Specification For
Structural Joint Bolt"
c. Semua pekerjaan las harus mengikuti "American Welding Society For Arc Welding in
Building Construction Section"
d. Kontraktor bertanggung-jawab terhadap keamanan, kerusakan barang, sampai ke
tempat tujuan. egala kehilangan dan atau kerusakan adalah tanggungjawab
Kontraktor.
74
3. Persyaratan Bahan
4. Persyaratan Teknis
5. Persyaratan Pelaksanaan
c. Memotong dan finish pinggiran bekas irisan, Gilingan, Maratakan dan lain-lain.
1). Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih sama sekali tidak
diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
2). Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5
mm. Terkecuali kalau keadaan sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur tersebut diatas.
d. Menembus, Mengebor dan Meluaskan Lubang
1). Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang
tepat, boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
2). Semua lubang harus di bor.
3). Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambaung, di bor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan di bor atau
diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm
4). Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi yang
akan disambung dan harus dibersihkan.
e. Pemasangan (Erection)
1). Pada waktu akan pemasangan (Erection) rangka dan balok kuda-kuda, semua
angker dan plat dudukan harus sudah terpasang tepat dan tegak lurus pada
tempatnya seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Kontraktor harus meminta
persetujuan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk ketepatan semua angker
dan pelat dudukan.
2). Untuk konstruksi kap/rangka kuda-kuda sebelumnya harus diberikan lawan lendut
(Kontra Seeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
3). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan tersebut
dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
4). Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam.
Pasal 32
PEKERJAAN JALAN HOTMIX
1. Umum
(1) Pembatasan cuaca.
Aspal hotmix akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan pekerjaan dalam keadaan kering juga.
(2) Pengendalian lalu lintas
a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai
dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan
mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Menempatkan rambu-rambu untuk keamanan kerja seperti cone fibregalass,
pita pengaman dan bendera tanda-tanda yang ditempatkan pada lokasi kerja
dan pada jalur lalu lintas kendaraan pada posisi strategis yang mudah dilihat
serta menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
c. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan
separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan lapangan yang
sesuai sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
d. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan melintas di atas permukaan jalan
yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal hotmix dipadatkan
sepenuhnya sampai sesuai pesyaratan dan dapat diterima oleh Pengawas
Lapangan.
77
2. Bahan – Bahan
(1) . AGREGAT
a. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari
batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai
dengan tabel berikut :
b. Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :
c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batau sabak atau semen, serta harus bebas dari
suatu benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100 % lolos
saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos
saringan 0,075 mm.
3. Persyaratan Campuran
(1) Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan aspal.
Komposisi rencana berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada
tabel berikut :
79
4. Pelaksanaan Pekerjaan
(3) Penyebaran
a. Penyebaran dengan mesin
1) Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu
temperatur di dalam batas-batas antara 140º - 110º C.
2) Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan
dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang
melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang
sepantasnya.
81
b. Prosedur pemadatan
1) Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas
pemadatan akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
2) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-
tiba yang akan menimbulkan pergeseran campuran.
3) Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan
bilamana bahan tersebut masih dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk
membuang semua tanda-tanda bekas mesin gilas.
4) Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu
lapangan, penggilasan dimulai dari sisi rendah maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling
sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-
titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan tersebut.
5) Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama
harus bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus
sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
6) Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
semua tanda-tanda bekas mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu
basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarny dan setiap luas
yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor
harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap
bahanbahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan
dibuangoleh kontraktor sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
83
c. Peralatan Pengupas
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit mesin pengupas (cold milling
machine) dengan lebar 2 meter dan mampu mengupas sampai setebal 10 cm
aspal dengan mata pemotong (cutter bit) yang memiliki keausan kurang dari
40 %. Bila diperlukan, maka 1 unit mesin pengupas dengan lebar 80 – 100
cm harus disediakan.
d. Peralatan perata
Kontraktor harus menyediakan peralatan mesin perata (grader) dengan mata
pisau yang baik, lurus dan tajam.
e. Peralatan Penyapu
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit sapu baja mekanis (power
broom) dengan keausan kurang dari 10 % dari panjang asli dan permukaan
sapu harus rata.
f. Kompressor
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor secara khusus
(tidak untuk menjalankan peralatan lain) dengan kapsitas 7 atm, guna
pembersihan permukaan.
g. Truk pengankut
Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut dengan kapasitan cukup
sehingga tidak adal penumpukan material bongkaran di lapangan,
penyediaan truk ini harus khusus untuk mengangkut dan membuang /
menempatkan material bongkaran dan sebelum selesainya kegiatan
pembongkaran, truk pengangkut tidak boleh dipergunakan untuk keperluan
lainnya,
84
h. Peralatan Pengaspalan
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pelaksanaan pengaspalan
mengikuti ketentuan yang daiatur dalam pasal untuk peralatan lapis perekat
dan pasal untuk peralatan pengaspalan.
i. Alat Bantu Lain
Kontraktor harus menyediakan alat bantu lain berupa gerobak pengangkut,
sraight-edge, termometer logam dengan kapasitas 80º - 200º C, pengki, sapu
lidi, sekop, cangkul, belincong dan alat bantu lainnya untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 33
PEKERJAAN BETON KANSTIN DAN BATU SIKAT
A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyiapan
peralatan kerja, bahan-bahan/material Beserta alat-alat bantu lainnya yang
nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, agar pekerjaan ini
dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan pemasangan beton kanstein pracetak dilaksanakan pada seluruh
daerah seperti dinyatakan/disebutkan dalam gambar detail atau yang
ditunjukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
3) Ukuran beton pra cetak yang dipergunakan tebal 10 cm atau 20 cm x 40 cm
panjang, atau sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen gambar.
4) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan adalah
menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
5) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar dan Bill Of Quantity.
6) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan pekerjaan beton/beton ber-tulang, atau mengikuti
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam
spesifikasi ini.
B. PERSYARATAN BAHAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah galian tanah, urugan pasir dan lain
sebagainya.
2) Pekerjaan pemasangan beton kanstin pracetak dilaksanakan sebagai batas
tepi kiri dan kanan jalan/parkir/pedestrian dan tempat-tempat lainnya seperti
diperlihatkan dalam dokumen gambar. Beton kanstin/beton tepi yang
dimaksud adalah terbuat dari beton campuran 1 pc : 2 pasir .- 3 split
pracetak, yang dicetak dengan cara beton expose tanpa difinish dengan
plester dan acian. Kekuatan karakteristik dari beton pracetak minimal 225
kg/cm2 (beton mutu K225). Cetakan harus terbuat dari plat baja t = 2 mm
diperkuat dengan besi siku L.30.30.3 mm.
3) Ukuran beton kanstin pracetak yang dipergunakan adalah 15/30 x 40 cm,
atau sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen gambar.
C. CARA PELAKSANAAN :
1) Galian tanah pada tepi jalan/parkir/pedestrian yang akan dipasang beton
kanstin sedalam 20 pemadatan dasar galian dengan stamper hingga
mencapai kepadatan maksimum 95 % Standard.
2) Hamparkan pasir urug setebal 10 cm, untuk dasar beton kanstein dan
padatkan dengan stamper hingga mencapai kepadatan maksimum 95 %
Standard. Kalau perlu waktu pemadatan boleh disiram dengan air
secukupnya. Pasir urug yang digunakan harus memenuhi syarat NI-3.
3) Kemudian pasang beton kanstin pracetak yang jarak antara (naat) satu
dengan yang lainnya selebar 1 cm dan diberi adukan 1 pc : 2 pasir, untuk
mempersatukan beton kanstin supaya tidak bergerak/bergeser. Permukaan
atas kaki bawah beton kanstein harus benar-benar rata dengan permukaan
atas jalan/.parkir/pedestrian.
4) Pada tempat-tempat tertentu harus dipasang beton kanstin inlet untuk
pembuangan air hujan, kalau tidak ditentukan lain, maka jarak antara beton
kanstin type i dipasang setiap jarak 6 meter- 10 meter.
86
Kecuali pada bagian tikungan atau belokan bilamana perlu harus dipasang
pada jarak yang lebih dekat.
5) Bentuk, ukuran-ukuran detail lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam,
dokumen gambar.
6) Untuk dapat menyaring kotoran-kotoran/sampah agar tidak masuk saluran
(drainase), lubang-lubang inlet harus dipasang grill dari kawat anti karat
dengan minimal 6 mm jarak antara 1-2 cm.
7) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
A. LINGKUP PEKERJAAN:
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, peralatan
kerja, bahan dan alat-alat bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar pekerjaan ini dapat terlaksana
dengan baik dan memuaskan-
2) Pekerjaan pemasangan lapisan pearl stone (batu sikat) dilaksanakan
pada bagian bangunan sebagaimana ditunjuk dalam gambar detail.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini menjadi beban dan tanggung jawab pelaksana pekerjaan.
4) Cara pelaksanaan, volume dan detail-detail lainnya sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar dan Bill Of Quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan pemasangan Pearl Stone
(batu sikat) atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
lain yang sejenis dalam spesifikasi ini.
6) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982.
7) Peraturan maupun Standard Internasional bagi jenis pekerjaan yang
belum mempunyai Standar Indonesia (AASHO, ASTM).
B. PERSYARATAN BAHAN
1. Yang dimaksud pekerjaan ini adalah pembuatan perkerasan lapisan yang
diatasnya dilapis/menggunakan Pearl Stone (batu sikat).
2. Pearl Stone (batu sikat) yang dipergunakan adalah Ex. Flores atau yang
setara dengan ukuran 5 x 40 x 40 cm, jika tidak ditentukan lain oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Adukan spesi yang dipakai adalah harus campuran I pc, 3 pasir, tebal
maksimum 4 cm dengan lebar siar maksimum 2 mm dan pemasangan harus
saling tegak lurus.
4. Semua bidang yang akan dilapisi dengan pearl stone (batu sikat) terlebih
dahulu diberi lapisan beton setebal 8 cm.
5. Pemotongan bahan untuk keperluan sambungan harus dilakukan dengan
mesin pemotong khusus dengan kualitas balk.
6. Hasil pemotongan harus benar-benar rata dan lurus.
7. Sebelum melaksanakan pekerjaan pelaksana harus menyampaikan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
mendapat persetujuan.
8. Pekerjaan pemasangan Pearl Stone (batu sikat) ini harus dilaksanakan oleh
pekerja yang nyata-nyata Ahli dibidangnya agar didapat hasil pekerjaan yang
baik dan memuaskan.
87
PASAL 34
PEKERJAAN U-DITCH
I.TAHAPAN PERSIAPAN
Mempersiapkan gambar perencanaan dan melakukan survey lokasi, output yang
dihasilkan adalah ukuran awal
Terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran longitudinal (untuk mencari trase
saluran dan batas pembebasan) dan pengukuran cross section (untuk mencari
saluran)
survey lokasi diperlukan untuk mengetahui apakah pada area kerja terdapat saluran
lain dengan fungsi sejenis, atau saluran lain dengan fungsi berbeda sehingga dapat
dilakukan pengaturan berupa saluran bersusun
perlu diperhatikan juga tata letak material, peralatan, ruang istirahat pekerja, serta
direksi kit, kebutuhan ruang-ruang tersebut dapat menghabiskan ruang jalan.
sehingga diperlukan pengaturan jalur lalu lintas jalan raya agar tidak mengganggu
pekerjaan pemasangan saluran air serta keamanan pekerja. area pekerjaan dibatasi
dengan cone dengan perhitungan panjang area yang dibatasi mempertimbangkan
area transisi, area stabilisasi, area kerja, serta area terminasi.
pada area stabilisasi dapat diletakkan bahan material dan perletakan peralatan
termasuk alat berat yang digunakan, area jalan satu-satunya harus bersih dari
semua pekerjaan, alat dan bahan sehingga tidak menutup jalur lalu lintas secara
keseluruhan.
apabila trase saluran sangat panjang biasanya saluran dibagi menjadi beberapa titik
pekerjaan sebagai acuan dasar elevasi saluran yang nantinya akan disambung ke
kanan atau kiri saluran. hal ini untuk mendapatkan elevasi sesuai dengan
perencanaan.
PASAL 35
PEKERJAAN TAMAN
a. Lingkup Pekerjaan.
- Penanaman rumput
- Penanaman pohon peneduh / pelindung seperti tercantum dalam gambar
rencana.
b. Persyaratan Pekerjaan Penanaman.
- Dalam hal melaksanakan pekerjaan persiapan, pembentukan dan
pembersihan tanah jauh sebelum penggalian lubang tanaman harus sudah
dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar, uraian dan syarat
yang tertulis.
- Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
89
d. Penyiangan
Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi tanaman
pohon dan rumput yang tertanam.
90
Untuk tanaman rumput, penyiangan ini perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam.
Alat yang dipakai adalah pancong atau cangkul garpu kecil.
e. Penggantian Tanaman
Kontraktor wajib mengganti setiap kali jika ada tanaman hias, pohon peneduh
dan rumput yang rusak atau mati.
Semua penggantian dengan tanaman dan rumput baru adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna daun dan
bunga dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam serta harus dengan
persetujuan Pengawas.
Penggantian tanaman dan rumput harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin
jangan sampai merusak tanaman dan rumput lain disekitarnya pada saat
mencabut dan menanam yang baru.
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk
penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus tetapi
beda waktu selang 2 minggu.
Pasal 36
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN
36.4 Syarat ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Persyaratan
umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, dan tidak pada tanah
berlereng, curam atau labil.
2. Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari septic tank dan berjarak
minimal satu meter dari pondasi bangunan.
91
3. Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter
di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah
minimum 1,50 meter pada musim hujan
PASAL 37
PEKERJAAN INTERIOR
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PERSYARATAN UMUM
2.1.1 Dalam hal terjadi perbedaan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada dalam buku uraian pekerjaan ini maupun perbedaan yang terjadi akibat
keadaan di lapangan, kontraktor diwajibkan melaporkannya kepada direksi
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lapangan
setelah terlebih dahulu direksi berunding dengan perencana.
2.1.2 Semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.
2.1.3 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka sebelum memulai
pekerjaan, kontraktor diwajibkan terlebih dahulu memperhatikan dan meneliti
semua ukuran yang tercantum dalam gambar kerja seperti peil-peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan detail lainnya dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2.2.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak maupun yang diminta
oleh direksi/perencana.
2.2.2 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
2.3 KOORDINASI
2.5.2 Sebelum dipasang, semua bahan harus disetujui oleh direksi, contoh bahan
yang akan digunakan harus diserahkan kepada direksi minimum sebanyak
empat buah.
2.5.3 Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam buku uraian
pekerjaan ini di maksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Apabila kontraktor dapat
mengusulkan produk lain sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai
kualitas sama dengan yang tersebut dalam buku uraian pekerjaan ini kepada
direksi, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai pengganti.
2.5.6 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih serta bentuk
komponen jadi akan diinformasikan tidak lebih dari tujuh hari kalender setelah
penyerahan contoh bahan atau komponen jadi tersebut.
2.5.7 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan komponen jadi harus sesuai
dengan persyaratan pabrik yang bersangkutan, atau sesuai dengan spesifikasi
bahan tersebut.
2.6.1 Semua bahan untuk pekerjaan ini apabila dianggap perlu harus ditinjau dan
diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan
oleh direksi.
96
2.7.1 Semua ukuran dan posisi di lapangan harus tepat sesuai dengan gambar
kerja. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di
lapangan untuk setiap bagian pekerjaan.
2.7.2 Kontraktor harus memasang tanda di lapangan sebagai patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan yang ditentukan pada
gambar kerja.
2.7.3 Apabila terjadi perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan di lapangan,
kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada direksi untuk mendapatkan
pemecahannya. Tidak dibenarkan kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan direksi.
4.2.1.1 Mutu dan kualitas kayu adalah kayu lokal sesuai dengan persyaratan bahan
yang berlaku di Indonesia.
4.2.1.2 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering (oven), lurus, tanpa
cacat mata kayu, putih dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti
tertera pada gambar kerja.
4.2.1.3 Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kayu, material yang digunakan harus
sesuai contoh yang disetujui direksi dari setiap jenis-jenis kayu yang dipilih.
4.2.1.5 Harus dihindarkan adanya cacat-cacat kayu baik yang merupakan cacat
bawaan seperti terlalu banyaknya mata kayu, putih kayu, pecah-pecah atau
cacat yang terjadi karena kesalahan proses penebangan, pemotongan dan
penyimpanan seperti melenting, menggeliat dan kebiruan (blue stain) serta
cacat lain yang tidak dapat memenuhi standar untuk pekerjaan ini.
98
4.2.1.11 Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dinabolt, kawat dan lain-lain harus
di galvanis sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.
f. Bentuk, ukuran, profil, nat dan peil yang tercantum dalam gambar kerja
adalah hasil jadi/finish. Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan
direksi/perencana, maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan.
i. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus setelah dempul
kering digosok ampelas halus.
l. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0.5 cm setiap 2 m2.
m. Permukaan kayu yang terlihat atau yang akan dilapisi dengan bahan
material lain harus diserut sedemikian rupa sehingga siap menerima
bahan/material tersebut.
Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan
dempul atau sejenisnya, kecuali diisyaratkan oleh direksi.
n. Kayu harus dipotong menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan
oleh direksi atau dalam gambar kerja. Kayu yang telah dipola tersebut
diserut dengan mesin, kemudian dengan serutan tangan untuk
sambungan-sambungan. Untuk sambungan sambungan seperti tenon,
ekor burung layang-layang (dove tail), dowel atau tipe sambungan lain
harus dikerjakan mesin dengan toleransi 0 mm.
r. Pada bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas
penyetelan penunjang atau penyiku.
t. Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala benturan,
pecah, retak noda dan cacat lain.
Apabila hal tersebut diatas ditemui, maka kontraktor harus membongkar
dan mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah
tanggung jawab kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
u. Bahan Penguat.
Bahan penguat sekrup, paku dan sebagainya terbuat dari kuningan
atau metal antikarat.
Sekrup yang terlihat harus sesuai dengan penyelesaian hardware.
Sekrup yang terlihat harus ditanam dan lubangnya ditutup kayu dengan
warna dan serat yang sama. Lubang bekas paku pada permukaan yang
terlihat, ditutup dempul kayu warna sama.
5.1.2.2 Merk, nomor catalog, warna dan sebagainya, plastic laminate decorative
harus sesuai dengan bagan spesifikasi bahan dan finishing.
Untuk permukaan yang datar digunakan plastic laminate dengan ketebalan 1.2
mm. Merk Taco/ setara
5.2.3.1 Lem yang dipergunakan bahan dasarnya urea dan harus tahan air, sesuai
dengan instruksi pabrik. Lem dengan dasar karet dan contact adhesive tidak
boleh dipergunakan.
5.2.3.3 Pelapisan tidak boleh diterapkan pada kayu dengan kadar kelembaban
lebih dari 15 % atau ruangan yang bersuhu kurang dari 150 C [60 F].
5.2.3.6 Arah serat dari plastic laminate harus ditunjukkan dalam gambar
kerja/detail. Permukaan plastic laminate tidak boleh diampelas.
5.2.3.7 Finish plastic laminate adalah standard setin atau furniture sesuai dengan
yang disyaratkan.
6.4.1.1 Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan ceiling gypsum board dan
pekerjaan lainya seperti tercantum dalam gambar kerja.
Pada pekerjaan ceiling langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan
lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
langit-langit.
6.4.1.2 Bahan rangka yang digunakan, untuk :
Ceiling Gypsum datar/berundak, ex. Jayaboard tipe Concealed Grid Ceiling
System beserta kelengkapannya.
6.4.1.3 Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit pekerjaan lain yang terletak
di atas langit langit harus sudah terpasang.
6.4.1.7 Pola rangka penggantung langit-langit sesuai dengan gambar rencana dan
diperhatikan benar-benar peilnya.
103
7.2.2.1 Bahan harus dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam, jenisnya
sesuai dengan bidang permukaan yang akan diberi lapisan cat.
Seluruh bahan harus sesuai dengan standard bahan yang berlaku di
Indonesia Produk ICI Dulux/setara, warna sesuai colour scheme material.
7.2.2.3 Bahan yang didatangkan harus langsung dari pabrik, masih tersegel dalam
kemasannya dan tidak cacat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari
produk yang dipilih mengenai kemurnian cat.
7.2.3.2 Lakukan pengecatan dengan cara terbaik yang umum dilakukan, kecuali
apabila disyaratkan lain. Urutan pengecatan, penggunaan lapisan dasar dan
tebal lapisan penutup minimal sama dengan syarat yang dikeluarkan pabrik.
7.2.3.3 Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukan tanda-tanda sapuan roller maupun semprotan. Tebal
minimum dari tiap lapisan jadi/finished minimum sama dengan syarat
spesifikasi pabrik.
7.2.3.4 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
7.2.3.6 Peralatan seperti kipas, roller, sikat kawat, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik.
7.2.3.7 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan apabila disetujui direksi.
7.2.3.8 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi
terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
7.2.3.10 Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat yang rata tidak
berbintik-bintik atau menggelembung dan hasilnya harus dijaga terhadap
kotoran yang mungkin melekat. Bila hasil pekerjaan tidak disetujui oleh direksi,
maka pengecatan harus diulang dan diganti.
7.2.3.11 Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali apabila ada cat dasar atau
cat finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukan oleh
direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor dan bukan sebagai
pekerjaan tambah.
8.1.1.2 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan bahan, alat bantu yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
pekerjaan interior seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
3.5.2.1 Spesifikasi :
- Jenis : Stainless Steel
- Tebal : 0,8 mm
- Finish : hair line
Desain disesuaikan dengan gambar kerja.
a. Kaca.
- Jenis a. Clear float glass, , kaca 12 mm tempered , 6 mm
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan
yang berlaku di Indonesia
9.1.3.3 Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
9.1.3.4 Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar
kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk direksi.
9.1.3.5 Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus,
sesuai standar pabrik.
Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus digurinda
dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus
diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm
batas garis sambungan dengan kaca.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan Kusen, Pintu interior area Back
office dan Toilet.
Spesifikasi :
- Jenis : - Kusen Alumunium ex. alexindo
- Karet kaca / Sealant
- Ukuran : 4 x 10 cm
- Produk : ex. alexindo
- Profile Seri : Finished Good : SA-70 & YCB – 110
- Finishing : Anodize Plus
PASAL 38
PEKERJAAN FURNITURE
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. GAMBAR DETAIL
2.1 Spesifikasi dibawah ini bersifat umum dan harus digunakan bersama
gambar-gambar detail dari item-item furniture khusus.
2.2 Item-item yang selesai harus sesuai dengan gambar detail maupun
dengan spesifikasi ini.
3. GAMBAR KERJA
4. CONTOH PROTOTIP
6. PEKERJAAN KAYU
6.2.1 Mutu dan kualitas kayu adalah kayu lokal sesuai dengan persyaratan
bahan yang berlaku di Indonesia.
6.2.2 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering (oven), lurus,
tanpa cacat mata kayu, putih dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi
seperti tertera pada gambar kerja.
6.2.3 Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kayu, material yang digunakan
harus sesuai contoh yang disetujui direksi dari setiap jenis-jenis kayu
yang dipilih.
6.2.4 Jenis kayu yang dipergunakan :
a. Menggunakan kayu solid berkualitas baik dengan serat lurus.
b. Plywood/multiplex dari produk lokal yang berkualitas baik. Setiap
lembar plywood yang dipakai harus mempunyai tanda/cap dari
pabrik pembuat.
c. Kayu kamper oven solid untuk rangka (unfinished), ruang lingkup
sesuai gambar kerja.
6.2.5 Harus dihindarkan adanya cacat-cacat kayu baik yang merupakan cacat
bawaan seperti terlalu banyaknya mata kayu, putih kayu, pecah-pecah
atau cacat yang terjadi karena kesalahan proses penebangan,
pemotongan dan penyimpanan seperti melenting, menggeliat dan
kebiruan (blue stain) serta cacat lain yang tidak dapat memenuhi
standar untuk pekerjaan ini.
110
6.2.7 Khusus untuk pekerjaan finishing kayu baik yang masuk kedalam
kelompok kayu padat, papan maupun lapisan dekoratif persyaratan
finishing yang diminta adalah :
a. Pada dasarnya persyaratan finishing yang dipakai adalah natural
dengan melamic finish, syarat intensitas warna sama antara satu
bagian kayu dengan lainnya.
b. Finishing bersifat “open pore” (pori-pori kayu terbuka), exposed grain
(serat nyata dan terasa apabila diraba), warna natural.
c. Bagian-bagian kayu yang telah di-finish tidak boleh menampakkan
adanya paku, skrup bekas paku maupun dempulan.
d. Finishing (top coat) yang digunakan adalah dari jenis polyurethane.
e. Bahan perekat yang dipakai dalam prefinishing adalah perekat
formaldehide.
f. Bahan perekat ini juga berlaku pada pekerjaan-pekerjaan veneer
setting, inlay, banding.
g. Pembuatan persiapan pemasangan alat-alat pengancingan yang
terbuat dari logam (iron mongery) pada kayu halus dikerjakan
dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapihan dan ketepatan
yang setinggi-tingginya.
6.2.11 Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dinabolt, kawat dan lain-lain
harus di galvanis sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di
Indonesia.
111
6.2.13 Dempul yang dipakai adalah tipe B sesuai dengan referensi persyaratan
bahan yang berlaku di Indonesia.
7.3.1.1 Lem yang dipergunakan bahan dasarnya urea dan harus tahan air,
sesuai dengan instruksi pabrik. Lem dengan dasar karet dan contact
adhesive tidak boleh dipergunakan.
7.3.1.6 Arah serat dari plastic laminate harus ditunjukkan dalam gambar
kerja/detail. Permukaan plastic laminate tidak boleh diampelas.
7.3.1.7 Finish plastic laminate adalah standard setin atau furniture sesuai
dengan yang disyaratkan.
8.1.3.3 Pola pemasangan granit dan ukuran harus sesuai dengan gambar
atau petunjuk Direksi/Perencana.
8.1.3.4 Pemasangan granit harus rata, waterpas, rapi terhindar dari kotoran
kotoran bekas lem
115
PASAL 39
PEKERJAAN MEKANNIKAL, ELEKTRIKAL DAN
PLUMBING
1. PENDAHULUAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Sistem yang termasuk dalam paket pekerjaan Tender adalah:
- Instalasi sistem tata udara dan ventilasi mekanis
- Instalasi sistem pemadam kebakaran
- Instalasi sistem plumbing
- Persampahan
- Instalasi sistem listrik arus kuat
- Instalasi sistem listrik arus lemah
Dan semua yang ada di dalam gambar, spesifikasi teknis, Bill of Quantity dan berita acara rapat
penjelasan atau klarifikasi termasuk dalam lingkup pekerjaan.
Semua kegiatan baik dari persiapan pemasangan, pengadaan, pemasangan, perizinan, perbaikan,
perawatan sehingga semua sistem yang tertera di atas dapat berjalan sempurna termasuk dalam
lingkup pekerjaan.
Peralatan bantu ataupun kelengkapan yang tidak tertulis dan / atau tidak tergambar tetapi harus
dipasang untuk menjamin sistem dapat berjalan sempurna termasuk dalam lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan dapat berubah jika dikatakan lain saat penjelasan tender, klarifikasi dan negosiasi
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Peraturan dan Standar Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Regulasi
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 02 tahun 1985 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Sistem Proteksi Kebakaran
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982.
- Peraturan Perumtel No. 5 tahun 1977 dan No. 1 tahun 1979, tentang Tata Cara
- SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik.
- KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000, tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Kebakaran
pada Bangunan Gedung.
- KEPMENEG PU No.11/KPTS/2000, tentang Teknis Management Penanggulangan
Kebakaran di Perkotaan.
- Peraturan Pemda Setempat
- Peraturan Kapolda Metro Jaya No 2 Tahun 2005.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 52 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.29/PRT/M/2006 : tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
- Undang-Undang no. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no.12/PRT/M/2009 : tentang Pemanfaatan Air Hujan.
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 : tentang Syarat- syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.112 tahun 2003 tentang : Baku Mutu Air
Limbah Domestik
3. Standard Lainnya
- VDE, ISO, BS, LMK dan IEC.
- ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers).
(Untuk pedoman dari ASHRAE, digunakan ASHRAE Pocket Guide for Air Conditioning,
Heating, Ventilationing, Refrigeration terbitan 1997 terutama chapter 1 - 7 & 11 - 13, dan
ASHRAE Handbook of Foundamental, 1981).
- SMACNA (Sheet Metal & Air Conditioning Contractors National Association). (Untuk
pedoman dari SMACNA, digunakan HVAC System Duct Design Third Edition, terbitan 1990
terutama chapter 13 s/d 12 & 14).
- Carrier "Handbook of Air Conditioning System Design" by Mc. Graw - Hill, Inc.1995,
terutama part 2 & 3.
- Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Instalasi Telephone dan Sentral PABX
- Plumbing System Design & Maintenance (Soufyan Nurbambang & Morimura)
- PN Gas: Petunjuk Instalasi Pipa Gas di Industri dan Komersil
118
4. Petunjuk Perencanaan
- Petunjuk perencanaan dari Pihak Yayasan & Panitia Pembangunan
5. Petunjuk Instansi
- Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, Departemen
Kesehatan dan lain-lain.
2.2. Gambar-Gambar
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya. Jika terdapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknik,
dan tidak ada klarifikasi pada dokumen setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada
persyaratan teknis.
Sebelum mengajukan penawaran, pemborong wajib menghitung dan mempelajari kembali gambar
yang diserahkan pada saat aanwijzing sehingga tidak ada alasan meminta kerja tambah dikarenakan
perbedaan gambar, spesifikasi dan BQ.
Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperlihatkan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
Gambar-gambar Arsitek dan Struktur dan Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Pemberi
Tugas / MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan
instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (as-built drawing) yang
disertai dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada MK sebelum
penyerahan pertama dalam rangkap 5 terdiri dari 1 (satu) kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta
dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi beserta 3 (tiga) set copy CD.
Pemborong wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang sudah terpasang
perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing dilakukan setelah semua sistem instalasi
sudah terpasang dengan lengkap dan benar. Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk
pembuatan final as-built drawing.
Pada setiap gambar "as-built", harus tercantum:
1. Judul gambar.
2. Nomor gambar dan jumlah lembar gambar.
3. Tanggal dan nomor revisi gambar
119
2.3. Koordinasi
1. Pemborong instalasi ini wajib bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
b. Lokasi dan dimensi peralatan utama terhadap ruang dan instalasi M&E yang ada.
c. Elevasi pipa-pipa, peralatan utama, jalur kabel
d. Gambar detail dan potongan yang dianggap perlu.
10. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja dengan acuan tersebut diatas, Kontraktor harus
sudah mempelajari material ataupun peralatan yang akan digunakan, keadaan lapangan,
gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya.
11. Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus yang
sudah disetujui oleh Pemberi Tugas / MK.
12. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera
menghubungi Pemberi Tugas. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan
yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
13. Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Kontraktor Khusus harus melengkapi dengan seleksi
data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga). Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur
unit yang dipilih dengan memberikan tanda. Data-data pemilikan meliputi:
a. Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas,
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
b. Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang
ada kaitannya dengan unit tersebut.
c. Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang
dibeberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
d. Sertifikat dari pabrik pembuat yang menyertakan:
Factory test certificate untuk peralatan yang ditawarkan.
Sertificate of origin dari negara asal untuk peralatan dan bahan yang ditawarkan.
14. Kontraktor wajib melakukan perbaikan atau penggantian kerusakan yang disebabkan karena
pemotongan dan pengeboran lantai, dinding dan ceiling yang diperlukan untuk pemasangan
instalasi. Perbaiki semua kerusakan pada gedung, pemipaan, peralatan atau finishing dengan
material yang sesuai dengan aslinya, dan pasang sesuai dengan spesifikasi.
15. Proses pelubang core-drill melalui slab harus dengan alat yang sesuai untuk keperluan ini.
Semua opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi harus ditutup kembali
dengan concrete dan waterproof bila diperlukan.
16. Semua panel listrik, jalur kabel, dll harus di cek terlebih dahulu sebelum mengaktifkan
peralatan.
17. Menyediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran yang
cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup untuk mengatasi
penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk pembayaran ke pihak lain jika
diperlukan.
18. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik dengan
pemborong lain yang terkait untuk mencapai hasil pekerjaan yang sempurna bagi semua
pihak. Jika terjadi resiko ketidaksempurnaan pekerjaan, bongkar pasang pekerjaan,
121
2.5. Instalasi
1. Umum
Semua peralatan dan alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang
secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan petunjuk dan
instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat
bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan
a. Semua landasan untuk peralatan ukurannya sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan.
b. Konstruksi dan perhitungan kekuatan landasan peralatan dilakukan oleh perencana
atau pelaksana struktur.
c. Untuk inertia block, seluruh panjang / lebar dari sisi-sisi sudut diperkuat dengan besi
siku dan concrete block-nya sendiri harus memakai reinforcement bar.
d. Diperlukan earthquake bumper untuk mencegah terjadinya gerakan yang berlebihan
pada saat peralatan dihidupkan, dimatikan ataupun saat gempa (khusus bagi landasan
/ inertia block yang menggunakan vibration isolator).
3. Platforms
Untuk peralatan seperti fan atau sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu platform,
maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi siku yang dilas atau dibautkan, atau
dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
4. Penetrasi plat lantai dan atap
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi
dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi tersebut sehingga
konstruksinya betul-betul kedap air.
5. Pencapaian Peralatan
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, di servis dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga accessories pipa
dan duct seperti valve, trap, clean out, damper, filter, venting. Untuk itu Kontraktor dalam
122
pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories
tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
6. Disamping itu Kontraktor juga harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan
pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang
berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
7. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut sehubungan dengan letak
peralatan / accessories dan kaitannya dengan Arsitek / Interior perlu dibicarakan dengan
Direksi untuk disetujui.
8. Perlindungan Peralatan dan Bahan
Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah atau belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak,
cacat atau mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembap)
ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya. Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-
peralatan, material bantu, dll, dibersihkan atau ditest dan di-adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang
rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
9. Pengecatan
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak di galvanis harus
dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari
grease, minyak dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar
anti karat & cat finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan yang cat
pabriknya rusak / cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan lain sebagainya, maka harus
dicat kembali sesuai aslinya atau warna yang ditentukan Direksi.
10. Anti Karat
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlakukan
untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain sebagainya) harus
dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya cat finish dengan warna dan
jenis cat yang ditentukan Direksi. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
11. Vibration isolation harus dari jenis yang tahan karat. Bila vibration isolator berada di udara
terbuka (kena hujan) maka harus tahan karat dan selanjutnya dilapis PVC coat dan bituminus
paint.
12. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas las-lasan,
dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
13. Sleeve, Peralatan Yang Tertanam di Dinding
a. Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam / menembus concrete
atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai detail pemasangan. Untuk itu,
ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan
Direksi dan disertai gambar detail.
b. Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance 3/4" jika
pipa berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 3/4" antara isolasi dan sleeve menembus
atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa atau
duct clereance harus diisi dengan fibre glass dan diseal dengan coulking compound.
123
bersangkutan dan Pemberi Tugas selama permintaan tersebut tidak bertentangan dengan
ketentuan ini.
10. Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
e. Pemborong boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat.
f. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
g. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
h. Tidak meminta pertambahan ruang.
i. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
j. Tidak menurunkan mutu.
11. Syarat-syarat Fisik
a. Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek atau
dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan tersebut
diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.
c. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau merknya, hal
ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakterisitik.
j. Sebanyak rangkap 3 termasuk 1 (satu) set asli beserta 3 set copy diserahkan kepada
Pemberi Tugas / MK.
2.14. Perizinan
Pengurusan izin-izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong atau disesuaikan dengan kontrak kerja.
128
5. Apabila terjadi penyimpangan (baik mengenai lokasi jenis pekerjaan, kualitas dan kuantitas
maupun jadwal) terhadap rencana dan gambar, maka segera pada saat diketahui adanya
penyimpangan, Pemilik / wakilnya memberi teguran / peringatan.
a. Teguran / peringatan tersebut pada butir di atas oleh Pemilik / wakilnya diberikan
kepada Kontraktor Khusus dengan lisan dan tertulis secara bertahap:
b. Teguran lisan, segera pada saat diketahui adanya penyimpangan.
c. Teguran I
Dikeluarkan 1 (satu) hari setelah teguran lisan menyebutkan dengan jelas lokasi,
jenis pekerjaan, kualitas & kuantitas maupun jadwal yang dianggap tidak sesuai
dengan Rencana Kerja, Syarat Administrasi, Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja.
d. Teguran II
Dikeluarkan bila Kontraktor Khusus ternyata tidak melaksanakan isi Surat Teguran I.
e. Peringatan I
Dikeluarkan selambat-lambatnya dalam waktu 3 hari kerja setelah surat teguran II
disampaikan, Kontraktor tetap tidak melaksanakan isi teguran tersebut.
f. Peringatan II
Selambat-lambatnya setelah 3 (tiga) hari kerja Kontraktor masih belum
melaksanakan isi dari Surat Peringatan I, maka dikeluarkan surat Peringatan II yang
merupakan Surat Peringatan Terakhir.
g. Setelah Kontraktor Khusus menerima surat-surat Teguran I, Teguran II, Peringatan I
dan Peringatan II, Kontraktor wajib melaksanakan isi surat-surat tersebut selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja.
h. Surat-surat teguran dan / atau peringatan yang telah dikeluarkan tidak dapat dicabut
kembali.
i. Bila batas waktu yang ditetapkan dalam Surat Peringatan II diabaikan maka
Kontraktor Khusus akan dikenakan sangsi Denda kelalaian oleh Pemilik / wakilnya.
8. Pressure Testing
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit, sebelum
pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRV/VRF system dinyalakan, pekerjaan
pemipaan harus di test tekanan dengan memakai dry nitrogen sesuai table dibawah ini dan
dicek ulang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi:
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan sistem dengan memakai torque wrench
dengan torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini:
Kgf.cm N.cm
9. Sistem pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755 mmHg) dan ditahan
pada kondisi ini selama 1 (satu) jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa
dengan memakai 2 stage vacuum pump.
10. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit disambungkan pada koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik
dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan
merefer ke installation manual dari pabrik. Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan
peralatan yang sesuai dan dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik. Jumlah tambahan
dari refrigerant ini harus disupply oleh Kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan
dari pabrik. Pressure test harus dilakukan oleh Kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik. Proses vacuum sistem pemipaan harus dilakukan oleh Kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
11. Indoor Unit
a. Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada di dalam
data peralatan. Terdiri dari komponen dasar fan, evaporator coil dan electronic
proportional expansion valve. Electronic proportional expansion valve harus bisa
mengontrol aliran refrigerant ke dalam unit indoor sesuai dengan beban pendinginan
135
yang dibutuhkan oleh ruangan. Control response harus memakai tipe proportional
integral derivative (PID).
b. Fan haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt AC, 1
phase dan 50 Hz. Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external
yang sesuai dengan spesifikasi dan digambar. Filter udara untuk tipe ducted haruslah
disupply oleh Kontraktor pemasang.
c. Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik. Coil evaporator
haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke alumunium
fin secara mekanis. Fasilitas auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling
haruslah standard dari pabrik.
12. Control
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75 - 1.25 mm2 tipe PVC
nonscreened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga
harus dilengkapi dengan automatic address setting function yang merupakan standard.
Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi on / off switching, fan
speed selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang
menampilkan temperature setting, operational mode, malfunction code & filter cleaning
timing. Juga bisa menampilkan malfunction code untuk keperluan maintenance. Kontraktor
pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan oleh
perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam training yang
diikutinya.
13. Equipment Compliant with RoHS Directive
Material yang dipakai untuk membuat unit outdoor dan indoor haruslah memenuhi the RoHS
directive (restriction of harzardous substances) pada komponen electrical dan electronic-nya.
14. Equipment Maintenance & Warranty
Supplier harus memberikan garansi 12 bulan warranty unit (tidak termasuk consumable
materials seperti refrigerant, oil, air filter, fuses) and labour dari tanggal startup atau 18 bulan
setelah unit dikapalkan dari pabrik terhitung yang mana yang lebih dahulu. 3 kali warranty
visit harus dilakukan selama masa warranty untuk memeriksa kondisi unit (tidak termasuk
pekerjaan pembersihan), laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling lambat 1
(satu) minggu setelah setiap visit dilakukan, Kontraktor pemasang harus memberikan garansi
pemasangan selama 12 bulan terhitung dari tanggal hand over.
15. Building Centralized Control System
Sebuah sistem centralized controller dengan merk yang sama dengan unit AC haruslah
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Monitoring operasional dari sistem AC.
b. Start / stop untuk semua indoor unit.
c. Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dari seluruh indoor unit.
d. 1 (satu) tahun schedule dari operational system.
e. Mengukur konsumsi listrik dari setiap indoor unit dan outdoor unit, serta menyimpan
data ini dalam spread sheet computer dimana bisa dikonversikan ke Microsoft Excel
sehingga bisa melakukan billing system kepada tenant.
f. Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC.
16. Call Center
Supplier haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 jam sehari, 7
hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna jual.
136
3.4.2 Pemasangan
a) Setiap condensing unit harus diberi pondasi/dudukan yang kuat.
b) Unit AC yang dipasang harus terhindar dari api dan kebocoran gas.
c) Setiap penempatan out door maupun indoor unit harus diberi spasi untuk
memudahkan maintenance dan menjaga sirkulasi aliran udara di kondensor,
minimum harus sesuai dengan rekomendasi peralatan/pabrik.
d) Air kondensasi dari unit AC harus disalurkan ke pipa drain yang khusus disediakan
untuk keperluan ini.
137
e) Kabel listrik yang menuju ke setiap unit harus dipasang di dalam conduit yang
terbuat dari bahan PVC, dengan menggunakan flexible connection pada sambungan
dekat terminal.
f) Semua unit AC harus dilengkapi dengan thermostat yang mengatur suhu ruangan
konstant.
3.5. Fan
1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti untuk toilet,
janitor, gudang, musholla, pressurized pada tangga kebakaran, smoke fan. Pada ruang-ruang
M&E, ruang panel dan sebagai intake fan pada beberapa unit AHU.
2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "daftar
peralatan" yang menyertai dokumen ini.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
b. Sound power level harus dilengkapi dalam dB dengan Re-10E12 watt pada octave
band mid frequency 63 s/d 4000 Hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya dan
dalam batas-batas yang normal.
3. Spesifikasi Teknis
a. Axial Fan
i. Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
ii. Material fan-long casing, hot dipped galvanized steel, impeller alluminium
diecast, shaft dari bahan carbon steel-pelumasan grease ball bearing.
iii. Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
iv. Harus dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet
suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau
dijelaskan pada daftar peralatan).
v. Rating daya motor fan harus mampu pada kedudukan blade pada sudut
paling besar.
138
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan penampang
laluan udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut, berarti penampang
harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari BJLS dengan lockforming quality, bending celah "0" (nol). e.
Material
Material ducting adalah baja lembaran lapis seng (BJLS) kelas lunas (L), kwalitet 1
(satu) sesuai standard SNI 07-2053-1995 dengan berat nominal lapisan seng 183
gram/m2.
4. Konstruksi Ducting BJLS
a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure
didalam duct sampai 1" WG atau sampai dengan 2" kolom air.
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-
hal yang harus dipenuhi diluar standar tersebut.
c. Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah sebagai berikut:
(kecuali bila dinyatakan lain pada gambar).
d. Ukuran sisi terpanjang galvanized sheet metal:
Type Intermediate
reinforcement dan jarak
Sisi Duct Ukuran
Type Sambungan Duct (transvare joint) antara transvare joint
Terlebar BJLS dan intermediate
reinforcement
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
13" – 26" 50
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
27" – 36" 60
pada semua sisi antara 60""
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
37" – 42" 60
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
43" – 48" 60
pada semua sisi antara 60"
Sambungan flens besi siku 1” x 1/8” Besi siku 1" x 1/8" jarak
49" – 54" 80
pada semua sisi antara 60"
ii. Bending : pembentukan elbow dan branch menggunakan alat khusus yaitu
manual bending tool
iii. Gluing : penyambungan antar bagian PIR duct dan pemasangan invisible
flange menggunakan lem khusus dengan ditambahkan aluminium tape
iv. Sealant : sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting untuk
menambahkan kemampuan menahan kebocoran
v. Support : bahan penggantung besi siku (zincromate) dan as drat galvanized
vi. Hanger : bahan penggantung besi siku (zincromate) dan as drat galvanized
vii. Setiap elbow minimum 2 gantungan (sebelum dan sesudah) elbow. Setiap
percabangan (branch) minimum 1 gantungan untuk main duct dan 1
gantungan pada tiap-tiap cabangnya.
d. Reinforcement:
i. reinforcement (penguat) ducting tambahan akan diberikan sesuai dengan
ukuran dan tekanan udara dalam ducting
ii. penguat menggunakan accessories shaped disk aluminium & reinforcement
bar aluminium
e. Run test akan dilakukan beberapa test, antara lain:
i. Leaking test : test kebocoran menggunakan lampu dari dalam ducting
kemudian diamati dari luar apakah ada cahaya yang
tembus, apabila tidak ada cahaya maka ducting ok
ii. Noise test : test kebisingan suara
iii. Vibration test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU
iv. Pemeriksaan kekuatan suppor
f. Tabel kebutuhan reinforcement:
0-400 - - - - - - - - - - - - - -
143
Rencana Kerja & Spesifikasi Teknis MEP
144
145
b. Volume damper yang terpasang di-duct, konstruksi damper dari bahan BJLS 140 dan
yang berada pada terminal udara (diffuser) dari bahan BJLS 80. Poros damper terikat
pada baja bulat diameter 10 mm.
c. Volume damper yang terpasang di-duct harus dilengkapi dengan petunjuk besarnya
bukaan damper dan dapat dikunci pada kedudukan yang diinginkan.
9. Fire Damper
Untuk fire damper mengikuti ketentuan standard SNI-19-6718-2002.
10. Louver
Louver dari bahan galvanized atau alluminium sesuai seperti ditentukan pada gambar,
dengan ketebalan 1 mm.
* Safe working
internal
Standard size Outside dia. inch Wall thickness Weight, lb/ft
inch (mm) inch (mm) (kg/m) pressures PSI
(KPa) 150 F
2. Material
a. Isolasi pipa : Nitrile elastomeric, density 80 kg/m³, thermal cond. 0.26
Btu/h.
b. Isolasi alat bantu pipa : Nitrile elastomeric, density 80 kg/m³, thermal cond. 0.26
Btu/h.
c. Isolasi peralatan : Nitrile elastomeric, density 80 kg/m³, thermsal cond. 0.26
Btu/h.
d. Alluminium foil : Double sided reinforced, fire retardant.
e. Adhesive tape : Adhesive aluminium foil, fire retardant.
3. Isolasi Luar Ducting AC
a. Ducting supply dan return yang berada dibawah roof (atap) isolasi dengan ketebalan
30 mm (PIR duct).
b. Ducting supply dan return yang tidak berada dibawah roof (atap) isolasi dengan
ketebalan 20 mm (PIR duct)
c. Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara sekitarnya tidak perlu di
isolasi.
d. Ducting berhubungan dengan udara luar isolasi dengan ketebalan 30 mm.
e. Cara melekatkan isolasi dengan memakai adhesive klip dan tidak dibenarkan
memakai tali plastik (lihat gambar detail). Sambungan antara dengan overlap 3".
Selanjutnya dibalut dengan alluminium foil sambungan antara overlap 3".
f. Semua sambungan alluminium foil menggunakan alluminium foil adhesive tape,
sehingga betul-betul kedap udara.
4. Isolasi Dalam (Duct & Plenum)
a. Isolasi dalam untuk duct dan plenum baik supply maupun return adalah dimaksudkan
untuk menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh peralatan, duct, fitting dan
lainlain, sehingga tercapai NC ruang yang dikehendaki.
b. Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukkan dalam gambar adalah ukuran lobang
laluan udara setelah di isolasi dalam.
c. Isolasi dalam dari ducting adalah glass wool tebal 1" atau 2" seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan dari jenis yang khusus untuk isolasi dalam dimana salah satu sisi
dilapisi dengan black neoprane compound atau dilapisi dengan glass cloth fire
resistant.
d. Isolasi dalam dari plenum sama seperti dengan isolasi dalam dari ducting, dengan
kekecualian tebal isolasi 2" untuk plenum supply dan 1" untuk plenum return atau
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Catatan: Isolasi dalam diberlakukan jika moise level melebihi ketentuan standar dan
ducting AC atau plenum dimana diperlukan isolasi dalam maka harus
terbuat dari BJLS dengan isolasi glass wool.
5. Isolasi Pipa
a. Pipa yang di isolasi adalah pipa refrigerant, gas dan pipa condensat.
b. Ketebalan isolasi pipa refrigerant dan gas adalah:
Ø s/d 2" tebal ¾” (20 mm)
c. Ketebalan isolasi pipa condensat:
149
b. Panel
i. Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel kontrol harus dari merk yang sama yang digunakan pada
instalasi listrik, penerangan.
ii. Panel-panel tenaga harus dibuat dari standard konstruksi nobi cat powder
coating RAL-7032.
iii. Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu
panel-panel yang dirakit disini haruslah berasal dari pembuat panel khusus,
untuk merk komponen yang dipakai.
iv. Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimum tidak hujan 2 hari.
c. Panel Starter
i. Star delta starter bila motor kapasitas 7.5 HP keatas.
ii. Direct on line bila motor kapasitas 5 HP kebawah.
iii. Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp, voltmeter serta ampere
meter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama untuk peralatan yang
dilayani serta push button ON, OFF dan disconnecting switch bila memakai
remote star stop.
