Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

pada Pasien CKD on HD


PENGERTIAN
Gagal ginjal kronis adalah ketika fungsi ginjal
menurun secara bertahap akibat kerusakan jaringan
ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis
didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan
ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Hemodialisis adalah proses pembersihan
darah dari zat-zat sampah, melalui proses
penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis
menggunakan ginjal buatan berupa mesin
dialisis. Hemodialisis dikenal secara umum
dengan istilah cuci darah
PENYEBAB DAN GEJALA
Penyebab
• Diabetes yang tidak terkontrol
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
• Gangguan saluran urine yang berkepanjangan, karena batu
ginjal, pembesaran prostat
•Gagal ginjal akut yang tidak di obati

Gejala
• Tekanan darah tinggi
• Kulit kering
• Buang air makin dikit
• Pembengkakan pada kaki hingga ke tangan
• Berat badan meningkat akibat penumpukan cairan
• Sesak nafas
Data objektif
CONTOH KASUS Kesadaran Sopor GCS E2M2Vett, on vent
mode vc simv peep +8, rr 12, tv 350, fio2 70%,
ps 13. TD: 138/65 mmHg, HR: 83x/menit, S:
37,5 C, RR: 21x/menit, Skala nyeri 18, Spo2
99%. Terpasang ett slem warna kuning
Data subjektif kecoklatan, Terpasang cvc di subklavia
sinistra dengan ivfd novorapid 20/20
0,5ml/jam, terpasang CDL di subclavia dextra,
Pasien tidak dapat dikaji terpasang ngt residu tidak ada, diet neftisol-D
3x200ml, n.diabet 3x200ml, terdapat luka
decubitus di sacrum grade 2, luka lecet di
bagian pinggir warna merah dan warna hitam
di bagian tengah, luka bersih dan tertutup
kassa, turgor kulit elastis, Reflek batuk lemah,
kekuatan otot menurun, tampak edema pada
tangan dan kaki, Mukosa mulut tampak kering
Intake/24jam: 1637
Output/24jam: 935
Balance: (+)702
HASIL LABORATORIUM

Tanggal 01-10-23
Albumin: 2,7 HbA1C: 5,7 Homoglobin: 10,4
Hematokrit: 31 Leukosit: 9900 Trombosit: 51000
Tanggal 02-10-2023
Ureum: 86, Creatinin: 3,68 Natrium: 126 kalium:
4,6 Klorida: 96,GDS: 132
Hasil kultur darah: Tidak tampak pertumbuhan
kuman
Hasil kultur sputum: klebsiella pneumoniae ssp
pneumoniae
Hasil kultur urine: Tidak tampak pertumbuhan
kuman
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Dx 1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas (D.0001)
Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.

Data Mayor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif:
•Tidak mampu batuk
•Sputum/slem berlebih

Data Minor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif:
•Pola nafas berubah
•Frekuensi nafas berubah
Bersihan Jalan Nafas (L.01001)
Definisi: kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

Kriteria Hasil:
•Batuk efektif meningkat
•Produksi sputum menurun
•Pola nafas mambaik
•Frekuensi nafas membaik
•Dispnea menurun
Intervensi
DX 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Manajemen jalan nafas (I.01012)
Definisi: Mengindentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
nafas

Observasi
•Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
•Monitor bunyi nafas tambahan (mengi, wheezing, ronkhi)
•Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
•Posisikan semi fowler atau fowler
•Pertahankan kepatenan jalan nafas
•Lakukan fisioterpy dada
•Lakukan penghisapan lendir kurang lebih 15 detik
•Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan lendir
•Beri oksigen

Edukasi
•Ajarkan pasien untuk nafas dan batuk efektif (bila pasien kooperatif)

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
DX 2. Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau
percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler,
interstisal atau intraseluler

Subjekti: Pasien tidak dapat dikaji


Objektif:
Mukosa mulut tampak kering
Intake/24jam: 1637
Output/24jam: 935
Balance/24jam: (+)702
Keseimbangan cairan (L.03020)
Definisi: Equilibrium antara volume cairan di ruang
intraselular dan ekstraselular tubuh

Kriteria Hasil
•Membran mukosa meningkat
•Edema menurun
•Intake cairan membaik
•Output cairan membaik
•Turgor kulit membaik
Intervensi
DX 2. Risiko ketidakseimbangan cairan
Manajemen cairan (I.03098)
Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan
mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan

Observasi
•Monitor hemodinamik
•Observasi pemeriksaan laboratorium

Terapeutik
•Catat intake, output dan balance cairan/24jam
•Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
•Pembatasan minum pasien, jumlah cairan
masuk atau minum tidak lebih 500 ml

Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
DX 3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan disfungsi pankreas (D.0027)
Definisi: Variasi kadar glukosa darah naik atau turun dari
rentang normal

Data Mayor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif:
•Kadar glukosa dalam darah/urine tinggi

Data Minor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif:
•Jumlah urine meningkat
Kestabilan kadar glukosa darah (L.03022)
Definisi: Kadar glukosa darah berada pada rentang normal

Kriteria Hasil
•Tingkat kesadaran meningkat
•Mulut kering menurun
•Kadar glukosa darah membaik
Intervensi
DX 3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Manajemen hiperglikemia (I.03115)
Definisi: mengidentifikasi dan mengelola kadar
glukosa di atas normal

Observasi
•Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
•Monitor kadar gula darah
•Monitor intake, output, dan balance
Terapeutik
•Beri asupan cairan
•Cek gds/4jam

Edukasi
•Pemberian obat oral atau insulin
•Anjurkan monitor kadar gula darah

Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian insulin
DX 4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kekurangan atau kelebihan volume cairan (D.0129)
Definisi: kerusakan kulit (dermis atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi, dan atau ligamen)

Data Mayor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif
•Tampak luka decubitus grade 2 di sacrum

Data Minor
Subjektif: Pasien tidak dapat dikaji
Objektif:
•Tampak luka decubitus di sacrum
Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
Definisi: kebutuhan kulit (dermis dan atau epidermis) atau
jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
kartilago, kapsul sendi dan atau ligamen)

Kriteria Hasil
•Elastisitas kulit meningkat
•Kerusakan kulit menurun
•Kemerahan menurun
Intervensi
Dx 4. Gangguan integritas kulit
Perawatan integritas kulit (I.11353)
Definisi: mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga
keutuhan, kelembaban, dan mencegah perkembangan
mikroorganisme

Observasi
•Identifikasi kondisi luka

Terapeutik
•Ubah posisi mika miki tiap 2 jam
•Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik sesuai program
Edukasi
•Ajarkan perawatan luka kepada keluarga

Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian obat topikal pada kulit sesuai
program
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai