Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Gangguan pada ginjal Kelebihan
(Glomerulonefritis, Sindrom
- volume cairan
Nefrotik, GGA, GGK
DO:
Tidak dapat berfungsi sebagai
- Edema pada kedua
pengatur hemodinamik
mata dan kaki kanan.
Aliran darah ke ginjal menurun
- TD: 170/100 mmHg
- Hb: 7 mg/dl GFR menurun
- RR: 26 x/m Pelepasan renin-angiotensin
Vasokonstriksi, retensi Na &
H2O
Peningkatan TD
Peningkatan tekanan
hidrostatik kapiler
Mendorong cairan keluar dari
intravaskuler ke interstitial
edema
Kelebihan volume cairan
2. DS: Gangguan pada ginjal Ketidakefektifan
(Glomerulonefritis, Sindrom
perfusi jaringan
Nefrotik, GGA, GGK
DO: renal
Tidak mampu mensekresikan
- TD: 170/100 mmHg
hormon eritropoietin
- Hasil lab ureum: 80
Penurunan pembentukan sel
mg/dl darah merah
- Hasil lab kreatinin: 3
Jumlah Hb turun
mg/dl
Oksihemoglobin turun
Suplai oksigen ke jaringan
menurun
Ketidakefektifan perfusi
jaringan renal
3. DS: Gangguan pada ginjal Nyeri
(Glomerulonefritis, Sindrom
- Pasien mengeluh sakit
Nefrotik, GGA, GGK
kepala
Tidak dapat berfungsi sebagai
DO:
pengatur hemodinamik
- TD: 170/100 mmHg
Aliran darah ke ginjal menurun
- N: 110 x/menit
- RR: 26 x/menit GFR menurun
Pelepasan renin-angiotensin
Vasokonstriksi, retensi Na &
H2O
Peningkatan TD
Peningkatan tekanan vaskuler
serebral
nyeri akut
4. DS: - Gangguan pada ginjal Resiko
(Glomerulonefritis, Sindrom
penurunan curah
Nefrotik, GGA, GGK
DO: jantung
Tidak dapat berfungsi sebagai
- TD: 170/100 mmHg
pengatur hemodinamik
- N: 110 x/menit
Aliran darah ke ginjal menurun
- RR: 26 x/menit
- Edema pada kedua GFR menurun
mata dan kaki kanan Pelepasan renin-angiotensin
Vasokonstriksi, retensi Na &
H2O
Peningkatan TD
Preload meningkat
Beban jantung meningkat
Hipertrofi ventrikel
Penebalan dinding ventrikel
CO menurun
Penurunan curah jantung
5. DS: - Gangguan pada ginjal Resiko nutrisi
(Glomerulonefritis, Sindrom
kurang dari
Nefrotik, GGA, GGK
DO: kebutuhan tubuh
Tidak mampu
- Hasil lab:
mengekskresikan zat-zat sisa
Hb: 7 mg/dl (urea)
Ureum: 80 mg/dl Urea tertahan dalam darah
Kreatinin 3 mg/dl
Uremia
Gangguan keseimbangan
asam-basa
Produksi asam meningkat
Asam lambung meningkat
Stomatitis, gastristis
Nausea,vomitus
resiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
B. Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan pada suplai pembuluh darah
ginjal yang mengakibatkan iskemia, nekrosis tubular, penurunan laju filtrasi glomerulus;
disfungsi ginjal, dan retensi natrium.
2. Resiko penurunan curah jantung dengan faktor resiko peningkatan beban kerja ventrikel
sekunder akibat kelebihan cairan (disfungsi/gagal ginjal), ketidakseimbangan elektrolit
(kalium, kalsium), efek uremik pada otot jantung/oksigenasi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan renal b/d perubahan afinitas hemoglobin terhadap
oksigen, penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah, hipervolemia, gangguan aliran
arteri/vena
4. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan faktor resiko pembatasan
diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, peningkatan kebutuhan metabolik,
anoreksia, mual, muntah, ulkus mukosa mulut.(yang mungkin muncul)
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan, kelemahan umum
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk sekunder akibat cairan
ekstraseluler
3. Ansietas berhubungan dengan prognosis yang tidak diketahui keparahan penyakit
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan keutuhan berhubungan dengan
kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelebihan beban volume, anemia
6. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
7. Resiko infeksi dengan faktor resiko meliputi pertahanan sekuunder Hb menurun
C. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan pada suplai pembuluh darah
ginjal yang mengakibatkan iskemia, nekrosis tubular, penurunan laju filtrasi glomerulus;
disfungsi ginjal, dan retensi natrium.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .... x 24 jam,
keseimbangan cairan tidak akan terganggu.
Kriteria hasil : - Keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
- Berat jenis urin dalam batas normal
- keseimbangan elektrolit dan asam-basa
- berat badan stabil
- Tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada edema
Intervensi
a. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sacral, dan periorbital pada skala 1+
sampai 4+
b. Kaji komplikasi pulmoner dan atau kardiovaskuler yang diindikasikan dengan
meningkatnya distress pernapasan, meningkatnya frekuensi nadi, meningkatnya
tekanan darah, bunyi jantung tidak normal dan atau bunyi napas tidak normal
c. Kaji edema ekstremitas atau bagian tubuh terhadap gangguan sirkulasi dan integritas
kulit
d. Kaji efek pengobatan (steroid, diuretic, dan litium) pada edema
e. Pantau secara teratur lingkar abdomen dan tungkai bawah
f. Timbang berat badan setiap harridan panatu kemajuanya
g. Pertahankan keakuratancatatan asupan dan haluaran
h. Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan (perubahan elektrolit,
peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan
kadar osmolaritas urine)
i. Pantau indikasi kelebihan/retensi cairan (misalnya ronchi, peningkatan CVP, atau
tekanan kapiler pulmonal, edema, distensi vena leher, dan acites) sesuai dengan
keperluan.
j. Ajarkan pada pasien untuk memeperhatikan penyebab dan mengatasi edema,
pembatasan diet, dan penggunaan, dosis, dan efek samping pengobatan yang
dianjurkan
k. Pengelolaan cairan, anjurkan pasien puasa sesuai kebutuhan
Kolaborasi
l. Lakukan dialysis jika diindikasikan
m. Konsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan volume cairan muncul atau
memburuk
n. Berikan diuretic sesuai kebutuhan
Aktivitas lain
o. Ubah posisi setiap waktu
p. Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan aliranm darah balik vena
q. Pertahankan alokasi pembatasan cairan untuk pasien
r. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam sesuai kebutuhan
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan faktor resiko pembatasan
diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, peningkatan kebutuhan metabolik,
anoreksia, mual, muntah, ulkus mukosa mulut.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .... x 24 jam, resiko
perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : - Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal.
- Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal.
- Menoleransi diet yang dianjurkan.
Intervensi :
a. Kaji/catat pemasukan diet
R/ Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik
umum, gejala uremik (mual, anoreksia, gangguan rasa) dan pembatasan diet multipel
mempengaruhi pemasukan makanan.
b. Berikan makanan sedikit tapi sering.
R/ meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/menurunnya
peristaltik.
c. Tawarkan perawatan mulut sering/cuci dengan larutan (25%) cairan asam asetat.
Berikan permen karet, permen keras, penyegar mulut diantara makan.
R/ membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulut menyejukkan,
meminyaki, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang sering tidak nyaman pada
uremia dan membatasi pemasukan oral. Pencucian dengan asam asetat membantu
menetralkan amonia yang dibentuk oleh perubahan urea.
d. Timbang berat badan tiap hari.
R/ Pasien puasa/katabolik akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari. Perubahan
kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan.
e. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, albumin serum, transferin, natrium,
dan kalium.
R/ Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan dan kebutuhan/efektivitas terapi.
f. Konsul dengan ahli gizi.
R/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan, dan
mengidentifikasi rute paling efektif dan produknya contoh tambahan oral, makanan
selang, hiperalimentasi.
g. Berikan kalori tinggi, diet rendah/sedang protein. Termasuk kompleks karbohidrat
dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (hindari sumber gula pekat).
R/ Jumlah protein eksogen yang dibutuhkan kurang dari normal kecuali pada pasien
dialisis. karbohidrat memenuhi kebutuhan energi dan membatasi jaringan
katabolisme, mencegah pembentukan asam keto dari oksidasi protein dan lemak.
Intoleran karbohidrat menunjukkan DM dapat terjadi pada gagal ginjal berat. Asam
amino esensial memperbaiki keseimbangan dan status nutrisi.
h. batasi kalium, natrium, dan pemasukan fosfat sesuai indikasi.
R/ Pembatasan elektrolit ini diperlukan untuk mencegah kerusakan ginjal lebih
lanjut, khususnya bila dialisis tidak menjadi bagian pengobatan, dan/atau selama fase
penyembuhan.
i. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi:
- Sediaan Besi
R/ Defisiensi besi dapat terjadi bila protein dibatasi, pasien anemik atau gangguan
fungsi GI.
- Kalsium
R/ Memperbaiki kadar normal serum untuk memperbaiki fungsi jantung dan
neuromuskular, pembekuan darah, dan metabolisme tulang.
- Vitamin D
R/ Perlu untuk memudahkan absorbsi kalsium dari traktus GI.
- Vitamin B kompleks
R/ Vital sebagai koenszim pada pertumbuhan sel dan kerjanya. Pemasukan
diturunkan untuk pembatasan protein.
- Antiemetik
R/ Diberikan untuk menghilangkan mual/muntah dan dapat meningkatkan
pemasukan oral.