4. Wiring
a. Wiring untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam PVC conduit
b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
c. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, lalu dilindungi
dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
d. Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian
kabel dan tanda arah kabel.
e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g. Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen”
i. Kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan timah
pateri lalu di-pres hydraulis.
ii. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
i. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
j. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem rapi
ke dinding memakai klem pipa.
k. Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan
wire rod yang diramset ke beton.
151
h. Merk sound attenuator bisa dipilih dengan merk bawaan yang sama dengan merk fan
yang ditawarkan yang disetujui oleh Konsultan Perencana.
4. Isolasi Dalam Duct (Internal Duct Lining)
a. Isolasi dalam dari duct (internal duct lining) dimaksudkan untuk menurunkan noise
level yang ditimbulkan oleh sumber suara seperti IU, sehingga noise level yang di
distribusikan ke ruang-ruang mencapai kriteria perencanaan.
b. Isolasi dalam dari material glass wool dengan density 48 kg/m³. Permukaan bagian
luar isolasi dalam dilapis dengan glass cloth dengan memakai adhesive pin atau dari
jenis yang sisi luarnya dilapis dengan black neoprene compound.
c. Material isolasi adalah inorganic, non-hygroscopie dan non-combustible.
5. Isolasi Luar Duct (External Duct Lining)
Jalur duct supply maupun exhaust yang menuju atau dari area yang ditempati sesuai gambar
dengan density 32 kg/m³ dan selanjutnya dilapis aluminium foil.
6. Indoor Unit
a. Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada batas-batas yang
normal untuk kapasitas dan static pressure yang ditentukan.
b. Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut dilampui berarti pemilihan sound
attenuator harus disesuaikan, atau bila pada gambar tidak memakai sound attenuator,
dengan keadaan ini harus dilengkapi sound attenuator.
c. IU harus di isolasi dalam atau bila jenis double skin dengan isolasi dalam diantaranya
(lihat spesifikasi IU). Ketebalan isolasi dalam minimum 2" mm). Ketebalan casing
minimum 1.25 mm.
d. IU duduk diatas suatu rubber mounting.
e. Sambungan IU ke ducting memakai sambungan flexible dari jenis lead vinyl, dimana
pemasangannya demikian rupa tidak menyebabkan gangguan aliran udara.
7. Isolasi Getaran
a. Peralatan
i. Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus dinamis balance antara
lain seperti fan dan sejenisnya, dimana excenticity tidak melebihi 0,02 mm.
ii. Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus menggunakan anti rubber
mounting yang dipasang seri dengan neoprane pad.
iii. Pemilihan tipe, jenis dan static defleksi dari anti vibration mounting haruslah
sesuai dengan jenis peralatan, berat, jumlah tumpuan dan lain-lain.
iv. Bila terjadi kerusakan karena pemilihan yang tidak benar dari anti vibration
mounting akan menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa adanya tambahan
biaya.
b. Pemipaan
i. Semua pipa-pipa yang berhubungan dengan peralatan yang dilengkapi
dengan anti vibrasi dan berada di ruang mesin harus ditumpu / digantung
memakai anti rubber mounting dan neoprane pad. Jika tidak dispesifikasi,
anti vibrasi ini minim mempunyai static defleksi 25 mm. Minimal 3
penggantung / penunjang pertama dari pipa harus dilengkapi dengan anti
vibration.
ii. Semua penggantung / penunjang pipa baik vertical maupun horizontal harus
dilengkapi dengan neoprene gasket dengan min. ketebalan 6 mm.
153
c. Pekerjaan Pengetesan
1) Mengadakan pengujian terhadap Sistem Pemadam Kebakaran antara lain : Test
Debit Air, Tekanan Pipa, Sprinkler head, Hidran dan lain-lain.
Dalam rangka :
- Penerimaan Pekerjaan.
- Testing untuk memperoleh IPB.
2) Pengetesan sistem terhadap tekanan kebocoran.
3) Pengetesan sistem terhadap kerja hidran kebakaran dan sprinkler secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatannya, sampai sistem bisa berjalan dengan
baik.
d. Pekerjaan Lain-lain
1) Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang dipergunakan.
2) Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.
3) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
4) Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainnya serta tempat pembuangannya
akan ditentukan oleh Pengelola Proyek.
5) Semua pekerjaan instalasi Pemadam Kebakaran seperti yang tersebut pada lingkup
pekerjaan diatas harus dilaksanakan dengan persetujuan Direksi/Konsultan dan
memenuhi semua persyaratan yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang,
seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen PU, PEMDA, PMK dan lain-lain.
157
6) Pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sesuai dengan spesifikasi dan
semua peraturan yang berlaku di Indonesia/daerah setempat.
7) Seluruh biaya pengadaan peralatan, perlengkapan/material untuk instalasi Pemadam
Kebakaran ini harus sudah termasuk bea masuk, perizinan, biaya pemeriksaan oleh
pejabat yang berwenang, biaya penyimpanan (gudang) dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk pengadaan perlengkapan Pemadam Kebakaran juga biaya
penyediaan peralatan bantu, testing, comisioning dan biaya pemeliharaan selama 6
(enam) bulan setelah penyelesaian pekerjaan adalah tanggung jawab kontraktor.
8) Pengadaan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan sipil dan listrik yang terkait
dengan pekerjaan ini, seperti pondasi-pondasi, support-support, gantungan-
gantungan dan lain-lain.
b. Pompa jockey hanya menjaga tekanan air dalam pipa sesuai dengan kebutuhan dari
sistem pemadam kebakaran.
Tekanan minimum pada hidran pada titik terjauh (di ujung nozle) sebesar 65 psi atau
4,5 bar.
Tekanan minimum pada sprinkler terjauh sebesar 20 psi atau 1,36 bar.
b. Accessories.
1) Fitting
Untuk Black Steel Pipe BS 1387/1967 Sch. 40, fitting harus terbuat dari material
yang sama (Black Steel).
2) Valves
Seluruh valve, check valve, flexible joint yang dipakai di pemipaan Hidran dan
sprinkler harus dari jenis Fire Fighting Valves yang mempunyai tekanan kerja 300
PSI dan tekanan test 700 PSI (Kelas 300) serta dilengkapi dengan Ball drip Valve,
Automatic release valve, discharge pressure gauge water level gauge device.
158
d. Peralatan Sprinkler
1) Pengadaan dan pemasangan sprinkler jenis pendant.
2) Suhu pecah dari kedua jenis head sprinkler sekitar ± 68C untuk ruang tidak ber-
AC, dan ± 57C untuk ruang ber-AC..
3) Bagian sprinkler lihat NFPA 13.
4) Pelindung sprinkler : Sprinkler dilindungi pada bagian kepalanya, untuk lebih
jelasnya lihat NFPA 13
e. Fire Extinguisher
1) Tempat-tempat yang tidak dilindungi oleh Fire Hidran Sprinkler dan tertutup, setiap
luas lantai 200 m², harus dipasang Fire Extinguisher dengan kapasitas ± 6 kg atau
yang tertulis pada gambar, terutama pada lantai dasar.
2) Tabung Fire Extinguisher harus dalam keadaan baik, etiket mudah dibaca dengan
jelas dan dimengerti, segel dalam keadaan baik sebelum digunakan, slang harus
tahan tekanan tinggi, bahan baku pemadam selalu dalam keadaan baik, dan isi
tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan.
3) Untuk ruang mesin (Ruang Genset, ruang pompa dan gardu intern) digunakan
Carbon Dioxida Fire Extinguisher dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Kapasitas : sekurang-kurangnya ± 25 kg.
- dilengkapi roda.
connection 2 - 2½". Box ini harus dilengkapi dengan kunci, dimana anak kuncinya
diletakkan pada sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.
5) Hydrant Pilar, Siamese Connection dan Outdoor Hidran Box harus dipasang diatas
pondasi beton dan diberi angkur.
6) Tekanan di ujung nozzle hidran terjauh sebesar minimum 65 psi atau 4,5 Bar.
g. Pompa-Pompa.
1) Pompa Hydrant /Sprinkler.
a) Kontraktor harus memasang pompa Hidran/Sprinkler sesuai dengan gambar
dokumen dan spesifikasi teknik yang terdiri dari :
1 (satu) unit : Automatically Controlled Electric Driven Main Fire
Pump.
Pompa hidran dipasang di dalam ruang pompa dan
dilengkapi dengan Control panel yang sesuai peraturan
NFPA-20, dan peraturan lokal.
(2) Pada kondisi aliran 150 % kapasitas maka tekanan (head) tidak kurang dari
65% x Total head.
(3) Critical Speed Pompa/Impeller minimum 25% lebih besar dari Operating
Speed.
(4) Discharge assembly harus dari bahan epoxy coated cast iron atau SAE 63
Bronze.
(5) Shaft top, shaft line, shaft coupling dan shaft impeller harus dari bahan 18-
18 stainless steel.
(6) Column pipe harus dari bahan epoxy coated steel dengan flange 316
stainles steel.
(7) Bearing harus dari bahan SAE 63 Bronze.
(8) Bowl assembly dan Impeller harus dari bahan SAE 63 Bronze.
(9) Suction Manifold harus dari bahan SAE 63 Bronze.
e) Panel Controller Fire Pump harus mempunyai automatic transfer switch untuk
2 (dua) sumber daya yang berasar dari PLN dan Daya emergency genset, Panel
Controller harus memenuhi standard NFPA-20 dan Panel harus terbuat kokoh,
serta diberi label Fire Controller Panel.
Panel ini juga harus dilengkapi dengan fasilitas untuk pengoperasian dan
monitoring dari jauh (remote control), oleh fire alarm.
(3) BHP Engine harus lebih besar dari pada maksimum BHP Pompa.
(4) Dilengkapi dengan 2 (dua) set Lead Acid Battery lengkap dengan rak yang
kokoh dan battery changer otomatis yang dayanya dari arus PLN serta 8
(jam) hoursworking fuel tank, juga dilengkapi Over Speed Trip Device
yang akan berfungsi apabila putaran diesel engine mencapai 20% di atas
Rating Speed.
(5) Engine Controller harus memenuhi NFPA-20 dengan Panel yang kokoh,
Drip Proof dan Moisture Resistance dan harus dilengkapi dengan:
- Built in battery changer.
- Time clock for weekly automatic test.
- System pressure recorder.
- Timing relay for automatic stop.
- Fire failure start.
- Low fuel level switch.
- Pump room alarm audible dan visual signal serta diberi label Fire Pump
Engine Controller.
- Dapat bekerja secara otomatis dan manual serta dapat di-synchronize
dengan motor controller serta dilengkapi dengan motor lock out.
- Controller dilengkapi dengan battery charger yang bekerja secara
otomatis untuk menjamin Battery siap pakai melalui Supply 220 V, 50
Hz.
- Setiap battery harus siap (Fully Charged) pada 40C untuk dapat
menahan Cranking Speed yang dibutuhkan Diesel Engine pada interval
6 menit (15 detik Cranking, 15 detik istirahat dalam waktu 12 interval).
- Pressure Switch – secara mekanik.
b) Pompa Jockey harus dari tipe fire pump yang dipasang ruang mesin dan
dihubungkan dengan pipa riser Hydrant /sprinkler distribusi dan reservoir dan
162
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-lem sesuai dengan
diameter pipa. Jarak antara support maksimal 3 m harus mempunyai jarak dengan
lantai untuk memudahkan pemasangan.
2) Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter pipa. Jarak
antara penggantungan yang satu dengan yang lainnya maksimum 2 meter. Jarak
antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
c. Penanaman Pipa.
1) Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan
pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk menempatkan
sambungan pipa.
2) Cara penurunan pipa ke parit harus menggunakan Blok dan Takel serta sebuah
rangka berbentuk A atau sejenisnya.
3) Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa-pipa di
sekitar fitting harus dipasang blok dari beton.
d. Semua pipa di luar ruang mesin dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat
menggunakan sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di-ream
agar bram/gram yang ada di pipa hilang. Semua pipa sebelum disambung dalam pipa
harus dibersihkan dahulu. Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus
menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berukuran garis tengah 2½" ke atas
harus memakai sambungan flens dan diantara flens tersebut harus dipasang packing
pencegah kebocoran. Untuk di ruang mesin semua pipa di atas ½" harus menggunakan
sambungan flexible coupling.
i. Pengecatan.
1) Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (Prime Coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai dengan bahan masing-masing.
2) Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan
lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3) Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan
cat besi, dengan warna sebagai berikut :
4) Di bawah pondasi beton harus diberi lipatan setebal 2" dari bahan Coak Board.
Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi
peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Pengelola
Proyek/ Konsultan.
j. Peredam Getaran.
1) Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (Vibration isolator)
sesuai dengan persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang dapat menghasilkan
getaran yang seminimum mungkin untuk peredam getaran melalui pipa dipasang
flexible connection.
2) Harga pekerjaan ini harus dimasukkan ke dalam harga penawaran pompa yang
bersangkutan.
166
l. Penyangga.
1) Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantung harus
dipasang pada konstruksi dengan insert dan sesuai dengan gambar dokumen.
2) Penyangga dan penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
Maximum jarak 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23
gantung (ft)
3) Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang lain.
4) Semua pipa tegak lurus ditumpu dengan besi U ½" yang diulir dipasang/diikat
dengan mur pada besi kanal untuk landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi
kanal C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara klem maksimal
3 meter.
5) Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran
(Vibration Eliminator).
m. Peralatan.
1) Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-
tempat rendah dan tertutup.
2) Kontraktor harus menyediakan dan memasang "Pipa Fitting" untuk penempatan
alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3) Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukuran yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
4) Kontraktor harus membuat dan memasang plat nama dari plat alluminium yang
diembossed dan dipasang pada peralatan dan panel-panel Pompa Kebakaran dan
Panel Kontrolnya.
5) Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
167
c. Perizinan.
1) Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan
serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan semua perizinan atau keterangan resmi yang
diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola Proyek/Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
4) Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pengelola Proyek/Konsultan
Manajemen Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian
pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
5) Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin
tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.
6) Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
7) Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan persyaratan
dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
169
4. L1 – N
5. L2 – N
6. L3 – N
7. Off
ii. Kapasitas : Minimum 10 A
i. Auto Manual Selector Switch
i. Tipe : 3 Posis
Auto – Off – Manual
ii. Kapasitas : Minimum 10 A
iii. Indikator : 2 Pilot lamp (L.E.D)
(sesuai kebutuhan)
Pemasangan searah posisi penunjuk
4. Kabel
Pemilihan tipe dan ukuran kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan. Pemasangan dan
penarikan kabel harus memperhatikan standard instalasi umum dan memperhatikan radius
tekukan. Penyusunan kabel dalam rak kabel sebisa mungkin secara rata mendatar 1 baris atau
secara tersusun tiap tiga kabel (trefoil). Penyusunan kabel secara trefoil harus di lakukan
pada 3 kabel inti tunggal untuk setiap fasa dari jalur sumber yang sama. Penyusunan kabel
dalam rak kabel yang memiliki space rak kabel yang kurang dapat disusun secara rata
mendatar maksimal 2 baris, atau harus ditambahkan rak kabel baru jika sudah melebihi dari 2
baris tumpukan. Susunan untuk penghantar inti tunggal harus diatur dengan interposisi pada
jarak tiap 15m untuk mengurangi pengaruh induksi elektromagnetik. Semua desain jalur
(support / gland plate) kabel / busbar harus diperhitungkan efek looping arus akibat induksi
kabel / busbar. Pemasangan kabel dalam rak kabel harus diikat dengan kuat dengan
menggunakan pengikat kabel / cable ties.
a. Kabel Tegangan Menengah
i. Tegangan maksimum : 24 kV
ii. Tegangan kerja : 20 kV
iii. Penghantar : Aluminium
iv. Jumlah inti : 1 (satu) / 3 (tiga)
v. Isolasi : XLPE
vi. Tipe : NA2XSY
vii. Frekuensi : 50 Hz
viii. Standard : IEC / SPLN
b. Kabel Power / Instalasi
i. Kelas Tegangan : 500 V dan 600 / 1000 V
ii. Penghantar : Tembaga
iii. Isolasi : PVC (Cu)
iv. Jenis : NYY
NYM, NYA
182
5. Jalur Kabel
Jenis dan jalur pemasangan rak kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan. Bila kondisi
di lapangan tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan sesuai gambar perencanaan,
dapat digeser atau dipindah sehingga rak kabel dapat dipasang dengan baik dengan tetap
memperhatikan standar pemasangan dan radius minimum tekukan kabel. Pemasangan
support dilakukan dengan jarak antar support maksimum 1 meter. Persilangan dan
penyusunan rak kabel secara vertikal harus diberi jarak minimum 5 cm. Pemasangan rak
kabel secara vertical harus diberi perkuatan yang cukup kuat ke dinding / lantai / peralatan
untuk menahan rak kabel. Panel dengan jumlah outgoing yang sedikit (contoh: Panel unit)
dipasang secara wall mounted dengan jalur kabel keluar dari atas panel di dalam dinding.
Pemasangan rak kabel secara vertical pada area umum / diluar area ruang panel harus
menggunakan cover rak kabel. Semua jalur kabel yang terbuat dari metal harus
disambungkan ke jalur pentanahan, termasuk sambungan jalur kabel. Setiap instalasi kabel di
dalam dinding harus menggunakan pipa conduit untuk mempermudah insatalsi dan
pemeliharaan. Penyambungan kabel harus dilakukan di dalam kotak penyambungan dan
menggunakan terminal atau last dop yang sesuai dengan ukuran kabel. Tidak diizinkan
membelokkan dan menyambung pipa conduit dengan cara pemanasan atau dengan cara yang
tidak wajar.
a. Tangga Kabel (Cable Ladder)
i. Pemasangan : Horisontal & Vertikal
183
Kedalaman minimum 35 mm
Dilengkapi jalur keluar kabel
viii. Kapasitas : 10 A, 250 Vac, 50 Hz
ix. Cover / Model : PVC warna putih
(disesuaikan dengan design interior)
b. Saklar Tunggal
i. Pemasangan : In Bow / dalam dinding
Posisi tuas ke bawah: On Posisi tuas ke atas:
Off
ii. Tipe : Indoor 1 gang (saklar engkel)
iii. Jumlah pole : 1 incoming, 1 outgoing
iv. Jumlah tuas : 1 (satu)
v. Material terminal : Tembaga / Kuningan
vi. Koneksi kabel : Terminal skrup / Jepit
vii. Base Plate : Kotak / persegi
Bahan metal
Dilegkapi pengait ke inbow doos
viii. Inbow Doos : Terpasang dalam dinding
Bahan metal
Kedalaman minimum 35 mm
Dilengkapi jalur keluar kabel
ix. Kapasitas : 10 A, 250 Vac, 50 Hz
x. Cover / Model : PVC warna putih
(disesuaikan dengan design interior)
c. Saklar Ganda
i. Pemasangan : In Bow / dalam dinding
Posisi tuas ke bawah: On Posisi tuas ke atas:
Off
ii. Tipe : Indoor 2 gang
iii. Jumlah pole : 2 incoming, 2 outgoing
iv. Jumlah tuas : 2 (dua)
v. Material terminal : Tembaga / Kuningan
vi. Koneksi kabel : Terminal skrup / Jepit
vii. Base Plate : Kotak / persegi Bahan metal
Dilegkapi pengait ke inbow doos
viii. Inbow Doos : Terpasang dalam dinding
Bahan metal
186
Kedalaman minimum 35 mm
Dilengkapi jalur keluar kabel
ix. Kapasitas : 10 A, 250 Vac, 50 Hz
x. Cover / Model : PVC warna putih
(atau sesuai permintaan)
d. Sensor Gerak
i. Teknologi deteksi : PIR & Ultrasonic
ii. Sudut deteksi : 360 deg
iii. Cakupan area : 8m utk PIR, 10x16m utk Ultrasonic
iv. Tegangan kerja : 230 VAC, 50Hz
v. Instalasi : pada langit-langit
e. Sensor Cahaya
i. Teknologi deteksi : Lux
ii. Batasan : 300 lux (sesuai GBCI)
iii. Tegangan kerja : 230 VAC, 50Hz
iv. Instalasi : pada langit - langit
f. Stop Kontak Industrial 3 Phase
i. Pemasangan : Surfaced mounted
ii. Tipe : Industrial 5 pin
iii. Jumlah pole : 4 pole + 1 pole pentanahan
iv. Material terminal : Tembaga
v. Koneksi kabel : Terminal skrup
vi. Base Plate : Kotak / persegi
Bahan PVC dilengkapi pengait outbow doos
vii. Inbow Doos : Terpasang pada dinding / kolom
viii. Kapasitas : 16 A, 400 Vac, 50 Hz
ix. Cover / Model : PVC Warna merah
Dilengkapi tutup mekanis
x. IP : 44
xi. Standard : DIN
7. Penangkal Petir
a. Air Terminal
i. Jenis : Electrostatic non radioactive
ii. Prinsip kerja : Early Streamer Emission (ESE)
iii. Ketahanan : 120 kA (minimum)
iv. Waktu trigger ∆T : 60 μs (minimum)
v. Material : Stainless steel
187
vi. IP : min 54
vii. Standard : NFC 17-102
b. Kabel Penghantar
i. Type : N2XSY
ii. Material : Tembaga (Cu)
iii. Diameter : 70 mm2 (minimum)
iv. Isolasi : XLPE
v. Tegangan : 24 kV (minimum)
vi. Standard : IEC 60502 / SPLN 43-5
vii. Accessories : Skun kabel pada sisi pentanahan
c. Tiang
Menggunakan pipa metal ketebalan medium A dengan ukuran diameter sesuai gambar
desain atau sesuai dengan desain standard. Tipe tiang teleskopik dengan penyambungan
tiap segmen menggunakan reduced press dan dilas. Tinggi minimum 5 meter dari titik
tertinggi (disesuaikan dengan gambar desain dan lokasi pemasangan). Dilengkapi dengan
pijakan kaki dengan ukuran, jarak dan beban standard untuk orang dewasa. Dipasang
secara kuat pada pondasi dibaut pada atap. Finishing dengan galvanized.
d. Titik Pentanahan
i. Pentanahan : Batang solid
ii. Konduktor : Tembaga kemurnian 99,9%
iii. Material : Tahan korosi
iv. Diameter : Minimum 5/8"
v. Isolasi : Tanpa isolasi
vi. Bak kontrol : Cor semen
P x L x D: 500 x 500 x 400 mm
vii. Pipa sparing : PVC diameter 2" minimum
viii. Tutup bak kontrol : Plat baja / cast iron
Lengkap dengan lubang tuas pembuka
Pemasangan rata dengan tanah
ix. Pentanahan : Maksimum 2 ohm
Tanpa bantuan bahan konduktif / kondisi
tanah normal
x. Standard : PUIL 2011
e. Jika nilai pentanahan tidak tercapai dapat dilakukan pemasangan batangan pentanahan
secara pararel atau dengan menggunakan konduktor bentuk plat yang dikombinasikan
dengan semen bahan konduktif. Perubahan dan / atau penambahan material harus
sepengetahuan dan mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
8. Pentanahan
Semua sistem dan instalasi pentanahan harus mengacu pada PUIL 2011. Sistem pentanahan
menggunakan sistem Pembumian Pengaman (PP) / (TT). Kabel pentanahan menggunakan kabel
berinti tembaga. Penyambungan kabel pentanahan harus menggunakan terminal strip (Grounding
188
Terminal Strip). Jika nilai pentanahan tidak tercapai dapat dilakukan pemasangan batangan
pentanahan secara pararel atau dengan menggunakan konduktor bentuk plat. Titik netral
transformer sisi tegangan rendah dan tegangan tinggi ditanahkan secara terpisah.
Pentanahan netral sistem tegangan menengah dihubungkan secara langsung ke titik pentanahan
tanpa menggunakan resistor grounding atau transformer grounding.
a. Batang Pentanahan
i. Tipe Pentanahan : Batang Tembaga Solid
(kemurnian tembaga 99,9 %)
Luas penampang minimum 5/8'
ii. Bak kontrol : Cor semen
Ukuran 400 x 400 x 400 mm Tutup
plat baja / cor semen
iii. Nilai hambatan : 2 ohm (kondisi tanah normal)
b. Kabel Pentanahan Peralatan
i. Konduktor : Tembaga (Cu)
ii. Isolasi : Tanpa isolasi / Bare Cooper
iii. Luas penampang : Raiser Pentanahan min 70 mm²
iv. Penyambungan : Cadweld
c. Kabel Pentanahan Netral
i. Konduktor : Tembaga (Cu)
ii. Isolasi : PVC / NYA
iii. Luas penampang : Minimum 70 mm²
9. Fire Stop
a. Fire Stop dipasang pada setiap lubang / celah dinding di area utility dan shaft.
b. Tipe disesuaikan dengan jenis penetrai (lihat gambar)
c. Material dari mineral
d. Kemampuan menahan api temperature 750ºC Minimum 3 jam atau sesuai TKA dari
arsitek
e. Pemasangan pada setiap lubang di area ME
f. Fungsi untuk mencegah menjalarnya api antar ruang
10. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
a. Panel Surya
i. Jenis : Polychrystalline
ii. IP : min IP65
iii. Efisiensi : min 15%
iv. Ketahanan tekanan : min 2.000 Pa
v. Tegangan Nominal Optimum : min 30 Volt (DC)
vi. Tegangan Sistem Maksimum : 1000 Volt (AC)
189
b. IP : 65
c. Voltage input : 220 – 240 VAC
d. Bulb : LED 10W c/w timer; flashing
e. Accessories : Lightning arrester holder
12. Uplight
a. Installation : Floor mounted (casted)
b. Material armature : Aluminium, stainless steel case
width min 0,5 mm (exclude finishing)
c. Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
d. Reflector : Included in bulb
e. IP : 65 (outdoor usage)
f. Bulb : LED GU-5.3 8W
LED GU-5.3 12w
g. LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
h. Power factor min : 0.95
i. Color rendering : 3000 K
j. Accessories : casted / bolted, mole frame, cord
13. Lampu Penerangan Jalan Umum
a. Installation : Standing
b. Material armature : Die cast aluminum
width min 0,7 mm (exclude finishing)
c. Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint
d. Reflector : Aluminium reflector + glass bowl cover
e. Pole : TBC by Landscape
Height min 9m
f. IP : 66 (outdoor usage)
g. Bulb : LED 100W
h. LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
i. Power factor min : 0.95
j. Color rendering : 3000 K
k. Accessories : equipped with baseplate mounting
Fuse box installation at 1m height
Anti-corrosion paint for pole
equipped with solar cell
14. Penerangan Tangga Kebakaran
195
a. Installation : Outbow
Installed on wall
b. Material armature : Steel sheet
width min 0,7 mm (exclude finishing)
c. Finishing : Powder Coating (white color)
Zinc coated pre-paint milk-white cover
d. IP : 65 (open staircase)
20 (enclosed staircase)
e. Bulb : 1 X 10W / LED T8
1 X 18W / LED T8
Color rendering minimum 54
f. LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
g. Frequency : 50 Hz
h. Power factor min : 0.95
i. Color temperature : 4000 K
j. Battery : Ni-CAD spare power minimum 2 hours,
Auto charger off when full
k. Accessories : Testing button, Indicator charging
15. Wall Lamp
a. Installation : Wall mounted
b. Material armature : Frosted glass lamps + cover aluminum
water proof ring
c. Finishing : Powder Coating (black color)
Zinc coated pre-paint
d. Dimension : 235 mm x 100 mm x 70 mm
e. IP : 65
f. Bulb : LED 14W (built-in)
g. LED Driver : Built-in, THD < 20%, 220 – 240 VAC
h. Frequency : 50 Hz
i. Power factor min : 0.95
j. Color rendering : 3000 K
k. Accessories : cable supply, outer flange
2. Pada daerah langit-langit dengan plafond, instalasi terpasang diklem ke plat beton atau
diklem ke hanger besi plat untuk 1 dan 2 jalur kabel saja.
3. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
4. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak
150 tanpa pipa.
5. Feeder dan instalasi lampu taman terpasang minimal 60 cm di bawah permukaan tanah
dengan memakai pelindung pipa galvanis.
6. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung las dop / terminal puntir
kemudian doos tersebut ditutup.
7. Semua instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m
dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
8. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke pelat beton dengan kokoh.
9. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi beton. Dapat
juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fisherplug.
10. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R =
20 D, dimana D adalah diameter kabel.
11. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan kecuali
pada tempat panyambungan.
12. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel yang disesuaikan dengan jenis dan
ukuran kabelnya.
6.2. Umum
1. Sistem fire alarm yang digunakan adalah addressable alarm system.
2. Perencanaan pemasangan detector sudah berdasarkan:
a. Tinggi Ruang
b. Area Pencakupan
Heat 25 – 46
Smoke detector 50 – 92
c. Jenis Detector
Gas detector
3. Type detector yang dapat dipilih berdasarkan kecanggihan sistem yang ada pada detector
tersebut mendeteksi sinyal kebakaran berdasarkan daerah atau zone area, detector
conventional tidak dapat membedakan alarm palsu atau benar-benar alarm.
a. Non-Addressable type.
b. Applicable gas : Liquefied petroleum gas
c. Power supply : 24 Vdc
d. Working temperature range : -10 degC – 55 degC
e. Alarm Current : 75 – 80 mA
f. Alarm Sound : 90 dB/m
g. Sensitivity : 0.05 – 0.30 % / ft
h. Kriteria Penggunaan
i. Cocok digunakan di area penyimpanan gas.
ii. Sesuai dipakai di daerah pantry.
iii. Cocok digunakan di area yang mudah terbakar karena gas.
iv. Jarak pemasangan detector dengan lantai tidak boleh lebih 30 cm.
6. Titik Panggil Manual
a. Non-Addressable type.
b. Warna : Merah
c. Switching : Single pole change-over
d. Contact rating : 30 Vdc / 3.0 A
e. Construction : Modified polyphenylene oxide
f. Temperature : 0 – 49 degC
g. Kriteria Penggunaan
i. Sesuai untuk ruangan yang terbuka dan sering dilalui orang.
ii. Ditempatkan di dekat setiap jalan keluar dan pada hydrant box.
iii. Jarak maksimum antara titik panggil manual ± 60 m.
7. Bel Tanda Bahaya
a. Non-Addressable Conventional type.
b. Operating voltage range : 24 Vdc nominal
c. Average current draw : 0.03 A
d. Diameter : 6"
e. Sound output (dB) : 85
f. Finish : Merah
g. Kriteria Penggunaan
i. Jarak maksimum antara titik panggil manual 60 m.
ii. Ditempatkan secara tersebar pada setiap lantai sehingga dapat menimbulkan
kuat suara tidak kurang dari 70 dB di setiap tempat di lantai yang
bersangkutan.
8. Fire Intercom
a. Conventional type.
202
b. Tombol-tombol / Switch
i. Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi
trouble atau alarm.
ii. Silence switch yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bell bila buzzer
itu berbunyi.
iii. Alarm lamp test switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
c. Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan:
i. Mematikan mesin-mesin AC (air conditioning), fan dan lift.
ii. Menghidupkan pressurized fan dan lift kebakaran.
iii. Mengindikasikan bekerjanya control valve pada sistem fire fighting.
iv. Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve pada sistem fire
fighting.
d. Urutan Kerja
i. salah satu detector, manual push button atau flow switch bekerja maka
lampu kontrol pada MCPFA akan menyala dan pada komputer grafik akan
menampilkan gambar dimana letak detector atau zone tersebut bekerja
ii. buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan tersebut diatas
bekerja
iii. secara otomatis MCPFA akan mengirimkan tegangan 24 Vdc untuk
menyalakan flasher lamp pada lantai dimana terdapat zone area tersebut
dan juga pada satu lantai diatasnya
iv. Panel annunciator yang ada di ruang security akan menyala menunjukan
letak zone yang sedang bekerja.
v. MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 Vdc ke kontaktor (relay) yang
terdapat pada panel-panel listrik AC untuk mematikan unit tersebut.
vi. Flasher lamp akan tetap menyala / flashing sampai sistem riset di MCPFA
ditekan oleh operator atau security pertanda keadaan teratasi.
vii. General Alarm
1. Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka mengaktifkan
general alarm secara manual
2. Seluruh flasher lamp akan menyala, serta mematikan mesin-mesin
AC, fan dan menurunkan lift penumpang, lift kebakaran ke lantai
dasar serta menghidupkan lift kebakaran.
3. MCPFA memerintahkan normally open ke sistem access control.
e. Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan area lokasinya (zone
area) bukan berdasarkan titik lokasinya (letak detector).
f. Jenis detector yang dipasang pada tempat-tempat umum disesuaikan dengan fungsi
dan luas ruangan.
g. Manual call point yang dilengkapi Intercom ditempatkan dilintasan umum, didalam /
dekat hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan yang cukup besar.
h. Flasher lamp dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh umum.
208
i. Alarm bell mempunyai sound level minimum 15 dB diatas noise level pada saat
keadaan mulai gawat (emergency).
j. Master control panel fire alarm (MCPFA) ditempatkan di ruang kontrol lantai
Basement 1 yang mana dari sini dapat dipantau kegiatan sistem fire alarm secara
keseluruhan.
k. Annunciator ditempatkan di ruang security 3. Tahap-tahap evakuasi adalah:
a. Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone area tertentu, maka pada
MCPFA akan terindikasi zone area tersebut.
b. Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai diatas dan dibawahnya akan
berbunyi dan supply udara akan dimatikan pada lantai bersangkutan.
c. Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas untuk memeriksa terjadinya
kebakaran apabila bisa diatasi maka untuk menghindari panic pada panel
MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell.
d. Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat dilakukan petunjuk evakuasi
paging dari sentral tata suara.
e. Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan diaktifkan general
alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan lift akan diturunkan ke lantai
dasar.
4. Kriteria sistem yang dibutuhkan:
a. Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran harus bisa
diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala sebagai berikut:
i. Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal.
ii. Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal
iii. Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada ruangan yang
memang biasanya ada asap misal pada ruangan dimana orang
diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan yang biasanya tidak ada
asap maka adanya asap memberikan pertanda adanya gejala sumber api.
iv. Adanya bunga api (flame).
b. Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif kepada
operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan petugas utility gedung
untuk mengambil tindakan penyelamatan orang dan material serta tindakan pemadam
api.
c. Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif sesuai dengan
tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan dan kemacetan arus orang.
Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call serempak keseluruhan bagian bila keadaan
sudah sangat gawat. Sistem tanda bahaya atau pemberitahuan emergency harus
mendapat prioritas pertama (dominant) mengatasi (override) sistem background
music, panggilan atau acara-acara lainnya.
d. Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus dibackup oleh
supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap bisa mendeteksi api. Back-
up dilakukan oleh batere dan genset.
e. Dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api dimana sistem kontrol,
monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka untuk menghindari bahaya orang
terkena arus hubung singkat ada kemungkinan aliran listrik dari PLN maupun dari
genset diputuskan, maka sistem ini harus tetap sanggup bekerja dengan supply dari
battery selama 4 jam (general alarm).
209
f. Sistem harus effective, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan sebagai
sistem yang cukup memberikan rasa aman.
g. Sistem alarm ini di interlock secara otomatis dengan panel AC dan sistem M/E
lainnya.
h. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan diteruskan ke panel kontrol
sistem (MCPFA), tanda bahaya kebakaran. Dengan adanya indikasi ini maka panel
control akan membunyikan tanda bahaya dimana alat ini ditempatkan, membunyikan
bel elektronik buzzer di panel kontrol.
i. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi bel tanda
bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya petugas harus memeriksa
keadaan. Jika api berada di lokasi kebakaran, maka petugas akan segera bergerak
mengikuti petunjuk route yang paling efektif dan cepat menuju ke lantai yang
bersangkutan.
j. Setelah berada pada arah zone alarm kebakaran yang tepat maka petugas dapat
langsung menuju lokasi dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan pemadaman
dan melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handy talkie. Bila keadaan
tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan general alarm.
k. Fungsi dari fire intercom sebagai alat komunikasi antara fireman (petugas pemadam
kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat kebakaran terjadi sehingga informasi
/ kondisi dilapangan dapat diterima / diketahui dengan baik dan koordinasi untuk
menangani kebakaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
l. Pembagian Daerah Kebakaran (Zone Alarm Area) untuk:
i. Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju daerah
kebakaran.
ii. Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil ditempat
kebakaran.
iii. Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
iv. Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam
kebakaran
210
7.2. Umum
1. Peralatan sistem tata suara yang digunakan adalah Public Address System.
2. Perencanaan pemasangan speaker sudah berdasarkan:
a. Tingkat tekanan suara untuk panggilan harus lebih besar 15 dB diatas noise level.
b. Perkiraan noise level (NL) adalah sebagai berikut:
Koridor 40 - 50
Lobby 40 - 50
Parkir 40 - 55
Toilet 40 - 55
Ruang M/E 50 - 60
211
c. Lokasi dan jenis speaker untuk paging, evacuation dan car call.
i. Lobby : Ceiling speaker
ii. Lobby lift : Ceiling speaker
iii. Koridor : Ceiling speaker
iv. Kelas & Auditorium : Ceiling speaker
v. Kantor : Ceiling Speaker
vi. Toilet : Ceiling speaker
vii. Tangga kebakaran : Wall Speaker
viii. Ruang mesin lift : Wall speaker
ix. Ruang genset : Horn speaker
x. Ruang trafo : Wall speaker
xi. Parkir : Horn speaker
3. Background music hanya terdengar di main lobby, lobby lift, koridor
4. Emergency dan evakuasi untuk di semua ruangan, seperti: di area main lobby, lobby lift,
koridor, tangga kebakaran dan lain-lain.
5. Mic untuk emergency dan evakuasi diletakkan di ruang sekuriti. Remote mic car call
diletakkan di main lobby di meja car call / receptionist. Car call hanya di area parkir.
Input Input 1 – 3: –50 dB* (MIC) / –10 dB* (LINE) (changeable), 600 Ω,
electronically balanced,
External AMP Input: 100 V line, removable terminal block (14 pins)
Allowable minimum load: 500 Ω (20 W) at 100 V line for speaker line
failure
detection
Maximum distance: 5 m
General Control Input 1 – 8: No-Voltage make contact input, open voltage: 24 V DC,
213
Emergency Control Input 1 – 5: No-Voltage make contact input, open voltage: 24 V DC,
PS out: 28 V DC / 24 A
Maximum distance: 5 m
* 0 dB = 1 V
Input External amplifier Input: 100 V line, removable terminal block (14 pins)
Local Input: –50 dB* (MIC) / –10 dB* (LINE) (changeable), 600 Ω,
Allowable minimum load: 500 Ω (20 W) at 100 V line for speaker line
failure
detection
Maximum distance: 5 m
General Control Input 1 – 8: No-Voltage make contact input, open voltage: 24 V DC,
Emergency Control Input 1 – 5: No-Voltage make contact input, open voltage: 24 V DC,
PS out: 28 V DC / 24 A
Maximum distance: 5 m
Weight 19 kg
Power Source 24 V DC
Distortion 1% or less
Main line: Shielded CPEV cable (each one pair of Audio line,
Connection Cable and
Data line,
Operation Emergency key, Evacuate key, Alert key, Emergency reset key,
Weight 1.1 kg
Distortion 1% or less
Connection and Cable Connector Category 5 Shielded Twisted-Pair straight cable, RJ45 connector
Dimensions 190 (w) x 76.5 (h) x 215 (d) mm (Gooseneck microphone excluded)
Weight 750 kg
5. Loudspeaker
a. Ceiling Speaker
Rated input : 6W (100 V line) ; 3 watt (40V line)
Rated input impedansi : 100 V line ; 1,7 k ohm 6W), 3,3 k Ω (3W)6,7 k ohm
(1,5 W),13 k ohm(0,8W)
Frekwensi response : 40 – 20.000 Hz
Speaker component : 16 cm double core type
Sound pressure level : 90 dB/W/m, 330 – 3.300 Hz peak noise
b. Horn Speaker
lnput : 15W
lmpedance : 8 ohms
Frekuensi response : 250 – 700 Hz
SPL : 109 dB
lP65 : Dust /Water Protection
c. Wall Speaker
lnput : 10W
218
LOI berhubungan dengan konsentrasi oksigen paling kecil dalam persen volume
yang dinyatakan cukup untuk mencegah terbakarnya bahan plastik dalam suatu
campuran oxygen dan nitrogen. Sebuah materi dapat dikatakan "self extinguishing"
jika mempunyai indeks LOI 35% atau lebih. Materi "fire resistance" mempunyai
LOI indeks lebih dari 40%.
c. Kadar Racun Rendah
NES 713: toxity index < 2
NFC 20-454: <= 5
INC <= 95
Ketentuan indeks kadar racun suatu bahan diambil dari contoh kecil bahan tersebut
dalam kondisi terbakar. Percobaan ini memperhitungkan keseluruhan kadar racun
yang timbul dari gas yang dihasilkan pada saat bahan tersebut dibakar.
d. Kadar Asap
IEC61304-2/DINVDE0472-816 dengan daya tembus cahaya >84%. Pengukuran
kepadatan asap yang ditimbulkan dari suatu kabel elektrikal yang dibakar pada suatu
kondisi tertentu untuk menghindari gangguan pandangan selama proses evakuasi
pada kondisi darurat kebakaran.
e. Kandungan Halogen
Material untuk insulation dan sheathing bebas halogen dan tidak menghasilkan emisi
yang berbahaya pada saat kabel terbakar berdasarkan IEC754-1 dan IEC 754-2.
Manufaktur kabel harus sudah memilki ISO 9001 dan sudah terdaftar didalam skema
daftar produk VDE dan PSB dengan tercantumnya tanda sertifikasi VDE dan PLS.
• 305.0 m (1000 ft)/carton UTP CAT6, power over Ethernet, compatible with
one cable
• High-purity Oxygen-Free Copper conductor material
• Customized PVC outer sheath; meet CE CPR Eca flame retardant class
certified
• 10-year warranty
2 Hasil pengamatan dari camera ditampilkan pada layar monitor berupa gambar
yang dapat dimonitor di ruang security.
3 Sistem tampilan dimonitor yang direncanakan pada proyek ini adalah berwarna
(colour).
a. Mendeteksi lalu lintas / pergerakan orang masuk / keluar gedung dan ruang-
ruang tertentu pada proyek ini.
b. Penangkapan gambar yang dihasilkan oleh camera selalu disertai dengan
perekam oleh DVR yang akan tersimpan selama 168 – 960 jam tergantung
hard dish yang ada di DVR dan hasil dari Perekaman apakah real time atau
tidak.
c. Penangkapan gambar oleh camera akan mengaktifkan isyarat alarm pada
sistem security yang ada di DVR dan secara otomatis menampilkan gambar
pada layar spot monitor & sekaligus akan mengaktifkan perekaman secara
realtime serta bunyi buzzer di ruang kontrol untuk meminta perhatian khusus
pada operator CCTV.
5 Sistem power camera CCTV akan diback-up oleh battery dari sistem UPS
minimal 30 menit.
223
4 Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak di ruang security yang dilengkapi
dengan meja operator untuk meletakan monitor. Pembuatan meja operator sudah
dikoordinasikan dengan interior meja operator dibuat oleh kontraktor CCTV atas
gambar design interior. Monitor diletakkan diatas meja kontrol / operator, rack
kabinet peralatan CCTV diletakan dibawahnya operator.
Semua kabel yang masuk / keluar kotak hubung ini harus melalui kabel gland
serta memakai flexible conduit.
8.3. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan
tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut
setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik. Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV
ini, baik peralatan utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut.
224
2. UHF Antena
Gain 16,5 db
Impedance 75 ohm
Return losses 9 dB
Front to back ratio 25 dB
Horizontal opening angle 22
Winload 130/150 Km/h 112 /154 N
Length 2390 mm
Weight 9 Kg
225
3. Passive Combiner
Features :
PCB 12-12 inputs, PCB 16-16 Inputs
1 Output
Frequency range 5-600 MHz.
Low insertion loss.
-20 dB test point
Isolation 35 dB.
Hight Isolation.
Dimension 20 x 54x480 mm
4. Splitters
Features :
Number of output 4
Covered band 5-2300 MHz
Distributio attenuation 8-11,5 dB
Output isolation 21 dB
Dimension 160x100x60 mm
Weight 0,7 Kg
5. Digital Receiver
Features :
Skew Control - Polarity
Multy system PLL CH 21-69 UHF Modulator
C & Ku Band Reception
FTA & FTV Reception ( Rekomendasi Transvision )
High speed RISC 40 MIPS integrated Chipset
DiSEqC1.2 Positioner
13/18V LNB Voltage,22 KHz.
SCPC/MCPC Capability.
Advanced Automatic Tuning
Customized Default channels memory.
Advanced Teletext.
7 OSD Languages
HDMI output
Minimum HD 1080
226
6. Transmodulator
Input
4xDVB-S/S2 RF(HDMI/ SDI/ YPbPr/ CVBS /...optional)
1×ASI inputfor re-mux, BNC interface
1×RF input for combiner
Tuner Section
QPSK-S
Input Frequency 950-2150MHz
Symbol rate 2-45Msps
Signal Strength -65--25dBm
FEC Demodulation 1/2, 2/3, 3/4, 5/6, 7/8 QPSK
QPSK-S2
Input Frequency 950-2150MHz
Symbol rate 2-45Msps
Code rate 1/2, 3/5, 2/3, 3/4, 4/5, 5/6, 8/9, 9/10
Input Impedance 75Ω
Demodulation Mode QPSK, 8PSK
Frequency Stepping 500 KHz
Stream Output
1*RF(1 or 2 carriers combined out)
2×ASI outputs, BNC interface
MPTS over UDP,10/100Base-T Ethernet interface(UDP unicast / multicast)
Interface
Local interface LCD + control buttons
Remote management Web NMS Management
Language English
General
Power supply AC 100V~240V
Dimensions 482*300*44.5mm
Weight 4kgs
Operation temperature 0~45°C
7. Encoder Modulator
ENCODER MODULATOR INPUT 4-24 HDMI TO OUTPUT RF DVB-T-C
CATV DIGITAL - 12HDMI DVB-T
1. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan
surat keterangan keaslian barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuat atau agen
utamanya.
2. Semua perangkat sistem MATV harus dalam keadaan baru, dilengkapi sertifikat lulus
uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta penggunaan dari pabrik pembuatnya.
2 Titik MATV harus dipasang pada bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- Music on hold.
- PMS interface.
- Billing sistem (komputer & printer).
- Call transfer.
- Call recording.
- Call party name display.
- Call hold.
- Night service.
- Multi party conference.
- Call pick up.
- Classification of extention.
- External equipment on extension position.
- Flexible numbering.
- Group hunting.
- Grouping of trunk lines.
- Push buton dialing.
- Trunk call discrimination.
4 Operator Console
- Digital type.
- Telephone penerima dari luar untuk keperluan menghubungi tamu hotel,
Tenant yang ada di hotel atau BOH (karyawan hotel).
- Telephone penerima dari dalam seperti house phone atau yang lainnya.
Operator console pada sistem ini mempunyai fixture-fixture sbb :
- Operator console traffic handling capability.
- Alarm display.
- Alpha numeric display.
- Attendant answering.
- Attendant busy override.
- Attendant calls waiting indication.
- Attendant display of busy override.
- Attendant jacks.
- Attendant time display.
- Attendant head sets.
- Attendant individual trunk access.
- Call hold & retried of held call.
- Call queuing.
- Camp on busy.
- Console overflow.
- Recorded overflow announcement.
232
- Break-in.
- Call splitting.
- Lamp on busy.
- Extention supervision.
- Lamp and display test.
- Operator recall.
- Queue indication.
- Save number redial.
- Serial call.
- Preparing of sistem data.
- Transfer between operator.
5 Digital Display
- Digital type
- Telephone extension yang dilengkapi dengan display yang diperuntukan
untuk GM office, GM suite, dan back of the house
- LCD display : Message waiting LED handstree dialing 48 character
alpha numeric
- Feature buttons : 30 touch / membrane
- Multi line : (min 5 line with LED)
- Ringer :
o Volume control and distributive ringing.
o Speaker volume
o Name directory and name dialing
- Called ID : Coller name display and que caller name display
- Data modul : Interface RS 232, V35
PC / key interface card Jack for head set
6 Analog Telephone
- Telephone extension yang dilengkapi dengan display yang diperuntukan
untuk kamar hotel standard dan junior suite.
- LCD Display : - 16 character alphanumeric
- Massage waiting LED
- Incoming call loudness control
- Ringer control : - High, low, off
- Mute button
- Transfer button
- Wall or desktop comvertible
7 Faximile
- Mesin fax digunakan untuk menerima fax atau mengirim fax untuk tamu
yang memerlukan atau bagian administrasi.
- Machine type : Desktop, type transceiver
- Document type : 2577 mm (by type) max
- Speed : 8 – 10 dots / mm horizontal
- Modem speed : 3.85 – 5 line / mm vertical 9600 / 7200 / 4800 / 2400 / 1200
BPS
9 Category 6 UTP
- Kabel UTP Cat 6 digunakan untuk Instalasi Outlet data ke patch panel Data
per lantai
- Performance characterized : 600 MHz
- Pair count : 4 pair
- Dimension dielectric : 0.042
- Outside : 0.230
- Conductor : 0.574 mm, 23 AWG solid
- Nominal outher diameter : 7.15 mm nominal
- Impedance : 100 Ω ± 15%
- NVP (nom %) : 66
- Insulation : Foam DE
- Overal shield : Plastic laminated alluminium foil
- Jacket : LSZH (IEC 332-1)
- Frequency (Mhz) : 25 D
- Attenuation (max dB / 100 m) : 32.8
- Next (min dB) : 38.3
- ACR (dB) : 5.5
12 Modular Jack
- Exceeds industry standard performance requirement
- Improved NEXT and return loss performance
- Universal T568 A or T568 B wiring pattern
- Easy termination with 110 impact tool
- SL series
13 Wire Management
- 1 RU height
- Slotted cable access
- Rear cable access
234
15 Core Switch
- Standard
* IEEE 802.3 10 base-T Ethernet
* IEEE 802.3 U 100 base-T x fast-Ethernet
* IEEE 802.3 x (flow control)
* IEEE 802.1x
* IEEE 802.1q
* IEEE 802.1D
* IEEE 802.1w
* IEEE 802.1s
* IEEE 802.3af
* Layer 4 support protocol
* CSMA / CD
- Data Transfer Rate
* Digabit Ethernet : 1000 mbps (half duplex)
2000 mbps (full duplex) 10 mbps (auto negotiation)
- Topologi
* Network cables
- 1000 Base-SX / LX / ZX : 4 pair Fiber Optic-10000 Base
* Number of port : 48-port, 48 x 1000 mbps & 12 port, 12 x 10000
mbps
* AC inputs : 100 to 240 VAC, 50 or 60 Hz internal universal
power supply
* Power consumption : 8000 watt / 2387 BTU (max. for 24 port)
16 19" Rack
- Plat besi : 2 mm
- Fan diatas rack : Sesuai gambar
- Lubang sirkulasi udara : dari bawah rack c/w filter
- Pintu : Tempered glass door
- Tiang : 1.80 mm
235
- Bottom copper : 2 mm
18 Access Point.
- Support IEEE 802.116, IEEE 802.119.
- Provide stable throughput & extends wireless coverage.
- Maximum rate 54 Mbps.
- Support for 16 users.
- Turbo mode speed.
- AP / client.
- Bridge, repeater.
- External anntena : 3
- Extended coverage.
1 Semua komunikasi di area kantor, training room, meeting room, coffee shop,
commercial room & area lainnya menggunakan extension & direct yang berasal
dari PABX. PABX pada sistem ini dilengkapi dengan sistem billing sehingga
pemakaian pulsa telephone dari pesawat extension dapat dimonitor. PABX pada
sistem ini dilengkapi pula kemampuan untuk bekerja dengan pesawat telephone
multi line (customized keyset).
PABX pada sistem ini harus dapat digunakan lebih dari satu kelompok pemakai
baik berupa department-department atau kelompok tenant dalam suatu sistem
besar sehingga lebih ekonomis. Console-console operator harus dapat digunakan
secara bersama-sama atau dialokasikan kepada masing-masing kelompok pemakai.
perekam lainnya untuk diproses lebih lanjut. Penjual harus menyatakan piranti
tambahan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan
catatan pembicaraan dengan detail berikut :
- Tanggal dan waktu panggilan terjadi.
- Nomor yang dipanggil.
- Nomor saluran cabang yang memanggil.
- Lama pembicaraan.
- Authorization code.
- Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional, atau internasional
yang dilakukan melalui :
o Operator console. Ekstension dalam PABX.
o Panggilan-panggilan yang dibantu operator.
o Rekaman harus proporsional dengan lamanya pembicaraan pada setiap
pesawat cabang ketika terjadi transfer panggilan.
p. Direct Line
Panggilan masuk dari jaringan STO harus mampu memanggil extension yang
dikehendaki secara langsung tanpa melalui operator. PABX harus mampu
menangani fitur tersebut.
2 Facsimile
4 Administration Subsistem
a. Administration subsistem terdiri atas patch panel, work group switch,
termination bloks untuk copper cable serta pacth cord yang sesuai.
b. Copper termination patch panel (UTP) terbuat dari bahan black anodized
allumunium dengan kapasitas 24, 28, 32, 48 & 96 port configuration sesuai
dengan gambar design.
c. Port indentification number (PIN) disetiap port pacth panel harus jelas dan dapat
diidentifikasi baik dari depan maupun dari belakang.
d. Semua wiring block harus dapat mengakomodasi 24 AWG conductor.
e. Standard floor distribution frame yang digunakan berupa 19" rack dengan size
yang sesuai & spare space 20% untuk pengembangan dikemudian hari.
f. Rack yang digunakan sesuai dengan ANSI / EIA-310-C untuk mounting holes,
cable routing opening di sisi depan, belakang dan samping.
g. Patch cord, pemborong harus menyediakan jumper cable untuk cross
connection dan interconnection untuk setiap patch panel terminal block.
h. Patch cord yang disediakan 4 pair version dengan panjang 4 ft.
i. Patch cord harus factory assembled plug-ended type.
j. Semua patch cord adalah terdiri atas 8 insulated 24 AWG, stranded copper
conductor, diatur dari 4 pasang warna.
k. Kedua ujung dari patch cord dilengkapi dengan modular RJ 45 cat. 6 plug
dengan compliant standard T568A atau T568B wiring.
239
5 Backbone Subsistem
a. Backbone subsistem termasuk vertical run cable yang menghubungkan
Administration Subsistem dengan Main Equipment Room subsistem.
b. Pemborong harus menarik vertical cable dengan star topologi berupa UTP cat 6
untuk data.
c. UTP cat 6 harus diterminasi dengan baik di kedua sisi.
d. Vertical kabel ditarik dengan route sesuai gambar design.
8 Kabel
a. Semua kabel dipasang mendatar harus didalam trunking kabel.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
c. Kabel yang dipakai untuk instalasi outlet data harus jenis UTP (unshielded
telephone pair) cat 6, 4 pair sambungan dalam PVC conduit 20mm.
d. Kabel yang dipakai untuk kabel feeder harus dari jenis TITC cable multi pair
dan Fiber Optic 4 Core untuk data.
e. Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.
f. Kabel yang dipakai untuk instalasi titik telephone harus jenis TITC 2x1x0,6
mm2 sambungan dalam PVC conduit Ø 20mm.
240
11 Conduit
- Conduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis conduit yang
bisa dipakai adalah high impact fire retardant PVC conduit dengan diameter dalam
minimal Ø 19 mm.
-
10.3. PENGUJIAN
Semua peralatan data ini harus diuji dengan fluke DSP 500 setelah semua sistem
tersebut terpasang dengan baik oleh perusahaan yang memasang instalasi tersebut.
Perusahaan tersebut memberikan surat jaminan dan sertifikat 25 tahun (kabel fiber
optic), untuk performance jaringan atas bekerjanya sistem tersebut setelah hasil
pengujiannya baik. Semua peralatan yang terpasang dalam sistem data ini, baik
peralatan utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut. Apabila hasil pengujian tidak sesuai spesifikasi
dan berita acara aanweijzing serta berita acara klarifikasi yang tidak bertentangan
dengan spesifikasi teknis yang menyebabkan sistem tidak berjalan dengan semestinya.
Kontraktor wajib mengganti semua peralatan yang sudah terpasang tanpa meminta
tambahan biaya sampai sesuai dengan spesifikasi
241
Tekanan Spesifikasi
Pemakaian
Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Sprinkler 10 30 15 B-30 IA
B = Pipa diisolasi
Gr = Gravitasi
2. Spesifikasi PV-10
- Tekanan Standard : 10 Bar
- Material : PVC class AW
- Fitting : PVC hub and spigot fitting class AW
- Joint : Socket solvent cement joint
- Penggunaan : Air Limbah Gravitasi
Air Limbah yang dipompakan Air Hujan
3. Spesifikasi PP-G
- Tekanan Standard : 5 Bar
- Material : Polypropylene sanitary type
- Fitting : Hub and spigot Polypropylene Sanitary type
- Joint : Hub and Spigot Rubber Ring Joint
- Penggunaan : Air limbah dapur
4. Spesifikasi PV-5
- Tekanan Standard : 5 Bar
- Material : PVC class D
- Fitting : PVC hub fitting class D
- Joint : Socket solvent cement joint
- Penggunaan : Venting
5. Spesifikasi PP-10
- Tekanan Standard : 10 Bar
- Material : Polypropylene
- Fitting : Heating element socket welding
- Joint : Heat fusion joint
- Penggunaan : Air Bersih (≤ Ø 50 mm)
6. Spesifikasi GI.M
- Tekanan Standard : 10 Bar
- Material : Galvanized Iron Pipe Sch 20 (Medium Class)
- Fitting : Flange / welding
- Joint : Screwed end / Welding
- Penggunaan : Air Bersih (> Ø 50 mm)
7. Spesifikasi PP-20
- Tekanan Standard : 20 Bar
- Material : Polypropylene
- Fitting : Heating element socket welding
- Joint : Heat fusion joint
- Penggunaan : Air Panas
8. Jenis Valve yang dipergunakan berdasar fungsi dan ukuran pipa :
243
Pipa besi cor lurus / utuh Satu titik setiap batang pipa
Pipa besi cor 2 (dua) sambungan Satu titik, salah satu batang pipa
Pipa Tegak
Pipa besi cor lurus / utuh Satu titik setiap batang pipa
Gantungan ganda 1 (satu) ukuran lebih kecil dari tabel diatas penunjang
pipa lebih dihitung dengan faktor dari keamanan dan kekuatan puncak.
Bentuk gantungan antara lain:
-Split ring type
-Clevis type
- Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang, dan dicat (finishing coating) sesuai peruntukanpipa.
- Khusus untuk semua gantungan dan penumpu di ruang pompa dan STP
harus menggunakan hot dip galvanized.
3. Pemasangan Katup-katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi
dan untuk bagian-bagian berikut ini :
- Sambungan masuk dan keluar peralatan
- Sambungan kesaluran pembuangan pada titik-titik rendah.
- Di ruang mesin :
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 200 40 mm
mm atau lebih besar
50 mm
11.4. PENGECATAN
1. Umum
247
2. Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Pipa & peralatan dalam Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir 2
plafond Pipa & peralatan lapis
expose
Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir 2
Pipa dalam tanah lapis 2 lapis flincote atau denso tape
11.6. PENGUJIAN
1. Jika tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air
dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10
kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 4 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
248
kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus)
dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
249
Spesifikasi Catata
n
Spesifikasi Catatan
Ketebalan Minimum 6 mm
Spesifikasi Catatan
Daya Motor
System kerja Otomatis - Bergantian WLC dengan electrode di Roof tank &
CWT
Pipa Suction
Pipa Discharge
Dimensi
Berat
Cara kerja
- Apabila muka air ditangki atas turun ke batas "Low" maka pompa
akan on sampai muka air naik ke batas "High".
- Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air ditangki bawah
berada diambang batas "Lower Low" dan akan bekerja lagi apabila
air terisi kembali sampai batas "Low".
Spesifikasi Catata
n
Daya Motor
Pipa Suction
Pipa Discharge
Dimensi
Berat
Cara kerja
- Pompa booster harus variable speed constant pressure.
- Booster pump harus mampu memasok kebutuhan air kepada
pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
- Peralatan kendali, untuk laju aliran menggunakan Variable Speed
Constant Pressure dan Pressure Vessel.
253
Spesifikasi Catatan
- Bak sewage harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
- Setiap bagian bak harus dapat dipompa, dasar bak harus miring 1:10 ke arah
pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°
Spesifikasi Catatan
Pipa Suction -
Base frame -
Dimensi
Berat
Kelengkapan Guide
Rel
Rantai
Quick Discharge
Connector Cutter
Grease lubricated bearing
Internal oil cooler
Cara kerja
- Start dan stop diatur secara otomatis oleh float level
- Pompa dapat bekerja secara bergantian dan bersamaan.
- Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
- Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
- Yang termasuk dalam lingkup pengadaan Outlet Drain dan Clean Out hanya
yang ada di area service dan yang tidak tergambar di desain perencanaan
arsitektural
- Tipe Clean Out yang digunakan disesuaikan dengan gambar desain
Spesifikasi Catatan
Floor Drain
Roof Drain
Canopy Drain
Material PVC
1. PRODUCT LIST
A. VAC
1 AC VRV 1 Set unit terdiri dari Beberapa indoor unit dan 1 Toshiba, Carrier,
outdoor unit LG
Dilengkapi dengan inverter
Refrigerant menggunakan R32
Compressor
Compressor haruslah type hermetic Scroll dengan
effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter control
pada masing-masing kompresor yang berfungsi untuk
merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan
cooling load yang dibutuhkan.
Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1
unit, secara otomatis compressor inverter dengan jam
operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap
kali operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang
terpasang secara mekanis ke Fin alumunium yang dilapisi
resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai
3 micron
Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid
Valve dan komponen lain untuk keperluan safety
Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed
operation dengan inverter DC, dengan kemampuan
maximum static pressure = 60 Pa
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk
beroperasi dengan noise lebih rendah pada saat malam
hari dan saat cooling load menurun secara otomatis.
Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety
sebagai berikut : high pressure switch, control circuit
fuses, thermal protectors for compressor dan fan
motors, over current protection untuk inverter.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat
menuju indoor unit, unit harus dilengkapi dengan Sub
cooling.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi
setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya setiap 2 jam
operasi
10 Seng BJLS JIS G 3141 soft annealed / hard unannealed Lokfom, Sarana
Tebal logam dasar : 0.2 mm sampai dengan 2.00
Standar lapisan seng : SII 0137-80, SII 0884-83
Tebal lapisan seng : 15 -90 micron
14 VSD / Inverter THDi harus mengacu standar IEC/EN 61000-3-12 yaitu Schneider,
THDI dibawah 48 % untuk standar produk Inverter (VSD). Danfoss,
- mempunyai EMC (Electromagnetic
compatibility) filter sesuai IEC/EN 61800-3
- Tegangan supplai : 380VAC – 480VAC +/- 10%,
50/60 Hz +/- 5%, 3 Phase.
- Frekwensi keluaran : 0.1 sampai dengan 500 Hz.
- Tipe kendali motor : Kn2 quadratic, sensorless
flux vector control, voltage/frequency ratio, energy
saving ratio.
- Transient overtouque : Transient overload :
110% dari arus drive nominal dalam 60 detik.Inverter
(VSD) yang digunakan mempunyai Modul komunikasi
yaitu Modbus/ BACNet/ Metasys N2/ Modbus TCP.
- jumlah digital input minimal 4 atau output
259
16 Differential Air -30 Pa to +30 Pa, IP 67, accuracy 1%, Die cast aluminum Dwyer,
Pressure Indicator case and bezel, with acrylic cover. Magnehelic
dan hose
12 Air Vent Sizes : 1/2", 3/4", 1", 2", 3" NPT Viking,
Claval,Mico
Pressure Ratings : 300 psi
Temperature Range Water to 180°F
Materials
Body and Cover: Ductile Iron ASTM 536 65-45-12
Float: Stainless Steel
Internal Parts: Stainless Steel
Seal: VitonTMor Buna-N®(Standard
13 Safety / Pump Size : 1/2", 3/4" and 1" Threaded NPT Singer, Watts,
casing relief Lede,Mico
Temperature Range Water, Air: to 180°F Max.
valve
materials
Body & Cover: Cast Bronze UNS C87850 -Standard
Stainless Steel ASTM A743-CF-16F
Monel
Super Duplex Stainless Steel
Trim: 303 Stainless Steel
Monel
Rubber: Buna-N®Synthetic Rubber
Pressure Ratings Cast Bronze 400 psi Max.
Stainless Steel 400 psi Max
UL/FM
Merk KS
Sambungan Las, Welded
Ukuran 1/2 inchi s.d. 8 inchi panjang 6 meter
19 Gate Valve Ductile Iron, 300 Psi, Groove, UL/FM Victaulic, Weflo,
AVK, Lede,
Grooved end Sizes
Conex
• 2 ½ – 16"/DN80 – DN400
Pressure Class
• 300 psi
• 2 ½ – 12"/DN80 – DN300
Operating Temperature
• -20°F to + 180°F/-29°C to +82°C
Body: Ductile Iron conforming to ASTM A536 Grade 65-45-12
20 OS&Y Gate Valve Ductile Iron, 300 Psi, Groove, UL/FM Victaulic, Weflo,
AVK, Lede
Grooved end Sizes
267
• 2 ½ – 16"/DN80 – DN400
Pressure Class
• 300 psi
Operating Temperature
• -20°F to + 180°F/-29°C to +82°C
Body: Ductile Iron conforming to ASTM A536 Grade 65-45-12
22 Check Valve Ductile Iron, 300 Psi, Groove, UL/FM Victaulic, Weflo,
AVK, Lede,
Grooved end Body Ductile Iron conforming to ASTM A536, Grade 65-45-12.
Conex
Sizes
• 2 1/2 – 12"/73 mm – DN300 (Series 717)
Pressure Class
• Up to 365 psi/2517 kPa/25 bar
26 Butterfly Valve Ductile Iron, 300 Psi, Groove, UL/FM Victaulic, Weflo,
AVK, Lede,
Grooved end Sizes
Conex
• 2 ½ – 16"/DN80 – DN400
268
Pressure Class
• 300 psi
• 2 ½ – 12"/DN80 – DN300
Operating Temperature
• -20°F to + 180°F/-29°C to +82°C
Body: Ductile Iron conforming to ASTM A536 Grade 65-45-12
28 Flow meter [FM approved] Grooved end calibrated venturi meter Gerand,
manufactured of carbon steel (ASTM A-53) zinc electroplated Victaulic
Grooved End
body, brass
needle valve conforming to ASTM B-124, with attached GPM
meter.
33 Pressure UL Listed and FM Approved, grooved end, ductile iron body Victaulic, Lede,
Reducing Valve conforming to ASTM A536 with electrostatic powder coated Weflo
polyester red coating carbon steel body to ASTM A216. Valve
internal components shall be reinforced polyisoprene [NBR]
[EPDM] elastomer seals. straight-through Y-type-body with
unobstructed flow path. Valve actuation fully peripherally
supported, one-piece balanced rolling-diaphragm. The diaphragm
assembly shall be the only moving part. Control trim system
shall be 316 stainless steel. The control system shall consist
of a 2-Way
adjustable, pressure reducing pilot valve. The valve shall be
UL listed and FM approved, 365 psi [2517-kPa] rated, and
water operating temperatures to 122°F [50°C].
35 Anti Vortex Baja tahan Karat, ukuran minimal 2 kali diameter pipa hisap
271
Produk Plumbing
• Insulation: Class B
Class F (3.7 kW) Panel Pompa :
Simetri, Jefta,
• Protection: IP-68
SIP, MEI,
• Protector Auto-cut Varotech
• Bearing: Ball type Komponen
• Mechanical seal: Double Mech. seals Panel : LS,
Hagger,
• Impeller: Vortex or Channel Schneider,
Siemens,
Legrand
Materials
• Upper cover : Cast Iron (FC200)
• Motor frame : Cast Iron (FC200)
• Shaft end : 403 Stainless Steel
• Mechanical seal
273
Upper : Carbon/Ceramic
Lower : Silicon/Silicon
• Casing : Cast Iron (FC200)
• Impeller : Cast Iron (FC200)
• Cable : VCT (optional H07RN-F)
Basic Parameters
Accuracy 1%
Velocity range 0~10m/s, Bi-directional measurement
Pipe size DN15~DN50mm
Temperature -30~160
Type of liquid Single liquid can transmit ultrasound, such as water,
sea water, sewage, oil, alcohol, etc.
Pipe material Steel, stainless steel, cast iron, copper, PVC,
aluminmum, glass steel, etc. Liner is allowed.
Signal output
1 way 4-20mA output
1 way OCT pulse output
1 way Relay output
17 Pipa PPR Pipa PP-R PN 10 digunakan untuk mengalirkan air SD, Polygon,
dingin bertekanan dengan suhu maksimal hingga Asialing, Wavin,
60 derajat Celcius.. Unilon, Toro,
Pipa PP-R PN 16 digunakan untuk mengalirkan air Westpex,
dingin bertekanan dengan suhu maksimal hingga Genova, BE, Era
60 derajat Celcius.
Pipa PP-R PN 20 digunakan untuk mengalirkan air
panas bertekanan dengan suhu maksimal hingga
95 derajat Celcius.
Pipa PP-R PN 25 digunakan untuk mengalirkan air
dingin dan panas bertekanan dengan suhu
maksimal hingga 95 derajat Celcius.
Standard
DIN 8077 – about Polypropylene pipe dimension
DIN 8078 – about Polypropylene pipe general quality requirement
and testing
EN ISO15874 – about Plastic piping system for hot and cold water
installation
ISO 228 Pengujan sistem Drat
ISO 7 Pengujian sistem drat
25 Floor Clean Out Ukuran pipa dia. 50, 65, 80, 100, 150 San Ei, Kharisma
Ring : Chromium Plated Bronze
Tutup: Chromium Plated Bronze
Perapat : Rubber
27 Roof Drain Coated Cast Iron, Dome / Sudut, 3 susun Kharisma, SPI
Balkon Drain Coated Cast Iron, Flat, 3 susun
29 Floor Drain Ukuran pipa dia. 50, 65, 80, 100, 150 San Ei, Kharisma
278
34 Sand Filter / Cassing : FRP tank lenkap dengan multiple port untuk fungsi Pentair, Luso
Carbon Filter / operasional, test dan back wash
Zeolit Filter
Media : Activated Sand, Activated Carbon, Mangan Zeolite
38 Cable Float Application : Sewage, Waste Water & Clean Water Wingel, Kasuga
Level Switch
Press Max (Barg) : 3
Temp Max (Deg C) : 80
Mounting : Top
SG Min (kg/m3) : 850
Float Type : CFPP-60 & CFPP-45 (IP-68)
Float Material : Polypropylene (PP)
Rope Material : Polypropylene (PP)
Conn Material : PVC
Terminal Box : PP + 20% GF Housing, IP-66
Output Contact : SPDT - Max 6 Contact Points
Rating : 1A, 230 VAC/DC, 40 VA
36 Sewage Anaerobic Aerobic Submerged Biofilter Mitrabio,Biofun
Treatment Asiatech, WMF
Plant
Komponen STP
280
Produk Elektrikal
C ELEKTRIKAL
1 Panel Maker Free standing / Wall mounted Tebal min 2 mm, Simetri, Jefta,
Tegangan dilapisi anti karat Epoxy resin paint SIP, MEI,
Rendah Varotech, TSA
Standard pabrik
LVMDP & Capacitor Bak Panel menggunakan Form 3B Std SNI PUIL
/ LMK
Panel Lainnya menggunakan Form 2A
3 Digital Accuracy class 1 sesuai dengan standard IEC 61557-12 dan Socomec,
Metering dan mempunya komunikasi Modbus Siemens, LS
KWH meter
digital
4 Capacitor Bank Tipe : High Extra Duty Capacitor (Dry type) Epcos, Ducati
Daya Reaktif : 1.5 – 50 kVar
Tegangan : 230 – 800V
Frekuensi : 50Hz / 60Hz
Toleransi Kapasitansi : -5% - +10%
Daya Kerja (Duty) : Kontinyu, terus menerus (termasuk harmonic)
Rugi Daya : ≤ 0.2 W / kVar
Masa Kerja (lifetime) : > 130.000 jam ( -25/C , 50°C )
Masa Kerja (lifetime) : > 110.000 jam ( -25/D , 55°C )
Maks. dV/dt : 100 V / µs
Maks. Overload In : 4 x In ( arus nominal ), long life duty
Resistor Discharge : Eksternal (50 V setelah 60 detik / 1 menit )
Terminal : Tipe baut / screw
Proteksi : IP20 (IP54, order khusus)
Koneksi : Segitiga (delta)
Material internal : (Metallized polypropylene) PPM / MKP. Eco-
friendly resin
Ketinggian : ≤ 4000 m s.l.m
282
8 Automatic Komponen ATS harus terdiri dari satu pabrikan yang sama. ATS Viztro, Asco
Transfer bukan merupakan rakitan dari 2 MCCB, ACB, Contaktor atau
Switch LBS yang dirakit dengan pengontrol yang bukan satu pabrikan.
ATS harus berfungsi benar- benar murni sebagai transfer
Switch.bukan sebagai pemutus (breaker) ataupun LBS.
Adapun spesifikasi Automatic Transfer Switch:
- Tipe : Closed Switch atau Open Switch
- Sistem Operasi : Automatic dan Manual.
- Tegangan : 400V, 50Hz, 3Phase, 4 kutub (Pole).
- Operator Transfer : Solenoid Mechanism atau motor.
- Pararel : kurang dari 100 mS.
- Kontroller : Microprocessor System dengan LCD Display.
- Breaking Capacity : 200kA.
- Standard : IEC 60947.6.1.
- Sertifikasi : Ada sertifikasi dari badan independent
(co: Kema,Demko,dll).
- Konektifitas : ATS dapat di monitoring dan dikontrol oleh
BMSNOC melalui Ethernet (Modbus
Protokol).
Kontroller pada ATS berfungsi :
Monitoring 3 phase under dan Over Voltage
(Normal dan Emergency).
Monitoring Frekuensi, Under dan Over.
Monitoring ketidakseimbangan Voltase.
Jeda waktu/ Time Delay transfer ke Emergency.
Jeda waktu/Time Delay transfer kembali ke
Normal.
Pendinginan Mesin/ Engine Cooling Down.
Pemanasan Mesin (Engine Exercise).
Waktu Tunda kehilangan PLN sementara.
Monitoring Phase rotasi.
9 Kabel Type kabel : NYFGbY, NYY, NYM, NYA & NA2XY Jembo, Citra
Tegangan Kabel, Extrana
Tegangan minimum 600 Volt
Rendah
Tegangan maximum 1000 Volt
Jenis konduktor Tembaga
Tipe isolasi PVC
13 Armatur TL Open type, TL Panel Acrilyc covered, Down light, Baret persegi Opple,
Penerangan Minimum 0,6 mm, dengan finishing 0,7 mm powder coating, anti Panasonic,
corrosive ( karat ) buatan pabrik, tanpa las / solder
18 Tray cable & Hot Rolled Steel Sheet Minimum 2 mm NPS, Tri Abadi,
Cable Three Star
Elelctro Galvanized Mild Steel, Hot Dip Galvanized, Powder
Coating,
Oven baked Painting
20 Inbow Doos Fungsi : untuk pemasangan di dalam tanam tembok Boss, Jung
Saklar / Stop
Tipe : tipe frame 1 gang, 2 gang, 3 gang (stop kontak, saklar, tv,
Kontak
285
data)
Warna : hitam ( Bahan Plastik Bermutu Bagus )
terdaftar : SNI
21 MCB Box Unit 18 slot MCB, Bahan fire rated, lengkap dengan terminal earthing, :Hager,
pintu box bisa di kiri bisa dikanan, bukaan mendekati 180 derajat Legrand
22 KWH Meter 230V 5(60)A 50Hz Kelas 1 IP : 54 FUNGSI 2S - 2R Terra Metrology Rmart, MSP
Unit (tipe :
Sistem token
Prabayar)
44 Glass Cloth Type E low alkali, thickness 0.18 mm x 1,27m x 100meter AB Cloth
35 Spindle Pin Aluminium, diameter 1.6 mm, Panjang 25~75 mm, end cap 24mm Tilement
47 Kabel Ladder / Hot Rolled Steel Sheet Minimum 2 mm NPS, Tri Abadi,
Cable Tray Three Star
Elelctro Galvanized Mild Steel, Hot Dip Galvanized, Powder
288
Coating,
Oven baked Painting
Produk Elektronik
MATERIAL /
NO. MERK PRODUK
KOMPONEN
A Fire Alarm
8 Bel Tanda 119 dBA in 1 m with DIN sound 64 tones Fike, NIttan
Bahaya
20 dBA volume control
3 remotely switchable alarm levels
Adjustable volume
Wall and ceiling mounting
High protection class
Operating voltage 10 ... 60 V DC
Alarm current 120 mA ... 550 mA (0,5 A @24 V DC, DIN-Tone)
Ambient temperature -25 °C ... 70 °C
Type of protection IP 66
Housing ABS
Specification EN 54-3
Dimensions W: 166.3 mm H: 166,3 mm D: 149,5 mm
c. Control Module
i. Operating temperature : 0 to 49 degC
ii. Humidity : 93% RH, non-condensing
iii. Operating voltage : 15.2 to 41 Vdc (19 Vdc nominal)
295
d. Isolator Module
i. Operating temperature : 0 to 49 degC
ii. Humidity : 93% RH, non-condensing
iii. Operating voltage : 15.2 to 32 Vdc (19 Vdc nominal)
iv. Operating voltage : 255 A (LED flashing)
B Tata Suara
5 Audio Source • BGM playback from SD card and USB input. Bosch,
Honeywell,
• Built-in FM tuner with RDS, Preset and Digital control.
Norden,
• Separate output from digital source and FM tuner.
• Max Storage : 32GB.
• Power Consumption : 10W (typical), 50vA
Max.
298
8 Call Station • 7 zone selection with LED indication for zone selection. Bosch,
Keypad Honeywell,
• Power supply : 24vDC supplied by LBB 1956/00.
Extention Norden,
• Up to 8 keypads can be connected together: Additional 56
zones selection and zone group keys.
C Telephone &
Data
4 Outlet IP RJ45, Cat6, Mechanisms supplied with square rocker plates, to be Jung, Boss
Telephone equipped with support frames and plates
Compliant with ISO/IEC 11 801, EN 50173 and ANSI/TIA 568
standards
7 Kabel Fiber Kabel Singlemode (Penggunaan Jarak Jauh), Multimode LS, MMC
Optic (Penggunaan Jarak Pendek)
Fungsi : Kabel backbone sistem network & sekuriti
Indoor
• Tight buffer optical fiber
• Glass yarn with water blocking protection
• Jaket LSZH
Ref. Standard :
• IEC-60794-1-2
• TIA/EIA-455
• IEC 60 332-1
9 Outlet Data RJ45, Cat6, Mechanisms supplied with square rocker plates, to be LS, MMC,
equipped with support frames and plates Legrand,
Schneider, MK
Compliant with ISO/IEC 11 801, EN 50173 and ANSI/TIA 568
standards
10 Face Plate 1~6-Port British Face Plate, Shutter & Icon of Keystone Modular LS, MMC,
untuk Data Jack, Housing : High Impact Flame Retardant Plastic | UL 94V-0 Legrand,
c/w T-Doos Rated, Fit with RJ45 Modular Jack Schneider, MK
14 Core Switch L3 10G Switch (16 SFP + 8*Combo (GbE/SFP) + 4* 10G SFP+), DCN
AC+48V DC power fixed, 1u
17 Wireless DCN Access Controller, (default with 16 units AP license, support DCN
controlling max. 512 units AP, 6*10/100/1000MBase-T ports, 1
302
18 Wireless DCN SMB Indoor Dual Band AP, 802.11n+802.11ac wave 2 (2.4GHz DCN
Acces Point & 5GHz dual-band, 2*2, bandwidth 1.167Gbps, one
10/100/1000MBase-T port for uplink, PoE or local 48V DC power,
default no power adapter), could only be managed by DCN EAC
series controller
D CCTV
E MATV
1 Antena UHF Yagi antena, 1,5 meter, Gain 40dB, UHF (300 MHz sampai 3 GHz) PF HDU-25,
Ikusi
2 Kabel Coaxial RG-11. RG-6, Core : Copper, Braided : Copper, Poly urethane, Belden,
Aluminium Foil Comscope
F Energy
Monitoring
System
configurable)
o 3 Port RS-485 for I/O Modules, Modbus RTU,
Bacnet MSTP, LonWork FTT-10
o USB 1 device and 2 host ports
2 Kabel STP 22 Shielded MMC, LS
AWG
• Conductor material : stranded tinned copper wires
• Conductor class : AWG 22
• Core insulation : PE Ø: 2,10 mm
• Overall shield : aluminium / polyester, coverage
100%
drain wire AWG20
• Outer sheath : PVC
1 Access Bisa berkomunikasi dengan semua module dalam satu sistem, dapat HID, Norden,
Controller menyimpan seluruh konfigurasi yang dibuat dan semua transaksi Honeywell
yang terjadi, memproses semua sistem komunikasi dan laporan
alarm serta sistem aktivasi ke komputer server atau komputer
remote dengan menggunakan komponen PLC.
3 Magnetic Holding Force : 600 Lbs, khusus pintu Besi harus Falco, Keylok,
Lock 1200 Lbs
Tegangan Kerja : 12 Vdc / 500 mA
Dry Contact : NO / NC
Type of Mounting : Surface
4 Exit Push Body & Button : Durable Stainless Steel Falco, Keylok,
307
F Nurse Call
1 Nurse Call Memiiki : Master Station Control Panel, Connector Box, Pullcord Commax,
System Toilet, Bedside Call, Call Cord, dan Corridor Light BOSS
Analog
G General
Elektronik
Type / Jenis : Online double convertion, IGBT
1 UPS Riello,
Inverter, Dual DSP Control
Socomec
Rectifier Bridge Type : 3 Phase full IGBT
Nominal Input Voltage : 3 x 380 V / 400 V / 415 VAC + N
Nominal Output Voltage : 3 x 380 V / 400 V / 415 VAC + N
Input Voltage : 304 VAC : 456 VAC
Input Frequency Range : 30 s/d 80 Hz
Input Power Factor : > 0,99
Output Power Factor : 1
DC Output Voltagelerance : <1%
DC Current Ripple : <1%
Input Current HD : 3 % at 100 % Load
Battery Ambient Temp : 0 – 40 C
Min Disharger Voltage : Up to 432 VDC
Back Up Time : > 15 menit pada typical load
Inverter Bridge : SVM (Space Vector
308
2 Kabel Ladder Hot Rolled Steel Sheet Minimum 2 mm NPS, Tri Abadi,
/ Cable Tray Trias, Three
Elelctro Galvanized Mild Steel, Hot Dip Galvanized, Powder Coating,
Star
Oven baked Painting
309
Pasal 40
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
Pasal 41
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
Pasal 42
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
KONSULTAN PERENCANA
PT. MAHAKA NUGRAHA
PERKASA