Anda di halaman 1dari 4

PATHWAY PASIEN CKD AT CAUSA DIABETES MELLITUS

Defisiensi Fungsi Insulin

Hiperglikemia

Darah disaring di ginjal

Kerja nefron bertambah berat

Kompensasi kerja nefron

Keadaan kronis, kematian nefron,


pembentukan jaringan parut

Alira
Aliran
n darah
darah ginjal
ginjal me

Destruksi struktur ginjal progresif

GFR menurun

Gagal mempertahankan metabolism


dan keseimbangan cairan dan elektrolit

Gagal ginjal kronis


Gagal ginjal kronis

↓fungsi penyaringan sisa metabolism di renal


Aktivasi RAA

Renin ↑
Penumpukan toksik uremik dalam darah

Angiotensin I Imbalance cairan


angiotensin II dan elektrolit Ureum pada jaringan kulit

Pruritis pada Kulit


Aktivasi ADH Volume cairan me pH me

Gangguan integritas kulit


Edema Ekstremitas Asidosis metabolik

Kelebihan Volume Cairan Kebutuhan gas


pernapasan me

Curah jantung me
Gangguan pola nafas
Tindakan Port d entry
Perfusi jaringan me Risiko
invasive (alat kuman infeksi
Prognosis Penyakit Buruk dan darah)

Intra HD

Tindakan Hemodialisa Perubahan jumlah darah,elektrolit Resiko Hipotensi

Pos HD Terpasang balutan Risiko


pada fistula Perdarahan
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah


-) NOC :
a. Electrolit and acid base balance
b. Fluid balance
c. Hydration
-) NIC :
Fluid management
a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b. Pasang urin kateter jika diperlukan
c. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
d. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
e. Monitor vital sign
f. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
asites)
g. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
h. Monitor status nutrisi
i. Berikan diuretik sesuai interuksi
j. Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
k. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Fluid Monitoring
a. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
b. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
c. Monitor berat badan
d. Monitor serum dan elektrolit urine
e. Monitor serum dan osmilalitas urine
f. Monitor BP, HR, dan RR
g. Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
h. Monitor parameter hemodinamik infasif
i. Catat secara akutar intake dan output
j. Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
k. Monitor tanda dan gejala dari odema
Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya port de entri kuman sekunder
-)NOC: Risk Control Infection Process
Memahami resiko personal infeksi
Identifikasi status gejala infeksi
Identifikasi strategi menjaga diri
Pertahankan kebersihan lingkungan
Penggunaan strategi kontrol infeksi
Penggunaan cuci tangan aseptik

-) Infection Control
Bersihkan lingkungan sekitar pasien
Ganti peralatan pasien setelah digunakan pasien lain
Insturksikan pasien dan keluarga cuci tangan sebelum dan sesudah perosedur
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Gunakan alat pelindung diri selama tindakan
Pertahankan lingkungan aseptik
Observasi tanda-tanda infeksi

Resiko perdarahan berhubungan dengan heparinasi


-) NOC: Status Sirkulasi
Ekimosis (-)
Perdarahan gusi (-)
Rembesan pada luka tusuk minimal
Pemberian heparin terkendali
-) NIC : Kontrol perdarahan
a. Kaji keadaan luka insisi penusukan jarum AV Fistula hemoidalisa
b. Jaga posisi jarum tetap aman dan paten.
c. Monitor vital sign
d. Jelaskan tentang tanda dan gejala perdarahan
e. Monitor tanda dan gejala perdarahan
f. Monitor laboratorium darah rutin ( hemoglobin) post hemodialisa bila perlu
g. Berikan dosis antikoagulan waktu hemodialisa sesai dosis.

Anda mungkin juga menyukai