Normal
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DO:
- Ketidakseimbanga
n elektrolit:
Natrium 130 mEq,
GRF <<
kalium 5,0 mmol/l
- Pekak di abdomen
- Edema +3 ( ke 2
ektremitas bawah)
Ketidakmampuan ginjal
- RR: 28 x/menit
mengencerkan urin
- TD: 160/100
TD>>>
Edema
- Klien mengeluh
lemas dan tidak bisa
beraktivitas
GGK
DO:
- Klien tampak
pucat, konjungtiva Produksi hormon eritropoietin
anemis, turun
- TD: 160/100
- RR: 28x/menit
Anemia renal
- Pergerakan otot
nafas tambahan
- HB 9,6 g/dL
Keletihan
- MCH 22,1pg/sel
DO:
Produksi Hb turun
- Edema +3
- Nyeri tekan
- Klien tampak
pucat
Oksihemoglobin turun
- Konjungtiva
anemis
- GDS 226 mg/dl
- TD 160/100
Suplai O2 turun
mmHg
- HB: 9,6 g/dl
Lemas
Intoleran Aktivitas
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
- RR: 28 x/menit
- Ada pergerakan Muatan asam ( H+)
otot napas
Meningkat
tambahan
Asidosis metabolik
Pernapasan kusmaul
Sindrom uremia
Pruritus
- TD:
160/100mMhg
- Pasien tampak
pucat
- RR: 28x/menit
- Mengetahui adanya
parthesia ( kesemutan)
Manajemen sensasi perifer
pada pasien
- Untuk mengidentifikasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor Pernafasan Pola nafas yang tidak efektif
(3)
selama 3x24 jam, status pernafasan Monitor kecepatan, irama, dapat diperlihatakan melalui
meningkat, dengan kriteria hasil: kedalaman, dan kesulitan irama nafas, kedalaman,
Frekuensi napas, deviasi ringan bernafas kesulitan nafas, pergerakan
dari kisaran normal Catat pergerakan dada dada (adanya otot
Penggunaan otot bantu Monitor suara nafas tambahan) sehingga monitor
pernafasan tidak ada Monitor pola nafas tiga hal tersebuh dapat
Dispnea ringan Monitor saturasi oksigen dilakukan untuk melihat
perbaikan pola nafas
Auskultasi suara nafas
Saturasi oksigen merupakan
Palpasi kesimetrisan paru
komponen penting dalam
TTV dan indikasi
diberikannya terapi oksigen
Auskultasi dilakukan untuk
mendengar suara napas
tambahan
Palpasi untuk melihat
kesimetrisan dinding dada
saat inspirasi dan ekspirasi
Manajemen Pruritus
- Anjurkan pasien
- Berikan krim atau losion
menggunakan krim atau
yang mengandung obat
lotion utnuk mencegah
sesuai kebutuhan
kerusakan itegritas kulit
- Instruksikan pasien untuk
- Anjurkan pasien dengan
membatasi mandi
kompres hangat dan batasi
- Instruksikan pasien untuk
mandi
mandi dengan air hangat
- Anjurkan pasien untuk
- Instruksikan pasien untuk
menggunakan telapak
menggunakan telapak tangan
tangakn ketika menggosok
ketika menggosok area kulit
area kulit untuk menjaga
yang luas
kondisis kulit agar
kelembabpan stabil dan
mengurngi rasa nyeri
Manajemen Energi
(5) Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kaji status fisiologis pasien - Untuk mengetahui penyebab
selama 3x24 jam, tingkat kelelehan
Monitor intake nutrisi kelelahan klien
berkurang dengan kriteria hasil
Monitor sistem - Untuk mengetahui sumber
Jelaskan prosedur
Mengurangi kecemasan
hemodialisis
pasien akan tindakan
Informasikan mengenai siapa
Meningkatkan kepercayaan
yang melakukan tindakan
pasien
Kaji pengalaman pasien dan
Mengetahui sejauh mana
tingkat pengetahuan
pemahaman pasien terkait
tindakan yang akan
diberikan
1. Penatalaksanaa Gagal Ginjal Kronik
yang lain karena baik tidaknya layanan profesi keperawatan dirasakan langsung
oleh pasien. Adanya hubungan yang bermakna antara peran perawat sebagai care
giver dengan kualitas hidup pasien, peran perawat sebagai care giver sangat
penting bagi pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik. (GGK). Hemodialisa
darah manusia melalui membran semi permiabel sebagai pemisah darah dan
cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra
dilakukan pada pasien GGK karena dengan melakukan terapi hemodialisa pasien
dapat mampu bertahan hidup. Namun dalam tindakan tersebut mempunyai efek
samping yang sangat berpengaruh pada kondisi pasien yang sudah melakukan
ada juga intervensi Mindfulness, intervensi ini merupakan salah satu intervensi
keperawatan yang dapat diterapkan perawat untuk mengurangi masalah stres pada
pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) bahwa terapi Mindfulness terbukti efektif
menurunkan tingkat stres dan depresi pada pasien Gagal Ginjal Kronik, intervensi
keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta dapat menerimanya secara
terbuka.
A. Autonomi (kebebasan)
Autonomi merupakan salah satu dalam aspek legal etik dimana pada kasus
ini menghormati keputusan pasien untuk menentukan nasibnya, dalam hal ini
manusia untuk memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri, Perawat
Yaitu keharusan untuk berbuat baik kepada pasien, setiap tindakan medis
dan keperawatan harus ditujukan untuk kebaikan pasien. Berarti melakukan yang
keluarga. Dalam hal ini perawat perawat harus memberikan pelayanan yang
terbaik pada pasien sehingga tidak merugikan pasien dan keluarga pasien
pasien, setiap tindakan medis dan keperawatan tidak boleh memperburuk keadaan
pasien. Dalam hal ini ketika perawat sedang melakukan tindakan keprawatan tidak
tindakan medis keperawatan harus bersifat adil, tenaga medis harus menjunjung
prinsip keadilan apabila akan melakukan tindakan kepada pasien. Dalam hal ini
perawat dan tenaga medis yang lain harus bersipat adil dalam melakukan tindakan
Veracity ( kejujuran )
kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain. Nilai ini sangat diperlukan
kepada klien serta memiliki komitmen dalam memberikan pelayanan dengan baik.
Dalam hal ini perawat harus setia pada komitmennya dan harus menepati janji
setiap privasi klien, segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
Kesehatan klien hanya boleh dibaca Ketika klien dalam pengobatan baik pada saat