Anda di halaman 1dari 8

WOC DM-CKD

DM

Gula darah meningkat

Ginjal tidak dapat menyerap

Fungsi nefron menurun

Kerusakan nefron

GFR menurun

Ginjal kehilangan fungsi

CKD

Sekresi protein tinggi Retensi Na


Tidak mampu mengsekresikan garam
Sindrom uremia Tekanan perifer meningkat Asidosis

Vol. intestinal meningkat


Hiperventilasi
Perpostamia Gg. keseimbangan asam basa
oedem
Preload naik Pola nafas tidak efektif
Pruritus Asam lambung meningkat
Kelebihan vol.cairan
Beban jantung meningkat
Gg.integritas Nausea, vomiting
kulit
Hipertropi ventrikel kiri

Nutrisi kurang
dari kebutuhan Bendungan atrium
Suplai oksigen ke jantung Payah jatung
tubuh kiri meningkat
menurun kiri

Gg. perfusi Kapiler paru meningkat


Metabolisme an aerob
jaringan

Edema paru
Timbunan asam laktat

Gg.pertukaran gas
Fatique (kelelahan) Intoleran aktivitas
LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN ETIOLOGI DM

DISUSUN OLEH
MASBAH (P07220420045)

PROGRAM STUDI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALTIM
SAMARINDA
KELAS TARAKAN 2021
Gagal Ginjal Kronis dengan etiologi DM

1. Pengertian
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan
asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, serta
mengekresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sampah metabolisme (urea,
kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing. Selain fungsi regulasi dan ekresi, ginjal juga
mensekresi renin (penting untuk mengatur tekanan darah) juga bentuk aktif vitamin D (penting
untuk mengatur kalsium) serta eritropoetin (penting untuk menstimulasi produksi sel darah
merah ). Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan keadaan
yang disebut uremia. Uremia adalah suatu sindroma klinik dan laboratorik yang terjadi pada
semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik.

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronik dapat berlanjut menjadi gagal ginjal terminal (end
stage renal disease) dimana ginjal sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan substansi
tubuh, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa tindakan dialisis atau
pencangkokan ginjal sebagai terapi pengganti ginjal.

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang penyebabnya multifaktor, ditandai
dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemi) dan terjadi gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Gangguan metabolisme ini disebabkan karena adanya defek pada sekresi
insulin, kerja insulin, maupun - 1 - 1 keduanya.

Klasifikasi DM menurut American Diabetes Association (ADA) 1997 dan World Health
Organization (WHO) dikategorikan menjadi diabetes mellitus tipe 1, tipe 2, dan tipe lain.

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas. Adanya DM tipe 1
dapat diidentifikasi dengan ditemukannya antibodi anti glutamic acid dehydrogenase, sel islet
autoantibody, atau autoantibody insulin di dalam darah. Penderita diabetes tipe 1 selalu
memerlukan insulin untuk mencegah timbulnya ketosis spontan agar tetap dapat bertahan
hidup. Diabetes mellitus tipe 2, yang paling sering dijumpai, ditandai dengan adanya gangguan
sekresi dan kerja insulin. Hiperglikemi pada DM tipe 2 dapat dicegah dengan menggunakan
obat antihiperglikemi oral disamping modifikasi diet. Diabetes mellitus tipe lain biasanya
disebabkan oleh kelainan genetik atau mutasi genetik yang menyebabkan gangguan fungsi sel
beta. Contoh diabetes melitus tipe lain adalah diabetes infantil dan diabetes gestasional.
Diabetes melitus infantil ádalah DM yang terjadi sejak bayi sedangkan DM gestasional ádalah
gangguan toleransi glukosa yang muncul pada saat hamil. Gejala DM gestasional mirip dengan
DM tipe 2.

Nefropati diabetik (ND) merupakan komplikasi penyakit diabetes mellitus yang termasuk
dalam komplikasi mikrovaskular, yaitu komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah halus
(kecil). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada pembuluh darah halus di ginjal. Kerusakan
pembuluh darah menimbulkan kerusakan glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring darah.
Tingginya kadar gula dalam darah akan membuat struktur ginjal berubah sehingga
fungsinyapun terganggu. Dalam keadaan normal protein tidak tersaring dan tidak melewati
glomerolus karena ukuran protein yang besar tidak dapat melewati lubang-lubang glomerulus
yang kecil. Namun, karena kerusakan glomerolus, protein (albumin) dapat melewati glomerolus
sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria.

