Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN CA CAPUT PANKREAS

A. Landasan Teoritis Penyakit

1. Definisi

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzimpencernaan serta beberapa hormon penting sepertiinsulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perutdan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari) (Sylvia, 2006).

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan adenokarsinoma. Tumor-
tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit
hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

2. Etiologi

Adapun etiologi dari Kanker Pankreas yaitu :


a. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel
parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk faktor resiko eksogen
adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen.
b. Faktor Resiko Endogen
Contohnya : Penyakit DM, pankreatitis kronik, kalsifikasi pankreas (masih belum jelas)
(Setyono, 2001). Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau
melalui pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru.
Tapi agak jarang pada adrenal, lambung, duodenum, limpa. Kanker di kaput pankreas
lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut kolestasis
ekstrahepatal. Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi
perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kauda akan lebih sering
mengalami metastasis ke hati, bisa juga kelimpa (Setyono, 2001).
3. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Penyakit kanker pankreas dapat tumbuh pada setiap bagian pankreas, adalah pada
bagian kaput, korpus atau kauda dengan menimbulkan gejala klinis yang bervariasi
menurut lokasi lesinya dan bagaiman pulau langerhans yang mensekresikan insulin.
Tumor yang berasal dari kaput pankreas (yang merupakan lokasi paling sering) akan
memberikan gambaran klinik tersendiri. Dalam kenyataannya, karsinoma pankreas
memiliki angka keberhasilan hidup 5 tahunan, paling rendah bila dibandingkan dengan
karsinoma lainnya (Tjokronegoro, 2001). Gejala khas yaitu :
- Nyeri pada abdomen yang hebat khususnya pada epigastrium. Rasa sakit dan nyeri tekan
pada abdomen yang juga disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema
pada pankreas sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf.
- Ikterus, karena sumbatan pada duktus koledikus.
- Kadang-kadang timbul perdarahan gastrointestinal yang terjadi akibat erosi pada
duodenum yang disebabkan oleh tumor pankreas.
- Gangguan rasa nyaman menyebar sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan ke bagian
tengah punggung dan tidak berhubungan dengan postur tubuh maupun aktivitas sinoma
pankreas.
- Serangan nyeri dapat dikurangi dengan duduk membungkuk.
- Umumnya terjadi ansietas, dimana sel-sel ganas dari kanker pankreas sering terlepas dan
masuk ke dalam rongga peritoneum sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya
metastasis.
- Timbulnya gejala defisiensi insulin yang terdiri atas glukosuria, hiperglikemia dan
toleransi glukosa yang abnormal menyebabkan diabetes dan dapat menjadi tanda dini
kanker pankreas.

4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik


a. Laboratorium
Darah → anemia karena terjadi defisiensi zat besi, nutrisi, perdarahan per anal.
- Amylase serum meningkat.
- TES faal hati bilirubin, serum, SGT, SGOT
- Kadar glukosa darah > 20 %.
Urine → Pada penderita Diabetes Melitus.
Tinja → Apakah terapung dan kadar lemaknya meningkat.
b. Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen akan terasa suatu massa epigastrium. Letak tumor pada
peritoneal. Pada beberapa pasien dapat di raba adanya pembesaran kandung empedu,
hepatomegali (akibat bermetastasis). Bila ditemukan asites maka akan terjadi invasi ke
peritoneum.
c. Pemeriksaan Radiologi
- Yang paling baik adalah dengan menggunakan ERCP (Endoscopic Retrogade Cholangiong
Pancreatography).
- Duodenoskop → Dengan memasukkan media control ke dalam canula melalui papilla
vateri ke dalam duktus pankreatikus.
- PTC (Percutaneous TranshepaticCholangiography) è merupakan tindakan lain yang dapat
dilakukan untuk mengenali obstruksi saluran empedu oleh tumor pankreas. Apabila ada
tanda kolestasis ekstrahepatik di ujung duktus koledikus yang tumpul.
- Ultrasonografi
1) Tanda Primer yaitu pembesaran local pankreas, densitas gema massa yang tampak
rendah homogen, pelebaran saluran pankreas pada kaput.
2) Tanda sekunder → timbul gejala pelebaran saluran empedu.
d. Pemeriksaan Endoskopi
1) Duodenoskopi → Akan tampak pendesakan antrum lambung ke ventral.
2) Laparaskopi → Bila terlihat pembesaran organ di sekitar kurva duodenal yang
berbenjol, dengan disertai vaskularisasi.
e. Pemeriksaan CT
- Dapat dilakukan untuk menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat melalui
pembedahan.
- Pada pelebaran saluran pankreas sebagai akibat sumbatan di kaput.
f. Terapi Dengan Suportif
Untuk pasien yang sudah memperlihatkan tandakolestasis ekstrahepatik maka dilakukan
dekompresi dengan cara pengisapan cairan empedu.

5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan


Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika kita ingin mengangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah yaitu
definitive (eksisi total lesi) . sering tidak mungkin dilakukan karena pertumbuhan yang
sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien
dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika pasien
menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation
Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosisi tinggi pada jaringan tumor
dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi
radiasi tersebut

6. Komplikasi
· Kanker pancreas
· DM type 2
· Kolelitiasis
· Kolesistitis
7. WOC
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Dengan Fungsional Gordon

Pengkajian

- Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan dan atau keletihan

Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor
yang mempeiatan.

Pekerjaan mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta Keterbatasan
partisipasi dalam melakukan kegiatan

Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.

- Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan : Perubahan pada TD

- Integritas Ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress, mis:
merokok, minum alkohol, keyakinan/religius.
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis : lesi cacat, alopesia, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan control, serta depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
- Cairan/Makanan

Gejala: Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan. Perubahan pada BB, penurunan BB
hebat, berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, misal edema.
- Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat.

- Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok).

- Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama / berlebihan.

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.


No. DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut NOC  Pemberian Analgesik (Hal. 247)
 Pain Level  Manajemen Nyeri (Hal. 198)
 Pain control  Monitor Tanda-Tanda Vital (Hal. 237)
 Comfort level
Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC  Terapi Nutrisi (Hal. 443)


kebutuhan  Nutritional Status : food and Fluid Intake  Monitor Nutrisi (Hal. 235)
 Nutritional Status: nutrient Intake  Manajemen Cairan (Hal. 157)
 Weight control  Monitor Cairan (Hal. 229)
Kriteria Hasil :  Manajemen Berat Badan (Hal. 156)
 Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
badan
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
 Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dan menelan
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti

3. Gangguan rasa nyaman NOC  Manajemen lingkungan : Kenyamanan


 Ansiety (Hal. 192)
 Fear level  Pemberian Obat (Hal. 253)
 Sleep Deprivation  Manajemen pruritus (Hal. 205)
 Comfort, Readines for Enchanced

Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol kecemasan
 Status lingkungan yang nyaman
 Mengontrol nyeri
 Kualitas tidur dan istirahat adekuat
 Agresi pengendalian diri
 Respon terhadap pengobatan
 Control gejala
 Status kenyamanan meningkat
 Dapat mengontrol ketakutan
 Support social
5. Evaluasi

a. Nyeri akut b.d. peningkatan kadar enzim dalam pankreas teratasi.


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan berat badan
teratasi.
c. Gangguan rasa nyaman b.d pruritis teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner Dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Egc : Jakarta.

Marilynn E. Doengoes Dkk,. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 4. Egc : Jakarta.

R. Sjamsuhidajat Dan Wim Dejong,. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Egc : Jakarta

Setyono, Joko., 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika : Jakarta

Sylvia A. Price Dan Lorraine M. Wilson., 2006. Patofiologi Edisi 6. Egc : Jakarta.

Tjokronegoro, Prof.Dr.Arjatmo., 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi 3, Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“ LAPORAN PENDAHULUAN CA CAPUT PANKREAS”

OLEH :

KELOM

OLEH :

LUSIA DIRAH PANGESTI

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018

Anda mungkin juga menyukai