Gejala nefropati diabetik dibagi menjadi beberapa tahap, yang paling sederhana adalah 3
tahap, yaitu mikroalbuminuria (berlangsung 5-15 th); makroalbuminuria (5-10 th); dan gagal
ginjal terminal (3-6 th). Mogensen membagi ND menjadi 5 tahap dengan menambahkan 2
tahap sebelum mikroalbuminuria pada DM tipe 1. Tahap pertama adalah pembesaran ginjal
akibat hiperfiltrasi dan tahap kedua adalah silent stage dimana ekskresi albumin normal tetapi
struktur glomerolus berubah.

Perencanaan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


keperawatan
1. Hipervolemia Setelah dilakukan perawatan Majajemen Hipervolemia
selama 3x8 jam diharapkan Observasi :
hipervolemia meningkat 1. Periksa tanda dan gejala
dengan kriteria hasil : hipervolemia ( edema)
1. Asupan cairan meningkat 2. Monitor tekanan darah
2. Output urin meningkat 3. Monitor intake dan output
3. Edema menurun 4. Monitor jumlah urine dan
4. Dehidrasi menurun warna urine
5. Tekanan darah membaik Terapetik
6. Turgor kulit membaik 1. Timbang BB setiap hari pada
7. BB membaik waktu yang sama
2. Batasi asupan cairan dan
garam
3. Tinggikan kepala tempat
tidur
Edukasi
1. Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
2. Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik

2. Gg. Integritas Kulit Setelah dilakukan perawatan Perawatan integritas kulit


selam 3x8jam diharapakan Observasi :
integritas kulit meningkat 1. Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil : gangguan integritas kulit
1. Elastisitas meningkat Terapeutik
2. Perfusi jaringan 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika
meningkat tirah baring
3. Kerusakan jaringan 2. Hindari produk berbahan
menurun dasar alhohol pada kulit
4. Kemerahan menurun kering
5. Suhu kulit membaik Edukasi
6. Tekstur membaik 1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Anjurkan meningkatkan
nutrisi
3. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
4. Anjurkan mandi dan
menggunkan sabun
secukupnya
3. Gg. pertukaran gas Setelah dilakukan perawatan Pemantauan respiratori
selam 3x 8 jam diharapkan Observasi
pertukaran gas meningkat 1. Monitor frekuensi,irama,
dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya napas
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor saturasi oksigen
meningkat 3. Monitor nilai AGD
2. Dispnea menurun Terapeutik
3. Takikardia menurun 1. Dokumentasi hasil
4. Pusing menurun pemantauan
5. Gelisah menurun Edukasi
6. PCO2,PO2,pH arteri 1. Jelaskan prosedur dan tujuan
membaik pemantauan
7. Warna kulit membaik
4. Gg. Perfusi jaringan Setelah dilakukan perawatan Perawatan sirkulasi
selama 3x8jam diharapkan Observasi :
perfusi jaringan meningkat 1. Periksa sirkulasi perifer(nadi
dengan kriteria hasil : perifer,edema, pengisian
1. Kekuatan nadi perifer kapiler)
meningkat 2. Identifikasi faktor risiko
2. Peneymbuhan luka gangguan sirkulasi (DM)
meningkat Terapeutik
3. Edem perifer menurun 1. Hindari pemasangan infus
4. Kelemahan otot menurun atau pengambilan darah di
5. Pengisian kapilerarea keterbatasan perfusi
membaik 2. Hindari pengukuran TD pada
6. Turgor kulit membaik ekstremitas dengan
7. Tekanan darah membaik keterbatasan perfusi
3. Hinari penekanan dan
pemasangan tourniquet
pada area yang cidera
Edukasi
1. Anjurkan berolahraga rutin
2. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
3. Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan ( rasa sakit yang
tidak hilang,luka tidak
sembuh)
5. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan perawatan Manajemen nutrisi
selama 3x 8 jam diharapkan Observasi
nutrisi membaik dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang
1. Porsi makan yang disukai
dihabiskan meningkat 3. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Pengetahuan dan jenis nutrien
pemilihan makanan 4. Monitor asupan makanan
yang sehat meningkat 5. Monitir BB
3. Nyeri abdomen Terapeutik
menurun 1. Fasilotasi menentukan
4. BB, IMT membaik pedoman diet
5. Bising usus membaik Edukasi
1. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai